MAKALAH LENGKAP.doc

43
BODY ALIGNMENT DAN MEKANIKA GERAK DAN GAYA Disusun Oleh: 1. Anisa Rizkika 2.Herwin Jaya 3. Rika Saprina Maulia Dosen Pembimbing : Kartika Sari, S.Kep, Ners PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Transcript of MAKALAH LENGKAP.doc

Page 1: MAKALAH LENGKAP.doc

BODY ALIGNMENT DAN MEKANIKA

GERAK DAN GAYA

Disusun Oleh:

1. Anisa Rizkika

2. Herwin Jaya

3. Rika Saprina Maulia

Dosen Pembimbing : Kartika Sari, S.Kep, Ners

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIK BINA HUSADA PALEMBANG

TAHUN AJARAN

2012/2013

Page 2: MAKALAH LENGKAP.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

mana telah memberika kita taufig dan hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyusun makalah ini. Sholawat serta salam semoga

tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari

jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Didalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan

banyak terima kasih kepada ibu Kartika Sari,S.Kep,Ns selaku

dosen pembimbing kami beserta semua pihak yang telah

membantu di dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari didalam makalah ini masih ada

kekurangan. Oleh karena itu dengan rendah hati kami

mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan kami

mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi

para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Palembang, September 2012

Penyusun

Page 3: MAKALAH LENGKAP.doc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... I

DAFTAR ISI ................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Body Alignment ....................................................................... 3

2.2 Prinsip Body Alignment ............................................................................ 3

2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Body Alignment............................. 4

2.3.1 Gravitas ................................................................................................ 4

2.3.2 Postural Refleks Dan Apposing Muscle Group ................................... 5

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh .............................. 7

2.4 Pengaturan Gerakan ................................................................................... 8

2.5 Macam-Macam Abnormal ......................................................................... 9

2.6 Body Alignment Yang Diterapkan Dalam Keperawatan ........................... 10

2.7 Proses Keperawatan ................................................................................... 17

2.7.1 Pengkajian ............................................................................................ 17

2.7.2 Perencanaan Dan Pelaksanaan ............................................................. 18

2.7.3 Evaluasi ................................................................................................ 19

2.7.4 Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 19

2.8 Pengertian Mekanika Gerak Dan Gaya ...................................................... 19

2.9 Kesejajaran Tubuh ( Body Alignment) ...................................................... 20

2.10 Keseimbangan Tubuh .............................................................................. 20

2.11 Koordinasi Gerakan ................................................................................. 21

Page 4: MAKALAH LENGKAP.doc

2.12 Prinsip Body Mechanic ............................................................................ 21

2.13 Organ Yang Terkait Dengan Bodi Mechanic Dan Body Alignment ....... 22

2.14 Posisi Tubuh Yang Aman Saat Bekerja ................................................... 23

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 24

3.2 Saran .......................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: MAKALAH LENGKAP.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjaga stamina dan bentuk tubuh memanglah sangat penting untuk

dilakukan. Apabila bila sering terjaga hingga larut malam dan harus berkativitas

dikemudian harinya, tentu butuh stamina ekstra untuk melakukannya.

Terjaga sampai malam dengan postur tubuh yang tidak baik, mekanika

tubuh yang buruk dan juga harus bangun tidur lebih awal untuk menyiapkan

segala keperluan adalah fenomena yang lumrah dialami banyak orang. Kondisi ini

sering menyebabkan depresi, berefek pada berat badan dan bahkan kematian dini.

Setiap melakukan aktivitas terkadang kita tidak memperhatikan postur

tubuh yang baik, sehingga membuat postur tubuh yang condong ke depan, atau

badan yang bungkuk. Pada orangtua, pemandangannya lebih menakutkan ketika

mereka bersusah payah untuk memungut sesuatu di lantai, dan susah payah pula

untuk menegakkan kembali tubuhnya.

Banyak orang mengira, semua itu terjadi secara alami. Memang ada orang-

orang yang dilahirkan dengan postur tubuh seperti itu. Tetapi ternyata tidak.

Postur tubuh yang baik merupakan bagian integral dari kesehatan fisik dan

mental. Postur yang kurang baik bisa dikoreksi, karena kalau tidak, postur buruk

itu akan jadi permanen. Anda pun menderita di kemudian hari.

