makalah manajemen bencana

25
MAKALAH PENANGGULANGAN BENCANA TSUNAMI ACEH Dibuat sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman dan Industri Disusun Oleh: Dian Kurniasari 25010111130111 Awanda Shafa 25010111130112 Zulinar Firdaus 25010111130113 Mellytia Ayu K 25010111130114 Laksmi Prihastiwi 25010111130115 Sudiyanti 25010111130117 Esti Supriatin 25010111130118 i

Transcript of makalah manajemen bencana

Page 1: makalah manajemen bencana

MAKALAH PENANGGULANGAN BENCANA

TSUNAMI ACEH

Dibuat sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kesehatan Lingkungan Pemukiman dan Industri

Disusun Oleh:

Dian Kurniasari 25010111130111

Awanda Shafa 25010111130112

Zulinar Firdaus 25010111130113

Mellytia Ayu K 25010111130114

Laksmi Prihastiwi 25010111130115

Sudiyanti 25010111130117

Esti Supriatin 25010111130118

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

i

Page 2: makalah manajemen bencana

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat penyertaan dan

bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas pada

mata kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman dan Industri dengan judul makalah

“Makalah Penanggulangan Bencana Tsunami Aceh”

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

dari mata kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman dan Industri.Penulis

mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak

untuk perbaikan makalah ini.

Semarang,13 Mei 2013

PENULIS

ii

Page 3: makalah manajemen bencana

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................... i

Kata Pengantar .............................................................................. ii

Daftar isi ........................................................................................ iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 2

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Bencana .............................................................. 3

B. Mitigasi Bencana .................................................................. 4

C. Koordinasi dan Manajemen Bencana..................................................... 6

D. Tombolo ................................................................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 11

B. Saran ...................................................................................................... 11

iii

Page 4: makalah manajemen bencana

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai bencana yang telah terjadi di Indonesia memberikan banyak

pembelajaran bagi masyarakat Indonesia dan dunia bahwa banyaknya korban jiwa

dan harta benda dalam musibah tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan dan

ketidaksiapan masyarakat dalam mengantisipasi bencana. Disamping itu, kejadian-

kejadian bencana tersebut pun semakin menyadarkan banyak pihak tentang

pentingnya perencanaan dan pengaturan dalam penanggulangan bencana.

Pengalaman terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Nias

(Sumatera Utara) tahun 2004 telah membuka wawasan pengetahuan di Indonesia dan

bahkan di dunia. Kejadian tersebut mengubah paradigma manajemen penanggulangan

bencana dari yang bersifat tanggap darurat menjadi paradigma pencegahan dan

pengurangan risiko bencana (PRB). Penyelenggaraan penanggulangan bencana di

Indonesia dilakukan pada berbagai tahapan kegiatan dan intervensi, yang berpedoman

pada kebijakan pemerintah yaitu Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah terkait lainnya. Pentingnya

pemahaman mengenai manajemen bencana akan menjadi landasan atau dasar dalam

mengembangkan intervensi pengurangan risiko bencana dalam penanggulangan

bencana.

Pengalaman terjadinya bencana di berbagai daerah, baik bencana alam dan

non alam membuktikan bahwa wilayah Indonesia sangat berpotensi tinggi terhadap

bencana. Kejadian bencana tsunami di Aceh, Nias, Pangandaran, dan gempa bumi di

Yogyakarta, Padang dan Mentawai, serta banjir bandang di Wasior, Irian Jaya

merupakan beberapa bencana yang pernah terjadi di Indonesia. Hal ini menunjukkan

faktor-faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya bencana selain kondisi alam

adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bencana.

1

Page 5: makalah manajemen bencana

Indonesia terletak pada tiga lempeng bumi ( Indo-Australia, Eurasia dan

Pasifik) sehingga dari posisi geografis ini memberikan dampak keuntungan dengan

berlimpahnya sumberdaya alam seperti minyak bumi, batu bara, lautan dan hutan

yang luas, namun sebaliknya juga bahaya bagi makhluk hidup yang tinggal di

atasnya.

Berbagai macam bahaya yang berpotensi menimbulkan bencana memiliki

karakteristik yang berbeda, sehingga penanganan terhadap setiap bencana pun

berbeda. Untuk itu, identifikasi karakteristik dan potensi bencana baik yang ada di

Indonesia maupun lingkungan sekitar sangat diperlukan sebagai pengetahuan

terhadap pengurangan risiko bencana.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang disebut bencana ?

2. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan jumlah korban

bencana ?

