MAKALAH KEWARGANEGARAAN

19
POKOK BAHASAN POKOK BAHASAN BHENIKA TUNGGAL IKA BHENIKA TUNGGAL IKA Disusun Oleh : Disusun Oleh : Kelas IIIB/S1 Terapan Kelas IIIB/S1 Terapan Kelompok : IV Kelompok : IV 1. Bintang Ardian M 1. Bintang Ardian M 2. Grace Erlinda 2. Grace Erlinda 3. Arizal Rosdi 3. Arizal Rosdi 4. Hesti Yunita 4. Hesti Yunita 5. Hernytha Seleng 5. Hernytha Seleng 6. Fitri Rosiana 6. Fitri Rosiana 7. Putri Nur Azizah 7. Putri Nur Azizah

description

vss

Transcript of MAKALAH KEWARGANEGARAAN

  • POKOK BAHASANBHENIKA TUNGGAL IKA

    Disusun Oleh :

    Kelas IIIB/S1 TerapanKelompok : IV

    1. Bintang Ardian M2. Grace Erlinda3. Arizal Rosdi4. Hesti Yunita5. Hernytha Seleng6. Fitri Rosiana7. Putri Nur Azizah

  • BAB ILATAR BELAKANG

    Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, Namun Indonesia mampu mepersatukan bebragai keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

  • RUMUSAN MASALAHBagaimana perjalanan Sejarah tentang Bhineka Tunggal Ika sebagai bentuk identitas Bangsa Indonesia ?Kapan pertama ditetapkannya, penerapan Bhineka Tunggal Ika ?Bagaimana pengimplementasiaan Lambang Bhineka Tunggal Ika pada saat ini ?

  • TUJUAN Untuk mengetahui bagaimana perjalanan Sejarah tentang Bhineka Tunggal Ika sebagai bentuk identitas Bangsa Indonesia.Untuk mengetahui kapan pertama ditetapkannya, penerapan Bhineka Tunggal Ika.Untuk mengetahui bagaimana pengimplementasiaan Lambang Bhineka Tunggal Ika pada saat ini.

  • BAB IISejarah Bhenika Tunggal Ika

    Awalnya, semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang, yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa. Semboyan Bhineka Tunggal Ika dikenal untuk pertama kalinya pada masa Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana. Perumusan semboyan Bhineka Tunggal Ika ini dilakukan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma.

  • Perumusan semboyan ini pada dasarnya merupakan pernyataan kreatif dalam usaha mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan. Hal itu dilakukan sehubungan usaha bina Negara kerajaan Majapahit saat itu. Semboyan Negara Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika pun telah menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  • Jika diuraikan kata per kata, Bhineka berarti Berbeda, Tunggal berarti Satu, dan Ika berarti Itu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa walaupun berbeda-beda, tapi pada hakekatnya satu. Dengan kata lain, seluruh perbedaan yang ada di Indonesia menuju tujuan yang satu atau sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia.

  • Penetapan Lambang Bhineka Tunggal Ika sebagai Pilar Bangsa IndonesiaSemboyan Bhinneka Tunggal Ika diungkapkan pertama kali oleh Mpu Tantular, pujangga agung kerajaan Majapahit yang hidup pada masa pemerintahan Raja Hayamwuruk, di abad ke empatbelas (1350-1389). Sesanti tersebut terdapat dalam karyanya; kakawin Sutasoma yang berbunyi Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa,

  • yang artinya Berbeda-beda itu, satu itu, tak ada pengabdian yang mendua. Semboyan yang kemudian dijadikan prinsip dalam kehidupan dalam pemerintahan kerajaan Majapahit itu untuk mengantisipasi adanya keaneka-ragaman agama yang dipeluk oleh rakyat Majapahit pada waktu itu.

  • Meskipun mereka berbeda agama tetapi mereka tetap satu dalam pengabdian.Pada tahun 1951, sekitar 600 tahun setelah pertama kali semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang diungkap oleh Mpu Tantular, ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai semboyan resmi Negara Republik Indonesia dengan Peraturan Pemerintah No.66 tahun 1951.

  • Peraturan Pemerintah tersebut menentukan bahwa sejak 17 Agustus 1950, Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan sebagai seboyan yang terdapat dalam Lambang Negara Republik Indonesia, Garuda Pancasila. Kata bhinna ika, kemudian dirangkai menjadi satu kata bhinneka. Pada perubahan UUD 1945 yang kedua, Bhinneka Tunggal Ika dikukuhkan sebagai semboyan resmi yang terdapat dalam Lambang Negara, dan tercantum dalam pasal 36a UUD 1945 yang menyebutkan :Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

  • Implementasi Bhineka Tunggal Ika

    Untuk dapat mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dipandang perlu untuk memahami secara mendalam prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

  • Dalam rangka membentuk kesatuan dari keaneka ragaman tidak terjadi pembentukan konsep baru dari keanekaragaman konsep-konsep yang terdapat pada unsur-unsur atau komponen bangsa. Suatu contoh di negara tercinta ini terdapat begitu aneka ragam agama dan kepercayaan.

  • Dengan ke-tunggalan Bhinneka Tunggal Ika tidak dimaksudkan untuk membentuk agama baru. Setiap agama diakui seperti apa adanya, namun dalam kehidupan beragama di Indonesia dicari common denominator, yakni prinsip-prinsip yang ditemui dari setiap agama yag memiliki kesamaan, dan common denominator ini yang kita pegang sebagai ke-tunggalan, untuk kemudian dipergunakan sebagai acuan dalam hidup berbangsa dan bernegara.

  • Demikian pula halnya dengan adat budaya daerah, tetap diakui eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan kebangsaan. Faham Bhinneka Tunggal Ika, yang oleh Ir Sujamto disebut sebagai faham Tantularisme, bukan faham sinkretisme, yang mencoba untuk mengembangkan konsep baru dari unsur asli dengan unsur yang datang dari luar.

  • Prinsip atau asas pluralistik dan multikultural Bhinneka Tunggal Ika mendukung nilai: inklusif, tidak bersifat eksklusif,terbuka,ko-eksistensi damai dan kebersamaan, kesetaraan,tidak merasa yang paling benar,toleransi,musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda.

  • BAB IIIKesimpulan

    Pemahaman nilai-nilai Bhinneka-Tunggal Ika dalam masyarakat Indonesia dapat wujud secara integral dengan kerjasama seluruh komponen bangsa, baik oleh pemerintah selaku penyelenggara negara maupun setiap insan pribadi warga.

  • Peningkatan sosialisasi aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus dilakukan melalui tindakan nyata dalam kehidupan keseharian seluruh kompenen warga dalam rangka memperkuat integrasi nasional, karena Indonesia dengan keberagaman budaya, suku/etnik, bahasa, agama, kondisi geografis, dan strata sosial yang berbeda.

  • SEKIAN DAN TERIMAKASIH