Sementara Body alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh

dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignment baik

akan meningkatkan keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal,

baik dalam posisi berdiri, duduk, maupun tidur. Body aligment yang baik:

keseimbangan pada persendian otot, tendon, ligamen.   

Body Alignment yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik,

mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan,

Page 6: MAKALAH LENGKAP.doc

mengurangi kelelahan, memperluas ekspansi paru. Meningkatkan sirkulasi renal

dan fungsi gastrointestinal.

Body alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan

mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat

merupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang

sehat/baik: postur tubuh yang baik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui

pengertian body alignment,

Page 7: MAKALAH LENGKAP.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Body alignment atau Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-

bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari

dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat

bagian tersc:but digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat

menjadikan fungsi tubuh maksimal, scperti dalam posisi duduk, berdiri dan

berbaring yang benar.

Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk

melihat;status kesehatan,fisikal fitness,daya tarik seseorang.

Postur tubuh dapat menunjukkan;perasaan hati,harga diri,kepribadian.

2.2 Prinsip Body Alignment

Prinsip body alignment adalah sebagai berikut:

1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika garis gravitasi (line of gravity -

garis imaginer vertikal) mclewati pusat gravitasi (center of gravity-titik

yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of

support-posisi menyangga atau menopang tubuh).

2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan

dan keseimbangan lebih besar.

3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih

banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.

4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik

akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.

5. Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan

otot-otot.

Page 8: MAKALAH LENGKAP.doc

6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan

rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur.

7. Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan

harus secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.

8. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot

dan ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun

penggunaan yang kurang hati-hati.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment

2.3.1 Gravitasi

Keseimbangan adalah suatu equilibrium yang dipertahankan oleh adanya

kekuatan yang saling berlawanan dan merupakan prinsip pertama yang harus

diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar yaitu memandang

grafitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Seseorang dapat

mempertahankan keseimbangan selama garis grafitasi (garis khayal vertical yang

melalui pusat grafitasi) melalui pusat grafitasi (titik pusat dari seluruh massa

tubuh) dan landasan (tempat berpijaknya suatu obyek).

a) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi

terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama

pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila

tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang.

Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau

perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat

di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.

Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian

dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu,

lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.

Page 9: MAKALAH LENGKAP.doc

b) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui

pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat

gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

c) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan

permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu,

tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari

luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi

stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding

berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat

gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

2.3.2 Postural reflek dan Apposing Muscles Group.

Merupakan aksi dari otot postural (ekstensor) yang terus menerus menahan

seseorang pada posisi tegak melawan grafitasi bumi.Respon otot-otot postural

yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang

diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa

kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi

mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh

dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya

akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi

sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment

tubuh.

Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan

dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi

gerak tertentu.

Page 10: MAKALAH LENGKAP.doc

Jenis dari postural reflex :

a) Labryn sense

Organ sensor yang terdapat dalam organ telinga bagian dalam

b) Visual /optic reflek

Sensasi visual membantu seseorang dalam mendapatkan kesadaran

mengenai tata ruang dan hubungan antara satu subyek dengan

lingkungannya.

c) Proprioceptor /kinestetik sense

Ini sering disebut sebagai indera keenam .

d) Ekstensor atau anti grafitasi reflex

Yang termasuk otot-otot ekstensor diantaranya otot-otot pada ekstremitas

bawah,otot-otot abdomal,otot-otot adductor pada scapula dan otot-otot

kaki bawah.

e) Plantar reflex

Tekanan melawan telapak kaki oleh permukaan tanah akan menimbulkan

reflex kontraksi otot-otot ekstensor dari otot-otot kaki bagian bawah.

f) Perubahan posisi tubuh

Beberapa posisi tubuh dalam aktifitas tertentu bear ataupun salah, jika

berlangsung lama akan menyebabkan kerusakan syaraf-syaraf

superfasialis, kerusakan pembuluh darah serta kontraktur.

g) Perubahan individual dalam struktur anatomi

Setiap orang mempunyai anatomi yang berbeda , ini akan membawa

pengaruh pada postur tubuh seseorang , meskipun hanya sedikit.

