MAKALAH KESUBURAN TANAMAN

18
MAKALAH KESUBURAN TANAMAN PENGELOLAAN LAHAN PASIR Disusun oleh : NAMA/NIM : MUTIA RUMANDHANI/ 10476 SCHOLASTIKA FIRNANIA ARIANI/ 11493 ANISSA KHUMAIRA/11546 VALENTINA ERLINE RENITA SAFITRI/11521 DOSEN PENGAMPU: BU. SRI NURYANI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Transcript of MAKALAH KESUBURAN TANAMAN

MAKALAH KESUBURAN TANAMAN

PENGELOLAAN LAHAN PASIR

Disusun oleh :

NAMA/NIM:MUTIA RUMANDHANI/ 10476

SCHOLASTIKA FIRNANIA ARIANI/ 11493

ANISSA KHUMAIRA/11546

VALENTINA ERLINE

RENITA SAFITRI/11521

DOSEN PENGAMPU: BU. SRI NURYANI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2010I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Lahan pasir yang tidak dapat ditumbuhi tanaman juga berpengaruh pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Tipe masyarakat pedesaan umumnya tergantung pada kemurahan alam dan lingkungannya untuk diolah. Tetapi karena sifat dan karakter lahan pasir yang ada sulit dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Tidak adanya lapangan pekerjaan yang tersedia didaerah, terlebih lagi ketika musim kemarau tiba, membuat masyarakat yang berusia produktif pergi keluar kota. Tanah pasir adalah adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil (Anonim, 2010). Keberadaan tanah pasir ini sebenarnya sangat berarti bagi kehidupan kita sebab tanah ini dapat menjadi phorus, yaitu pori-pori pernafasan tanah. Dengan adanya tanah pasir ini, peresapan air ke dalam tanah mempunyai kecepatan yang cukup sehingga tidak terjadi penggenangan air di permukaan tanah (Ahira, 2010). Tanah pasir merupakan media tanam yang kemampuan mengikat airnya sangat rendah. Tanah pasir merupakan salah satu substrat bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman memerlukan kondisi tanah tertentu untuk menunjang pertumbuhannya yang optimum.

Seperti yang kita ketahui, lahan pasir banyak ditemui di daerah pesisir pantai. Materi pasir ini diendapkan oleh aktivitas gelombang laut di sepanjang pantai. Jika membayangkan lahan pasir, pasti yang mencuat dari benak kita adalah sebuah lahan gersang yang sulit untuk diolah. Akan tetapi, pengalaman membuktikan bahwa lahan pasir dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang menguntungkan. Contohnya adalah pemanfaatan lahan pasir pantai di Kulon Progo dan Bantul.

Lahan pasir memang merupakan lahan yang tidak subur karena memiliki karakteristik berpasir dan tidak membentuk agregat sehingga sulit menahan kelengasan dan unsur-unsur hara. Kekurangan lahan marginal pantai ini dapat diminimalisir dengan cara memperbaiki faktor pembatas yang ada. Salah satunya adalah memperbaiki sifat fisik tanahnya yang tidak membentuk gumpal dan kesuburannya yang rendah. Rendahnya kualitas lahan pasir pantai dapat diatasi dengan pemberian bahan organik.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai karakteristik lahan pasir, kandungan hara, tanaman yang cocok di lahan pasir, contoh aplikasi pertanian di lahan pasir, kendala bertani di lahan pasir, dan cara mengatasi kendala tersebut. Dengan demikian maka dapat dipahami bagaimana mengelola lahan pasir, khususnya pengelolaan lahan pasir di bidang pertanian.

