Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

27
KATA PENGANTAR Syukur atas kehadirat Allah SWT senantiasa selalu memberikan taufiq dan hidayahnya kepada kita semua seru sekalian alam baik kesehatan maupun kesempatan dalam memberikan dorongan dan motivasi sehingga terselesainya tugas ini. Selanjutnya kami selaku mahasiswa yang mengikuti Program Sarjana pada jurusan Ekonomi bidang khusus Akuntansi diberikan tugas khusus untuk menyelesaikan tugas mata kuliah ”Akuntansi Internasional”, sebagai salah satu persyaratan untuk melengkapi tugas yang dimaksudkan, maka kami menulis sebuah judul Translasi Mata Uang Asing”. Materi ini ditulis berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil perkuliahan serta informasi dari referensi bacaan lainnya yang mendukung. Pada struktur pembahasan tulisan ini berkemungkinan jauh dari sasaran dan kesempurnaan yang diharapkan , maka kami selaku penulis mengharapkan respon yang positif agar tulisan ini akan lebih spesifik dan terstruktur. Kiranya atas sumbangsih fikiran baik dari dosen pembimbing, maupun rekan-rekan seprofesi diucapkan terima kasih. Banda Aceh, 11 Juli 2012 Hormat Kami, 1

Transcript of Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

Page 1: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

KATA PENGANTAR

Syukur atas kehadirat Allah SWT senantiasa selalu memberikan taufiq dan hidayahnya

kepada kita semua seru sekalian alam baik kesehatan maupun kesempatan dalam memberikan

dorongan dan motivasi sehingga terselesainya tugas ini.

Selanjutnya kami selaku mahasiswa yang mengikuti Program Sarjana pada jurusan

Ekonomi bidang khusus Akuntansi diberikan tugas khusus untuk menyelesaikan tugas mata

kuliah ”Akuntansi Internasional”, sebagai salah satu persyaratan untuk melengkapi tugas

yang dimaksudkan, maka kami menulis sebuah judul “Translasi Mata Uang Asing”.

Materi ini ditulis berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil perkuliahan serta

informasi dari referensi bacaan lainnya yang mendukung. Pada struktur pembahasan tulisan ini

berkemungkinan jauh dari sasaran dan kesempurnaan yang diharapkan , maka kami selaku

penulis mengharapkan respon yang positif agar tulisan ini akan lebih spesifik dan terstruktur.

Kiranya atas sumbangsih fikiran baik dari dosen pembimbing, maupun rekan-rekan

seprofesi diucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 11 Juli 2012

Hormat Kami,

Penyusun

1

Page 2: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................1

Daftar Isi .................................................................................................................................2

TRANSLASI MATA UANG ASING

Alasan-Alasan Untuk Melakukan Translasi.............................................................................3

Latar Belakang dan Terminologi..............................................................................................3

Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan..........................................4

Transaksi Mata Uang Asing.....................................................................................................6

Translasi Mata Uang Asing .....................................................................................................7

Perkembangan Akuntansi Translasi .......................................................................................13

Isi Standar No. 52 ...................................................................................................................14

Perdebatan ...............................................................................................................................16

Translasi Mata Uang Asing di Negara Lain ...........................................................................16

Daftar Pustaka ........................................................................................................................18

2

Page 3: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

TRANSLASI MATA UANG ASING

A. ALASAN-ALASAN UNTUK MELAKUKAN TRANSLASI

Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan

konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman

yang holistik atas operasi perusahaan, baik domestik dan luar negeri. Untuk mencapai hal

ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang

asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang

informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.

Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta

bahwa nilai relatif mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variabel, yang

digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan

perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan

satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang

sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan

tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil

operasi dan posisi keuangan. Para analis keuangan menemukan bahwa interpretasi informasi

tersebut cukup menantang dan kesulitan-kesulitan inik memengaruhi evaluasi kinerja

manajemen.

Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi

mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang

dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan luar negeri.

Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan

menghadapi risiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan

mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran risiko ini akan berbeda-

beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.

B. LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI

Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang ke

mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti

halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai

ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait

yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.

