Makalah Mata Tenang

77
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata tenang atau mata putih yaitu tidak adanya pelebaran pembuluh darah yang dikarenakan radang atau infeksi pada ekstraokuler. Sedangkan penglihatan menurun adalah berkurangnya penglihatan atau gangguan pada media penglihatan baik yang terjadi secara mendadak atau perlahan. Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular dapat disebabkan oleh beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis optic, ablasio retina, obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral, perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks, dan koroiditis. Penglihatan turun perlahan disebabkan beberapa penyakit seperti katarak, glaucoma, retinopati, dan retinitis pigmentosa. Untuk mengetahui letak dan kelainan dari penyakit-penyakit tersebut kita harus memahami anatomi dan fisiologi dari mata. MATA TENANG Page 1

description

d

Transcript of Makalah Mata Tenang

Page 1: Makalah Mata Tenang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata tenang atau mata putih yaitu tidak adanya pelebaran pembuluh darah

yang dikarenakan radang atau infeksi pada ekstraokuler. Sedangkan

penglihatan menurun adalah berkurangnya penglihatan atau gangguan pada

media penglihatan baik yang terjadi secara mendadak atau perlahan.

Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular dapat

disebabkan oleh beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis

optic, ablasio retina, obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral,

perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks, dan koroiditis.

Penglihatan turun perlahan disebabkan beberapa penyakit seperti katarak,

glaucoma, retinopati, dan retinitis pigmentosa.

Untuk mengetahui letak dan kelainan dari penyakit-penyakit tersebut kita

harus memahami anatomi dan fisiologi dari mata.

MATA TENANG Page 1

Page 2: Makalah Mata Tenang

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang

dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah

lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks

dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata manusia sebagai alat

indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi

manusia. Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara

konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan

perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang

kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

Organ luar 

Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.

Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.

Kelopak mata ( Palpebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi

mata. 

Organdalam

Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari

sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia.

Bagian-bagian tersebut adalah:

Kornea

Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan

difokuskan ke dalam pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang

transparan dimana kekuatan pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40

dioptri ,dengan indeks bias 1,38.

MATA TENANG Page 2

Page 3: Makalah Mata Tenang

Kornea memiliki ketebalan 0,5mm dan terdiri dari:

- Epitel, suatu lapisan squamosa anterior yang menebal di perifer

pada limbus dimana lapisan ini bersinambung dengan konjungtiva.

Limbus mengandung sel germinativum atau stem sel.

- Membran Bowman, terletak di bawah membran basal epitel kornea

yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma

dan berasal dari bagian depan stroma. Lapisan ini tidak

mempunyai daya regenerasi.

- Stroma, dari serabut kolagen, substansi dasar dan fibroblas yang

menjadi dasar kornea. Bentuk serabut kolagen yang reguler dan

diameternya yang kecil menyebabkan transparansi kornea.

Keratosi merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas

terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit

membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan

embrio sesudah trauma.

- Membran Descement, merupakan membran aseluler dan

merupakan batas belakang stroma kornea yang dihasilkan sel

endotel dna merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastik

dan berkembang terus seumur hidup , mempunyai tebal 40um.

- Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal,

besar 20-40um. Endotel melekat pada membran descement melalui

hemidesmosom dan zonula okluden.

Sklera

Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata- rata

1 milimeter tetapi pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter.

Pupil dan iris

Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas

cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan

melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika

kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di

MATA TENANG Page 3

Page 4: Makalah Mata Tenang

sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai

bagian yang berwarna pada mata.

Lensa mata

Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.

Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh

tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya

datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat

objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.

Retina atau Selaput Jala

Retina merupakan suatu struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10

bagian, terdiri dari fotoreseptor ( sel batang dan kerucut) dan neuron,

beberapa diantaranya (sel ganglion) bersatu membentuk serabut saraf

optik. Bertanggung jawab untukmengubah cahaya menjadi sinyal listrik.

Retina akan meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa bayangan

benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang

dikenal. Pada Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel

kerucut yang mengenal fekuensi sinar. Sel kerucut bertanggung jawab

untuk penglihatan siang hari.

Subgrup dari sel kerucut responsif terhadap panjang gelombang pendek,

menengah, dan panjang ( biru, hijau, merah). Sel-sel ini terkonsentrasi di

fovea yang menjadi pusat penglihatan. Sel batang untuk penglihatan

malam. Sel-sel ini sensitif terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal

informasi panjang gelombang (warna). Sel batang menyusun sebagian

besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.

Saraf optik

Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke

korteks visual untuk dikenali bayangannya. Kelainan refraksi dapat

terjadi karena adanya kelainan pada kelengkungan kornea dan lensa,

Indeks bias yang berkurang dan adanya kelainan pada sumbu mata

MATA TENANG Page 4

Page 5: Makalah Mata Tenang

 

Palpebra

Palpebra melindungi mata dari cedera dan cahaya yang berlebihan.

Tdd : Palpebra superior dan inferior

Permukaan suferficial ditutupi oleh kulit dan permukaan dalam diliputi

oleh membran mukosa à conjunctiva.

Conjunctiva membentuk ruang potensial yaitu saccus conjunctivalis.

sudut lateral fissura palpebra lebih tajam dari medial.

Sudut medial dan bola mata dipisahkan oleh rongga sempit (lacus

lacrimalis) dan terdapat tonjolan kecil ( caruncula lacrimalis)

MATA TENANG Page 5

Page 6: Makalah Mata Tenang

Lapisan Bola Mata

Mata tertanam pada adiposum orbitae, terdapat 3 lapisan : 

Tunika fibrosa :   

Bagian posterior yang opak

Sclera

Bagian anterior yang transparan

Cornea

Tunika Vasculosa Pigmentosa :   

Choroidea

Corpus Cilliary

Iris dan pupil

Tunika Nervosa :  Retina

MATA TENANG Page 6

Page 7: Makalah Mata Tenang

Otot-otot penggantung bola mata

 

Vaskularisasi bola mata

 

 Ada 2 sistem vaskularisasi bola mata :

1. Sistem arteri siliar, terdiri dari :

Arteri siliaris anterior (9)

Arteri siliaris posterior brevis (7)

Arteri siliaris longus (4)

MATA TENANG Page 7

Page 8: Makalah Mata Tenang

2. Sistem arteri Sentralis

Retina (12) 

Persarafan 

Saraf yang bertangung jawab terhadap mata manusia adalah saraf

optikus (Nervus II). Bagian mata yang mengandung saraf optikus adalah

retina. Saraf optikus adalah kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan

visual dari retina ke otak.

MATA TENANG Page 8

Page 9: Makalah Mata Tenang

Sedangkan saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah saraf

okulomotoris (Nervus III), saraf ini bertanggungjawab terhadap pergerakan

bola mata, membuka kelopak mata, dan mengatur konstraksi pupil mata.

Saraf lainnya yang mempengaruhi fungsi mata adalah saraf lakrimalis

yang merangsang dalam pembentukan air mata oleh kelenjar air mata.

Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan

menghasilkan air mata yang encer.

Sistem cairan mata - Intraokular

MATA TENANG Page 9

Page 10: Makalah Mata Tenang

Mata diisi dengan cairan intraokuolar, yang mempertahankan tekanan

yang cukup pada bola mata untuk menjaga distensinya. Cairan ini dibagi dua :

Humor aqueous (anterior lensa), Humor vitreus (posterior lensa & retina).

Humor aqueous berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen

untuk organ di dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan

kornea, disamping itu juga berguna untuk mengangkut zat buangan hasil

metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan tersebut akan

mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam bola

mata/tekanan intra okuler.