B.Tujuan

Mengetahui cara pegelolaan lahan pasir di bidang pertanian.I. ISI

Definisi Pengelolaan lahan PasirSektor pertanian dihadapkan pada masalah konversi lahan dan masalah pasar bagi produk pertanian. Mengingat tantangan yang komplek, maka diperlukannya pembangunan pertanian di lahan pasir pantai dengan menggunakan teknik pengelolaan dan pemanfaatan yang sesuai sehingga menjadi lahan pertanian yang produktif. Menurut Fatturokhim, peneliti utama Badan Pengkajian Teknologi Pertanian DIY, lahan pasir dapat diubah menjadi lahan pertanian yang produktif dengan aplikasi teknologi ameliorasi tanah dengan cara pemberian tanah liat sebagau bahan membenah tanah, pupuk organic majemuk serta ditambah pupuk organic lainnya seperti Urea, TSP, dan KCL yang mampu merubah tanah marjinal ini menjadi media tumbuh. Untuk mengatasi keterbatasan air di lahan pasir diatasi dengan membangun suatu jaringan sumur untuk irigasi dan bak-bak penampungan air yang disebut Sumur Renteng. Melalui teknologi ameliorasi ini, lahan pasir marjinal yang tadinya terbengkalai diubah menjadi lahan produktif yang hijau dan mampu meningkatkan ekonomi petani dalam menghasilkan komoditas unggulan hasil pertanian. Komoditas yang dimantapkan dalam teknologi ameliorasi tanah yang sudah diaplikasikan diantaranya tanaman bawang merah dan cabai merah yang sudah menjadi unggulan komoditas nasional dan daerahPada lahan pasir pantai harus ditambah tanah lempung dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Cara membudidayakannya meliputi: pemilihan bibit yang baik dengan ukuran batang 50-80 cm dan diameter 8 cm, penanaman pada beton sebanyak 4 bibit, melakukan pemeliharaan setelah seminggu yaitu tanaman yang mati, rusak atau busuk harus segera diganti dengan setek yang baru, pemangkasan agar tanaman menjadi teratur, pengairan yang teratur dan disesuaikan dengan kebutuhan, pemupukan dilakukan sebagai penyimpan air, menjaga kelembaban tanah, dan penghemat air penyiraman, serta pemanenan dengan ciri buah yang sudah tua, kulit berwarna merah tua mengkilap dan pasca panennya pada batang bekas buah dipotong untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Pemasaran untuk saat ini di pasarkan ke swalayan dan toko buah-buahan segar atau pedagang langsung menemui petani.Karakter lahan pasirLahan pantai di Indonesia terdapat dalam jumlah yang cukup luas. Di daerah Istimewa Yogyakarta, lahan pesisir pantai meliputi sekitar 4 % dari lahan pertanian (arable land). Lahan ini dikenal sebagai lahan marginal dengan produktivitas yang sangat rendah. Kondisi lahan dicirikan oleh bahan penyusun tanah yang dominan (> 80 %) terdiri dari pasir sehingga ketersediaan air dan unsur hara tanaman sangat rendah. Ini berakibat hanya tanaman tertentu yang dapat tumbuh dengan kondisi yang merana.Karakteristik lahan di gumuk pasir adalah tanah bertekstur pasir, struktur berbutir tunggal, daya simpan lengasnya rendah, status kesuburannya rendah, evaporasi tinggi dan tiupan angin laut kencang.

Tanah pasiran gumuk pasir pantai tergolong tanah muda yang tidak memiliki horizon tanah sedangkan aliran air suatu tanah ditentukan oleh lapisan yang memiliki permeabilitas yang paling rendah . Upaya pemberian lapisan yang relatif kedap air dapat mengurangi pelindian hara dan meningkatkan air segera tersedia. Pemberian lapisan aspal terbukti dapat meningkatkan hasil tanaman dan penghematan air 18 persen. Namun tiupan angin bergaram dan air pengatusan kurang dari 380 mm.tahun-1 dapat menyebabkan tanah menjadi salin.

