Makalah Kewarganegaraan
-
Upload
bunaya-mustaghfirin -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Makalah Kewarganegaraan
![Page 1: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH
PROSES PENERAPAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Disusun Oleh:
Bunaya Mustaghfirin 12/330100/TK/39288
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
![Page 2: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demokrasi telah menjadi istilah yang sangat diagungkan
dalam sejarah pemikiran manusia tentang tatanan sosio-
politik yang ideal. Ajaran demokrasi merupakan ide besar
para filsuf untuk mengkonstruksi rasionalitas kekuasaan yang
sulit dijinakkan. Kekuasaan menjadi tema sentral dalam ide
demokrasi.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang
sudah sejak lama menerapkan demokrasi sebagai dasar
pemerintahan Indonesia. Namun samapai saat ini, negara
Indonesia belum memiliki kejelasan yang tepat tentang arti
demokrasi itu sendiri. Jika kita melihat sistem demokrasi
dalam struktur pemerintahan Indonesia dari level negara,
provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat
dipastikan demokrasi ini hanya sampai pada pembuatan
kebijakan. Sementara jika mencari demokrasi yang
merupakan ciri bahwa negara Indonesia mempunyai ciri
demokrasi itu sendiri dapat dilihat di level desa.
Hal ini sebagaimana seperti yang ditulis oleh Moh. Hatta,
“Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup
sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya
adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang
yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan
persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam
diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang
berlaku di desa. Gambaran dari tulisan ini tidak lain
merupakan pola-pola demokrasi tradisional yang
![Page 3: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/3.jpg)
dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian
keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan
keputusannya tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa
demokrasi desa memuat baik kepemimpinan.
Mungkin jika kita menanyakan tentang arti demokrasi,
kebanyakan orang akan mengatakan sebagai pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hal ini sering
diartikan sebagai semua keinginan rakyat adalah yang paling
benar. Dan ada juga yang mengatakan bahwa kehendak
rakyat adalah kehendak Tuhan. Hal ini tentunya tidak sesuai
dengan konsep demokrasi itu sendiri. Sebagai contoh bila ada
dua pendapat yang saling bertentangan dari rakyat, pastinya
kedua pendapat itu tidak mesti dilaksanakan. Oleh karena itu,
perlu adanya sosok pemimpin yang dapat memimbing dan
memutuskan pendapat yang terbaik yang bisa digunakan.
Untuk itu, makalah yang kami susun ini akan membahas
tentang bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia saat
ini, yang berdasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Apakah pengertian dari demokrasi itu?
2. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
3. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia saat ini?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian demokrasi.
2. Mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.
3. Mengetahui bagaimana pelaksanaan demokrasi di
Indonesia saat ini.
![Page 4: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN DEMOKRASI
Beberapa pengertian demokrasi menurut para ahli
secara lengkapnya dijelaskan seperti dibawah ini:
1. Menurut Henry B. Mayo
Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif
oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan
atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana di mana terjadi kebebasan politik.
2. Menurut Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan
untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan negara ialah
wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana rakyat telah
yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan
diperhatikan didalam melaksanakan kekuasaan negara.
3. Menurut John L. Esposito
Pada dasarnya kekuasaan adalah dari dan untuk
rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak untuk
berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu,
tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan
yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun
yudikatif.
4. Menurut Prof. Mr. Koentjoro Poerbobranoto
Demokrasi adalah suatu negara yang
pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Maksudnya,
![Page 5: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/5.jpg)
suatu sistem dimana suatu negara diikutsertakan dalam
pemerintahan negara.
5. Menurut Abraham Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat (Democracy is government of
the people, by the people, and for the people). Hal ini
berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada
di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan
dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan
pemerintahan.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa demokrasi adalah suatu paham yang
menegaskan bahwa pemerintahan suatu negara di pegang
oleh rakyat, karena pemerintahan tersebut pada hakikatnya
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
B. SEJARAH DEMOKRASI
Kata “demokrasi” pertama muncul pada mazhab politik
dan filsafat Yunani kuno di negara-kota Athena. Dipimpin oleh
Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum
dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun
508-507 SM. Cleisthenes disebut sebagai “Bapak Demokrasi
Athena”.
Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan
memiliki dua ciri utama: pemilihan acak warga biasa untuk
mengisi jabatan administratif dan yudisial di pemerintahan,
![Page 6: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/6.jpg)
dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena.
Semua warga negara yang memenuhi ketentuan boleh
berbicara dan memberi suara di majelis, sehingga tercipta
hukum di negara-kota tersebut.
Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam
artian keputusan dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat
langsung dalam artian rakyat, melalui majelis, boule, dan
pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik dan
sebagian besar warga negara terus terlibat dalam urusan
publik. Meski hak-hak individu tidak dijamin oleh konstitusi
Athena dalam arti modern (bangsa Yunani kuno tidak punya
kata untuk menyebut “hak”), penduduk Athena menikmati
kebebasan tidak dengan menentang pemerintah, tetapi
dengan tinggal di sebuah kota yang tidak dikuasai kekuatan
lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah
orang lain.
Pemungutan suara kisaran pertama dilakukan di Sparta
pada 700 SM. Apella merupakan majelis rakyat yang
diadakan sekali sebulan. Di Apella, penduduk Sparta memilih
pemimpin dan melakukan pemungutan suara dengan cara
pemungutan suara kisaran dan berteriak. Setiap warga
negara pria berusia 30 tahun boleh ikut serta. Aristoteles
menyebut hal ini kekanak-kanakan, berbeda dengan
pemakaian kotak suara batu layaknya warga Athena. Tetapi
Sparta memakai cara ini karena kesederhanaannya dan
mencegah pemungutan bias, pembelian suara, atau
kecurangan yang mendominasi pemilihan-pemilihan
demokratis pertama.
C. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
![Page 7: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/7.jpg)
Dalam menjalankan demokrasi dalam suatu negara, harus mengacu
pada prinsip prinsip dasar demokrasi sebagaimana berikut ini:
1. Pemerintahan berdasarkan konstitusi.
2. Pemilihan Umum yang bebas, jujur, dan adil.
3. Adanya jaminan Hak Asasi Manusia (HAM).
4. Diakuinya persamaan kedudukan di hadapan hukum.
5. Terciptanya peradilan yang bebas dan tidak memihak.
6. Dijaminya kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat.
7. Kebebasan pers.
D. UNSUR-UNSUR DEMOKRASI
1. Partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara
Dalam demokrasi, setiap warga negara berhak menentukan
kebijakan publik, seperti penentuan anggaran, peraturan peraturan, dan
kebijakan-kebijakan publik lainya. Namun karena secara praktis tidak
mungkin melibatkan semua warga suatu negara dalam pengambilan
keputusan, maka digunakan prosedur pemilihan wakil rakyat. Warga
negara memilih wakil-wakil mereka di pemerintahan.
Para wakil inilah yang diberi mandat untuk mengelola masa depan
bersama warga negara melalui berbagai kebijakan dan peraturan
perundang-undangan. Pemerintahan demokratis diberi kewenangan
membuat keputusan melalui mandat yang diperoleh lewat pemilu.
2. Kebebasan
Unsur ke dua dan bahkan lebih mendasar dalam demokrasi adalah
kebebasan, yaitu kebebasan berekspresi, berkumpul, berserikat, dan
media (koran, radio, TV). Kebebasan memungkinkan demokrasi
berfungsi. Kebebasan memberi oksigen agar demokrasi dapat bernafas.
a. Kebebasan berekspresi memungkinkan segala masalah bisa
diperdebatkan, memungkinkan pemerintah dikritik, dan
memungkinkan adanya pilihan-pilihan lain.
![Page 8: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/8.jpg)
b. Kebebasan berkumpul memungkinkan rakyat berkumpul untuk
melakukan diskusi.
c. Kebebasan berserikat memungkinkan orang-orang untuk bergabung
dalam suatu partai atau kelompok penekan untuk mewujudkan
pandangan atau cita-cita politik mereka.
