MAKALAH KIMIA LARUTAN

28
LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTORIT DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN KIMIA DI SMAN 2 BENGKULU Disusun oleh: Dwi Yulystine Tanawi X Akselerasi 1

Transcript of MAKALAH KIMIA LARUTAN

Page 1: MAKALAH KIMIA LARUTAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTORIT

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN KIMIA DI SMAN 2 BENGKULU

Disusun oleh: Dwi Yulystine Tanawi

X Akselerasi

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL ( DIKNAS )SMAN 2 KOTA BENGKULU

TAHUN 2009/2010

1

Page 2: MAKALAH KIMIA LARUTAN

HALAMAN PENGESAHAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTROLIT

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN KIMIA

Disahkan , di Bengkulu tanggal 5 Desember 2009

Mengetahui :

Kepala Sekolah SMAN 2 Guru PembimbingKota Bengkulu

Drs. Yandiono Sri MeinartiNIP. NIP.

KATA PENGANTAR

2

Page 3: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini. Salah

satunya kepada Bu Sri Meinarti selaku guru pembimbing yang senantiasa

sabar dan setia membimbing penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan

dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada kepala sekolah SMAN 2 Kota Bengkulu Bpk. Drs. Yandiono.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melaksanakan tugas

mata pelajaran kimia. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalam

penyusunannya. Penulis senantiasa menerima kritik dan saran dari pembaca

demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi

semua yang membacanya. Terima kasih sebesar-besarnya disampaikan oleh

penulis atas bantuan dan partisipasinya.

Bengkulu, 5 Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI

3

Page 4: MAKALAH KIMIA LARUTAN

HALAMAN JUDUL …………………………………….….…….1HALAMAN PENGESAHAN …………………………….……....2KATA PENGANTAR ………………………………….................3DAFTAR ISI …………………………………………….………..4

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ……………………….................51.2 Rumusan Masalah ………………………….…...51.3 Ruang Lingkup Masalah ………………….…….61.4 Tujuan Penulisan ……………………..................6

1.4.1 Tujuan Umum …………………….............61.4.2 Tujuan Khusus ……………………….…...6

1.5 Manfaat Penulisan ………………….........……...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Larutan …...…….……………………………....7 2.1.1 Komponen Larutan……………….............82.2 Konduktor dan Isolator…………………………82.3 Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektolit..…10

2.3.1 Larutan Elektrolit Kuat dan Lemah……..112.3.2 Mekanisme dan Daya Hantar Larutan…..122.3.3 Teori Ion Svante Arrhenius……………...152.3.4 Elektrolit Senyawa Ion & Kovalen Polar..16

BAB III PENUTUP

Kesimpulan …………………………...…………..19Saran ………………………………...……............19Kritik ……………………… ……………………..19

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

4

Page 5: MAKALAH KIMIA LARUTAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan

berbagai zat kimia yang dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk, salah

satunya dalam bentuk larutan yang akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini.

Misalnya garam dapur (NaCl). Selain untuk memperkaya rasa masakan,

ternyata garam dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini mempunyai banyak

kegunaan lain. Ternyata garam dapur (NaCl) dalam bentuk larutan jika

disambungkan dengan power supply dapat menghantarkan arus listrik dan

membuat lampu menyala.

Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air

suling, larutan gula, asam asetat, amoniak, asam sulfat, asam klorida, natrium

klorida, dan natrium hidroksida. Di antara larutan-larutan tersebut dibagi

menjadi dua kelompok secara garis besar, yaitu larutan elektrolit dan larutan

nonelektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu

larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Untuk lebih lengkapnya

akan dibahas lebih jauh dalam tinjauan pustaka.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan larutan

nonelektrolit?

Bagaimanakah cara menentukan apakah suatu larutan tergolong

elektrolit atau nonelektrolit?

Apa saja contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit?

1.3 RUANG LINGKUP MASALAH

5

Page 6: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Dalam hal ini penulis ingin menjawab rumusan masalah secara global

(mendunia).