Sirkulasi Aqueous Humor

MATA TENANG Page 10

Page 11: Makalah Mata Tenang

Fisiologi mata

Gelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata melalui

lensa mata dan kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai

mencapai otak melalui saraf optik, sehingga mata secara terus menerus

menyesuaikan untuk melihat suatu benda (Suyatno,1995:159). Iris bekeja

sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam

pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar dan pada suasana terang pupil

akan mengecil. Mekanisme tersebut berjalan secara otomatis, jadi di luar

kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan saraf yang lainnya masuk lebih

jauh ke dalam otak dan mencapai korteks sehingga memasuki saraf kesadaran.

Sistem yang terdiri dari mata dan alur saraf yang mempunyai peranan penting

dalam melihat di subut alat visual. Mata mengendalikan lebih dari 90 % dari

kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan visual ini memainkan

peranan yang menentukan. Organ visual ikut bertanggung jawab atas

timbulnya gejala kelelahan umum

MATA TENANG Page 11

Page 12: Makalah Mata Tenang

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Skenario

“Mata Tenang”

Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik dengan

keluhan penurunan ketajaman penglihatan. Tidak ada kelainan refraksi, tidak

ada riwayat mata merah dan riwayat trauma pada mata pun disangkal.

3.2 Permasalahan

1) Apa saja penyebab penurunan ketajaman penglihatan ?

a. Gangguan pada media refrakta yaitu kornea, humor aquos, lensa dan

korpus vitreum

b. Refraksi anomali, yaitu miopia, hipermetropia, astigmatisme

c. Gangguan pada sistem saraf

2) Apakah ada hubungan usia dengan keluhan yang dialami pasien?

Pada umur yang lebih dari 40 tahun, kemampuan lensa untuk berakomodasi

menurun dan elastisitas lensa menurun, sehingga melihat dekat bayangan

jatuh dibelakang retina.

3) Apa saja macam-macam kelainan refraksi?

Macam-macam kelainan Refraksi

Mata Myopia

Sering dikatakan rabun jauh, yaitu penurunan ketajaman penglihatan jauh jika

dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia adalah sumbu bola mata

yang terlalu panjang atau daya bias lensa mata yang terlalu kuat. Keluhan

yang biasanya dirasakan oleh penderita myopia adalah buram dalam melihat

MATA TENANG Page 12

Page 13: Makalah Mata Tenang

benda jauh, mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat

dikoreksi dengan pemberian kaca minus/ cekung.

Mata Hipermetrop.

Yaitu penderita dengan kelainan ini mengeluh ketajaman penglihatannya

kabur baik jauh maupun dekat. Penyebab Hipermetrop adalah sumbu bola

mata yang terlalu pendek atau daya bias lensa mata yang terlalu lemah.

Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita hipermetrop adalah buram

dalam melihat benda jauh maupun dekat, mata cepat lelah, pusing dan sering

berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan lensa plus / cembung. Keadaan ini

banyak timbul pada anak-anak, terutama anak yang lahir prematur, dengan

bertambahnya usia maka terjadi pertumbuhan bola mata sehingga ukuran

koreksi lensanya menurun.

Mata Asigmatisme.

Mata asigmatisme atau sering disebut juga mata cylindris yaitu kelainan

ketajaman penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat sama

jelas pada gambar disatu bidang datar sehingga penderita biasanya merasa

MATA TENANG Page 13

Page 14: Makalah Mata Tenang

berbayang dalam melihat benda jauh. Hal ini disebabkan karena tidak sama

kelengkungan kornea dan permukaan kornea yang tidak rata. Mata

asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa cylindris.

Kelainan refraksi pada mata astigmatisma

3.3 Penyakit-penyakit mata tenang dengan visus menurun mendadak

1. Neuritis Optik

a. Definisi

Neuritis optik adalah gangguan penglihatan yang disebabkan karena

peradangan pada saraf optik.

Neuritis optik terjadi akibat saraf optik yang merupakan jaras yang

membawa impuls penglihatan ke otak mengalami peradangan serta sarung

mielin yang membungkus saraf tersebut mengalami kerusakkan (proses ini

disebut juga demielinisasi). Terjadinya sangat khas pada salah satu mata

(70%) yang menyebabkan gangguan penglihatan yang cepat dan progresif

tetapi bersifat sementara. Sekitar 30% penderita terjadi pada kedua mata.

Neuritis optik cenderung menyerang dewasa muda dengan usia rata-rata 30-

an. Tujuh puluh lima persen penderita merupakan wanita.

Kerusakkan saraf terjadi pada bagian saraf optik yang letaknya di

belakang bola mata dan disebut juga neuritis retrobulbar serta sering dikaitkan

dengan penyakit sklerosis multipel. Peradangan saraf optik dan edema

(pembengkakan) terjadi akibat tekanan intrakranial pada tempat dimana saraf

masuk ke dalam bola mata. Peradangan di tempat tersebut disebut papilitis.

MATA TENANG Page 14

Page 15: Makalah Mata Tenang

b. Penyebab dan gejala

Gejala-gejala neuritis optik adalah jika ditemukan satu atau lebih gejala

berikut ini:

- penglihatan kabur

- bintik/bercak buta, terutama pertengahan lapang pandang

- nyeri saat pergerakkan bola mata

- sakit kepala

- buta warna mendadak

- gangguan penglihatan pada malam hari

- gangguan ketajaman penglihatan

Neuritis optik sering diakibatkan oleh penyakit sklerosis multipel. Penyebab

lainnya adalah infeksi virus, jamur, ensefalomielitis, penyakit-penyakit

otoimun atau tumor yang menekan saraf penglihatan atau penyakit-penyakit

pembuluh darah (misalnya radang arteri temporal). Beberapa bahan kimia

beracun seperti metanol dan timah hitam dapat menyebabkan kerusakkan

saraf optik. Kerusakkan saraf optik dapat juga dikarenakan penyalahgunaan

alkohol dan rokok. Neuritis optik dapat juga disebabkan karena gangguan

sistem kekebalan tubuh

c. Diagnosis

Dokter mata akan memeriksa mata penderita dan menentukan

diagnosis neuritis optik. Pemeriksaan mata lengkap termasuk pemeriksaan

ketajaman penglihatan, pemeriksaan buta warna serta pemeriksaan retina dan

diskus optik dengan menggunakan oftalmoskop. Tanda-tanda klinis seperti

MATA TENANG Page 15

Page 16: Makalah Mata Tenang

gangguan reaksi pupil jelas terlihat selama pemeriksaan mata tetapi pada

beberapa keadaan mata terlihat normal. Riwayat medis penderita dapat

digunakan untuk mengetahui apakah pernah terpapar kontak dengan bahan-

bahan beracun seperti timah hitam yang dapat menyebabkan neuritis optik.

Pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan MRI (magnetic resonance

imaging) diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Dengan MRI dapat

dibuktikan tanda-tanda sklerosis multipel.

d. Terapi

Pengobatan neuritis optik tergantung pada penyebab yang

mendasarinya. Gangguan penglihatan yang disebabkan infeksi virus akan

membaik sendiri setelah diberikan pengobatan terhadap virus. Neuritis optik

yang disebabkan bahan-bahan beracun dapat diatasi bila

sumber-sumber/kontak dengan racun dihindari.

