MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

30
MAKALAH POSISI, FUNSI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Pembelajaran Berbasis Komputer Oleh : Ahmad Miftahurroyyan (0700569) PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Transcript of MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

Page 1: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

MAKALAH

POSISI, FUNSI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

Untuk memenuhi tugas individu

mata kuliah Pembelajaran Berbasis Komputer

Oleh :

Ahmad Miftahurroyyan

(0700569)

PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2011

Page 2: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW,

hingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Media Pembelajaran”.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah

Pembelajaran Berbasis Komputer.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan

dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Bandung, 17 Februari 2011

Penulis

ii

Page 3: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...............................................................................1

BAB II

PEMBELAJARAN, MEDIA, DAN MEDIA PEMBELAJARAN..................................3

A. PEMBELAJARAN...................................................................................3

B. MEDIA PEMBELAJARAN........................................................................6

1. Posisi Media Pembelajaran..............................................................8

2. Fungsi Media Pembelajaran.............................................................8

3. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran...................................9

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran.....................................................11

5. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran.......................................13

BAB III

KESIMPULAN..............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

iii

Page 4: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pernahkah guru menghadapi kesulitan dalam menjelaskan suatu

materi pelajaran kepada murid? Misalnya : guru ingin menjelaskan

tentang seekor binatang padang pasir yang disebut unta kepada murid TK

atau SD di kelas awal. Contoh lain guru ingin menjelaskan tentang kereta

api kepada murid di daerah yang tidak ada kereta api, guru akan

menjelaskan tentang pasar terapung, guru akan menjelaskan tentang

bahayanya narkoba dan zat adiktif. Berikut ini beberapa cara yang

mungkin dapat dilakukan oleh guru.

Cara pertama, guru bercerita tentang unta, kereta api, pasar

terapung atau narkoba dan zat adiktif. Guru dapat bercerita mungkin

karena pengalaman, membaca buku, cerita orang lain atau pernah

melihat objek-objek itu. Apabila murid-murid di sekolah tersebut sama

sekali belum tahu, belum pernah melihat objek-objek tersebut di televisi

atau melihat gambarnya di buku, maka betapa sulitnya guru menjelaskan

hanya dengan kata-kata tentang objek tersebut. Kalau gurunya seorang

yang ahli berceritera, tentu cerita guru itu akan sangat menarik bagi

murid-muridnya. Namun tidak semua orang diberikan karunia kepandaian

bercerita. Penjelasan dengan kata-kata mungkin akan menghabiskan

waktu yang lama. Pemahaman murid berbeda sesuai dengan

pengetahuan mereka sebelumnya, bahkan mungkin akan menimbulkan

kesalahan persepsi.

Cara kedua, guru membawa murid studi wisata melihat obyek-

obyek itu. Guru membawa murid ke stasiun kereta, ke RSKO, atau

menugasi muridnya melakukan pengamatan dan wawancara. Cara ini

lebih efektif dibandingkan dengan cara lainnya. Namun masalahnya

berapa biaya yang harus ditanggung, dan berapa lama waktu yang

1

Page 5: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

diperlukan. Cara ini efektif walaupun tidak efisien. Tidak mungkin semua

murid dapat mengalami karena berbagai keterbatasan misalnya jarak,

tempat dan biaya.

Cara ketiga, guru membawa gambar , lukisan, foto, slide, film,

video-vcd, tentang objek-objek tersebut. Cara ini akan membantu guru

dalam memberikan penjelasan. Selain menghemat kata-kata, menghemat

waktu, penjelasan guru pun akan lebih mudah dimengerti oleh murid,

menarik, membangkitkan motivasi belajar,menghilangkan

Kesalahanpemahaman, serta informasi yang disampaikan menjadi

konsisten.

Ketiga cara di atas dapat kita sebutkan, cara pertama sebagai

informasi verbal, cara kedua belajar pengalaman nyata, sedangkan cara

ketiga informasi melalui media. Di antara ketiga cara tersebut, cara ketiga

adalah cara yang paling tepat dan bijaksana dilakukan oleh guru. Media

belajar itu diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan

efisien.

