Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

35
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat dan Hidayah – Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MIOCARDIUM INFRACTION “. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali menemukan kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini tersusun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Hj.Sri Maryani, SKM, M.Kes. selaku Ketua Program Studi Keperawatan Persahabatan. 2. Santa Manurung, SKM,M.Kep. selaku koordinator mata kuliah KMB1. 3. Ace Sudrajat, SKp,M.Kes, selaku Pembimbing pembuatan makalah ini, yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk serta arahan dengan penuh kesabaran dan bijaksana. Penulis menyadari

Transcript of Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

Page 1: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita  panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

Rahmat dan Hidayah – Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal

Bedah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MIOCARDIUM

INFRACTION“.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali menemukan kesulitan dan

hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini tersusun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu

dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat:

1.    Hj.Sri Maryani, SKM, M.Kes. selaku Ketua Program Studi Keperawatan Persahabatan.

2.    Santa Manurung, SKM,M.Kep. selaku koordinator mata kuliah KMB1.

3.    Ace Sudrajat, SKp,M.Kes, selaku Pembimbing pembuatan makalah ini, yang telah banyak

memberikan bimbingan, petunjuk serta arahan dengan penuh kesabaran dan bijaksana.

Penulis menyadari tanpa bimbingan dan petunjuknya makalah ini tidak akan terwujud dan

terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

4.    Seluruh staf dosen dan karyawan Prodi Keperawatan Persahabatan Poltekkes Depkes Jakarta

III.

5.    Orang tua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan bantuan baik moril

maupun materil.

6.    Seluruh teman – teman yang telah banyak membantu penulis.

Mudah-mudahan semua bimbingan, petunjuk dan bantuan yang telah diberikan kepada

penulis akan dapat diterima sebagai suatu amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT.

Page 2: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

Penulis sadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan banyak kekurangannya,

walaupun demikian penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar penulis dapat

menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Permohonan maaf penulis ucapkan jika ada

kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa,

para dosen dan pembaca lainnya.

Jakarta, Januari 2014

Tim Penyusun

Page 3: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………...    1

DAFTAR ISI…..……………………………………….……………...    3

BAB I PENDAHULUAN…………………………….……………….    5

A.   Latar Belakang…………………………………………….....    5

B.   Tujuan……………………………………………………….…   6

C.   Metode Penulisan………………………………..……..........   7

D.   Sistematika Penulisan………………………………………..   8

BAB II TINJAUAN TEORI PENYAKIT ATEROSKLEROSIS..…..   9

A. Anatomi Fisiologi………………………..……………………..   9

B. Pengertian…………………………….……………...………...  12

C. Penyebab…………………………………………………..…..   14

D. Patofisiologi…………………….…..…………………….…....   15

E. Manifestasi Klinik……...……………………………………….   16

F. Komplikasi………………………………………………………   18

G. Pemeriksaan Diagnostik……………………..………………..  18

H. Penataksanaan Medik………………………………………...   23

BAB III TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN………….  28

A. Pengkajian……….…….………………………………..………  30

B. Diagnosa Keperawatan………………………………………..  32

C. Perencanaan/implementasi Keperawatan……………..……  33

D. Evaluasi……………………………………………………….… 36

BAB IV PENUTUP……………………..………………………………  37

A. Kesimpulan………………………………..…………………….  37

B. Saran……………………………..……………………………...  38

DAFTAR PUSTAKA……...…...………………………………………   39

Page 4: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infark Miokard adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner (dikenal juga seranggan jantung), (Holloway, 2003). Infark Miokard adalah rusaknya jaringan jantung akibat supllai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah ke koroner berkurang, (Brunner & Sudarth, 2002).

Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai &

kebutuhan oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Infark

menyebabkan kematian jaringan yang ireversibel. Sebesar 80-90% kasus MCI disertai

adanya trombus, dan berdasarkan penelitian lepasnya trombus terjadi pada jam 6-

siang hari. Infark tidak statis dan dapat berkembang secara progresif.

MCI apabila tidak segera di tangani atau dirawat dengan cepat dan tepat dapat

menimbulkan komplikasi seperti CHF, disritmia, syok kardiogenik yang dapat

menyebabkan kematian, dan apabila MCI sembuh akan terbentuk jaringan parut yang

menggantikan sel-sel miokardium yang mati, apabila jaringan parut yang cukup luas

maka kontraktilitas jantung menurun secara permanent, jaringan parut tersebut lemah

sehingga terjadi ruptur miokardium atau anurisma, maka diperlukan tindakan medis

dan tindakan keperawatan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi yang

tidak diinginkan.

Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan

tepat untuk memberikan pelayanan cepat dan tepat diperlukan pengetahuan,

keterampilan yang khusus dalam mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan klien

dan diwujudkan dengan pemberian asuhan keperawatan tanpa melupakan usaha

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Peran Oksigen pada Miokard:

1. Dibutuhkan pada saat aktivitas preload & afterload.

2. Kontraktilitas miokard

3. Diperlukan jantung untuk berdenyut.

4. Kelelahan & stres emosional meningkatkan denyut jantung.

Page 5: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

5. Hipoksia, anemia menyebabkan infark.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat mengerti, memahami

dan memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan pada klien

Miocardium infraction dengan menggunakan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Setelah penulisan makalah ini, penulis mampu :

a. Menjelaskan konsep dasar penyakit Miocardium infraction dimulai dari

penjelasan anatomi fisiologi Miocardium infraction, pengertian, penyebab,

patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik sampai dengan

penatalaksanaan medik serta komplikasi pada Miocardium infraction.

b. Melakukan pengkajian data pada klien dengan Miocardium infraction.

c. Merumuskan diagnosa keperawatan kepada klien dengan Miocardium

infraction.

d. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Miocardium infraction.

e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Miocardium

infraction.

f. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan Miocardium infraction

C. . Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi literatur,

adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku,

browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan

makalah ini.

Adapun metode yang digunakan antara lain adalah :

1. Mengunakan sumber dari perpustakaan yang melengkapi data-data untuk

mempermudah dalam penyelesaian mekalah ini.

2. Mencari data dari internet untuk hasil yang lebih akurat

3. Serta mengunakan karya ilmiah dari penelitian yang telah di buat berdasarkan  hal

yang nyata.

Page 6: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

D. Sistematika penulisan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari penulisan makalah ini,

maka penulis menguraikan secara ringkas yang terbagi 4 bab, yaitu:

BAB I  : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika  penulisan.

BAB II : Tinjauan teori, yang terdiri dari anatomi fisiologi, pengertian, penyebab, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medik dan komplikasi.

BAB III :  Asuhan keperawatan, yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan/implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

BAB IV :  Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 7: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

BAB II

TINJAUAN TEORI PENYAKIT MIOCARDIUM INFRACTION

A. Anatomi Fisiologi

Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks) diantara

kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang terdiri atas 2

lapisan:

1. Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan

selaput paru.

2. Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang

juga disebut epikardium.

Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai pelumas

yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa. Dinding

jantung terdiri dari 3 lapisan:

1. Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium.

2. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.

3. Lapisan dalam disebut endokardium.

Arteri koroner kiri memperdarahi sebagaian terbesar ventrikel kiri, septum dan

atrium kiri. Arteri koroner kanan memperdarahi sisi diafragmatik ventrikel kiri,

sedikit bagian posterior septum dan ventrikel serta atrium kanan. Nodus SA lebih

sering diperdarahi oleh arteri koroner kanan daripada kiri. (cabang sirkumfleks).

Nodus AV 90% diperdarahi oleh arteri koroner kanan dan 10% diperdarahi oleh arteri

koroner kiri (cabang sirkumfleks). Dengan demikian, obstruksi arteri koroner kiri

sering menyebabkan infark anterior dan infark inferior disebabkan oleh obstruksi

arteri koroner kanan.

Arteri koroner kiri memperdarahi sebagaian terbesar ventrikel kiri, septum dan

atrium kiri. Arteri koroner kanan memperdarahi sisi diafragmatik ventrikel kiri,

sedikit bagian posterior septum dan ventrikel serta atrium kanan. Nodus SA lebih

sering diperdarahi oleh arteri koroner kanan daripada kiri. (cabang sirkumfleks).

Nodus AV 90% diperdarahi oleh arteri koroner kanan dan 10% diperdarahi oleh arteri

koroner kiri (cabang sirkumfleks). Dengan demikian, obstruksi arteri koroner kiri

Page 8: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

sering menyebabkan infark anterior dan infark inferior disebabkan oleh obstruksi

arteri koroner kanan.

Kebutuhan oksigen miokardium dapat terpenuhi jika terjadi keseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen. Penurunan suplai oksigen miokard dapat

membahayakan fungsi miokardium. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh adanya

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokardium. Bila kebutuhan

oksigen miokardium meningkat, maka suplai oksigen juga harus meningkat.

Peningkatan kebutuhan oksigen terjadi pada: takikardia, peningkatan kontraktilitas

miokard, hipertensi, hipertrofi, dan dilatasi ventrikel. Untuk meningkatkan suplai

oksigen dalam jumlah yang memadai aliran pembuluh koroner harus ditingkatkan.

