makalah kimia
-
Upload
sahlaini-fadhilah-xpdc -
Category
Documents
-
view
111 -
download
4
Transcript of makalah kimia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya
ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang terdiri dari
elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Percobaan ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui mana zat-zat yang dapat
menghantarkan arus listrik (elektrolit) atau yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
(nonelektrolit) dapat dengan melakukan percobaan penentuan larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
1.2 Tujuan
Untuk menentukan ciri-ciri larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana cara menentukan suatu larutan tergolong elektrolit kuat, elektrolit
lemah, atau nonelektrolit.
1.4 Manfaat Percobaan
Siswa dapat mengetahui suatu larutan tergolong dalam larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah, atau nonelektrolit.
Siswa dapat mengidentifikasi ciri – ciri larutan elektrolit kuat, elektrolit
lemah, atau nonelektrolit.
Siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
1
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Percobaan “ Identifikasi Sifat Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit” dilaksanakan di
Laboratorium Kimia MAN 1 Medan dalam keadaan ruangan
Tekanan Udara : 760 mmHg
Temperatur : 270C
Adapun peralatan yang digunakan seperti, rangkaian elektroda, gelas ukur, dan tissue
dalam keadaan baik.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Larutan Elektrolit
Larutan Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-
ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom
bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia
lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau
garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai
elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi
atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam,
basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang
berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa
yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh
ikatan ion NaCl yang *Larutan elektrolit dalam sebuah baterai
merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm
bentuk larutan dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. Sedangkan, dalam bentuk
solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang
bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael
Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan
terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena
ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada
laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.
3
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai
ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya
ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang terdiri dari
elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2.1.1 Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,
karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat
berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α = 1). Yang
tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain : NaOH,
KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl, KCl, KI,
Al2(SO4)3 dan lain-lain
2.1.2 Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus
listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi
kurang dari satu (0 < α < 1).
4
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup
ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini
disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam
larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam
persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh :
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain.
Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.
2.1.3 Larutan non-Elektrolit
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik, Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam
larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
Larutan urea
Larutan sukrosa
Larutan glukosa
Larutan alkohol dan lain-lain
5
2.2 Larutan HCL
2.2.1 Asam Klorida
Asam klorida
Nama
SistematisAsam klorida
Nama lain Klorana
Sifat
Rumus molekul HCl dalam air (H2O)
Massa molar 36,46 g/mol (HCl)
Penampilan
Cairan tak berwarna
sampai dengan
kuning pucat
Densitas 1,18 g/cm3 (variable)
Titik leleh−27,32 °C (247 K)
larutan 38%
Titik didih
110 °C (383 K),
larutan 20,2%;
48 °C (321 K),
larutan 38%.
Kelarutan dalam
airTercampur penuh
Keasaman (pKa) −8,0
6
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas
berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C,
100 kPa)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia termasuk
kedalam larutan elektrolit kuat. Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam
asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
ditangani dengan mewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal
sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800.
Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya
mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber,
Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern.
Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk
berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk
plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan
dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl
diproduksi setiap tahunnya.
2.2.2 Titrasi Asam Klorida
Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat
berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung
dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+:[8][9]
HCl + H2O → H3O+ + Cl−
7
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya dapat
digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam
kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air.[8][9]
Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang mengindikasikan
tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar.
Beberapa usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl.[10] Ketika
garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan
secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl− adalah konjugat basa yang sangat lemah
dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang kuat,
asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan
mencapai empat digit angka bermakna.[8][9]
Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik
yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak
berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia
mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi
menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena
alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa.
Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas.
Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam
analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat
2.2.3 Mengenal Kegunaan Larutan Asam Klorida
Larutan asam klorida atau yang biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam air, adalah
cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia berbahaya
atau B3.Di dalam tubuh HCl diproduksi dalam perut dan secara alami membantu
menghancurkan bahan makanan yang masuk ke dalam usus.
8
HCl biasanya diproduksi dengan konsentrasi 38%. Ketika dikirim ke industri pengguna,
HCl dikirim dengan konsentrasi antara 32~34%. Pembatasan konsentrasi HCl ini karena
tekanan uapnya yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan kesulitan ketika penyimpanan.
Lalu apa sajakah kegunaan HCl di kehidupan kita sehari-hari? Nah, berikut ini adalah
beberapa bidang yang memanfaatkan HCl, baik pada skala industri maupun skala rumah tangga.
1. Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi
oksida dari besi atau baja.
2. Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastik
polyvinyl chloride atau PVC.
3. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium
chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan
flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
4. Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah cair industri,
sebelum dibuang ke badan air penerima.
5. HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange
resin).
6. Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam
sebuah larutan.
7. Asam klorida juga berguna sebagai bahan pembuatan cairan pembersih porselen.
8. HCl digunakan pada proses produksi gelatin dan bahan aditif pada makanan.
9. Pada skala industri, HCl juga digunakan dalam proses pengolahan kulit.
10. Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau biasa disebut dengan aqua regia,
adalah campuran untuk melarutkan emas.
11. Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada proses produksi
baterai, kembang api dan lampu blitz kamera.
12. dll.
9
2.3 Larutan Asam Asetat
2.3.1 Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Ia termasuk kedalam larutan
elektrolit lemah. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam
bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat
glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
10
Asam asetat
Informasi
Nama
sistematis
Asam etanoat
Asam asetat
Nama alternatif
Asam metanakarboksilat
Asetil hidroksida (AcOH)
Hidrogen asetat (HAc)
Asam cuka
Rumus molekul CH3COOH
Massa molar 60.05 g/mol
Titik lebur 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F)[1]
Titik didih 118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)[1]
Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal
Keasaman (pKa) 4.76 pada 25 °C
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah
asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan
bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti
polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga,
asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia
akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
2.3.2 sifat-sifat kimia
Keasaman
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam karboksilat seperti asam
asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat
adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat
(CH3COO−). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka
rumah) memiliki pH sekitar 2.4.
Dimer siklis
Dimer siklis dari asam asetat, garis putus-putus melambangkan ikatan hidrogen.
11
Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat berpasangan
membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.[2] Dimer juga dapat dideteksi pada
uap bersuhu 120 °C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam pelarut tak-berikatan-
hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni.[3] Dimer dirusak dengan adanya
pelarut berikatan hidrogen (misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0–
66.0 kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol–1 K–1.[4] Sifat dimerisasi ini juga dimiliki
oleh asam karboksilat sederhana lainnya.
Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol.
Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan
baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak
dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut
polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan
bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.
2.3.3 Reaksi-reaksi kimia
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng,
membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam asetat juga
dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal
adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat
larut dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat. Contoh reaksi
pembentukan garam asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk
lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya asam asetat
diangkut dengan tangki-tangki aluminium.
12
Dua reaksi organik tipikal dari asam asetat
Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan garam
asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi dengan logam, dan
menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi dengan garam karbonat atau
bikarbonat. Reaksi organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol
melalui reduksi, pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida
asetat melalui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua molekul
asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi Fischer, dan juga
pembentukan amida. Pada suhu 440 °C, asam asetat terurai menjadi metana dan karbon dioksida,
atau ketena dan air.
2.4 Larutan Glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida, dalam larutan merupakan jenis larutan nonelektronik.
Glukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi
hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi
respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.
13
Gambaran proyeksi Haworth struktur glukosa (α-D-glukopiranosa)
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang
mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO).
Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk
paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus
samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam
di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan
dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita
dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu
banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga
akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme
tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang
tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini
(glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi
ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski
begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal
(‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.
2.5 Air
Air dalam tiga wujudnya, cairan di laut, es yang mengambang, dan awan di udara yang
merupakan uap air.
14
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-
puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus
air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak
tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga
diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa
dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
2.5.1 Sifat Kimia dan Fisika Air
Sifat-sifat kimia dan fisika
Air
Informasi dan sifat-sifat
Nama sistematis
air
Nama alternatifaqua, dihidrogen monoksida,Hidrogen Hidroksida
Rumus molekul H2O
Massa molar 18.0153 g/mol
Titik lebur 0 °C (273.15 K) (32 °F)
Titik didih 100 °C (373.15 K) (212 °F)
Kalor jenis 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)
15
2.5.2 Kelarutan (Solvasi)
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur
dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik"
(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak),
disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh
dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul
dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-
menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam
air.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bahan
Larutan HCL 1 molaritas 60 ml
Larutan CH3COOH 1 molaritas 60 ml
Larutan Gula 60 ml
Air sumur 60 ml
3.2 Alat
Rangkaian alat 1 buah
Gelas ukur 4 buah
Tissu
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Larutan HCL
Dituangkan larutan HCL 1 molaritas kedalam gelas ukur sebanyak 60 ml.