2.3.3 faktor lain yang mempengaruhi postur tubuh,adalah:

1. Status Kesehatan.

Page 11: MAKALAH LENGKAP.doc

Perubahan status keschatan dapat mc;nimbulkan keadaan yang tiidak

optimal terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau

kelemahan sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.

2. Nutrisi.

Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam

membantu proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligamen

dan persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan energi pada organ

tersebut akan kurang sehingga dapat proses keseimbangan.

3. Emosi.

Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga kescimbangan

tubuh. Hal tersebut dapat mcmcngaruhi proses koordinasi pada otot,

ligamen, sendi dan tulang.

4. Gaya Hidup

Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang jadi lebih baik atau bahkan

sebaliknya menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak

sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan

sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak

berkcmbang dengan baik.

5. Perubahan perilaku dan nilai seseorang.

Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat

dapat memengaruhi proses pembcntukan postur tubuh orang lain yang

berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

2.4 Pengaturan gerakan

Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang terintregasi dari system

skeletal otot skeleton dan system syaraf. Karena ketika system ini berhubungan

erat dengan mekanisme pendukung tubuh, system ini dapat dianggap sebagai 1

unit fungsional.

Page 12: MAKALAH LENGKAP.doc

1) System skeletal

Skelet adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari 4 tipe tulang:

panjang, pendek, pipih dan irregular. Skelet tempat melekatnya otot dan

ligament

2) Karakteristik tulang

Karakteristik tulang meliputi kekokohan kekuatan dan elastisitas.

3) Sendi

Sendi adalah hubungan diantara tulang. Setiap sendi diklasifikasikan

sesuai dengan struktur dan tingakat mobilisasinya. Ada 4 klasifikasi sendi:

sinostotik, kartilagonus, fibrosa, dan synovial.

4) Ligament

Ligament adalah ikatan jaringan fibrosa yg berwarna putih mengkilat

fleksibel mengikat sendi menjadi satu dan menghubungkan tulang dengan

vertilago. Bersifat elastic sehingga membantu fleksibelitas sendi dan

mendukung sendi dan memiliki fungsi protektif.

5) Tendon

Tendon adalah jaringan ikat fibrosa yang berwarna putih mengkilat yg

menghubungkan otot dengan tulang. Tendon bersifat kuat fleksibel dan

tidak elastic serta memmpunyai ketebelan dan panjang yang bervariasi.

6) Kartilago

Kartilago adl jaringan penyambung yang tidak mempunyai vaskuler yang

terletak terutama di sendi dan torak trakea laring hidung dan telinga.

7) Kelainan Postur

Kelainan postur yang didapat atau congenital mempengaruhi efisiensi

system moskuloskeletal, seperti kesejajaran tubuh keseimbangan dan

penampilan.

Page 13: MAKALAH LENGKAP.doc

2.5 Macam-macam abnormal:

a) Tortikolis

Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot

sternokleidomastoideus berkontraksi.

Penyebab: kondisi congenital.

Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi

berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan.

b) Lordosis

Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.

Penyebab: kondisi congenital, kehamilan.

Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.

c) Kifosis

Diskripsi: peningkatan kelengkungan pada spinal torakal atau suatu

keadaan kelainan pada tulang belakang dimana terjadi fleksi yang

berlebihan pada tulang lumbal.

Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis

spinal.

Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal,

menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal

(berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan)

d) Kifolordosis

Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.

Penyebab: kondisi congenital.

Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan

lordosis berdasarkan penyebab.

e) Skoliosis

Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.

Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang

kaki tidak sama

Page 14: MAKALAH LENGKAP.doc

Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan

tingkat keparahan).

f) Kifoskoliosis

Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.

Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.

Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan

tingkat keparahan).

g) Dysplasia Pinggul Kongenital

Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul,

dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung

dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).

Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).

Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus

sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban

abduksi, gips, pembedahan.

h) Knock-knee (genu varum)

Diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika

seseorang berjalan.

Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.

Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh

pertumbuhan.

2.6 Body Alignment yang diterapkan dalam keperawatan adalah :

Membantu pasien duduk dan berdiri:

• Pengertian

Yang dimaksud dengan membantu pasien duduk dan berdiri adalah membantu

mengubah posisi pasien dari posisi tidur ke posisi duduk dan kemudian

berdiri.

