Makalah MCI 2

51
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat dan Hidayah – Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MIOCARDIUM INFRACTION“. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali menemukan kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Mudah-mudahan semua bimbingan, petunjuk dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan dapat diterima sebagai suatu amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis sadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan banyak kekurangannya, walaupun demikian penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar penulis dapat menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Permohonan maaf penulis ucapkan jika ada i

description

NN

Transcript of Makalah MCI 2

Page 1: Makalah MCI 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat Rahmat dan Hidayah – Nya lah penulis dapat

menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MIOCARDIUM

INFRACTION“.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali menemukan

kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Mudah-mudahan semua bimbingan, petunjuk dan bantuan yang telah

diberikan kepada penulis akan dapat diterima sebagai suatu amal baik dan

mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis sadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan banyak

kekurangannya, walaupun demikian penulis mengharapkan makalah ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada

khususnya.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar

penulis dapat menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Permohonan maaf

penulis ucapkan jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga

makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa, para dosen dan pembaca

lainnya

i

Page 2: Makalah MCI 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Tujuan.........................................................................................................................2

C. Metode Penulisan.....................................................................................................3

D. Sistematika penulisan...............................................................................................3

BAB II......................................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI PENYAKIT MIOCARDIUM INFRACTION.........................................5

A. Anatomi Fisiologi.......................................................................................................5

B. Pengertian..................................................................................................................7

C. Penyebab....................................................................................................................9

D. Patofisiologi..............................................................................................................10

E. Manifestasi Klinik.....................................................................................................10

F. Komplikasi................................................................................................................12

G. Pemeriksaan Diagnostik.........................................................................................12

H. Penatalaksanaan Medik..........................................................................................17

1. PENATALAKSANAAN :......................................................................................17

2. REHABILITASI PASIEN DENGAN MCI............................................................18

BAB III...............................................................................................................................22

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................22

A. PENGKAJIAN..........................................................................................................24

B. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................26

C. Perencanaan/Implementasi....................................................................................26

D. Evaluasi.....................................................................................................................30

BAB IV..................................................................................................................................31

PENUTUP............................................................................................................................31

ii

Page 3: Makalah MCI 2

A. Kesimpulan...............................................................................................................31

B. Saran.........................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................33

iii

Page 4: Makalah MCI 2

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Infark Miokard adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner

(dikenal juga seranggan jantung), (Holloway, 2003). Infark Miokard adalah

rusaknya jaringan jantung akibat supllai darah yang tidak adekuat

sehingga aliran darah ke koroner berkurang, (Brunner & Sudarth, 2002).

Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai

& kebutuhan oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami

kematian. Infark menyebabkan kematian jaringan yang ireversibel.

Sebesar 80-90% kasus MCI disertai adanya trombus, dan berdasarkan

penelitian lepasnya trombus terjadi pada jam 6-siang hari. Infark tidak

statis dan dapat berkembang secara progresif.

MCI apabila tidak segera di tangani atau dirawat dengan cepat dan

tepat dapat menimbulkan komplikasi seperti CHF, disritmia, syok

kardiogenik yang dapat menyebabkan kematian, dan apabila MCI sembuh

akan terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel miokardium

yang mati, apabila jaringan parut yang cukup luas maka kontraktilitas

jantung menurun secara permanent, jaringan parut tersebut lemah

sehingga terjadi ruptur miokardium atau anurisma, maka diperlukan

tindakan medis dan tindakan keperawatan yang cepat dan tepat untuk

mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.

Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat

dan tepat untuk memberikan pelayanan cepat dan tepat diperlukan

pengetahuan, keterampilan yang khusus dalam mengkaji, dan

1

Page 5: Makalah MCI 2

mengevaluasi status kesehatan klien dan diwujudkan dengan pemberian

asuhan keperawatan tanpa melupakan usaha promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif.

Peran Oksigen pada Miokard Dibutuhkan pada saat aktivitas preload &

afterload.Kontraktilitas miokard Diperlukan jantung untuk berdenyut.

Kelelahan & stres emosional meningkatkan denyut jantung. Hipoksia,

anemia menyebabkan infark.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat

mengerti, memahami dan memperoleh gambaran tentang penerapan

asuhan keperawatan pada klien Miocardium infraction dengan

menggunakan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Setelah penulisan makalah ini, penulis mampu :

a. Menjelaskan konsep dasar penyakit Miocardium infraction dimulai

dari penjelasan anatomi fisiologi Miocardium infraction, pengertian,

penyebab, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik

sampai dengan penatalaksanaan medik serta komplikasi pada

Miocardium infraction.

b. Melakukan pengkajian data pada klien dengan Miocardium

infraction.

c. Merumuskan diagnosa keperawatan kepada klien dengan

Miocardium infraction.

