MAKALAH KOEFISIEN FENOL
-
Upload
erika-triasih-epsita -
Category
Documents
-
view
342 -
download
11
Transcript of MAKALAH KOEFISIEN FENOL
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
1/12
MAKALAH KOEFISIEN FENOL
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang KOEFISIEN FENOLyang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagi sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datng dari diri diri penyusun maupun yang dating dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang KOEFISIEN FENOL yang merupakn tugas dalam mata kuliah Teknik Analisa
Hayati.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar
dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan keritiknya.
Terima kasih.
Penulis
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
2/12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................. 1
DAFTAR ISI. 2
BAB I PENDAHULUAN 3A. LATAR BELAKANG MASALAH. 3
B. RUMUSAN
MASALAH.. 4C. TUJUAN
MAKALAH.. 4
BAB II PMBAHASAN............................................................................................ 4
A. BEBERAPA PENGERTIAN DAN ISTILAH KOEFISIEN FENOL.. 4B. UJI KOEFISIEN
FENOL..... 5
C. PRINSIP UJI KOEFISIENFENOL. 9
D. METODE KERJA UJI KOEFISIEN FENOL......9
E. CONTOH UJI KOEFISEN FENOL..9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN. 15
B. SARAN..15
DAFTAR PUSTAKA16
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
3/12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit telah menjadi pemikiran para ahli semenjak
penyakit-penyakit mulai dikenal. Berbagai macam substansi telah dicoba untuk memilih yang paling tepat
guna menghilangkan pencemaran oleh jasad renik terhadap benda-benda baik hidup ataupun mati.
Bahan anti mikroba yang ditemukan memiliki keefektifan yang bermacam-macam, dan pengunaannya
pun ditujukan terhadap hal-hal yang berbeda-beda pula. Salah satu jenis anti mikroba dikenal sebagai
disinfektan, merupakan suatu zat (biasanya kimia) yang dipakai untuk maksud disinfeksi pada bahan-
bahan tidak bernyawa.
Fenol adalah salah satu contoh disinfektan yang efektif dalam membunuh kuman. Pada konsentrasi
rendah, daya bunuhnya disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara aktif, dan selain itu
juga merusak membran sel dengan menurunkan tegangan permukaannya. Dengan persetujuan para ahli
dan peneliti, fenol dijadikan standar pembanding untuk menentukan aktivitas sesuatu disinfektan.
Zat-zat antimikroba yang dipergunakan untuk disinfeksi harus diuji keefektifannua. Cara menentukan
daya sterilisasi zat-zat tersebut adalah dengan melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk
membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang
sama. Berbagai pengenceran fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu
biakan Salmonella thyphosa atau Staphylococcus aureus.
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zatkristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus
kimianya adalahC6H5OH dan strukturnya memiliki gugushidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin
fenil.
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalamair,yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung
asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut
menjadikananion fenoksida C6H5O
yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan denganalkoholalifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan denganmereaksikan fenol denganNaOH,di mana fenol dapat melepaskan H
+. Pada keadaan yang sama,
alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital
antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui
cincin tersebut dan menstabilkan anionnya
B. Rumusan Masalah
Makalah ini disusun dengan rumusan makalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Koefisien Fenol?
2. Apa prinsip atau teori dasar Koefisien Fenol?3. Bagaimana cara kerja uji Koefisien Fenol?
4. Apa kelebihan dan kekurangan Koefisien Fenol?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mempermudah proses belajar Teknik Analisa Hayati.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kristalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidroksilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Anionhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkoholhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alifatikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Alifatikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkoholhttp://id.wikipedia.org/wiki/Anionhttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidroksilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kristal -
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
4/12
2. Utuk mengetahui cara uji Koefisien Fenol.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Analisa Hayati.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Beberapa Pengertian dan Istilah Koefisien Fenol
Koefisien fenoladalah perbandingan ukuran keampuhan suatu bahanantimikrobialdibandingkan
denganfenol.Fenol dijadikan pembanding karena fenol sering digunakan untuk mamtikan
mikroorganisme. Koefisien fenol yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa bahan antimikrobialtersebut kurang efektif dibandingkan fenol. Sebaliknya, apabila koefisien fenol lebih dari 1
artinya bahan mikrobial tersebut lebih ampuh daripada fenol
Koefisien fenol ditentukan dengan cara membagi pengenceran tertinghi dari fenol yang
mematikanmikroorganisme dalam sepuluh menit tetapi tidak mematikannya dalam lima menitterhadap pengenceran tertinggi bahan antimikrobial yang mematikan mikroorganisme dalam
sepuluh menit tetapi tidak dalam lima menit.
