PIRT versi lengkap.doc

52
LAPORAN KUNJUNGAN P-IRT KERUPUK SIOMAY UFRIE Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Disusun oleh : GALIH TRISSEKTI 12100114001 FAUZIYYAH KARIMAH 12100114047 IVA REINA SYAFIRA AYU NIENDAR PUSPITA DEWI 12100114066 12100114021 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG TAHUN 2015

Transcript of PIRT versi lengkap.doc

Page 1: PIRT versi lengkap.doc

LAPORAN KUNJUNGAN P-IRT KERUPUK SIOMAY UFRIE

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas KedokteranUniversitas Islam Bandung

Disusun oleh :

GALIH TRISSEKTI 12100114001FAUZIYYAH KARIMAH 12100114047IVA REINA SYAFIRAAYU NIENDAR PUSPITA DEWI

1210011406612100114021

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

TAHUN 2015

Page 2: PIRT versi lengkap.doc

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada

waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas di Fakultas

Kedokteran Univesitas Islam Bandung.

Makalah dengan judul “Pengamatan Pangan Industri Rumah Tangga

Siomay kering Ufrie” merupakan hasil pengamatan yang dilakukan di PIRT Ufrie

yang bertempat di desa Bumiwangi

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat

kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman penulis. Oleh sebab itu, demi bertambahnya wawasan dan

pengetahuan penulis dalam penyusunan karya ilmiah dikemudian hari, penulis

dengan lapang dada menerima segala kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak.

Keberhasilan dalam penyusuna makalah ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, pengarahan baik moral maupun material yang tidak ternilai besarnya

dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

Prof. Dr. H. Ieva B Akbar, dr., AIF, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Bandung.

Budiman, dr., MKM selaku koordinator Ilmu Kesehatan Masyarakat Program

Pendidikan Profesi Dokter Universitas Islam Bandung.

i

Page 3: PIRT versi lengkap.doc

Titik Respati, drg., MSc-PH. selaku preseptor utama Kelompok 12 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Program Pendidikan Profesi Dokter Universitas Islam

Bandung.

Arriyassatul Mutaqiyyah ,dr., selaku Kepala UPF Puskesmas Sumbersari dan

preseptor lapangan Kelompok 12 Ilmu Kesehatan Masyarakat Program

Pendidikan Profesi Dokter Universitas Islam Bandung.

Seluruh staf UPF Puskesmas Sumbersari, Kecamatan Ciparay, Kabupaten

Bandung.

Ibu Salimah selaku pemilik industri Ufrie.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya.

Selain ucapan terima kasih, penulis juga ingin menyampaikan permohonan

maaf kepada semua pihak apabila selama pembuatan makalah ini, penulis banyak

melakukan sesuatu yang tidak berkenan.

Semoga amal ibadah kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap

makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya.

Bandung, April 2015

Penulis

ii

Page 4: PIRT versi lengkap.doc

EXECUTIVE SUMMARY

Industri siomay kering Ufrie terletak di Desa Bumiwangi RT 01 RW 06

Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Luas lahan kerja

pembuatan siomay kering adalah 3 x 4 m2 dan ruang pembungkusan bahan jadi

adalah 3x 3 m2 dengan jarak tempuh ke puskesmas sekitar 4 kilometer.

Industri terdapat di belakang rumah pemilik yang merupakan bangunan

permanen di ruang tertutup. Bangunan produksi PIRT Ufrie terletak di belakang

rumah pemilik yang terdiri dari tembok berbahan batu bata yang tidak dilapisi

semen dan beratap seng. Di dalam ruangan terdapat alat-alat yang digunakan

dalam proses pembuatan siomay kering, seperti baskom, pisau, katel,

penyaringan, tungku, tabung, gas, tempayan, dan cetakan. Terdapat kamar mandi

di dekat tempat produksi untuk membersihkan peralatan yang telah digunakan.