2

Page 6: Makalah MCI 2

d. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Miocardium

infraction.

e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan

Miocardium infraction.

f. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan Miocardium

infraction.

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi

literatur, adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan

mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk

mendapatkan data dalam pembuatan makalah ini.

Adapun metode yang digunakan antara lain adalah :

1. Mengunakan sumber dari perpustakaan yang melengkapi data-data

untuk mempermudah dalam penyelesaian mekalah ini.

2. Mencari data dari internet untuk hasil yang lebih akurat

3. Serta mengunakan karya ilmiah dari penelitian yang telah di buat

berdasarkan hal yang nyata.

D. Sistematika penulisan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari penulisan makalah

ini, maka penulis menguraikan secara ringkas yang terbagi 4 bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,

metode penulisan, dan sistematika penulisan.

3

Page 7: Makalah MCI 2

BAB II : Tinjauan teori, yang terdiri dari anatomi fisiologi, pengertian,

penyebab, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan

diagnostik, penatalaksanaan medik dan komplikasi.

BAB III : Asuhan keperawatan, yang terdiri dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan/implementasi keperawatan dan

evaluasi keperawatan.

BAB IV : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

4

Page 8: Makalah MCI 2

BAB II

TINJAUAN TEORI PENYAKIT MIOCARDIUM INFRACTION

A. Anatomi Fisiologi

Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada

(toraks) diantara kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut

perikardium yang terdiri atas 2 lapisan:

Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada

tulang dada dan selaput paru.

Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu

sendiri yang juga disebut epikardium.

Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium

sebagai pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak

jantung saat memompa.

STRUKTUR JANTUNG

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan:

a. Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium.

b. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.

c. Lapisan dalam disebut endokardium.

Arteri koroner kiri memperdarahi sebagaian terbesar ventrikel kiri, septum

dan atrium kiri. Arteri koroner kanan memperdarahi sisi diafragmatik

ventrikel kiri, sedikit bagian posterior septum dan ventrikel serta atrium

5

Page 9: Makalah MCI 2

kanan. Nodus SA lebih sering diperdarahi oleh arteri koroner kanan

daripada kiri. (cabang sirkumfleks). Nodus AV 90% diperdarahi oleh arteri

koroner kanan dan 10% diperdarahi oleh arteri koroner kiri (cabang

sirkumfleks). Dengan demikian, obstruksi arteri koroner kiri sering

menyebabkan infark anterior dan infark inferior disebabkan oleh obstruksi

arteri koroner kanan.

Arteri koroner kiri memperdarahi sebagaian terbesar ventrikel kiri, septum

dan atrium kiri. Arteri koroner kanan memperdarahi sisi diafragmatik

ventrikel kiri, sedikit bagian posterior septum dan ventrikel serta atrium

kanan. Nodus SA lebih sering diperdarahi oleh arteri koroner kanan

daripada kiri. (cabang sirkumfleks). Nodus AV 90% diperdarahi oleh arteri

koroner kanan dan 10% diperdarahi oleh arteri koroner kiri (cabang

sirkumfleks). Dengan demikian, obstruksi arteri koroner kiri sering

menyebabkan infark anterior dan infark inferior disebabkan oleh obstruksi

arteri koroner kanan.

Kebutuhan oksigen miokardium dapat terpenuhi jika terjadi keseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen. Penurunan suplai oksigen miokard

dapat membahayakan fungsi miokardium. Penyakit jantung koroner

disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen miokardium. Bila kebutuhan oksigen miokardium meningkat,

maka suplai oksigen juga harus meningkat. Peningkatan kebutuhan

oksigen terjadi pada: takikardia, peningkatan kontraktilitas miokard,

hipertensi, hipertrofi, dan dilatasi ventrikel. Untuk meningkatkan suplai

oksigen dalam jumlah yang memadai aliran pembuluh koroner harus

ditingkatkan.

Empat faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen jantung :

1) Frekuensi denyut jantung

6

Page 10: Makalah MCI 2

2) Daya kontraksi

3) Massa otot

4) Tegangan dinding ventrikel

Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dapat

disebabkan :

1) Penyempitan arteri koroner (aterosklerosis), dimana merupakan

penyebab tersering.

2) Penurunan aliran darah (cardiac output).

3) Peningkatan kebutuhan oksigen miokard.

4) Spasme arteri koroner.

B. Pengertian

Infark Miokard adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri

koroner (dikenal juga seranggan jantung), (Holloway, 2003).

Infark Miokard adalah rusaknya jaringan jantung akibat supllai

darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah ke koroner berkurang.

(Brunner & Sudarth, 2002)

Infark miokardium adalah penyumbatan sebagian atau lebih

arteri koroner (dikenal juga serangan jantung). (Holloway, 2003)

Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan

oleh karena sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997).

