Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan...

30
i Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, di Desa Pili TTS terhadap Makna Gunung Keramat Tunbes Oleh, CHRISTIN YULYANTI TENISTUAN NIM 712013083 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) PROGRAM STUDI TEOLOGI FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Transcript of Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan...

Page 1: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

i

Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, di Desa

Pili TTS terhadap Makna Gunung Keramat Tunbes

Oleh,

CHRISTIN YULYANTI TENISTUAN

NIM 712013083

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi

Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk Mencapai Gelar

Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol)

PROGRAM STUDI TEOLOGI

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

ii

Page 3: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

iii

Page 4: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

iv

Page 5: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

v

Page 6: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

vi

MOTTO

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan

tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

“Yesaya 40:10”

Berusahalah sampai titik optimum anda dan biarkan Tuhan yangmengatur dan menentukan

jalan selanjutnya

Lakukanlah sekarang. Terkadang “nanti” bisa jadi “tak pernah”

Page 7: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas hikmat

dan tuntunanNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Studi Budaya

Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, di Desa Pili TTS terhadap

Makna Gunung Keramat Tunbes”. Rasa syukur yang tiada henti-hentinya penulis panjatkan

kepada Tuhan yang Maha Esa atas penyertaaNya selama masa pendidikan yang ditempuh

penulis di Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana. Selama menjalani pendidikan

hingga penulisan tugas akhir penulis tidak lepas dari perhatian dan motivasi dari pihak-pihak

yang senantiasa memberi dukungan, motivasi, bimbingan dan senantiasa mendoakan

penulis. Untuk itu melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimahkasih

yang tulus kepada:

1. Keluarga tercinta, Terimahkasih yang tulus untuk bapak Oktofianus Tenistuan S.Pd

dan mama Adriana Y Ratuwahi tercinta yang selalu mendukung, memberi motivasi,

nasihat dan telah banyak berkorban untuk pendidikan penulis. Terimahkasih untuk

adik alm Everson Tenistuan, Amsal Tenistuan, Imanuel Tenistuan, Elisabet Tenistuan,

Filipus Tenistuan, dan Septyani Tenistuan yang selalu menyemangati dan telah

banyak berkorban untuk pendidikan kakak pertama. Terimahkasih untuk suami

Tercinta Yarobinus Missa dan anak tersayang Jhanuaryo Missa yang menyemangati

dan mendukung penulis menyelesaikan pendidikan.

2. Kampus tercinta Universitas Kristen Satya Wacana atas fasilitas yang dimiliki dan

pelayanan yang diberikan sehingga penulis dapat menimba ilmu, menambah

wawasan dan pengalaman selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi

Teologi.

3. Pdt. Dr. Ebenhaezer I. Nuban Timo dan Ibu Cindy Quartyamina, M.A selaku dosen

pembimbing yang senantiasa membimbing, memotivasi, dan menasehati.

Terimahkasih telah memberikan banyak kritik, usul dan saran yang telah sangat

berguna untuk penulisan tugas akhir penulis.

4. Dr. David Samiyono. MTS, MSLS selaku wali studi yang telah menjadi orang tua dan

memberi dukungan bagi penulis selama ada di UKSW.

Page 8: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

viii

5. Seluruh dosen, pegawai staff tata usaha Fakultas Teologi UKSW yang telah

membantu dan penulis menyelesaikan pendidikan.

6. Teman-teman mahasiswa, khususnya teologi angkatan 2013 yang telah menjalani

pendidikan bersama.

7. Pdt. Elfriend Sitompul S.Si Teol, istri dan anak tercinta serta keluarga besar GKMI

Siloam Salatiga yang mendukung dan mendoakan penulis.

8. Rekan-rekan yang telah menjadi keluarga selama masa pendidikan Yolly Manu, Jeni

Lake, Risty Nubatonis, Hesty Na’u, Yesty Kasse, yeyen Lau, Dian, Ordilia Ratu, Christy

Natalia, Uni, Santi, Dewi, Ina Maubanu, Yudi Anabokay, Ronexon, Shofia Malinso,

Delfi Banunaek dan semua teman asrama yang tidak dapat disebut namanya satu-

satu.

9. Semua pihak yang mendukung dan membantu selama pendidikan yang tidak sempat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini tentunya banyak

kekurangan oleh sebab itu penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata

penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan Tugas akhir ini terdapat

kesalahan penulisan.

Tuhan memberkati kita semua.

Salatiga 6 Desember 2018

Christin Yulyanti Tenistuan

Page 9: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

ix

Page 10: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

x

Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di

Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung Keramat Tunbes

Latar Belakang

Pulau Timor adalah daerah yang luas dengan masing-masing keistimewaannya. Salah

satunya adalah desa Pili dengan gunung Tunbes sebagai tempat keramat bagi suku asli di

Amanuban. Gunung Tunbes adalah sebuah gunung yang berada di desa Pili, Kecamatan

Amanuban, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Gunung Tunbes atau biasa disebut dengan

Fatu Tunbes adalah pusat kerajaan Amanuban yang pertama yakni kerajaan yang ada di

Pulau Timor sebelum terbentuk sistem pemerintahan seperti sekarang ini. Masyarakat yang

menetap di desa Pili pada masa itu adalah suku-suku pendiri kerajaan Amanuban. Suku

(kanaf) disebut keluarga atau marga pada masa kini, yakni keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis,

Asbanu.1 Keempat suku ini adalah keluarga asli yang membangun Kerajaan Amanuban, yang

pada masa kini telah menjadi kecamatan Amanuban.

Gunung Tunbes di desa Pili ini adalah gunung yang hingga saat ini masih menjadi

gunung atau tempat keramat bagi sebagian keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu. Ada 2

alasan gunung tersebut dikeramatkan; 1) Gunung Tunbes adalah tempat bersejarah bagi

kerajaan Amanuban karena merupakan pusat kerajaan Amanuban yang pertama; 2) Leluhur

keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu percaya bahwa Uis Neno dan Uis Pah menyertai

gunung tunbes dan tinggal di sana. Beranjak dari pengertian keramat dalam KBBI yaitu: 1.

suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya

kepada Tuhan (tentang orang yang bertakwa); 2. suci dan bertuah yang dapat memberikan

efek magis dan psikologis kepada pihak lain (tentang barang atau tempat suci). Penulis

menjelaskan bahwa dari alasan keramatnya, Gunung Tunbes bukanlah sesuatu yang dianggap

berhala atau sesuatu yang bersifat magic, melainkan Gunung Tunbes adalah yang suci dan

sakral karena merupakan tempat bersejarah bagi keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan

Asbanu, yang juga merupakan identitas bagi keluarga-kelurga tersebut.

Uis Neno dan Uis Pah adalah Tuhan yang dipercaya oleh suku-suku di pulau Timor

pada zaman dulu.2 Uis Neno dan Uis Pah dipercaya dapat memberi berkat dan juga bisa

mendatangkan malapetaka, sehingga sebelum melakukan atau memulai suatu kegiatan

1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem Pemerintahan Tradisonal di Timor Tengah

Selatan,(Kupang:2007),81-130. 2 Proto Malayan, “Suku Dawan Nusa Tenggara Timur” Blog, Januari 2013 pukul 07.44 AM,

http://protomalayans.blogspot.com/2013/01/suku-dawan.html.

Page 11: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xi

mereka akan mendahuluinya dengan mengadakan upacara. Ketika terjadi suatu bencana atau

hal buruk apapun mereka akan melakukan upacara adat meminta pengampunan pada Uis

Neno dan Uis Pah. Uis Neno adalah Tuhan pencipta alam semesta yang memelihara dan

mengatur kehidupan dalam alam semesta. Uis Pah yang dipercayai leluhur suku Amanuban

adalah roh-roh yang mendiami bumi dengan tugasnya masing-masing untuk menjaga bumi

dan isinya dari kerusakan.