Empat faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen jantung yaitu; Frekuensi

denyut jantung, daya kontraksi,  massa otot, tegangan dinding ventrikel

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dapat disebabkan :

1. Penyempitan arteri koroner (aterosklerosis), dimana merupakan penyebab

tersering.

2.   Penurunan aliran darah (cardiac output).

3. Peningkatan kebutuhan oksigen miokard.

4. Spasme arteri koroner.

B. Pengertian

Infark Miokard adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner

(dikenal juga seranggan jantung), (Holloway, 2003).

Infark Miokard adalah rusaknya jaringan jantung akibat supllai darah yang

tidak adekuat sehingga aliran darah ke koroner berkurang. (Brunner & Sudarth, 2002)

Infark miokardium adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner

(dikenal juga serangan jantung). (Holloway, 2003)

Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena

sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997).

Infark miokardium disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui satu atau

lebih arteri koroner, menyebabkan iskemik miokard dan nekrosis.  (Doengus, 2005)

Infark Miokard (MCI) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi

pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung

(miokardium) mati karena kekurangan oksigen.

Page 9: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai &

kebutuhan oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian.

Kesimpulan Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena

adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada

jantung berkurang yang menimbulkan nyeri yang hebat pada dada.

Ada dua tipe dasar infark miokard akut:

1. Transmural: yang berhubungan dengan aterosklerosis melibatkan arteri

koroner utama. Hal ini dapat subclassified ke anterior, posterior, atau lebih

rendah. infarcts Transmural memperpanjang melalui seluruh ketebalan otot

jantung dan biasanya akibat dari oklusi lengkap's suplai darah daerah tersebut.

2. Subendocardial: melibatkan sejumlah kecil di dinding subendocardial dari

ventrikel kiri, septum ventrikel, atau otot papiler. infarcts Subendocardial

dianggap akibat dari suplai darah lokal menurun, mungkin dari penyempitan

arteri koroner. Daerah subendocardial terjauh dari's suplai darah jantung dan

lebih rentan terhadap jenis patologi.

Myocardial infarction (MI) atau infark miokard akut (AMI), umumnya dikenal

sebagai serangan jantung, adalah terhentinya suplai darah ke bagian dari jantung,

menyebabkan sel jantung mati. Hal ini paling sering disebabkan oleh oklusi

(penyumbatan) dari arteri koroner setelah pecahnya plak aterosklerotik yang rentan,

yang merupakan koleksi tidak stabil dari lipid (asam lemak) dan sel-sel darah putih

(terutama makrofag ) pada dinding suatu arteri. Yang dihasilkan iskemia (pembatasan

pasokan darah) dan kekurangan oksigen, jika dibiarkan tidak diobati untuk jangka

waktu yang cukup, dapat menyebabkan kerusakan atau kematian (infark ) jaringan

otot jantung ( miokardium ).

C. Etiologi

atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit,

maka Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner

menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. 

Jika terputusnya jaringan jantung akan mati.

Kemampuan memompa jantung setelah suatu serangan jantung secara

langsung berhubungan dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan (infark). Jika lebih

dari separuh jaringan jantung mengalami kerusakan, biasanya jantung tidak dapat

Page 10: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan walaupun kerusakannya tidak

luas, jantung tidak mampu memompa dengan baik, sehingga terjadi gagal jantung

atau syok. Jantung yang mengalami kerusakan bisa membesar, dan sebagian

merupakan usaha jantung untuk mengkompensasi kemampuan memompanya yang

menurun (karena jantung yang lebih besar akan berdenyut lebih kuat).

Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari kerusakan otot

jantungnya sendiri. Pembesaran jantung setelah suatu serangan jantung memberikan

prognosis yang lebih buruk. Penyebab lain dari serangan jantung adalah: Suatu

bekuan dari bagian jantungnya sendiri. Kadang suatu bekuan (embolus) terbentuk di

dalam jantung, lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner. Kejang pada arteri koroner

yang menyebabkan terhentinya aliran darah. Kejang ini bisa disebabkan oleh obat

(seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang penyebabnya tidak diketahui.