Infark miokardium disebabkan oleh penurunan aliran darah

melalui satu atau lebih arteri koroner, menyebabkan iskemik miokard

dan nekrosis. (Doengus, 2005)

7

Page 11: Makalah MCI 2

Infark Miokard (MCI) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-

tiba terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang

menyebabkan otot jantung (miokardium) mati karena kekurangan

oksigen.

Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan

antara suplai & kebutuhan oksigen miokard sehingga jaringan miokard

mengalami kematian.

Kesimpulan Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan

jantung karena adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri

koroner sehingga suplai darah pada jantung berkurang yang

menimbulkan nyeri yang hebat pada dada.

Ada dua tipe dasar infark miokard akut:

1) Transmural: yang berhubungan dengan aterosklerosis

melibatkan arteri koroner utama. Hal ini dapat subclassified ke

anterior, posterior, atau lebih rendah. infarcts Transmural

memperpanjang melalui seluruh ketebalan otot jantung dan biasanya

akibat dari oklusi lengkap's suplai darah daerah tersebut.

2) Subendocardial: melibatkan sejumlah kecil di dinding

subendocardial dari ventrikel kiri, septum ventrikel, atau otot papiler.

infarcts Subendocardial dianggap akibat dari suplai darah lokal

menurun, mungkin dari penyempitan arteri koroner. Daerah

subendocardial terjauh dari's suplai darah jantung dan lebih rentan

terhadap jenis patologi.

8

Page 12: Makalah MCI 2

Myocardial infarction (MI) atau infark miokard akut (AMI), umumnya

dikenal sebagai serangan jantung, adalah terhentinya suplai darah ke

bagian dari jantung, menyebabkan sel jantung mati. Hal ini paling sering

disebabkan oleh oklusi (penyumbatan) dari arteri koroner setelah

pecahnya plak aterosklerotik yang rentan, yang merupakan koleksi tidak

stabil dari lipid (asam lemak) dan sel-sel darah putih (terutama makrofag )

pada dinding suatu arteri. Yang dihasilkan iskemia (pembatasan pasokan

darah) dan kekurangan oksigen, jika dibiarkan tidak diobati untuk jangka

waktu yang cukup, dapat menyebabkan kerusakan atau kematian (infark )

jaringan otot jantung ( miokardium ).

C. Penyebab

Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada

arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah

ke suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya

aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan

jantung akan mati.

Kemampuan memompa jantung setelah suatu serangan

jantung secara langsung berhubungan dengan luas dan lokasi

kerusakan jaringan (infark). Jika lebih dari separuh jaringan jantung

mengalami kerusakan, biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan

kemungkinan terjadi kematian.

Bahkan walaupun kerusakannya tidak luas, jantung tidak

mampu memompa dengan baik, sehingga terjadi gagal jantung atau

syok. Jantung yang mengalami kerusakan bisa membesar, dan

sebagian merupakan usaha jantung untuk mengkompensasi

kemampuan memompanya yang menurun (karena jantung yang lebih

besar akan berdenyut lebih kuat).

9

Page 13: Makalah MCI 2

Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari

kerusakan otot jantungnya sendiri. Pembesaran jantung setelah suatu

serangan jantung memberikan prognosis yang lebih buruk. Penyebab

lain dari serangan jantung adalah: Suatu bekuan dari bagian

jantungnya sendiri.

Kadang suatu bekuan (embolus) terbentuk di dalam jantung,

lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner. Kejang pada arteri koroner

yang menyebabkan terhentinya aliran darah. Kejang ini bisa

disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau karena merokok, tetapi

kadang penyebabnya tidak diketahui.

D. Patofisiologi

Penumpukan lemak, karbohidrat dan komponen-komponen

darah pada dinding intima, Penebalan dinding arteri, Kekakuan dinding

arteri, Suplai darah ke jantung menurun dalam waktu yang lama.

Kerusakan jaringan jantung Akibat lanjut Sembuh Disritmia , Jantung

tidak mampu Memompa darah, Syok kardiogenik, Terbentuk jaringan

parut, Kematian jaringan CHF, Jantung melemah, Ruptuk dan

anurisma( Crowing,J, 2000)

E. Manifestasi Klinik

Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti

diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.

Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang

bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama

dari angina pectoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin. Kadang-

kadang, terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak

10

Page 14: Makalah MCI 2

ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual,

muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar atau sinkope.

Pasien sering tampak ketakutan.