Pekerja di PIRT Ufrie terdiri dari dua orang laki-laki dan dua orang

perempuan yang sekaligus pemilik dan delapan orang tetangga . Tidak ada aturan

mengenai jam kerja sehingga jika ada pekerja yang sakit maka pemilik

memperbolehkan mereka untuk beristirahat namun jika pekerja tetap

menyanggupi bekerja pun tidak jadi masalah. Kebersihan pekerja di PIRT Ufrie

masih kurang terjaga, hal ini dapat dilihat dari pakaian yang digunakan oleh

pekerja yang jarang dicuci dan tidak digunakannya alat pelindung diri selama

proses produksi. Selain itu pekerja di PIRT Ufrie tidak terbiasa untuk cuci tangan

memakai sabun selama dan sebelum proses produksi yang bisa menjadi salah satu

sumber kontaminasi pada siomay kering yang diproduksi.

iii

Page 5: PIRT versi lengkap.doc

Proses produksi kerupuk terdiri dari proses pengolahan bahan baku dan

pencetakan dengan menggunakan peralatan yang kurang terjaga kebersihannya.

Produksi siomay kering ini tidak menggunakan bahan pewarna makanan. Posisi

kerja saat proses produksi tidak ergonomis, hal ini dikarenakan pekerja melakukan

produksi dengan posisi berdiri dan duduk selama sekitar 3-9 jam yang bisa

mengakibatkan timbulnya kaki sakit, varises, nyeri pinggang serta kekakuan pada

leher dan bahu, low back pain maupun hipotensi postural yang dapat mengurangi

produktivitas kerja.

Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko di lingkungan kerja yang bisa

menimbulkan kecelakaan kerja diantaranya : kemungkinan luka bakar diakibatkan

alat penggorengan yang besar tanpa pembatas atau terkena cipratan minyak panas

dan kemungkinan cedera tangan terjepit alat cetak akibat pencahayaan minim dan

pekerja terkesan kurang hati-hati. Produksi siomay kering oleh PIRT Ufrie ini

tidak menghasilkan limbah berbahaya yang dapat mencemari lingkungan di

sekitar tempat produksi.

Berdasarkan hasil observasi masalah-masalah yang ditemukan di PIRT

Ufrie, ditentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks

dan didapatkan masalah dengan skor terbesar yaitu perilaku pekerja yang tidak

mencuci tangan sebelum dan setelah memproduksi bahan pangan. Beberapa

alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut

diantaranya adalah pemberian sabun cuci tangan, pemberian poster cara mencuci

tangan yang baik dan benar, edukasi tentang cuci tangan yang baik dan benar bagi

para pekerja industri rumah tangga dan advokasi kepada pemilik industri untuk

membuat kebijakan tentang kesehatan lingkungan kerja

iv

Page 6: PIRT versi lengkap.doc

Beberapa alternatif pemecahan masalah ditentukan satu metode yang

paling efekti dan efisien menggunakan metode scoring Reinke dan didapatkan

edukasi bagi para pekerja tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Diharapkan setelah pemberian edukasi, pekerja dapat mengetahui sebab dan

akibat yang ditimbulkan jika tidak melakukan cuci tangan sebelum dan setelah

produkasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil produk yang sehat

nantinya. Pemilik industri merespon dengan baik saat edukasi diberikan kepada

para pekerja.

v

Page 7: PIRT versi lengkap.doc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iEXECUTIVE SUMMARY ................................................................................... iiiDAFTAR ISI ...................................................................................................... viDAFTAR SINGKATAN .................................................................................... viiDAFTAR TABEL .............................................................................................. viiiDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

BAB I PROFIL INDUSTRI ............................................................................... 11.1 Geografi Wilayah ................................................................................ 11.2 Sumber Daya Manusia ........................................................................ 11.3 Sarana dan Prasarana ........................................................................... 11.4 Bahan-Bahan Produksi ........................................................................ 21.5 Proses Pengolahan Hasil Industri ........................................................ 31.6 Jaminan Kesehatan Pekerja ................................................................. 7

BAB II HIGINE PERUSAHAAN, ERGONOMI, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ................................................................................ 8

2.1 2.2

Sanitasi Lingkungan Industri...............................................................Perilaku Pekerja Dalam Pengolahan Hasil Industri ............................