3

Page 4: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang

domestik berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing: yaitu harga satu unit suatu mata uang

yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang negara-negara dagang utama dibeli

dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang

canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan

usaha, para individu, dan pedagang profesional. Dengan menyediakan tempat bagi para

pembeli dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran

internasional, memungkinkan terjadinya pembelian atau penjualan internasional secara

kredit, dan menyediakan alat bagi para individu atau kalangan usaha untuk melindungi diri

mereka dari risiko nilai mata uang yang tidak stabil.

Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang

yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu

2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat

inflasi antar negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar

di masa mendatang. Kurs nilai tukar pasar spot dapat dinyatakan langsung atau tidak

langsung. Apabila dinyatakan langsung, kurs nilai tukar menunjukkan jumlah unit mata

uang domestik yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Sedangkan

kuotasi tidak langsung adalah kebalikan dari langsung: harga satu unit mata uang domestik

dalam mata uang asing.

Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu

mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa

depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.

Kuotasi spot dan forward untuk kebanyakan mata uang utama pada setiap hari kerja dapat

ditemukan pada halaman bisnis kebanyakan surat kabar utama.

Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot

atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering

memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang

lebih tinggi di suatu negara asing, sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri

terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.

C. PENGARUH ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN

KEUANGAN

Ketiga nilai tukar ini dapat digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata

uang asing menjadi mata uang domestik. Pertama, kurs kini (current) adalah kurs nilai tukar

4

Page 5: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs historis (historical) adalah kurs nilai tukar

pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata

(average) yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai

tukar historis.

Kurs nilai tukar historis umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan

suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik.

Penggunaan kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan

kerugian translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan atau penurunan dalam ekuivalen

dolar saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasi antar periode

pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan terjadinya keuntungan atau kerugian

translasi.

Harus dibedakan antara keuntungan dan kerugian translasi (translation) dan

keuntungan dan kerugian transaksi (transaction), di mana keduanya merupakan

keuntungan dan kerugian akibat nilai tukar. Transaksi mata uang asing terjadi pada saat

suatu perusahaan membeli atau menjual barang, dengan pembayaran yang dibuat dalam

mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan mata uang asing.

Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam mata uang perusahaan

pelapor.

Dari dua jenis penyesuaian transaksi, yang pertama keuntungan dan kerugian atas

transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat

transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan pada saat penyelesaian.

Jenis kedua penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi

yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi

diselesaikan.

Pada saat mempertimbangkan keuntungan dan kerugian nilai tukar, penting untuk

membedakan antara keuntungan dan kerugian dari transaksi dan translasi. Suatu transaksi

yang direalisasi (atau sudah diselesaikan) menimbulkan keuntungan dan kerugian yang

nyata. Secara umum para akuntan menyetujui bahwa keuntungan dan kerugian seperti itu

harus tercermin secepatnya dalam laba. Sebaliknya, penyesuaian translasi (termasuk

keuntungan dan kerugian atas transaksi yang belum terselesaikan) bersifat belum direalisasi

atau masih di atas kertas.

5

Page 6: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

D. TRANSAKSI MATA UANG ASING

Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah

penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang

asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran

yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau

meminjamkan dalam mata uang asing.

Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi

diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain. Mata uang fungsional sebuah perusahaan

diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama di mana perusahaan beroperasi

dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri relatif berdiri

sendiri dan terintegrasi dalam negara asing (yaitu suatu anak perusahaan yang menghasilkan

produk untuk distribusi setempat), umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang

dalam mata uang lokal (negara tempat domisili). Dengan demikian, mata uang lokal (contoh

euro untuk anak perusahaan dari suatu perusahaan AS yang berada di Belgia) adalah mata

uang fungsionalnya. Jika suatu perusahaan asing mempertahankan akun-akunnya dalam

mata uang selain mata uang fungsionalnya (akun-akun anak perusahaan AS di India dengan

mata uang fungsional yang sebenarnya pound Inggris, dan bukan rupee India), mata uang

fungsionalnya adalah mata uang pihak ketiga (pounds). Jika sebuah perusahaan asing

hanyalah perluasan dari sebuah induk perusahaan AS (sebagai contoh operasi perakitan di

Meksiko yang menerima komponen dari induk perusahaan AS dan mengirimkan produk

terakit kembali ke AS), mata uang fungsionalnya adalah dolar AS.

a. Perspektif Transaksi Tunggal

Berdasarkan perspektif transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah

diselesaikan maupun yang belum selesai) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap

akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan

penyelesaiannya merupakan satu peristiwa tunggal.

b. Perspektif Dua Transaksi

Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai

peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut.