Walaupun IMA dapat merupakan manifestasi pertama penyakit jantung

koroner namun bila anamnesis dilakukan teliti hal ini sering

sebenarnya sudah didahului keluhan-keluhan angina, perasaan tidak

enak di dada atau epigastrium. Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak

ada yang spesifik dan dapat normal. Dapat ditemui BJ yakni S2 yang

pecah, paradoksal dan irama gallop. Adanya krepitasi basal

menunjukkan adanya bendungan paru-paru. Takikardia, kulit yang

pucat, dingin dan hipotensi ditemukan pada kasus yang relatif lebih

berat, kadang-kadang ditemukan pulsasi diskinetik yang tampak atau

berada di dinding dada pada IMA inferior.

Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :

1. Nyeri :

a) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus

tidak mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan

abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.

b) Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai

nyeri tidak tertahankan lagi.

c) Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat

menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya

lengan kiri).

d) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau

gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari,

dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin

(NTG).

11

Page 15: Makalah MCI 2

e) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

f) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin,

diaforesis berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual

muntah.

g) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri

yang hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat

mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman

nyeri).

F. Komplikasi

1) Perluasan infark dan iskemia pasca infark

2) Aritmia

3) Disfungsi otot jantung ( gagal janttung kiri, hipotensi dan syok)

4) Infark ventrikel kanan

5) Defek mekanik

6) Ruptur Miokard

7) Anurisma

8) Perikarditis

9) Thrombus murah

G. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis MCI biasanya berdasar pada riwayat penyakit

sekarang, EKG, dan serangkaian enzim serum. Prognosis tergantung

pada beratnya obstruksi arteri dan dengan sendirinya banyaknya

kerusakan jatung. Pemeriksaan fisik selalu dilakukan, namun hal ini

tidak cukup untuk menegakkan diagnosis.

12

Page 16: Makalah MCI 2

1) Riwayat pasien

Pengambilan riwayat pasien dilakukan dalam dua tahap;

riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu serta

riwayat kesehatan keluarga. Riwayat pasien memberikan data

subjektif. Dokter yang teliti juga akan mencari data malalui

interpretasi EKG dan pemeriksaan rangkain enzim.

2) Elektrokardiogram

EKG memberi informasi mengenai elektrofisiologi jantung.

Melalui pembacaan dari waktu ke waktu, dokter mampu

memantau perkembangan dan resolusi suatu MCI. Lokasi dan

ukuran relative infark juga dapat ditentukan dengan EKG.

Meskipun ada berbagai teknologi baru yang mampu menyajikan

data diagnostik yang sama, namun EKG masih tetap merupakan

instrument diagnostic pilhan pertama karena dapat digunakan di tempat

tidur dan non invasif. Ekokardiogram digunakan untuk evaluasi lebih jauh

mengenai fungsi jantung, khususnya fungsi ventrikel.

Kegunaan EKG adalah :

a) Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)

b) Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial

dan ventrikel)

c) Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung

d) Mengetahui adanya gangguan elektrolit

e) Mengetahui adanya gangguan pericarditis

3) Enzim dan isaoenzim serum

13

Page 17: Makalah MCI 2

Pemeriksaan rangkaian enzim meliputi kinase dan laktat

dehidroginase. Kreatin kinase dengan isoenzimnya (CK dengan CK-

MB) dipandang sebagai indikator yang paling sensitif dan dapat

dipercaya diantara semua enzim jantung dalam menegakkan

diagnosa infark miokardium.

Laktat dehidrogenase (LDH) kurang bisa dipercaya sebagai

sebagai indikator kerusakan jantung akut seperti CK. Tetapi, karena

reaksinya lebih lambat dan meningka lebih lama dari enzim jantung

lainnya, LDH sangat berguna untuk mendiagnosa MCI pada pasien

yang mungkin mengalami MCI akut tetapi terlambat dibawa kerumah

sakit. Ada lima macam isoenzim LDH, tetapi hanya dua yang penting

untuk mendiagnosa MCI akut yaitu dan . dan kadarnya tinggi di

jantung, ginjal dan otak, namun normalnya kadar lebih tinggi

disbanding . Apabila melebihi , maka keadaan ini disebut “terbalik”,

menunjukkan adanya MI akut.

4) Elektrolit.

Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan

kontraktilitas, missal hipokalemi, hiperkalemi.

5) Sel darah putih

Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah

IMA berhubungan dengan proses inflamasi.

6) Kecepatan sedimentasi

Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI, menunjukkan inflamasi.

7) Kimia

14

Page 18: Makalah MCI 2

Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ

akut atau kronis.

8) AGD

Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau

kronis.

9) Kolesterol atau Trigliserida serum

Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.

10)Foto rontgen dada

Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK

atau aneurisma ventrikuler. Foto rontgen dada sering menunjukkan

bentuk jantung yang normal. Pada pasien hipertensi dapat terlihat

jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi

arkus aorta.