Dicelupkan alat penguji elektrolit kedalam larutan tersebut
Kemudian, di amati dan di catat hasilnya.
3.3.2 Larutan CH3COOH
Dituangkan Larutan CH3COOH 1 molaritas kedalam gelas ukur sebanyak
60 ml.
Dicelupkan alat penguji elektrolit kedalam larutan Larutan CH3COOH
17
Kemudian, di amati dan di catat hasilnya.
3.3.3 Larutan Gula
Dituangkan Larutan Gula kedalam gelas ukur sebanyak 60 ml.
Dicelupkan alat penguji elektrolit kedalam larutan gula
Kemudian, di amati dan di catat hasilnya.
3.3.4 Air sumur
Dituangkan Air sumur kedalam gelas ukur sebanyak 60 ml
Dicelupkan alat penguji elektrolit kedalam air sumur
Kemudian, di amati dan di catat hasilnya.
3.4 Gambar Rangkaian Alat
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah dilakukan percobaan, maka diperoleh data sebagai berikut:
Larutan Nyala Lampu Gelembung Gas
Larutan HCL 1 M Terang Banyak gelembung gas
Larutan CH3COOH 1 M Mati Banyak gelembung gas
Larutan glukosa Mati Tidak ada gelembung
Air sumur Mati Tidak ada gelembung
4.2 Pembahasan
Dalam percobaan tahapan yang pertama adalah menentukan jenis larutan HCl 1M,
hasilnya adalah larutan ini termasuk larutan elektrolit kuat. Hal ini ditandai dengan adanya nyala
lampu yang terang dan terdapat banyak gelembung gas.
Dalam percobaan tahapan yang adalah menentukan jenis larutan CH3COOH 1M,
hasilnya adalah larutan ini termasuk larutan elektrolit lemah. Hal ini ditandai dengan tidak
adanya nyala lampu namun terdapat banyak gelembung gas.
Dalam percobaan tahapan yang ketiga adalah menentukan jenis larutan gula, hasilnya
adalah larutan ini termasuk larutan nonelektrolit. Hal ini ditandai dengan tidak adanya nyala
lampu dan tidak ada gelembung gas.
Dan yang terakhir, dalam percobaan tahapan yang keempat ini adalah menentukan jenis
larutan air sumur, hasilnya adalah air sumur ini termasuk larutan nonelektrolit. Hal ini ditandai
dengan tidak adanya nyala lampu dan tidak ada gelembung gas.
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ”Identifikasi Sifat Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”,
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik
ditandai dengan lampu nyala terang dan banyak gelembung gas. Contoh: Larutan HCL 1
M
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
daya yang lemah hal ini ditandai dengan lampu nyala redup/tidak nyala dan sedikit
gelembung gas. Contoh: Larutan CH3COOH 1 M
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik ditandai
dengan lampu tidak nyala dan tidak ada gelembung gas. Contoh: larutan glukosa dan air
sumur.
5.2 Saran
Hendaknya pelaksanaan praktikum lebih dikoordinir lagi.
Kelengkapan alat harus tersedia, yaitu hendaknya semua wadah larutan menggunakan
gelas ukur.
Adanya pensteril alat, seperti rangkaian elektroda yang harus dipakai dengan beberapa
jenis larutan agar menghindari ketidaksesuaian percobaan.
Hendaknya disediakan peralatan pengaman seperti, sarung tangan dan masker untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Anonima.2009.larutan elektrolit. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/jenis-
jenis-larutan-dan-larutan-elektrolit/.16 April 2009
Anonimb.2010.larutan elektrolit. http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan .1 April 2010
AnonimC.2010.larutanelektrolit. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/METI
%20MARAYANTI_0606809/larutan_elektrolit.html. 2010
Anonimd.2009.asamklorida.http://anekailmu.blogspot.com/2009/06/mengenal-kegunaan-larutan-
asam-klorida.html.08 juni 2009
Anonime.2010.asam asetat. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat. 1 April 2010
Anonimf.2010.larutan glukosa, http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa.1 April 2010-04-23
Anonimg..2010.air. http://id.wikipedia.org/wiki/Air.1 April 2010
21