Kandungan Hara Dalam Pasir

Tanah pasir (pasiran) bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar diantara butir-butirnya. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi berstruktur lepas dan gembur (Buckman dan Brody, 1982). Tanah yang terdiri atas partikel besar kurang dapat menahan air. Air dalam tanah akan berinfiltrasi, bergerak kebawah melalui rongga tanah. Akibatnya, tanaman kekurangan air dan menjadi layu. Kondisi semacam ini apabila berlangsung terus menerus dapat mematikan tanaman (Dwidjoseputro,1981).Mempertibangkan sifat tanah pasir tersebut diatas, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktifitas lahan pasir adalah dengan meningkatkan kemampuan tanah pasir dalam mengikat air. Hal ini dapat dilakukan dengan subtitusi atau penambahan bahan yang bersifat menahan air. Salah satu alternatifnya adalah dengan menambahkan rumput laut yang mudah diperoleh dalam jumlah yang melimpah di Indonesia (Darmanti dan Sinulingga, 2010).Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa tanah pasir pada lahan pasir memiliki tekstur porus sehingga dibutuhkan media tambahan supaya mampu menahan air untuk pertumbuhan tanaman. Tanah pasir banyak ditemui pada lahan pasir pantai. Tekstur tanah yang baik bagi tanaman adalah tanah yang memiliki perbandingan antara debu, pasir dan lempung. Sehingga tanah pasir yang hanya bertekstur pasiran saja tanpa adanya partikel pengikat lainnya sangat sulit untuk mengikat hara. Tanah pasir pada lahan pasir, umumnya tidak mengandung hara tanaman. Lahan pasir pantai yang berada disekitar daerah pantai biasanya memiliki kandungan garam yang cukup tinggi sehingga memiliki tingkat salinitas tinggi dan menjadi lahan yang marjinal. Kandungan hara lahan pasir hanya terbatas pada fosfor yang jumlahnya sangat sedikit (5,1-20,5 ppm). Sementara itu, bahan-bahan organik lain hanya 0,4-0,8 persen, natrium 0,05-0,08 persen, dan kalium 0,09-0,2 persen.Meskipun tidak memiliki kandungan unsur hara didalamnya, tanah pasir bisa dijadikan substrat atau tempat tumbuh bagi tanaman. Menumbuhkan tanaman pada media pasir biasanya dilakukan dalam budidaya tanaman hortikultura. Budidaya tanaman hortikultura dilakukan pada media selain tanah, salah satu media yang digunakan adalah media pasir tersebut. Dalam budidaya tanaman pada media pasir, tanaman harus diberi unsur hara dan air dalam jangka waktu yang relatif sering supaya pertumbuhan tanaman tersebut menjadi baik.Pada lahan pasir pantai, pasir yang akan dijadikan media tumbuh tanaman harus diberi perlakuan terlebih dahulu supaya kandungan garamnya hilang. Kandungan garam yang tinggi pada tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Garam yang terkandung pada lahan pasir pantai memiliki sifat yang netral karena merupakan perpaduan antara natrium (positif) dan klor (negatif). Akan tetapi, garam mudah terionisasi menjadi ion Na+ dan Cl- dalam keadaan terlarut air. Natrium dan klor termasuk dalam unsur hara esensial pada jenis tanaman tertentu, dan dalam keadaan yang berlebih bisa bersifat toksik terhadap tanaman.

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat dijumpai petani di pedesaan yang akan menanam jagung menambahkan garam pada lubang tanamnya bersamaan dengan bibit jagung. Hal tersebut dilakukan oleh petani karena berdasarkan pengalamannya bahwa ternyata garam dapat menjadi pupuk bagi tanaman jagung. Akan tetapi, sebenarnya tanaman jagung hanya membutuhkan unsur Cl saja dari garam tersebut dan dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan unsur Na yang terdapat bersamaan dengan Cl sebagai penyusun garam tidak dibutuhkan oleh tanaman jagung. Akibat yang ditimbulkan dengan banyaknya kandungan Na dalam tanah sehingga terserap oleh tanaman adalah stress tanaman akibat tingginya tekanan osmotik.