• Tujuan

Tujuan mendudukan dan menidurkan pasien adalah :

Page 15: MAKALAH LENGKAP.doc

Mobilisasi

Memberikan rasa aman kepada pasien (menjaga supaya pasien jangan jatuh).

• Persiapan alat-alat

Alat-alat yang harus disiapkan melakukan perasat ini adalah : Sandal.

• Cara bekerja

1 Memberi tahu pasien

2 Mencuci tangan

3 Berdiri disamping kanan pasien.

4 Memasukkan tangan kanan melalui ketiak kanan pasien sampai ke tulang

belikat, sedangkan tangan kanan pasien memegang bahu kanan perawat dari

arah belakang.

5 Menyisipkan tangan kiri di bawah kuduk pasien dan tangan pasien saling

berpegangan di atas bahu perawat.

6 Mengangkat badan pasien kemudian didudukkan

7 Kemudian kedua kaki pasien digeserkan ke tepi tempat tidur, bila pasien

tidak bisa menggeser kakinya, maka perawat dengan tangan kanan

mengangkat dan mengeser kaki pasien.

8 Pasien duduk di pinggir tempat tidur dengan kedua kakinya terjuntai di sisi

tempat tidur, dianjurkan mengayun-ayunkan kedua kakinya.

9 Perawat memeriksa nadi dan menanyakan kepada pasien pusing atau tidak.

10 Kemudian perawat berdiri di depan pasien, kedua tangannya memegang

pinggang pasien dan kedua tangan pasien memegang pundak kanan dan kiri

perawat.

Menurunkan pasien perlahan-lahan dari tempat tidur, berdiri sebentar untuk

memperoleh keseimbangan yang baik lalu berjalan.

11 Memapah pasien ada dua cara, yaitu :

Perawat dan pasien berjalan berdampingan, perawat di sebelah kiri pasien

dengan tangan kanan perawat menahan pasien dari belakang, tangan kiri

pasien diletakkan di bahu kiri perawat dipegang oleh tangan kiri perawat.

Perawat dan pasien berhadapan, dan perawat berjalan mundur. Kedua tangan

perawat di pinggang kanan dan kiri pasien, kedua tangan pasien berada di

Page 16: MAKALAH LENGKAP.doc

bahu perawat kiri dan kanan.

12 Setelah cukup berjalan, kembalikan pasien ke tempat tidur .

13 Memeriksa nadi dan menanyakan keadaan umum, merasa pusing atau

tidak..

14 Merapikan pasien.

15 Mencuci tangan.

Perhatian :

Bereskan tempat tidur secepat mungkin.

Apabila saat berjalan merasa pusing, segera kembali ke tempat tidur.

Selama melakukan aktivitas perhatikan keadaan umum pasien.

Mengatur posisi semi fowler

• Pengertian

Yang dimaksud dengan sikap semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah

duduk.

• Tujuan

Tujuan menempatkan pasien dalam posisi semi fowler adalah :

Mobilisasi. memberikan perasaan lega kepada pasien yang sesak napas

Memudahkan perawatan, misalnya, member makan.

• Pelaksanaan

Sikap semi fowler dilaksanakan pada :

Pasien yang sesak napas

Pasien pasca operasi : Struma, Hidung, Torak

• Persiapan alat-alat

Alat-alat yang harus disiapkan untuk melaksanakan sikap semi fowler :

1 Bantal 5-6 buah

2 Bantal kecil

3 Guling

4 Sandaran punggung

5 Sarung sandaran punggung

6 Bila ada tempat tidur yang dapat dinaikkan bagian kepalanya (orthopaedic

Page 17: MAKALAH LENGKAP.doc

bed)

• Cara bekerja

Cara melaksanakan posisi tidur semi fowler adalah sebagai berikut :

1. Memberi tahu pasien

2. Mencuci tangan.

3. Mengangkat dan mendudukkan pasien, Memasang sandaran punggung,

mengatur bantal pada sandaran, bila memakai tempat tidur orthopaedic,

naikkan bagian kepalanya.