89

2.2.1 Kesehatan Pekerja ................................................................... 92.2.2 Kebersihan Pekerja .................................................................. 102.2.3 Kebiasaan Pekerja .................................................................... 10

2.3 Ergonomi ............................................................................................. 102.4 Kesehatan Kerja .................................................................................. 122.5 Keselamatan Kerja .............................................................................. 122.6 Dampak Industri Terhadap Lingkungan Sekitar ................................. 13

BAB III PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN ....................................... 143.1 Penentuan Prioritas Masalah di Industri ............................................. 143.2 Penentuan Cara Pemecahan Masalah yang Sudah Ditetapkan ........... 163.3 Pelaksanaan Pemecahan Masalah ....................................................... 17

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 184.1 Simpulan ............................................................................................. 184.2 Saran .................................................................................................... 18

LAMPIRAN........................................................................................................ 21

vi

Page 8: PIRT versi lengkap.doc

DAFTAR SINGKATAN

PIRT

: P

a

n

g

a

n

I

n

d

u

s

t

r

i

R

u

m

a

h

vii

Page 9: PIRT versi lengkap.doc

T

a

n

g

g

a

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

TPS : Tempat Pembuangan Sampah

viii

Page 10: PIRT versi lengkap.doc

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Proses Pengolahan dan Hazzard................................................ 4

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah .................................................................. 15

Tabel 3.2 Teknik Kriteria Matriks Penentuan Prioritas Masalah UKK .... 15

Tabel 3.3 Perhitungan Penyelesaian Masalah ........................................... 16

ix

Page 11: PIRT versi lengkap.doc

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bangunan Tempat Produksi Siomay Kering .......................... 2

Gambar 1.2 Alur Produksi dan Hazzard...................................................... 3

Gambar 1.3 Hasil Adonan Produksi Siomay Kering .................................. 7

Gambar 2.1 Peralatan Yang Digunakan Untuk Produksi............................ 9

Gambar 2.2 Baju Ganti Yang Digantung Dipintu Kamar Mandi................ 10

Gambar 2.3 Posisi Berdiri Saat Memotong Adonan................................... 11

Gambar 2.4 Posisi Berdiri Saat Menggoreng Siomay Kering..................... 11

Gambar 3.1 Pohon Masalah ........................................................................ 14

x

Page 12: PIRT versi lengkap.doc

BAB I

PROFIL INDUSTRI

1.1 Geografi Wilayah

Industri pembuatan siomay kering ini terletak di Desa Bumiwangi RT 01

RW 06 Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Luas lahan

kerja pembuatan siomay kering adalah 3x4 m2 dan ruang pembungkusan bahan

jadi adalah 3x3 m2 dengan jarak tempuh ke puskesmas sekitar 6 kilometer. Lokasi

industri terbilang jauh dari jalan utama Ciparay. Akses jalan menuju industri

rumah tangga hanya bisa di lalui oleh satu buah sepeda motor. Letak industri ini

berada di pemukiman padat penduduk.

1.2 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia terdiri dari dua orang laki-laki, dua orang

perempuan yang merupakan anggota keluarganya sendiri dan delapan orang

tetangga. Rentang usia para pekerja adalah 30 sampai 50 tahun. Mayoritas tingkat

pendidikan adalah lulusan SMP dan SMA. Jam kerja biasa dimulai dari pukul

08.00 sampai 15.00 WIB. Pembungkusan siomay kering yang telah jadi dilakukan

oleh delapan orang tetangga setelah pembuatan siomay kering.

1.3 Sarana dan Prasarana

Industri rumah ini terdapat di belakang rumah pemilik yang merupakan

bangunan permanen di ruang tertutup yang terdiri dari tembok berbahan batu bata

yang tidak dilapisi semen dan beratap seng. Ruang pengerjaan siomay kering ini

1

Page 13: PIRT versi lengkap.doc

2

luasnya 3x4 m2 dan ruang pembungkusan bahan jadi adalah 3x3 m2.

Kondisi ruangan berlantai tanah.

Ruangan tersebut terdapat alat-alat yang digunakan dalam proses

pembuatan siomay kering, seperti baskom, pisau, katel, penyaringan, tungku,

tabung gas, tempayan, dan cetakan. Terdapat kamar mandi didekat tempat

produksi untuk membersihkan peralatan yang telah digunakan.