1.4 TUJUAN PENULISAN

1.4.1 TUJUAN UMUM

Untuk mempelajari segala hal mengenai larutan elektrolit dan

nonelektrolit serta mengetahui apa saja contoh-contohnya.

1.4.2 TUJUAN KHUSUS

1. Menambah wawasan dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit.

2. Mengetahui cara menentukan apakah suatu larutan termasuk larutan

elektrolit atau nonelektrolit.

3. Dapat mengetahui contoh-contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit

dalam kehidupan sehari-hari.

1.5 MANFAAT PENULISAN

Makalah ini dibuat agar pembaca dapat bertambah wawasannya

mengenai pelajaran kimia, terutama mengenai pelajaran kimia kelas 1B SMA

(Sekolah Menengah Atas) yang berjudul Larutan Elekrolit dan Nonelektrolit.

Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat

mengetahui apa itu larutan elektrolit dan nonelektrolit serta perbedaan di

antara keduanya. Bagaimana cara menentukan suatu larutan itu termasuk

golongan larutan elektrolit atau nonelektrolit dan menjelaskan contoh-contoh

dari larutan elektrolit dan nonelektrolit tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

6

Page 7: MAKALAH KIMIA LARUTAN

2.1 LARUTAN

Di pelajaran kimia SMP kita telah mempelajari tentang campuran zat.

Campuran zat adalah materi yang terdiri dari dua atau lebih zat dengan

perbandingan tidak menentu (sembarang). Campuran dapat dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Larutan

merupakan campuran zat homogen yang terdiri dari pelarut dan zat terlarut di

mana komposisi pelarutnya lebih banyak dibandingkan zat yang terlarut,

contohnya gula yang berfungsi sebagai zat terlarut dan air yang berfungsi

sebagai pelarut. Campuran heterogen contohnya pasir dan air yang tidak larut

satu sama lain sehingga tidak dapat disebut larutan.

Hewan dan tumbuhan menyerap sari-sari makanan dalam bentuk larutan.

Begitu juga dengan tubuh kita yang menyerap mineral, vitamin, dan sari-sari

makanan dalam bentuk larutan. Jadi, larutan mempunyai peranan besar dalam

kehidupan sehari-hari.

Gambar 1.1 Larutan

2.1.1 KOMPONEN LARUTAN

7

Page 8: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Larutan memiliki dua komponen pokok, yaitu pelarut dan zat terlarut.

Larutan dapat berfase gas, cair, maupun padat yang disebut larutan gas, larutan

cair, dan larutan padat. Larutan gas, contohnya udara yang merupakan

campuran dari berbagai jenis gas terutama oksigen dan nitrogen. Larutan

padat, contohnya emas 22 karat merupakan campuran homogen dari emas,

perak, dan tembaga. Akan tetapi, penggunaan istilah larutan umumnya lebih

ditujukan untuk larutan dalam fase cair. Untuk setiap larutan yang tidak

menyebutkan pelarut yang digunakan, berarti pelarutnya adalah air.

Contohnya:

Larutan NaOH

Zat pelarut : NaOH

Pelarut : air

Larutan naftalena dalam benzena

Zat pelarut : naftalena

Pelarut : benzena

2.2 KONDUKTOR DAN ISOLATOR

Berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik, bahan-bahan

di alam ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator.

Konduktor merupakan bahan-bahan yang dapat mengalirkan arus listrik

melalui bahan tersebut dengan mudah. Contohnya yaitu tembaga, besi, baja,

granit, batang karbon (grafit), dan umumnya bahan logam merupakan

konduktor yang baik. Sedangkan isolator (nonkonduktor/dielektrik) adalah

merupakan bahan-bahan yang tidak dapat mengalirkan arus listrik melalui

bahan tersebut. Contohnya yaitu kaca, kayu, karet, intan, plastik, kertas, dan

udara.