D. Patofisiologi

Penumpukan lemak, karbohidratDan komponen-komponen darah

Pada dinding intima

Penebalan dinding arteri                                       kekakuan dinding arteri

Suplai darah ke jantung menurunDalam waktu yang lama

Kerusakan jaringan jantung

Akibat lanjut                                                                                      Sembuh

Disritmia        jantung tidak mampu          syok kardiogenik      terbentuk jar-                        Memompa darah                                                      ringan parut                                                                             kematian                         CHF                                                                    jaringan     jantung melemah

( Crowing,J, 2000)                                                            Ruptuk dan anurisma

Page 11: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

E. Manifestasi Klinik

Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas,

ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan

(umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri

berlangsung lebih lama dari angina pectoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin.

Kadang-kadang, terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri

sama sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat

dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan.

Walaupun IMA dapat merupakan manifestasi pertama penyakit jantung

koroner namun bila anamnesis dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah

didahului keluhan-keluhan angina, perasaan tidak enak di dada atau epigastrium.

Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak ada yang spesifik dan dapat normal. Dapat

ditemui BJ yakni S2 yang pecah, paradoksal dan irama gallop. Adanya krepitasi basal

menunjukkan adanya bendungan paru-paru. Takikardia, kulit yang pucat, dingin dan

hipotensi ditemukan pada kasus yang relatif lebih berat, kadang-kadang ditemukan

pulsasi diskinetik yang tampak atau berada di dinding dada pada IMA inferior.

Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :

a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,

biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan

gejala utama.

b. Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan

lagi.

c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu

dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).

d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan

emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan

bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).

e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening

atau kepala terasa melayang dan mual muntah.

g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena

neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor

(mengumpulkan pengalaman nyeri).

Page 12: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

F. Komplikasi

a. Perluasan infark dan iskemia pasca infark

b. Aritmia

c. Disfungsi otot jantung ( gagal janttung kiri, hipotensi dan syok)

d. Infark ventrikel kanan

e. Defek mekanik

f. Ruptur Miokard

g. Anurisma

h. Perikarditis

i. Thrombus murah

G. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis MCI biasanya berdasar pada riwayat penyakit sekarang, EKG, dan

serangkaian enzim serum. Prognosis tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan

dengan sendirinya banyaknya kerusakan jatung. Pemeriksaan fisik selalu dilakukan,

namun hal ini tidak cukup untuk menegakkan diagnosis.

1. Riwayat pasien

Pengambilan riwayat pasien dilakukan dalam dua tahap; riwayat penyakit

sekarang dan riwayat penyakit dahulu serta riwayat kesehatan keluarga. Riwayat

pasien memberikan data subjektif. Dokter yang teliti juga akan mencari data

malalui interpretasi EKG dan pemeriksaan rangkain enzim.

2. Elektrokardiogram

EKG memberi informasi mengenai elektrofisiologi jantung. Melalui

pembacaan dari waktu ke waktu, dokter mampu memantau perkembangan dan

resolusi suatu MCI. Lokasi dan ukuran relative infark juga dapat ditentukan

dengan EKG.

Meskipun ada berbagai teknologi baru yang mampu menyajikan data

diagnostik yang sama, namun EKG masih tetap merupakan instrument diagnostic

Page 13: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

pilhan pertama karena dapat digunakan di tempat tidur dan non invasif.

Ekokardiogram digunakan untuk evaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung,

khususnya fungsi ventrikel.

Kegunaan EKG adalah :

a. Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)

b. Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan

ventrikel)

c. Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung

d. Mengetahui adanya gangguan elektrolit

e. Mengetahui adanya gangguan perikarditis

2. Enzim dan isaoenzim serum

Pemeriksaan rangkaian enzim meliputi kinase dan laktat dehidroginase. Kreatin

kinase dengan isoenzimnya (CK dengan CK-MB) dipandang sebagai indikator yang

paling sensitif dan dapat dipercaya diantara semua enzim jantung dalam menegakkan

diagnosa infark miokardium.

Laktat dehidrogenase (LDH) kurang bisa dipercaya sebagai sebagai indikator

kerusakan jantung akut seperti CK. Tetapi, karena reaksinya lebih lambat dan meningka

lebih lama dari enzim jantung lainnya, LDH sangat berguna untuk mendiagnosa MCI

pada pasien yang mungkin mengalami MCI akut tetapi terlambat dibawa kerumah

sakit. Ada lima macam isoenzim LDH, tetapi hanya dua yang penting untuk

mendiagnosa MCI akut yaitu  dan .  dan  kadarnya tinggi di jantung, ginjal dan otak,

namun normalnya kadar  lebih tinggi disbanding . Apabila  melebihi , maka keadaan ini

disebut “terbalik”, menunjukkan adanya MI akut.

3. Elektrolit.

Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal

hipokalemi, hiperkalemi.

4. Sel darah putih

Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA

berhubungan dengan proses inflamasi.