3. Apa yang diperlukan dalam koordinasi dan manajemen penanganan

bencana?

4. Apa yang dimaksud tombolo?

2

Page 6: makalah manajemen bencana

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bencana

Bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang

mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya

kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan

luar biasa dari pihak luar. (Depkes RI).

Bencana adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan

ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau

pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar

masyarakat atau wilayah yang terkena. (WHO)

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan

dampak psikologis. (UU Nomor 24 Tahun 2007).

Bencana dibagi 3:

1. Bencana alam, yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa

gempabumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan

tanah longsor

2. Bencana non-alam, yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal

modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

3. Bencana sosial, yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial

antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

3

Page 7: makalah manajemen bencana

Tsunami

Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti "pelabuhan", dan nami

berarti "gelombang", sehingga  tsunami  dapat diartikan sebagai "gelombang

pelabuhan". Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh

macam-macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi,

pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada

jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang

bergerak cepat ini akan semakin membesar.

Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat

mencapai daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi

daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan

angin. Namun sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan

peristiwa pasang surut air laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman yang salah,

para ahli oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic

sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih akurat.

B. Mitigasi Bencana

Mitigasi yaitu usaha untuk mengurangi dan / atau meniadakan korban dan

kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum

terjadinya bencana, yaitu terutama kegiatan penjinakan / peredaman atau dikenal

dengan istilah mitigasi. Mitigasi pada prinsipnya harus dilakukan untuk segala jenis

bencana, baik yang termasuk ke dalam bencana alam (natural disaster) maupun

bencana sebagai akibat dari perbuatan manusia (man-made disaster).

Tujuan utama mitigasi ini adalah sebagai berikut :

1. Mengurasi resiko berkurangnya korban jiwa

2. Sebagai landasan untuk perencaan pembangunan.

3. Memberitahukan masyarakat dampak dan usaha untuk mengurangi dampak

bencana alam.

4

Page 8: makalah manajemen bencana

Mitigasi Tsunami

Tsunami tidak mungkin dicegah, tetapi mungkin dikurangi resikonya.

Tindakan untuk mengurangi resiko bencana tsunami dapat diklasifikasikan menjadi 4

kelompok, yaitu :

1. Sistem peringatan dini, meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan

deteksi dini penyebab tsunami, kemungkinan timbulnya tsunami, prediksi

penyebaran tsunami, penyampaian informasi secara tepat dan akurat. Dengan

sistem peringatan dini yang mapan, proses evakuasi dapat dilakukan sedini

mungkin sebelum gelombang tsunami mencapai wilayah-wilayah yang

bersangkutan.

2. Prosedur evakuasi, meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan

pemindahan penduduk ke wilayah yang aman sebelum gelombang tsunami

mencapai area yang bersangkutan. Termasuk dalam hal ini adalah pendidikan

kepada masyarakat mengenai tanda-tanda datangnya gelombang tsunami,

latihan evakuasi secara regular untuk melatih reflek masyarakat melakukan

penyelamatan diri, simulasi dan perencanaan jalur-jalur evakuasi yang paling

efisien, serta pembuatan bangunan khusus untuk penyelamatan diri. Dengan

prosedur evakuasi yang efektif dan efisien, jumlah korban dapat

diminimalkan.

3. Perlindungan pantai, meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan upaya

mengurangi atau meredam energi gelombang tsunami di wilayah pantai

sehingga limpasan energi gelombang tsunami ke arah daratan dapat

diminimalkan. Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan, perancangan, atau

rekayasa bangunan peredam gelombang dari batu, beton, atau peredam alami

dari tanaman pantai. Apabila rancangan komposisinya tepat, maka struktur

peredam gelombang tersebut dapat mengurangi tinggi limpasan gelombang

semaksimal mungkin.

4. Perencanaan tata ruang pantai, meliputi kegiatan penetapan wilayah

pemukiman dan industri yang aman dari serangan gelombang tsunami, serta

pembuatan model tata ruang kampung pantai yang memudahkan evakuasi

5

Page 9: makalah manajemen bencana

apabila terjadi serangan gelombang tsunami, namun tetap mendukung aktifitas

masyarakat secara umum. Dengan demikian, maka kerugian yang mungkin

timbul akibat limpasan gelombang Tsunami telah dapat diminimalkan sejak

awal.

C. Koordinasi dan Manajemen Bencana

Manajemen bencana pada dasarnya berupaya untuk menghindarkan

masyarakat dari bencana baik dengan mengurangi kemungkinan munculnya hazard

maupun mengatasi kerentanan.