Kita dapat menguji kemampuan suatu bahan dengan melakukan

percobaan melalui rangkaian listrik (electric circuit) yang menghubungkan

sebuah lampu pijar kecil pada sebuah baterai dengan menggunakan bahan

tersebut. Lampu pijar itulah yang berfungsi sebagai petunjuk ada-tidaknya

arus listrik dalam rangkain tersebut. Lampu pijar tersebut juga dapat

8

Page 9: MAKALAH KIMIA LARUTAN

disubstitusikan dengan bahan lain, misalnya ammeter. Ketika terjadi hubungan

yang baik dan bahan yang digunakan merupakan konduktor, maka arus listrik

akan mengalir melalui rangkaian tersebut dan lampu akan menyala. Namun,

apabila tidak terjadi hubungan yang baik dan bahan yang digunakan

merupakan isolator, maka arus listik tidak akan dapat mengalir dan lampu

tidak akan menyala.

Selain konduktor dan isolator, ada bahan yang disebut semikonduktor.

Bahan ini disebut semikonduktor karena pada keadaan tertentu bahan tersebut

dapat menghantarkan listrik, namun terkadang bahan ini tidak dapat

menghantarkan listrik. Semikonduktor dapat berupa zat padat maupun zat cair.

Pada suhu kamar, semikonduktor dapat menghantarkan listrik lebih cepat

dibandingkan isolator, namun lebih lambat dari konduktor. Dapat disimpulkan

bahwa semikonduktor posisinya berada di tengah-tengah konduktor dan

isolator. Contoh-contoh bahan semikonduktor yaitu silikon, germanium,

selenium, gallium arsenida, seng selenida, dan timbal telurida.

G a m b a r 1 . 2 B e s i ( k o n d u k t o r )

Gambar 1.3 Kertas (isolator)

9

Page 10: MAKALAH KIMIA LARUTAN

2.3 LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTROLIT

Pada permulaan abad ke-19, para ilmuan tertarik dengan dampak arus

listrik yang dialirkan melalui berbagai jenis larutan. Pada saat itu pula

diketahui ada larutan yang dapat menghantarkan listrik dan ada juga larutan

yang tidak dapat menghantarkan listrik. Ada tidaknya aliran listrik dapat

ditunjukkan oleh perubahan yang terjadi pada electrode yang dicelupkan ke

dalam larutan.

Michael Faraday adalah orang pertama yang berhasil menemukan bahwa

larutan dapat menghantarkan arus listrik. Dia menempatkan dua elektrode

yang terhubung dengan sumber arus listrik ke dalam larutan yang mengandung

pelarut air dan zat-zat terlarut. Saat arus listrik dialirkan ke dalam larutan, dia

melihat bahwa zat-zat terlarut tersebut, yang kemudian lebih dikenal dengan

nama elektrolit, dapat menghantarkan arus listrik.

Singkatnya, dia menyimpulkan bahwa larutan elektrolit adalah larutan

yang dapat menghantarkan arus listrik dan zat-zat yang terlarut dalam larutan

tersebut dinamakan zat elektrolit. Sedangkan larutan nonelektrolit adalah

larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang terkandung

dalam larutan nonelektrolit dinamakan zat nonelektrolit. Michael Faraday

merupakan orang pertama yang memberikan istilah elektrode dan elektrolit.

Elektrode adalah unsur padat yang dihubungkan langsung dengan sumber arus

listrik.

10

Page 11: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Gambar 1.4 Michael Faraday

2.3.1 LARUTAN ELEKTROLIT KUAT DAN LEMAH

Berdasarkan kekuatan nyala lampu dan banyaknya gelembung gas yang

terjadi, larutan elektrolit dibedakan atas dua golongan, yaitu larutan elektrolit

kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat mempunyai daya

hantar yang relatif baik dan konsentrasinya relatif kecil. Sedangkan larutan

elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang buruk dan konsentrasinya relatif

besar. Dan larutan elektrolit kuat sebagian besar/seluruh molekul terurai

menjadi ion, sedangkan dalam elektrolit lemah, hanya sebagian kecil saja

molekul yang menjadi ion.