11)Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis

angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis

infark jantung akut sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT

atau LDH. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada infark

jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.

Pemeriksaan lipid darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan

pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko

seperti hiperlipidemia dan/atau diabetes melitus.

12)Ekokardiogram

Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau

dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.

15

Page 19: Makalah MCI 2

13)Pemeriksaan pencitraan nuklir

Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel

miocardia missal lokasi atau luasnya IMA

Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik

14)Pencitraan darah jantung (MUGA)

Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan

dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).

15)Angiografi koroner

Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner.

Biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan

serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur

tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung

angioplasty atau emergensi.

16)Digital subtraksion angiografi (PSA)

Teknik yang digunakan untuk menggambarkan.

17)Nuklear Magnetic Resonance (NMR)

Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup

ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark

dan bekuan darah.

18)Tes stress olah raga

Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering

dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase

penyembuhan.

16

Page 20: Makalah MCI 2

H. Penatalaksanaan Medik

1) Istirahat total.

2) Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila gagal jantung).

3) Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat

intravena.

4) Atasi nyeri :

a) Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.

b) Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.

c) Oksigen 2-4 liter/menit.

d) Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral.Pada

insomnia dapat ditambah flurazepam 15-30 mg.

5) Antikoagulan :

1) Heparin 20.000-40.000 U/24 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv

dilakukan atas indikasi.

2) Diteruskan asetakumoral atau warfarin.

3) Streptokinase / trombolisis.

6) Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali

aliran pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis

dapat diberikan sebelum dibawa ke rumah sakit. Dengan

trombolisis, kematian dapat diturunkan sebesar 40%.

1. PENATALAKSANAAN :

a. Rawat ICCU, puasa 8 jam

b. Tirah baring, posisi semi fowler.

c. Monitor EKG

d. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit

e. Oksigen 2 – 4 lt/menit

f. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg

17

Page 21: Makalah MCI 2

g. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg

h. Bowel care : laksadin

i. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infuse

j. Diet rendah kalori dan mudah dicerna

k. Psikoterapi untuk mengurangi cemas

2. REHABILITASI PASIEN DENGAN MCI

Rehabilitasi Medik penyakit jantung adalah suatu ilmu & seni untuk

mengembalikan penderita penyakit jantung pada tingkat aktifitas fisik &

mental yang sesuai dengan kapasitas jantungnya. Penyakit jantung yang

dapat diberi program Rehabilitasi Medik antara lain:

a. Gangguan mekanik jantung: sumbatan atau kebocoran katup jantung.

b. Tekanan perifer yang meningkat akibat hipertensi (tekanan darah

tinggi).

c. Energi yang berkurang: Angina pectoris, myocard infark (jantung

koroner).

Penatalaksanaan:

a. Program Rehabilitasi Medik diberikan segera setelah keadaan krisis

dilewati sampai penderita dapat kembali ke pekerjaan/ kehidupan

semula (idealnya). Atau bila penderita sudah cukup puas terhadap

keterbatasannya dan dapat melakukan aktifitas sehari-hari yang

berarti.

b. Dalam pelaksanaan program Rehabilitasi Medik harus secara terpadu

antara Team Rehabilitasi Medik dan Dokter Ahli Jantung.

18

Page 22: Makalah MCI 2

c. Jenis Rehabilitasi Medik yang diberikan: Rehabilitasi fisik, psikis dan

pekerjaan.

Rehabilitasi Fisik :

Rehabilitasi pada Fase Akut (Program di Rumah Sakit):

Diberikan segera setelah masa krisis dilewati (atas konsul Dokter Ahli

Jantung). Diberikan selama 2-3 minggu:

1. Hari ke 2-7: bed exercise, brething exercise, gentle massage,

latihan pasif/ aktif ringan untuk kelompok otot, & latihan relaksasi.

2. Hari ke 7-10: latihan diatas dilanjutkan, ditambah latihan duduk

ditepi tempat tidur tanpa pertolongan, & latihan berdiri ditepi tempat

tidur.

3. Hari ke 10: latihan seperti diatas, latihan lengan & tungkai secara

gentle, latihan jalan 100 m.

4. Hari ke 15: latihan diatas lanjutkan, ditingkatkan dengan naik

tangga, latihan tubuh & latihan berjalan lebih lama.

5. Minggu ke 3: latihan lebih ditingkatkan, naik tangga 1 lantai/ 1

tingkat rumah, latihan berjalan 400 m/keliling rumah, & home

program.

Latihan dari tahap pertama ke tahap berikutnya tidak boleh diteruskan

bila ditemukan hal-hal sebagai berikut:

a. Frekuensi nadi meningkat > 30x/ menit dari nadi awal atau turun >

10x/ menit dari nadi awal.

b. Ada gangguan irama jantung yang timbul selama atau sesaat setelah

latihan.