Manajemen bencana sebagai sebuah kepentingan publik yang bertujuan untuk

mengurangi korban nyawa dan kerugian harta benda. Substansi dari manajemen

bencana ini adalah adanya suatu langkah konkrit dalam mengendalikan bencana

sehingga korban yang tidak diharapan dapat terselamatkan, dan upaya untuk

pemulihan pasca bencana dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. Manajemen

bencana yang didefinisikan sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang secara sistematik

mengamati dan menganalisis bencana yang meliputi tahapan : pencegahan, mitigasi,

perencanaan sistematis terhadap keadaan darurat, tanggap darurat, dan recovery

(rekonstruksi) sebagai siklus. Pada kasus tsunami, beberapa bidang khusus

pengelolaan yang perlu diperhatikan meliputi :

1. Kerusakan yang berat dan berkala besarmenyebabkan pula perlunya segera

dilakukannya pencarian dan penyelamatan, serta bantuan obat-obatan dan

penampungan sementara dalam skala yang besar pula.

2. Masalah politis agar dapat dipinggirkan sementara agar dapat memudahkan

akses dan pergerakan bantuan kemanusiaan.

3. Kerusakan infrastruktur dan gangguan fasilitas pelayanan umum menjadi

prioritas untuk segera dipulihkan agar dampak sosial tidak membesar.

4. Recovery mencakup perbaikan dan pembangunan kembali memerlukan energi

dan biaya yang tinggi, serta waktu yang lama

5. Kejadian yang jarang menyebabkan kesulitan dalam meningkatkan kepedulian

masyarakat dan usaha mitigasi pada saat kondisi normal

6

Page 10: makalah manajemen bencana

Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan

melalui 3 tahapan sebagai berikut:

1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak terjadi bencana dan

ketika sedang dalam ancaman potensi bencana

2. Tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang

terjadibencana.

3. Tahap pasca bencana yang dalam saat setelah terjadi bencana.

Dalam keseluruhan tahapan penanggulangan bencana tersebut, ada 3

manajemen yang dipakai yaitu :

1. Manajemen Risiko Bencana

Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada

faktor-faktor yang mengurangi risiko secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan

menyeluruh pada saat sebelum terjadinya bencana dengan fase-fase antara lain :

a) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman

bencana.

b) Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana.

c) Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui

langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Dalam fase ini juga

terdapat peringatan dini yaitu serangkaian kegiatan pemberian

peringatan sesegera mungkin kepadamasyarakat tentang kemungkinan

terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang

2. Manajemen Kedaruratan

Manajemen kedaruratan adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana

dengan penekanan pada faktor-faktor pengurangan jumlah kerugian dan korban serta

7

Page 11: makalah manajemen bencana

penanganan pengungsi secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh pada

saat terjadinya bencana dengan fase nya yaitu :

a) Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak

buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan

evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,

pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan

sarana.

3. Manajemen pemulihan

Manajemen pemulihan adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana

dengan penekanan pada faktor-faktor yang dapat mengembalikan kondisi masyarakat

dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali

kelembagaan, prasarana, dan sarana secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan

menyeluruh setelah terjadinya bencana dengan fase-fasenya nya yaitu :

a) Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan

publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah

pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau

berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan

masyarakat pada wilayah pasca bencana.

b) Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana

dansarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada

tingkatpemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh

danberkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,

tegaknya hokum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat

dalam segalaaspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah

pascabencana.

Untuk menangani masalah bencana dikenal dengan penanggulangan bencana

yaitu siklus kegiatan yang saling berkaitan mulai dari pencegahan, kegiatan mitigasi,

kegiatan kesiapsiagaan, kegiatan tanggap darurat, kegiatan pemulihan serta kegiatan

8

Page 12: makalah manajemen bencana

pembangunan. Semua kegiatan dari tanggap darurat , pengumpulan data dan

informasi serta pembangunan merupakan kegiatan dalam menghadapi kemungkinan

bencana.Tahap ini saling berkaitan dan merupakan lingkaran atau siklus dalam

manajemen bencana.

Secara periodik, Indonesia membangun sistem nasional penanggulangan

bencana. Sistem nasional ini mencakup beberapa aspek antara lain :

1. Legislasi

Dari sisi legislasi, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Produk hukum di

bawahnya antara lain Peraturan Pemerintah , Peraturan Presiden, Peraturan Kepala

Kepala Badan, serta peraturan daerah.