Pemberian kortikosteroid suntikan yang dilanjutkan dengan

pemberian oral pada penderita neuritis optik akibat sklerosis multipel sangat

cepat memperbaiki penglihatan penderita, tetapi masih diperdebatkan

penggunaanya untuk mencegah kekambuhan. Terapi Percobaan Neuritis

Optik menunjukkan bahwa steroid yang diberikan dengan suntikkan intravena

efektif untuk mengurangi serangan neuritis optik akibat penyakit sklerosis

multipel hingga 2 tahun, tetapi perlu penelitian lebih lanjut. Prednison yang

diberikan secara oral tampaknya dapat meningkatkan serangan berulang

neuritis optik sehingga terapi ini tidak dianjurkan.

e. Prognosis

Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik

biasanya bersifat sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam

dua hingga lima minggu. Saat masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman

penglihatan penderita menjadi lebih baik. Prognosis jangka panjang

MATA TENANG Page 16

Page 17: Makalah Mata Tenang

tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika serangan ini ditimbulkan

oleh infeksi virus maka akan mengalami penyembuhan sendiri tanpa

meninggalkan efek samping. Jika neuritis optik dipicu oleh sklerosis

multipel, maka serangan berikutnya harus dihindari. Tigapuluh tiga persen

penderita neuritis optik akan kambuh dalam lima tahun. Tiap kekambuhan

menyebabkan pemulihannya tidak sempurna bahkan memperburuk

penglihatan seseorang. Ada hubungan yang kuat antara neuritis optik dengan

sklerosis multipel. Pada orang yang tidak mengalami sklerosis multipel

maka separuh dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat

neuritis optik akan menderita penyakit ini dalam 15 tahun.

f. Pencegahan

Pemeriksaan mata secara teratur untuk menjaga kesehatan mata.

Pengobatan dini terhadap masalah penglihatan dapat mencegah kerusakkan

permanen pada saraf mata.

2. Ablasi Retina

a. Definisi

Ablasio retina adalah suatu keadaan dimana terjadi pelepasan sensoris

retina (sel batang dan kerucut) dari lapisan pigmen retina / RPE.

b. Etiologi

Penyebab penyakit ini antara lain karena faktor usia (insidennya meningkat

pada usia pertengahan atau lebih tua), akibat terdapatnya benda padat keras

yang masuk ke dalam mata atau bersifat herediter (biasanya terjadi pada

individu yang memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarga). Penyebab lain

seperti akibat komplikasi diabetes mellitus serta penyakit inflamasi, tumor dan

trauma. Walaupun agak jarang, kondisi ini dapat merupakan penyakit

keturunan yang bahkan dapat terjadi pada bayi dan anak-anak.Ablasio retina

MATA TENANG Page 17

Page 18: Makalah Mata Tenang

merupakan kelainan yang bersifat darurat dan perlu mendapat tindakan segera.

Karena bila tidak ditangani sedini mungkin dapat menyebabkan gangguan

penglihatan atau kebutaan.

Sebagian besar ablasio retina terjadi karena adanya satu atau lebih robekan

kecil atau lubang pada retina, kadang proses penuaan yang normalpun dapat

menyebabkan retina menjadi tipis dan kurang sehat, sehingga cairan yang

terletak antara lapisan epitel pigmen dan lapisan sel batang dan kerucut lambat

laun meluas ke bawah dan selalu mencari tempat terendah. Makin lama

cairan yang masuk makin banyak, ablasi semakin tinggi, retina akan menjadi

berlipat-lipat dan akhirnya seluruh retina terlepas, kecuali pada ora serrata dan

papil saraf optik.

Bila disebabkan karena penipisan retina atau penyusutan vitreus yang

biasanya terjadi seiring dengan bertambahnya usia atau akibat pertumbuhan

mata abnormal (penglihatan dekat), trauma dan inflamasi maka vitreus akan

terlepas dari retina dan meninggalkan satu atau lebih lubang di retina.

c. Klasifikasi

Dikenal 3 macam bentuk ablasio retina :

1. Ablasio retina regmatogenosa

2. Ablasio retina serosa atau eksudatif

3. Ablasio retina akibat traksi

i. Ablasio Retina Regmatogenosa

Ablasio retina dimana terjadi pemutusan total (suatu “regma”) di retina

sensorik. Gejala yang biasanya terjadi berupa fotopsia (melihat pijaran

api), melihat benda bergerak, kehilangan lapang pandan g perifer,

penglihatan sentral yang tidak jelas serta metamorfopsia.

MATA TENANG Page 18

Page 19: Makalah Mata Tenang

Pada funduskopi didapatkan kelainan berupa

- Pigmen pada badan kaca

(tanda Shaffer)

- Retina terangkat berwarna

pucat dengan pembuluh

darah diatasnya

- Robekan retina berwarna

merah

- Retina tampak berwarna

susu, berkilauan, dengan

lipatan undulasi retina

ii. Ablasio Retina Serosa atau Eksudatif

Ablasio retina yang terjadi akibat terdapatnya timbunan cairan serosa atau

eksudat di bawah retina sensorik. Cairan dapat mengikuti hukum gravitasi

yaitu selalu mengikuti tempat terbawah dari mata.

Keluhan seperti berkurangnya lapang pandang dan metamorfopsia dapat

terjadi. Pada fundus okuli didapatkan kelainan seperti gambaran retina

yang halus, tembus cahaya dan menonjol seperti kubah, biasanya tidak

terdapat perdarahan kecuali bila terjadi vaskulopati retinal.

MATA TENANG Page 19

Page 20: Makalah Mata Tenang

iii. Ablasio Retina Akibat Traksi

Terjadi akibat kontraksi pada korpus vitreus sehingga menarik jaringan

fibrovaskuler proliferatif (jaringan parut) dan retina dibawahnya kearah

anterior menuju dasar korpus vitreus. Penyakit ini terjadi perlahan-lahan

dan progresivitasnya ditentukan oleh proliferasi fibrovaskuler.

Gejala yang terjadi berupa berkurangnya penglihatan sentral dan dapat

menyebabkan kehilangan penglihatan bila tidak diobati.Pada funduskopi

diperoleh gambaran permukaan yang lebih konkaf, halus dan gambaran

pita memancar keluar dari korpus vitreus.

d. Diagnosis

Subjektif antara lain penderita mengeluh kilatan-kilatan cahaya beberapa

hari atau minggu sebelumnya (fotopsia), melihat tirai yang bergerak ke satu

arah, lambat laun tirai semakin turun dan menutup mata (terjadi ablasi total,

persepsi cahaya menjadi 0). pada beberapa kasus mungkin terjadi tanpa

kilatan-kilatan yang nyata tapi penglihatan seolah bergelombang atau berair

atau pada penglihatan pinggir terdapat bayangan hitam.

Objektif dengan oftalmoskop, didapatkan fundus okuli :

MATA TENANG Page 20

Page 21: Makalah Mata Tenang

- Retina berwarna kehijauan dengan lipatan berwarna putih, tidak

bergelombang, retina yang lepas sedikit berubah warna menjadi abu-abu

seperti awan

- Gambaran koroid kadang masih terlihat (refleks merah)

- Pembuluh darah berwarna lebih gelap, lebih berkelok-kelok, refleks

cahaya (-)

e. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ablasio retina regmatogenosa dibedakan berdasarkan akut

dan kronik. Pada yang akut harus ditangani dalam waktu 24-48 jam dan yang

kronik dalam waktu 1 minggu setelah ditegakkan diagnosis.

Terapi yang dapat diberikan seperti fotokoagulasi laser bila ditemukan

robekan-robekan kecil dengan sedikit atau tanpa lepasnya retina dan cryopexy

yaitu membekukan dinding bagian belakang mata yang terletak di belakang

robekan retina, dapat merangsang pembentukan jaringan parut dan

merekatkan pinggir robekan retina dengan dinding belakang bola mata.

Pilihan lain untuk terapi ablasi retina regmatogenosa seperti prosedur buckling

sclera, retinopexy pneumatic dan tamponade minyak silicon intraocular.

Ablasio retina akibat traksi dapat diterapi dengan metode tamponade

minyak silicon dan pembedahan vitrektomi persplana. Sedangkan ablasio

retina serosa atau eksudatif penanganannya lebih sederhana dan biasanya

membaik spontan dengan penanganan yang sesuai pada kondisi tertentu.