Dengan maksud mencapai keseragaman, FAS No. 52 mengharuskan penggunaan metode

dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian

dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan

laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila (1) penyesuaian nilai

6

Page 7: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu dan (2)

transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi

(yaitu lindung nilai terhadap posisi aktiva/kewajiban bersih operasi luar negeri) dan

komitmen mata uang asing.

E. TRANSLASI MATA UANG ASING

Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk

menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata uang

asing menjadi dalam mata uang domestik. Metode translasi ini dapat diklasifikasikan

menjadi dua jenis: metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan

ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik dan

metode yang menggunakan berbagai macam kurs.

Metode Kurs Tunggal

Metode kurs tunggal, yang sudah lama popular di Eropa, menerapkan satu kurs

nilai tukar, yaitu kurs terkini atau kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban

lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan

menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui.

Namun demikian, untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan

menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut.

Berdasarkan metode ini, laporan keuangan sebuah operasi asing (yang dipandang oleh

induk perusahaan sebagai perusahaan otonomi) memiliki domisili pelaporannya sendiri:

lingkungan mata uang lokal di mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya.

Berdasarkan metode kurs kini, laporan konsolidasi tetap mempertahankan

hubungan laporan keuangan perusahaan secara individu pada awalnya (seperti rasio

keuangan) pada saat seluruh pos-pos laporan keuangan dalam mata uang asing

ditranslasikan dengan menggunakan satu kurs tunggal. Dengan kata lain, hasil

konsolidasi mencerminkan perspektif mata uang setiap perusahaan yang hasilnya akan

dikonsolidasikan, dan bukan perspektif mata uang tunggal induk perusahaan.

Metode Kurs Berganda

7

Page 8: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

Metode kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar

kini dalam proses translasi.

Metode Kini-Nonkini

Berdasarkan metode kini-nonkini, aktiva lancar dan kewajiban lancar anak

perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk

perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar

ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali beban

depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku dalam

setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan

periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs

historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.

Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.

Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak

langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing

sama-sama menghadapi risiko nilai tukar.

Metode Moneter-Nonmoneter

Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca

untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter

ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter (aktiva tetap, investasi

jangka panjang dan persediaan investor) ditranslasikan dengan menggunakan

prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-nonkini.

Tidak seperti halnya metode kini-nonkini, metode ini melihat bahwa aktiva

dan kewajiban menghadapi risiko mata uang asing. Karena pos-pos moneter akan

diselesaikan dengan menggunakan uang tunai, penggunaan kurs kini untuk

mentranslasikan pos-pos ini menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang

domestik yang mencerminkan nilai realisasinya atau nilai penyelesaiannya. Akan

tercermin pula perubahan atas nilai ekuivalen dalam mata uang domestik utang

jangka panjang pada periode di mana utang tersebut terjadi, sehingga menghasilkan

indikator pengaruh nilai tukar valuta asing yang lebih tepat waktu.

Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa metode moneter-nonmoneter

bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang

tepat.

Metode Temporal

8

Page 9: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan

proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak

mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit

pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan

pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian

sesungguhnya. Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yang

dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang

diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya.

Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utang

ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter ditranslasikan dengan

kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva

yang dinilai dalam laporan mata uang asing sebesar biaya historis ditranslasikan

berdasarkan kurs historis. Hal ini dikarenakan biaya historis dalam mata uang asing

yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar historis menghasilkan biaya historis

dalam mata uang domestik. Hal yang sama juga berlaku untuk pos-pos nonmoneter

yang dicatat di luar negeri berdasarkan nilai kini ditranslasikan dengan

menggunakan kurs nilai tukar kini akan menghasilkan nilai kini dalam mata uang

domestik.