Fenol adalah salah satu contoh disinfektan yang efektif dalam membunuh kuman. Padakonsentrasi rendah, daya bunuhnya disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara
aktif, dan selain itu juga merusak membran sel dengan menurunkan tegangan permukaannya.
Dengan persetujuan para ahli dan peneliti, fenol dijadikan standar pembanding untukmenentukan aktivitas sesuatu disinfektan.
B. Uji Koefisien Fenol
Zat-zat antimikroba yang dipergunakan untuk disinfeksi harus diuji keefektifannya. Cara menentukan daya
sterilisasi zat-zat tersebut adalah dengan melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk membandingkan
aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran
fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu biakan Salmonella
thyphosa atau Staphylococcus aureus.
Tujuan dari uji koefisien fenol adalah untuk mengevaluasi daya anti mikroba suatu desinfektan dengan
memperkirakan potensi dan efektifitas desinfektan berdasarkan konsentrasi dan lamanya kontak terhadap kuman
dan membandingkannya terhadap fenol standard yang disebut koefisien fenol.
Dalam berbagai keperluan tentunya kita telah mengenal, bahkan mungkin menggunakan beberapa produk keperluan
rumah tangga, laboratorium, atau rumah sakit yang bernama desinfektan. Tidak jarang istilah desinfektan
dirancukan dengan istilah lain yakni antiseptik. Padahal keduanya memiliki definisi dan fungsi yang berbeda.
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Antimikrobial&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fenolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Fenolhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Antimikrobial&action=edit&redlink=1 -
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
5/12
Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian (Rismana,
2008).
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tapi tidak
semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik
tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan
desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi
pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.Walaupun
kita sering menggunakan produk desinfektan, sebagian besar konsumen tentunya belum mengenal jenis bahan kimia
apa yang ada dalam produk tersebut. Padahal bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan
sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan (Rismana, 2008).
Beberapa jenis bahan yang berfungsi sebagai desinfektan dijelaskan di bawah ini
Golongan aldehid
Bahan kimia golongan aldehid yang umum digunakan antara lain formaldehid, glutaraldehid dan glioksal. Golongan
aldehid ini bekerja dengan cara denaturasi dan umum digunakan dalam campuran air dengan konsentrasi 0,5% - 5%
. Daya aksi berada dalam kisaran jam, tetapi untuk kasus formaldehid
daya aksi akan semakin jelas dan kuat bila pelarut air diganti dengan alkohol.
Formaldehid pada konsentrasi di bawah 1,5% tidak dapat membunuh ragi dan jamur, dan memiliki ambang batas
konsentrasi kerja pada 0,5 ml/m3 atau 0,5 mg/l serta bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Larutan
formaldehid dengan konsentrasi 37% umum disebut formalin dan biasa digunakan utuk pengawetan mayat
(Rismana, 2008).
Glutaraldehid memiliki daya aksi yang lebih efektif disbanding formaldehid, Sehingga lebih banyak dipilih dalam
bidang virologi dan tidak berpotensi karsinogenik. Ambang batas konsentrasi kerja glutaraldehid adalah 0,1 ml/m3
atau 0,1 mg/l. Pada prinsipnya golongan aldehid ini dapat digunakan dengan spektrum aplikasi yang luas, Misalkan
formaldehid untuk membunuh mikroorganisme dalam ruangan, peralatan dan lantai, sedangkan glutaraldehid untuk
membunuh virus.
