laporan lengkap.doc

31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menimbang manfaat dan resiko tidak selalu mudah dilakukan Graham-Smith dan Aronson (1992), mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukannya yaitu derajat keparahan penyakit yang akan diobati, efektivitas obat yang akan digunakan, keparahan dan frekuensi efek samping yang mungkin timbul, serta efektivitas dan keamanan obat lain yang bisa dipakai sebagai pengganti. Semakin parah suatu penyakit, semakin berani mengambil resiko efek samping, namun bila efek samping mengganggu dan relatif lebih berat dari penyakitnya sendiri mungkin pengobatan tersebut perlu diurungkan. Semakin remeh suatu penyakit, semakin perlu bersikap tidak menerima efek samping. Penggunaan obat yang rasional adalah pemilihan dan penggunaan obat yang efektifitasnya terjamin serta aman, dengan mempertimbangkan masalah harga, yaitu dengan harga yang paling menguntungkan dan sedapat mungkin terjangkau. Berdasarkan data yang didapat dengan cara mengumpulkan 50 sampel secara acak dari seluruh penyakit terbesar ditemukan selama bulan Juli 2003 di, Puskesmas 1

Transcript of laporan lengkap.doc

BAB II CHOI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menimbang manfaat dan resiko tidak selalu mudah dilakukan Graham-Smith dan Aronson (1992), mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukannya yaitu derajat keparahan penyakit yang akan diobati, efektivitas obat yang akan digunakan, keparahan dan frekuensi efek samping yang mungkin timbul, serta efektivitas dan keamanan obat lain yang bisa dipakai sebagai pengganti. Semakin parah suatu penyakit, semakin berani mengambil resiko efek samping, namun bila efek samping mengganggu dan relatif lebih berat dari penyakitnya sendiri mungkin pengobatan tersebut perlu diurungkan. Semakin remeh suatu penyakit, semakin perlu bersikap tidak menerima efek samping. Penggunaan obat yang rasional adalah pemilihan dan penggunaan obat yang efektifitasnya terjamin serta aman, dengan mempertimbangkan masalah harga, yaitu dengan harga yang paling menguntungkan dan sedapat mungkin terjangkau.

Berdasarkan data yang didapat dengan cara mengumpulkan 50 sampel secara acak dari seluruh penyakit terbesar ditemukan selama bulan Juli 2003 di, Puskesmas Mlonggo I Jepara, ada ketidaksesuaian pemberian obat dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Dep Kes RI, yaitu pada penyakit ISPA dari 20 sampel (anak dan dewasa) ternyata 100% menggunakan antibiotika sebagai pengobatan yaitu Ampisilin, amoksisilin, dan kotrimoksazol selain antipiretik, penyakit Diare dari 10 sampel (anak-anak) didapatkan 100% menggunakan antibiotika yaitu cotrimoksazol dan amoksisilin. Selain itu pula penyakit pada saluran nafas yaitu asma diberikan antibiotika (amoksisilin) selain antiasma yakni 90%. Kondisi ini menjadi permasalahan yang perlu dicari pemecahan dan titik temu antara kebijakan puskesmas dengan pedoman yang dikeluarkan Dep Kes sehingga tidak terjadi kerugian dikemudian hari. Secara umum dan dalam konteks yang lebih luas penggunaan obat yang tidak rasional dapat memberi dampak ; terjadinya pemborosan biaya dan anggaran masyarakat, resiko efek samping dan resistensi, ketersediaan obat kurang terjamin, mutu pengobatan dan pelayanan kesehatan buruk, memberikan persepsi yang keliru tentang pengobatan pada masyarakat.Untuk menjamin efektifitas dan keamanan, pemberian obat harus dilakukan secara rasional, yang berarti perlu dilakukan diagnosis yang akurat, memilih obat yang tepat, serta meresepkan obat tersebut dengan dengan dosis, cara, interval serta lama pemberian-yang-tepat. Memperhatikan akan pentingnya pemahaman penggunaan obat yang rasional bagi dokter maupun perawat di puskesmas maka hal ini kami angkat menjadi kasus untuk kemudian diambil kebijakan baru terutama bagi puskesmas, sehingga dikemudian hari bisa diterapkan dengan baik.