Oleh karena itu sebagai seorang calon pengajar atau guru perlu

memahami apa yang disebut sebagai media pembelajaran agar kita dapat

mengembangkan media pembelajaran yang lebih baik.

2

Page 6: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

BAB II

PEMBELAJARAN, MEDIA, DAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. PEMBELAJARAN

Pembelajaran merupakan interaksi atau hubungan timbal balik antara

siswa dengan guru dan antara sesama siswa dalam proses

pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur saling

memberi dan menerima. Dalam interaksi belajar mengajar ditandai

sejumlah unsur:

a. Tujuan yang hendak dicapai

b. Siswa, guru dan sumber belajar lainnya

c. Bahan pelajaran

d. Metode yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar

mengajar.

Hakekat belajar adalah suatu proses perubahan sikap, tingkah

laku, dan nilai setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar.

Sumber belajar ini selain guru dapat berupa buku, lingkungan,

Teknologi Informasi dan Komunikasi atau sesama pembelajar (sesama

siswa). Sedangkan istilah mengajar dalam pengertian di atas adalah

kegiatan dalam menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa

untuk belajar. Dengan demikian mengajar tidak harus merupakan

proses tranformasi pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses itu

merupakan proses pembelajaran. Tugas guru adalah menciptakan

situasi siswa belajar. Berbagai pandangan tentang bagaimana

belajar harus terjadi telah dilontarkan para ahli. Menyangkut belajar

aktif Piaget tidak menunjuk hanya pada aksi luar yang ditunjukkan

siswa. Ia mencontohkan yang digunakan oleh Socrates yaitu dengan

metode Socratik (utamanya tanya jawab) untuk mengkondisikan

3

Page 7: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

siswa dalam 1situasi aktif mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya. Tugas guru adalah mengungkap apa yang

telah dimiliki siswa dan dengan penalarannya dapat bertanya

secara tepat pada saat yang tepat pula sehingga siswa

mampu membangun pengetahuannya melalui penalaran berdasar

pengetahuan awal yang dimiliki siswa tersebut. Bahkan jawaban

benar bukan tujuan utama. Yang utama ialah bagaimana siswa

dapat memperkuat penalaran dan meyakini kebenaran proses

berpikirnya yang tentunya akan membawa ke jawaban yang benar. Hal

ini selaras dengan : “penilaian yang berprinsip menyeluruh”, yaitu

penilaian yang mencakup proses dan hasil belajar, yang secara

bertahap menggambarkan perubahan tingkah laku. Menurut As’ari

(2000) perilaku pembelajaran matematika yang diharapkan seharusnya

adalah sebagai berikut:

1. Pemberian informasi, perintah dan pertanyaan oleh guru

mestinya hanya sekitar 10 sampai dengan 30 %, selebihnya

sebaiknya berasal dari siswa.

2. Siswa mencari informasi, mencari dan memilih serta

menggunakan sumber informasi.

3. Siswa mengambil inisiatif lebih banyak.

4. Siswa mengajukan pertanyaan.

5. Siswa berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran.

6. Ada penilaian diri dan ada penilaian sejawat.

Dengan demikian pembelajaran matematika yang bermutu akan terjadi

jika proses belajar yang dialami siswa dan proses mengajar yang

dialami oleh guru adalah efektif.

Dalam penilaian, efektifitas proses belajar mengajar haruslah

ditinjau keefektifan komponen yang berpengaruh dalam PBM.

4

Page 8: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

Misalnya siswanya termotivasi untuk belajar, materinya menarik,

tujuannya jelas, dan hasilnya dapat dirasakan manfaatnya. Untuk

memperoleh hasil belajar matematika yang optimal perlu didukung

oleh kerangka umum kegiatan belajar yang mendukung

berlangsungnya proses belajar, yang dikenal sebagai struktur

pengajaran matematika. Struktur pengajaran ini memuat (1)

Pendahuluan, (2) Pengembangan, (3) Penerapan dan, (4) Penutup.