4. Membaringkan pasien pada sandaran

5. Meletakkan guling di bawah lipatan lutut agar tidak merosot.

6. Meletakkan kedua bantal di atas bantal.

7. Merapikan tempat tidur

8. Mencuci tangan.

Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja.

Mengatur posisi dorsal recumbent

• Pengertian

Yang di maksud dengan sikap dorsal recumbent adalah sikap pasien dalam

posisi telentang dengan kedua tungkai ditekuk, sedikit direnggangkan dan

kedua tapak kaki menapak pada kasur.

• Tujuan

Tujuan menempatkan pasien dalam posisi ini adalah :

Memudahkan dalam pemeriksaan, misalnya, Rectal touche, vaginal touché,

palpasi perut. Memudahkan pelaksanaan perawatan, misalnya, pemasangan

kateter, irigasi vagina, partus.

• Pelaksanaan

Sikap ini dilaksanakan pada : Pemeriksaan genekologi, Pengobatan uretra dan

kandung kemih

• Persiapan alat-alat

Alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan keperluan.

• Cara bekerja

Page 18: MAKALAH LENGKAP.doc

Cara melaksanakan perasat ini adalah :

1. Memberi tahu pasien

2. Mencuci tangan

3. Pasien menekuk kedua tungkai, direnggangkan sedikit dan menapakkan

kedua telapak kaki pada kasur

4. Merapikan pasien.

5. Mencuci tangan

Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja.

Mengatur posisi lithotomy

• Pengertian

Yang dimaksud dengan posisi tidur lithotomy adalah posisi tidur pasien dalam

posisi telentang dengan kedua tungkai diangkat, lutut ditekuk kearah dada,

tungkai bawah ditopang oleh dua orang perawat; bila ada meja genekologi

tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki yang tersedia.

• Tujuan

Tujuan menempatkan pasien dalam posisi ini adalah :

Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misalnya, touché,

Cystoscopy, Rectoscopy. Memudahkan pelaksanaan perasat, misalnya,

menolong partus, operasi haemorrhoid, pemasangan IUD, Curettage.

• Pelaksanaan

Posisi tidur lithotomy ini dilaksanakan pada :

Pemeriksaan genekologi/urologi, Pengobatan uretra dan kandung

kemih,Pelaksanaan perasat kebidanan, Operasi haemorrhoid Waktu

melahirkan.

• Cara bekerja

Cara mengerjakan posisi tidur lithotomy adalah :

1. Memberi tahu pasien

2. Mencuci tangan

3. Pasien meletakkan kedua telapak tangan di bawah kepala

4. Mengangkat kedua tungkai, menekuk kearah dada, kedua tungkai bawah di

Page 19: MAKALAH LENGKAP.doc

topang oleh dua orang perawat; bila ada meja genekologi kedua tungkai

bawah diletakkan pada penahan kaki

5. Merapikan setelah selesai pemeriksaan atau pelaksanaan perasat.

6. Mencuci tangan.

Perhatian:

a. Pada pelaksanaan perasat tertentu, bantal diangkat, misalnya pada operasi,

pemasangan IUD

b. Perhatikan keadaan umum pasien.

Mengatur posisi trendelenburg

• Pengertian

Yang dimaksud dengan posisi tidur trendelenburg adalah posisi tidur pasien

dalam posisi bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki.

• Tujuan

Tujuan menempatkan pasien dalam posisi trendelenburg adalah :

Agar darah lebih banyak mengalir ke daerah kepala, Untuk memudahkan

operasi di bagian perut, Untuk memudahkan perawatan dan pemeriksaan.

• Pelaksanaan

Posisi tidur trendelenburg dilaksanakan pada :

Pasien dalam keadaan syok. Pasien dengan tekanan darah rendah,

Pembedahan di daerah perut, Pemeriksaan tertentu, misalnya, bronchoscopy.

• Persiapan alat-alat

Alat-alat yang disiapkan untuk melaksanakan posisi tidur ini adalah :

Dua potong balok yang sama tinggi untuk meninggikan bagian kaki tempat

tidur atau ada tempat tidur yang bias dinaikkan bagian kakinya.

• Cara bekerja

Cara melaksanakan posisi tidur trendelenburg ini adalah sebagai berikut :

1. Memberi tahu pasien

2. Mencuci tangan

3. Mengangkat bantal

4. Memasang balok pada kedua kaki tempat tidur, di bagian kaki pasien atau

Page 20: MAKALAH LENGKAP.doc

menaikkan pada bagian kaki bila ada tempat tidur yang bisa diatur.