B. BATASAN JUDUL

Sosialisasi : suatu upaya pelaksanaan penyebaran luasan informasi kepada masyarakat/pihak terkait tentang suatu hal baru Monitoring: Suatu upaya pengamatan tentang suatu kegiatan tertentu dalam waktu tertentu Penggunaan obat yang rasional : pemilihan dan penggunaan obat yang efektifitasnya terjamin serta aman, dengan mempertimbangkan masalah harga, yaitu dengan harga yang paling menguntungkan dan sedapat mungkin terjangkauC. BATASAN OPERASIONAL

a. Lokasi: Puskesmas Mlonggo I Jepara

b. Waktu:Tanggal 15 Agustus 24 Agustus 2003

c. Sasaran: Perawat Puskesmas yang bertugas di poli umum dan anak

d. Materi: Sosialisasi dan Monitoring pemberian obat yang rasional

e. metode:Penyusunan pedoman pemberian Obat yang rasional, sosialisasi, danmelakukan monitoringD. DEFINISI OPERASIONAL

1. Sosialisasi: suatu upaya pelaksanaan penyebarluasan informasi kepada masyarakat/pihak terkait tentang suatu hal baru 2. Monitoring: Suatu upaya pengamatan tentang suatu kegiatan tertentu dalam waktu tertentu

D.DASAR KEBIJAKAN

1. UU No. 23 tahun 1992 tentang pokok - pokok kesehatan, pasal 5 : setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga dan lingkungannya.2. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) : Dasar pembangunan Kesehatan Nasional butir 2, menyebutkan bahwa pemerintah dan masyarakat bertanggungjawab dalam pemeliharaan dan usaha mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.E. TUJUAN

1. Tujuan umum:

Tersosialisasinya prosedur penggunaan obat yang rasional pada perawat puskesmas Mlonggo I Jepara

2. Tujuan khusus:

- Terdatanya 10 penyakit terbesar selama bulan Juli 2003dan 10 sampel dari tiap-tiap penyakit terbesar dan pengobatannya

- tersosialisasinya pedoman tentang pengobatan yang rasional kepada perawat puskesmas Mlonggo I yang bertugas terutama di poli umum dan anak

- Mendapatkan persentase pemberian obat yang sesuai prosedur dari seluruh pasien yang dirawat selama 2 hariBAB II

METODOLOGI

A. KERANGKA ACUAN

Dalam membuat kerangka acuan digunakan pendekatan sistem sebagai berikut:

B. CARA KERJA

Cara kerja yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan dengan perawat dan petugas kamar obat untuk mendapatkan penjelasan prosedur pengobatan dan sumber-sumber data yang dibutuhkan sebagai fakta diantaranya data penyakit terbanyak, catatan medik pasien dan lembar resep bulan Juli 03

2. Melakukan pencatatan 10 penyakit terbesar selama bulan Juli 2003 di Puskesmas Mlonggo I Jepara3. Mengambil 10 sampel pasien yang berada dalam kelompok 10 penyakit terbesar dengan mencatat nama, no indeks, dan diagnosis serta pencatatan peresepan obat4. Melakukan penjelasan dan pembagian makalah mengenai prosedur pemberian obat yang rasional kepada perawat mengacu pada Depkes RI5. Melakukan Monitoring terhadap petugas dalam hal pemberian obat dengan cara pengamatan langsung, dibantu dengan instrumen berupa formulir monitoring BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. DATA MASUKAN

a. Data primer

Kegiatan : Pertemuan dengan pembimbing

Hasil : Mendapatkan penjelasan mengenai studi kasus yang akan

dilakukan yaitu dengan melakukan observasi partisipasi (terlibat)

