MAKALAH KELOMPOK 1
-
Upload
agis-taufik -
Category
Documents
-
view
51 -
download
7
Transcript of MAKALAH KELOMPOK 1
UNIVERSITAS INDONESIA
TUGAS ANALISA PROSES KEPERAWATAN MENURUT PARA PAKAR
Tugas ini disusun untuk Mata Ajar Keperawatan Medikal Bedah Lanjut I
DOSEN PENGAMPU : Prof. Elly Nurachmah, DNSc.
Oleh: Kelompok 1
Puji Raharja Santosa 1206303512Agis Taufik 1206195073Dwi Agustina 1206303065Retno Dyah Wahyuningsih 1206303531Wida Wati 1206195810
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH2012
A. Landasan konsep dan filosofi dari pendekatan nursing care Proses (NCP )
Landasan konsep merupakan suatu dasar teori yang kemudian akan berkembang
menjadi model dengan aplikasi yang bersifat empiris. Landasan konsep muncul dari
keyakinan dan pola pikir yang disebut dengan filosofi. Banyak teori keperawatan
yang ada dan digunakan sebagai aplikasi asuhan keperawatan di rumah sakit, antara
lain teori model keperawatan Imogene King, Sister C. Roy, Mira E. Levine,
Dorothea E. Orem dan Marta E. Rogers. berikut landasan konsep dan filosofi dari
kelima pakar tersebut :
a. Filosofi
Menurut King Perawat adalah profesi yang memberikan pelayanan dalam
memenuhi kebutuhan sosial, berfokus pada individu dan kelompok, Domain
perawat adalah promosi, prefentif, dan rehabilitatif, yang bertujuan untuk
membantu individu, keluarga, kelompok dan komunitas untuk mempertahankan
dan memperbaiki kesehatan sehingga mereka dapat berfungsi sesuai peran dan
membantu individu meninggal dengan mulia. Perawat memiliki patner didalam
tim kesehatan. Roy memiliki filosofi yang berbeda dalam teorinya yang
memandang manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Menurut Roy perilaku
manusia adalah hasil adaptasi dari lingkungan dan kekuatan organisme, dan
perilaku adaptif adalah berfungsinya stimulus dan tingkatan adaptasi, yang dapat
berpengaruh terhadap stimulus vokal, stimulus kontekstual, dan stimulus residual.
Levin meyakini bahwa setiap individu akan merespon sepenuhnya untuk setiap
perubahan dalam pola hidupnya. Levine mempercayai bahwa semua tindakan
keperawatan adalah tindakan- tindakan moral, kesucian hidup dan meringankan
penderitaan menurut levine adalah suatu keharusan. Perilaku etis adalah “ekspresi
sehari- hari dari komitmen seseorang untuk orang lain cara bagaimana manusia
berhubungan satu sama lain dalam iteraksi mereka sehari- hari”. Filosofi dari
Orem meyakini bahwa manusia memerlukan pengetahuan, untuk melatih dan
mengenali kebutuhannya dan membuat input untuk dirinya dan orang lain.
Roger memakai filosofi yang membangun modelnya berdasarkan kesatuan
manusia (unitary human beings), dan lingkungan sebagai bidang- bidang energi
yang menyatu dengan proses kehidupan. Rogers mengartikan orang sebagai
sistem terbuka dalam proses kontinyudengan sistem terbuka lingkungan.
b. Landasan konsep
King memakai landasan konsep dalam mengembangkan teorinya dengan
memandang keperawatan adalah proses aksi, reaksi dan interaksi dimana perawat
dan klien berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan.
Roy memakai landasan konsep bahwa manusia memiliki sistem adaptasi terhadap
berbagai stimulus atau stressor yang masuk. Menurut Roy Mekanisme koping
merupakan proses penterjemahan stimulus dengan dua sub system yaitu sub
system kognator dan sub system regulator, hasil dari adaptasi itu akan
memunculkan respon yang adaftif atau maladaftif. Roy berasumsi bahawa
sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok,
masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif system” dalam segala aspek
yang merupakan satu kesatuan.
Levine memandang manusia sebagai makhluk yang bersifat holistik
“pengalaman keutuhan (wholeness) adalah dasar dari semua kebutuhan manusia.
