Makalah Perbanyakan Vegetatif Tanaman
Embed Size (px)
description
Transcript of Makalah Perbanyakan Vegetatif Tanaman

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya, penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta
globalisasi yang sangat pesat, menurut kami senantiasa dinamis dan mampu mengimbangi
perkembangan tersebut. Yang kita harapkan kita mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
keterampilan, juga memiliki sikap serta kepribadian yang berkarakter, berlandaskan pada
ketekunan dan moral.
Untuk membentuk kita menjadi berkarakter, kita meluncurkan sebuah makalah
sejarah mengenai Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif yang akan membahas semua
perkembangbiakan tanaman secara vegetatif baik alami maupun buatan.
Kami menyadari bahwa dapat dalam penyusunan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi lebih baik
sempurnanya pembuatan makalah yang akan datang.
Semoga bermanfaat untuk memperluas ilmu pengetahuan
Penulis
i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Perkembangan Vegetatif ................................................................. 3
2.2 Siklus hidup aseksual atau vegetatif................................................................... 3
2.3 Jenis Perkembangan Vegetatif........................................................................... 4
A. Perkembangbiakan vegetatif alami.............................................................. 5
B. Perkembangbiakan vegetatif buatan ............................................................ 6
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 12
3.2 Saran.................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13
ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pemahaman tentang konsep dan aspek pada Mata Diklat Dasar-Dasar Perbanyakan
Tanaman Secara Vegetatif merupakan salah satu bagian yang penting dalam kegiatan
perbanyakan tanaman secara vegetatif. Pengetahuan tentang konsep perbanyakan
tanaman secara vegetatif sangat penting untuk diketahui agar dapat dipahami pengertian
perbanyakan tanaman secara vegetatif dan membedakan pengelompokan dalam
perbanyakan tanaman secara vegetatif. Selain itu, juga perlu didukung pengetahuan
tentang arti penting dari perbanyakan tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami
perlunya dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi,
fisiologi, dan genetik. Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif
juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan
dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu pemahaman tentang pengatahuan
aspek-aspek pentingnya meliputi aspek anatomi, fisiologi, dan genetik. Aspek anatomi
perbanyakan tanaman secara vegetatif berkaitan dengan pengetahuan struktur internal
dari akar, batang, dan daun untuk memahami proses terbentuknya akar adventif pada stek
dan cangkok dan terbentuknya penyatuan sambungan pada penyusuan, okulasi, dan
sambungan. Aspek fisiologi perbanyakan tanaman secara vegetatif yang perlu diketahui
adalah peranan secara fisiologis berbagai hormon tanaman dalam mempengaruhi proses
pertumbuhan hasil perbanyakan tanaman. Aspek genetik perbanyakan tanaman secara
vegetatif berkaitan dengan keseragaman dan keragaman secara genetik tanaman yang
diperbanyak secara vegetatif. Ketiga aspek tersebut apabila dipahami dengan benar
diharapkan akan menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan perbanyakan tanaman
secara vegetatif.
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian Perkembangbiakan Tanaman Secara Vegetatif ?
b. Macam-Macam Perkembangan Vegetatif Alami ?
c. Macam-Macam Perkembangan Vegetatif Buatan ?
1

1.3 Tujuan
a. Bertujuan memahami apa itu perbanyakan tanaman
b. Dapat membedakan perbanyakan vegetatif alami dan buatan.
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perkembangan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif adalah cara perkembangbiakan makhluk hidup yang
terjadi tanpa melalui perkawinan. Perkembangbiakan vegetatif ada 2 macam yaitu
vegetatif alami dan vegetatif buatan.
1. Perkembangan vegetatif alami
Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan makhluk
hidup/tumbuhan yang terjadi tanpa melalui bantuan manusia, jadi dilakukan oleh
tumbuhan itu sendiri. Perkembangbiakan secara vegetatif terdiri dari pembentukan
tunas, rizoma (akar tinggal/ akar rimpang), umbi lapis, umbi batang, geragih atau
stolon, umbi akar, tunas adventif, spora dan membelah diri.
2. Perkembangbiakan Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan vegetatif secara buatan adalah perkembangbiaknya tumbuhan
tanpa perkawinan, dengan bantuan campur tangan manusia.
Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman menggunakan bagian –
bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun. Bahan tanaman yang berasal dari
bagian vegetatif disebut bibit. Baik perbanyakan secara vegetatif ( benih ) maupun
perbanyakan secara vegetatif ( bibit ), kedua – duanya digunakan petani karena masing –
masing mempunyai kelebihan.
Selain itu setiap jenis tanaman mempunyai sifat spesifik dalam kaitanyan dengan
bahan tanaman ini. Tanaman – tanaman seperti : padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
gamdum, kelapa sulit diperbanyak secara vegetatif kecuali dengan menggunakan teknik
kultur jaringan. Sedangkan tanaman rambutan, apel, kopi, kakao,tebu, ubikayu, ubijalar,
dan lainya lebih baik diperbanyak secara vegetatif.
2.2 Siklus hidup aseksual atau vegetatif
Pada perbanyakan secara aseksual atau vegetatif genotip dari tanaman induk diwarisi
secara sempurna. Bagian – bagian tanaman pada fase siklus seksual maupun dapat
digunakan sebagai bahan tanaman awal. Bahan yang dipilih untuk perbanyakan karena
sifat vegetatifnya dan diambil sebelum mencapai fase dewasa akan tetapi menunjukan
3