5. Kecepatan sedimentasi

Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI, menunjukkan inflamasi.

Page 14: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

6. Kimia

Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis.

7. AGD

Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.

8. Kolesterol atau Trigliserida serum

Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.

9. Foto rontgen dada

Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau

aneurisma ventrikuler. Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang

normal. Pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang

tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.

10. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina

pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut

sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan

meningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih

normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan

pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti

hiperlipidemia dan/atau diabetes melitus.

11. Ekokardiogram

Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding

ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.

12. Pemeriksaan pencitraan nuklir

Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi

atau luasnya IMA

Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik

13. Pencitraan darah jantung (MUGA)

Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding

regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).

14. Angiografi koroner

Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya

dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi

Page 15: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali

mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.

15. Digital subtraksion angiografi (PSA)

Teknik yang digunakan untuk menggambarkan.

16. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)

Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,

lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.

17. Tes stress olah raga

Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan

sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.

H. Penatalaksanaan Medik

1.Istirahat total

2.Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila gagal jantung).

3.Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.

4.Atasi nyeri :

a.Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.

b.Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.

c.Oksigen 2-4 liter/menit.

d.Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral.Pada insomnia dapat ditambah

flurazepam 15-30 mg.

5.Antikoagulan :

a.Heparin 20.000-40.000 U/24 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv dilakukan atas indikasi.

b.Diteruskan asetakumoral atau warfarin.

c.Streptokinase / trombolisis.

6.Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh darah koroner.

Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat diberikan sebelum dibawa ke rumah sakit. Dengan

trombolisis, kematian dapat diturunkan sebesar 40%.

PENATALAKSANAAN:

1. Rawat ICCU, puasa 8 jam

2. Tirah baring, posisi semi fowler.

Page 16: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

3. Monitor EKG

4. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit

5. Oksigen 2 – 4 lt/menit

6. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg

7. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg

8. Bowel care : laksadin

9. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infuse

10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna

11. Psikoterapi untuk mengurangi

Rehabilitasi Medik penyakit jantung adalah suatu ilmu & seni untuk mengembalikan

penderita penyakit jantung pada tingkat aktifitas fisik & mental yang sesuai dengan kapasitas

jantungnya. Penyakit jantung yang dapat diberi program Rehabilitasi Medik antara lain:

1. Gangguan mekanik jantung: sumbatan atau kebocoran katup jantung.

2. Tekanan perifer yang meningkat akibat hipertensi (tekanan darah tinggi).

3. Energi yang berkurang: Angina pectoris, myocard infark (jantung koroner).

Penatalaksanaan:

a. Program Rehabilitasi Medik diberikan segera setelah keadaan krisis dilewati

sampai penderita dapat kembali ke pekerjaan/ kehidupan semula (idealnya).

Atau bila penderita sudah cukup puas terhadap keterbatasannya dan dapat

melakukan aktifitas sehari-hari yang berarti.

b. Dalam pelaksanaan program Rehabilitasi Medik harus secara terpadu antara Team Rehabilitasi Medik dan Dokter Ahli Jantung.

c.   Jenis Rehabilitasi Medik yang diberikan: Rehabilitasi fisik, psikis dan pekerjaan.

Rehabilitasi Fisik:

Rehabilitasi pada Fase Akut (Program di Rumah Sakit):Diberikan segera setelah masa krisis dilewati (atas konsul Dokter Ahli Jantung). Diberikan selama 2-3 minggu:

1.  Hari ke 2-7: bed exercise, brething exercise, gentle massage, latihan pasif/ aktif ringan untuk kelompok otot, & latihan relaksasi.

2.  Hari ke 7-10: latihan diatas dilanjutkan, ditambah latihan duduk ditepi tempat tidur tanpa pertolongan, & latihan berdiri ditepi tempat tidur.

3.  Hari ke 10: latihan seperti diatas, latihan lengan & tungkai secara gentle, latihan jalan 100 m.

4.  Hari ke 15: latihan diatas lanjutkan, ditingkatkan dengan naik tangga, latihan tubuh & latihan berjalan lebih lama.

Page 17: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

5.  Minggu ke 3: latihan lebih ditingkatkan, naik tangga 1 lantai/ 1 tingkat rumah, latihan berjalan 400 m/keliling rumah, & home program.

            Latihan dari tahap pertama ke tahap berikutnya tidak boleh diteruskan bila

ditemukan hal-hal sebagai berikut:

         Frekuensi nadi meningkat > 30x/ menit dari nadi awal atau turun > 10x/ menit dari nadi awal.