Keunggulan golongan aldehid adalah sifatnya yang stabil, persisten, dapat dibiodegradasi, dan cocok dengan
beberapa material peralatan. Sedangkan beberapa kerugiannya antara lain dapat mengakibatkan resistensi dari
mikroorganisme, untuk formaldehid diduga berpotensi bersifat karsinogen, berbahaya bagi kesehatan,
mengakibatkan iritasi pada sistem mukosa, aktivitas menurun dengan adanya protein serta berisiko menimbulkan api
dan ledakan (Rismana, 2008).
Golongan alkohol
Golongan alkohol merupakan bahan yang banyak digunakan selain golongan aldehid. Beberapa bahan di antaranya
adalah etanol, propanol dan isopropanol. Golongan alkohol bekerja dengan mekanisme denaturasi serta berdaya aksi
dalam rentang detik hingga menit dan untuk virus diperlukan waktu di atas 30 menit. Umum dibuat dalam campuran
air pada konsentrasi 70-90 %. Golongan alkohol ini tidak efektif untuk bakteri berspora serta kurang efektif bagi
virus non-lipoid. Penggunaan pada proses desinfeksi adalah untuk permukaan yang kecil, tangan dan kulit. Adapun
keunggulan golongan alkohol ini adalah sifatnya yangn stabil, tidak merusak material, dapat dibiodegradasi, kadangcocok untuk kulit dan hanya sedikit menurun aktivasinya bila berinteraksi dengan protein. Sedangkan beberapa
kerugiannya adalah berisiko tinggi terhadap api/ledakan dan sangat cepat menguap (Rismana, 2008).
Golongan pengoksidasi
Bahan kimia yang termasuk golongan pengoksidasi kuat dibagi ke dalam dua golongan yakni peroksida dan
peroksigen di antaranya adalah hidrogen peroksida, asam perasetik, kalium peroksomono sulfat, natrium perborat,
benzoil peroksida, kalium permanganat. Golongan ini membunuh mikroorganisme dengan cara mengoksidasi dan
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
6/12
umum dibuat dalam larutan air berkonsentrasi 0,02 %. Daya aksi berada dalam rentang detik hingga menit, tetapi
perlu 0,5 - 2 jam untuk membunuh virus. Pada prinsipnya golongan pengoksidasi dapat digunakan pada spektrum
yang luas, misalkan untuk proses desinfeksi permukaan dan sebagai sediaan cair. Kekurangan golongan ini terutama
oleh sifatnya yang tidak stabil, korosif, berisiko tinggi menimbulkan ledakan pada konsentrasi di atas 15 %, serta
perlu penanganan khusus dalam hal pengemasan dan sistem distribusi/transport (Rismana, 2008).
Golongan halogen
Golongan halogen yang umum digunakan adalah berbasis iodium seperti larutan iodium, iodofor, povidon iodium,
sedangkan senyawa terhalogenasi adalah senyawa anorganik dan organik yang mengandung gugus halogen terutama
gugus klor, misalnya natrium hipoklorit, klor dioksida, natrium klorit dan kloramin. Golongan ini berdaya aksi
dengan cara oksidasi dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan
konsentrasi 1-5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk mereduksi virus, tetapi tidak efektif untuk membunuh
beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Umum digunakan sebagai desinfektan pada pakaian, kolam renang,
lumpur air selokan (Rismana, 2008).
Adapun kekurangan dari golongan halogen dan senyawa terhalogenasi adalah sifatnya yang tidak stabil, sulit dibuat
dalam campuran air pada konsentrasi 70-90 %. Golongan alkohol ini tidak efektif untuk bakteri berspora serta
kurang efektif bagi virus non-lipoid. Penggunaan pada proses desinfeksi adalah untuk permukaan yang kecil, tangan
dan kulit. Adapun keunggulan golongan alkohol ini adalah sifatnya yangn stabil, tidak merusak material, dapat
dibiodegradasi, kadang cocok untuk kulit dan hanya sedikit menurun aktivasinya bila berinteraksi dengan protein.
Sedangkan beberapa kerugiannya adalah berisiko tinggi terhadap api/ledakan dan sangat cepat menguap (Rismana,
2008).