19

Page 23: Makalah MCI 2

c. Sesak nafas, nyeri angina dan kelelahan yang timbul selama atau

setelah latihan.

d. Pucat, keringat dingin, bradikardi, hipotensi, pusing atau syncope.

1. Fase di rumah (4-8 minggu):

a. General exercise: jalan naik tangga, naik sepeda tanpa tahanan,

latihan pernafasan, & latihan relaksasi. Latihan dilakukan 3 kali

seminggu.

b. Health education: Konsultasi dengan Ahli Jantung, Psikolog, Gizi,

masalah pekerjaan, masalah hubungan seksual.

c. Evaluasi Treadmill minggu ke 4 & minggu ke 8.

2. Fase lanjutan (3-6 bulan):

a. Penderita berlatih diluar atau ditempat masing-masing dengan

kontrol ke bagian jantung untuk mengevaluasi dan pengawasan

program yang telah dikerjakan.

b. Pada fase ini penderita sudah bisa bergabung dengan Klub

Jantung Sehat.

c. Fase Pemeliharaan:

d. Usaha-usaha yang dilakukan untuk pencegahan sekunder: latihan

fitness. Program seumur hidup.

Rehabilitasi Psikologi:

Tindakan yang dapat dilakukan berupa memberikan psikoterapi,

menyarankan pada keluarga untuk memberikan suasana yang tenang,

konsultasi dengan Team Rehabilitasi yang lain tentang perkembangan

penyakitnya.

Rehabilitasi Pekerjaan :

20

Page 24: Makalah MCI 2

Untuk menentukan jenis pekerjaan/ aktifitas fisik dikemudian hari

harus dilakukan Exercise Stress Test.

21

Page 25: Makalah MCI 2

BAB III

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

Sebelum melakukan pengkajian, sebaiknya melakukan wawancara

terhadap pasien. Wawancara klinis merupakan salah satu segi yang

terpenting dalam hubungan perawat pasien. Wawancara klinis menciptakan

kualitas hubungan, memberikan informasi yang diperlukan untuk melkukan

pengkajian menyeluruh pada status kesehatan individu, dan mengidentifikasi

landasan untuk membuat diagnosa keprewatan. Perilaku yang teppat untuk

melakukan wawancara dan teknik yang diperlukan untuk memperoleh

informasi yang tepat bukan merupakan bagian dari kehidupan sosial sehari-

hari kita. Perilaku dan teknik tersebut harus dipelajari. Keterampillan

wawancara menuntut perkembangan yang cermat dan diperhalus melalui

praktik dan pengalaman. Dalam wawancara pada kasus ini jika pasien

diterima pertama kali oleh anggota tim kesehatan (kecuali dalam situasi

gawat darurat), maka hal pertama yang paling dibutuhkan adalah data dasar,

data ini biasanya meliputi:

1) Data biografi; meliputi informasi nama, alamat, umur, jenis kelamin,

status pernikahan, pekerjaan.

2) Informan(sumber); informan biasanya bisa dari pasien itu sendiri, dari

keluarga pasien, atau orang lain.

3) Keluhan utama; merupakan penyebab yang mendorong seseorang

untuk mencari pertolongan. Bila ada lebih dari satu masalah yang

dianjurkan, masalah tersebut disusun sesuai prioritas ketika masalah

tersebut dilaporkan.

4) Riwayat penyakit sekarang; meliputi beberapa informasi seperti Gejala

tertentu;seperti nyeri dada retrosternal, apakah seperti diremas-remas,

ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar

22

Page 26: Makalah MCI 2

ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan

epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pectoris dan tak

responsif terhadap nitrogliserin. Tanya apakah Nyeri disertai perasaan

mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar atau

sinkope.

5) Riwayat kesehatan; riwayat kesehatan yang rinci merupakan komponen

yang sangat berharga dari data dasar. Setelah status umur kesehatan

diperoleh, ajukan pertanyaan apakah pasien pernah memiliki penyakit

yang mendasari timbulnya oenyakit infark miokardium seperti;

hipertensi, adanya penyakit aterosklerosis, dan lain sebagainya yang

dapat memunculkan penyakit miokardium infark.

6) Riwayat keluarga; ditanyakan untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit

yang mungkin diturunkan.

7) Riwayat psikososial spiritual; psiko meliputi reaksi yang dilakukan oleh

pasien setelah mengetahui penyakit yang dideritanya, seperti keadaan

cemas karena ketakutan akan penyakit yang diderita oleh pasien. Sosial

meliputi keadaan kegiatan yang dilakukan diluar rumah atau didalam

rumah baik bersama keluarga ataupun tetangga, apakah keluarga

menerima penyakit yang diderita pasien atau tidak dan bagaimana

kegiatan sosial diluar rumah, apakah masih dapat berinteraksi dengan

baik bersama tetangga sekitar atau bahkan malah mengurung diri

didalam rumah. Spiritual meliputi kegiatan ibadah pasien setelah

mengetahui penyakitnya, apakah keadaan ibadahnya masih seperti

sebelum mengetahui penyakitnya atau bahkan sebaliknya.