Ketiga kebebasan ini memungkinkan rakyat mengambil bagian
dalam proses demokrasi. Media yang bebas artinya media tidak
dikendalikan oleh penguasa, membantu rakyat mendapatkan informasi
yang diperlukan untuk membuat pilihan mereka sendiri. Tanpa Media
yang bebas dan tanpa kebebasan berekspresi yang luas (melalui
percakapan, buku buku, film film, dan bahkan poster-poster dinding),
rakyat sering kali sulit mengetahui apa yang sesungguhnya sedang
terjadi, dan bahkan sulit membuat keputusan yang berbobot mengenai
apa yang harus mereka pilih demi mencapai suatu keadaan masyarakat
yang mereka inginkan.
3. Supremasi hukum (Daulat hukum)
Unsur penting lainya, yang sering kali dianggap sudah semestinya
ada di negara negara yang tradisi demokrasinya sudah lama adalah
supremasi hukum (rule of law). Tidak ada gunanya pemerintah
membiarkan semua kebebasan yang disebut di atas bertumbuh apabila
pemerintah menginjak-injaknya. Pengalaman yang banyak negara
menunjukan banyak pengkritik dijebloskan ke dalam penjara, banyak
demonstran yang menentang kebijakan pemerintah dibubarkan dengan
cara kekerasan, dan bahkan ada banyak diantara mereka ditembak mati
secara diam-diam oleh agen-agen rahasia negara.
Agar kebebasan dapat tumbuh subur, rakyat harus yakin bahwa
kebebasan itu berlaku tetap. Rakyat baru yakin akan hal itu apabila
pihak-pihak yang bertugas untuk menegakkannya, terutama para hakim
dan polisi, tidak dikendalikan oleh penguasa.
4. Pengakuan akan kesamaan warga negara
![Page 9: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/9.jpg)
Dalam demokrasi semua warga negara diandaikan memiliki hak-
hak politik yang sama, jumlah suara yang sama, hak pilih yang sama, dan
akses atau kesempatan yang sama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Tidak seorang pun mempunyai pengaruh lebih besar dari pada orang lain
dalam proses pembuatan kebijakan. Kesamaan disini juga termasuk
kesamaan di depan hukum dari rakyat jelata sampai pejabat tinggi.
Semuanya sama di hadapan hukum.
a. Di bidang ekonomi, setiap individu memiliki hak yang sama
melakukan usaha ekonomi (berdagang, bertani, berkebun, menjual
jasa, dsb.) untuk memenuhi dan meningkatkan taraf hidupnya.
b. Di bidang budaya, setiap individu mempunyai kesamaan hak dalam
mengembangkan seni, misalnya berkreasi dalam seni tari, seni lukis,
seni musik, seni pahat, seni bangunan, dan sebagainya.
c. Di bidang politik, setiap orang memilih hak politik yang sama, yakni
setiap individu berhak secara bebas memilih, menjadi anggota salah
satu partai politik, atau mendirikan partai politik baru sesuai
perundang-undangan yang berlaku. Juga memiliki hak dalam
pengambilan keputusan baik dalam lingkup keluarga atau
masyarakat melalui mekanisme yang disepakati dengan tidak
membedakan status, kedudukan, jenis kelamin, agama, dan
sebagainya.
d. Di bidang hukum, setiap individu memiliki kedudukan yang sama,
yakni berhak untuk mengadakan pembelaan, penuntutan, berperkara
di depan pengadilan.
e. Di bidang pertahanan dan keamanan, setiap individu mepunyai hak
dan kewajiban yang sama dalam pembelaan negara.
5. Pengakuan akan supremasi sipil atas militer
Dalam sebuah negara yang benar-benar demokratis, sipil mengatur
militer, bukan sebaliknya. Hal ini mengandung dua arti. Pertama, sipil
mengendalikan militer. Kedua, militer aktif tidak diperkenankan menjadi
pejabat negara (lurah, camat, walikota, bupati, gubernur, presiden, dan
![Page 10: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/10.jpg)
sebaliknya). Militer hanya bertanggung jawab mengamankan negara
terhadap ancaman dari luar.
![Page 11: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB III
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Dalam sejarah Negara Republik Indonesia, perkembangan demokrasi
telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang dihadapi bangsa
Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan
membangun kehidupan sosial politik yang demokratis dalam masyarakat.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode:
1. Demokrasi pada masa Revolusi (1945-1950)
Tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi
belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya
revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi
kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang
berbunyi sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD ini
segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP.
Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolut pemerintah mengeluarkan:
a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP
berubah menjadi lembaga legislatif.
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang
Pembentukan Partai Politik.
c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan
sistem pemerintahn presidensiil menjadi parlementer.
2. Demokrasi pada masa Orde Lama
a. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Masa demokrasi liberal atau parlementer, presiden sebagai
lambang atau berkedudukan sebagai kepala negara bukan sebagai
kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen akuntabilitas
politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.
![Page 12: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/12.jpg)
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal
disebabkan:
1) Dominannya partai politik.
2) Landasan sosial ekonomi yang masih lemah.
3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti
UUDS 1950.
Atas dasar kegagalan itu maka presiden mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959:
1) Bubarkan konstituante.
2) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950.
3) Pembentukan MPRS dan DPAS.
b. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
nasakom dengan ciri:
1) Dominasi presiden.
2) Terbatasnya peran partai politik.
3) Berkembangnya pengaruh PKI.
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1) Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan.
2) Peranan parlemen lemah bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR.
3) Jaminan HAM lemah.
4) Terjadi sentralisasi kekuasaan.
5) Terbatasnya peranan pers.
6) Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok
Timur).
![Page 13: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/13.jpg)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965
oleh PKI yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.
3. Demokrasi pada masa Orde Baru (1966-1998)
Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat
Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru bertekad akan melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Awal Orde baru
memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui
Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil
menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987,
1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini
dianggap gagal sebab:
a. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada.
b. Rekrutmen politik yang tertutup.
c. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis.
d. Pengakuan HAM yang terbatas.
e. Tumbuhnya KKN yang merajalela.
Sebab jatuhnya Orde Baru:
a. Hancurnya ekonomi nasional (krisis ekonomi).
b. Terjadinya krisis politik.
c. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba.
d. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden
Soeharto untuk turun jadi Presiden.
4. Demokrasi pada masa Reformasi (1998-sekarang)
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang
demokratis antara lain:
a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-
pokok reformasi.
![Page 14: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/14.jpg)
b. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum.
c. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara
yang bebas dari KKN.
d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI.
e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV.
f. Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum
sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
B. DEMOKRASI ERA REFORMASI
Sampai saat ini, hampir seluruh negara di dunia mengklaim menjadi
penganut paham demokrasi. Demokrasi yang dilaksanakan di masing-masing
negara tentunya berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lainnya.
Demokrasi dilaksanakan harus berdasarkan kedaulatan rakyat, artinya
kekuasaan negara dikelola oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.
Prinsip demokrasi di Indonesia tercantum dalam suatu Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV yang berbunyi:
“….maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Selain tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, prinsip demokrasi
Indonesia juga tercantum dalam Pancasila sila keempat serta secara eksplisit
tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi, “kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.” Selain itu juga
tercantum dalam Pasal UUD 1945 hasil amandemen dengan mewujudkan
![Page 15: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/15.jpg)
sistem penentuan kekuasaan pemerintahan negara secara langsung dalam
memilih presiden dan wakil presiden, Pasal 6A ayat (1).
Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan negara Indonesia diwujudkan
dalam penentuan kekuasaan negara yaitu dengan menentukan dan
memisahkan tentang kekuasaan eksekutif Pasal 4-16, legislatif Pasal 19-22,
dan yudikatif Pasal 24 UUD 1945.
Secara filosofis, demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat sebagai
asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Rakyat
merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
C. PEMILU SEBAGAI PERWUJUDAN DEMOKRASI
Salah satu perwujudan pelaksanaan demokrasi di Indonesia adalah
dengan diadakannya Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilihan Umum
merupakan suatu ajang aspirasi rakyat sebagai perwujudan dari kedaulatan
rakyat. Masalah Pemilu diatur dalam UUD 1945 tentang Pemilihan Umum
Bab VII B Pasal 22E sebagai hasil dari amandemen UUD 1945 ke-3 Tahun
2001 yang berbunyi:
1. Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
2. Pemilihan Umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Partai
Politik.
4. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah adalah perseorangan.