         Ada gangguan irama jantung yang timbul selama atau sesaat setelah latihan.          Sesak nafas, nyeri angina dan kelelahan yang timbul selama atau setelah latihan.         Pucat, keringat dingin, bradikardi, hipotensi, pusing atau syncope.

1. Fase di rumah (4-8 minggu):

         General exercise: jalan naik tangga, naik sepeda tanpa tahanan, latihan pernafasan, & latihan relaksasi. Latihan dilakukan 3 kali seminggu.

         Health education: Konsultasi dengan Ahli Jantung, Psikolog, Gizi, masalah pekerjaan, masalah hubungan seksual.

         Evaluasi Treadmill minggu ke 4 & minggu ke 8.

2.    Fase lanjutan (3-6 bulan):          Penderita berlatih diluar atau ditempat masing-masing dengan kontrol ke bagian

jantung untuk mengevaluasi dan pengawasan program yang telah dikerjakan.         Pada fase ini penderita sudah bisa bergabung dengan Klub Jantung Sehat.

3. Fase Pemeliharaan:

         Usaha-usaha yang dilakukan untuk pencegahan sekunder: latihan fitness. Program seumur hidup.

Rehabilitasi Psikologi:

Tindakan yang dapat dilakukan berupa memberikan psikoterapi, menyarankan pada

keluarga untuk memberikan suasana yang tenang, konsultasi dengan Team

Rehabilitasi yang lain tentang perkembangan penyakitnya.

Rehabilitasi Pekerjaan :

Untuk menentukan jenis pekerjaan/ aktifitas fisik dikemudian hari harus dilakukan

Exercise Stress Test.

Page 18: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

BAB III

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

Wawancara

Sebelum melakukan pengkajian, sebaiknya melakukan wawancara terhadap

pasien. Wawancara klinis merupakan salah satu segi yang terpenting dalam

hubungan perawat pasien. Wawancara klinis menciptakan kualitas hubungan,

memberikan informasi yang diperlukan untuk melkukan pengkajian menyeluruh pada

status kesehatan individu, dan mengidentifikasi landasan untuk membuat diagnosa

keprewatan. Perilaku yang teppat untuk melakukan wawancara dan teknik yang

diperlukan untuk memperoleh informasi yang tepat bukan merupakan bagian dari

kehidupan sosial sehari-hari kita. Perilaku dan teknik tersebut harus dipelajari.

Keterampillan wawancara menuntut perkembangan yang cermat dan diperhalus

melalui praktik dan pengalaman. Dalam wawancara pada kasus ini jika pasien

diterima pertama kali oleh anggota tim kesehatan (kecuali dalam situasi gawat

darurat), maka hal pertama yang paling dibutuhkan adalah data dasar, data ini

biasanya meliputi:

a.    Data biografi; meliputi informasi nama, alamat, umur, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan.

b.    Informan(sumber); informan biasanya bisa dari pasien itu sendiri, dari keluarga pasien, atau orang lain.

c.    Keluhan utama; merupakan penyebab yang mendorong seseorang untuk mencari pertolongan. Bila ada lebih dari satu masalah yang dianjurkan, masalah tersebut disusun sesuai prioritas ketika masalah tersebut dilaporkan.

d.    Riwayat penyakit sekarang; meliputi beberapa informasi seperti Gejala tertentu;seperti nyeri dada retrosternal, apakah seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pectoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin. Tanya

Page 19: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

apakah Nyeri disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar atau sinkope.

e.    Riwayat kesehatan; riwayat kesehatan yang rinci merupakan komponen yang sangat berharga dari data dasar. Setelah status umur kesehatan diperoleh, ajukan pertanyaan apakah pasien pernah memiliki penyakit yang mendasari timbulnya oenyakit infark miokardium seperti; hipertensi, adanya penyakit aterosklerosis, dan lain sebagainya yang dapat memunculkan penyakit miokardium infark.

f.     Riwayat keluarga; ditanyakan untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit yang mungkin diturunkan.

g.    Riwayat psikososial spiritual; psiko meliputi reaksi yang dilakukan oleh pasien setelah mengetahui penyakit yang dideritanya, seperti keadaan cemas karena ketakutan akan penyakit yang diderita oleh pasien. Sosial meliputi keadaan kegiatan yang dilakukan diluar rumah atau didalam rumah baik bersama keluarga ataupun tetangga, apakah keluarga menerima penyakit yang diderita pasien atau tidak dan bagaimana kegiatan sosial diluar rumah, apakah masih dapat berinteraksi dengan baik bersama tetangga sekitar atau bahkan malah mengurung diri didalam rumah. Spiritual meliputi kegiatan ibadah pasien setelah mengetahui penyakitnya, apakah keadaan ibadahnya masih seperti sebelum mengetahui penyakitnya atau bahkan sebaliknya.

h.    Gaya hidup; perilaku ini meliputi pola tidur, olahraga, gizi(diet lebih lemak), kebiasaan merokok dan pengguanaan obat, alkohol dan kafein.