8) Gaya hidup; perilaku ini meliputi pola tidur, olahraga, gizi(diet lebih

lemak), kebiasaan merokok dan pengguanaan obat, alkohol dan kafein.

23

Page 27: Makalah MCI 2

A. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan. Tahap

pengkajian diawali dari pengumpulan data, analisis data, dan diagnosa

keperawatan bersifat aktual maupun resiko tinggi. Semua data dapat

diperoleh dari klien, keluarga, keperawatan ruangan, anggota tim

kesehatan lain, catatan medis dan catatan keperawatan.

Menurut Doengoes (2000) pengkajian terdiri dari :

1. Aktivitas/istirahat

Gejala : Keletihan/kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap,

jadwal olahraga tidak teratur.

Tanda : takikardi, dispnea pada istirahat/aktivitas

2. Sirkulasi

Tanda : tekanan darah meningkat/manurun, penurunan kontraktilitas

ventrikel, edema, distensi vena jugularis, kulit pucat/sianosis.

3. Integritas ego

Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan

penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)

Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, misalnya: ansietas, marah,

ketakutan dan mudah tersinggung.

4. Makanan/cairan

Gejala : mual, kehilangan nafsu makan, nyeri ulu hati

Tanda : turgor kulit buruk (kulit kering atau berkeringat, muntah,

perubahan berat badan.

24

Page 28: Makalah MCI 2

5. Hygiene

Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas

Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.

6. Nyeri dan ketidaknyamanan

Gejala : nyeri dada hilang timbul dan dapat menyebar ke bagian lain

seperti abdomen, punggung, leher

Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menarik diri

7. neurosensori

Gejala : pusing selama tidur atau saat bangun (duduk dan istirahat)

Tanda : Tidak tenang, tidak nyaman, gelisah, kelemahan

8. Pernapasan

Gejala : dispnea

Tanda : peningkatan frekuensi pernapasan, nafas sesak,

pucat/sianosis

9. Keamanan

Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan atau

tonus otot

10. Interaksi sosial

Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa

dilakukan.

25

Page 29: Makalah MCI 2

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pada data manifestasi klinis, riwayat keperawatan,

dan data pengkajian diagnostik, maka diagnose keperawatan utama

pasien mencakup hal berikut:

1. Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan

akibat penyempitan arteri koroner.

2. Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan

perubahab irama jantung.

3. Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan

turunnya curah jantung.

4. Cemas berhubungan dengan takut akan kematian.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi.

C. Perencanaan/Implementasi

Dx I : Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan

akibat penyempitan arteri koroner.

Tujuan: klien merasa nyaman, nyeri hilang atau berkurang

Kriteira hasil :

1) Menyatakan nyeri dada berkurang atau hilang

2) Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi

3) Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak

Intervensi :

1) Kaji ulang riwayat angina sebelumnya

R : dapat membandingkan nyeri ada dari pola sebelumnya

26

Page 30: Makalah MCI 2

2) Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera

R : menunda melaporkan nyeri menghambat peredaan atau

memerluukan peningkatan dosis

3) Bantu melakukan relaksasi misal mengajar nafas dalam

R : membantu dslsm penurunan respon atau persepsi nyeri

4) Kolaborasi pemberian obat analgetik

R : dapat menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi dan

mengurangi kerja miokardium

Dx II :Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan

perubahab irama jantung

Tujuan : curah jantung kembali normal

Kriteria hasil :

1) Tekanan darah dalam batas normal

2) Haluaran urine kembali normal

3) Tidak ada atau penurunan disritmia

Intervensi :

1) Auskultasi tekanan darah bandingkan kedua tangan dan ukur dengan

tidur, duduk dan berdiri

R : hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel

2) Evaluasi kesamaan dan kualitas nadi sesuai indikasi

R : penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kelamahan

atau kekuatan nadi

Dx III : Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya

curah jantung.