2. Kelembagaan

Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal,

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point lembaga

pemerintah di tingkat pusat. Sementara itu, focal point penanggulangan bencana di

tingkat provinsi dan kabupaten/kota adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD).

Dari sisi non formal, forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk

untuk memperkuat penyelenggaran penanggulangan bencana di Indonesia. Di tingkat

nasional, terbentuk Platform Nasional (Planas) yang terdiri unsur masyarakat sipil,

dunia usaha, perguruan tinggi, media dan lembaga internasional. Pada tingkat lokal,

kita mengenal Forum PRB Yogyakarta dan Forum PRB Nusa Tenggara Timur.

3. Pendanaan

Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal atau nasional, tetapi melibatkan

internasional. Komunitas internasional mendukung Pemerintah Indonesia dalam

membangun manajemen penanggulangan bencana menjadi lebih baik. Di sisi lain,

kepedulian dan keseriusan Pemerintah Indonesia terhadap masalah bencana sangat

tinggi dengan dibuktikan dengan penganggaran yang signifikan khususnya untuk

pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.

9

Page 13: makalah manajemen bencana

Berikut beberapa pendanaan yang terkait dengan penanggulangan bencana di

Indonesia:

a) Dana DIPA (APBN/APBD)

b) Dana Kontijensi

c) Dana On-call

d) Dana Bantual Sosial Berpola Hibah

e) Dana yang bersumber dari masyarakat

f) Dana dukungan komunitas internasional

D. Tombolo

Tombolo adalah tanggul pasir alami yang menghubungkan daratan dengan

pulau yang berada dekat pantai. Tombolo dapat terbentuk pada laut dangkal yang

tidak terganggu oleh arus laut. Tombolo adalah gundukan pasir yang muncul bisa

secara alami dan buatan karena pengaruh gelombang yang mengalami difraksi,

biasanya terjadi pada pesisir pantai. (bagus,2012).

Gb. Tombolo

Pembuatan off shore breakwater sangatlah berperan penting dalam menjaga

kesetabilan pantai, fungsi utama dari pembuatan breakwater lepas pantai pada

umumnya sebagai penahan dari kekuatan gelombang yang besar yang bisa

berdampak pada erosi dan abrasi pesisir pantai, bahkan dewasa kini pemanfaatan off

shore breakwater sudah dialih fungsikan sebagai penangkap sedimen tersuspensi agar

menjaga kesetabilan pantai dan sebagai pembuat daerah baru yang bisa digunakan

dengan baik, karena off shore breakwater ini bisa menciptakan daerah baru yang

sering disebut tombolo dari hasil penjebakan pada sedimen tarsuspensi sehingga akan

terlihat adanya perubahan garis pantai yang drastis.

10

Page 14: makalah manajemen bencana

Mekanis terbentuknya tombolo pada suatu daerah pesisir adalah gelombang

yang besar akan menjalar dari perairan dalam ke perairan dangkal, karena efek

sholing maka gelombang akan mengalami refraksi gelombang, karena adanya

bangunan pantai yaitu off shore breakwater maka gelombang yang menjalar tersebut

akan membentur dinding penghalang adapun efek yang terjadi adalah difraksi dan

refraksi, gelombang yang mengalami difraksi adalah gelombang yang membentur di

ujung off shore breakwater dan akan mengalami pembelokan gelombang dan arus

kebelakang breakwater tersebut, kareana gelombang membawa partikel sedimen

maka suspensi tersebut akan terperangkap pada bagian belakang off shore breakwater

tersebut dan terbentuklah tombolo yang bisa dikatakan mempengaruhi perubahan

garis pantai, yaitu menambah atau majunya jarak garis pantai.

Dalam pembentukan tombolo  aliran sedimen sepanjang pantai  baik dari

daratan utama maupun dari lepas pantai mempunyai peranan yang penting. Arah

aliran sedimen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain arah arus laut ,

kedalaman laut, morfologi pantai dan perairan, serta bentuk dan kedudukan pulau

terhadap garis pantai daratan utama.

Pembentukan tombolo ada di Dubai Jumeirah Beach, Dubai, di daerah marine

parade road victoria jr college, Singapura. Di Indonesia kenampakan tombolo dan

tanjung dapat dijumpai di Pulau Bali dengan pulau kecil di bagian selatan dan Selat

Muria dengan Kendeng Utara. Dahulu kala, Pulau Muria dan Pulau Lasem

merupakan suatu pulau yang terpisah dari daratan Pulau Jawa. Laut yang

memisahkan adalah Selat Muria, akibat proses pengangkatan dan sedimentasi laut

(Tombolo), akhirnya tersambung menjadi bagian dari Pulau Jawa. Wilayah sempit

Jimbaran merupakan tombolo yang menghubungkan Pulau Bali dengan pulau kecil di

bagian selatan.