Tanggal : 14 Agustus 2003

Kegiatan : Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Mlonggo I

Hasil : - Mendapatkan tugas kasus yang akan dibuat yaitu Pelaksanaan Monitoring Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas

- Mendapakan keterangan tentang penggunaan obat di puskesmas Mlonggo I Jepara, bahwa penggunaan obat masih tidak rasional

- Mendapatkan penjelasan mengenai tahapan-tahapan tugas diantaranya membuat pedoman penggunaan obat rasional, sosialisasi, dan monitoring

- Mencari buku-buku acuan diantaranya : buku pedoman pengobatan dasar di Puskesmas, Modul pelatihan penggunaan obat yang rasional terbitan Depkes

- Mendapatkan nama pendamping sesuai dengan bidang studi kasus Monitoring Pemberian Obat rasional

Tanggal: 15 Agustus 2003

Kegiatan: Pertemuan dengan pendamping

Hasil : - Mendapatkan penjelasan kebiasaan selama ini bahwa seluruh pasien yang datang berobat pasti diberi obat mulai simtomatik bahkan antibiotik. Hal ini dikarenakan pasien yang hanya diberi simtomatik saja biasanya tidak sembuh bahkan biasanya pasien datang lagi atau pergi ke praktek swasta Contohnya pasien ISPA, asma, diare akan diberi antibiotik dengan alasan penyakit diatas biasanya akan disertai infeksi kuman karena pengaruh lingkungan.

Tanggal : 16 Agustus 2003

b. Data sekunder

Kegiatan : Pertemuan dengan petugas terkait puskesmas yang bertanggung jawab dalam pencatatan penyakit

Hasil : - Data penyakit terbesar selama bulan Juli 2003, sebagai kegiatan menyimpulkan fakta dalam hal pemberian obat yang rasional di Puskesmas Mlonggo I Jepara )

- lembar resep

Tanggal : 16 Agustus 2003

B. DATA PROSES

a. P1 (Perencanaan)

Kegiatan : Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Mlonggo I

Hasil:

Mendapatkan ijin melakukan kegiatan di wilayah kerja Puskesmas Mlonggo I

Mendapatkan tugas berupa kasus yakni monitoring pemberian obat yang rasional

Tanggal : 15 Agustus 2003

Kegiatan : Pertemuan dengan pendamping

Hasil : - Mendapat penjelasan mengenai kondisi yang selama ini berlaku dalam hal pemberian obat kepada pasien. Selama ini bahwa seluruh pasien yang datang berobat pasti diberi obat mulai simtomatik bahkan antibiotik. Contohnya pasien ISPA akan diberi antibiotik dengan alasan pasien biasanya tidak sembuh bahkan pergi ke praktek swasta

Tanggal : 15 Agustus 2003

Kegiatan : Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Mlonggo I

Hasil : Teknis pelaksanaan tugas yakni bentuk kegiatan sosialisasi dengan memberikan makalah pedoman pengobatan rasional dan pelaksanaan monitoring dengan menggunakan lembar/formulir monitoring.

Tanggal :15 Agsutus 2003

Kegiatan : Menjelaskan data hasil sosialisasi dan monitoring kepada perawat puskesmas yang bertugas di poli umum dan anak yang berjumlah 6 orang dalam bentuk forum

Hasil : belum dilaksanakan, menanti keputusan dari pimpinan puskesmas

Tanggal : 25 Agustus 2003

b.Penggerakan,Pelaksanaan (P2)

Kegiatan : Melakukan pencatatan 10 penyakit terbesar selama bulan Juli 2003 di Puskesmas Mlonggo I JeparaHasil : 10 urutan penyakit terbanyak :

ISPA

TBC

Inf. Sal. Nafas. Bawah

Peny. Kulit

Inf. Usus

Obs. Febris

Rematik

Diabetes Melitus

Hipertensi

Peny. Sal. Cerna

Penyakit mata

I SK

Tanggal :19 Agustus 2003

Kegiatan : Melakukan pencatatan mengenai obat terhadap 10 sampel yang berada dalam kelompok 10 penyakit terbesar untuk penyakit yang diderita pasien Hasil : terkumpul 50 samepel pengobatan yang tidak sesuai dengan pedoman pengobatan