Gambar 1.1 Bangunan tempat produksi Siomay Kering

1.4 Bahan-Bahan Produksi

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan siomay kering adalah :

a) Tepung kanji

b) Air

c) Garam

d) Minyak Goreng

Page 14: PIRT versi lengkap.doc

3

1.5 Proses Pengolahan Hasil Industri

Gambar 1.2 Alur Produksi dan Hazzard

Page 15: PIRT versi lengkap.doc

4

NoAktifitas Higienitas

Hazard Penyakit yang dapat terjadiBiologi Kimia Fisik Ergonomy Accident Environment

1 Membuat adonan dari tepung dan air dengan menggunakan tangan

- Tidak mencuci tangan

- Tidak memakai sarung tangan

- Tempat adonan tidak dibersihkan, hanya ditaburi tepung

Memudahkan transmisi agen infeksi dari tangan pekerja

Adonan terkontaminasi debu dari atap seng

- Posisi duduk yang lama tanpa istirahat

- Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare- TB- ThypoidBagi pekerja :- Dermatitis

Kontak- Low back pain- Hipotensi

postural

2 Menumbuk bahan bumbu

Alat-alat tidak dibersihkan secara adekuat terlebih dahulu

Memudahkan transmisi agen infeksi

Penyedap rasa yang digunakan tidak ditakar

Pencahaya-an tidak adekuat

Posisi berdiri dengan agak membungkuk

Kaki pekerja beresiko terkena alat tumbuk

Cair : -Padat : bekas bungkus bahan produksi

Bagi konsumen :- Diare- ThypoidBagi pekerja:- Varises - Myalgia- Kaku leher

3 Mencampurkan adonan dan bumbu dengan tangan

- Tidak mencuci tangan

- Tidak memakai sarung tangan

- Tempat adonan tidak dibersihkan

Memudahkan transmisi agen infeksi dari tangan pekerja

Adonan terkontaminasi debu dari atap seng

- Posisi duduk yang lama tanpa istirahat

- Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare- TB- ThypoidBagi pekerja :- Dermatitis

Kontak- Low back pain- Hipotensi

postural

Tabel 1.1 Proses Pengolahan dan Hazzard

Page 16: PIRT versi lengkap.doc

5

4 Memipihkan adonan dengan botol kaca

- Botol kaca tidak pernah dibersihkan

- Botol kaca digiling dengan tangan tanpa sarung tangan

Memudahkan transmisi agen infeksi

- - Posisi berdiri dengan agak membungkuk dengan posisi tangan tetap menggiling dan terus menerus

Tangan pekerja beresiko terkena pecahan botol kaca

Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare- ThypoidBagi pekerja- CTS

5 Memipihkan adonan dengan mesin penggiling

Alat tidak dibersihkan

Memudahkan transmisi agen infeksi

- Pencahaya-an tidak adekuat

Posisi berdiri dengan agak membungkuk

Resiko terjepit mesin penggiling

Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare- ThypoidBagi pekerja:- Varises - Myalgia- Kaku leher

6 Memotong adonan dengan menggunakan pisau

Alat tidak dibersihkan

Memudahkan transmisi agen infeksi

- Pencahaya-an tidak adekuat

Posisi berdiri dengan agak membungkuk

Resiko jari terpotong

Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare- ThypoidBagi pekerja:- Varises - Myalgia- Kaku leher

7 Adonan dibagikan ke tetangga untuk dibentuk (dalam keadaan

Kontaminasi lingkungan luar pada adonan

Memudahkan transmisi agen infeksi

- Debu yang berasal dari jalan

- Polutan

- - Resiko tersandung saat membawa adonan

Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare- Thypoid

Page 17: PIRT versi lengkap.doc

6

terbuka)