Kesiapan siswa dalam belajar disiapkan guru selama tahap

pendahuluan, baik dengan memberikan motivasi, maupun revisi atas

kemungkinan bahan yang telah mereka pelajari namun ada

miskonsepsi sebagai apersepsi bagi konsep atau prinsip baru yang akan

dipelajari dalam tahap kedua.

Tahap pengembangan merupakan tahap utama dalam hal siswa

belajar materi baru. Sesuai prinsip belajar aktif, maka tahap ini

perlu dikembangkan melalui optimalisasi proses pembelajaran,

misalnya dengan teknik bertanya, penggunaan lembar kerja, diskusi,

dan sebagainya. Tahap ketiga, penerapan hal-hal yang dipelajari

pada tahap kedua, tahap pelatihan serta penggunaan dan

pengembangan penalaran lebih lanjut. Tahap terakhir dapat berisi

pemantapan, merangkum berbagai hal yang telah dipelajari

pada tatap muka yang baru berlangsung dan penugasan. Pada

kegiatan merangkum pun untuk lebih membelajarkan siswa, guru

dapat mengembangkan teknik bertanya.

Menurut paham konstruktivistik, belajar merupakan hasil konstruksi

sendiri (pebelajar) sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan

belajar. Pengkonstruksian pemahaman dalam ivent belajar dapat

melalui proses asimilasi atau akomodasi. Secara hakiki, asimilasi dan

akomodasi terjadi sebagai usaha pebelajar untuk menyempurnakan

atau merubah pengetahuan yang telah ada di benaknya (Heinich, et.al.,

2002). Pengetahuan yang telah dimiliki oleh pebelajar sering pula

diistilahkan sebagai prakonsepsi. Proses asimilasi terjadi apabila

terdapat kesesuaian antara pengalaman baru dengan prakonsepsi yang

5

Page 9: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

dimiliki pebelajar. Sedangkan proses akomodasi adalah suatu proses

adaptasi, evolusi, atau perubahan yang terjadi sebagai akibat

pengalaman baru pebelajar yang tidak sesuai dengan prakonsepsinya.

Tinjauan filosofis, psikologi kognitif, psikologi sosial, dan teori sains

sepakat menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses

perubahan (Dole & Sinatra, 1998). Siswa sendiri yang melakukan

perubahan tentang pengetahuannya. Peran guru dalam pembelajaran

adalah sebagai fasilitator, mediator, dan pembimbing. Jadi guru hanya

dapat membantu proses perubahan pengetahuan di kepala siswa

melalui perannya menyiapkan scaffolding dan guiding, sehingga siswa

dapat mencapai tingkatan pemahaman yang lebih sempurna

dibandingkan dengan pengetahuan sebelumnya. Guru menyiapkan

tanggga yang efektif, tetapi siswa sendiri yang memanjat melalui

tangga tersebut untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.

Berdasarkan paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut,

maka prinsip media mediated instruction menempati posisi cukup

strategis dalam rangka mewujudkan ivent belajar secara optimal.

6

Page 10: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

B. MEDIA PEMBELAJARAN

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan

sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima

(Heinichet.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu

komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju

komunikan (Criticos, 1996).

Sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang

diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan

belajar”. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan

penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau

informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar.

Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar

(learning matterial) yang diterima siswa diperoleh melalui media. Hal

ini sesuai dengan pendapat Lesle J. Briggs (1979) yang menyatakan

bahwa media pembelajaran sebagai “the physical means of conveying

instructional content..book, films, videotapes, etc. Lebih jauh Briggs

menyatakan media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi siswa

supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai efektifitas media,

Brown (1970) menggaris bawahi bahwa media yang digunakan guru

atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar

dan mengajar.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikembangkan beberapa

pemahaman tentang posisi media serta peran dan kontribusinya dalam

kegiatan pembelajaran.Beberapa pemahaman itu antara lain :

(1) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan

ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima

pesan tersebut.

(2) aplikasi media pembelajaran berpijak pada kaidah ilmu komunikasi,

yang antara lain dikatakan Lasswell (1982) “who says what in which

channels to whom in what effect” Secara rinci dapat diuraikan sebagai

berikut :

7

Page 11: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

1. Who, siapa yang menyatakan? (guru, widyaiswara, instruktur,

fasilitator

2. dan semua yang berfungsi sebagai pengirim pesan).