27

Page 31: Makalah MCI 2

Tujuan : curah jantung kembali normal

Kriteria hasil :

1) Kulit hangat dan kering

2) Nadi perifer kuat

3) Tanda-tanda vital dalam batas normal

4) Keseimbangan masukan dan pengeluaran

Intervensi :

1) Pantau pernapasan klien, catat kerja nafas

R : vasokontriksi sistemik diakibatkan karena penurunan curah jantung

2) Pantau pemasukan dan catat haluaran urine

R : penurunan pemasukan terus menerus dapat menurunkan volume

sirkulasi yang berdampak negatif pada perfusi dan fungsi organ

3) Kaji fungsi gastrointestinal

R : penurunan aliran darah kemesentri dapat mengakibatkan disfungsi

gastrointestinal

4) Lihat adanya pucat, sianosis, kulit lembab, dan catat nadi perifer

R : vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung

Dx IV : Cemas berhubungan dengan takut akan kematian

Tujuan : kecemasan klien berkurang

Kriteria hasil :

1) Cemas berkurang atau hilang

2) Mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalah positif

3) Mengidentifikasi sumber secara tepat

Intervensi :

1) Identifikasi persepsi klien terhadap ansietas

28

Page 32: Makalah MCI 2

R : koping terhadap nyeri sulit, klien dapat takut mati, atau cemas

terhadap lingkungan

2) Berikan periode istirahat

R : penyimpanan energi dan meningkatkan kemampuan klien

3) Berikan privasi untuk klien dan orang terdekat

R : meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan rasa gagal

Dx V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi

Tujuan : klien dapat memahami penyakitnya

Kriteria hasil :

1) klien dapat memahami penyakitnya

2) menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat

3) mengidentifikasi perubahan pola hidup perlu intervensi keperawatan

intervensi :

1) Kaji tingkat pengetahuan klien atau orang terdekat

R : perlu untuk pemberian rencana intruksi individu, menguatkan

harapan

2) Berikan informasi dalam bentuk belajar

R : penggunaan metode bermacam-macam meningkatkan penyerapan

pemahaman

3) Beri penguatan penjelasan faktor resiko

R : memberikan kesempatan pada klien untuk mencapai informasi

29

Page 33: Makalah MCI 2

D. Evaluasi

1) Nyeri Hilang/Berkurang

2) Klien mampu beraktifitas secara mandiri dengan bantuan minimal

3) Klien tidak cemas

4) Curah jantung normal

5) Perfusi jaringan adekuat

6) Balance cairan seimbang

7) Klien memahami tentang penyakit, perawatan & pengobatannya

30

Page 34: Makalah MCI 2

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya

penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah

pada jantung berkurang yang menimbulkan nyeri yang hebat pada dada.

Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri

koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke

suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya aliran

darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung

akan mati.

Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas,

ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.

Diagnosis MCI biasanya dapat di diagnostik berdasar pada riwayat

penyakit sekarang, EKG, dan serangkaian enzim serum. Prognosis

tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan dengan sendirinya

banyaknya kerusakan jatung.

B. Saran

Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam pembuatan

Makalah selanjutnya, maka penulis memberikan saran kepada:

31

Page 35: Makalah MCI 2

1. Mahasiswa

Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan.

Dengan usaha yang sungguh-sungguh, sehingga penulis mendapatkan

data untuk dapat menyelesaikan makalah ini.

2. Pendidikan

Pada Prodi Keperawatan Persahabatan Jakarta, khususnya

perpustakaan. Agar dapat menyediakan buku-buku yang sudah

mengalami perubahan-perubahan yang lebih maju sehingga buku

tersebut bukan saja sebagai sumber ilmu tetapi dapat dijadikan sumber

referensi untuk materi makalah. Khususnya untuk makalah-makalah

yang akan dijadikan makalah selanjutnya.

Dengan adanya makalah ini yang berisikan tentang Asuhan

Keperawatan Miocardium Infraction diharapkan mahasiswa mengetahui,

mengerti, dan memahami akan arti, manfaat serta akibat / dampak dari

apa yang telah dibahas pada makalah tersebut.

Penulis sadar bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan,

jadi penulis pemakalah sangat membutuhkan saran dan kritik dari

pembaca guna untuk pembuatan makalah selanjutnya.

32

Page 36: Makalah MCI 2

DAFTAR PUSTAKA

Dokumentasi & Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC,

Jakarta.

http://aripurwahyudi.com/modul-belajar/interaktif/serangan-jantung-infark-

miokard/

http://askep-askeb.blogspot.com/2010/02/rahabilitasi-pasien-dengan-mci.html

http://bared18.wordpress.com/2008/09/06/m-c-i/

http://blog.ilmukeperawatan.com

http://clusterzz.wordpress.com/2010/01/28/facts-about-alzheimers-disease/

http://perawattegal.wordpress.com/category/askep-sistem-kardiovaskuler/

http://shidiqwidiyanto.blogspot.com/2010/01/infark-miokard-akut.html

http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-

infark.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://

en.wikipedia.org/wiki/Myocardial_infarction

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/147_05PenyakitJantungKoroner.pdf/

147_05PenyakitJantungKoroner.html

http://www.infokeperawatan.com/category/asuhan-keperawatan

33