Dasar pemikiran levin dalam mengembangkan teorinya memandang tentang
bagaimana perjalanan suatu penyakit dan bagaimana cara pandangan individu
terhadap perubahan penyakitnya. Teori Orem yang lebih dikenal dengan teori
Self Care memiliki pandangan bahwa pelayanan keperawatan dipandang dari
suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan
dasar dengan tujuan memperthankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai
dengan keadaan sehat dan sakit. Roger memiliki landasan konsep bahwa proses
keperawatan berdasarkan pada kemampuan energy manusia, keutuhan manusia,
keterbukaan untuk menerima masukan pada manusia, pola dan organisasi,
perkembangan ilmu keperawatan, pola pikar perawat ( critical thinking ).
B. Fokus utama dari urutan setiap langkah pendekatan nursing care Proses (NCP ) menurut para ahli.
Fokus utama dari tiap langkah pendekatan nursing care plan (NC P) menurut King
yaitu langkah: persepsi : assesment, Judment : assesment, Action :assesment,
Reaction : assesment, Disturbance : diagnosa, Mutual goal setting : planning,
Exploration of means to achieve goals : planning, Agreement onmeans to achieve
goals : planning,Transaction : implementasi, Attainment of goals : evaluasi.
Menurut Roy elemen dari proses keperawatan meliputi pengkajian tingkat pertama
dan kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi. Fokus
utama dari model ini adalah adaptasi dan tujuan pengkajian dengan mengidentifikasi
tingkah laku yang aktual dan potensial apakah memperlihatkan maladaptif dan
mengidentifikasi stimulus atau penyebab perilaku maladaptif tersebut. Empat mode
adaptasi dapat digunakan sebagi dasar kerangka kerja untuk pedoman pengkajian.
Mode ini meliputi psikologis, konsep diri, fungsi peran dan model interdependensi.
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkajian
tahap I (pengkajian prilaku) dan pengkajian tahap II (pengkajian faktor- faktor yang
berpengaruh). Fokus utama dari pengkajian tahap I ini adalah mengumpulkan data
dan memutuskan klien adaptif atau maladaptif. Termasuk dalam model ini adalah
kebutuhan dasar manusia apakah dapat dipengaruhi oleh kekurangan atau kelebihan.
misalnya terlalu sedikit oksigen, terlalu tinggi gula darah atau terlalu banyak
ketergantungan. Perawat menggunakan wawancara, observasi dan pengukuran untuk
mengkaji perilaku klien sekarang pada setiap mode. Pada pengkajian tahap II
/pengkajian stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang yaitu
stimuli vocal (perubahan prilaku yang dapat diobservasi), kontekstual dan residual.
Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy difokuskan sebagai tindakan
proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang mampunya adaptasi.
Diagnosa keperawatan dirumuskan dengan mengobservasi tingkahlaku klien terhadap
pengaruh lingkungan. ada 3 metode dalam membuat diagnosa keperawatan
menggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependen. Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi
keperawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan
mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan
jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan, mengubah atau memanipulasi
stimulus fokal, kontekstual dan residual, juga difokuskan pada koping individu atau
zona adaptasi, sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan individu untuk
beradaptasi. Tindakan keperawatan berusaha membantu stimulus menuju perilaku
adaptif. Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi keperawatan
sehubungan dengan tingkah laku pasien. Perawat harus mengkaji tingkah laku pasien
setelah diimplementasi. Intervensi keperawatan dinilai efektif jika tingkah laku pasien
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Model konservasi yang di kembangkan Levine memiliki tujuan untuk
mempromosikan dan memeilihara keutuhan adaptasi dengan menggunakan prinsip-
prinsip konservasi. Fokus dari model ini terletak pada pengaruh- pengaruh dan
respon- respon di tingkatan yang organismik. Seorang perawat harus bisa memenuhi
sasaran atau fokus dari model ini melalui konservasi energi, struktur, integritas sosial
dan pribadi. Proses keperawatan yang diarahkan menuju konservatif yang terdiri dari
tiga langkah yaitu : Trophicognosis sebagai suatu alternative diagnose keperawatan.
Perawat mengobservasi dan mengumpulkan data. Perawat mengkaji konservasi energi
klien dengan menentukan kemampuan klien untuk menunjukan kebutuhan aktivitas
tanpa menghasilkan kelemahan yang berlebihan. Perawat mengkaji konservasi
integritas struktural dengan menentukan fungsi fisiknya. Integritas personal klien di
kaji dengan menentukan nilai moral dan etis serta pengalaman hidup klien. Perawat
dapat mengkaji konservasi integritas pasien dengan berbicara dengan anggota
keluarga klien, teman dan lingkungan konseptual.
