Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri, sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat berkepentingan untuk membangun keluarga- keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia, sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan misinya yang telah derbaharuhi, yakni 1

description

 

Transcript of Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

Page 1: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan

sumber daya alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa

Indonesia terbanyak penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya

kemajuan bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih

spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri, sebagai institusi terkecil dalam

masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan

pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai

wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu,

sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen

masyarakat berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita

tercinta ini agar menjadi keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita

maknai sebagai keluarga yang sehat, maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga

yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia, sekarang ini sangat berpihak

pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan misinya yang telah

derbaharuhi, yakni ”Seluruh Keluarga Ikut KB” dan ”Mewujudkan Keluarga

Kecil Bahagia Sejahtera”.

Keluarga yang sejahtera, dengan demikian, tentu menjadi dambaan setiap

orang untuk mencapainya. Bukan saja karena dengan mencapai tingkat

kesejahteraan tertentu, seseorang akan dapat menikmati hidup secara wajar dan

menyenangkan karena tercukupi kebutuhan materill dan spirituilnya, tetapi

dengan kondisi keluarga yang sejahtera setiap individu didalamnya akan

mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang sesuai dengan potensi,

bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Dalam agama Islam,  keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk

keluarga sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur’an,

1

Page 2: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

yang dipahami dari ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan

keluarga adalah untuk mencapai ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar

kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta mencintai dan penuh kasih sayang,

sehingga setiap anggota keluarga merasa dalam suasana aman, tenteram, tenang

dan damai, bahagia dan sejahtera namun dinamis menuju kehidupan yang lebih

baik di dunia maupun di akhirat.

Mencermati penjelasan di atas antara keluarga sejahtera secara umum

dengan kosnep keluarga sakinah mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu

dalam makalah ini penulis akan mencoba mendeskripsikan KB dalam pandangan

Agama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan penulis dalam latar belakang masalah di atas, maka

rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum?

2.      Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits?

3.      Bagaimana hukum keluarga berencana dalam Islam?

4.      Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum

2.  Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an

dan Hadits

2

Page 3: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

3. Untuk mendeskripsikan hukum keluarga berencana dalam Islam

4.  Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang

oleh Islam

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu menggunakan

metode deskriptif analitis dimana penulis berusaha mendeskripsikan permasalahan

dan menganalisisnya sesuai dengan kajian pustaka yang diperoleh/studi literature,

dimana sumber yang digunakan menggunakan sumber pustaka (buku) dan hasil

browusing dari internet.

1.5  Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan meliputi : Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,

metode penulisan dan sistematika penulisan

Bab II Pembahasan meliputi : konsep keluarga berencana secara umum, keluarga

berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits, hukum keluarga berencana

dalam Islam, dan  Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

Bab III Penutup meliputi kesimpulan dan saran

BAB II

3

Page 4: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga Berencana

2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997:

keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan 

jumlah anak dalam keluarga.

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan  usia

perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga

berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan

dengan memakai kontrasepsi.

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang

mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi

ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan

adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang

memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk

mengakhiri kehamilan dengan aborsi.

2.2  Tujuan Keluarga Berencana

4

Page 5: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

2.2.1 Tujuan demografi

Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87

menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan

mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya

kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan

dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-

1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret

ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung.

2.2.2  Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan

Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan

anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.

2.2.3  Mengobati kemandulan

Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah

lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini

memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.

2.2.4 Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja

 Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan

yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai

pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk

keluarga yang bahagia dan berkualitas.

2.2.5  Tujuan akhir KB

Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,

pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.

5

Page 6: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

2.3  Sasaran Keluarga Berencana

2.3.1 Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49

tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan

seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS

diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga

memberi efek langsung penurunan fertilisasi.

2.3.2 Sasaran Tidak Langsung

a.  Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan

target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi

merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual

akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB

disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya

kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.

b.  Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi

pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita,

dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS.

2.4  Macam-macam Alat Kontrasepsi

Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah

dikenal diantaranya ialah:

a.  Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk

mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium.

b. Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu

menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin

terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan

6

Page 7: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

sperma melalui canalis servikalis.

c. Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan

dibawah

kulit lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara

kerjanya sama dengan suntik.

d. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi

load terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah

membuat lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita.

e. Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan

saluran pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar

prostat (gudang sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-laki. Atau tubektomi

dengan operasi yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk

kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul

selamanya.

f.  Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu

yang dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang

bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb.