Bagaimanapun juga unsur hara esensial yang harus mutlak tersedia bagi pertumbuhan tanaman adalah unsur Nitrogen, Kalium dan Fosfor. Sedangkan mineral yang terkandung dalam lahan pasir pantai hanya mineral garam. Tanaman dalam pertumbuhannya membutuhkan unsur hara mutlak yaitu NPK bagi semua jenis tanaman. Sehingga penggunaan lahan pasir pantai sebagai media tumbuh tanaman harus disesuaikan keadaannya seperti syarat tumbuh yang dibutuhkan oleh jenis tanaman yang dibudidayakan.

Perlakuan yang biasa dilakukan dalam penggunaan pasir sebagai media tumbuh diantaranya adalah menetralkan kadar garam pada pasir dengan cara mencuci pasir selama beberapa kali sampai kadar garamnya nol. Perlakuan lain yang diberikan adalah penambahan plastik pada dasar lahan sebelum diberi media pasir yang bertujuan agar air siraman yang cepat masuk merembes kedalam karena struktur pasir pasir yang porus menjadi terhenti. Hilangnya air siraman melalui penguapan pada lahan pasir pantai bisa dikurangi dengan pemberian naungan maupun penutup tanah, misal serabut atau daun-daun kelapa yang sudah mengering.

Tanaman yang cocok di lahan pasir

Semua jenis tanaman pada dasarnya yang bisa ditanam pada tanah pasir maupun lahan pasir pantai asalkan syarat tumbuh tanaman tersebut terpenuhi. Namun, biasanya pada lahan pasir pantai tanaman yang biasa dibudidayakan adalah jenis tanaman yang mampu tumbuh dengan baik pada kondisi suhu tinggi karena temperatur pada saat siang hari di daerah pantai cenderung tinggi. Jenis tanaman yang diusahakan pada lahan pasir pantai diantaranya cabe, buah naga, kelapa, kedelai, bawang merah dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman pada lahan pasir pantai adalah perlunya perlakuan khusus serta pemberian tambahan hara secara rutin. Dengan dilakukannya budidaya tanaman pada lahan pasir pantai maka lahan pasir pantai tidak lagi merupakan lahan yang marjinal.

Menurut Ketua kelompok Tani Tani Manunggal, Subandi, Lahan pasir di pesisir selatan pantai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang produktif untuk membudidayakan sejumlah sayuran seperti cabai, bawang merah, kacang panjang, pare, dan kacang tanah. Tidak hanya lahan sawah saja yang berpotensi untuk pembudidayaan sayuram, tetapi lahan pasir juga menghasilkan produk-produk pertanian. Lahan pasir yang berjarak 200 meter dari bibir pantai diformulasikan dengan pupuk kandang dan tanah liat untuk dapat digunakan sebagai media tanam yang dapat menghasilkan produk pertanian yang produktif.

Menururt Subandi, meskipun di lahan pasir, tanaman yang dibudidayakan di lahan tersebut jauh lebih cepat masa panennya jika dibandingkan dengan tanaman yang ditanam ada lahan sawah. Misalnya bawang merah yang ditanam di lahan pasir sudah dapat dipanen pada usia tanam 50-60 hari, jauh lebih cepat dibandingkan dengan masa panen pada lahan sawah yakni yang baru dapat panen pada usia 90 tahun. Khusus untuk bawang merah akan lebih produktif masa panennnya pada musim kemarau. Sedangkan dari kualitas tanaman yang ditanam di lahan pasir dibandingkan dengan lahan sawah, jauh lebih baik karena menggunakan pupuk organik dan harganya jauh relatif lebih mahal. Aplikasi di Lahan PasirLahan pertanian dapat dimanfaatkan dalam pertanaman tanaman pangan dan sayuran ataupun tanaman pakan ternak. Sedangkan kegiatan peternakan dapat memberikan kotorannya sebagai sumber pupuk yang mudah pengolahannya yang jika dikelola dengan baik dapat mengurangi ketergantungan petani kepada pupuk buatan.Cabe Persiapan lahan