5. Merapikan pasien

6. Mencuci tangan.

Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja

Mengatur posisi sim’s

• Pengertian

Yang dimaksud dengan posisi tidur sim’s adalah posisi tidur dalam posisi

setengah telungkup

• Tujuan

Cairan pasca operasi tonsil dapat mengalir keluar dengan lancar.

Memudahkan rectal touche.

Untuk pelaksanaan huknah tinggi

• Cara bekerja

Cara mengerjakan posisi tidur sim’s adalah sebagai berikut :

1. Memberi tahu pasien

2. Mencuci tangan

3. Mengangkat bantal

4. Letakkan kedua tangan pasien di atas dada, kedua tungkai di tekuk.

5. Perawat memasukkan kedua lengannya ke bawah bahu dan pangkal paha.

6. Mengangkat dengan perlahan badan pasien, dan ditarik kearah perawat,

kemudian dimiringkan membelakangi perawat sampai dada menyentuh kasur,

lengan di sisi yang tertindih diluruskan sejajar dengan punggung

7. Merapikan pasien

8. Mencuci tangan

Perhatian :

Perhatikan keadaan umum pasien selama melakukan tindakan. Pada rectal

touché hanya bagian badan yang diperiksa yang dibuka pakaiannya.

Posisi lateral (side lying)

Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada

pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian

Page 21: MAKALAH LENGKAP.doc

tubuh yang lain. Posisi ini sangat baik untuk istirahat dan tidur serta

membantu menghilangkan tekanan-tekanan pada sacrum dan tumit. Bagi

pasien yang mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi bagian tubuh akan

merasa nyaman pada posisi ini dengan berbaring pada sisi yang normal.

2.7 Proses Keperawatan

2.7.1 PENGKAJIAN

• Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap

pasien pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Perawat juga harus

mempertimbangkan factor perkembangan dan faktor lain yang mempengaruhi

body alignment.Mereview catatan kesehatan pasien untuk menentukan masalah

keperawatan dan medis baik yang lalu maupun yang sekarang.

• Tujuan dari pengkajian Body Alignment adalah:

1.Menentukan perubahan normal akibat dari tumbang

2. Mengidentifikasi postur tubuh yang jelek.

3. Mempelajari kebutuhan untuk mempertahankan postur tubu ang baik.

4. Mengidentifikasi kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya.

• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain :

1. Posisi berdiri

Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior.

Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta

bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan posisi

berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot

dan tulang pasien.

2. Posisi duduk

Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan

yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan

leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang

dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta

adanya sensasi (kerusakan saraf)

Page 22: MAKALAH LENGKAP.doc

3. Posisi berbaring

Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi

dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup

dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan pada

pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya

kelemahan.

4. Cara berjalan

Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari

terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat

memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.

b. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.

c. Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik

d. Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan

e. Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua

mungkin 40 X per menit.

2.7.2 PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

1.Pertahankan posisi tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat.

2. Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih berdiri, duduk dan

berbaring secara optimal.

3. Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien

melakukan aktifitas sehari-hari

4. Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan bantu

pasien pada saat melakukan kegiatan yang bersifat berat.

5. Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.

2.7.3 EVALUASI

Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk

mengatasi gangguan postur tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau

Page 23: MAKALAH LENGKAP.doc

kesalahan dalam postur tubuh dan pasien mampu melaksanakan

aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.

2.7.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko cedera b.d standing alignment dan sitting alignment yang

jelek

2. Ganguan mobilitas fisik b.d kontraktur

3. Nyeri b.d cedera fisik.

2.8 Pengertian Mekanika Gerak Dan Gaya

Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan

sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan,

postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan

melakukan aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi

risiko cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi

pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan

otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan.

Mekanikan tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika

tubuh untuk tim perawat kesehatan. Ketika pasien tidak megangkat sesuatu yang

berat ataupun ringan, kebiasaan postur tubuh yang baik tidak boleh diabaikan.