Golongan fenol
Senyawa golongan fenol dan fenol terhalogenasi yang telah banyak dipakai antara lain fenol (asam karbolik), kresol,
para kloro kresol dan para kloro xylenol. Golongan ini berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam rentang waktu
sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1-5%. Aplikasi proses desinfeksi
dilakukan untuk virus, spora tetapi tidak baik digunakan untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan
ragi. Umum digunakan sebagai dalam proses desinfeksi di bak mandi, permukaan dan lantai, serta dinding atau
peralatan yang terbuat dari papan/kayu. Adapun keunggulan dari golongan golongan fenol dan fenol terhalogenasi
adalah sifatnya yang stabil, persisten, dan ramah terhadap beberapa jenis material, sedangkan kerugiannya antara
lain susah terbiodegradasi, bersifat racun, dan korosif. Golongan garam amonium kuarterner Beberapa bahan kimia
yang terkenal dari golongan ini antara lain benzalkonium klorida, bensatonium klorida, dan setilpiridinium klorida
(Rismana, 2008).
Golongan ini berdaya aksi dengan cara aktif-permukaan dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum
digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1%-5%. Aplikasi untuk proses desinfeksi hanya untuk bakteri
vegetatif, dan lipovirus terutama untuk desinfeksi peralatannya. Keunggulan dari golongan garam amonium
kuarterner adalah ramah terhadap material, tidak merusak kulit, tidak beracun, tidak berbau dan bersifat sebagai
pengemulsi, tetapi ada kekurangannya yakni hanya dapat terbiodegradasi sebagian. Kekurangan yang lain yang
menonjol adalah menjadi kurang efektif bila digunakan pada pakaian, spon, dan kain pel karena akan terabsorpsi
bahan tersebut serta menjadi tidak aktif bila bercampur dengan sabun, protein, asam lemak dan senyawa fosfat.Salah satu produk yang sudah dipasarkan dari golongan ini diklaim efektif untuk membunuh parvovirus, di mana
virus ini merupakan jenis virus hidrofilik
yang sangat susah untuk dimatikan (Rismana, 2008).
Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya
adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
7/12
Struktur Fenol
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam,
artinya dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida
C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air (Aditya, 2009). Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan
fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak
dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan
sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat
dengan proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol dapat digunakan
sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol
merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol).
Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik (Aditya, 2009).
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya.
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka. Penyuntikan fenol
juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II.
Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kemah-kemah, terutama di Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini
dilakukan oleh dokter secara penyuntikan ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat
mengakibatkan kematian langsung (Aditya, 2009).
Bacillus subtilis
Bacillus subtilis berasal dari famili Bacillaceae, bersifat aerob berbentuk basil dan merupakan bakteri gram positif
yang membentuk endospora. Umumnya bekteri ini bersifat saprofit yang hidup di tanah, debu, tumbuh tumbuhan,
dan air. Jika hidup pada jaringan manusia, dapat menyebabkan infeksi, seperti infeksi mata.
Rangkaian genom lengkap dari Bacillus subtillis adalah bakteri gram positif pertama. Rangkaian genom ini memberi
pengetahuan signifikan terhadap kapasitas bakteri untuk digunakan secara luas sebagai sumber karbon dan untuk
mensekresi enzim penting bagi industri dalam jumlah yang besar. Rangkaian ini setidaknya mengandung sepuluh
pro fage atau lebih, yang berperan penting untuk infeksi bakteri dalam transfer dari gen selama perkembangan
evolusi bakteri.
Publikasi dari rangkaian genom lengkap bakteri gram positif, Bacillus subtilis, memberikan kontribusi yang sangat
besar untuk mempelajari bakteri lain dalam golongan ini. Bakteri gram positif mencakup beberapa pathogen pada
manusia, seperti penyebab Botulisme, Pneumonia, dan Tuberkulosis. Genom Bacillus subtilis menghasilkan banyak
gen yang mengkode transkripsi regulator. Gen ditemukan sebanyak 77 tipe yang berbeda dari protein pentransfer,
yang dapat mengambil nutrisi untuk bakteri dan mengeluarkan racun seperti antibiotik.
Media Nutrient Broth
Penyiapan media pertumbuhan mikroorganisme harus mengandung nutrisi yang dibutuhkan bakteri supaya dapat
tumbuh membentuk koloni dan harus steril sehingga tidak ada kontaminan dari lingkungan.Media pertumbuhan dasar untuk bakteri adalah Nutrient Broth (NB), Nutrient Agar (NA), Tryptic Soy Broth (TSB),
dan Tryptic Soy Agar (TSA).