8 Membentuk adonan siomay dengan tangan

- Tidak mencuci tangan

- Tidak memakai sarung tangan

Memudahkan transmisi agen infeksi

Adonan terkontaminasi debu rumah pekerja

- Posisi duduk yang lama

- Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare- Thypoid

9 Siomay yang telah dibentuk dikembalikan ke tempa produksi dalam tampah yang terbuka

Kontaminasi lingkungan luar pada siomay

Memudahkan transmisi agen infeksi

- Debu yang berasal dari jalan

- Polutan

- - Resiko tersandung saat membawa hasil produksi

Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare- Thypoid

10 Menggoreng siomay

Alat tidak dibersihkan

Memudahkan transmisi agen infeksi

- Minyak jarang diganti

Cipratan minyak

Posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama

Luka Bakar akibat terkena minyak goreng panas

Cair : minyak bekas pakaiPadat : -

Bagi konsumen :- Diare- Thypoid

11 Ditiriskan dalam tampah

Alat tidak dibersihkan

Memudahkan transmisi agen infeksi

Terkontaminasi debu

- - - Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare- Thypoid

12 Siomay yang telah dingin dikemas dalam plastik

Pembungkus tidak bersih karena disimpan sembarangan

Memudahkan transmisi agen infeksi

Terkontaminasi debu

- Posisi duduk dalam waktu yang lama

- Cair : -Padat : -

Bagi konsumen :- Diare

Page 18: PIRT versi lengkap.doc

7

Gambar 1.3 Hasil adonan produksi siomay kering

1.6 Jaminan Kesehatan Pekerja

Jaminan kesehatan untuk pekerja tidak ada, baik BPJS maupun

Jamkesmas. Jika ada pekerja yang sakit maka pemilik dan pekerja lain akan

membantu biaya kesehatan. Tidak ada kotak P3K dan prosedur kesehatan

keselamatan kerja yang tersedia di tempat produksi.

Page 19: PIRT versi lengkap.doc

BAB II

HIGIENE PERUSAHAAN, ERGONOMI, KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA

2.1 Sanitasi Lingkungan Industri

Industri rumah ini terdapat di belakang rumah pemilik yang merupakan

bangunan permanen di ruang tertutup yang terdiri dari tembok berbahan batu bata

yang tidak dilapisi semen dan beratap seng. Ruang pengerjaan siomay kering ini

luasnya 3x4 m2 dan ruang pembungkusan bahan jadi adalah 3x3 m2. Kondisi

ruangan berlantai tanah.

Sumber air yang ada berasal dari sumur, keadaan air tidak berbau dan

tidak berwarna. Di dekat bangunan produksi terdapat kamar mandi yang

digunakan untuk membersihkan peralatan dan mandi namun tidak ada sarana

untuk cuci tangan.

Peralatan yang digunakan untuk produksi siomay kering ufrie kurang

dijaga kebersihannya, terlihat dari baskom pengaduk adonan, pisau, alat pencetak

adonan dan alat-alat untuk menggoreng yang tidak dibersihkan setelah digunakan.

Terdapat limbah produksi berupa endapan minyak goreng. Pengelolaannya

yaitu ditampung dengan karung untuk dibuang ke tempat sampah, atau terkadang

ada orang yang menggambil untuk dijadikan olahan pangan ternak bebek. Selain

dari itu tidak terdapat limbah yang berbahaya yang dapat mencemari lingkungan

sekitar.

8

Page 20: PIRT versi lengkap.doc

9

Gambar 2.1 Peralatan yang digunakan untuk produksi

2.2 Perilaku Pekerja Dalam Pengolahan Hasil Industri

2.2.1 Kesehatan Pekerja

PIRT Siomay Kering Ufrie beranggotakan pekerja yang berasal dari

keluarga pemilik dan tetangga sekitar yang ikut serta membantu. Jika terdapat

pekerja yang sakit, pemilik mengizinkan para pekerja untuk beristirahat karena

tidak ada peraturan tentang jam kerja yang berlaku di tempat tersebut. Dan jika

salah satu pekerja sakit namun ia masih menyanggupi untuk bekerja, pemilik tidak

melarang pekerja tersebut untuk tetap bekerja dan hal ini yang dapat menjadi

faktor resiko penularan penyakit bagi pekerja yang lain. Setiap hari, adonan

siomay dibawa ke rumah masing-masing tetangga untuk dibentuk sehingga tidak

diketahui apabila ada salah satu anggota keluarga para pekerja ada yang sakit,

dapat menjadi sumber penyakit yang mengkontaminasi adonan siomay tersebut

atau tidak. Berdasarkan paparan diatas dapat diketahui adanya faktor risiko

penyebaran penyakit akibat hubungan kerja.