MATA TENANG Page 21

Page 22: Makalah Mata Tenang

3. Oklusi Arteri Retina Sentral

a. Definisi

Penyumbatan arteri retina sentral dapat disebabkan oleh radang arteri,

thrombus dan embolus pada arteri, spasme pembuluh darah, akibat

terlambatnya pengaliran darah, giant cell arthritis, penyakit kolagen, kelainan

hiperkoagulasi, sifilis dan trauma. Tempat tersumbatnya arteri retina sentral

biasanya di daerah lamina kribrosa. Emboli merupakan penyebab

penyumbatan arteri retina sentral yang paling sering. Emboli dapat berasal

dari perkapuran yang berasdal dari penyakit emboli jantung. Nodus-nodus

reuma, carotid plaque, atau emboli endokarditis.

b. Penyebab

Spasme pembuluh lainnya antara lain pada migren, keracunan alcohol,

tembakau, kina atau timah hitam. Perlambatan aliran pembuluh darah retina

terjadi pada peninggian tekanan intraocular, stenosis aorta atau arteri carotis.

Kelainan ini biasanya terjadi mengenai satu mata, dan terutama mengenai

arteri pada daerah masuknya di lamin kribrosa.

c. Gejala dan gambaran klinis

Pada oklusi retina sentral dimulai dengan penglihatan kabur yang

hilang timbul (amaurosis fugaks) dengan tidak disertai rasa sakit dan

kemudian gelap menetap. Penurunan visus yang mendadak biasanya

disebabkan oleh penyakit-penyakit emboli. Penurunan visus yang merupakan

serangan-serangan yang berulang dapat disebabka oleh penyakit-penyakit

spasme pembuluh atau emboli yang berjalan. Penyumbatan arteri retina

sentral akan menyebabkan keluhan penglihatan tiba-tiba gelap tanpa

terlihatnya kelainan pada mata luar. Pasien akan mengeluh penglihatannya

menurun yang kemudian menetap tanpa adanya rasa sakit. Reaksi pupil

menjadi lemah dengan pupil anisokoria. Pada pemeriksaan funduskopi akan

terlihat seluruh retina berwarna pucat akibat edema dan gangguan nutrisi pada

MATA TENANG Page 22

Page 23: Makalah Mata Tenang

retina. Terdapat bentuk gambaran sosis pada arteri retina akibat pengisian

arteri yang tidak merata. Sesudah beberapa jam retina akan tampak pucat,

keruh keabu-abuan yang disebabkan edema lapisan dalam retina dan lapisan

sel ganglion. Pada keadaan ini akan erlihat gambaran merah ceri atau cherry

red spod pada macula lutea. Hal ini disebabkan karena tidak adanya lapisan

ganglion di macula, sehingga macula mempertahankan warna aslinya. Lama-

kelamaan papil menjadi pucat dan batasnya kabur.

d. Pengobatan

Pengobatan dini dapat dengan menurunkan tekanan bola mata dengan

mengurut bola mata, dan azetazolamid atau parasentesis bilik mata depan.

Vasodilator pemberian bersama antikoagulan dan diberikan steroid bila

diduga terdapatnya peradangan maka akan diberikan steroid. Pasien dengan

oklusi arteri retina sentral harus secepatnya diberikan O2.

e. Penyulit

Penyulit yang dapat timbul adalah glaucoma neovaskuler tergantung pada

letak dan lamanya terjadinya oklusi maka kadang-kadang visus dapat kembali

normal tapi lapang pandangan menjadi kecil.

4. Kekeruhan dan perdarahan corpus vitreus

Definisi

Kekeruhan badan kaca kadang-kadang terjadi akibat penuaan disertai

degenerasi berupa terjadinya koagulasi protein badan kaca. Hal ini biasanya

disertai dengan pencairan badan kaca bagian belakang. Akibat bagian depan

masih melekat erat maka akan terjadi gerakan-gerakan bergelombang seperti

hujan. Keadaan ini tidak banyak menggangu penglihatan.

Perdarahan pada badan kaca adalah suatu keadaan yang cukup gawat

karena dapat memberikan penyulit yang mengakibatkan kebutaan pada mata.

MATA TENANG Page 23

Page 24: Makalah Mata Tenang

Perdarahan pada badan kaca dapat terjadi spontan pada diabetes mellitus,

rupture retina, ablasi badan kaca. Kelainan darah dan perdarahan juga dapat

memberikan perdarahan dalam badan kaca. Diabetes mellitus, hipertensi dan

trauma merupakan penyebab utama perdarahan badan kaca. Perdarahan badan

kaca yang disebabkan trauma dapat akibat trauma tumpul atau kontusi

jaringan dan suatu trauma tembus.

Perdarahan badan kaca akan menyebabkan turunnya penglihatan mendadak

lapang pandangan ditutup oleh sesuatu sehingga mengganggu penglihatan

tanpa rasa sakit. Perdarahan dalam badan kaca biasanya cepat sekali

menggumpal. Keadaan ini disebabkan susunan badan kaca disertai

terdapatnya bahan seperti tromboplastin di dalam badan kaca.

Pada pemeriksaan fundus tidak terlihat adanya reflex fundus yang

berwarna merah dan sering memberikan bayangan hitam yang menutup retina.

Perdarahan dalam badan kaca akan menyebar sesudah beberapa minggu,

dimana kemudian sel darah merah dimakan oleh sel lekosit dan sel plasma.

Perdarahan badan kaca pada diabetes mellitus dapat timbul tiba-tiba, yang

biasanya akan jernih dan diabsorpsi setelah beberapa minggu atau bulan,

walaupun demikian keadaan ini merupakan ancaman untuk terjadinya

perdarahan berulang.

Pengobatan berupa istirahat dengan kepala sakit lebih tinggi paling sedikit

selama 3 hari. Bila sedang minum obat maka hentikan obat seperti aspirin,

anti radang nonsteroid, kecuali bila sangat dibutuhkan. Darah dikeluarkan dari

badan kaca bila terdapat bersama ablasi retina atau perdarahan yang lebih

lama dari 6 bulan, dan bila terjadi glaucoma hemolitik.

Penyulit dapat terjadi bila terjadi reaksi proliferasi jaringan (retinitis

proliferans) yang akan mengancam penglihatan. Bila terbentuk jaringan parut

akan terjadi perubahan bentuk badan kaca yang dapat mengakibatkan

terjadinya ablasi retinitis. Retinitis proliferans bersifat ireversibel walaupun

perkembangan pembuluh darah telah berhenti.

MATA TENANG Page 24

Page 25: Makalah Mata Tenang

5. Retinopati serosa sentral

Retinopati serosa sentral adalah suatu keadaan lepasnya retina dari lapis

pigmen epitel di daerah macula akibat masuknya cairan melalui membrane

bruch dan pigmen epitel yang inkompeten.

Retinopati serosa sentral dapat bersifat residif. Biasanya dijumpai pada

penderita laki-laki berusia antara 20 sampai 50 tahun. Didapatkan pada

perempuan hamil dan pada usia di atas 60 tahun.

Akibat tertimbunnya cairan di bawah macula akan terdapat gangguan

fungsi macula sehingga visus menurun disertai metamorfopsia, hipermetropia

dengan skotoma relative dan positif (kelainan pada uji Amster kisi-kisi).

Penglihatan biasanya diantara 20/20 sampai 20/80. Dengan uji Amster

terdapat penyimpangan garis lurus disertai dengan skotoma. Berkurangnya

fungsi macula terlihat dengan penurunan kemampuan melihat warna.