A.Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan. Tahap pengkajian diawali dari pengumpulan data, analisis data, dan diagnosa keperawatan bersifat aktual maupun resiko tinggi. Semua data dapat diperoleh dari klien, keluarga, keperawatan ruangan, anggota tim kesehatan lain, catatan medis dan catatan keperawatan.Menurut Doengoes (2000) pengkajian terdiri dari :1. Aktivitas/istirahatGejala        : Keletihan/kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal olahraga tidak teratur.Tanda        : takikardi, dispnea pada istirahat/aktivitas2. SirkulasiTanda        : tekanan darah meningkat/manurun, penurunan kontraktilitas ventrikel, edema, distensi vena jugularis, kulit pucat/sianosis.3. Integritas egoGejala           : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)Tanda           : Berbagai manifestasi perilaku, misalnya: ansietas, marah, ketakutan dan mudah tersinggung.

4.  Makanan/cairanGejala : mual, kehilangan nafsu makan, nyeri ulu hatiTanda:  turgor kulit buruk (kulit kering atau berkeringat, muntah, perubahan berat badan.5. HygieneGejala:  Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitasTanda:  Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.6. Nyeri dan ketidaknyamanan

Page 20: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

Gejala :  nyeri dada hilang timbul dan dapat menyebar ke bagian lain seperti abdomen, punggung, leherTanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menarik diri7. neurosensoriGejala           : pusing selama tidur atau saat bangun (duduk dan istirahat)Tanda                       : Tidak tenang, tidak nyaman, gelisah, kelemahan

8. PernapasanGejala : dispnea

Tanda : peningkatan frekuensi pernapasan, nafas sesak, pucat/sianosis9. KeamananGejala           : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan atau tonus otot10. Interaksi sosialGejala           : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.

B.Diagnosa KeperawatanBerdasarkan pada data manifestasi klinis, riwayat keperawatan, dan data pengkajian diagnostik, maka diagnose keperawatan utama pasien mencakup hal berikut:

1.  Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat penyempitan arteri koroner.

2.  Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahab irama jantung.3.  Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya curah jantung.4.  Cemas berhubungan dengan takut akan kematian.5.  Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.

C.Perencanaan/ImplementasiDx I : Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat penyempitan arteri

koroner.Tujuan : klien merasa nyaman, nyeri hilang atau berkurangKriteira hasil :

-       Menyatakan nyeri dada berkurang atau hilang-       Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi-       Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak

Intervensi :1)    Kaji ulang riwayat angina sebelumnya

R : dapat membandingkan nyeri ada dari pola sebelumnya2)    Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera

R : menunda melaporkan nyeri menghambat peredaan atau memerluukan peningkatan dosis

3)    Bantu melakukan relaksasi misal mengajar nafas dalamR : membantu dslsm penurunan respon atau persepsi nyeri

4)     Kolaborasi pemberian obat analgetikR : dapat menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi dan mengurangi kerja miokardium

Page 21: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

Dx II : Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahab irama jantungTujuan : curah jantung kembali normalKriteria hasil :

-       Tekanan darah dalam batas normal-       Haluaran urine kembali normal-       Tidak ada atau penurunan disritmia

Intervensi :1)    Auskultasi tekanan darah bandingkan kedua tangan dan ukur dengan tidur, duduk

dan berdiriR : hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel

2)    Evaluasi kesamaan dan kualitas nadi sesuai indikasiR : penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kelamahan atau kekuatan nadi

Dx III : Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya curah jantung.Tujuan : curah jantung kembali normalKriteria hasil :

-       Kulit hangat dan kering-       Nadi perifer kuat-       Tanda-tanda vital dalam batas normal-       Keseimbangan masukan dan pengeluaran

Intervensi :1)    Pantau pernapasan klien, catat kerja nafas

R : vasokontriksi sistemik diakibatkan karena penurunan curah jantung2)    Pantau pemasukan dan  catat haluaran urine

R : penurunan pemasukan terus menerus dapat  menurunkan volume sirkulasi yang berdampak negatif pada perfusi dan fungsi organ

3)    Kaji fungsi gastrointestinalR : penurunan aliran darah kemesentri dapat mengakibatkan disfungsi gastrointestinal

