Makalah Kemiskinan Dan Tenaker Ne

19
MAKALAH MIGRASI SOSIAL DAN TENAGA KERJA KEMISKINAN DAN KETENAGAKERJAAN Oleh: Ageng Mahendra 115120101111023 Arief Kurniawan 115120101111003 Alfian Harstama 115120100111011 Hildam Ismoyo 115120107111025 Maulidya Agustin 115120107111009 Prabawati Lukita 115120100111033 Ranni Synditha 115120100111031 Rizky Agustiya N. 115120100111025

description

kemiskinan dan tenaga kerja

Transcript of Makalah Kemiskinan Dan Tenaker Ne

MAKALAH MIGRASI SOSIAL DAN TENAGA KERJAKEMISKINAN DAN KETENAGAKERJAAN

Oleh:Ageng Mahendra115120101111023Arief Kurniawan115120101111003Alfian Harstama115120100111011Hildam Ismoyo115120107111025Maulidya Agustin115120107111009Prabawati Lukita 115120100111033Ranni Synditha115120100111031Rizky Agustiya N. 115120100111025

BAB I Pendahuluan1.1 Latar BelakangKrisis Ekonomi tahun 1998 memberikan hantaman yang besar terhadap perekonomian nasional, termasuk meningkatnya angka kemiskinan masyarakat yang naik menjadi 49,50 Juta atau sekitar 24,23 % dari jumlah penduduk Indonesia, dari hanya 34,01 Juta (17,47 %) pada tahun 1996. Untuk mengurangi angka kemiskinan akibat krisis ekonomi tersebut, pemerintah kemudian menetapkan upaya penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu prioritas pemerintah Indonesia. Pelaksanaan program penanggulanan kemiskinan yang dilakukan sejak tahun 1998 sampai saat ini, secara umum mampu menurunkan angka kemiskinan Indonesia yang berjumlah 47,97 Juta atau sekitar 23,43 % pada tahun 1999 menjadi 30,02 Juta atau sekitar 12,49 % pada tahun 2011. Berdasarkan Worldfactbook, BPS, dan World Bank, di tingkat dunia penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia termasuk yang tercepat dibandingkan negara lainnya. Tercatat pada rentang tahun 2005 sampai 2009 Indonesia mampu menurunkan laju rata-rata penurunan jumlah penduduk miskin per tahun sebesar 0,8%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian negara lain misalnya Kamboja, Thailand, Cina, dan Brasil yang hanya berada di kisaran 0,1% per tahun. Dari adanya masalah kemiskinan ini timbul lah faktor penarik dan pendorong yang akan membuat masyarakat tergerak untuk mensejahterakan kehidupan mereka. Anggapan yang muncul karena suatu keinginan untuk bekerja dikota. Muncul dari pikiran bahwa dikota banyak sekali lowongan pekerjaan, fasilitas yang lebih baik, akses-akses yang memadai dari pada di desa menjadikan orang-orang di desa cenderung melakukan migrasi. Mereka banyak pergi ke kota dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang baik dan gaji atau upah yang lebih baik daripada di desa. Dari migrasi yang dilakukan ini memunculkan tenaga kerja, mereka yang berpindah dari desa ke kota untuk menjadi tenaga kerja di kota. Namun, dari pemikiran mereka yang berfikir di kota itu lebih baik daripada di desa. Justru berbanding terbalik, memang mereka di kota bekerja. Karena keinginan tidak sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. 1.2 Rumusan Masalah Faktor apa yang menyebabkan para kaum urban memilih menjadi tenaga kerja di kota ? Bagaimana realitas kehidupan kaum urban yang menjadi tenaga kerja di kota ?