Tanggal : 21 Agustus 2003

Kegiatan : Melakukan sosialisasi mengenai prosedur pemberian obat yang rasional kepada perawat dalam bentuk pembagian makalah yang berisi pedoman mengenai pengobatan dasar yang rasional di PuskesmasHasil : Makalah pedoman terbagi kepada 4 perawat yang bertugas di poli umum dan anak

Tanggal : 21 Agustus 2003

Kegiatan : Melakukan Monitoring terhadap terhadap petugas yang piket dalam hal pemberian obat dengan cara pengamatan langsung, dibantu dengan instrumen berupa formulir monitoring Hasil : dari 30 penyakit yang diobati dalam 2 hari yakni ISPA, Asma, keduanya masih tetap menggunakan antibiotoka sebagai kausatif

Tanggal : 22-23 Agustus 2003

c.Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)

- Mengawasi agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana

Hasil : Kegiatan pengumpulan data penyakit sampai pembagian makalah dapat terlaksana denganbaik

- Mengendalikan agar pelaksanaan sosialisasi sesuai dengan yang diharapkan

Hasil :-Upaya pelaksanaan sosialisasi benar-benar tersampaikan kepada perawat. Dengan memberikan penjelasan tentang sosialisasi dan tujuan yang hendak disapai

- Melibatkan pimpinan Puskesmas dalam memberikan instruksi kepada petugas fungsional terkait untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi

- Menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan

C. DATA KELUARAN

1. terkumpul data 10 penyakit terbesar selama bulan Juli 2003 di Puskesmas Mlonggo I Jepara2. terkumpul data pemberian obat kepada 50 sampel yang termasuk dalam kelompok 10 penyakit terbesar penyakit yang diderita pasien 3. terwujud makalah berisi pedoman penggunaan obat rasional4. terbagi 4 buah makalah memuat pedoman penggunaan obat yang rasional kepada perawat 5. terdapat ketidaksesuaian penggunaan obat dengan pedoman pengobatan rasional

BAB IV

PEMBAHASAN

Studi kasus yang dilakukan yaitu studi kasus dengan melakukan observasi partisipasi (terlibat). Mendapatkan tugas kasus yang akan dibuat yaitu Pelaksanaan Monitoring Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas

Mendapakan keterangan tentang penggunaan obat di puskesmas Mlonggo I Jepara, bahwa penggunaan obat masih tidak rasional. Hal ini terbukit dari pengamatan dan pencatatan terhadap pengobatan selama bulan Juli 2003 didapatkan dari penyakit tertentu yang sering ditemukan diantaranya ISPA, Diare, dan Asma semuanya menggunakan antibiotika selain obat lain diantaranya antipiretik untuk ISPA dan Anti inflamasi untuk Asma. Pengobatan dengan tetap memberikan antibiotika ini didasari oleh hasil pengobatan itu tanpa disertai antibiotika tidak memberikan hasil terapi yang memuaskan seperti lamanya kesembuhan dan banyak pasien yang beralih kepraktik swasta.

Mengenai langkah-langkah Sosialisasi ini yaitu membuat pedoman penggunaan obat rasional, lalu dilakukan kegiatan penjelasan kepada perawat tentang maksud dan tujuan pengobatan yang rasional sekaligus memberika makalah yang memuat pedoman pengobatan yang rasional di Puskesmas dengan mengacu pada buku Pedoman Pengobatan Dasar Dep Kes RI tahun 2001, selanjutnya dilakukan monitoring dengan menggunakan formulir monitoring yang hasilnya ternyata masih belum memuaskan, hal ini mungkin disebabkan singkatnya waktu yang ada antara sosialisasi dan monitoring, sehingga perlu dilakukan upya lanjutan dengan mengadakan sebuah forum diskusi untuk mencari solusi dan kesepakatan lebih lanjut.