            Postur tubuh yang baik untuk pasien berarti berdiri, berjalan dengan

berubah posisi dengan cara yang mantap dan aman.        Pasien-pasien yang tirah

baring terkadang sukar menahan posisi karena pmereka cenderung tueun ke ujung

bawah tempat tidur bila bagian kepala tempat tidur dinaikkan.

            Pasien-pasien yang tidak mampu tidak akan dapat mengubah posisi badan

mereka. Mereka pun tidak mampu membantu anda merubah posisi badan mereka.

Pasien tirah baring memerlukan bantuan ekstra untuk memperoleh dan

mempertahankan kesejajaran tubuh.

Hal – hal tersebut mencakup:

Page 24: MAKALAH LENGKAP.doc

a.  Kesejajaran tubuh / Postur Tubuh (Body Alignment)

b.  Keseimbangan tubuh

c.   Koordinasi Gerakan

2.9 kesejajaran tubuh ( body alignmentn)

Kesejajaran dan postur tubuh merupakan istilah yang sama dan mengacu

pada posisi sendi, tendon, ligamen dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring.

Kesejajaran tubuh yang benar menguragi ketegangan pada struktur

muskuloskeletal, mempertahankan tonus ( ketegangan) otot secara kuat dan

menunjang keseimbangan.

2.10 Keseimbangan tubuh

Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan

ini, gravitasi akan berubah, meningkatkan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan

risiko jatuh dan cedera. Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar penopang luas,

pusat gravitasi berada pada dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari

pusat gravitasi ke dasar penopang. Keseimbangan tubuh dapat juga ditingkatkan

dengan postur dan merendahkan pusat gravitasi, yang dicapai dengan posisi

jongkok. Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar keseimbangannya (Perry

dan Potter, 1994). Keseimbangan dibutuhkan untuk mempertahankan posisi,

memperoleh kestabilan selama bergerak dari satu posisi ke posisi lain, melakukan

aktivitas sehari-hari, dan bergerak bebas di komunitas.

Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipengaruhi oleh penyakit,

gaya berjalan yang tidak stabil pada toddler, kehamilan, medikasi dan proses

menua. Gangguan pada kemampuan ini merupakan ancaman untuk keselamatan

fisik dan dapat menyebabkan ketakutan terhadap keselamatan seseorang dengan

membatasi diri dalam beraktivitas (Bergetal, 1992)

2.11      Koordinasi Gerakan

Page 25: MAKALAH LENGKAP.doc

Berat adalah gaya tubuh yang digunakan terhadap gravitasi. Ketika suatu

obyek diangkat, pengangkat harus menguasai berat obyek dan mengetahui pusat

gravitasinya. Karena manusia tidak mempunyai bentuk geometris yang sempurna,

maka pusat gravitasinya biasanya berada pada 55% sampai 57% tinggi badannya

ketika berdiri dan berada ditengah.

Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan

dengan arah gerakan benda. Misalnya menggerakkan klien diatas tempat tidur

maka akan terjadi friksi. Perawat dapat mengurangi friksi dengan mengikuti

beberapa prinsip dasar. Semakin besar area permukaan suatu obyek yang

bergerak, semakin besar friksi.

Klien pasif atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar

untuk bergerak. Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat, bukan

mendorong klien. Mengangkat merupakan komponen gerakan keatas dan

mengurangi tekanan antara klien dan tempat tidur atau kursi.

2.12 Prinsip Body Mechanic

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi

tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk

mendukung tingkat kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga

keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk,

menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama. Dalam

hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas

keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat,

mengangkat dan memindahkan klien dan menggerakkan objek. Gaya fisik dari

berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan

benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak

benar dapat mengganggu kemampuan perawat untuk mengangkat, memindahkan,

dan mengubah posisi klien (Owen dan Garg, 1991) Perawat juga menggabungkan

pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan

kesejajaran tubuh.

Page 26: MAKALAH LENGKAP.doc

2.13 Organ yang Terkait dengan Body Mechanics dan Body Alignment

a. Mekanika tubuh adalah usaha untuk mengkoordinasi sistem

muskuloskeletal dan saraf sehingga individu bergerak, mengangkat,

membungkuk, berdiri, duduk, berbaring, dan melakukan aktivitas

sehari-hari dengan sempurna.

b. Koordinasi gerakan tubuh membutuhkan integrasi fungsi sistem

skeletal, otot skelet, dan sistem saraf.

