makalah kimia

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Percobaan ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui mana zat-zat yang dapat menghantarkan arus listrik (elektrolit) atau yang tidak dapat menghantarkan arus listrik (nonelektrolit) dapat dengan melakukan percobaan penentuan larutan elektrolit dan nonelektrolit. 1.2 Tujuan Untuk menentukan ciri-ciri larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit. 1.3 Rumusan Masalah Bagaimana cara menentukan suatu larutan tergolong elektrolit kuat, elektrolit lemah, atau nonelektrolit. 1

Transcript of makalah kimia

Page 1: makalah kimia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan  pada  daya 

ionisasi),  larutan  dibagi  menjadi  dua,  yaitu larutan  elektrolit,  yang  terdiri  dari 

elektrolit  kuat  dan  elektrolit lemah serta larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah

larutan yang  dapat  menghantarkan  arus  listrik,  sedangkan  larutan  non elektrolit

adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Percobaan ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui mana zat-zat yang dapat

menghantarkan arus listrik (elektrolit) atau yang tidak dapat menghantarkan arus listrik

(nonelektrolit) dapat dengan melakukan percobaan penentuan larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

1.2 Tujuan

Untuk menentukan ciri-ciri larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan

nonelektrolit.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana cara menentukan suatu larutan tergolong elektrolit kuat, elektrolit

lemah, atau nonelektrolit.

1.4 Manfaat Percobaan

Siswa dapat mengetahui suatu larutan tergolong dalam larutan elektrolit kuat,

elektrolit lemah, atau nonelektrolit.

Siswa dapat mengidentifikasi ciri – ciri larutan elektrolit kuat, elektrolit

lemah, atau nonelektrolit.

Siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1

Page 2: makalah kimia

1.5 Ruang Lingkup Percobaan

Percobaan “ Identifikasi Sifat Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit” dilaksanakan di

Laboratorium Kimia MAN 1 Medan dalam keadaan ruangan

Tekanan Udara : 760 mmHg

Temperatur : 270C

Adapun peralatan yang digunakan seperti, rangkaian elektroda, gelas ukur, dan tissue

dalam keadaan baik.

2

Page 3: makalah kimia

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Larutan Elektrolit

Larutan Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-

ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom

bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia

lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau

garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai

elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi

atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam,

basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang

berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa

yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh

ikatan ion NaCl yang *Larutan elektrolit dalam sebuah baterai

merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm

bentuk larutan dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. Sedangkan, dalam bentuk

solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya

gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang

bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael

Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan

terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena

ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada

laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.

3

Page 4: makalah kimia

HCl(aq)→ H+(aq)  +  Cl-(aq)

Reaksi reduksi         : 2H+(aq)  + 2e-  →  H2(g

Reaksi oksidasi       : 2Cl-(aq)  →  Cl2(g)  +  2e-

Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai

ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)

Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan  pada  daya 

ionisasi),  larutan  dibagi  menjadi  dua,  yaitu larutan  elektrolit,  yang  terdiri  dari 

elektrolit  kuat  dan  elektrolit lemah serta larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah

larutan yang  dapat  menghantarkan  arus  listrik,  sedangkan  larutan  non elektrolit

adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

2.1.1 Larutan Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,

karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya  air),  seluruhnya  dapat 

berubah  menjadi  ion-ion  dengan harga derajat ionisasi adalah satu  (α  =  1). Yang

tergolong elektrolit kuat adalah :

Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.

Basa  kuat,  yaitu  basa-basa  golongan  alkali  dan  alkali  tanah, antara lain : NaOH,

KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.

Garam-garam  yang  mempunyai  kelarutan  tinggi,  antara  lain : NaCl, KCl, KI,

Al2(SO4)3 dan lain-lain

2.1.2 Larutan Elektrolit Lemah

Larutan   elektrolit   lemah   adalah   larutan   yang   mampu menghantarkan  arus 

listrik  dengan  daya  yang  lemah,  dengan  harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi

kurang dari satu (0 < α < 1).

4

Page 5: makalah kimia

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup

ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini

disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam

larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam

persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).