Referensi untuk mendukung kegiatan studi kasus ini maka dicari buku-buku acuan diantaranya buku pedoman pengobatan dasar di Puskesmas 2001, Modul pelatihan penggunaan obat yang rasional terbitan Depkes 1999

Data masukan yang diperoleh diantaranya 10 penyakit terbesar yang tercatat selama bulan Juli 2003, yaitu diantaranya ISPA, TBC, Infeksi saluran nafas bawah, penyakit kulit, infekis usus (diare, dan disentri), observasi fabris, Rematik, kencing manis, hipertensi, penyakit saluran cerna, penyakit mata (konjungtivitis), dan infeksi saluran kencing.

Penyakit-penyakit yang ada tersebut kemudian diambil beberapa sebagai sampel diantaranya 3 penyakit yang menempati urutan teratas yaitu ISPA, diare, dan Asma ketiga didapatkan penggunaan antibiotika sehingga kami angkat menjadi masalah.

Pemecahan masalah dilakukan dengan upaya sosialisasi dengan langkah-langkah penyusunan pedoman penggunaan obat rasional, lalu dilakukan penjelasan kepada perawat terkait dan pembagian makalah pedoman kepada seluruh perawat yang bertugas di ruang poli umum dan anak. Setelah dilakukan sosialisasi selanjutnya dilakukan monitoring guna memantau hasil sosialisasi sudah bisa diterapkan apa belum. Tindak lanjut akan diadakan pertemuan forum diskusi dengan menghadirkan kepala puskesmas dan perawat terkait.

BAB V

MASALAH

Data Harapan

Diterapkan penggunaan obat yang rasional di Puskesmas dengan berdasarkan kepada 5 kriteria yaitu tepat diasgnosis, tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, cara dan lama penggunaan obat

Data Kenyataan

dari 10 penyakit terbesar yang dberikan pengobatan didapatkan adanya ketidaksesuaian penggunaan obat yang rasional dengan fakta bahwa antibiotika masih digunakan dalam pengobatan seluruh penyakit ISPA, ASMA, diare.

Data ketidakpuasan

- Tidak dilakukan diagnosis yang lebih fokus kepada jenis penyakit tertentu, sehingga mempengaruhi dalam mengambil keputusan dalam memberikan terapi pengobatan.

- Tidak lengkapnya penulisan data pasien yang diperlukan didalam status pasien termasuk anamnesis dan pemeriksaan, sehingga sulit memperkirakan arah diagnosisnya.

Masalah

dari 50 sampel pengobatan yang dikumpulkan ternyata semuanya tetap menggunakan antibiotika sebagai terapinya termasuk pada balita dan anak-anak

BAB VI

PEMECAHAN MASALAHBerdasarkan atas kondisi diatas dengan ditemukan ketidaksesuaian penggunaan obat yang rasional dengan pedoman yang dikeluarkan, maka perlu dilakukan upaya pemecahan masalah dengan melaksanakan sosialisasi dan monitoring dalam bentuk:

Melakukan sosialisasi pedoman penggunaan obat yang rasional yang telah disusun mengacu kepada buku pedoman pengobatan rasinal yang dikeluarkan oleh Dep Kes RI, dengan dijelaskan kepada perawat bersangkutan tentang perihal obat rasional lalu menyebarkan makalah.

Dilakukan monitoring sebagai kegiatan lanjutan guna mengamati sekaligus memberikan motivasi dengan harapan petugas dapat menerapkan ketentuan dalam pedoman tersebut

Melakukan pembahasan tentang hasil sosialisasi dan monitoring dalam sebuah forum yang dihadiri oleh kepala Puskesmas Mlonggo I dan para perawat yang terlibat dalam pengobatan di Puskesmas Mlonggo I Jepara.

