Makalah Manajemen Jasa Konstrksi
Transcript of Makalah Manajemen Jasa Konstrksi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan izinnyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini diharapkan mampu menjadi bahan
penilaian, masukan, dan pertimbangan. Adapun materi yang di bahas di
dalamnya yaitu tentang Metoda Kontrak Inovatif untuk Peningkatan Kualitas
Jalan .
Selanjutnya, ucapan terima kasih kepada Dosen pengajar
khususnya untuk mata kuliah Manajemen Konstruksi dan kepada seluruh
teman serta seluruh pihak yang telah berpartisipasi sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah
ini dan makalah-makalah selanjutnya.
Akhir kata, saya memohon maaf jika ada yang kurang dalam
penyusunan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
saya dan para pembaca.
Palu, Agustus 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........…………………………......... ...
Daftar isi ..........................................................
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ..........................................................
Bab II Pembahasan
Metode-metode kontrak pemeliharaan jalan .................
1. Kontrak berbasis kinerja .........................................
2. Kontrak Bergaransi ................................................
Bab III Penutup ...........................................................
Daftar Pustaka ………………………………………….
Bab I
LATAR BELAKANG
Sarana dan prasarana fisik, atau sering disebut dengan
infrastuktur, merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem
pelayanan masyarakat Berbagai fasilitas fisik merupakan hal yang vital
guna mendukung gerak roda pemerintahan, perekonomian, industri dan
berbagai kegiatan sosial di masyarakat dan pemerintahan. Mulai dari
sistem energi, transportasi jalan raya, bangunan-bangunan perkantoran
dan sekolah, hingga telekomunikasi, rumah peribadatan dan jaringan
layanan air bersih, kesemuanya itu memerlukan adanya dukungan
infrastruktur yang handal. Demikian luasnya cakupan layanan
masyarakat tersebut, maka peran infrastruktur dalam mendukung dinamika
suatu negara menjadi sangatlah penting artinya. Adalah suatu hal
yang umum bila kita mengkaitkan pertumbuhan eknomi dan
pembangunan suatu negara dengan pertumbuhan infrastruktur di negara
tersebut.
Prasarana jalan merupakan salah satu fasilitas infrastruktur
transportasi yang paling strategis. Untuk mempertahankan kinerjanya,
maka prasarana jalan perlu dikelola sedemikian rupa, sehingga
kondisinya dapat terpelihara semaksimal mungkin dengan pendanaan
yang optimum.
Kinerja prasarana jalan di Indonesia sering kali tidak memenuhi
harapan masyarakat pengguna jalan. Berbagai keluhan sering kali
muncul dari para pengguna jalan dan juga dari lembaga pemberi
pinjaman. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan
Pembinaan Konstruksi dan Investasi (Bepekin) - Kimpraswil,
kerusakan dini prasarana jalan sangat umum dijumpai dan rata-rata masa
pelayanan adalah hanya sekitar 50% dari umur rencana (Bapekin, 2001).
Salah satu upaya mendasar dalam mewujudkan prasarana jalan yang
berkualitas adalah peningkatan kegiatan pengendalian mutu atau quality
control oleh tim pengawas maupun konsultan supervise.
Bab II
METODE-METODE KONTRAK PEMELIHARAAN JALAN
Pemilihan metoda kontrak dapat mempengaruhi kualitas hasil
pekerjaan. Di samping dapat meningkatkan kualitas jalan, penerapan
metoda kontrak yang tepat juga dapat mendorong peningkatan peran
serta pihak swasta dalam pembangunan nasional. Berbagai metoda kontrak
pekerjaan jalan, khususnya untuk pekerjaan pemeliharaan dan rehabilitasi
jalan, yang biasa diterapkan di dunia termasuk Australia, Selandia Baru,
Amerika Serikat, Argentina, dan Brasil, telah dikaji oleh Bank Dunia
(Queiroz, 1999), seperti tercantum dalam Tabel 1. Kontrak untuk
pekerjaan jalan secara umum dibedakan berdasarkan karakteristik
berikut: bentuk kontrak/cara pembayaran (cost-based vs. price-
based); pertimbangan alokasi risiko dan inovasi (method-based
specification vs. performance-based specification); dan jangka waktu
kontrak (jangka pendek, jangka panjang).
1. KONTRAK BERBASIS KINERJA
Kontrak Berbasis Kinerja atau Performance-Based Contracts,
adalah metoda kontrak yang berbeda dengan metoda kontrak
tradisional dimana pembayaran kepada kontraktor pelaksana
didasarkan atas “kinerja” pekerjaan yang dicapai. Kontrak berbasis
kinerja untuk pekerjaan jalan umumnya diterapkan pada pekerjaan-
pekerjaan yang bersifat pemeliharaan (outsourcing maintenance). Dalam
proses pengadaannya, calon kontraktor mengajukan penawaran berupa
biaya tetap (fixed, lump-sum) per bulan per kilometer jalan yang akan
dibayarkan kepada kontraktor. Pembayaran tiap bulan akan dilakukan
apabila kontraktor melakukan pemeliharaan jalan yang memiliki kinerja
dengan tingkat kualitas pelayanan jalan tertentu sesuai yang telah
disyaratkan. Kinerja yang diukur dengan tingkat kualitas pelayanan (service
quality levels) didefinisikan berdasarkan perspektif pengguna jalan. Hal-hal
yang dapat dijadikan ukuran antara lain kecepatan rata-rata (average
travel speeds), kenyamanan pengendara (riding comfort), dan keselamatan
(safety features).