Pada funduskopi akan terlihat terangkatnya retina dapat sangat kecil dan

dapat seluas diameter papil. Lepasnya retina dari epitel pigmen akibat

masuknya cairan dari subretinal ini dapat dilihat dengan pemeriksaan

angiografi fluoresen.

Biasanya retinopati serosa sentral akan menyembuh setelah kira-kira 8

minggu dengan tidak terdapatnya lagi kebocoran. Pada keadaan ini cairan

subretina akan diserap kembali dan retina akan melekat kembali pada epitel

pigmen tanpa gejala sisa subjektif yang menyolok. Pada macula masih dapat

terlihat gambaran perubahan pada epitel pigmen.

Pengobatan retinopati serosa sentral adalah dengan melihat letak kebocoran

yang kadang-kadang tidak perlu dilakukan segera fotokoagulasi. Bila terjadi

penurunan visus akibat gangguan metabolism macula maka dapat

dipertimbangkan fotokoagulasi. Umumnya kelainan ini menghilang dengan

sendirinya setelah 6 sampai 8 minggu, biasanya akan hilang total setelah 4

sampai 6 bulan.

MATA TENANG Page 25

Page 26: Makalah Mata Tenang

6. Amaurosis fugaks

Atau buta sekejap satu mata yang berulang. Gelap sementara selama 2

sampai 5 detik yang biasanya mengenai satu mata pada saat serangan dan

normal kembali sesudah beberapa menit dan jam, disertai dengan gangguan

kampus segmental tanpa rasa sakit dan terdapatnya gejala-gejala sisa.

Monocular amaurosis fugaks dapat terjadi akibat hipotensi ortostatik, spasme

pembuluh darah, aritmia, migren retina, anemia arthritis dan koagulopati.

Hilangnya penglihatan ini jarang total dan dapat merupakan gejala dini

obstruksi arteri retina sentral. Amaurosis fugaks merupakan tanda yang paling

sering pada insufisiensi arteri carotis atau terdpatnya emboli pada arteri

oftalmik retina.

Pada amaurosis fugaks biasanya tidak ditemukan kelainan fundus karena

pendeknya serangan. Pada fundus tidak terdapat kelainan dan kadang-kadang

terlihat adanya plak putih atau cerah atau suatu embolus di dalam arteriol.

Beda dengan dengan TIA (trancient iskemik attack) adalah pada TIA dapat

mengenai kedua mata. Diagnosis banding adalah dengan migren, papiledema,

myopia, anemia, polisitemia, hipotensi, dan kelainan darah.

Pengobatan penyakit karotis dengan aspirin 325 mg dan berhenti merokok.

Control diabetes atau hipertensi sebagai penyebab. Pada penyakit jantung

aspirin 325 mg 4x sehari dengan pertimbangan bedah jantung dan control

semua resiko yang berhubungan dengan arteriosklerosis. Biasanya diberi

salisilat dan obat untuk mobilisasi sel darah.

7. Uveitis posterior/koroiditis

Definisi :

Peradangan lapis koroid bola mata yang dapat dalam bentuk :

- Koroiditis anterior, radang koroid perifer

- Koroid areolar, koroiditis bermula di daerah macula lutea dan

menyebar ke perifer

MATA TENANG Page 26

Page 27: Makalah Mata Tenang

- Koroiditis difusa atau diseminata, bercak peradangan koroid tersebar di

seluruh fundus okuli.

- Koroiditis eksudatif, koroiditis disertai bercak-bercak eksudatif

- Koroiditis juksta papil

Gejala dan gambaran klinis

- Penglihatan kabur terutama bila mengenai daerah sentral macula, bintik

terbang (floater), mata jarang menjadi merah,

- Pada mata akan ditemukan kekeruhan di dalam badan kaca, infiltrate

dalam retina

8. Amblioplia Toksik

Pada keracunan beberapa obat dapat terjadi kebutaan mendadak neuritis

optic toksik dapat terjadi pada keracunan alcohol atau tembakau, timah dan

bahan toksis lainnya. Biasanya terdapat tanda-tanda lapang pandangan yang

berubah-ubah.

Pada uremia dapat terjadi ambliopia uremik dimana penglihatan akan

berkurang. Berkurangnya penglihatan akibat keracunan alcohol

mengakibatkan ambliopia alcohol. Hilangnya penglihatan sentral bilateral,

akibat keracunan metal alcohol dan juga akibat gizi buruk.

3.4 Penyakit-penyakit mata putih dengan visus menurun perlahan

1. Katarak

a. Definisi

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan

penglihatan.

MATA TENANG Page 27

Page 28: Makalah Mata Tenang

Gambar 2. Lensa yang mengalami katarak

b. Penyebab

1) Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi,

yang mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh. (Katarak

Senilis )

2) Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet,

alcohol , kurang vitamin E , radang menahun dalam bola mata ,

polusi asap motor / pabrik karena mengandung timbale

3) Cedera mata , misalnya pukulan keras , tusukan benda ,panas yang

tinggi , bahan kimia yang merusak lensa ( Katarak Traumatik )

4) Peradangan / Infeksi pada saat hamil , penyakit yang diturunkan

( Katarak Kongenital)

5) Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes

mellitus ( Katarak komplikata )

6) Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin,

klorpromazin,ergotamine, pilokarpin

c. Patomekanisme

Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan

menjadi lebih padat dan berkurang kandungan airnya , lensa akan menjadi

MATA TENANG Page 28

Page 29: Makalah Mata Tenang

keras pada bagian tengahnya (optic zone) sehingga kemampuan

memfokuskan benda berkurang.

Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya.

(Katarak Senilis). Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal

merawat penyakitnya akan mengakibatkan Kandungan gula dalam darah

menjadikan lensa kurang kenyal dan bisa menimbulkan katarak (Katarak

Komplikata)

d. Gejala Klinis

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai

gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.

- Penglihatan kabur dan berkabut

- Fotofobia

- Penglihatan ganda

- Warna manik mata berubah / putih

- Kesulitan melihat di waktu malam

- Sering berganti kacamata

- Perlu penerangan lebih terang untuk membaca

- Seperti ada titik gelap didepan mata

- Melihat dekat jelas ( bersifat sementara )

gambar 3. Perbandingan lensa mata

MATA TENANG Page 29

Page 30: Makalah Mata Tenang

Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :

1. Katarak Inti / Nuclear

- Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk

melihat dekat melepas kaca mata nya.

- Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan

lebih coklat

- Menyetir malam silau dan sukar

2. Katarak Kortikal

- Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah

sehingga mengganggu penglihatan

- Penglihatan jauh dan dekat terganggu

- Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

3. Katarak Subscapular

- Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa , tepat jalan sinar masuk

- Dapat terlihat pada kedua mata

- Mengganggu saat membaca

- Memberikan keluhan silau dan ” halo ” atau warna sekitar sumber

cahaya

- Mengganggu penglihatan

e. Klasifikasi

1. Katarak kongenitalis

Adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera bayi lahir dan

bayi berusia kurang dari 1 tahun . Katarak kongenitalis bisa merupakan

penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa

disebabkan oleh:

- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman

- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.

Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:

- penyakit metabolik yang diturunkan

MATA TENANG Page 30

Page 31: Makalah Mata Tenang

- riwayat katarak dalam keluarga

- infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.

Kelainan utama terletak dinukleus lensa atau nukleus embrional

bergantung pada waktu stimulus kataraktogenik atau di kutub anterior

atau posterior lensa. Katarak kongenital dapat berbentuk katarak

lameral atau zonural, katarak polaris posterior (piramidalis

posterior,kutub posterior) polaris anterior (piramidalis anterior , kutub

anterior), katarak inti (katarak nuklearis) dan katarak sutural.

Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital perlu dilakukan

pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan

trimester pertama dan pemakaian obat selama kehamilan .Bila katarak

disertai dengan uji reduksi pada urine yang positif , mungkin katarak

terjadi akibat galaktosemia. Pada pupil bayi akan terlihat bercak putih

atau leukokoria.