Hal yang unik dari keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu adalah pantangan yang

tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dilakukan keluarga-keluarga tersebut dan juga

masyarakat sekitar. Pantangan-pantangan ini ditetapkan agar masyarakat yang tinggal di

sekitar gunung Tunbes dan juga yang berkunjung ke sana tidak berbuat jahat terhadap alam

dan tradisi, dan adat istiadat di gunung Tunbes. Artinya bahwa ketika kita berada di gunung

Tunbes keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu menginginkan agar kita tetap menjaga

perilaku, pikiran dan perkataan agar tidak menerima ganjaran dari Uis Neno dan Uis Pah

karena apa yang telah kita lakukan.3 Upaya suku Amanuban melestarikan tradisi mereka

adalah dengan melakukan upacara dan doa di gunung Tunbes dua tahun sekali yang dihadiri

oleh keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu yang sudah terpisah ke beberapa daerah.

Seiring dengan berjalannya waktu, nilai dan sikap kekeramatan yang diturunkan oleh

nenek moyang keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu sudah tidak dipertahankan lagi

oleh generasi muda keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu yang sudah hidup di

zaman modern. Sebagian orang sudah mulai memotong hutan untuk membuat kebun dan

membangun. Doa dan upacara adat yang biasanya dilakukan tiap 2 tahun sekali oleh keluarga

Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu dari berbagai tempat juga sudah mulai memudar

banyak dari anak cucu keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu yang hidup di

perantauan tidak mengikuti doa dan upacara adat yang dilakukan di desa Pili. Ada dua

kemungkinan mereka tidak mengikuti tradisi leluhur mereka yang pertama adalah mereka

tidak tahu tentang sejarah leluhur mereka dan yang kedua adalah mereka yang hidup di

zaman modern melihat sejarah leluhur sebagai mitos. Meskipun demikian tidak semua

keturunan suku Amanuban melupakan tradisi dan kepercayaan mereka dan terus melakukan

apa yang sudah diturunkan oleh leluhur.

Suatu keprihatinan bahwa beberapa generasi dari keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis

dan Asbanu yang hidup di zaman modern sudah tidak menjaga tradisi leluhur. Penulis merasa

penting untuk menulis dan meneliti “Studi budaya tentang Pandangan Keluarga Nuban,

3 Eben Nuban Timo, Pemberita Firman Pencinta Budaya, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2006),51-53.

Page 12: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xii

Nubatonis, Tenis, Asbanu di Desa Pili Timor Tengah Selatan (TTS) Terhadap Makna

Gunung Keramat Tunbes” agar pemahaman tentang keramatnya gunung Tunbes tidak

menjadi suatu hal yang takhayul dan mitos belaka bagi keluarga-keluarga tersebut sehingga

mereka menjaga dan lebih mengenal budaya yang merupakan identitas dari keluarga Nuban,

Nubatonis, Tenis, dan Asbanu.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, ditemukan rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu:

Apa makna gunung keramat Tunbes bagi keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan

Asbanu terkait perilaku mereka terhadap Tuhan, leluhur, sesama dan alam?

Bagaimana upaya keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu untuk menjaga

kekeramatan gunung Tunbes?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan tujuan dari penelitian ini adalah:

Mendekripsikan makna gunung keramat Tunbes menurut keluarga Nuban,

Nubatonis, Tenis dan Asbanu terkait perilaku mereka terhadap Tuhan, leluhur, sesama

dan alam.

Mendeskripsikan upaya yang dilakukan keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan

Asbanu untuk menjaga kekeramatan gunung Tunbes.

Manfaat Penelitian

Menambah pengetahuan penulis dan pembaca khususnya keluarga Nuban, Nubatonis,

Tenis, Asbanu tentang makna kekeramatan gunung Tunbes sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman antara iman Kristen, budaya, dan tradisi dari keluarga Nuban, Nubatonis,

Tenis, Asbanu sekilas menjaga tradisi budaya yang sudah ada sehingga identitas keluarga

Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu tidak memudar seiring dengan perkembangan zaman.

Metode penelitian

Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ilmiah. Penulis

akan melakukan penelitian di Desa Pili Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penulis melakukan

wawancara terhadap 4 orang sebagai wakil dari keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan

Asbanu.

Sistematika Penulisan

Penulis membagi penulisan ini menjadi lima bagian yakni: Bagian pertama:

pendahuluan, penulisannya dimulai dengan latar belakang, rumusan masalah, tujuan

Page 13: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xiii

penelitian, manfaat penelitian, dan metode penelitian. Bagian kedua: kajian teori yang berisi

tentang kebudayaan, tradisi, mitos, simbol dan sakral. Bagian ketiga: Hasil penelitian. Bagian

keempat: berisi analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan hasil penelitian kualitatif

yang telah dilakukan dan teori yang digunakan. Bagian kelima: kesimpulan dan saran.

Kajian Teori

Budaya

Manusia merupakan makhluk yang mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi

sehingga manusia menciptakan budaya sebagai batas-batas manusia dalam berperilaku.

Kebudayaan manusia akan dianggap tidak benar kalau bertentangan dengan kemanusiaan dan

tidak memanusiakan manusia dan meniadakan pengakuan adanya pencipta.4 Manusia adalah

pencipta serta pelaku budaya, budaya dan manusia tidak dapat terlepas satu dengan yang

lainnya. Budaya mengikat manusia sehingga tidak lepas dari tanggung jawabnya sebagai

makhluk mulia.

Menurut E. B Tylor kebudayaan adalah hal kompleks yang mencakup pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta

kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.5 Kebudayaan

terdiri atas segala sesuatu yang dipelajari oleh pola-pola yang normatif, artinya mencakup

segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.

Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta

buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi kebudayaan itu

dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Koentjaraningrat

menganalisa bahwa isi sebenarnya dari budaya manusia terdiri tujuh unsur, yang disebutnya

sebagai unsur universal dari kebudayaan. Unsur-unsur universal itu, yang sekaliannya

merupakan isi dari semua kebudayaan yang ada di dunia ini adalah: Sistem religi dan upacara

keagamaan; Sistem dan organisasi kemasyarakatan; Sistem pengetahuan; Bahasa; Kesenian;

Sistem matapencaharian hidup; Sistem teknologi dan peralatan.6

Ki Hajar Dewantara juga mengatakan begitu erat hubungan manusia dengan

kebudayaan, sehingga manusia pada hakekatnya disebut makhluk budaya. Kebudayaan

paling tidak memiliki tiga bentuk atau wujud yaitu;

4 M Suprihadi Sastrosupono, Menghampiri kebudayaan,(Bandung: Penerbit Alumni, 1982), 23-34. 5 Jakobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia, ( Bandung: Alfabeta, 2013),29. 6 Budiyono Herusatoto, Simbolisme Dalam Budaya Jawa, (Yogyakarta: PT Handita, 1984), 5-9.

Page 14: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xiv

Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dan ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai,

norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud ini berada dalam alam pikiran dari

warga masyarakat atau dapat pula berupa tulisan-tulisan, karangan-karangan warga

yang bersangkutan. Wujud ini dapat disebut sebagai wujud abstrak dari kebudayaan.

Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia

dalam masyarakat, wujud ini berupa sistem sosial dalam masyarakat yang

bersangkutan. Wujud ini berupa perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, ia berupa kebudayaan

fisik yang berbentuk nyata yang merupakan hasil karya masyarakat yang

bersangkutan. Dalam kata lain wujud ini berupa benda-benda budaya.7

Fungsi dasar dari budaya adalah untuk melayani kebutuhan vital dan praksis manusia,

membentuk masyarakat, memelihara spesies, menurunkan pengetahuan dan pengalaman

berharga ke generasi berikutnya. Dengan kata lain fungsi budaya adalah sebagai pedoman

dalam berperilaku dan menjadi batasan manusia dalam berperilaku, menjadi sarana penerus

sejarah, sebagai identitas diri. Pada dasarnya kebudayaan sangat beperan penting dalam

kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok.