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
8/12
C. PRINSIP UJI KOEFISIEN FENOL
membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama.
Berbagai pengenceran fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu biakan bakteri.
D. Metode Kerja Uji Koefisien Fenol
Cara Melakukan Uji Koefisien Fenol
Perbandingan aktivitas fenol dengan pengenceran baku terhadap aktivitas sampel dengan pengenceran tertentu, MIC( konsentrasi terendah dimana pertumbuhan bakteri terhambat ) suatu antiseptik terhadap bakteri tertentu
Metode pegenceran bertingkat dengan mengurangi konsentrasi zat sebanyak setengah dari konsentrasi awal dengan
volume yang sama
Metode turbidimetri, menentukan takaran dengan melihat kekeruhan yang terjadi setelah percobaan dilakukan
V1 C1 = V2 C2
Hasil kali konsentrasi dengan volume senyawa yang semula digunakan adalah sama dengan hasil kali konsentrasi
senyawa tersebut dalam volume setelah pengenceran.
Contoh Uji koefisien Fenol Dengan Disinfektan
I. Tujuan : Tujuan dari praktikum uji koefisien fenol adalah untuk mengevaluasi daya anti mikroba suatu
desinfektan dengan memperkirakan potensi dan efektifitas desinfektan berdasarkan konsentrasi dan
lamanya kontak terhadap kuman dan membandingkannya terhadap fenol standard yang disebut koefisien
fenol.
Prinsip :Pertumbuhan bakteri uji pada media yang sesuai setelah bakteri tersebut kontak dengan
disinfektan dalam waktu 5, 10, dan 15 menit.
Alat dan Bahan : Alat :
o Tabung reaksi
o Ose/sengkelit
o Pencatat waktu (stopwatch)
o Mc Farland III (109 kuman/ml)
o Vortex
o Stiker label
o Spiritus
Bahan :
o Kaldu nutrisi (Nutrient Broth)o Air suling steril
o Staphylococcus aureusATCC 25953 dalam agar nutrisi (Gram +)
o Salmonella thyphosaATCC 6539 dalam agar nutrisi (Gram -)
o Larutan NaCl fisiologis 0,9%
o Fenol standar
o Desinfektan uji
IV. Dasar Teori:
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
9/12
Zat-zat antimikroba yang dipergunakan untuk disinfeksi harus diuji keefektifannua. Cara menentukan
daya sterilisasi zat-zat tersebut adalah dengan melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk
membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang
sama. Berbagai pengenceran fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu
biakan Salmonella thyphosa atau Staphylococcus aureus.
V. Cara Kerja
1. Pembuatan media
Media kaldu nutrisi (Nutrient Broth) dimasukkan dalam 12 tabung reaksi ukuran 20 x 150 mm, volume masing-
masing dibuat 5 ml. Komposisi perliter terdiri dari pepton 10 g, ekstrak daging 5 g, dan NaCl 5 g; pH akhir 6,8.
1. Pembuatan inokulum
Bakteri Salmonella thyphosaatau Staphylococcus aureus sebelumnya telah ditanam pada agar nutrisi (Nutrient
Agar) miring dan diinkubasi pada suhu 37C selama 24-48 jam.
Tahap pengenceran bakteri uji adalah sebagai berikut:
a. Siapkan tabung reaksi berisi 2 ml NaCl fisiologis 0,9%
b. Pindahkan biakan S. thyphosa atau S. aureus tersebut (pilih salah satu) ke dalam larutan NaCl dengan ose, dan
setarakan kekeruhannya dengan larutan Mc Farland III (109 kuman/ml)
c. Suspensi kuman tersebut kini diperkirakan berisi 109 kuman/ml
d. Siapkan 3 buah tabung reaksi masing-masing berisi 4,5 ml NaCl fisiologis 0,9%
e. Pipet 0,5 ml dari suspensi kuman sebelumnya (109 kuman/ml), pindahkan ke salah satu tabung reaksi berisi 4,5 ml
NaCl. Suspensi kuman kini berkonsentrasi 108 kuman/ml
f. Lakukan pengenceran kedua dengan mengambil 0,5 ml dari suspensi kuman 108 dan memindahkannya ke dalam
tabung berisi 4,5 NaCl yang kedua. Suspensi kuman kini berkonsentrasi 107 kuman/ml
g. Pengenceran terakhir dilakukan dengan memindahkan 0,5 ml dari suspensi kuman 107 ke dalam tabung terakhir
NaCl. Suspensi kuman telah setara dengan 106 kuman/ml. Suspensi bakteri dengan konsentrasi inilah yang akan
digunakan untuk melakukan uji praktikum ini.