Persiapan diawali dengan pembersihan gulma secara manual dan selektif pada jenis rumput teki-tekian, kemudian dicangkul/ditraktor sampai selesai 1 bulan menjelang tanam, dengan kedalaman 30 cm. Kemudian dilakukan pengomposan/ditaburi kompos (pupuk kandang) 2 ton/1.000 m. Selanjutnya lebih kurang satu minggu menjelang tanam kembali dilakukan olah tanah dengan mencangkul/ditraktor.Setelah persiapan awal selesai dilanjutkan dengan membuat alur tanam secara berselang yaitu: 40 cm setiap 2 alur, diberi jarak 100 cm dilakukan secara berulang-ulang, sehingga akan dihasilkan jarak tanam 40 cm X 30 cm dan setiap 2 baris diberi jalan 100 cm. Kemudian alur tanam diberi pupuk kandang dengan dosis 1 ton/1000 m, dengan cara disebarkan secara merata dialur tanam.

Sehari menjelang tanam alur disiram dengan cara dikocor (disiram tanpa menggunakan nosel) lalu diberi pupuk dasar NPK 25 kg. Pagi harinya kembali disiram sampai kenyang, dan lubang tanam dibuat dengan menugal menggunakan batang kayu dengan jarak 30 cm mengikuti alur yang telah ada.

PenanamanSetelah bibit berumur 30 hari atau berdaun 4 pasang, bibit ditanam dengan cara menyobek polybag sedemikian rupa sehingga tanah tidak pecah, lalu ditanam sedalam 5 mm dari leher akar/tanah di polybag. Setelah selesai tanam seluruh permukaan lahan diberi mulsa menggunakan jerami atau kristall (kompos kotoran ayam pedaging), kemudian disiram menggunakan selang bercincin (nozel) pada ujung selangnya bisa juga menggunakan gembor (ember khusus untuk menyiram).

Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur pagi hari, bahkan untuk tanaman muda pagi sore. Perlu diperhatikan pula apabila malam hari turun hujan paginya harus tetap dilakukan penyiraman agar percikan pasir yang menempel di batang bisa jatuh, karena bila pasir tetap menempel bisa berakibat fatal akibat pasir yang kena panas akan menghanguskan lapisan kulit batang, sehingga kambium menjadi kering dan tanaman bisa mati.

Air untuk menyiram 100% menggunakan air tanah yang dinaikkan menggunakan pompa air individu, maupun kolektif (sistem embung). Pada awalnya penyiraman secara individu populer dengan istilah Sumur Renteng, namun kini banyak juga digunakan dengan membuat instalasi menggunakan pompanisasi yang dikombinasikan dengan selang modifikasi, sehingga memungkinkan kemampuan kerja menjadi efektif

PADI

Untuk menanam padi dengan media pasir, menurut Soemarno, caranya mudah dan tidak perlu dicampur tanah. Tapi cukup dengan penambahan pupuk khusus untuk lahan pasir. Lahan yang akan digarap terlebih dahulu digali sedalam 30 cm. Kemudian diberi alas plastik agar kebutuhan air bagi tanaman padi tercukupi. Sedangkan untuk pengairan mengunakan pralon.Selanjutnya pasir diolah dengan menambahkan pupuk dasar yang terdiri dari pupuk soil treatment untuk memperbaiki struktur tanah, pupuk organik dan Zat Perangsang Tumbuh (ZPT). Untuk 1 hektar lahan dibutuhkan 50 Kg pupuk dasar. Setelah itu pasir direndam selama 1 minggu dan siap digunakan sebagai media tanam. Berbeda dengan menanam padi di sawah pada umumnya, budidaya padi di lahan pasir ini tidak perlu dicangkul maupun di-luku. Meski demikian, padi yang dihasilkan tidak kalah kualitasnya.