Tradisi

Tradisi dapat mempengaruhi suatu masyarakat tentang apa yang

layak dan berkenaan dengan makanan, pakaian, apa yang berharga, apa yang harus dihindari

atau diabaikan.8Tradisi adalah kebiasaan sosial yang diturunkan dari satu generasi ke generasi

lainnya melalui proses sosial.9 Tradisi hadir dari individu dan juga dari satu kelompok

masyarakat kecil maupun sekumpulan masyarakat dan dapat berubah sewaktu-waktu ada

bentrok antara tradisi yang satu dengan yang lain, dan juga karena perkembangan zaman.

Fungsi tradisi tidak jauh berbeda dengan fungsi budaya karena tradisi juga sebagai alat untuk

mewariskan adat istiadat dan kebudayaan dari generasi terdahulu ke generasi selanjutnya.

Fungsi-fungsi tradisi antara lain adalah sebagai berikut.

1. Menentukan nilai-nilai dan moral masyarakat karena tradisi merupakan aturan-aturan

yang merupakan hal apa yang benar dan apa yang salah menurut masyarakat;10

2. Menyediakan fragmen warisan historis yang dipandang bermanfaat.;

7 Sastrosupono, Menghampiri kebudayaan, 23-34. 8 Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) 69. 9 Banjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia, 128. 10 Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesis, 128.

Page 15: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xv

3. Memberikan legitimasi terhadap pandangan hidup, keyakinan, pranata, dan aturan

yang sudah ada. 11

Simbol

Eratnya kebudayaan manusia dengan simbol-simbol sehingga manusia dapat pula disebut

sebagai makhluk bersimbol. Dengan kata lain, dunia kebudayaan adalah dunia penuh simbol.

Kata simbol berasal dari Bahasa Yunani symbolos yang berarti tanda atau ciri yang

memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Dalam kamus logika Dictionary of logic The

Liang Gie menyebutkan bahwa simbol adalah tanda buatan yang bukan berwujud kata-kata

untuk mewakili atau menyingkat sesuatu artian apapun.12

Kekayaan dan isi dari

simbol/lambang tersebut menjamin universalitas bagi sembarang orang dan zaman manapun.

Tindakan simbolis yang menghadirkan arti historis, dimana ia tetap dikenang dan abadi,

walaupun benda atau halnya sendiri telah lewat usia, rusak atau berantakan, akan tetapi

ditafsirkan kekayaan akan isi yang dikandungnya dari generasi ke generasi berikutnya.

Penghuni alam tentunya terikat dengan hukum alam walaupun kita adalah manusia yang

memiliki kebebasan. Manusia memberikan simbol dari atau kepada apa yang manusia temui

atau dari tindakan-tindakan yang manusia ambil. Simbol yang diberikan masing-masing

memiliki nilai historis dan makna tersendiri.

Simbolisme sangat berperan penting dalam upacara religius ataupun upacara-upacara

peringatan apapun oleh manusia, makna dan maksud upacara itulah yang menjadi tujuan

manusia untuk memperingatinya. Simbolisme menonjol perannya dalam tradisi atau adat

istiadat. Rupa simbol dapat berubah tetapi fungsinya tetap sama. Simbol menyimpan suatu

yang misteri dalam bentuk sejarah. Oleh sebab itu simbol berfungsi sebagai jalan masuk

seseorang ke dunia adisejarah, simbol juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara masa

lampau dan masa kini. Fungsi simbol secara garis besar adalah sebagai berikut;13

1. Simbol memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan dunia material dan sosial

dengan membolehkan mereka memberi nama, membuat katagori, dan mengingat

objek-objek yang mereka temukan dimana saja. Dalam hal ini bahasa mempunyai

peran yang sangat penting;

2. Simbol menyempurnakan manusia untuk memahami lingkungannya;

11 Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, ( Jakarta: Prenada Media Grup, 2007), hal. 74-75. 12 Herusatoto, budaya jawa, 10-40. 13 Hans J Daeng, Manusia Kebudayaan dan Lingkungan, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000) 82-83.

Page 16: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xvi

3. Simbol menyempurnakan kemampuan manusia untuk berpikir. Dalam arti ini, berfikir

dapat dianggap sebagai interaksi simbolik dengan diri sendiri;

4. Simbol meningkatkan kemampuan manusia untuk memecahkan persoalan manusia.

Sedangkan manusia bisa berfikir dengan menggunakan simbol-simbol sebelum

melakukan pilihan-pilihan dalam melakukan sesuatu;

5. Penggunaan simbol-simbol memungkinkan manusia bertransendensi dari segi waktu,

tempat dan bahkan diri mereka sendiri. Dengan menggunakan simbol-simbol manusia

bisa membayangkan bagaimana hidup di masa lampau atau akan datang. Mereka juga

bisa membayangkan tentang diri mereka sendiri berdasarkan pandangan orang lain;

6. Simbol-simbol memungkinkan manusia bisa membayangkan kenyataan kenyataan

metafisis seperti surga dan neraka;

7. Simbol-simbol memungkinkan manusia agar tidak diperbudak oleh lingkungannya.

Mereka bisa lebih aktif ketimbang pasif dalam mengarahkan dirinya kepada sesuatu

yang mereka perbuat.

Mitos

Kata mitos berasal dari bahasa Yunani muthos, yang secara harafiah diartikan sebagai

cerita atau sesuatu yang dikatakan seseorang; dalam pengertian yang lebih luas berarti suatu

pernyataan, sebuah cerita, ataupun alur suatu drama.14

Mitos menurut Harsojo (1988), adalah

sistem kepercayaan dari suatu kelompok manusia, yang berdiri atas sebuah landasan yang

menjelaskan cerita-cerita yang suci yang berhubungan dengan masa lalu. Mitos yang dalam

arti asli sebagai kiasan dari zaman purba merupakan cerita yang asal usulnya sudah

dilupakan. Menurut Panuti Sudjiman (1990:52) mitos mempunyai dua pengertian, yaitu: 1)

Cerita rakyat legendaris atau tradisional, biasanya bertokoh makhluk yang luar biasa dan

mengisahkan peristiwa-peristiwa yang tidak dijelaskan secara rasional, seperti terjadinya

sesuatu; 2) kepercayaan atau keyakinan yang tidak terbukti tetapi yang diterima mentah-

mentah. 15

Mitos memiliki fungsi eksistensial bagi manusia. Dalam masyarakat primitif, mitos

berfungsi mengungkapkan, mengangkat dan merumuskan kepercayaan, melindungi dan

memperkuat moralitas, menjamin efisien dari ritus, serta memberi peraturan-peraturan

praksis untuk menuntun manusia.16

Mircea Eliade menyimpulkan bahwa fungsi utama mitos

14 Maria Susai Davamony, Fenomenologi Agama ( Yogyakarta: kanisius,1995) 147-149. 15C A Van Peursen, Strategi Kebudayaan, ( Yogyakarta: Kanisius, 1988) 5-6. 16 Davamoni, Fenomenologi 152.