1. Pembuatan larutan baku fenol
Dibuat larutan persediaan baku fenol 5% dengan cara menimbang 2,5 g fenol dalam 50 ml air suling steril.
Kemudian dilakukan pengenceran konsentrasi menjadi 1:80 dengan mempipet 12,5 ml larutan fenol 5%
ditambahkan dengan 37,5 ml air suling steril pada tabung steril ukuran 25 x 150 mm.
1. Pembuatan larutan desinfektan
Pengenceran larutan desinfektan dilakukan pada tabung steril berukuran 25 x 150 mm. Tahapannya adalah sebagai
berikut:
a. Siapkan 4 buah tabung steril berisi aquades dengan volume yang berbeda-beda di dalamnya yaitu 9 ml, 7 ml, 4,5 ml,
dan 7 ml, secara berurutan
b. Lakukan pengenceran pertama dengan mempipet 1 ml larutan desinfektan ke dalam 9 ml air suling sehingga
konsentrasi menjadi 1:10
c. Pengenceran selanjutnya adalah dengan memindahkan 1 ml desinfektan 1:10 ke dalam tabung berisi 7 ml air suling.
Konsentrasi desinfektan pada tabung ini adalah 1:80
d. Pindahkan 0,5 ml desinfektan 1:80 ke dalam 4,5 ml aquades sehingga konsentrasi kini 1:100e. Pipet 0,5 ml desinfektan 1:100 ke dalam tabung berisi 7 ml air suling sehingga konsentrasi pada tabung ini adalah
1:150
f. Desinfektan yang akan dipakai selanjutnya adalah yang konsentrasinya 1:80, 1:100, dan 1:150. Oleh karena itu,
samakan volumenya masing-masing menjadi 5 ml
Media, bakteri uji, larutan fenol, dan desinfektan telah disiapkan. Dengan demikian kita dapat melakukan inokulasi
kuman uji dalam desinfektan dan fenol dengan memperhitungkan waktu kontak 5, 10, dan 15 menit secara akurat.
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
10/12
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
11/12
VII. Perhitungan
Koefisien fenol adalah hasil bagi dari faktor pengenceran tertinggi desinfektan dengan faktor pengenceran tertinggi
baku fenol yang masing-masing dapat membunuh bakteri uji dalam jangka waktu 10 menit, tetapi tidak membunuh
dalam jangka waktu 5 menit.
VIII.
PembahasanDari pengamatan praktikum kali ini didapatkan hasil tes fenol 1:80, suatu desinfektan dengan konsentrasi 1:80,1:100, dan 1:150. Tes fenol dengan pengenceran 1:80 pada tabel di atas menunjukkan bahwa kuman masih hidup
sampai menit ke-10 namun setelah 15 menit, kuman tersebut mati. Hal ini cukup rasional oleh karena semakin lama
fenol tersebut bekerja, semakin efektif pula daya disinfeksinya.
Pada pengenceran suatu desinfektan 1:80, tidak terdapat kuman sama sekali dari menit ke-5 sampai menit ke-15.
Dengan hasil tersebut, asumsi kami adalah desinfektan ini memiliki kefektifitasan yang cukup bagus sehingga dapat
langsung membunuh kuman dengan cepat.
Sementara pada pengenceran 1:100, tabung reaksi juga tidak menampakkan kekeruhan dan disimpulkan bahwa tidak
ada bakteri yang hidup.