BAB VII

PROGRAM PEMECAHAN MASALAH

A. RENCANA PROGRAM

Kegiatan : Pelaksanaan Sosialisasi penggunaan obat yang rasional di Puskesmas dalam bentuk penjelasan kepada perawat terkait dan sekaligus memberikan makalah tentang pedoman pengobatan yang rasinal yang telah disusun ulang

Sasaran : Perawat Puskesmas Mlonggo I Jepara

Tujuan : Menginformasikan sekaligus mencari titik temu antara kebijakan nasional tentang pengobatan rasional dengan puskesmas yang selama ini berjalan

Pelaksana : Mahasiswa

Dana : Mahasiswa

Lokasi : Puskesmas Mlonggo I Jepara

Waktu : 18 23 Agustus 2003

Methode : Penjelasan dan diskusi

B. HASIL PELAKSANAAN PROGRAM

Kegiatan : Penjelasan tentang pengobatan rasional, latar belakang, maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini dan pembagian makalah pedoman pengobatan rasional.

Hasil : Diperoleh hasil dari 3 perawat yang ditemukan semuanya memahami pentingnya pengobatan rasional dan mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pertemuan berkala yang membahas hasil pelaksaan pengobatan di puskesmas.

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Kegiatan studi kasus ini menggunakan pendekatan sistem meliputi data masukan, proses dan keluaran. Metode yang digunakan dalam penyusunan studi kasus ini adalah wawancara, pengamatan terlibat, dan pencatatan. Hasil pengamatan dan pencatatan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sehingga ditemukan masalah dan dicari alternatif pemecahan masalahnya.

Pada studi kasus ini didapatkan permasalahan yaitu tidak diterapkannya pengobatan yang rasional kepada pasien untuk beberapa penyakit tertentu yang terdata yakni ISPA, Asma, dan Diare tanpa membedakan umur pasien tetap diberikan antibiotika selain obat-obat lainnya misalnya anti inflamasi, disamping itu belum jelasnya diagnosis yang menuju kepada penyakit spesifik sehingga akan mempengaruhi pengobatan yang diberikan. Pemecahan masalah yang dilakukan ialah dengan mengadakan sosialisasi dan monitoring kembali kepada perawat puskesmas tentang cara pengobatan yang rasional lalu diadakan diskusi/lokakarya sebagai kegiatan lanjutan yang belum direncanakan.

B. SARAN

Upaya meningkatkan profesionalisme kerja dalam dunia medis termasuk penggunaan obat rasional disarankan :

Menegakkan diagnosis yang lebih terarah supaya dalam pemberian terapi sesuai dengan masalah penyakitnya sehingga akhirnya kesembuhan yang optimal bisa dicapai dengan meminimalkan dampak negatif dan kerugian.

Penulisan status pasien dengan lengkap mencakup anamnesis dan pemeriksaan serta hasil laboratorium sederhana sehingga akan menjadi arah penegakan diagnosis.

Supaya dilakukan evaluasi berkala tentang pengobatan yang dilakukan apakah telah sesuai dengan pedoman yang telah ada atau tidak.

Pimpinan Puskesmas melalui fungsional terkait dapat merencanakan pembuatan protab yang mencakup seluruh penyakit yang biasa ditemukan di Puskesmas Mlonggo I Jepara, tidak hanya 10 penyakit terbesar saja.

BAB IX

PENUTUP

Demikian laporan studi kasus Pelaksanaan Sosialisasi dan Monitoring Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Mlonggo I Jepara. Kegiatan ini dapat terlaksana sesuai rencana atas kerja sama dengan kepala Puskesmas dan perawat Puskesmas yang berada di poli Umum dan anak serta pembimbing praktek belajar lapangan P2UKM Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Hasil yang diperoleh melalui upaya pemecahan masalah dengan melaksanakan sosialisasi penggunaan obat yang rasional tersebut diharapkan mampu memotivasi petugas kesehatan dalam hal pemberian obat demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Balai Pelatihan Kesehatan Salaman, Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas. Editor : Moeljonewono Magelang : Podorejo offset, 2000

2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2001

3. Penggunaan Obat yang Rasional, Modul Pelatihan Untuk Pelatih (TOT), Bagian Farmakologi FK.UNDIP UGM Yogyakarta, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI,1999