Intervensi perawat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan disesuaikan
dengan struktur kebijakan yang administrative, ketersediaan alat dan pengembangan
standar keperawatan. Tipe intervensi keperawatannya harus bersifat terapeutik,
suportif dan intervensi. Intervensi yang diberikan dibangun dari 4 prinsip konservasi
yaitu : konservasi energi, integritas struktural, integritas personal, dan integritas
sosial. Evaluasi Perawat melakukan evaluasi berdasarkan kepada pengaruh dari
tindakan yang sudah dilakukan serta merevisi trophicognosis jika diperlukan.
Indikator keberhasilan intervensi ditentukan dengan respon organismik pada klien.
Self Care Defisit model konseptual yang dikembangkan oleh Orem. Memiliki fokus
utama yaitu kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri
sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraannya. Menurut Orem diagnosa keperawatan yang merupakan langkah 1,
mengharuskan adanya pemeriksaan dan kumpulan fakta – fakta tentang klien, Self
care agency dan therapeutic self care demand- nya adanya hubungan diantara
keduanya sehingga dapat ditemukan kebutuhan self care yang utama, atau untuk
menemukan semua komponen dari kebutuhan self care therapeutic. Sedangkan dalam
pelaksanaan regulasi befokus untuk mendesain nursing system dan perencanaan
untuk pemberian perawatan. Suatu system disain yang efektif dan efesien dari
keperawatan, meliputi pemilihan cara yang tepat dalam membantu klien, disain ini
meliputi peran perawat – klien untuk melaksankan tugas – tugas self care dalam
rangka memenuhi kebutuhan self care terapeutic , mengatur latihan self care agency
dan membantu pengembangan baru dalam self care agency. Pada tahap akhir yaitu
Produksi dan manajemen nursing system, pengaturan nursing system dilakukan pada
saat perawat berinteraksi dengan pasien dan menentukan tindakan yang konsisten
untuk menemukan kebutuhan self care therapeutic dan pengaturan latihan atau
mengembangkan kapasitas kemampuan mereka untuk self care.
Medoel konsep yang dikembangkan Rogers lebih berfokus kepada identifikasi
kemampuan pasien (knowledge) dan lingkungan pasien yang dapat meningkatkan
kesehatan pasien. Identifikasi system knowledge, antara lain adaptasi stress, konflik,
mekanisme stress, kestabilan mental dan lingkungan.
C. Konsep dan tindakan keperawatan yang terkandung dalam setiap langkah pendekatan nursing care Proses (NCP ) menurut para ahli.
Menurut King langkah pendekatan proses keperawatan meliputi Persepsi : Konsepnya
adalah assesment tindakannya perawat dan klien mempersepsikan antara satu dengan
yang lain, Judment : Konsepnya adalah assesment perawat dan klien membuat mental
judment terhadap yang lain, Action : Konsepnya adalah assesment tindakannya
perawat dan klien mengambil tindakan mental, Reaction : Konsepnya adalah
assesment tindakannya perawat dan klien secara mental bereaksi terhadap persepsi
antara satu dengan yang lain, Disturbance : Konsepnya adalah diagnosa
tindakannyya perawat dan klien mengidentifikasi masalah keperawatan, Mutual goal
setting : Konsepnya adalah planning tindakannya perawat dan klien merencanakan
tujuan bersama, Exploration of means to achieve goals : Konsepnya adalah planning
tindakannya mengeksplorasi sumber – sumber kekuatan, Agreement on means to
achieve goals : Konsepnya adalah planning tindakannya menyepakati sumber –
sumber kekuatan, Transaction : Konsepnya implementaasi tindakannya melakukan
rencana, Attainment of goals : Konsepnya adalah evaluasi tindakannya identifikasi
hasil proses interaksi transaksi.
Pengkajian yang terdapat dalam pendekatan proses keperawatan menurut Roy
dikelompokkan dalam 2 bentuk yaitu: 1) Pengkajian perilaku 2) Pengkajian faktor-
faktor yang mempengaruhi, Sebagai suatu hasil dari proses pengambilan keputusan
berhubungan dengan kurang mampu-nya beradaptasi, Tujuan pada intervensi
keprawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan
mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif, Intervensi keperawatan berusaha
membantu stimulus menuju perilaku adaptif, Evaluasi merupakan penilaian efektifitas
terhadap intervensi keperawatan sehubungan dengan tingkah laku pasien.