Page 17: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xvii

adalah menentukan tuntunan yang mesti diikuti oleh semua kegiatan ritual maupun kegiatan-

kegiatan manusia yang utama. Ada 3 macam mitos yaitu pertama mitos penciptaan dalam

arti sempit yakni mitos yang menceritakan penciptaan alam semesta yang sebelumnya sama

sekali tidak ada; kedua adalah mitos kosmogonik yakni mitos yang mengisahkan penciptaan

alam semesta hanya penciptaan tersebut menggunakan sarana yang sudah ada, atau dengan

perantara. Ketiga mitos-mitos asal usul atau yang menceritakan tentang awal mula terjadinya

sesuatu hal ini berhubungan dengan simbol-simbol dalam adat istiadat. 17

Mitos bersifat

sakral dan profan, yang suci atau sakral adalah yang berhubungan dengan makhluk-mkhluk

adikodrati, roh-roh yang berkuasa sedangkan mitos yang profan adalah yang mengisahkan

tentang pengalaman ajaib dari seseorang.

Mitos dalam masyarakat primitif berhubungan dengan kepercayaan. Kepercayaan ini

yang membuat sehingga mitos dilestarikan secara turun temurun melalui cerita lisan dan juga

tulisan dari generasi ke generasi. Fungsi utama mitos dalam kebudayaan primitif ialah

mengungkapkan, mengangkat dan merumuskan kepercayaan, melindungi dan memperkuat

moralitas, menjamin efisiensi dari ritus, serta memberi peraturan-peraturan praksis untuk

menuntun manusia. Mitos dan agama sebagai satu kesatuan tersusun memainkan peranan

penting dalam kehidupan social, tetapi yang perlu diingat bahwa tidak semua mitos itu baik.

Sakral

Sakral sering digunakan untuk mengungkapkan kesucian atau kekeramatan sesuatu

dalam bentuk nyata, sakral artinya suci atau keramat.18

Sakral sering dikaitkan dengan agama

dan masyarakat tradisional. Sakral adalah hal yang bertentangan dengan profan. Istilah profan

sendiri memiliki arti tidak bersangkutan dengan agama atau tujuan keagamaan; lawan

sakral; tidak kudus (suci) karena tercemar, kotor, dan sebagainya; tidak suci; tidak termasuk

yang kudus (suci); duniawi.19

Sakralnya suatu benda terjadi karena kepercayaan bahwa benda

tersebut memiliki kekuatan gaib. Dalam pengertian lebih luas, yang kudus adalah sesuatu

yang terlindungi dari pelanggaran, pengacauan atau pencemaran yang kudus adalah sesuatu

yang dihormati, dimuliakan dan tidak dapat dinodai.20

Ciri-ciri yang suci atau yang kudus

adalah disendirikan, dipenuhi rasa hormat dan takut, serta larangan-larangan yang

berhubungan dengan hal itu.21

Upaya-upaya manusia untuk menjaga sakralnya suatu benda

17 Davamoni, fenomenologi 152-164. 18 Kamus Besar Bahasa Indonesia. 19 Kamus Besar Bahasa Indonesia. 20 Davamoni, Fenomenologi, 87. 21 Davamoni,Fenomenologi, 100.

Page 18: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xviii

atau tempat ini dinyatakan melalui tradisi, ritual, adat istiadat, mitos. Upaya-upaya ini cukup

berhasil hingga saat ini.

Pada dasarnya budaya dan tradisi yang baik perlu untuk dilestarikan agar manusia

tetap ada dalam batasan-batasannya dalam berperilaku. Zaman modern ini menjaga dan

melestarikan suatu budaya tidak cukup hanya dengan peran individu saja tetapi

membutuhkan peran masyarakat dan pemerintah untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif.

Upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya dan adat istiadat kita sudah dilakukan sejak

zaman dulu yaitu melalui kisah-kisah lisan dan tulisan berupa cerita-cerita mitos dalam dunia

pendidikan, peran pemerintah dalam acara-acara kebudayaan, dan juga peran gereja dalam

mengkolaborasikan antara agama dan kebudayaan. Manusia juga perlu mengenal lebih dalam

tentang budaya dan tradisi melalui kehidupan masa kini. Tidak cukup dengan mengenal tetapi

dengan mempelajari dan melakukan dalam kehidupan sebagai masyarakat. Perkembangan

zaman kiranya tidak menghilangkan budaya-budaya warisan leluhur, karena pada dasarnya

budaya adalah hal yang baik dan berfungsi untuk menjadi batas-batas manusia dalam

bertindak karena dalam budaya terdapat norma-norma adat yang berlaku bagi manusia.

Hasil Penelitian

Deskripsi Tempat Penelitian

Gunung keramat Tunbes terletak di Desa Pili Kabupaten Timor Tengah Selatan dan

masih asri dengan alamnya yang terlindungi. Gunung Tunbes merupakan kawasan hutan

belukar, bermacam-macam jenis flora dan fauna ada di dalamnya. Beberapa jenis flora seperti

rumput liar, tumbuhan-tumbuhan liar, asam, jati, mahoni, kasuari, akasia, lontar dan lain

sebagainya. Sedangkan fauna seperti babi hutan, kera, rusa, sapi, anjing hutan, berbagai jenis

burung dan binatang merayap. Terdapat juga kuburan-kuburan leluhur sesuai dengan suku-

suku mereka, kuburan leluhur ini berbentuk tumpukan batu. Zaman dahulu Gunung Tunbes

adalah bekas kerajaan maka terdapat juga gerbang dan pagar batu yang memisahkan kawasan

yang satu dengan yang lain. Gunung Tunbes menjulang tinggi dengan tanah bebatuan

berbentuk tangga untuk mencapai puncak gunung Tunbes membutuhkan waktu sekitar 2-4

jam berjalan kaki. Gunung Tunbes sekarang ini tidak ditinggali oleh manusia, masyarakat

membangun rumah tempat tinggal di kaki gunung. Masyarakat yang tinggal di sana adalah

keturunan keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu baik itu yang asli maupun yang

merupakan keturunan hasil kawin campur dengan suku lain dan memiliki marga berbeda.22

22 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 18 & 78.

Page 19: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xix

Agama dan kepercayan mereka saat ini adalah Kristen Protestan tetapi konsep kepercayaan

Uis Neno dan Uis Pah tetap ada.

A. Kekerabatan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu

Suku merupakan unit kekerabatan sosial yang sangat mendasar di Pulau Timor. Orang

Timor menyebut kehidupan suku dengan istilah nonot. Nonot ini adalah satu ikatan yang

dibangun berdasarkan hubungan darah. Dalam satu nonot terdapat beberapa marga (kanaf)

atau kesatuan keluarga. Kanaf merupakan satu kesatuan dari orang-orang yang mengaku diri

sebagai yang berasal dari satu leluhur. Tempat tinggal suku-suku ini dinamakan kuan

(kampung), dalam satu kuan tinggal sekurang-kurangnya empat kanaf. Masing-masing kanaf

menjalankan peran berbeda untuk kelangsungan hidup nonot. Sistem perkawinan pada zaman

dulu adalah dengan kanaf-kanaf di dalam nonot itu sendiri jarang sekali ada yang melakukan

perkawinan di luar nonot, karena sudah ada kanaf yang menjadi pemberi dan penerima istri.

23

Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu adalah suku-suku yang menempati

kuan Tunbes. Mereka berasal dari satu keturunan, konon katanya leluhur kanaf-kanaf ini

bernama Taku Nuban Uf. Menurut sejarah Taku Nuban Uf bersama kelima orang saudaranya

salah satu di antaranya adalah perempuan melakukan perjalanan bersama dari Neonsaet

(tempat matahari terbit), kemudian berpencar di tengah perjalanan dan Taku Nuban Uf yang

mengambil perjalanan menuju Tunbes.24

Migrasi dan perkawinan dengan amaf-amaf ini

maka lahirlah kanaf Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu. Artinya bahwa keluarga-keluarga

ini memiliki hubungan kekeluargaan yang sangat erat sehingga dalam penulisan sejarah

keempat marga ini tidak boleh dipisahkan.

B. Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, dan Asbanu tentang

Kekeramatan Gunung Tunbes

Gunung Tunbes adalah tempat bersejarah bagi keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan

Asbanu. Sejarah mengisahkan bahwa leluhur keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu

berasal dari gunung Tunbes. Pada zaman dahulu sebelum adanya sistim kerajaan maka

masyarakat hidup dalam satu kampung (kuan) bersama dengan suku-suku yang berhubungan

darah dengan mereka. Umumnya kuan itu terletak di puncak gunung tertentu yang diklaim

23 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,17-20. 24 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 9 & 78-79.

Page 20: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xx

sebagai tempat nenek moyang suku-suku tersebut dilahirkan.25

Bukti kalau leluhur keluarga

Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu berasal dari Tunbes adalah dengan adanya kuburan-

kuburan leluhur di Gunung Tunbes hingga saat ini. Gunung Tunbes juga merupakan pusat

kerajaan Amanuban yang pertama.

Kerajaan Amanuban adalah salah satu Kerajaan yang ada di Timor Tengah Selatan

pada masa lalu sebelum ada sistem pemerintahan seperti sekarang ini, kerajaan Amanuban

sekarang telah menjadi Kecamatan Amanuban. Awal mulanya Tunbes didatangi oleh amaf-

amaf yang mengembara, mereka tinggal di Tunbes dan menjadikan Tunbes sebagai kampung

mereka. Semakin bertambah banyak penduduk kampung maka mereka memilih seorang

Amaf sebagai orang tua mereka yang akan mengambil setiap keputusan-keputusan penting,

sampai pada akhirnya datang seorang bernama Olak Malik yang akhirnya dipilih menjadi raja

di Amanuban. Nama Amanuban ini berasal dari nama seorang amaf yang memimpin di

kampung tersebut yakni Bapak amaf Nuban, terbentuknya kerajaan Amanuban terjadi pada

awal abad ke-17 M.26

Leluhur keluarga Nuban, Nubatonis juga mempercayai bahwa tempat tersebut dijamah

dan diberkati oleh Uis Neno dan Uis Pah, sehingga mereka perlu menjaga kesucian gunung

Tunbes agar Uis Neno dan Uis Pah tidak meninggalkan gunung Tersebut. Pada zaman dulu

orang-orang mempercayai Uis Neno dan Uis Pah sebagai Tuhan pencipta dan pemelihara.

Sedikit saja tindakan kejahatan dilakukan terhadap alam dan sesama maka Uis Neno dan Uis

Pah akan menghukum mereka dengan kelaparan, kemarau panjang, penyakit menular,

kematian dan sebagainya. Jika sudah demikian maka masyarakat akan melakukan upacara

adat dan membayar denda kepada tua-tua adat yang nantinya dipersembahkan kepada Uis

Neno dan Uis Pah agar mereka mendapat pengampunan.27

Sejak zaman dulu keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu sudah mengenal

Gunung Tunbes sebagai gunung yang suci dan keramat, bagi mereka keramat gunung Tunbes

sudah menjadi tradisi yang mereka lestarikan secara turun temurun sampai saat ini. Gunung

Tunbes dihormati sebagai yang suci dan kudus sehingga segala sesuatu yang ada di dalamnya

tidak boleh dirusak dan dinajiskan oleh siapapun. Pantangan-pantangan dibuat oleh keluarga

Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu agar masyarakat boleh merawat lingkungan gunung

Tunbes, menghormati leluhur dan menjaga gunung Tunbes sebagai tempat keramat.

Pantangan-pantangan tersebut berupa peringatan untuk menjaga pikiran, perkataan dan

25 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 19. 26 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 78. 27 Wawancara dengan Bapak Yohanes Tenis tanggal 29 juli 2018.

Page 21: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxi

perilaku. Pertama adalah pantangan bagi siapapun yang naik ke gunung Tunbes agar tidak

berniat jahat terhadap alam dan sesama. Artinya bahwa ketika berada di gunung Tunbes

pikiran kita harus bersih dari kejahatan. Kedua adalah pantangan bagi siapapun yang naik ke

gunung Tunbes untuk berkata kotor, mengucapkan dusta, menjelekan orang lain dan lain

sebagainya. Artinya bahwa ketika berada di gunung Tunbes mereka harus bisa menjaga

perkataan. Ketiga adalah pantangan bagi siapapun yang naik ke Gunung Tunbes agar tidak

melakukan tindakan kejahatan apapun.28

Pemahaman tentang Gunung Tunbes sebagai yang suci dan keramat telah hidup dalam

hati keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu hingga saat ini. Terlepas dari kepercayaan

leluhur pada zaman dahulu, alasan-alasan yang diberikan keluarga-keluarga ini cukup

menjelaskan bahwa mereka tidak melihat gunung Tunbes sebagai yang menyimpan kekuatan-

kekuatan gaib sehingga dapat mengabulkan permintaan tetapi mereka melihat gunung Tunbes

sebagai tempat bersejarah bagi mereka dan juga merupakan ciptaan Tuhan yang diberkati dan

harus dijaga kelestariannya.

C. Upaya keluarga Nuban, Nubatonis, dan Asbanu untuk Menjaga Kekeramatan

Gunung Tunbes

Pantangan dibuat agar tidak dilanggar, menurut nenek moyang keluarga Nuban,

Nubatonis, Tenis, Asbanu ganjaran bagi yang melanggar pantangan-pantangan tersebut

adalah mendapat hukuman dari Uis Neno dan Uis Pah (Tuhan pencipta dan penjaga

pemelihara). Hukuman yang diterima adalah berupa sakit penyakit jika pelanggaran ringan

seperti mengucapkan kata kotor, memfitnah dan lain sebagainya. Hukuman berupa kematian

akan diterima oleh orang yang melakukan kejahatan besar. Kejahatan besar yang dimaksud

adalah berniat jahat terhadap gunung Tunbes atau ketika seseorang berniat mencari tahu letak

harta yang ada di dalamnya ataupun mengingininya, melalukan tindakan jahat terhadap

sesama seperti berzinah, membunuh atau menyakiti orang lain. Menurut cerita nenek moyang

dan yang dilakukan hingga saat ini jika seseorang melakukan kejahatan dan telah menerima

ganjarannya, orang tersebut dan keluarganya harus datang kepada tua-tua adat untuk

melakukan upacara adat dan membayar denda sesuai dengan ukuran bagi tindak kejahatannya

agar beroleh pengampunan dari Uis Neno dan Uis Pah. Ada sedikit perubahan pada masa kini

yaitu ketika melakukan kesalahan orang yang melakukan kesalahan dan keluarganya akan

berkonsultasi dengan tua adat untuk membayar denda dan melakukan upacara adat dan doa

pengampunan dengan bantuan hamba Tuhan (Orang yang dipercayai telah menerima karunia

28 Wawancara dengan Bapak Yakob Nuban tanggal 27 juli 2018, Bapak Alexander Nubatonis tanggal 27 juli 2018.

Page 22: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxii

penglihatan dari Tuhan).29

Ketiga hal ini berjalan bersamaan pada hari yang sama. Ketika

sudah menerima Yesus kristus, keluarga-keluarga ini melakukan upacara adat dan membayar

denda untuk tetap menjalankan tradisi mereka karena itu bukan hal yang salah, tetapi mereka

juga berdoa agar mendapat pengampunan dari Yesus Kristus.

Nenek moyang keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu berkisah bahwa di Gunung

Tunbes tersimpan harta benda peninggalan leluhur berupa muti, emas, perak yang tersimpan

di kusi. Benda-benda ini tidak diketahui letaknya dan hanya bisa diambil ketika terjadi

masalah yang mengancam keberadaan keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu sebagai

suku asli Kerajaan Amanuban yang menjaga Gunung Tunbes. Dikisahkan juga bahwa

gunung Tunbes dijaga oleh seekor ular besar yang disebut Koko yang hanya bisa dilihat oleh

orang-orang yang sudah akan meninggal dalam waktu dekat dan kebetulan berkunjung ke

gunung Tunbes, atau mereka yang melanggar pantangan dan harus menerima hukuman.