Contoh :

CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)

Yang tergolong elektrolit lemah adalah:

Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2S  dan  lain-lain.

Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.

Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

2.1.3 Larutan non-Elektrolit

Larutan   non-elektrolit   adalah   larutan   yang   tidak   dapat menghantarkan 

arus  listrik,  Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam

larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat menghantarkan arus listrik.

Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :

Larutan urea

Larutan sukrosa

Larutan glukosa

Larutan alkohol dan lain-lain

5

Page 6: makalah kimia

2.2 Larutan HCL

2.2.1 Asam Klorida

Asam klorida

Nama

SistematisAsam klorida

Nama lain Klorana

Sifat

Rumus molekul HCl dalam air (H2O)

Massa molar 36,46 g/mol (HCl)

Penampilan

Cairan tak berwarna

sampai dengan

kuning pucat

Densitas 1,18 g/cm3 (variable)

Titik leleh−27,32 °C (247 K)

larutan 38%

Titik didih

110 °C (383 K),

larutan 20,2%;

48 °C (321 K),

larutan 38%.

Kelarutan dalam

airTercampur penuh

Keasaman (pKa) −8,0

6

Page 7: makalah kimia

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas

berlaku

pada temperatur dan tekanan standar (25°C,

100 kPa)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia termasuk

kedalam larutan elektrolit kuat. Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam

asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus

ditangani dengan mewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.

Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal

sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800.

Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya

mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber,

Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern.

Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk

berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk

plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan

dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl

diproduksi setiap tahunnya.

2.2.2 Titrasi Asam Klorida

Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat

berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung

dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+:[8][9]

HCl + H2O → H3O+ + Cl−

7

Page 8: makalah kimia

Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya dapat

digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam

kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air.[8][9]

Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang mengindikasikan

tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar.

Beberapa usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl.[10] Ketika

garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan

secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl− adalah konjugat basa yang sangat lemah

dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang kuat,

asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan

mencapai empat digit angka bermakna.[8][9]

Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik

yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak

berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia

mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi

menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena

alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik.

Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa.

Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas.

Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam

analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat

2.2.3 Mengenal Kegunaan Larutan Asam Klorida

Larutan asam klorida atau yang biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam air, adalah

cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia berbahaya

atau B3.Di dalam tubuh HCl diproduksi dalam perut dan secara alami membantu

menghancurkan bahan makanan yang masuk ke dalam usus.

8

Page 9: makalah kimia

HCl biasanya diproduksi dengan konsentrasi 38%. Ketika dikirim ke industri pengguna,

HCl dikirim dengan konsentrasi antara 32~34%. Pembatasan konsentrasi HCl ini karena

tekanan uapnya yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan kesulitan ketika penyimpanan.

Lalu apa sajakah kegunaan HCl di kehidupan kita sehari-hari? Nah, berikut ini adalah

beberapa bidang yang memanfaatkan HCl, baik pada skala industri maupun skala rumah tangga.

1. Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi

oksida dari besi atau baja.

2. Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastik

polyvinyl chloride atau PVC.

3. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium

chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan

flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.

4. Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah cair industri,

sebelum dibuang ke badan air penerima.

5. HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange

resin).

6. Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam

sebuah larutan.

7. Asam klorida juga berguna sebagai bahan pembuatan cairan pembersih porselen.

8. HCl digunakan pada proses produksi gelatin dan bahan aditif pada makanan.

9. Pada skala industri, HCl juga digunakan dalam proses pengolahan kulit.

10. Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau biasa disebut dengan aqua regia,

adalah campuran untuk melarutkan emas.

11. Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada proses produksi

baterai, kembang api dan lampu blitz kamera.

12. dll.

9

Page 10: makalah kimia

2.3 Larutan Asam Asetat

2.3.1 Asam Asetat

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang

dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Ia termasuk kedalam larutan

elektrolit lemah. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam

bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat

glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.