sifat juvenilnya. Bahan tanaman yang dipilih karena sifat bunga dan buahnya tidak lagi
menunjukan sifat juvenilnya ataupun transisinya dan tetap secara biologis dewasa.
Dengan demikian perlu dikatahui fase vegetatif dan fase pembungaan. Fase vegetatif
adalah fase pertumbuhan tanaman dengan perpanjangan akar dan batang, peningkatan
volume tanaman dan perluasan daun. Pada fase pembungaan perpanjangan batang
berakhir dan beberapa titik tumbuh berubah menjadi kuncup dan akhirnya membentuk
buah dan biji.
Perbanyakan secara vegetatif mencakup beberapa cara antaralain : stek ( batang, akar
dan daun ) okulasi dan penyambungan tidak seperti perbanyakan secara generatif yang
dapat di tanam langsung dilapangan, kecuali untuk benih yang berukuran kecil, untuk
perbanyakan secara vegetatif biasanya perlu disemaikan dulu sebelum ditanam
dilapangan.
Persemaian, diperlukan dengan maksud untuk :
a. Memudahkan pemeliharaan tanaman, misalnya penyiraman yang harus dilakukan
pagi dan sore
b. Menyediakan media tanam yang sangat bagus, misalnya permukaan tanah halus
dan bila perlu dicampur pasir
c. Mengurangi biaya dan tenaga kerja, misalnya bila harus menggunakan naungan
daripada membuat naungan tersebar diseluruh lahan lebih murah membuat
naungan dibedengan persemaian
d. Memeberi kesempatan menyeleksi tanaman yang baik untuk dipindah dilapangan
sehingga akan mengurangi persentase sulaman, dan
e. Pada jenis – jenis tanaman tertentu dengan transplanting ( pindah tanam )
memungkinkan diperoleh pertumbuhan tanaman dan diperoleh pertumbuhan
tanaman dan hasil panen yang lebih tinggi.
2.3 Jenis Perkembangan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif ada dua jenis
Perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan.
Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia
dinamakan vegetatif alami. Sebaliknya, perkembangbiakan vegetatif yang melibatkan
bantuan manusia disebut vegetatif buatan.
4

A. Perkembangbiakan vegetatif alami
Perkembangbiakan vegetatif alami dimulai dari tumbuhnya tunas pada bagian
tumbuhan. Tunas selanjutnya akan menjadi tanaman baru. Pada umumnya, tunas
tumbuh pada ruas batang, ketiak daun, ujung akar, dan tepi daun. Tunas yang
tumbuh pada ujung akar atau tepi daun disebut tunas adventif Jika tunas tumbuh
dekat induknya dinamakan rumpun, seperti rumpun bambu dan rumpun pisang.
Berikut ini jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif alami :
1. Akar tinggal
Akar tinggal (rizoma) adalah batang yang tumbuh menjalar dalam
tanah atau disebut juga akar tinggal, akar rimpang, atau akar tongkat. Tanaman
yang berkembang biak dengan akar tinggal adalah lengkuas, jahe, alang-alang,
kunyit, dan temulawak dan lain-lain.
Ciri-ciri akar tinggal:
- mirip akar tetapi berbuku-buku dan pada ujungnya terdapat kuncup;
- pada setiap buku terdapat daun yang berubah menjadi sisik;
- pada setiap ketiak sisik terdapat tunas.
2. Umbi lapis
Bagian tanaman yang membengkak dalam tanah karena menyimpan
cadangan makanan disebut umbi. Umbi lapis merupakan umbi yang berlapis-
lapis dan tumbuh tunas di tengahnya. Umbi lapis baru yang berasal dari ketiak
terluar akan tumbuh membentuk tunas. Pada umbi lapis, tunas tumbuh di
antara daun dan cakram. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan umbi
lapis di antaranya adalah bawang, bunga bakung, bungan tulip, dan lain-lain.
3. Umbi akar
Umbi akar merupakan bagian akar yang membesar karena berfungsi
sebagai tempat cadangan makanan. Umbi akar dapat tidak mempunyai tunas
dan tidak berbuku-buku. Tanaman yang berkembang biak dengan umbi akar,
misalnya wortel dan dahlia
5

4. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh membengkak dalam tanah.
Bagian ini sesungguhnya merupakan cadangan makanan yang disimpan pada
bagian batang. Jika umbi ini ditanam, tunas dapat tumbuh dan menjadi
tanaman baru. Contohnya adalah kentang dan ubi jalar.
5. Geragih (stolon)
Geragih adalah batang yang tumbuh dan menjalar di permukaan tanah.
Geragih tersusun atas ruas-ruas. Setiap ruas yang menempel pada tanah akan
membentuk akar dan tumbuh tunas baru. Tanaman baru akan tumbuh pada
ruas-ruasnya dan tidak bergantung pada induknya. Jenis tanaman yang
berkembang biak dengan geragih di antaranya adalah stroberi, pegagan atau
antanan, dan rumput teki.
6. Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh di luar bagian batang. Tunas ini
tumbuh pada tepi daun, seperti cocor bebek. Selain pada tepi daun, tunas ini
dapat tumbuh pada akar, seperti suskun dan kesemek.
7. Spora
Spora terdapat pada tumbuhan paku, lumut, dan jamur. Spora terdapat di
dalam kotak spora yang terletak di tepi daun tumbuhan paku. Contoh
tumbuhan paku yang sering kita lihat untuk tanaman hias adalah suplir. Pada
tepi daun suplir terdapat butiran yang merupakan kotak spora. Spora ini
merupakan alat perkembangbiakan tanaman suplir.
B. Perkembangbiakan vegetatif buatan
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, cepat berbuah, dan menyerupai
induknya, pembiakan ini sengaja dibantu manusia. Tujuannya adalah untuk
memperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan tidak bergantung pada musim.
Pembiakan secara vegetatif buatan di antaranya adalah cangkok, stek, okulasi,
enten, dan runduk. Berikut ini beberapa cara pembiakan secara vegetatif buatan :
6

1. Cangkok
Mencangkok adalah mengembangbiakkan tanaman agar cepat berbuah
dan mempunyai sifat-sifat yang sama dengan induknya. Jika tanaman
induknya berbuah manis, maka cangkokannya menghasilkan buah yang
manis pula. Selain itu, mencangkok lebih cepat memberikan hasil jika
dibandingkan dengan menanam bijinya. Tanaman yang dapat dicangkok
adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti
jambu, rambutan, dan mangga. Namun tanaman hasil cangkokan memiliki
beberapa kelemahan. Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar
serabut, sehingga mudah tumbang/roboh dan umur tanaman lebih pendek
dibandingkan tumbuhan yang di tanam dari biji.
Berikut adalah cara mencangkok tanaman. Sediakan Alat dan bahan
yang digunakan dalam mencangkok, antara lain : tali pengikat/rafia, pisau
yang tajam, serabut kelapa atau plastik, gunting, tanah yang subur , dan
cabang/ranting yang akan kita cangkok.
Langkah - langkah mencangkok adalah sebagai berikut berikut :
o Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu
muda.
o Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10
cm.
o Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
o Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau
sabut kelapa.
o Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila
menggunakan plastik,lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air
siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah.
o Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari (jika
musim kemarau).
o Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting
tersebut, kemudian tanam di pot. Setelah tumbuh dengan baik baru
ditanam di tanah.
7