Keberadaan ular ini didengar dari cerita yang didengar turun temurun dan kesaksian seorang

bapak yang katanya berhasil keluar dari gunung Tunbes setelah berusaha untuk mencari

keberadaan harta benda peninggalan leluhur dan pada akhirnya dicegat oleh koko.30

Cerita ini

mitos atau fakta kebenarannya hanya diketahui oleh Tuhan dan pencerita. Sebagai anak cucu

tugasnya hanya melanjutkan kisah-kisah tersebut agar keramat gunung Tunbes tetap terjaga

tanpa mempersempit iman kepada Yesus Kristus.

Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu juga melakukan pertemuan keluarga satu

kali dalam dua tahun untuk melakukan doa dan menuturkan sejarah. Biasanya tua-tua adat di

desa Pili akan berdoa dan melakukan rapat untuk menentukan tanggal pertemuan setelah itu

keluarga Nubatonis yang mengatur undangan bagi keluarga yang lainnya untuk berkumpul di

gunung Tunbes. Pertemuan ini berjalan dengan baik tetapi tidak semua dari anak cucu

keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu dapat berkumpul bersama karena alasannya

adalah kesehatan, waktu, pekerjaan, jarak dan lain sebagainya. Doa dan upacara adat ini

dilakukan agar persatuan keluarga-keluarga ini tetap terjaga dan sejarah leluhur tidak

dilupakan. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa hal itu sama dengan menyembah berhala

karena mempercayai kekeramatan tapi bagi keluarga ini mereka tidak menyembah berhala.

Tuhan yang mereka kenal adalah Allah Tritunggal, Yesus Kristus sebagai penyelamat mereka

tidak ada yang lain. Meskipun mereka tetap melihat gunung Tunbes sebagai gunung keramat

itu karena gunung Tunbes adalah tempat bersejarah bagi mereka dan Tuhan juga menyertai

29 Wawancara dengan Bapak Yakop Nuban 27 Juli 2018, Alexander Nubatonis 27 Juli 2018, Yohanes Tenis 29

Juli 2018, Daniel Asbanu 4 Agustus 2018. 30 Wawancara dengan Agustinus Tenistuan tanggal 20 Agustus 2018.

Page 23: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxiii

tempat tersebut sehingga leluhur mereka bisa membentuk kerajaan dan tinggal di Tunbes

pada zaman dulu dan Tuhan masih menyertai gunung Tunbes sampai saat ini sehingga

lingkungan gunung Tunbes tetap terjaga dalam kesuburan.31

Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu juga telah menulis buku tentang sejarah

mereka tetapi belum ada titik terang hingga saat ini. Tidak hanya itu mereka juga sudah

berembuk dengan pihak pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk membuat situs gunung

Tunbes tetapi hingga saat ini belum ada perkembangan. Hal ini dilakukan agar sejarah

mereka tetap hidup seiring dengan perkembangan zaman. Pembangunan situs juga bukan

untuk merusak lingkungan gunung Tunbes tetapi hanya memperbaiki agar sejarah bahwa

Tunbes adalah pusat kerajaan Amanuban yang pertama diketahui oleh banyak orang bukan

hanya diketahui oleh keluarga-keluarga terkait. 32

Menghormati adalah sikap yang mereka pegang untuk tetap menjaga sejarah leluhur

mereka, tindakan-tindakan yang mereka lakukan dan kisah-kisah hukuman yang mereka

ceritakan semata-mata bukan berarti bahwa mereka mempercayai bahwa ada roh-roh lain

yang disetarakan dengan Tuhan. Mereka melakukan semuanya ini dalam rangka

mengarahkan manusia agar tidak melakukan tindak kejahatan terhadap alam sejarah bagi

mereka yaitu gunung Tunbes. Mereka yakin bahwa melalui eksistensi kisah sejarah tersebut,

maka tercipta efek jera bagi pelaku-pelaku kejahatan. Dari pandangan ini tidak menutup

kemungkinan bahwa kepercayaan terhadap mitos-mitos tersebut masih dimiliki oleh sebagian

besar dari mereka.

Analisa dan Pembahasan

Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu sangat menghormati serta

mengeramatkan gunung Tunbes terkait dengan kebudayaan dan kepercayaan tentang asal

usul leluhur. Mengeramatkan gunung Tunbes tidak mengurangi iman kepercayaan keluarga-

keluarga ini. Penulis melihat bahwa keramatnya gunung Tunbes merupakan bentuk

penghormatan keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu bagi leluhur mereka dan segala

bentuk kepercayaan mereka. Sebagai generasi yang telah menerima Kristen sebagai agama,

pemahaman keramatnya gunung Tunbes menjadi relevan sehingga identitas keluarga mereka

tidak hilang. Dengan demikian pernyataan bahwa kampung halaman dari suku-suku itu ada di

atas gunung batu tidak di salah artikan.

31 Wawancara dengan bapak Yakob Nuban tanggal 27 juli 2018. 32 Wawancara dengan Bapak Yohanes Tenis tanggal 29 juli 2018.

Page 24: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxiv

A. Makna Keramat Gunung Tunbes

Pemahaman tentang keramatnya gunung Tunbes sebagai budaya dari keluarga Nuban,

Nubatonis, Tenis dan Asbanu, dilihat dari pengertian budaya menurut E. B Tylor bahwa

kebudayaan adalah hal kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang

didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.33

Penulis menjelaskan bahwa keramat

gunung Tunbes disebut sebagai budaya keempat keluarga tersebut, seperti yang sudah

dijelaskan dalam bagian sebelumnya, Gunung Tunbes dikeramatkan karena kepercayaan

keluarga bahwa gunung Tunbes adalah tempat bersejarah bagi mereka yakni leluhur mereka

dilahirkan dan hidup di sana. Gunung Tunbes juga merupakan tempat yang diberkati Uis

Neno dan Uis Pah di mana dijelaskan juga bahwa Uis Neno dan Uis Pah merupakan konsep

kepercayaan orang Timor pada zaman dahulu yakni dewa langit dan dewa bumi yang

dipercaya sebagai Tuhan pencipta dan pemelihara. Jika Tylor mengatakan bahwa budaya

mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat serta kebiasaan

masyarakat, maka sangat jelas bahwa keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu memang

melestarikan dan mewariskan sejarah dan kekeramatan gunung Tunbes untuk

mempertahankan budaya mereka. Dalam budaya terdapat banyak sekali pengetahuan

terutama tentang sejarah dan asal usul keluarga, menyangkut kepercayaan keluarga-keluarga

ini juga melestarikan kepercayaan leluhur mereka saat ini dengan tidak menyangkali iman

mereka yang sudah mengakui diri sebagai agama Kristen, mereka telah membuktikan bahwa

mereka beragama dan tidak menyembah berhala dengan mengkeramatkan gunung batu.

Begitu juga dengan moral, hukum dan adat istiadat dengan keramatnya gunung Tunbes

keluarga ini mempertahankan hukum alam bahwa manusia dan alam harus saling

menguntungkan, manusia menjaga alam dan alam memberikan hasil yang baik bagi manusia.

Moral dan perilaku keluarga-keluarga ini juga ikut dibentuk, dengan sendirinya mereka

belajar untuk melakukan dan mempertahankan hal yang baik.