BAB II Landasan TeoriKemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi mulai dari program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha kecil, yang dijalankan oleh berbagai elemen Pemerintah baik pusat maupun daerah. Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, Presiden telah mengeluarkan Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan hingga 8 % sampai 10 % pada akhir tahun 2014.Terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan dalam melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan, yaitu: Menyempurnakan program perlindungan sosial Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar Pemberdayaan masyarakat, dan Pembangunan yang inklusifTerkait dengan strategi tersebut diatas, Pemerintah telah menetapkan instrumen penanggulanang kemiskinan yang dibagi berdasarkan empat klaster, masing-masing: Klaster I - Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga Klaster II Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat Klaster III Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan KecilKetenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Ada banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam berbagai permasalahan ketenagakerjaan. Beberapa kebijakan tersebut antara lain: Membuat kebijakan perundang-undangan ketenagakerjaan Kebijakan di bidang pendidikan Kebijakan perluasan lapangan kerja Kebijakan pengupahan Pelayanan informasi kerja dan penempatan kerja Memperluas pemerataan lapangan kerja. Dalam pemerataan lapangan kerja pemerintah melakukan kebijakan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu engan menciptakan lapangan kerja baru melalui pengangkatan pegawai ngeri. Sedangankan yang tidak langsung, disini pemerintah menciptakan kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mendorong untuk menciptakan lapangan kerja baru melalui proyek pembangunan pemerintah hingga dapat menyerap lapangan pekerjaan. Contohnya adalah pembangunan jembatan, pasar, bandara dll. Adapun juga kebijakan moneter adalah kebijakan uang berderar, bentuknya adalah memberikan kredit berbunga rendah dengan kebijakan tersebut diharapkan mendorong ektor swasta untuk memperluas lapangan kerja. Menciptakan program padat karya Pengiriman tenaga kerja ke luar negri Melakukakan pembinaan kewirausahaan Mengurangi tingkat pengangguranIsu ketenagakerjaan dalam konteks penanggulangan kemiskinan dapat muncul pada kelompok program nomor 3 (tiga), yaitu kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil. Kelompok Usaha Mikro dan Kecil bersentuhan dengan isu ketenakerjaan. Dalam RPJMN 2010-2014 disebutkan potensi UMKM sangat besar termasuk dalam hal penyerapan tenaga kerja. Jumlah populasi UMKM pada tahun 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,9 persen dari jumlah unit usaha di Indonesia serta jumlah tenaga kerjanya mencapai 88,7 juta orang atau 96,9 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia, yang tersebar di seluruh sektor perekonomian dan wilayah di Indonesia. Upaya penanganan ketenagakerjaan pada program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil merupakan langkah strategis dalam pengentasan daerah tertinggal. Pengertian Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dr satu tempat (negara dsb ) ke tempat (negara dsb) lain untuk menetap. Migrasi adalah perpindahan dr satu tempat ke tempat lain bagi burung dsb karena pergantian musim Macam Migrasi antardesa migrasi yg terjadi antara daerah pedesaan yg satu dan yg lain. antarkota migrasi yg terjadi antara daerah perkotaan yg satu dan yg lain berantai perpindahan penduduk dr satu daerah ke daerah yg lain yg diikuti oleh penduduk daerah asalnya, terjadi apabila rombongan atau orang yg pertama berhasil dan menarik saudara, teman, atau tetangganya dr daerah asalnya. bermusim perpindahan penduduk yg terjadi dl musim tertentu ke tempat tertentu dan kembali ke tempat asal dl musim yg lain. desa kota migrasi yg terjadi dr daerah pedesaan ke daerah perkotaan. ekstern perpindahan penduduk ke wilayah negara lain. intern perpindahan penduduk yg berlangsung di dl wilayah suatu negara. kota desa migrasi yg terjadi dr daerah perkotaan ke daerah pedesaan. paksaan migrasi yg dilakukan krn terpaksa, msl krn gangguan keamanan oleh gerombolan pengacau sehingga penduduk suatu daerah terpaksa pindah atau dipindahkan, baik oleh penguasa maupun sumber bahaya yg lain.