10

Asam asetat

Informasi

Nama

sistematis

Asam etanoat

Asam asetat

Nama alternatif

Asam metanakarboksilat

Asetil hidroksida (AcOH)

Hidrogen asetat (HAc)

Asam cuka

Rumus molekul CH3COOH

Massa molar 60.05 g/mol

Titik lebur 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F)[1]

Titik didih 118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)[1]

Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal

Keasaman (pKa) 4.76 pada 25 °C

Page 11: makalah kimia

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah

asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya

terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan

bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti

polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.

Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga,

asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia

akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur

ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.

2.3.2 sifat-sifat kimia

Keasaman

Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam karboksilat seperti asam

asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat

adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat

(CH3COO−). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka

rumah) memiliki pH sekitar 2.4.

Dimer siklis

Dimer siklis dari asam asetat, garis putus-putus melambangkan ikatan hidrogen.

11

Page 12: makalah kimia

Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat berpasangan

membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.[2] Dimer juga dapat dideteksi pada

uap bersuhu 120 °C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam pelarut tak-berikatan-

hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni.[3] Dimer dirusak dengan adanya

pelarut berikatan hidrogen (misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0–

66.0 kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol–1 K–1.[4] Sifat dimerisasi ini juga dimiliki

oleh asam karboksilat sederhana lainnya.

Sebagai Pelarut

Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol.

Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan

baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak

dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut

polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan

bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.

2.3.3 Reaksi-reaksi kimia

Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng,

membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam asetat juga

dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal

adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat

larut dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat. Contoh reaksi

pembentukan garam asetat:

Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)

NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk

lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya asam asetat

diangkut dengan tangki-tangki aluminium.

12

Page 13: makalah kimia

Dua reaksi organik tipikal dari asam asetat

Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan garam

asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi dengan logam, dan

menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi dengan garam karbonat atau

bikarbonat. Reaksi organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol

melalui reduksi, pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida

asetat melalui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua molekul

asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi Fischer, dan juga

pembentukan amida. Pada suhu 440 °C, asam asetat terurai menjadi metana dan karbon dioksida,

atau ketena dan air.

2.4 Larutan Glukosa

Glukosa, suatu gula monosakarida, dalam larutan merupakan jenis larutan nonelektronik.

Glukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi

hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi

respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.

13

Page 14: makalah kimia

Gambaran proyeksi Haworth struktur glukosa (α-D-glukopiranosa)

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang

mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO).

Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk

paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus

samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam

di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan

dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.

Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita

dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu

banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga

akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme

tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang

tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini

(glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi

ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski

begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal

(‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

2.5 Air

Air dalam tiga wujudnya, cairan di laut, es yang mengambang, dan awan di udara yang

merupakan uap air.

14

Page 15: makalah kimia

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%

permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi Air

sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-

puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,

danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus

air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi

mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak

tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga

diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa

dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan

satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.

2.5.1 Sifat Kimia dan Fisika Air

Sifat-sifat kimia dan fisika

Air

Informasi dan sifat-sifat

Nama sistematis

air

Nama alternatifaqua, dihidrogen monoksida,Hidrogen Hidroksida

Rumus molekul H2O

Massa molar 18.0153 g/mol

Titik lebur 0 °C (273.15 K) (32 °F)

Titik didih 100 °C (373.15 K) (212 °F)

Kalor jenis 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)

15

Page 16: makalah kimia

2.5.2 Kelarutan (Solvasi)

Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur

dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik"

(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak),

disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh

dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul

dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-

menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam

air.

16

Page 17: makalah kimia

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan

Larutan HCL 1 molaritas 60 ml

Larutan CH3COOH 1 molaritas 60 ml

Larutan Gula 60 ml

Air sumur 60 ml

3.2 Alat

Rangkaian alat 1 buah

Gelas ukur 4 buah

Tissu

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Larutan HCL

Dituangkan larutan HCL 1 molaritas kedalam gelas ukur sebanyak 60 ml.

Dicelupkan alat penguji elektrolit kedalam larutan tersebut

Kemudian, di amati dan di catat hasilnya.