Budaya yang baik akan menghasilkan masyarakat yang baik, dikatakan demikian

karena budaya yang baik akan membentuk moral dan perbuatan yang baik bagi para pelaku

budaya. Dengan demikian maka pernyataan di atas menjelaskan fungsi budaya yang sudah

ditulis dalam bagian sebelumnya bahwa budaya berfungsi sebagai alat ukur dalam

berperilaku. Manusia sebagai makhluk yang mulia bertanggungjawab terhadap bumi dan

isinya sehingga manusia tidak bisa semena-mena dalam memelihara bumi. Dengan adanya

33 Ranjabar, Sistim sosial, 29.

Page 25: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxv

budaya manusia dapat mengontrol perilakunya. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah

bahwa budaya yang baik adalah budaya yang tidak bertentangan dengan kodrat manusia dan

tidak meniadakan Allah tetapi menjadi alat komunikasi bagi dunia dan agama.

Simbol adalah sesuatu yang dibuat oleh manusia sendiri, mengandung arti tersendiri

dan menyimpan sejarah yang luas. Ketika manusia menyelami arti dari simbol tersebut maka

manusia itu akan masuk ke dalam dunia adisejarah. Gunung Tunbes sebagai tempat yang suci

dan keramat merupakan simbol keberadaan Allah. Gunung Tunbes dipercayai sebagai tempat

tinggal Uis Neno dan Uis Pah. Zaman dahulu leluhur memang mempercayai bahwa Uis Neno

dan Uis Pah tinggal di gunung Tunbes, tetapi keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu

yang sudah mengenal Yesus Kristus percaya bahwa Tuhan hanya tinggal bersama manusia,

dan keramat Gunung Tunbes hanya dilihat sebagai simbol penghargaan bagi para leluhur dan

kepercayaan mereka.

Pada dasarnya segala sesuatu yang jauh dari hal-hal duniawi adalah yang suci dan

yang kudus. Gunung Tunbes menjadi yang sakral dan kudus tidak terlepas dari penyertaan

Tuhan. Membuat larangan untuk tidak berbuat jahat merupakan tindakan untuk menjauhkan

diri dari persoalan duniawi. Dalam penjelasan responden mengatakan bahwa memang

Gunung Tunbes sebagai yang suci dan keramat tetapi tidak sedikitpun mengurangi iman

mereka kepada Yesus Kristus. Apa yang sudah menjadi tradisi mereka biarlah menjadi tradisi

tetapi kepercayaan mereka yaitu kepada Yesus Kristus tidak akan berubah dan tidak ada satu

apapun di dunia yang dapat mengubahnya. Orang Atoni menghormati gunung batu

kelahirannya. Hutan dan binatang-binatang yang ada di wilayah itu harus dijaga, tanah di situ

tidak boleh diberikan kepada mereka yang datang untuk merusak, Gunung itu adalah tempat

tinggal Allah dan arwah para leluhur, eksploitasi yang biadap akan diganjar dengan hukuman

yang mengerikan.34

Kekeramatan gunung Tunbes bagi keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu

memiliki makna yang sangat mendasar yakni makna bagi kehidupan keluarga Nuban,

Nubatonis, Tenis dan Asbanu, makna bagi perilaku manusia dan makna kekeramatan bagi

agama. Pertama: Makna keramat Tunbes bagi keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan

Asbanu adalah leluhur mereka tinggal di Tunbes, leluhur mereka meninggalkan nama bagi

anak cucu mereka, dengan kata lain tali pusat keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu

jatuh di gunung Tunbes dengan demikian identitas keluarga-keluarga ini tetap hidup dalam

sejarah dan perkembangan. Kedua: Makna keramat gunung Tunbes bagi perilaku adalah

34 Nuban Timo, Pemberita firman, 52.

Page 26: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxvi

terbentuknya perilaku yang baik manusia. Setiap orang yang mendatangi dan menaiki gunung

Tunbes dapat menjaga pikiran, tutur kata, dan perilaku mereka dan tidak melakukan yang

jahat. Hal ini membentuk tanggungjawab rasa saling menghargai antara sesama, alam dan

Tuhan. Ketiga adalah makna keramat bagi agama meskipun keluarga Nuban, Nubatonis,

Tenis, Asbanu melihat gunung Tunbes sebagai gunung keramat tetapi mereka bukan

penyembah berhala. Kekeramatan gunung Tunbes bagi agama adalah membentuk pribadi-

pribadi manusia yang menunjukan kemuliaan Allah dalam kehidupan.

Dari penjelasan-penjelasan tentang bagaimana penulis melihat gunung Tunbes

sebagai yang keramat maka ditekankan lagi bahwa pada dasarnya keramatnya gunung

Tunbes adalah sesuatu yang harus diwariskan kepada generasi-generasi baru sehingga apa

yang sudah menjadi tradisi keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu tetap ada. Bukan

suatu hal yang buruk jika simbol dari sejarah keluarga tetap dipertahankan. Fungsinya tidak

lain adalah untuk menanamkan nilai-nilai sejarah dalam diri masyarakat melalui budaya dan

tradisi, mempertahankan keseimbangan alam, menambah nilai dan norma dalam kehidupan

berperilaku manusia.

B. Upaya Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu untuk Menjaga dan

Melestarikan Kekeramatan Gunung Tunbes

Gunung Tunbes sebagai yang keramat dan membawa nilai serta dampak positif bagi

keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu, sehingga menjadi penting untuk terus

dilestarikan. Sudah dijelaskan sebelumnya tentang alasan keluarga-keluarga ini

mengkeramatkan gunung Tunbes. Eksistensi gunung Tunbes memiliki dampak positif bagi

perilaku masyarakat maka dalam menjaga kelestariannya keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis

dan Asbanu telah melakukan beberapa hal.

Dari hasil penelitian, penulis melihat bahwa kisah penghukuman yang diterima oleh

siapa saja yang berniat jahat ketika berada di gunung Tunbes merupakan sebuah mitos, cerita

yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan dibuat untuk memberi efek jera bagi pelaku

kejahatan. Cerita tentang adanya pantangan-pantangan seperti yang telah dijelaskan dalam

bagian sebelumnya berhubungan dengan gunung keramat. Fungsi mitos dalam kebudayaan

primitif ialah mengungkapkan, mengangkat dan merumuskan kepercayaan, melindungi dan

memperkuat moralitas, menjamin efisiensi dari ritus, serta memberi peraturan-peraturan

praksis untuk menuntun manusia.35

Fungsi mitos ini menjelaskan bahwa pantangan dan

35 Davamoni, Fenomenologi, 150-151.

Page 27: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxvii

hukuman yang dibuat di gunung Tunbes itu bertujuan untuk sesuatu yang baik dan layak

untuk diwariskan.

Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu menggunakan mitos untuk

mempertahankan kekeramatan gunung Tunbes. Mitos tidak dapat dibuktikan kebenarannya

tetapi tersebar dengan cepat dan memberi kesan layaknya sebuah kenyataan. Mitos

penghukuman dari leluhur sebagai penjaga gunung ketika manusia melakukan kesalahan

rupanya berhasil memotivasi banyak orang sehingga mereka taat dengan aturan-aturan yang

diberikan dan berlaku baik, layaknya orang beragama menjalankan aturan-aturan sebagai

bentuk ketaatan akan firman Tuhan dan bukan karena ketakutan terhadap mitos

penghukuman leluhur. Tujuan mitos bukan sekedar menetapkan suatu masyarakat, atau

menerangkan asal usul dunia, tetapi juga menghayati terus menerus kekuatan penciptaan

yang menjadi dasar dari segala keberadaan. Dengan mengisahkan kembali mitos-mitos

gunung Tunbes masyarakat tidak hanya mempelajari sesuatu melainkan menjadi sesuatu.