Levine menggunakan dua konsep penting dalam modelnya, yaitu adaptasi
(adaptation) dan keutuhan (wholeness). Konservasi (conversation) merupakan dasar
terhadap hasil- hasil yang diharapkan ketika model ini digunakan. Konservasi
ditujukan sebagai konsep utama ketiga dalam model ini. konservKeseimbangan dan
perbaikan energi yang dibutuhkan individu untuk melakukan aktivitas. Levine
mengemukakan bahwa tindakan keperawatannya berdasarkan pada empat prinsip,
yaitu : Konservasi energi, koservasi energi digunakan dalam intervensi keperawatan
untuk memberikan bantuan kepada pasien berdasarkan sekala ketergantungan.
konservasi integritas struktural, fase penyembuhan merupakan suatu proses perbaikan
integritas struktur dan fungsi dalam mempertahankan keutuhan diri. Sebagai salah
contoh tindakan adalah membantu pasien mempertahankan personal hygine klien.
Konservasi integritas personal, harga diri dan identitas dari klien sangat penting,
perawat harus menyadari pentingnya akan hal itu, perawat bisa menunjukannya
dengan cara menyebutkan nama saat memanggil klien, menghargai keinginan klien,
mendukung klien dalam melawan penyakitnya. Konservasi integritas sosial, dalam
rangka pemenuhan kebutuhan keagamaan atau spiritual dan penggunaan hubungan
interpersonal, perlu melibatkan anggota keluarga klien.
Menurut Orem konsep utama dalam teorinya adalah Self-care ( perawatan sendiri ),
Therapeutic Self-care demand ( permintaan perawatan sendiri therapis ), Self-care
agency ( agen perawatan mandiri ) Penyedia perawatan mandiri, Self-care deficit,
Nursing agency (agen keperawatan ), Nursing-system( sistim keperawatan). Model
proses asuhan keperawatan menurut Rogers memiliki konsep yaitu Cakupan Energi
(energy field), Dunia sebagai Sistem Terbuka (universe of open system), pola
(pattern) dan pandimensionality.
D. Kriteria pengukuran (measurement criteria) untuk setiap langkah dari nursing
care Proses (NCP ) menurut para ahli.
Nursing care Plan merupakan proses yang dilalui perawat dalam melaksanakan
asuahn keperawatan. Kelompok akan membahas lima pakar dengan criteria masing –
masing. Praktik keperawatan dalam model koservasi Levine lebih diarahkan pada
peningkatan wholeness untuk semua individu baik yang sehat maupun yang sakit.
Proses keperawatan yang diarahkan menuju konservatif yang terdiri dari tiga langkah
yaitu Trophicognosis, intervensi dan Evaluasi. Sedangkan menurut King, criteria
pengukuran pada proses NCP terdapat 10 poin, yaitu adanya persepsi perawat dan
klien, adanya mental judment perawat dan klien, adanya mental action perawat dan
klien, adanya mental reaction perawat dan klien, adanya identifikasi masalah perawat
dan klien , adanya tujuan bersama antara perawat dan klien, adanya eksplorasi sumber
– sumber kekuatan perawat dan klien, adanya kesepakatan sumber – sumber kekuatan
antara perawat dan klien, adanya implementasi bersama antara perawat dan
klien,adanya evaluasi hasil proses interaksi transaksi. Berbeda dengan Roy, criteria
pengukuran berdasarkan pengkajian secara observasi, pengukuran dan interview
melalui : pengkajian, penerapan tujuan, criteria hasil, intervensi dan evaluasi. menurut
Rogers, criteria pengukuran bedasarkan kemampuan perawat dalam melaksanakan
promosi kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pakar Orem menjelaskan bahwa
criteria pengukuran NCP terkait tiga factor yaitu Universal self-care requisites,
Developmental self care requisites, Health deviation self care requisites.
E. Kekurangan susunan langkah (sekuens) nursing care Proses (NCP )
Setiap proses keperawatan menurut masing- masing ahli memiliki kelebihan dan
kekurangan. Hal itu dimungkinkan adanya modifikasi kombinasi antar teori pada saat
aplikasi di pelayanan. Adapun kekurangan dari Roy antara lain diperlukan knowledge
baik dalam pengambilan tujuan, diagnosa, intervensi dan evaluasi yang tepat.