Page 21: PIRT versi lengkap.doc

10

2.2.2 Kebersihan Pekerja

Dilihat dari kebersihan para pekerja di PIRT Siomay kering Ufrie yang

secara umum masih kurang bersih karena pada saat pengolahan bahan pangan

tidak memakai sarung tangan dan masker. Sementara itu untuk pakaian yang

digunakan dalam pengolahan makanan, merupakan pakaian yang ditinggal

ditempat kerja namun digunakan berulang kali dan jarang dicuci sebelumnya

karena hanya digantungkan di pintu kamar mandi.

Gambar 2.2 Baju ganti yang digantung dipintu kamar mandi

2.2.3 Kebiasaan Pekerja

Pekerja di PIRT Siomay kering Ufrie tidak terbiasa untuk mencuci tangan

dengan menggunakan sabun, baik sebelum dan setelah bekerja maupun setelah

menggunakan kamar mandi.

2.3 Ergonomi

Page 22: PIRT versi lengkap.doc

11

Pekerja di PIRT Siomay kering Ufrie melakukan produksi dengan posisi

berdiri bagi yang bertugas untuk memotong adonan dan menggoreng siomay

sementara untuk pekerja yang mengaduk adonan,membentuk siomay dan

mengemas siomay kering dengan posisi duduk, posisi tersebut dilakukan selama

sekitar 3-9 jam. Posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama dapat

mengakibatkan kaki sakit, varises, nyeri pinggang serta kekakuan pada leher dan

bahu. Sementara akibat, posisi duduk ini yang terlalu lama pun tidak baik karena

dapat mengakibatkan low back pain dan hipotensi postural. Akibat dari posisi

tidak ergonomis seperti yang telah dipaparkan diatas dapat mengurangi

produktivitas kerja para pekerja.

Gambar 2.3 Posisi berdiri saat memotong adonan

Page 23: PIRT versi lengkap.doc

12

Gamabr 2.4 Posisi berdiri saat menggoreng siomay kering

2.4 Kesehatan Kerja

Situasi lingkungan kerja di PIRT Siomay kering Ufrie beberapa

diantaranya dapat menjadi sumber penularan penyakit ataupun dapat

membahayakan kesehatan. Contohnya :

1. Dinding yang lembab dengan bata dan semen, ditambah sinar matahari

yang minim di waktu-waktu tertentu

2. Jarak yang sangat dekat antara ruang produksi dan kamar mandi/WC

3. Jarak yang dekat antara ruang produksi dengan kandang ternak

4. Ruangan yang sempit dengan wadah-wadah yang terkesan berserakan

Penyakit akibat yang dapat timbul akibat keadaan tersebut, diantaranya :

1. Infeksi saluran pernafasan akibat lingkungan yang berdebu dan dinding

yang lembab

2. Myalgia dan nyeri punggung bawah akibat posisi kerja yang tidak

ergonomis

3. Carpal tunnel syndrome akibat seringnya menggunakan putaran tengan

ketika bekerja.

4. Varises tungkai bawah akibat lama berdiri.

5. Letak kandang ternak yang dekat dengan ruang produksi memudahkan

bakteri dapat mengkontaminasi bahan pangan

2.5 Keselamatan Kerja

Page 24: PIRT versi lengkap.doc

13

Pada lingkungan kerja terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan

kecelakaan kerja. Kemungkinan kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada

lingkungan kerja PIRT Siomay kering Ufrie diantaranya adalah:

1) Kemungkinan luka bakar diakibatkan alat penggorengan yang besar tanpa

pembatas atau terkena cipratan minyak panas.

2) Kemungkinan cedera tangan terjepit alat cetak akibat pencahayaan minim

dan pekerja terkesan kurang hati-hati.