4)    Lihat adanya pucat, sianosis, kulit lembab, dan catat nadi periferR : vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantungDx IV : Cemas berhubungan dengan takut akan kematianTujuan : kecemasan klien berkurangKriteria hasil :

-       Cemas berkurang atau hilang-       Mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalah positif-       Mengidentifikasi sumber secara tepat

Intervensi :1)    Identifikasi persepsi klien terhadap ansietas

R : koping terhadap nyeri sulit, klien dapat takut mati, atau cemas terhadap lingkungan

2)    Berikan periode istirahatR : penyimpanan energi dan meningkatkan kemampuan klien

3)    Berikan privasi untuk klien dan orang terdekatR : meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan rasa gagal

Dx V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

Page 22: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

Tujuan : klien dapat memahami penyakitnyaKriteria hasil :

-       klien dapat memahami penyakitnya-       menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat-       mengidentifikasi perubahan pola hidup perlu intervensi keperawatan

intervensi :1)    Kaji tingkat pengetahuan klien atau orang terdekat

R : perlu untuk pemberian rencana intruksi individu, menguatkan harapan 2)    Berikan informasi dalam bentuk belajar

R : penggunaan metode bermacam-macam meningkatkan penyerapan pemahaman3)    Beri penguatan penjelasan faktor resiko

R : memberikan kesempatan pada klien untuk mencapai informasi

D.Evaluasi-       Nyeri Hilang/Berkurang-       Klien mampu beraktifitas secara mandiri dengan bantuan minimal-       Klien tidak cemas-       Curah jantung normal-       Perfusi jaringan adekuat-       Balance cairan seimbang-       Klien memahami tentang penyakit, perawatan & pengobatannya

BAB IVPENUTUP

A.Kesimpulan Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya

penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung berkurang yang menimbulkan nyeri yang hebat pada dada.

Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner

menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari

jantung.  Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari

beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati.

Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas,

ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.

Page 23: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

Diagnosis MCI biasanya dapat di diagnostik berdasar pada riwayat penyakit

sekarang, EKG, dan serangkaian enzim serum. Prognosis tergantung pada beratnya

obstruksi arteri dan dengan sendirinya banyaknya kerusakan jatung.

B. SaranUntuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam pembuatan Makalah

selanjutnya, maka penulis memberikan saran kepada:

1.    Mahasiswa

Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan. Dengan usaha

yang sungguh-sungguh, sehingga penulis mendapatkan data untuk dapat

menyelesaikan  makalah ini.

2.    Pendidikan

Pada Prodi Keperawatan Persahabatan Jakarta, khususnya perpustakaan. Agar

dapat menyediakan buku-buku yang sudah mengalami perubahan-perubahan yang

lebih maju sehingga buku tersebut bukan saja sebagai sumber ilmu tetapi dapat

dijadikan sumber referensi untuk materi makalah. Khususnya untuk makalah-

makalah yang akan dijadikan makalah  selanjutnya.

Dengan adanya makalah ini yang berisikan tentang Asuhan Keperawatan

Miocardium Infraction diharapkan mahasiswa mengetahui, mengerti, dan memahami

akan arti, manfaat serta akibat / dampak dari apa yang telah dibahas pada makalah

tersebut.

Penulis sadar bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, jadi

penulis pemakalah sangat membutuhkan saran dan kritik dari pembaca guna untuk

pembuatan makalah selanjutnya.

Page 24: Askep Mci Rs Psr Rebo Kelopok 1

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. (2002). Keperawatan medical bedah. (Edisi 8). Volume 1. Jakarta : EGCCorwin, Elizabeth J.(2001).Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : EGC.Doengoes, M.E.et all. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan.(Edisi 3). Jakarta: EGC

Dokumentasi & Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.

http://aripurwahyudi.com/modul-belajar/interaktif/serangan-jantung-infark-miokard/http://askep-askeb.blogspot.com/2010/02/rahabilitasi-pasien-dengan-mci.htmlhttp://bared18.wordpress.com/2008/09/06/m-c-i/

http://blog.ilmukeperawatan.comhttp://clusterzz.wordpress.com/2010/01/28/facts-about-alzheimers-disease/http://perawattegal.wordpress.com/category/askep-sistem-kardiovaskuler/http://shidiqwidiyanto.blogspot.com/2010/01/infark-miokard-akut.html

http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-infark.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Myocardial_infarctionhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/147_05PenyakitJantungKoroner.pdf/147_05PenyakitJantungKoroner.htmlhttp://www.infokeperawatan.com/category/ asuhan-keperawatan