Penerapan kontrak berbasis kinerja mensyaratkan adanya definisi
”kinerja” yang sangat spesifik. Persyaratan terhadap kinerja harus secara
tegas mencakup hal-hal berikut:
o Jenis kerusakan (distress types) yang menjadi ukuran (misalnya
rut depth atau amount of cracking), dan definisi setiap jenis
kerusakan tersebut.
o Metoda sampling dalam pengujian kinerja
o Toleransi terhadap hasil pengukuran tingkat kerusakan
o Batas waktu pelaksanaan perbaikan kondisi jalan (misalnya
apabila ditemukan lubang-lubang/potholes maka perbaikan
jalan harus dilaksanakan paling lambat dalam 1 minggu).
2. KONTRAK BERGARANSI
Yang dimaksud dengan kontrak bergaransi atau Warranty
Contracts adalah kontrak kerja antara pengguna jasa dan penyedia jasa
yang tidak berakhir pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan, tetapi hasil
pekerjaan selanjutnya dijamin selama masa pertanggung jawaban sesuai
dengan spesifikasi, sehingga apabila hal ini tidak terpenuhi selama masa
jaminan maka penyedia jasa akan memperbaiki atau mengganti
pekerjaannya ke kondisi seperti tercantum dalam spesifikasi atas biaya
penyedia jasa.
UURI No.18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi telah
memperkenalkan konsep “Kegagalan Bangunan” sebagai keadaan
bangunan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja,
dan atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa
dan atau Pengguna Jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi.
Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan ditentukan
sesuai dengan umur konstruksi yang direncanakan dengan maksimal 10
tahun, sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi.
Mekanisme penjaminan atas kegagalan bangunan ini mendorong
para pengguna jasa, termasuk pengelola jalan, untuk mulai mengkaji
metoda kontrak bergaransi. Definisi kegagalan bangunan tersebut
mencakup berbagai aspek secara komprehensif dan mencakup jangka
waktu pertanggung jawaban yang cukup lama. Tidak seluruh aspek
kegagalan bangunan cocok untuk dijaminkan melalui mekanisme
kontrak bergaransi. Namun beberapa aspek dari kegagalan bangunan,
khususnya yang menyangkut masalah teknis dan yang disebabkan oleh
penyedia jasa pelaksanaan, dapat dijaminkan melalui penerapan kontrak
bergaransi untuk jangka waktu yang terbatas.
Kontrak bergaransi telah umum digunakan selama puluhan tahun
oleh para pengelola jalan di berbagai negara di Eropa. Masa
pertanggung jawaban atau garansi untuk pekerjaan jalan biasanya
adalah untuk jangka waktu sampai dengan 5 tahun. Sedangkan di Amerika
Serikat, kontrak bergaransi untuk pekerjaan jalan belum secara
umum diterapkan, karena The Federal Highway Administration (FHWA)
baru memperbolehkan penggunaan metoda kontrak ini pada tahun 1996
(UTTC 2003).
BAB III
PENUTUP
Penerapan kontrak berbasis kinerja dan kontrak bergaransi memiliki
prospek yang cukup baik bagi bagi peningkatan kualitas jalan di Indonesia.
Berbagai peluang dan tantangan yang mungkin akan dihadapi dalam
penerapan kedua jenis metode kontrak tersebut.
Oleh sebab itu untuk menjawab berbagai tantangan dalam hal
tersebut maka pengelola jalan di Indonesia perlu melakukan
pembenahan-pembenahan dalam hal manajemen internal, termasuk
aspek sumber daya manusia dan aspek sistem informasi.
Pemerintah juga perlu terus meningkatkan usahanya dalam
pembinaan jasa konstruksi sehingga dapat melayani tuntutan
masyarakat pengguna atas kualitas infrastruktur jalan.
DAFTAR PUSTAKA
AASHTO (2002). “A Guide for Methods and Procedures in Contract
Maintenance”, AASHTO Highway Subcommittee on Maintenance, August
2002.
Bapekin (2001). “Struktur Spesifikasi Pengendalian Mutu (QC) Yang
Baku”, Buletin Bapekin No. 03 Tahun 2001, Kimpraswil.
* ( semua sumber di ambil dari internet )
TUGAS MAKALAH
MANAJEMEN PROYEK JASA KONSTRUKSI
DI SUSUN OLEH :
RESTU TRI NOVANDYF 111 08 021
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO PALU2010