Larutan elektrolit kuat menghasilkan nyala lampu yang terang dan

gelembung yang jumlahnya banyak, sedangkan larutan elektrolit lemah akan

menghasilkan nyala lampu yang redup dan gelembung yang jumlahnya

sedikit. Sebenarnya larutan elektrolit lemah dapat menghantarkan listrik,

hanya saja daya hantarnya yang tidak sekuat daya hantar larutan elektrolit

kuat. Berikut tabel yang akan memperjelas perbedaan elektrolit kuat, lemah,

dan nonelektrolit:

Jenis elektrolit Nyala lampu Gelembung

Elektrolit kuat Kuat Banyak

Elektrolit lemah Sedang Sedikit

Nonelektrolit Tidak ada Tidak ada

11

Page 12: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Gambar 1.5 Elektrolit kuat

Gambar 1.6 Elektrolit lemah

Gambar 1.7 Nonelektrolit

2.3.2 MEKANISME DAN DAYA HANTAR LARUTAN

Cara kerja:

12

Page 13: MAKALAH KIMIA LARUTAN

1.Susunlah alat penguji elektrolit sehingga berfungsi dengan baik.

2.Masukkan ± 50 mL air suling ke dalam gelas kimia

3.Uji daya hantarnya dan catat apabila lampu pijar menyala dan timbul

gelembung pada elektrode.

4.Bersihkan elektrode dengan air dan keringkan

5.Dengan cara yang sama, ujilah daya hantar larutan lain, seperti:

Air suling

Larutan gula

Asam asetat

Amoniak

Asam sulfat

Asam klorida

Natrium klorida

Natrium hidroksida

Hasil pengamatan:

Larutan Lampu pijar Gelembung

Air suling Tidak menyala Tidak ada

Larutan gula Tidak menyala Tidak ada

Asam asetat Tidak menyala Ada (sedikit)

Amoniak Tidak menyala Ada (sedikit)

Asam sulfat Menyala Ada (banyak)

Asam klorida Menyala Ada (banyak)

Natrium klorida Menyala Ada (banyak)

Natrium hidroksida Menyala Ada (banyak)

Golongan Larutan

Elektrolit kuat Larutan asam sulfat, larutan asam klorida, larutan natrium klorida, dan

larutan natrium hidroksida.

Elektrolit lemah Larutan asam cuka dan larutan amoniak.

Nonelektronit larutan air suling dan larutan gula.

13

Page 14: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Mekanisme hantaran listrik melalui larutan bersumber dari baterai yang

memberikan muatan berbeda pada kedua elektrode. Katode (kutub negatif)

bermuatan negatif, sedangkan anode (kutub postif) bermuatan positif. Spesi

(ion/atom/molekul) akan mengambil elektron dari katode, dan spesi yang

lainnya akan melepas elektron ke anode. Selanjutnya elektron akan dialirkan

ke katode melalui baterai.

Seperti pada larutan asam klorida (HCl) yang terurai menjadi ion H+ dan

ion Cl-. Reaksi ionisasi yang terjadi sebagai berikut:

HCl (aq) → H+ (aq) + Cl- (aq)

Ion-ion H+ akan menuju katode dan mengambil elektron serta berubah

menjadi gas hidrogen.

2H+ (aq) + 2e- → H2 (g)

Sementara itu, ion-ion Cl- bergerak menuju anode dan melepas elektron

serta berubah menjadi gas klorin.

2Cl- (aq) → Cl2 (g) + 2e-

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hantaran listrik melalui HCl

terjadi karena ion-ion H+ mengambil elektron katode, sedangkan arus listrik

dalam larutan merupakan aliran muatan (aliran ion). Arus listrik menguraikan

HCl menjadi H2 dan Cl2. Reaksi penguraian ini disebut elektrolisis, berikut

contoh reaksi elektrolisis:

2H+ (aq) + 2Cl- (aq) → H2 (g) + Cl2 (g)

Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut juga reaksi disosiasi karena

tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan

terurai menjadi ion-ion ketika dilarutkan dalam air dan ion-ion tersebut akan

bergerak bebas. Sedangkan reaksi ionisasi pada senyawa kovalen polar terjadi

karena adanya perpindahan proton/ion hidrogen dari molekul HCl ke molekul

air sehingga menghasilkan ion hidronium dan ion klorida. Jika HCl dilarutkan

dalam air, akan terjadi reaksi kimia dan terurai menjadi ion-ion walaupun HCl

merupakan molekul netral.