Apabila pos-pos nonmoneter di luar negeri dinilai dengan menggunakan

biaya historis, prosedur translasi yang digunakan dalam metode temporal secara

kasat mata sama dengan prosedur dalam metode moneter-nonmoneter. Dua metode

translasi ini hanya berbeda jika dasar penilaian aktiva lainnya yang digunakan,

seperti biaya penggantian, nilai pasar, atau arus kas terdiskonto.

Karena kemiripannya dengan metode moneter-nonmoneter, metode temporal

memiliki keuntungan dan kerugian yang sama. Karena secara sengaja mengabaikan

inflasi lokal.

Mana Yang Terbaik?

Disini ada tiga pertanyaan yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Apakah menggunakan lebih dari satu metode translasi diperbolehkan?

2. Jika iya, metode manakah yang dapat digunakan dan dalam kondisi apakah metode

tersebut harus diterapkan?

9

Page 10: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

3. Apakah terdapat situasi dimana translasi sama sekali tidak boleh dilakukan?

Terkait dengan pertanyaan pertama, jelas bahwa dengan satu metode saja tidak

dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang

berbeda untuk tujuan yang berbeda pula.

Terkait dengan pertanyaan kedua, kami berpendapat bahwa terdapat tiga

pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima, diantaranya: (1) metode historis,

(2) metode kini, dan (3) tidak dilakukan translasi sama sekali. Akun-akun keuangan

entitas asing dapat ditranslasikan menurut sudut pandang induk perusahaan atau sudut

pandang lokal. Menurut sudut pandang induk perusahaan, operasi luar negeri

merupakan perluasan dari operasi induk perusahaan dan dalam skala besar, merupakan

sumber arus kas mata uang domestik. Dengan demikian, objek translasi adalah untuk

mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri ke dalam

mata uang domestik dan untuk membuat laporan keuangan anak perusahaan luar negeri

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum di negara asal induk

perusahaan. Kami berpendapat tujuan ini dapat dicapai terbaik melalui metode translasi

yang menggunakan kurs nilai tukar historis. Kami lebih menyukai prinsip temporal,

karena secara umum mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan untuk

mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam unit mata uang asing.

Kurs Kini yang Tepat

Metode translasi kurs kini merupakan translasi (penyajian ulang) secara langsung

dari satu jenis mata uang ke dalam mata uang lainnya. Sejauh ini, istilah kurs nilai tukar

yang digunakan dalam metode translasi mengacu pada historis atau kurs kini. Pilihan

kurs nilai tukar yang paling tepat tidak terlalu jelas karena setiap mata uang dalam suatu

waktu dipengaruhi oleh beberapa jenis kurs nilai tukar. Ada kurs beli dan kurs jual,

kurs spot dan forward, kurs resmi, dan kurs pasar bebas, dan terdapat perbedaan nilai

kurs yang terletak diantaranya.

Beberapa negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang

berbeda. Dalam situasi ini, harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa

alternatif yang disarankan adalah: (1) Kurs pembayaran dividen, (2) kurs pasar bebas

dan (3) kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait dengan

10

Page 11: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

kegiatan impor dan ekspor. Kurs pasar bebas lebih disukai, dengan satu pengecualian:

apabila terdapat nilai kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis dana

yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar

valuta asing khusus yang berlaku), dan kurs yang berlaku tersebut harus digunakan. Hal

ini normal dilakukan sepanjang sungguh-sungguh mencerminkan kenyataan ekonomi

yang tepat.

Keuntungan dan Kerugian Translasi

Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut

juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian

translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan, dengan pendekatan

hibrid yang terletak diantara keduanya.

Penangguhan

Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode secara umumnya dianjurkan

karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan nilai

ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak

direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan

dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukkan

penyesuaian seperti itu ke laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi

harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi

Beberapa pihak berpendapat bahwa penangguhan keuntungan atau kerugian

translasi menutupi prilaku perubahan kurs nilai tukar; yaitu perubahan kurs merupakan

fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani denagn baik jika pengaruh

fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan

FAS No.8 (par. 199), “kurs nilai tukar berfluktuasi; akuntansi seharusnya tidak

memberikan kesan bahwa nilai tukar tetap stabil.”