3.3.2 Larutan CH3COOH

Dituangkan Larutan CH3COOH 1 molaritas kedalam gelas ukur sebanyak

60 ml.

Dicelupkan alat penguji elektrolit kedalam larutan Larutan CH3COOH

17

Page 18: makalah kimia

Kemudian, di amati dan di catat hasilnya.

3.3.3 Larutan Gula

Dituangkan Larutan Gula kedalam gelas ukur sebanyak 60 ml.

Dicelupkan alat penguji elektrolit kedalam larutan gula

Kemudian, di amati dan di catat hasilnya.

3.3.4 Air sumur

Dituangkan Air sumur kedalam gelas ukur sebanyak 60 ml

Dicelupkan alat penguji elektrolit kedalam air sumur

Kemudian, di amati dan di catat hasilnya.

3.4 Gambar Rangkaian Alat

18

Page 19: makalah kimia

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan percobaan, maka diperoleh data sebagai berikut:

Larutan Nyala Lampu Gelembung Gas

Larutan HCL 1 M Terang Banyak gelembung gas

Larutan CH3COOH 1 M Mati Banyak gelembung gas

Larutan glukosa Mati Tidak ada gelembung

Air sumur Mati Tidak ada gelembung

4.2 Pembahasan

Dalam percobaan tahapan yang pertama adalah menentukan jenis larutan HCl 1M,

hasilnya adalah larutan ini termasuk larutan elektrolit kuat. Hal ini ditandai dengan adanya nyala

lampu yang terang dan terdapat banyak gelembung gas.

Dalam percobaan tahapan yang adalah menentukan jenis larutan CH3COOH 1M,

hasilnya adalah larutan ini termasuk larutan elektrolit lemah. Hal ini ditandai dengan tidak

adanya nyala lampu namun terdapat banyak gelembung gas.

Dalam percobaan tahapan yang ketiga adalah menentukan jenis larutan gula, hasilnya

adalah larutan ini termasuk larutan nonelektrolit. Hal ini ditandai dengan tidak adanya nyala

lampu dan tidak ada gelembung gas.

Dan yang terakhir, dalam percobaan tahapan yang keempat ini adalah menentukan jenis

larutan air sumur, hasilnya adalah air sumur ini termasuk larutan nonelektrolit. Hal ini ditandai

dengan tidak adanya nyala lampu dan tidak ada gelembung gas.

19

Page 20: makalah kimia

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan ”Identifikasi Sifat Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”,

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik

ditandai dengan lampu nyala terang dan banyak gelembung gas. Contoh: Larutan HCL 1

M

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan

daya yang lemah hal ini ditandai dengan lampu nyala redup/tidak nyala dan sedikit

gelembung gas. Contoh: Larutan CH3COOH 1 M

Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik ditandai

dengan lampu tidak nyala dan tidak ada gelembung gas. Contoh: larutan glukosa dan air

sumur.

5.2 Saran

Hendaknya pelaksanaan praktikum lebih dikoordinir lagi.

Kelengkapan alat harus tersedia, yaitu hendaknya semua wadah larutan menggunakan

gelas ukur.

Adanya pensteril alat, seperti rangkaian elektroda yang harus dipakai dengan beberapa

jenis larutan agar menghindari ketidaksesuaian percobaan.

Hendaknya disediakan peralatan pengaman seperti, sarung tangan dan masker untuk

mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

20

Page 21: makalah kimia

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Anonima.2009.larutan elektrolit. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/jenis-

jenis-larutan-dan-larutan-elektrolit/.16 April 2009

Anonimb.2010.larutan elektrolit. http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan .1 April 2010

AnonimC.2010.larutanelektrolit. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/METI

%20MARAYANTI_0606809/larutan_elektrolit.html. 2010

Anonimd.2009.asamklorida.http://anekailmu.blogspot.com/2009/06/mengenal-kegunaan-larutan-

asam-klorida.html.08 juni 2009

Anonime.2010.asam asetat. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat. 1 April 2010

Anonimf.2010.larutan glukosa, http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa.1 April 2010-04-23

Anonimg..2010.air. http://id.wikipedia.org/wiki/Air.1 April 2010

21