14

Page 15: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Gambar 2.1 Rangkaian alat penguji elektrolit

2.3.3 TEORI ION SVANTE ARRHENIUS

Pada tahun 1887, seorang ahli kimia dari Swedia yang bernama Svante

August Arrhenius (1859-1927) mengemukakan sebuah teori yang dapat

menjelaskan jawaban dari pertanyaan mengapa larutan elektrolit dapat

menghantarkan listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat

menghantarkan listrik? Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan

listrik karena di dalamnya terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion

inilah yang kemudian dapat menghantarkan listrik. Teori Arrhenius tersebut

menyatakan bahwa di dalam larutan elektrolit, senyawa-senyawa kimia (zat

elektrolit) diuraikan menjadi ion-ion. Berikut beberapa contoh reaksi zat-zat

dalam air yang terurai menjadi ion-ion:

NaCl (s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)

HCl (g) → H+ (aq) + Cl- (aq)

NaOH (s) → Na+ (aq) + OH- (aq)

H2SO4 (l) → 2H+ (aq) + SO2-4 (aq)

MgCl2 (s) → Mg2+ (aq) + 2Cl- (aq)

CH3COOH (l) → H+ (aq) + CH3COO- (aq)

Zat elektrolit apabila dimasukkan ke dalam air akan terurai menjadi ion-

ion dan ion-ion tersebut akan terhidrasi (terikat pada molekul-molekul air)

sehingga ion-ion tersebut dapat bergerak bebas.

15

Page 16: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Berikut contoh-contoh zat-zat nonelektrolit dalam larutan yang tidak

terurai menjadi ion-ion, namun tetap dalam bentuk larutan:

C12H22O11 (s) → C12H22O11 (aq)

CO(NH2)2 (s) → CO(NH2)2 (aq)

C2H5OH (l) → C2H5OH (aq)

Zat nonelektrolit jika dilarutkan ke dalam air tidak akan diuraikan

menjadi ion-ion, namun tetap berbentuk molekul-molekul yang tidak

bermuatan. Hal ini menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat

menghantarkan listrik.

Gambar 2.2 Svante Arrhenius

2.3.4 ELEKTROLIT SENYAWA ION DAN KOVALEN POLAR

Elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang di

dalam larutan terurai ion-ionnya.

1. Senyawa Ion

Senyawa ion adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion. Senyawa ion

umumnya berupa padatan kristal, di mana ion-ionnya terikat satu sama

lain dengan kuat dan rapat. Oleh karena itu, padatan senyawa ion tidak

menghantarkan listrik. Namun, jika senyawa ion dilarutkan, senyawa

ini dapat terurai menjadi ion-ionnya dan bergerak bebas, sehingga

larutan senyawa ion dapat menghantarkan listrik. Sebagai contoh

16

Page 17: MAKALAH KIMIA LARUTAN

misalnya larutan CuCl2 diuji dalam rangkaian alat penguji elektrolit,

maka akan tampak gelembung-gelembung gas berwarna kekuning-

kuningan keluar dari larutan pada elektrode positif dan tampak pula

pada lapisan logam tembaga yang menyelimuti elektrode negatif.

Reaksi yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut:

CuCl2 (aq) → Cu (s) + Cl2 (g)

Senyawa ion dalam larutan dapat menghantarkan listrik karena ion-

ionnya dapat bergerak bebas. Senyawa CuCl2 jika dilarutkan ke dalam

air akan terurai menjadi ion-ionnya.

CuCl2 (aq) → Cu2+ (aq) + 2Cl- (aq)

Aliran elektron dari sumber arus listrik masuk ke dalam larutan melalui

salah satu elektrode sehingga elektrode itu bermuatan negatif. Menurut

hukum Coulomb, muatan berbeda saling tarik-menarik. Oleh karena

Cu2+ bermuatan positif, ion itu akan tertarik menuju elektrode yang

bermuatan listrik negatif dan menyerap elektron, sehingga terbentuk

lapisan tembaga pada elektrode tersebut.