5. Pemilihan Umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum
yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
6. Ketentuan lebih lanjut tentang Pemilu diatur dengan Undang-Undang.
![Page 16: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/16.jpg)
Tujuan diselenggarakannya Pemilu adalah untuk memilih wakil rakyat
dan wakil daerah serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis,
kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mencapai tujuan
nasional sesuai dengan UUD 1945.
Pemilu diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri. Komisi ini bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pemilu dan dalam pelaksanaannya menyampaikan laporan
kepada Presiden dan DPR.
D. KONDISI DEMOKRASI SAAT INI
Tahun 2014 menjadi tahun ketiga pelaksanaan pemilu Presiden dan
Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, yang sebelumnya telah
dilaksanakan pada tahun 2004 dan 2009. Selain itu juga telah dilaksanakan
Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD yang juga dilakukan
secara langsung oleh rakyat. Hal ini telah mencerminkan bahwa negara
Indonesia telah berhasil menerapkan paham demokrasi terutama Demokrasi
Pancasila yang telah diterapkan oleh negara Indonesia.
Pada era kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan
Jusuf Kalla saat ini demokrasi Indonesia sedang diambang kecacatan
dikarenakan kebebasan pers terkait perkembangan pemerintah saat ini begitu
dibatasi, terutama terkait kritisi dari Rakyat dan Mahasiswa terhadap
pemerintah yang tidak pernah diliput oleh media. Bahkan sekarang ini
beberapa situs media Islam di Indonesia sudah diblokir oleh pemerintah
dengan beralaskan bahwa situs tersebut merupakan situs radikal. Padahal
pada kenyataannya tidak semua dari situs tersebut merupakan situs Islam
radikal.
![Page 17: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/17.jpg)
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Demokrasi adalah suatu paham yang menegaskan bahwa
pemerintahan suatu negara di pegang oleh rakyat, karena
pemerintahan tersebut pada hakikatnya berasal dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2. Demokrasi di Indonesia mengalami perubahan dari waktu
ke waktu yang terbagi menjadi empat periode, yakni:
Demokrasi Parlementer (1945-1959), Demokrasi
Terpimpin (1959-1966), Demokrasi Pancasila Era Orba
(1966-1999), dan Demokrasi Pancasila Era Reformasi
(1999-sekarang).
3. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia sudah cukup baik
sesuai dengan yang tercantum dalam UUD 1945. Namun,
pada akhir-akhir ini demokrasi di Indonesia sedikit
mengalami kecacatan dengan kebebasan pers yang
dibatasi.
B. SARAN
Sebagai warga negara Indonesia yang telah menerapkan
Demokrasi Pancasila, hendaknya kita dapat menjalankan hak
dan kewajibannya serta berpartisipasi secara aktif dalam
pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Sudah seharusnya kita
saling bergotong royong demi mewujudkan bangsa Indonesia
yang demokratis seperti yang telah dicita-citakan oleh
pahlawan-pahlawan bangsa ini.
![Page 18: Makalah Kewarganegaraan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083011/5695d3a01a28ab9b029e9f2e/html5/thumbnails/18.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Ikhlasul. 2011. Makalah Implementasi Demokrasi Pancasila
Sebagai Perwujudan Kedaulatan Rakyat. Yogyakarta: STMIK
AMIKOM.
Magnis, Franz, dan Suseno SJ. 1995. Mencari Sosok Demokrasi:
Sebuah Telaah Filosofis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nurtjahjo, Hendra. 2006. Filsafat Demokrasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Putra, Febrianto. 2014. Hakikat Demokrasi: Pengertian dan
Prinsip. [Online]. Tersedia:
http://www.febrian.web.id/2014/03/hakikat-demokrasi-
pengertian-dan-prinsip.html [15 Oktober 2014].
Rochimudin. 2013. Pengertian dan Prinsip-Prinsip Budaya
Demokrasi. [Online]. Tersedia:
http://pkndisma.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-
prinsip-prinsip-budaya.html [15 Oktober 2014].
Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
UNY Press.
Tim Eska Media. 2002. Edisi Lengkap UUD 1945. Jakarta: Eska
Media. Hlm 51.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum
anggota DPR, DPD, dan DPRD. Hlm 1.