2. Stek
Stek adalah cara mengembangbiakkan tanaman dengan menggunakan
bagian dari batang tumbuhan tersebut. Bagian tanaman yang dapat
ditanam dapat berupa batang, tangkai, atau daun. Tidak semua tumbuhan
dapat disetek. Stek daun dapat dilakukan pada tanaman cocor bebek dan
begonia. Stek akar dapat dilakukan pada tanaman sukun dan stek batang
dapat dilakukan pada tanaman singkong. Stek tangkai dapat dilakukan
pada tanaman mawar. Contoh tanaman yang dikembangbiakan dengan
stek adalah ubi kayu, tebu, kangkung, dan mawar.
3. Sambung/Enten
Menyambung atau mengenten bertujuan menggabungkan dua sifat
unggul dari individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan
dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk
menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan
tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan
memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang
bisa disambung adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat
dengan terung.
Berikut ini adalah cara mengenten tanaman :
Alat dan bahan : pisau/cutter yang steril, tali rafia, dua jenis tumbuhan
(terung dan tomat)
Cara menyambung tanaman :
o Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat.
Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas.
o Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah
dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V
terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm.
o Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu
ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening
8

(dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak
terkena air.
o Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas,
sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut
menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.
o Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan
letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari.
o Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka
kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari.
4. Tempel (Okulasi)
Menempel atau okulasi adalah menempelkan tunas pada batang
tanaman sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan
ditempeli harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan
dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang
memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat.
Contohnya, okulasi pada bunga mawar akan menghasilkan dua warna
atau lebih yang berbeda. Tumbuhan tersebut akan terlihat lebih indah
karena bunganya berwarna-warni. Pada buah mangga, batang bawah
memiliki perakaran kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar.
Batang atas berbuah banyak dan besar serta rasa manis. Dengan okulasi
batang atas ke batang bawah, maka akan didapatkan pohon mangga yang
perakarannya kuat dan tahan terhadap penyakit sekaligus berbuah lebat
dan manis. Selain itu okulasi juga mempercepat tanaman berbuah karena
batang atas sudah melewati masa muda.
Berikut ini adalah cara mengokulasi tanaman :
Alat dan bahan : tali rafia, pisau/cutter, duua jenis tumbuhan ( batang
bawah dan batang atas).
Langkah-langkah mengokulasi tanaman :
o Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis
tanaman apa yang akan diokulasi.
9

o Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk
tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul.
o Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5
cm.
o Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah,
lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan
tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas.
o Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah
ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada
celah kecuali pada bagian mata tunas.
o Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan
atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih
hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil
dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai
3 minggu.
o Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera
potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar
sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak,
tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak
pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis
tanaman yang diokulasi. (sumber : Balai Besar Pengembangan dan
Perluasan Kerja (BBPPK) Lembang ).
5. Merunduk
Merunduk adalah membengkokkan sebagian cabang kemudan
membenamkannya ke dalam tanah. Pada batang yang ditimbun tersebut
diharapkan tumbuh akar. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan
dengan merunduk di antaranya arbei, apel, tebu, stroberi, dan melati.
Berikut ini cara melakukan perbanyakan dengan merunduk :
o Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang;
o Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran
yang menempel;
10

o Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian
tengah cabang menyentuh tanah
o Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah;
o Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah
tersebut;
o Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan
tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong cabang
tanaman tadi dari batang utamanya;
o Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam.
11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbanyakan tanaman merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya
tanaman karena hal tersebut terkait dengan penyediaan bibit tanaman bermutu.
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan
menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun,
umbi dan akar Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah
yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji
dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan pembaca dapat menambah wawasan
dari berbagai sumber lain,dan semoga dapat mengoreksi segala bentuk kesalahan
dalam pnyusunan makalah ini.
12

DAFTAR PUSTAKA
McCouch, S. (2004). "Diversifying selection in plant breeding". PLoS Biol 2 (10): e347.
DOI:10.1371/journal.pbio.0020347.
Laman Bundesverband Deutscher Pflanzenzüchter e.V.
Gewin Virginia . 2003. Genetically Modified Corn— Environmental Benefits and Risks.
PLOS Biology 1: e8. DOI:10.1371/journal.pbio.0000008
Zohary, D. & Hopf, M. 2000. Domestication of Plants in the Old World. Oxford Univ. Press.
London.
Purugganan, M.D. (2009-02-12). "The nature of selection during plant domestication" (pdf).
Nature 457: 843-8. DOI:10.1038/nature07895.
13