Sebagai yang keramat, suci dan sakral gunung Tunbes selalu dijauhkan dengan sikap-

sikap duniawi. Upaya ini berhasil dilakukan dengan larangan dan peringatan untuk tidak

berbuat yang jahat di tempat yang sakral dan kudus untuk menghindari malapetaka. Adapun

pantangan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilanggar yakni, menjaga pikiran, perkataan

dan tindakan untuk tidak menimbulkan yang jahat ketika berada di gunung Tunbes. Tujuan

utama dari tradisi suci bukanlah mau memberi kronologi peristiwa masa lampau, melainkan

memberikan dasar peristiwa awal mengenai masa lampau yang jaya untuk diulangi lagi di

masa kini.36

Melihat identitas keluarga Nuban Nubatonis, Tenis dan Asbanu yang hampir tidak

diketahui oleh suku-suku di Timor terutama generasi muda keluarga-keluarga tersebut maka

dari itu mereka telah berupaya melakukan pertemuan keluarga besar di Gunung Tunbes untuk

melakukan doa bersama, upacara adat dan melakukan tutur kepada anak cucu mereka. Doa,

upacara adat dan tutur yang mereka lakukan ini yang sebagai tradisi yang sampai saat ini

terus mereka lakukan. Fungsi tradisi tidak berbeda jauh dari fungsi budaya, fungsi tradisi

adalah: menentukan nilai-nilai dan moral masyarakat;37

menyediakan fragmen warisan

historis yang dipandang bermanfaat; memberikan legitimasi terhadap pandangan hidup,

keyakinan, pranata, dan aturan yang sudah ada.38

Jika fungsi tradisi seperti yang telah

dipaparkan pada kalimat-kalimat sebelumnya dapat kita pahami bahwa tradisi doa, upacara

36 Davamoni, Fenomenologi,150. 37 Ranjabar, Sistim sosial, 128. 38 Sztompka, Perubahan sosial, 74-75.

Page 28: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxviii

dan tutur yang dilakukan keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu bukanlah satu hal

yang salah dan harus diwariskan, karena dengan tradisi keluarga-keluarga tersebut menerima

warisan historis yang juga memotivasi manusia untuk menanamkan nilai-nilai yang luhur

dalam kehidupan dan juga memberikan legitimasi kepada mereka tentang pandangan hidup

antara manusia, alam dan Tuhan. Tradisi ini mereka yang ciptakan, tradisi mereka juga ikut

berkontribusi dalam kelestarian sejarah, kelestarian lingkungan, dan kekerabatan keluarga

Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu. Tradisi-tradisi dalam keluarga Nuban, Nubatonis,

Tenis dan Asbanu untuk berperilaku sopan dan baik jauh dari kejahatan membentuk perilaku

yang baik terhadap sesama dan alam.39

V. Kesimpulan

Gunung Tunbes dikeramatkan oleh keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu

sebagai bentuk rasa hormat kepada Tuhan dan leluhur. Secara keseluruhan bagian ini

menjelaskan bahwa keramatnya gunung Tunbes bukanlah sebuah berhala melainkan

merupakan budaya dari keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu. Seperti yang telah

disinggung dalam bagian-bagian sebelumnya bahwa budaya yang baik akan menghasilkan

masyarakat yang baik, maka budaya keluarga-keluarga ini menjadi kontribusi yang baik

dalam upaya memelihara rasa hormat dan kepedulian dari manusia terhadap alam, leluhur,

sesama serta Tuhan sendiri. Budaya ini juga tidak mengganggu sistem pemerintahan yang

berlangsung tetapi mendukung pemerintah, masyarakat yang bersangkutan ikut menjalankan

program-program yang dibuat pemerintah, demikian pemerintah juga menghargai budaya

setempat. Berjalannya tradisi doa, upacara dan tutur adat keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis

dan Asbanu setiap tahunnya juga didukung oleh pihak pemerintah dan keagamaan.

Dalam tulisan ini dijelaskan bahwa keramatnya gunung tersebut merupakan simbol

dari rasa hormat mereka kepada Tuhan dan leluhur sehingga gunung Tunbes menjadi yang

sakral dan bebas dari sifat-sifat duniawi. Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu

menceritakan kisah-kisah mitos yang meskipun tidak dapat dibuktikan tetapi berguna untuk

memberi efek jera bagi pelanggar aturan. Manfaat dari terjaganya gunung keramat Tunbes

dari tangan manusia yang berniat jahat adalah bahwa bukti sejarah keluarga Nuban,

Nubatonis, Tenis dan Asbanu tetap ada.

Saran

39 Nuban Timo Pemberita firman, 27.

Page 29: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxix

Generasi penerus keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis dan Asbanu selayaknya

mengetahui asal usul keluarganya sehingga hubungan sosial antara empat marga

tersebut bisa terjalin dengan baik mengingat tuntutan hidup telah membuat masing-

masing orang bertahan hidup di tempat dan caranya masing-masing sehingga tidak

saling tegur sapa. Oleh karena itu penting bagi generasi penerus mengetahui asal usul

keluarganya sehingga dimanapun dia berada keluarganya ini tidak menjadi yang asing

baginya.

Penting bagi pemerintah dan masyarakat yang tinggal di sekitar gunung Tunbes untuk

tetap menjaga dan melestarikan alam Tunbes dengan menjaga sakralnya Gunung

Tunbes, tidak memotong hutan dan berburu binatang. Adapun ketika kita menjaga

alam, alam akan memberi hasil yang baik pula bagi kita.

Pemerintah dan lembaga terkait untuk membuat situs sejarah bagi gunung Tunbes

seperti harapan masyarakat, agar sejarah tentang kerajaan Amanuban yang pernah

berdiri di Gunung Tunbes tidak terlupakan.

Agama dalam ruang lingkup gereja untuk bisa membangun kesadaran masyarakat

terhadap pentingnya alam bagi kehidupan manusia agar masyarakat tidak bertindak

semena-mena terhadap alam. Gereja juga membangun kesadaran masyarakat untuk

tetap melestarikan budaya dan tradisi sehingga bisa menjadi alat kontrol dalam

berperilaku dan bertindak.

Page 30: Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis ...€¦ · Studi Budaya Tentang Pandangan Keluarga Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, Di Desa Pili TTS Terhadap Makna Gunung

xxx

Daftar Pustaka

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2007. Sistem Pemerintahan Tradisonal di Timor Tengah

Selatan. Kupang: UPTD.

Herusatoto, Budiyono. 1984. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta; PT Handita,

Daeng, Hans J. 2000. Manusia Kebudayaan dan Lingkungan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Davamony, Maria Susai Fenomenologi Agama Yogyakarta: kanisius

Mulyana, Dedi dan Rakhmat Jalaludin 2010. Komunikasi AntarBudaya. Bandung:PT Remaja

Rosdakaya.

Peursen, C A Van. 1988. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Piotr Sztompka. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Grup.

Ranjabar, Jakobus. 2013 Sistim Sosial Budaya Indonesia. Bandung:Alfabeta.

Sastropunomo, M Suprihadi. 1982. Menghampiri Kebudayaan. Bandung: Penerbit Alumni.

Tapatap, Cornelis. 2006. Sejarah kerajaan di Pulau Timor Timor Tengah Selatan. TTS

Timo, Eben Nuban.2006. Pemberita Firman Pencinta Budaya. Jakarta: PT Gunung Mulia.

Wawancara

Wawancara dengan Bapak Yohanes Tenis tanggal 29 juli 2018

Wawancara dengan Bapak Yakob Nuban tanggal 27 juli 2018,

Wawancara dengan Bapak Alexander Nubatonis tanggal 27 juli 2018

Wawancara dengan Daniel Asbanu 4 Agustus 2018.

Wawancara dengan Agustinus Tenistuan tanggal 20 Agustus 2018

Website

Google. Malayan, Proto “Suku Dawan Nusa Tenggara Timur” Blog, (Januari 2013) diakses

pukul 07.44 AM.

http://protomalayans.blogspot.com/2013/01/suku-dawan.html