3. What, pesan atau ide/gagasan apa yang disampaikan (dalam

kegiatan

4. pembelajaran ini berarti bahan ajar atau materi yang akan

disampaikan).

5. Which Channels, dengan saluran apa, media saluran apa, media

atau

6. sarana apa, pesan itu ingin disampaikan.

7. To Whom, kepada siapa (sasaran, siswa, peserta didik)

8. What effect, dengan hasil atau dampak apa?

Dari unsur-unsur di atas, tampaknya yang menjadi target (goal) dari

suatu kegiatan pembelajaran adalah dampak atau hasil yang ingin

dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kajian kependidikan,

istilah itu dikenal dengan nama “meaningful learning experience”, yaitu

suatu pengalaman belajar yang bermakna sebagai hasil dari suatu

kegiatan pembelajaran (instruction). Terjadinya belajar bermakna ini

tidak terlepas dari peran media terutama dari kedudukan dan

fungsinya.

Secara umum media mempunyai kegunaan:

1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid

dengan sumber belajar.

4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &

menimbulkan persepsi yang sama.

8

Page 12: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton

(1985) bahwa penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar

dan pembelajaran dapat lebih menarik sebagai berikut :

1. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

belajar

2. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

3. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

4. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.

5. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan

6. Peran guru berubahan kearah yang positif

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan

oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan

media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat

verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk

pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat, karena bila secara

langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan dalam

pengucapan, pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset

audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan

narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu

pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.

1. Posisi Media PembelajaranOleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi

dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran

menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen

sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi

dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak

akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah

komponen integral dari sistem pembelajaran.

9

Page 13: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

2. Fungsi Media PembelajaranDalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai

pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).

Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam

menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan

pembelajaran.

Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi

media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan

hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga

kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al.,

2001) adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya

dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu

obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian

dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat

disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati

kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif,

artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian

dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan,

misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat

pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif,

artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya

dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau

Radio.

10

Page 14: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

3. Landasan Penggunaan Media PembelajaranAda beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media

pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis,

dan empiris. Landasan filosofis. Ada suatu pandangan, bahwa

dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di

dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang

manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam

pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benarkah pendapat

tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran

justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan

media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan

kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan

untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai

dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi

tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat

tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan

guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru

menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki

kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi

yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media

hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan

akan tetap menggunakan pendekatan humanis.

Landasan psikologis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya

proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode

pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi

hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping

memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,

memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal

agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk

maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat

sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan

11

Page 15: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang

akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. Kajian

psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari

hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan

kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan

media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome

Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran

hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran

atau film (iconic representation of experiment) kemudian ke belajar

dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic

representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya

untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, Charles F.

Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak

pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia

membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke

yang paling abstrak.

Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan

dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata,

kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata,

dilanjutkan ke siwa sebagai pengamat terhadap kejadian yang

disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat

kejadian yang disajikan dengan simbul.

Landasan teknologis. Teknologi pembelajaran adalah teori dan

praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan

penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran

merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,

prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis

masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi,

dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana

kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam

teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam

bentuk kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang

telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam

12

Page 16: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem

pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk

pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.

Landasan empiris. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa

terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan

karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa.

Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia

belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan

karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe

belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran

menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau

film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih

suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara,

atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari

kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual.

Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan

media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru,

tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik

pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu

sendiri.

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran Banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta

mengklasifikasikan karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun

klasifikasi menurut kontrol pada pemakai. Namun demikian, secara

umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan

gerak. Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:

1. Media audio visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film

pada televisi, Televisi, dan animasi

2. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman

suara, dan sound slide.

3. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.

4. Media visual bergerak, seperti: film bisu.

13

Page 17: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

5. Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone,

slide bisu.

6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.

7. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Lebih lanjut Schramm, mengelompokkan media dengan

membedakan antara media rumit mahal (big media) dan media

sederhana murah (little media). Kategori big media, antara lain:

komputer, film, slide, progran video. Sedangkan little media antara

lain: gambar, realia sederhana, sketsa.. Sedangkan Klasek (1997)

membagi media pembelajaran sebagai berikut: 1) media visual, 2)

media audio, 3) media “display”, 4) pengalaman nyata dan simulasi,

5) media cetak, 6) belajar terprogram, 7) pembelajaran melalui

komputer atau sering dikenal Program Computer Aided Instruction

(CAI).

Beberapa pendapat tentang pengelompokan media di atas,

menunjukan keberagaman media. Hal ini bernilai positif untuk

memberikan pilihan secara selektif kepada guru untuk

menggunakan media sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi

dan kondisi psikologis siswa. Namun demikian, dari beberapa

pengelompokan tersebut dapat kita simpulkan bahwa media terdiri

atas :

1. Media visual : yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang

termasuk kelompok visual, seperti foto, gambar, poster, grafik,

kartun, liflet, buklet, torso, film bisu, model 3 dimensi seperti

diorama dan mokeup.

2. Media Audio : adalah media yang hanya dapat didengar saja,

seperti kaset audio, radio, MP3 Player, iPod.

3. Media Audio Visual : yaitu media yang dapat dilihat sekaligus

dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi, sound

slide

4. Multimedia : adalah media yang dapat menyajikan unsur media

secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis dan film.

14

Page 18: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

Multimedia sering diidentikan dengan komputer, internet dan

pembelajaran berbasis komputer (CBI).

5. Media Realia : yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan

alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah

diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, insektarium,

herbarium, air, sawah dan sebagainya.

Secara sederhana kehadiran media dalam suatu kegiatan

pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman

yang dimiliki para siswa.

2. Media yang disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas.

3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya.

4. Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman

pengamatan siswa.

5. Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat

menanamkan konsep dasar yang kongkrit, benar, dan berpijak

pada realitas.

6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Media mampu membangkitkan motivasi dan merangsang peserta

didik untuk belajar.

8. Media mampu memberikan belajar secara integral dan

menyeluruh dari yang kongkrit ke yang abstrak, dari seserhana ke

rumit.

Berdasarkan beberapa nilai praktis tersebut maka dikembangkan

media dalam suatu konsepsi teknologi pembelajaran yang memiliki

ciri: (a) berorientasi pada sasaran (target oriented), (b)

menerapkan konsep pendekatan sistem, dan (c) memanfaatkan

sumber belajar yang bervariasi. Sehingga aplikasi media dan

teknologi pendidikan, bisa merealisasikan suatu konsep “teaching

less learning more”. Artinya secara fisik bisa saja kegiatan guru di

kelas dikurangi, karena ada sebagian tugas guru yang didelegasikan

15

Page 19: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

pada media, namun tetap mendorong tercapainya hasil belajar

siswa.

5. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran

Sebuah media yang efektif dan efisien serta menyenangkan tentu

menjadi dambaan dan kebutuhan untuk pembelajaran, untuk

mendapatkan media tersebut diperlukan beberapa prinsip yang

perlu diperhatikan diantaranya dalam pemilihan media. Terdapat

beberapa pendapat dan cara dalam mengembangkan media,

meskipun caranya berbeda-beda, namun ada hal yang sepakat

bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan

memberikan pengaruh kepada afektifitas program pembelajaran.

Dalam hal ini tidak ada satu media yang sempurna, dengan kata

lain dapat digunakan dalam semua situasi, semua karakteristik

siswa dan semua mata pelajaran, namun media sifatnya kondisional

dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan hal ini,

pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian

integral dalam proses pendidikan yang fokusnya akan

memperhatikan beberpa komponen, diantaranya :

1. Instructional Goals, yaitu tujuan instruksional apa yang akan

dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan

Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

ini bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan

tersebut. Jika kita kaitkan dengan kurikulum berbasis kompetensi

maka kita harus memperhatikan : standar kompetensi,

kompetensi dasar dan terutama indikator.