   Skelet

Mendukung struktur penyokong tulang untuk bergerak, menghubungkan ligament

dan otot, melindungi organ penting, mengatur produk kalsium dan sel darah

merah.

  Sistem saraf

Mendukung gerakan awal dan control gerakan volunteer

  Organ yang terkait

Otak yang bekerja sama dengan telinga. Didalam telinga terdapat koklea

yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.

  Keseimbangan:

Pada telinga, nervus yang terbesar dalam kanalis semisirkularis

menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan

dalam kanal-kanal, karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau

saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran

kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong ke salah satu sisi

maka kepalanya cenderung miring ke arah lain (berlawanan dengan arah badan

yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi

badan dipertahankan sehingga jatuhnya badan dapat dipertahankan.

Page 27: MAKALAH LENGKAP.doc

Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semisirkuler inilah yang

merangsang impuls. Respons badan berupa gerak refleks, guna memindahkan

berat badan serta mempertahankan keseimbangan. Untuk mempertahankan posisi

tertentu, gaya grafitasi harus dilawan melalui mekanisme sensori organ

proprioseptif. Aparatus vestibuli mendeteksi perubahan sinyal untuk

mengaktifkan respons motor adaptif dalam mempertahankan keseimbangan.

2.14  Posisi Tubuh yang Aman Saat Bekerja

Saat perawat melakukan pekerjaan, haruslah memperhatikan aspek-aspek

keamanan. Selain itu kita harus memperhatikan organ-organ yang terlibat dalam

menunjang posisi tubuh saat bekerja.

a. Pertahankan punggung anda tetap lurus.

b. Rentangkan kaki anda agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik

c. Membungkuk dari pinggul dan lutut agara lebih dekat ke objek, jangan

membungkuk dari pinggang.

d. Menggunakan berat badan anda untuk membantu mendorong atau menarik

objek.

e. Gunakan otot-otot kuat untuk melakukan pekerjaan.

f. Hindari memutar sebagian badan anda ketika bekerja dan membungkuk

dalam waktu yang lama. Putarlah seluruh tubuh.

g. Pegang dan tahan objek yang berat dekat dengan tubuh anda.

h. Dorong atau tariklah objek daripada mengangkatnya.

i. Selalu meminta bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk

digerakkan sendiri.

j. Serempakkan gerakan. Siapkan pasien dan anggota saraf yang lain dengan

memeberitahukan mereka bila anda sudah siap, atau dengan hitungan sampai

tiga dan semua bergerak serentak pada hitungan ke tiga.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 28: MAKALAH LENGKAP.doc

Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa: Body alignment atau

Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang

berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh

adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersc:but

digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi

tubuh maksimal, scperti dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.

Untuk mendapatkan postiur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip

yang perlu diperhatikan, Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha

mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam

mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama

mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Penggunaan

mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem

muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang

memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan

energi otot yang berlebihan.

Mekanikan tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika

tubuh untuk tim perawat kesehatan. Ketika pasien tidak megangkat sesuatu yang

berat ataupun ringan, kebiasaan postur tubuh yang baik tidak boleh diabaikan.

Hal – hal tersebut mencakup:

a.       Kesejajaran tubuh / Postur Tubuh (Body Alignment)

b.      Keseimbangan tubuh

c.       Koordinasi Gerakan

3.2 Saran

Page 29: MAKALAH LENGKAP.doc

Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep body alignment,

mekanika gerak dan gaya.   Mahasiswa menerapkan ilmu tersebut dalam praktek

keperawatan. Bagi para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini

dengan sebaik – baiknya  sebagai penambah ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: MAKALAH LENGKAP.doc

-    Nurma ningsih,Lukman.2009.asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan system musculoskeletal.jakarta :salemba medika

-    Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan praktik, Fundamental Keperawatan,

vol. 2, edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC.

-     Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku

kedokteran.Jakarta:EGC

- Perry, potter. 2005. Fundamental keperawatan volume 2. Jakarta: EGC

- Perry, potter peterson. 2005. Ketrampilan dan prosedur dasar. Jakarta: EGC