Penangguhan dan Amortisasi

11

Page 12: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan

melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait.

Pendekatan ini dapat dikritik menurut dasar teori dan praktik. Sebagai contoh, teori

keuangan menyatakan bahwa keputusan anggaran modal atas investasi aktiva tetap

merupakan hal terpisah dari keputusan mengenai bagaimana mendanainya.

Menghubungkan kedua jenis keputusan tesebut lebih terlihat sebagai alat untuk

melakukan perataan laba. Menyesuaikan beban bunga dapat dicurigai pula. Biaya

peminjaman domestik tidak disesuaikan untuk mencerminkan perubahan dalam suku

bunga pasar atau nilai wajar utang.

Penangguhan Parsial

Pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan atau kerugian translasi adalah

dengan mengakui kerugian dengan sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui

keuntungan hanya setelah direalisasikan. Meskipun terdengar konservatif, penangguhan

keuntungan translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap

mengabaikan terjadinya perubahan kurs. Lagi pula, melakukan penangguhan keuntugan

translasi sementara mengakui kerugian translasi secara logika terlihat tidak konsisten.

Pendekatan ini juga tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu

keuntungan translasi direalisasi.

Tidak Ditangguhkan

Pilihan terakhir adalah untuk mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam

laporan laba rugi sesegera mungkin. Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk

apapun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan. Kriteria penangguhan sering dikritik

sebagai sesuatu yang tidak konsisten terhadap dirinya sendiri dan tidak mungkin dapat

dilakukan. Namun demikian, memasukkan keuntungan dari kerugian translasi dalam

laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat

menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai

tukar.

Dimana Kita Berada

12

Page 13: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

Tujuan translasi memiliki pengaruh yang penting terhadap sifat penyesuaian

translasi potensial apapun. Jika sudut pandang mata uang lokal digunakan (sudut

pandang perusahaan lokal), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak

perlu dilakukan. Ingatlah bahwa sudut pandang perusahaan lokal mengharuskan metode

translasi kurs kini dengan maksud untuk mempertahankan hubugan yang ada dalam

laporan keuangan dalam mata uang asing. Menurut pendapat kami, memasukkan

keuntungan atau kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan

yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau

kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang lokal sebagai

penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.

F. PERKEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI

Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi

yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai insiatif pelaporan keuangan di AS

yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.

Sebelum 1965

Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin No

4 (ARB No.4), yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB No.43.

pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini.

1965-1975

Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diperlakukan

sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang

dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle

Board Opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No.43 ini

memberikan pilihan translasi yang lain bagi perusahaan.

1975-1981

Untuk mengakhiri keanekaragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi

sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang dikontroversial pada tahun 1975.

Pernyataan ini secara signifikan mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan

asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi

13

Page 14: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

temporal. Isi yang sama pentingnya juga adalah penangguhan keuntungan dan kerugian

translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi mata

uang harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar.

1981-Hingga Kini

Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama

yang dikeluarkannya. Kebanyakan dari 200 surat yang diterima menyinggung FAS No.8,

yang mendorong agar FAS No.8 tersebut diubah. Dan, setelah melalui banyak pertemuan

publik dan dua draft sementara, menerbitkan Statement of Financial Accounting Standards

No.52 pada tahun 1981.

G. ISI STANDAR NO. 52

Standar No. 52 mengakui bahwa sudut pandang induk perusahaan dan anak

perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah. Oleh karenanya, translasinya

dirancang untuk:

1. Mencerminkan, didalam laporan kaungan konsolidasi, hasil dan hubungan keuangan yang

diukur dalam mata uang primer (utama) yang digunakan oleh setiap entitas konsolidasi

melakukan kegiatan usahanya.

2. Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan espektasi pengaruh ekonomi dari

perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas suatu perusahaan.

Translasi Apabila Mata Uang Lokal Merupakan Mata Uang Fungsional

Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan

entitas asing, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan

metode kurs kini. Prosedur kurs kini yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam dollar

dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca; akun modal ditranslasikan

berdasarkan kurs historis.

2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal

transaksi, meskipun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.

14

Page 15: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

3. Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebagai komponen terpisah dalam

ekuitas pemegang saham konsolidasi.