2.6 Dampak Industri Terhadap Lingkungan Sekitar

Terdapat limbah produksi berupa endapan minyak goreng. Pengelolaannya

yaitu ditampung dengan karung untuk dibuang ke tempat sampah, atau terkadang

ada orang yang menggambil untuk dijadikan olahan pangan ternak bebek. Selain

dari itu tidak terdapat limbah yang berbahaya yang dapat mencemari lingkungan

sekitar.

Page 25: PIRT versi lengkap.doc

BAB III

PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN

3.1 Penentuan Prioritas Masalah di Industri

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada industri rumah

tangga Siomay kering Ufrie didapatkan beberapa masalah di antaranya adalah:

Gambar 3.1 Pohon masalah

14

Page 26: PIRT versi lengkap.doc

15

Tabel 3.1 Identifikasi MasalahNO PERMASALAHAN

A Pekerja tidak mencuci tangan sebelum dan setelah produksi

B Tempat produksi yang berdekatan dengan kandang ternak

C Sampah berserakan di sekitar tempat produksi

D Sirkulasi udara yang kurang baik

E Lingkungan kerja yang kotor dan lembab

F Tidak membersihkan alat bekas pakai

G Kebersihan pakaian pekerja kurang terjaga

H Posisi kerja tidak ergonomis

I Tidak ada jaminan kesehatan kerja

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diketahui maka ditentukan

prioritas masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks.

Tabel 3.2 Teknik Kriteria Matriks Penentuan Prioritas Masalah UKK

NO. DAFTAR MASALAH

I T R JUMLAH PRIORITASP S RI DU SB PC PC I x T x R

1. A 5 5 4 4 4 2 1 5 5 625 I2. B 5 4 4 2 4 3 1 2 5 230 VII3. C 5 4 5 3 3 2 1 3 5 345 III4. D 5 4 3 3 2 2 1 3 4 240 VI5. E 5 5 4 3 2 3 1 3 4 276 V6. F 5 5 5 2 2 2 1 3 5 330 IV7. G 4 5 5 2 3 3 1 5 4 460 II8. H 5 5 5 1 1 1 1 2 4 152 VIII9. I 4 4 3 2 1 1 1 2 4 128 IX

I : ImportancyP : PrevalenceS : SeverityRI : Rate of IncreaseDU : Degree of unmeet needSB : Social BenefitPC : Public ConcernPC : Politic Climate

T : TechnologyR: Resource Ability1 : sangat kecil2 : kecil3 : sedang4 : besar5 : sangat besar

Page 27: PIRT versi lengkap.doc

Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan metode kriteria

matriks didapatkan masalah dengan skor terbesar yaitu pekerja yang tidak mencuci

tangan sebelum dan setelah melakukan produksi pangan, sehingga akan dilakukan

intervensi sebagai pemecahan dari prioritas masalah yang ada di PIRT Kerupuk

Siomay Ufrie.

3.2 Penentuan Cara Pemecahan Masalah yang Sudah Ditetapkan

Berdasarkan prioritas masalah yang terjadi pada industri siomay kering

ufrie yaitu pekerja yang tidak rutin mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan

produksi pangan, maka pemecahan masalah yang diambil adalah :

Tabel 3.3 Perhitungan Penyelesaian Masalah

Pemecahan masalah

Efektivitas Efisiensi JumlahPeringkat

M V I C

A 5 5 3 3 25 IIB 5 3 3 2 22,5 IIIC 4 3 3 1 36 ID 4 2 2 1 16 IV

Keterangan :A : Pemberian sabun cuci tanganB : Pemberian poster cara mencuci tangan yang baik dan benarC : Edukasi tentang cuci tangan yang baik dan benar bagi para pekerja industri rumah tanggaD : Advokasi kepada pemilik industri untuk membuat kebijakan tentang kesehatan lingkungan kerjaM (magnitude) : besarnya masalah yang dapat diselesaikan oleh jalan keluarV (vulnerability) : sensitivitas jalan keluar dalam mengatasi masalahI (importancy) : pentingnya jalan keluar dalam mengatasi masalahC (Coast) : biaya yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar1 : sangat tidak penting2 : tidak penting3 : cukup4 : penting5 : sangat penting