2.5  Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur’an Hadits

2.5.1  Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana

Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu

kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :

Surat An-Nisa’ ayat 9:

واليقولوا فليتقواالله عليهم خافوا ضعافا ذرية خلفهم من تركوا لو الذين وليخششش

سديدا

“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap

7

Page 8: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah

dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang

pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman:

14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7.

Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang

perlu dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri,

mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah

tangga.

2.5.2 Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana

Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

( عليه ( متفق الناس لتكففون عالة تدرهم أن من خير أغنياء ورثك تدر إنك

“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan

berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan

orang banyak.”

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang

biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak

mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran

anak hendaknya dipikirkan bersama.

2.6  Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam

2.6.1  Menurut al-Qur’an dan Hadits

Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang

melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus

dikembalikan kepada kaidah hukum Islam, yaitu:

8

Page 9: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

تحريمها على الدليل على يدل حتى االباحة األشياء فى صل اال

Tetapi dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang

diperbolehkannya mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut:

Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan

firman Allah:

البقرة ( : التهلكة إلى بأيديكم تلقوا )195وال

“Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”.

Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal

ini sesuai dengan hadits Nabi:

كفرا تكون أن الفقر كادا

“Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”.

Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran

anak terlalu dekat sebagai mana hadits Nabi:

ضرار وال ضرر وال

“Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.

2.7  Menurut Pandangan Ulama’

2.7.1 Ulama’ yang memperbolehkan

Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-

Hariri, Syaikh Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa

diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk

menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak.

Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama dengan

pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh

dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al-Mu’minun ayat:

12, 13, 14.

9

Page 10: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

2.7.2  Ulama’ yang melarang

Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang

diantaranya ialah Prof. Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang

mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh keturunan seperti firman

Allah:

وإياهم نرزقكم نحن إملق من أوالدكم تقتلوا وال

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan)

kami akan memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”.

2.8  Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

2.8.1 Cara yang diperbolehkan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh

syara’ antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet

vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang

ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan

hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :

( ) . . مسلم رواه ينهها فلم م ص الله وسول عهد على نعزل كنا

Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya.

2.8.2 Cara yang dilarang

Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu

dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara

yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak

10

Page 11: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk menghasilakn

keturunan.

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai

perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap

anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan

berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan

situasi kondisi masyarakat dan negaranya.

Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya

mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan

dapat dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak

haram memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh

memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan

pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak

menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.

Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-

kriteria tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara

substansial tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu

bentuk implementasi semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah

kemashlahatan, yaitu menciptakan keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan

penuh rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah) hukum ber-KB, dengan ketentuan-

ketentuan seperti dijelaskan diatas, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam

forum-forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional maupun Internasional

(ijma’al-majami). 

Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB)

yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran

11

Page 12: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena

situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga.

Hukum KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan

maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan

keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu

mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah

manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi

dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah

kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam

3.2  Saran

Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam 

maka penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan

dan bimbingan kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena

dengan menggunakan alat kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah

SWT tetapi dalam rangka meningkatkan ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah

SWT.

12

Page 13: Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam

DAFTAR PUSTAKA

Mas say loros. (2011). Dalam As-sunnah edisi 01/Tahun V/2001M/1421H] termuat dalam :http://kanal3.wordpress.com/2011/02/13/bagaimanakah-hukum-keluarga-berencana-kb-dalam-pandangan-islam/

Drs.H. Aminudin Yakub,MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat http://keluargaberencanadalamislam.blogspot.com/2009/12/pandangan-hukum-islam-tentang-keluarga.html

Tu’nas Fuaidah. (2009).  http://8tunas8.wordpress.com/keluarga-berencana-kb-dalam-pandangan-islam/

http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/program-kb-dalam-perspektif-islam/

Mardiyahttp://www.kulonprogokab.go.id/v2/files/MEWUJUDKAN%20KELUARGA_%20SEJAHTERA_DALAM_PERSPEKTIF_ISLAM_2.pdf

13