Penatalaksanaan

Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi :

- Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak

- Biasanya bila katarak bersifat total , operasi dapat dilakukan pada usia

2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.

2. Katarak Juvenil

Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda , yang mulai

terbentuk pada usia kurang dari 9 bulan , katarak juvenil biasanya

merupakan kelanjutan katarak kongenital.

Penyulit – penyulit pada penyakit katarak Juvenil :

1. Katarak Metabolik

- Katarak diabetik dan galaktosemik

- Katarak hipokalsemik

- Katarak defisiensi gizi

- Katarak aminoasiduria

MATA TENANG Page 31

Page 32: Makalah Mata Tenang

- Penyakit Wilson

- Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain

2. Otot

Distrofi miotonik ( umur 20 sampai 30 tahun )

3. Katarak traumatik

4. Katarak Komplikata

- Kelainan kongenital dan herediter

- Katarak degeneratif

- Katarak anosik

- Toksik

- Lain – lain kelainan kongenital , sindrom tertentu.

- Katarak radiasi.

5. Katarak Senilis

Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut

Bentuk katarak senilis :

a. Katarak nuklear

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik.

Lama kelamaan inti sel yang mulanya putih kekuning – kuningan

menjadi coklat dan kemudian kehitam – hitaman ( Katarak brunesen

atau nigra )

b. Katarak kortikal

Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi

cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi

cahaya. Pada keadaan ini penderita seakan – akan mendapatkan

kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.

c. Katarak Kupuliform

Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal

atau nuklear. Kekeruhan terletak dilapis korteks posterior dan dapat

memberikan gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul

MATA TENANG Page 32

Page 33: Makalah Mata Tenang

makin cepat bertambahnya katarak, Katarak ini sering sukar dibedakan

dengan katarak komplikata.

Stadium katarak senilis :

1. Katarak Insipien

Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruju menuju korteks

anterior dan posterior ( katarak kortikal ) , vakuol mulai terlihat di

dalam korteks

Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior

subkapsular posterior , celah terbentuk antara serat lensa dan korteks

berisi jaringan degeneratif (benda morgagni). Kekeruhan ini dapat

menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama

pada semua bagian lensa , bila dilakukan uji bayangan iris akan positif,

pada permulaan hanya tampak bilapupil dilebarkan.

Gambar 6. Katarak insipien

2. Katarak Intumesen

Gambar 7. Katarak

MATA TENANG Page 33

Page 34: Makalah Mata Tenang

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang

degeratif menyerap air.

Masuknya air kedalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi

bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata

menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan

lensa ini dapat memberikan penyulit glaukoma.

Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat

dan mengakibatkan miopia lenticular. Pada keadaan ini dapat terjadi

hidrasi korteks sehingga lensa akan mencembung dan daya biasnya

akan bertambah yang akan memberikan miopisasi.

Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai

peregangan jarak lamel serat lensa.

3. Katarak Imatur

gambar 8. Katarak imatur

Katarak belum seluruh lapis lensa,hanya sebagian lensa yang keruh,

akan bertambah volume lensanya akibat meningkatnya tekanan

osmotik bahan lensa yang degeratif, Pada stadium ini terjadi hidrasi

korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung sehingga

memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi

miopi. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris

MATA TENANG Page 34

Page 35: Makalah Mata Tenang

kedepan sehingga bilik mata depan akan semakin sempit dan dapat

menimbulkan hambatan pupil sehingga terjadi glaukoma sekunder. Uji

bayangan iris pada keadaan ini positif.

4. Katarak Matur

Gambar 9. Katarak matur

Kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa, kekeruhan ini dapat

terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila proses degenerasi

berjalan terus– menerus akan terjadi pengeluaran air bersama – sama

hasil desintegrasi melalui kapsul , didalam stadium ini lensa akan

berukuran normal, iris tidak terdorong kedepan dan bilik mata depan

akan mempunyai kedalaman normal kembali. Lensa berwarna putih

keruh akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium.Bila

dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.

5. Katarak Hipermatur

Gambar 10. Katarak hipermatur

MATA TENANG Page 35

Page 36: Makalah Mata Tenang

Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut , lensa menjadi cair

dan dapat keluar melalui kapsul lensa. Masa lensa yang berdegenerasi

keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil , berwarna

kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan

lipatan kapsul lensa, kadang – kadang pengerutan berlanjut sehingga

hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses berjalan

terus disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang

berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar sehingga korteks akan

memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai nukleus yang

terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat (keadaan ini disebut

Katarak Morgagni). Uji bayangan iris memberikan gambaran

pseudopositif.

Perbedaan Stadium Katarak Senilis

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruha

n

Ringan Sebagian Seluru

h

Masif

Cairan

Lensa

Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata

Depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut

Bilik Mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow

Test

Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma

MATA TENANG Page 36

Page 37: Makalah Mata Tenang

6. Katarak Komplikata

Gambar 11. Katarak komplikata

Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses

degenerasi seperti ablasi retina ,retinitis pigmentosa , glaucoma, pasca bedah

mata, dapat juga disebabkan penyakit system endokrin seperti diabetes

mellitus, hipoparatiroid, galaktosemia dan miotonia distrofi ).

Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak

selamanya didaerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat

difus , pungtata ataupun linier, dapat berbentuk rosete,reticulum dan biasanya

terlihat vakuol.

Bentuk katarak komplikata :

a. Kelainan pada polus posterior mata

Terjadi akibat penyakit koroiditis , retinitis pigmentosa , ablasio retina,

kontusio retina dan myopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan

kaca, biasanya kelainan ini berjalan aksial yang biasanya tidak berjalan

cepat didalam nucleus sehingga sering terlihat nucleus lensa tetap jernih.

b. Kelainan pada polus anterior bola mata

Biasanya akibat kelainan kornea berat ,iridosiklitis , kelainan neoplasma

dan glaukoma. Pada iridosiklitis akan mengakibatkan katarak

subskapularis anterior.

Katarak komplikata yang disebabkan Diabetes Mellitus,dapat terjadi dalam 3

bentuk :

MATA TENANG Page 37

Page 38: Makalah Mata Tenang

a. Pasien dengan dehidrasi berat ,asidosis dan hiperglikemia nyata, pada

lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa

berkerut.Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan

akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali.

b. Pasien diabetes juvenil yang tidak terkontrol , dimana terjadi katarak

serentak pada kedua mata dalam 48 jam , bentuk dapat snow flake atau

bentuk piring subkapsular.

c. Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secra histologik

dan biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.

7. Katarak Traumatik

Paling sering akibat cedera benda asing dilensa atau trauma tumpul terhadap

bola mata.Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena

lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang korpus

vitreus masuk kedalam struktur lensa.

Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata menjadi merah ,

lensa opak dan mungkin terjadi perdarahan intra okular, apabila humor aqueus

dan korpus vitreus keluar dari mata , mata menjadi sangat lunak.

Penatalaksanaan

1. Benda asing yang masuk harus segera dikeluarkan atau setelah

peradangan mereda.

2. Diberikan antibiotik sistemik dan Topikal kortikosteroid topikal untuk

memperkecil terjadinya infeksi dan uveitis

3. Atropin Sulfat 1 % untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan mencegah

pembentukkan sinekia posterior.