2. Instructional content, materi pembelajaran, yaitu bahan atau

kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran

tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan

16

Page 20: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus dicapai,

dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang

sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.

3. Learner Characteristic, familiaritas media dan karakteristik siswa.

Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan

dikaitkan dengan karakteristik siswa, baik secara kuantitatif

(jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari

siswa terhadap media yang akan digunakan.

4. Media selection, adanya sejumlah media yang bisa

diperbandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah

proses pengambilan keputusan dari sejumlah media yang ada

ataupun yang akan dikembangkan.

Sedangkan bila kita akan merancang media, seyogyanya melalui

tiga tahap utama, yaitu:

Pertama, Define yaitu fase perumusan tujuan, rancangan media apa

yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam

perancangan media yang menyangkut: bahan, materi, dana, serta

aspek perancangan lainnya.

Kedua, Develope yaitu fase pengembangan, dalam fase ini sudah

dimulai proses pembuatan media yang akan dikembangkan, sesuai

dengan fase pertama dan

Ketiga, Evaluasi yaitu fase terakhir untuk menilai media yang

sudah dikembangkan atau dibuat, setelah melalui tahap uji coba,

revisi, kajian dengan pihak lain.

Selain pertimbangan di atas konsep lain untuk memilih media dapat

menggunakan pola seperti lain. Sejumlah pertimbangan dalam

memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam

satu kata ACTION, yaitu akronim dari; Access, Cost, Technology,

Interactivity, Organization, dan Novelty.

1. Access.

Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam

memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia,

mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh siswa? Misalnya, kita ingin

17

Page 21: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih

dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet? Akses juga

menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah siswa diijinkan

untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung ke internet

jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru,

dan yang lebih penting untuk siswa. Siswa harus memperoleh

akses. Dalam hal ini media harus merupakan bagian dalam

interaksi dan aktivitas siswa, bukan hanya guru yang

menggunakan media tersebut.

2. Cost.

Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang

dapat menjadi pilihan kita, pada umumnya media canggih

biasanya cenderung mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus

kita hitung dengan aspek menfaatnya. Semakin banyak yang

menggunakan, maka unit biaya dari sebuah media akan semakin

menurun. Media yang efektif tidak selalu mahal, jika guru kreatif

dan menguasai materi pelajaran maka akan memanfaatkan

objek-objek untuk dijadikan sebagai media dengan biaya yang

murah namun efektif.

3. Technology

Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita

perlu perhatikan apakah teknologi tersedia dan mudah

menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media

audio visual di kelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada

listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?

4. Interactivity.

Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi

dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang

anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran tersebut. Jadikan media itu sebagai

alat bantu siswa dalam beraktivitas, misalnya puzzel untuk anak

SD, siswa dapat menggunakannya sendiri, menyusun gambar

hingga lengkap, flash card dapat dikondisikan dalam bentuk

18

Page 22: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

permainan dan semua siswa terlibat baik secara fisik, intelektual

maupun mental.

5. Organization.

Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi.

Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung?

Bagaimana pengorganisasiannya. Apakah di sekolah ini tersedia

satu unit yang disebut pusat sumber belajar?

6. Novelty.

Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi

pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan

lebih menarik bagi siswa.

19

Page 23: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

BAB III

KESIMPULAN

Tidak diragukan lagi bahwa semua guru sepakat bahwa media itu perlu

dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum

menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap.

Dalam memilih media, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan

kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik

adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat

mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan

karakteristik siswa.

20

Page 24: MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN.docx

DAFTAR PUSTAKAArif, Zainuddin. (1994). Andragogi. Bandung: Angkasa

DePorter , Bobbi & Mike Hernacki. (1999). Quantum learning,

membiasakan

belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: KAIFA

De Porter , Bobbi; Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie. (2002). Quantum

teach-ing,

mempraktikkan quantum learning di ruang-ruang kelas. Bandung:

KAIFA

Kemp, Jerrold E. (1994). Designing effective instruction. New York:

MacMillan Publisher

Sadiman, Arief. (1990). Media pendidikan, pengertian pengembangan dan

pemanfaatan.

Jakarta: Rajawali

21