Dataran tombolo/selat muria berpotensi terhadap bencana banjir. Hal ini

disebabkan oleh :

1. Merupakan suatu hamparan dataran yang cukup luas,

2. Kemiringan muka tanah sangat kecil, aliran air sungai tidak dapat mencapai

laut dengan cepat,

11

Page 15: makalah manajemen bencana

3. Jaringan sungai pematus (drainage channel) relatif sedikit,

4. Kemampuan pemeliharaan fungsi sungai terbatas (termasuk perawatan

tanggul-tanggul, pintu pengatur, dll),

5. Kesadaran masyarakat dalam memelihara fungsi sungai perlu ditingkatkan,

khususnya yang tinggal di sekitar sungai-sungai.

Salah satu penyebab utama wilayah tombolo sering mengalami banjir adalah

adanya penyempitan sungai contohnya di daerah Pegunungan Muria dan Kendeng

Utara. Dalam peta Jawa Dwipa yang menggambarkan Jawa pada zaman purba

(Sejarah Kawitane Wong Jawa lan Wong Kanung, 1930), Jawa Tengah bagian timur

terbagi menjadi kawasan Pegunungan Muria dan Nusa Kendeng. Kedua pegunungan

itu dipisahkan Selat Muria, yang endapan dan rawa-rawanya kini menjadi Kudus dan

Pati. Proses pengendapan terjadi mulai abad XVI.

Kawasan-kawasan itu dialiri sejumlah sungai besar, seperti Sungai Juwana di

Pati serta Sungai Wulan, Babalan, Logung, Jeratun, Piji, Gelis, Praholo, dan Ngembal

di Kudus. Dari semua sungai itu yang merupakan sungai purba adalah Sungai

Juwana, Babalan, dan Jeratun (keduanya disebut Bengawan Juana), dan Sungai

Wulan (Kali Tanggulangin).

Sekarang ini, kondisi sungai-sungai utama tersebut sangat memprihatinkan

karena semakin menyempit dan mendangkal. Sehingga ketika intensitas air hujan

yang turun berlebihan, sungai-sungai tersebut tidak bisa menampung air dan meluap.

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan ini adalah dengan normalisasi

Sungai Juwana yang dilakukan sejak tahun 2009, namun hingga sekarang pun belum

mampu mengatasi banjir sehingga perlu penanganan dari hulu hingga hilir. Selain itu

penghijauan di daerah pegunungan Muria juga mulai di tegakkan. Mereka

menerapkan pertanian berbasis agro forestry atau tumpangsari wanatani dan

diversifikasi usaha pertanian. Untuk tanaman tegakan, mereka menanam jati, sengon,

dan mahoni di hutan rakyat, lahan pertanian terbuka, bantaran sungai, daerah sekitar

sumber mata air, dan lahan gundul. Adapun untuk tanaman penunjang ekonomi,

mereka membudidayakan kopi, kakao, kepulaga, bambu, dan jeruk pamelo.

12

Page 16: makalah manajemen bencana

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan, yaitu :

1. Bencana adalah sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan,

kerugian, atau penderitaan

2. Tindakan untuk mengurangi resiko bencana tsunami, yaitu : sistem

peringatan dini, prosedur evakuasi, perlindungan pantai dan perencanaan

tata ruang pantai

3. Manajemen bencana meliputi tahapan : pencegahan, mitigasi,

perencanaan sistematis terhadap keadaan darurat, tanggap darurat, dan

recovery (rekonstruksi) sebagai siklus.

4. Tombolo adalah tanggul pasir alami yang menghubungkan daratan

dengan pulau yang berada dekat pantai. Contoh: daerah Selat Muria

dengan Kendeng Utara. Daerah ini rawan terjadi banjir. Upaya yang telah

dilakukan adalah penghijauan dan dengan normalisasi sungai.

B. Saran

Posisi Indonesia yang terletak pada tiga lempeng bumi ( Indo-Australia,

Eurasia dan Pasifik) mengakibatkan Indonesia rawan terjadi bencana. Oleh sebab itu

pengetahuan menegenai manajemen bencana diperlukan untuk mengurangi resiko

bencana.

13