Translasi Apabila Dollar AS Merupakan Mata Uang Fungsional

Seluruh keuntungan dan kerugian translasi yang berasal dari proses translasi

dimasukkan dalam laba periode berjalan. Secara khusus:

1. Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva nonmoneter yang dinilai berdasarkan harga

pasar terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan

keuangan; pos nonmoneter, lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs

historis.

2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata nilai kurs tukar

selama periode berjalan, kecuali untuk pos-pos yang terkait dengan pos-pos nonmoneter.

3. Keuntungan dan kerugian translasi tercermin dalam laba periode berjalan.

Translasi Apabila Mata Uang Asing Merupakan Mata Uang Fungsional

Suatu entitas asing dapat menggunakan sebuah mata uang asing dalam catatan

akuntansinya, apabila mata uang konvensionalnya adalah mata uang asing lainnya. Dalam

situasi ini, laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang dari mata uang lokal kedalam

mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan ke dalam dollar

AS dengan menggunakan metode kurs kini.

Sekali mata uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan , FAS No. 52

mengharuskan mata uang tersebut digunakan secara konsisten, kecuali jika terjadi perubahan

dalam keadaan ekonomi yang secara jelas mengindikasikan bahwa mata uang fungsional

telah berubah.

H. PERDEBATAN

a. Sudut Pandang Pelaporan

15

Page 16: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

Ketika menggunakan istilah mata uang fungsional, FAS No. 52 mengakomodasi baik

sudut pandang pelaporan lokal maupun induk perusahaan dalam laporan keuangan

konsolidasi. Juga disebutkan bahwa FAS No. 52 tidak konsisten dengan teori

konsolidasi, yang bermaksud untuk menunjukkan laporan induk perusahaan dan anak-

anak perusahaannya seakan-akan kelompok usaha tersebut beroperasi sebagai satu

perusahaan tunggal. Namun, anak perusahaan dengan mata uang fungsional adalah mata

uang lokal relatif independen dari induk perusahaan.

b. Apa Yang Terjadi Dengan Biaya Historis ?

Dalam melakukan translasi suatu saldo yang diukur berdasarkan biaya historis dengan

kurs nilai tukar kini akan menghasilkan jumlah dolar AS yang bukan biaya historis pos

tersebut ataupun ekuivalen nilai terkininya. Jumlah yang ditranslasikan tersebut

bertentangan dengan deskripsi teori. Biaya historis merupakan dasar GAAP AS dan

kebanyakan aktiva luar negeri dari kebanyakan perusahaan multinasional memiliki

pengukuran biaya historis.

c. Konsep Laba

Berdasarkan FAS No. 52, penyesuaian yang timbul dari translasi laporan keuangan

dalam mata uang asing dan dari translasi beberapa transaksi langsung di laporkan dalam

ekuitas pemegang saham, sehingga tidak melalui laporan laba rugi. Tujuan perlakuan ini

kelihatannya adalah agar para pembaca laporan keuangan mendapatkan angka laba yang

lebih akurat dan tidak terlalu membingungkan.

I. TRANSLASI MATA UANG ASING DI NEGARA LAIN

a. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut

utang jangka panjang dalam mata uang asing.

b. Perbedaan utama antara standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan

yang berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi.

c. Australia dan Selandia Baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan

dengan FAS No. 52, standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak

lancar nonmoneter untuk anak perusahaan di negara-negara berinflasi tinggi sebelum

dilakukan translasi.

d. Jepang juga telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini di

segala keadaan, dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas

pemegang saham.

16

Page 17: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

e. Kebanyakan negara-negara UE kontinental, termasuk Perancis dan Jerman, tidak

memiliki standar. Akibatnya, praktik tergantung pada perusahaan masing-masing.

Daftar Pustaka

17

Page 18: Translasi Mata Uang Asing (Makalah)

Aiken, M. dan D. Ardern, “Choice of Translation Methods in Financial Disclosure: A Test

of Compliance With Environmental Hypotheses,” British Accounting Review, 35

(2003): 327-348.

Bartov, Eli, “Foreign Currency Exposure of Multinational Firms: Accounting Measures and

Market Valuation,” Contemporary Accounting Research (Winter 1997): 623-652.

18