Namun pada pengenceran desinfektan yang terakhir, yaitu 1:150, terdapat kekeruhan di menit ke-5 tetapi tidak pada
menit ke-10 dan ke-15. Kekeruhan pada pengenceran terakhir ini menimbulkan keraguan pada hasil dari
pengenceran 1:100, atau pada pengenceran 1:150 ini.
Oleh karena kesalahan yang kami lakukan pada praktikum ini, kita tidak dapat melakukan perhitungan koefisien
fenol.Terjadinya hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor kemungkinan. Faktor-faktor kemungkinan penyebab
terjadinya kesalahan kami antara lain adalah:
Pengerjaan praktikum secara paralelKegagalan yang terjadi dalam praktikum ini mungkin juga disebabkan oleh pengerjaan tabung Uji Disinfektan
secara paralel yang saat itu dimaksudkan untuk mempersingkat waktu pengerjaan. Pengerjaan secara paralel tersebut
telah mengakibatkan ketidakakuratan dan ketidaktelitian perhitungan waktu yang diperlukan.
Ketidakakuratan dalam pengambilan kuman menggunakan oseDalam menginokulasi kuman uji terhadap desinfektan, kami memindahkan kuman tersebut hanya dengan 1 ose.
Dengan penggunaan ose, terdapat kemungkinan kuman tidak terangkat sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan.
Sebab pada percobaan kami, banyak kuman yang mati. Pengambilan kuman dengan 2 ose mungkin dapat lebih
akurat.
Penggunaan spiritus yang berlebihanBanyaknya kuman yang mati juga dapat disebabkan terlalu seringnya dilakukan flambir pada pembuatan inokulum
dan pada penginokulasian kuman uji terhadap desinfektan. Kuman S. aureus dan S. thyphosatumbuh optimum pada
suhu 37C, oleh karena itu t idak diperlukan suhu panas yang berlebihan.
Pengenceran desinfektan yang tidak akuratPada percobaan kali ini, kami mungkin juga melakukan kesalahan ketika melakukan pengenceran desinfektan ke
dalam 1:80, 1:100, 1:150. Pengenceran yang dilakukan tidak akurat, yaitu terlalu banyak desinfektan yang
terkandung dalam 1:80 atau 1:100, sehingga desinfektan terlalu pekat dan tidak sebanding dengan jumlah kuman
yang dibiakkan.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan tidak dapat diambil kesimpulan karena tidak ditemukan hasil yang
sesuai.
-
8/11/2019 MAKALAH KOEFISIEN FENOL
12/12
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanKoefisien fenol adalah perbandingan ukuran keampuhan suatu bahanantimikrobial dibandingkan
denganfenol.Fenol dijadikan pembanding karena fenol sering digunakan untuk mamtikan
mikroorganisme. Koefisien fenol yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa bahan antimikrobialtersebut kurang efektif dibandingkan fenol. Sebaliknya, apabila koefisien fenol lebih dari 1artinya bahan mikrobial tersebut lebih ampuh daripada fenol
Tujuan dari uji koefisien fenol adalah untuk mengevaluasi daya anti mikroba suatu desinfektan dengan
memperkirakan potensi dan efektifitas desinfektan berdasarkan konsentrasi dan lamanya kontak terhadap kuman
dan membandingkannya terhadap fenol standard yang disebut koefisien fenol.
PRINSIP UJI KOEFISIEN FENOL membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol
dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume
tertentu biakan bakteri.
B. SaranPenulis berharap Uji Koefisien Fenol yang telah disajikan dalam bab pembahasan dapat dijadikan referensi ataupun
tambahan wawasan bagi pembaca sehingga dapat membedakannya dan dapat menerapkanya secara tepat dengan
tujuan memajukan pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/108-uji-koefisien-fenol.html 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Fenol
3. JEWETZ, 2007, MIKROBIOLOGI KEDOKTRAN,CETAKAN I EDISI 23, JAKARTA :
BUKU KEDOKTERAN EGC.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Antimikrobial&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fenolhttp://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/108-uji-koefisien-fenol.htmlhttp://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/108-uji-koefisien-fenol.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fenolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fenolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fenolhttp://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/108-uji-koefisien-fenol.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fenolhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Antimikrobial&action=edit&redlink=1