Page 28: PIRT versi lengkap.doc

3.3 Pelaksanaan Pemecahan Masalah

Berdasarkan prioritas masalah yang didapatkan pada PIRT Kerupuk Siomay

Ufrie yaitu pekerja yang tidak mencuci tangan sebelum dan setelah produksi,

maka pemecahan masalah yang kami ambil adalah edukasi bagi para pekerja

tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar. Diharapkan setelah pemberian

edukasi, pekerja dapat mengetahui sebab dan akibat yang ditimbulkan jika tidak

melakukan cuci tangan sebelum dan setelah produkasi sehingga dapat

meningkatkan kualitas hasil produk yang sehat nantinya. Pemilik industri

merespon dengan baik saat edukasi diberikan kepada para pekerja.

Page 29: PIRT versi lengkap.doc

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan di pangan industri

dan rumah tangga Kerupuk Siomay Ufrie di Desa Bumiwangi, Kecamatan

Ciparay, Kabupaten Bandung dapat disimpulkan bahwa :

1. Gambaran umum sehat lingkungan industri ditinjau dari segi bangunan,

fasilitas, dan peralatan produksi yang digunakan belum seluruhnya baik.

2. Perilaku hidup bersih dan sehat pekerja saat melakukan produksi masih

kurang baik.

3. Kebersihan proses produksi terutama saat pengolahan bahan baku masih

kurang baik.

Dari hasil penilaian diatas, dapat disimpulkan secara keseluruhan sanitasi

lingkungan industri di tempat ini kurang baik.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka saran yang

dapat kami berikan diantaranya :

1. Puskesmas

a. Puskesmas diharapkan dapat melakukan pengawasan secara rutin

pada industri-industri rumah tangga yang ada di wilayah cakupan

puskesmas, terutama kepada PIRT yang belum mendapatkan izin

18

Page 30: PIRT versi lengkap.doc

19

b. agar higienitas tempat produksi, kesehatan dan keselamatan

pekerja, serta kualitas hasil produksi dapat terjaga dengan baik.

c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian kesehatan terhadap

karyawan di PIRT untuk mengetahui ada tidaknya penyakit akibat

kerja, penyakit akibat hubungan kerja, dan kecelakaan kerja

d. Memberikan edukasi dan informasi kepada pengelola PIRT agar

lebih memperhatikan sanitasi tempat industri dan kesehatan serta

keselamatan pekerja

e. Mengawasi dengan ketat untuk mengetahui ada tidaknya PIRT

yang menggunakan zat kimia berbahaya ataupun bahan yang tidak

seharusnya digunakan.

2. Pengelola PIRT

a. Memperhatikan keadaan bangunan, antara lain dengan memperbaiki

konstruksi, dinding dan lantai bangunan

b. Menyediakan fasilitas bagi para pekerja berupa pakaian kerja dan alat

pelindung diri

c. Menjaga kebersihan bangunan dan peralatan yang digunakan untuk

produksi

d. Membiasakan pekerjanya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

dengan mencuci tangan sebelum dan setelah produksi serta tidak

mengkonsumsi makanan saat melakukan proses produksi

Page 31: PIRT versi lengkap.doc

20

e. Pengelola diharapkan dapat memperhatikan kesehatan para

karyawannya dengan pemeriksaan secara rutin ke puskesmas dan

memberikan jaminan kesehatan kepada para perkerja

f. Pengelola harus memperhatikan lingkungan sekitar produksi agar hasil

produksi tidak terkontaminasi

Page 32: PIRT versi lengkap.doc

21

Lampiran 1 Denah lingkungan PIRT

KETERANGAN :1 : Rumah tetangga 12 : Rumah tetangga 23 : Rumah tetangga 34 : Rumah Produksi Siomay Kering Ufrie

5 : Jalan6 : Sawah7 : Sumur

Page 33: PIRT versi lengkap.doc

22

Lampiran 2 Denah ruang produksi

KETERANGAN :1 : Ruang produksi2 : Kamar mandi3 : Pencetakan adonan4 : Penggorengan5 : Ruang pembungkusan6 : Kandang ayam

7 : Ruang tamu8 : Halaman9 : Kandang ayam10 : Jalan 11 : Sawah12 : Sampah