Berdasarkan ujicoba di Pandansimo, produktivitasnya minimal mencapai 7 ton per hektar. Dengan masa tanam selama 4,5 bulan. Padahal rekomendasi dari Departemen Pertanian, produktivitas padi rajalele yang ditanam di Delanggu hanya 3 ton per hektar.Lahan pasir untuk tanaman padi rajalele ini suatu fenomena. Karena di lahan seluas 3 hektar itu ada 17 komoditas yang sudah selesai kami teliti, kata Direktur Indmira Citra Tani Nusantara Ir. Soemarno (alm).Dari percobaan eksploratif yang telah dilakukan oleh Fakultas Pertanian UGM pada musim hujan 2005-2006 di lahan pasir pantai Stasiun Kolaborasi Pantai Keburuhan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo terdapat peluang memanfaatkan lahan pasir pantai sebagai daerah penghasil jarak pagar karena tanaman ini tahan terhadap garam dan kekeringan. Dengan manajemen air yang baik, ada kemungkinan jarak pagar akan dapat dikembabgjan di lahan pasir pantai. Namun demikian, nampaknya pertumbuhan jarak pagar yang ada saat ini perlu ditunggu, paling tidak perlu melewati musim kering, agar tingkah laku jarak pagar di lahan pasir pantai dapat lebih dimengerti. Selain jarak pagar telah dicoba pula tanaman penghasil karbohidrat maupun lemak yang lain sebagai contoh wijen, jagung dan sorghum. Nampaknya pertumbuhan wijen di lahan pasir pantai cukup baik. Meskipun tidak dipupuk, wijen mampu tumbuh menghasilkan. Wijen bahkan mampu tumbuh dan menghasilkan pada lahan pasir pantai yang belum dimanipulasi. Begitu juga dengan sorghum dan jagung. Hanya pada sorghum dan jagung memerlukan manipulasi lahan berupa penambahan lempung bahan organik.II. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tanah pasiran merupakan tanah berstruktur kasar, berpori besar dan tidak membentuk agregat sehingga sulit menahan kelengasan dan unsur-unsur hara bagi tanaman. Semua jenis tanaman pada dasarnya yang bisa ditanam pada tanah pasir maupun lahan pasir pantai asalkan syarat tumbuh tanaman tersebut terpenuhi. Lahan pasir dapat diubah menjadi lahan pertanian yang produktif dengan aplikasi teknologi ameliorasi tanah dengan cara pemberian tanah liat sebagai bahan membenah tanah, pupuk organic majemuk serta ditambah pupuk organic lainnya seperti Urea, TSP, dan KCL.B. SARAN

lahan pasir pantai adalah perlunya perlakuan khusus serta pemberian tambahan hara secara rutin. Dengan dilakukannya budidaya tanaman pada lahan pasir pantai maka lahan pasir pantai tidak lagi merupakan lahan yang marjinal.DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010.

Ahira, Anne. 2010.

Buckman, H O and n. Brasy. 1982. Ilmu Tanah. Bharata karya Aksara.

Darmanti, S. Dan M. Sinulingga. 2010.

Shiddieq, Djafar, Tohari1 , Saparso dan Bambang Setiadi. Karakteristik berbagai jenis bahan lapisan kedap, ketebalan dan nisbah bentoit dengan pasir pada pengelolaan lahan pasir. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 8(2):93-101Dwidjoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Jakarta.Partoyol. 2005. Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian di Lahan Pasir Pnatai Samas Yogyakarta. Jurnal Ilmu Tanah Ilmu Pertanian 12(2): 140 - 151

.Syamsul A. Siradz dan Siti Kabirun. 2007. Pengembangan Lahan Marginal Pesisir Pantai dengan Bioteknologi Masukan Rendah. Jurnal Ilmu Tanah, Fakultas pertanian UGM 7 (2):83-92.