PELAKSANAAN SOSIALISASI DAN MONITORING PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL DI PUSKESMAS MLONGGO I JEPARA

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat

Oleh

SURYA HADISYAH PUTRA

G2A098171

Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro

Semarang

2003

OUTPUT

data nama kader Posyandu yang ada di desa Mambak dan desa Mororejo.

data kegiatan pelayanan KB dari tiap Posyandu di desa Mambak dan Mororejo.

data kegiatan pelayanan KIA dari tiap Posyandu di desa Mambak dan Mororejo.

data kegiatan pelayanan Imunisasi dari tiap Posyandu di desa Mambak dan Mororejo.

data mengenai program tambahan dari tiap Posyandu di desa Mambak dan Mororejo.

data mengenai dana sehat dari tiap Posyandu di desa Mambak dan Mororejo.

Mengumpulkan data mengenai Pos Obat Desa di desa Mambak dan Mororejo.

Mengumpulkan data mengenai Polindes.

Mengumpulkan data mengenai TOGA.

Mengadakan musyawarah desa dengan menampilkan data UKBM desa Mambak dan Mororejo.

laporan data UKBM desa Mambak dan Mororejo

terselenggaranya musyawarah desa

INPUT

Man : Mahasiswa, Kepala Puskesmas Mlonggo I, pendamping dan petugas Puskesmas lain yang terkait dengan pelaksanaan pengobatan

Money : Swadana mahasiswa

Material:- Alat tulis

- buku rekapitulasi data penyakit terbesar di puskesmas Mlonggo I

- lembar resep selama bulan Juli 2003

Method: mencatat 10 penyakit terbesar selama bulan Juli 2003 di Puskesmas Mlonggo I dan mengambil 10 sampel dari masing-masing penyakit terbesar selama bulan Juli 2003 dan obat yang diberikan.

PROSES

Perencanaan (P1)

-Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Mlonggo I

Mendapatkan ijin melakukan kegiatan di wilayah kerja Puskesmas Mlonggo I

Mendapatkan tugas berupa kasus yakni monitoring pemberian obat yang rasional

-Pertemuan dengan pendamping untuk mendapat penjelasan mengenai kondisi yang selama ini berlaku dalam hal pemberian obat kepada pasien

-Pertemuan dengan perawat dan petugas kamar obat untuk mendapatkan penjelasan prosedur pengobatan dan sumber-sumber data yang dibutuhkan diantaranya data penyakit terbanyak, status pasien dan lembar resep bulan Juli 03

Penggerakan, Pelaksanaan

Melakukan pencatatan 10 penyakit terbesar selama bulan Juli 2003 di Puskesmas Mlonggo I Jepara

Melakukan pencatatan mengenai obat yang terhadap 10 sampel yang berada dalam kelompok 10 penyakit terbesar untuk penyakit yang diderita pasien

Membuat makalah berisi pedoman penggunaan obat rasional

Melakukan penjelasan serta pembagian makalah penggunaan obat yang rasional kepada perawat

Melakukan Monitoring kepada petugas dalam hal pemberian obat dengan cara pengamatan langsung, dibantu dengan instrumen berupa formulir monitoring

Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)

Mengawasi agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana

Mengendalikan agar pelaksanaan sosialisasi sesuai dengan yang diharapkan, yakni upaya pelaksanaan sosialisasi harus benar-benar tersampaikan kepada dokter dan perawat. Melibatkan pimpinan Puskesmas dalam memberikan instruksi kepada petugas fungsional terkait untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi

- Menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan

OUTPUT

- Terdapatnya 10 penyakit terbesar selama bulan Juli 2003

- Terpilihnya 10 sampel dari tiap-tiap penyakit terbesar dan pengobatannya

- terwujudnya makalah pedoman penggunaan rasional

- Terbagi makalah kepada 4 orang perawat

- Mendapatkan persentase pemberian obat yang sesuai prosedur dari seluruh pasien yang dirawat selama 2 hari

PAGE 1