BAB IIIPembahasanSeiring perkembangan zaman yang semakin maju dalam hal teknologi dan informasi yang ada di Indonesia. Semakin banyaknnya pertumbuhan dan perkembangan dari segi ekonomi dan infrastruktur-infrastruktur penunjang kehidupan yang ada di masyarakat.Namun perkembangan zaman dan teknologi di Indonesia terlalu terpusat. Pembangunan-pembangunan yang terjadi hanya pada kota-kota besar saja misal di Jakarta, Surabaya, Makassar dan kota-kota besar lainnya. Pembanguan ekonomi yang selalu meningkat namun tidak diimbangi dengan pemerataan pembangunan infrastruktur yang menunjang kehidupan sosial maupun ekonomi terutama di desa.Ketimpangan akan adanya pemerataan infrastur antara desa dan kota sangat terlihat dari timpangnya infrastruktur-infrastruktur misal pendidikan, ekonomi maupun kesehatan yang menjadi gambaran dari indeks manusianya. Ketika di kota dalam soal pendidikan telah merata disetiap sudut kota telah ada dari tingkatan yang paling rendah yaitu TK sampai ke perguruan-perguruan tinggi ternama dan bagus, dalam soal kesehatan pun juga terdapat rumah sakit-rumah sakit besar dengan lengkap dan canggihnya alat-alat kedokteran.Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan realitas yang dapat ditemui di desa-desa. Dalam soal pendidikan, di desa-desa pada umumnya tidak terdapat sekolah-sekolah yang bagus dan memadai dan untuk mengakses pendidikan pun masyarakat desa susah karena misalnya ada namun cukup jauh. Dalam soal kesehatan masyarakat desa pun sulit dalam mengakses kesehatan bagi dirinya maupun keluarganya karena dibatasi dengan kemampuan dalam soal ekonomi. Masyarakat desa pun lebih memilih obat-obat tradisional dibanding kerumah sakit karena lebih murah dan bisa didapat dengan mudah di lingkungan sekitar desa.Hal-hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi pemikiran masyarakat desa saat ini terutama para generasi-generasi mudanya. Karena fasilitas-fasilitas penunjang kehidupan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi sangat sedikit maka mereka memutuskan untuk berurbanisasi dari desa ke kota.Hal tersebut memunculkan polemic atau permasalahan baru di kota-kota besar. masyarakat-masyarakat desa dari tahun ke tahun jumlahnya yang berurbanisasi dalam konteks ini berurbanisasi ke ibukota Jakarta semakin meningkat. Namun mereka-mereka yang berurbanisasi dari desa dan menjadi tenaga kerja di Jakarta sangat kurang dalam hal ketrampilan dan minim dalam pendidikan. Hal ini disebabkan oleh infrastruktur-infrastruktur pendidikan sangat minim dan mengharuskan pendidikan wajib 9 tahun tidak banyak dilakukan oleh masyarakat desa. Lembaga-lembaga maupun program-program oleh pemerintah dalam meningkatkan ketrampilan-ketrampilan dan pengetahuan akan pekerjaan sangat minim sehingga mereka-mereka yang berurbanisasi sangat minim sekali dalam pendidikan dan tidak mampu bersaing dengan masyarakat-masyarakat kota yang pada umumnya pendidikannya lebih terpenuhi dan secara ketrampilan pun lebih dari para tenaga kerja urban.Deskripsi KasusAnto seorang remaja berusia 17tahun asal Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah ini menginjakkan kaki di Jakarta setahun yang lalu. Tampaknya bakal memberikan kesan tersendiri bagi remaja yang hanya lulusan sekolah dasar itu. Hanya berbekal ijazah sekolah dasar dan tidak punya keterampilan khusus, ia tertarik ikut kerja di sebuah bengkel sepeda motor bersama kakaknya.Kebetulan bosnya kakak Anto bersedia menerima anak buah baru di bengkel. Setelah setahun bekerja di bengkel Anto menganggap bahwa itu hanya menjadi pengalaman untuknya karena dia tetap merasa kebutuhannya belum terpenuhi.Analisis Kasus Dari contoh kasus diatas, menunjukkan bahwa Anto adalah salah satu kaum urban yang mencari pekerjaan di kota besar, dalam kasus ini di Jakarta. Setelah setahun bekerja di Jakarta dia masih belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan juga keluarganya yang ada di kampung. Dia tertarik pindah ke kota besarkarena diajak oleh kakaknya untuk bekerja di bengkel. Dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang layak dan gaji yang mencukupi kebutuhannya. Tetapi kenyataannya, Anto tidak paham betul kondisi di kota besar dan kemampuan yang dimilikinya terbatas. Sehingga dia hanya bermodal nekat saja untuk dating ke Jakarta. Hingga setahun lamanya dia bekerja di Jakarta, penghasilannya masih belum, mencukupi kebutuhan dia sehari-hari. Kehidupannya masih sama saja dengan awal dia bekerja, tidak ada perubahan yang signifikan yang membuatnya hidup lebih layak. Hal ini disebabkan karena keinginan Anto untuk sukses tidak dibarengi dengan kemampuan atau skill sertam pengetahuan yang cukup.Solusinya, dari pemerintah, harus menggalakkan sosialisasi tentang ketenagakerjaan dan perluasan lapangan bekerjaan, baik di kota ataupun di desa, dimana upaya tersebut diharapkan dapat menyadarkan para kaum urban yang melakukan migrasi agar melakukan persiapan dan pengembangan skill sehingga ketika dia bermigrasi tidak bekerja serabutan diaman dapat menekankan kemiskinan. BAB IVPenutup

KesimpulanHubungan antara kemiskinan dan ketenagakerjaan adalah migrasi tenaga kerja yang tidak memiliki skill yang berkualitas ke kota menyebabkan meningkatnya kemiskinan di kota sehingga diperlukan adanya peningkatan kualitas tenaga kerja serta perluasan lapangan pekerjaan didesa agar sumber daya manusia di desa dapat memiliki skill yang berkualitas ketika bermigrasi ke kota.