Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

17
MAKALAH SOSIOLOGI Tentang Kemiskinan Disusun Oleh: Kelompok I Anggia Paramita Dewi Sakunta Edo Septian Raynaldi Syarifah Yulisa C. E. S Kelas: 10-2

Transcript of Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

Page 1: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

MAKALAH SOSIOLOGI Tentang Kemiskinan

Disusun Oleh:

Kelompok I

Anggia Paramita

Dewi Sakunta

Edo Septian

Raynaldi

Syarifah

Yulisa C. E. S

Kelas: 10-2

Page 2: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

SOSIOLOGI KELOMPOK 1

Page 3: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

KATA PENGANTAR

Kami bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang

Maha Esa karena Makalah tentang Kemiskinan ini berhasil diselesaikan.

Makalah ini disusun berdasarkan data-data yang didapat dari berbagai

sumber.

Kami sebagai penulis telah berusaha menyusun makalah ini sebaik

mungkin. Akan tetapi, kami sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna.

Oleh karena itu, semua kritik dan saran demi perbaikan makalah ini akan

kami terima dengan senang hati.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua kalangan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Palangka Raya, September 2009

Kelompok 1

Page 4: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

DAFTAR ISI

!"#"$%&'("'#") ******************************************************************************************************************* $+$

,"-#")$./+ *******************************************************************************************************************************++$

!

!"#$%$

%&'0"1232"' ***********************************************************************************************************************4$

"#$#%!&'(#)#*+ !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"!

,-.-#*!/'*-(01#*!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"!

201$'3#$0)#!/'*-(01#* !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!#!!

!"#$&$

%&56"1"/"' ************************************************************************************************************************7$

/'*+'%$0#*!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!$!

4*50)#$6%70*50)#$6%!)'301)0*#* !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!$!

/'*8'9#9!:'301)0*#* !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!%!

/'%)'39#*+#*!:'301)0*#*!50!4*56*'10#!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!&!

/'*.'(#1#*!,')*01!5#*!2-39'%!;#$# !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!'!

,#*$#*+#*!:'301)0*#*!50!4*56*'10# !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(!

/'*-*$#1#*!:'301)0*#* !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)!!

!"#$'$%&'2#28****************************************************************************************************************************** 49$

:'103<-(#* !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! "*!

2#%#*!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! "*!!

!

Page 5: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

BAB 1

Page 6: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

1

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia

dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Ada dua

kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan

kemiskinan buatan. kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA)

yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam.

Kemiskinan Buatan diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang

berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia,

sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan

tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan

pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang kemiskinan di

Indonesia ini adalah sebagai berikut:

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia dalam hal materi agar ikut

berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi

kemiskinan yang merupakan tantangan global.

3. Mengetahui bagaimana usaha atau langkah-langkah untuk mengurangi

kemiskinan.

Page 7: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

2

C. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu:

1. Bab pertama berisi tentang PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar

Belakang, Tujuan Penulisan, Sistematika Penulisan.

2. Bab kedua berisi tentang PEMBAHASAN yang terdiri dari Pengertian,

Indikator-Indikator Kemiskinan, Penyebab Kemiskinan, Perkembangan

Kemiskinan di Indonesia, Penjelasan Teknis dan Sumber Data, Tantangan

Kemiskinan di Indonesia, Penuntasan Kemiskinan.

3. Bab ketiga berisi tentang PENUTUP yang terdiri dari Saran, Kesimpulan.

Page 8: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

BAB 2

Page 9: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

3

P E M B A H A S A N

A. Pengertian

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang

biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air

minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang

juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu

mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak

sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang

memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya

melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya

dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya

digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".

B. Indikator-indikator Kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri

secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut.

Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan

Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan

dan papan).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,

pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk

pendidikan dan keluarga).

Page 10: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

4

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya

alam.

6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita

korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan

terpencil).

C. Penyebab Kemiskinan

Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan antara lain adalah:

1. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.

Yang penting digarisbawahi disini adalah bahwa standar pendapatan

per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu

sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-

kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas

menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.

Page 11: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

5

2. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.

Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap

kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas

masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta

jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan

dengan maksimal.

3. Biaya kehidupan yang tinggi.

Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai

akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat.

Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini

bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan terjadinya

krisis global yang melanda seluruh dunia.

4. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.

Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan

jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung

mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan disisi lain rakyat miskin

masih terbebani oleh pajak negara.

Page 12: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

6

D. Perkembangan Kemiskinan di Indonesia

Bagaimana perkembangan tingkat kemiskinan di Indonesia? Program

Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan laporan

tahunan Pembangunan manusia (Human Development Report) 2006 yang

bertajuk Beyord scarcity; power, poverty dan the global water. Laporan ini

menjadi rujukan perencanaan pembangunan dan menjadi salah satu Indikator

kegagalan atau keberhasilan sebuah negara menyejahterakan rakyatnya.

Selama satu dekade ini Indonesia berada pada Tier Medium Human

Development peringkat ke 110, terburuk di Asia Tenggara setelah Kamboja.

Jumlah kemiskinan dan persentase penduduk miskin selalu berfluktuasi

dari tahun ke tahun, meskipun ada kecenderungan menurun pada salah satu

periode (2000-2005). Pada periode 1996-1999 penduduk miskin meningkat

sebesar 13,96 juta, yaitu dari 34,01 juta(17,47%) menjadi 47,97 juta (23,43%)

pada tahun 1999. Kembali cerah ketika periode 1999-2002, penduduk miskin

menurun 9,57 juta yaitu dari 47,97 (23,43%) menurun menjadi 38,48 juta

(18,20%). Keadaan ini terulang ketika periode berikutnya (2002-2005) yaitu

penurunan penduduk miskin hingga 35,10 juta pada tahun 2005 dengan

presentasi menurun dari 18,20% menjadi 15,97 %. Sedangkan pada tahun 2006

penduduk miskin bertambah dari 35,10 juta (15,97%) menjadi 39,05 juta

(17,75%) berarti penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta (1,78%).

Adapun laporan terakhir, Badan Pusat Statistika ( BPS ) yang telah

melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan Maret

2007 angka resmi jumlah masyarakat miskin adalah 39,1 juta orang dengan

kisaran konsumsi kalori 2100 kilo kalori (kkal) atau garis kemiskinan ketika

pendapatan kurang dari Rp 152.847 per-kapita per bulan.

Page 13: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

7

E. Penjelasan Teknis dan Sumber Data

Sebagai tinjauan kevalidan dan pemahaman data di atas secara luas,

dipaparkan penjelasan data dan sumber data yang diambil dari Berita Resmi

Statistika No.47/ IX/ 1 September 2006, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan

memenuhi kebutuhan dasar (Basic Needs Approach). Dengan pendekatan

ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi. Untuk

memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari

sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini dapat dihitung Head Count Indeks

(HCI) yaitu persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.

2. Metode yang digunakan menghitung Garis Kemiskinan(GK) yang terdiri dari

dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis

Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Perhitungan garis kemiskinan

dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan pedesaan. Penduduk

miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pendapatan per-kapita di

bawah garis kemiskinan.

3. Sumber utama data yang dipakai untuk menghitung kemiskinan adalah data

Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) panel Februari 2005 dan Maret

2006. Sebagai informasi tambahan,digunakan juga Survei Paket Komoditi

Kebutuhan Dasar (SPKKD) yang dipakai untuk memperkirakan Proporsi dari

Pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.

Page 14: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

8

F. Tantangan Kemiskinan di Indonesia

Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan

rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya

mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam

(SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan

Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih

menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara negara-

negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada

tahun yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand.

Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding

negara ASEAN lainnya.

Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi

penduduk miskin di pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data

Susenas (National Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar

69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian besar

bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan

adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh

rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan

terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan

gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka Indeks

pemberdayaan Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM).

Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini

mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau

menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran

keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan. maka

tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa

mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam

mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah

daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat

Page 15: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

9

berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa

menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.

G. Penuntasan Kemiskinan

Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai

berikut:

1. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana

irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber

air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah

tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki

pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .

2. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana

stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan

investasi dan revitalisasi industri.

3. Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan

pelayanan antara lain; (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program

belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii)

jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas

dan rumah sakit kelas tiga.

Page 16: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

BAB 3

Page 17: Makalah Sosiologi Tentang Kemiskinan

10

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di

atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan

kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam

kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak.

Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah,

melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah

tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin

kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini

masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan

akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.

B. Saran

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha

yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka

peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul

untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau

tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan,

skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.