Cu2+ (aq) + 2e- → Cu (s)

Sementara itu pada elektron lain, ion Cl- melepaskan elektron dan

keluar dari larutan dalam bentuk gas Cl2 melalui elektrode tersebut.

2Cl- (aq) → Cl2 (g) + 2e-

Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa dalam alat penguji

elektrolit, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, sedangkan

ion-ion negatif akan bergerak ke elektrode positif. Dengan demikian,

terjadi aliran listrik yang akan mengalir terus-menerus sehingga

menyebabkan semua ion menjadi netral. Umunya senyawa ion berupa

padatan kristal, namun ternyata padatan kristal senyawa ion tersebut

tidak dapat menghantarkan listrik. Hal ini terjadi karena ion-ion dalam

padatan kristal tidak dapat bergerak bebas. Meskipun demikian, jika

padatan kristal senyawa ion dilelehkan, senyawa ion tersebut dapat

menghantarkan listrik. Oleh karena itu, lelehan senyawa ion atau

17

Page 18: MAKALAH KIMIA LARUTAN

senyawa ion cair, bila dialiri arus listrik, ion-ionnya dapat bergerak

bebas menuju elektrode-elektrodenya. Lelehan senyawa ion inilah

yang menjadi penghantar arus listrik yang baik. Jadi, semua senyawa

ion merupakan senyawa elektrolit.

Gambar 2.3 Rangkaian listrik senyawa ion

2. Senyawa Kovalen Polar

Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berkaitan satu

sama lain. Dalam Bab Ikatan Kimia di kelas X semester 1 telah

dijelaskan bahwa pada senyawa kovalen, perbedaan keelektronegatifan

dua atom yang membentuk molekul dwiatom menimbulkan molekul

polar atau senyawa kovalen polar dan molekul non polar atau senyawa

kovalen nonpolar. Yang bersifat polar merupakan partikel netral,

contohnya hidrogen klorida cair (HCl(l)), asam asetat (CH3COOH(l)),

dan ammonia cair (NH3(l)). Yang bersifat nonpolar, contohnya CH4.

Karena molekul air bersifat polar, maka air dikenal sebagai pelarut

polar. Zat dengan molekul polar apabila dilarutkan ke dalam air dapat

mengalami ionisasi, sehingga larutannya dapat menghantarkan listrik.

Hal itu disebabkan karena antar molekul polar ada suatu haya tarik-

menarik yang dapat memutuskan ikatan-ikatan dalam molekul.

Contohnya:

HCl(l) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)

CH3COOH (l) + H2O (l) → H3O+ (aq) + CH3COO- (aq)

NH3 (l) + H2O (l) → NH+4 (aq) + OH- (aq)

Oleh karena itu, larutan senyawa-senyawa kovalen polar merupakan

larutan elektrolit. Sedangkan, larutan senyawa-senyawa kovalen

nonpolar bukan merupakan larutan nonelektrolit.

Bentuk elektrolit Padatan Lelehan Larutan

Senyawa ion nonkonduktor konduktor konduktor

18

Page 19: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Senyawa kovalen nonkonduktor nonkonduktor konduktor

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Larutan merupakan campuran zat homogen yang terdiri dari pelarut

dan zat terlarut di mana komposisi pelarutnya lebih banyak

dibandingkan zat yang terlarut.

Berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik, bahan-bahan

di alam ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu konduktor (bahan-

bahan yang dapat mengalirkan arus listrik) dan isolator (bahan-bahan

yang tidak dapat mengalirkan arus listrik).

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus

listrik, sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat

menghantarkan arus listrik.

Senyawa ion adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion dan senyawa

kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berkaitan satu sama lain.

SARAN

KRITIK

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA kelas X Semester 2. Jakarta :

Erlangga.

19

Page 20: MAKALAH KIMIA LARUTAN

Retnowati, Priscilla. 2008. Seribu pena Kimia untuk SMA/MA kelas X.

Semarang : Erlangga.

Sunardi, 2007. Kimia bilingual untuk SMA/MA kelas X Semester 1 dan 2.

Bandung : Yrama Widya.

20