2. Glaukoma

a. Definisi

Peningkatan tekanan di dalam mata (intraocular pressure) adalah salah

satu penyebab terjadinya kerusakan syaraf mata (nervus opticus) dan

menunjukkan adanya gangguan dengan cairan di dalam mata yang terlalu

MATA TENANG Page 38

Page 39: Makalah Mata Tenang

berlebih. Ini bisa disebabkan oleh mata yang memproduksi cairan terlalu

berlebih, cairan tidak mengalir sebagaimana mestinya melalui fasilitas

yang ada untuk keluar dari mata (jaringan trabecular meshwork) atau

sudut yang terbentuk antara kornea dan iris dangkal atau tertutup sehingga

menyumbat/ memblok pengaliran daripada cairan mata. 

Sebagian orang yang menderita glaukoma namun masih memiliki

tekanan di dalam bola matanya normal, penyebab dari tipe glaukoma

semacam ini diperkirakan adanya hubungan dengan kekurangan sirkulasi

darah di daerah syaraf/nervus opticus mata. Meski glaukoma lebih sering

terjadi seiring dengan bertambahnya usia, glaukoma dapat terjadi pada

usia berapa saja. Risiko untuk menderita glaukoma diantaranya adalah

riwayat penyakit glaukoma di dalam keluarga (faktor keturunan), suku

bangsa, diabetes, migraine, tidak bisa melihat jauh (penderita myopia),

luka mata, tekanan darah, penggunaan obat-obat golongan cortisone

(steroids). 

Tekanan bola mata pada glaukoma tidak berhubungan dengan

tekanan darah. Tekanan bola mata yang tinggi akan mengakibatkan

gangguan pembuluh darah retina sehingga mengganggu metabolisme

retina, yang kemudian di susul dengan kematian saraf mata. Pada

kerusakan serat saraf retina akan mengakibatkan gangguan pada fungsi

retina. Bila proses berjalan terus, maka lama-kelamaan penderita akan

buta total.

b. Etiologi

Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini,

disebabkan:

1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.

MATA TENANG Page 39

Page 40: Makalah Mata Tenang

2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau

di celah pupil (glaukoma hambatan pupil).

3. Penyakit keturunan.

4. Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam mata

(glaukoma sekunder).

5. Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.

6. Glaukoma dapat disebabkan efek samping obat.

Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, akan tetapi `

bila diketahui dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk

mencegah kerusakan lanjutnya.

c. Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:

1. Glaukoma primer.

Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan

yang merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada

orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma seperti:

Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau

susunan anatomis bilik mata yang menyempit.

Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata

depan (goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, irisdogenesis

dan korneodisgenesis dan yang paling sering berupa trabekulo

disgenesis dan goniodisgenesis.

Glaukoma bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut

bilik mata terbuka ataupun tertutup, pengelompokan ini berguna untuk

pelaksanaan dan penelitian.

Glaukoma sudut primer dibagi menjadi dua, yaitu :

Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis)

MATA TENANG Page 40

Page 41: Makalah Mata Tenang

Glaukoma sudut terbuka primer adalah glaukoma yang penyebabnya

tidak ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang

terbuka.

Gambaran klinik:

Berjalan perlahan dan lambat

Sering tidak disadari oleh penderitanya

Glaukoma primer sudut tertutup (sempit)

Glaukoma sudut tertutup adalah glaukoma primer yang ditandai

dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, bersifat bilateral dan

herediter.

Sudut sempit dengan hipermetropia dan bilik mata dangkal berbahaya

memakai obat antihistamin dan antispasme.

Pembagian Glaukoma sudut tertutup: 

a. Akut 

Glaukoma ini terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan

sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer dan akibat pergeseran

diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen

posterior mata. 

b. Subakut 

Ciri-ciri klinis: Nyeri unilateral berulang , Kemerahan 

c. Kronik

Ciri-ciri klinis: Peningkatan tekanan intraokular, sinakia anterior

perifer meluas 

d. Iris plateau 

MATA TENANG Page 41

Page 42: Makalah Mata Tenang

Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman

kamera anterior sentral normal tetapi sudut kamera anterior sangat

sempit karena insersi iris secara kongenital terlalu tinggi.

2. Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang diketahui penyebab

yang menimbulkannya. Kelainan mata lain dapat menimbulkan

meningkatnya tekanan bola mata. Glaukoma timbul akibat kelainan di

dalam bola mata, yang dapat disebabkan:

- Kelainan lensa, katarak imatur, hipermatur dan dislokasi lensa.

- Kelainan uvea, uveitis anterior.

- Trauma, hifema dan inkarserasi iris.

- Pascabedah,blokade pupil, goniosinekia.

3. Glaukoma kongenital

Glaukoma kongenital, khususnya sebagai glaukoma infantil

(buftalmos), adalah glaukoma akibat penyumbatan pengaliran keluar

cairan mata oleh jaringan sudut bilik mata yang terjadi oleh adanya

kelainan kongenital. Kelainan ini akibat terdapatnya membran

kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan

bola mata, kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar

cairan mata yang tidak sempurna terbentuk.

4. Glaukoma Absolute

Glaukoma absolute merupakan stadium akhir glaukoma, dimana sudah

terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan

fungsi lanjut. Pada glaukoma absolute,kornea terlihat keruh, bilik mata

dangkal, papil atrofi dengan eksvakasi glaukomatosa, mata keras

seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan buta ini

mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan

MATA TENANG Page 42

Page 43: Makalah Mata Tenang

penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan

rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

d. Patofisiologi

Studi terbaru mendeteksi terhadap antibody seorang pasien dengan

tekanan normal dan unsur pokok glaucoma. Terlihat juga perbedaan yang

sangat signifikan antara riwayat antibody terhadap tekanan normal

penderita glaucoma dan subjek control cairan mata.

Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama

akan tetapi berjalan terus sampai berakhir dengan kebutaan yang disebut

sebagai glaukoma absolute. Karena perjalanan penyakit demikian maka

glaukoma simpleks disebut sebagai maling penglihatan.

e. Gejala klinis

Gejala glaukoma umumnya agak sulit diketahui, karena sering tidak

disadari oleh penderitanya atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain

sehingga kebanyakan penderita datang ke dokter mata dalam keadaan

yang lanjut dan bahkan sudah buta. Selain itu, hal ini diperparah oleh

minimnya pengetahuan penderita dan keluarganya terhadap penyakit

glaukoma.

1.  Pada jenis glaukoma akut, penderita akan mengalami nyeri yang sangat

hebat pada mata, sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan

dirasakan menurun drastis dan mata terlihat merah. Keadaan ini disebut

glaukoma akut yang terjadi akibat peningkatan TIO yang mendadak.

2. Pada jenis glaukoma kronik penderita jarang mengeluhkan mata, karena

umumnya peningkatan tekanan yang terjadi telah berlangsung lama dan

mata penderita telah beradaptasi. Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit

berjalan terus sedangkan penderita tidak menyadarinya.

- Sakit kepala ringan

MATA TENANG Page 43

Page 44: Makalah Mata Tenang

- Hilang penglihatan berangsur-angsur, yamg diawali dengan

penyempitan lapang pandang tepi, Pada akhirnya akan terjadi

penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit

melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat

lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).

- Penglihatan menjadi kabur atau berkabut

- halo

- Pada Glaukoma Kongenital :

- Bola mata membesar

- Edema atau kornea keruh akibat endotel kornea sobek

- Bayi tidak tahan sinar matahari

- Mata berair

- Silau

- Menjauhi sinar dengan menyembunyikan mata.

f. Diagnosis

Pada penderita glaukoma ditentukan beberapa gejala tergantung pada

jenis glaukoma tersebut. Penderita sering ditemukan mengalami mual,

muntah, sakit hebat di mata dan di kepala, perasaan mual dengan muntah,

dan bradikardia.

Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain:

1. Bradikardia akibat refleks okulo kardiak

2. Mual dan muntah yang kadang-kadang akibat rasa sakit yang berat

terdapat gejala gastrointestinal

3. Sakit hebat di mata dan di kepala karena iris bengkak dan meradang,

papil saraf optik hiperemis

4. Bilik mata depan di dalamnya normal akibat terjadinya pengecilan

lensa pada katarak hipermatur

MATA TENANG Page 44

Page 45: Makalah Mata Tenang

5. Kelopak mata edem dengan blefarospasme, terlihat injeksi siliar yang

berat, kornea juga terlihat keruh dan pada dataran belakangnya

menempel lensa yang luksasi.

g. Penatalaksanaan

Macam terapi yang dapat diberikan kepada pasien glaukoma :

1. Medication / Obat-obatan:

Pemberian obat-obatan baik berupa tetes mata maupun tablet sebagai

tindakan pengobatan awal bertujuan untuk segera menciptakan

keadaan tekanan bola mata yang normal atau cukup rendah untuk

memelihara agar saraf optik tidak tertekan dan dengan demikian akan

mencegah semakin meluasnya kerusakan lapang pandang.

2. Laser treatment / Tindakan laser

Laser Trabekuloplasty dan Laser Iridotomi adalah suatu cara untuk

membuat agar pengaliran aqueous humor selalu dalam keadaan lancar

sehingga tekanan bola mata selalu dalam batas yang diinginkan.

3. Surgery / Tindakan pembedahan.

Trabekulectomi atau iridektomi, membuat saluran kecil dari bilik mata

belakang tembus ke bilik mata depan dan kesaluran di sudut bilik mata

agar cairan bola mata dapat mengalir secara lancar.

Pemberian terapi menurut jenis glaukoma yang diderita :

1. Glaukoma Sudut Terbuka

Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.

Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol,

betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang

kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.

Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan

MATA TENANG Page 45

Page 46: Makalah Mata Tenang

pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan

adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki

pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).

Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek

sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan

pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.

Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau

dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).

2. Glaukoma Sudut Tertutup

Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan

menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor

karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide). Tetes mata pilocarpine

menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka

saluran yang tersumbat.

Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta

blocker.

Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta

inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.

Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya

diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah). Terapi laser

untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan

berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara

permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser,

dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua

mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati

meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.

3. Glaukoma Sekunder.

MATA TENANG Page 46

Page 47: Makalah Mata Tenang

Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika

penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat

untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

4. Glaukoma Kongenitalis

Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

h. Pencegahan

Pencegahan kebutaan akibat glaukoma:

1. Pada orang yang telah berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan

tekanan bola mata berkala secara teratur setiap 3 tahun.

2. Bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada keluarga maka lakukan

pemeriksaan ini setiap tahun.

3. Secara teratur perlu dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan

mata pada orang yang dicurigai akan timbulnya glaukoma.

4. Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila mata menjadi merah dengan

sakit kepala yang berat.

3. Retinopati  

Merupakan kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang.

Kelainan yang berhubungan dengan penurunan penglihatan yang menurun

perlahan seperti retinopati akibat anemia, diabetes mellitus, hipotemsi,

hipertensi, dan retinopati leukemia.

Cotton wool patches merupakan gambaran eksudat pada retina akibat

penyumbatan arteri prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi di dalam

retina.

Terdapat pada hipertensi, retiopati diabetes, penyakit kolagen, anemia,

penyakit Hodgkin dan keracunan monooksida.

MATA TENANG Page 47

Page 48: Makalah Mata Tenang

a. Retinopati anemia

Pada anemia dapat terlihat perubahan berupa perdarahan dalam dan

superficial, termasuk edem papil. Gejala retina ini diakibatkan anoksia

berat yang terjadi pada anemia. Anoksia akan mengakibatkan infark retina

sehingga tidak jarang ditemukan pula suatu bercak eksudat kapas. Makin

berat anemia akan terjadi kelainan yang makin berat.

b. Retinopati diabetes mellitus

Retinopati diabetes adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan

pada penderita diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes melitus lama

berupa aneurismata, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak.

Retinopati diabetes merupakan penyulit penyakit diabetes yang paling

penting, karena insidennya cukup tinggi yaitu mencapai 40-50% penderita

diabetes dan prognosisnya yang kurang baik terutama bagi penglihatan.

Retinopati merupakan gejala diabetes melitus utama pada mata, diamana

ditemukan pada retina :

- Kerusakan progresif pada retina akibat diabetes menahun

- Kelainan ini bisa terjadi pada penderita diabetes yang mendapatkan

insulin maupun yang tidak

Ada 2 jenis:

- non proliteratif

- proliferatif

Klasifikasi retinopati diabetes:

- Derajat I à Terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak

- Derajat II à Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak

dengan atau tanpa eksudat lemak

MATA TENANG Page 48

Page 49: Makalah Mata Tenang

- Derajat III à Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak

terdapat neovaskularisasi dan proliferasi

c. Retinopati Hipertensi

- Kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi

- Kelainan pembuluh darah dapat berupa spasme, percabangan pembuluh

darah, fenomena crossing atau sklerose pembuluh darah

Klasifikasi retinopati hipertensi

- Stadium 1 : terdapat penciutan setempat pembuluh darah arteri

- Stadium 2 : penciutan umum pembuluh darah arteri, pembuluh darah

arteri tegang, percabangan tajam dan kecil

- Stadium 3 : lanjutan dari stadium 2 disertai dengan eksudat wol-katun,

perdarahan retina

- Stadium 4 : stadium 3 dengan udem papil, adanya eksudat star figure di

daerah makula lutea

d. Retinopati Leukimia

- Leukimia merupakan neoplasma ganas sel darah putih, yang

penyebabnya tidak diketahui, dan dapat berjalan akut

- Sering terjadi pada usia kurang dari 5 tahun atau diatas usia 50 tahun

- Retinopati ditemukan atau terdapat pada 2/3 penderita leukimia

- Dapat mengenai seluruh jaringan mata

- perdarahan konjungtiva dan corpus viterus

- infiltrasi pada konjungtiva, koroid, sklera, dan fovea makula

e. Retinitis Pigmentosa

- Degenerasi sel epitel retina (sel batang) dan atrofi saraf optik,

menyebar tanpa gejala peradangan

- Bercak dan pita halus yang berwarna hitam

- Berjalan progresif yang onset bermula sejak masa kanak-kanak

MATA TENANG Page 49

Page 50: Makalah Mata Tenang

- Gejala à sukar melihat di malam hari, lapang pandangan menjadi

sempit, penglihatan sentral menurun sampai terjadinya buta warna

- Funduskopi akan terlihat penumpukan pigmen perivaskular di bagian

perifer retina, arteri menciut, sel dalam corpus vitreus, dan papil pucat

MATA TENANG Page 50

Page 51: Makalah Mata Tenang

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada pasien di skenario mengeluh ketajaman penglihatannya menurun,

dan mata tenang atau mata putih yaitu tidak adanya pelebaran pembuluh darah

yang dikarenakan radang atau infeksi pada ekstraokuler.

Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan ketajaman penglihatan

terganggu yaitu penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular

dapat disebabkan oleh beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada

neuritis optic, ablasio retina, obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina

sentral, perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks, dan koroiditis.

Penglihatan turun perlahan disebabkan beberapa penyakit seperti

katarak, glaucoma, retinopati, dan retinitis pigmentosa.

MATA TENANG Page 51

Page 52: Makalah Mata Tenang

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta.

Ilyas, Sidarta. Atlas ilmu penyakit mata, Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto, 2001

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 2.

Jakarta: penerbit buku kedokteran. EGC

Vaughan, D. dan Asbury, T., Alih bahasa Waliban dan Bondan Heriono, dalam

: Oftalmologi Umum, cetakan IV, Widya Media, 1996, hal 168-175.

MATA TENANG Page 52