Sedangkan dalam proses keperawatan menurut Levin, ia hanya mengandalkan potensi
pasien yang memberikan data pada proses pengkajian, sedangkan tidak semua pasien
dapat memberikan data dengan lengkap, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
penentuan tujuan dari proses keperawatan dan intervensinya. Sedangkan menurut
King, langkah assesment dan planning terlalu banyak langkah dimana assesment
dibagi menjadi 4 langkah dan planning dibagi menjadi 3 langkah, menyebabkan sulit
dihafal dan dipahami. Selain itu langkah action dan reaction oleh King dimasukkan
pada assesment, sementara daari segi ekpektasi bahasa masuk pada langkah
implementasi. Proses yang diterapkan menurut Rogers, lebih banyak membahas
tentang promosi kesehatan, sehingga kurang tepat diterapkan pada pasien dengan
perawatan di rumah sakit. Kekurangan pada teori Orem terjadi pada pasien dengan
perawatan akut, hal ini dikarenakan kurang menekankan pada pemahaman praktek
keperawatan.
F. Pendapat kelompok tetang nursing care Proses (NCP) yang paling komprehensif dari para ahli
Setelah menelaah, mengamati, dan mendiskusikan di dalam kelompok, kelompok
akhirnya menyepakati bahwa nursing care Proses (NCP) yang paling komperhensif
adalah teori yang dikembangkan oleh Roy, dikarenakan Teori Roy mengenai proses
keperawatan, secara konsep sudah lengkap (pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi), hanya berbeda dalam terminologi bahasnya.
Roy menyampaikan proses keperawatan tersebut : pengkajian (pengkajian I & II);
diagnosa keperawatan; intervensi (memasukkan tujuan dan rencana tindakan);
implementasi (tidak tersurat) dan evaluasi.
Penyusunan nursing care proses (NCP), menurut Roy harus mempunyai tujuan atau
fokus utama di setiap langkahnya seperti di dalam model yang dikembangka oleh Roy
: di dalam pengkajian I (pengkajian prilaku) dimaksudkan untuk mengumpulkan data
dan memutuskan apakah klien adaptif atau maladaptif. Aspek yang dikaji pada tahap
ini adalah kebutuhan dasar manusia apakah dapat dipengaruhi oleh kekurangan atau
kelebihan. Pada tahap pengkajian II, pada tahap ini Roy menggambarkan pengkajian
stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang yaitu stimuli focal
(perubahan perilaku yang dapat diobservasi), kontekstual (penyebab terjadinya
perilaku atau presipitasi oleh stimulus focal). dan residual (pengalaman dimasa lalu,
sikap, budaya, dan karakter. Diagnosa keperawatan di tentuka dari hasil pengkajian
terhadap klien berhubungan dengan kurangnya adaptasi, dan observasi tingkahlaku
pasien terhadap lingkungan. Roy menggunakan tiga metode yaitu : observasi,
menyimpulkan respon klien, menjastifikasi. Seperti contoh :
Mengobservasi respon klien yang paling menonjol pada satu mode adaptif, misalnya :
mode fisiologis sub kebutuhan cairan. Contoh kasus untuk diare intake : 1200 ml, out
put : 3500 ml, keluhan haus (+), turgor tidak elastis, kelopak mata tampak cekung.
Dari respon pasien tersbut dapat disimpulkan bahwa diagosa keperawatan pasien
menurut Roy adalah defisit volume cairan.
Menyimpulkan respon klien dari satu atau lebih dari mode adaptif yang terkait dengan
stimulus yang sama. Misalnya mode yang terganggu adalah: mode fisiologis, konsep
diri dan interdependensi.
Contoh kasus : klien mengeluh tidak mau makan, makan hanya habis ¼ porsi, BB
turun 10 Kg dari normal.
Dari data tersebut klien mengalami gangguan kebutuhan nutrisi : nutrisi kurang dari
kebutuhan (mode fisiologis). Karena klien kekurangan nutrisi mengakibatkan
posturnya tampak kurus, hal ini membuat klien mengalami gangguan Body Image
(Mode Konsep diri), kondisi ini juga mengakibatkan klien tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sehari- hari.
Dalam tahap penetuan tujuan Roy mengacu pada upaya untuk mempertahankan dan
mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif.
Intervensi keperawatan memiliki fokus untuk mengubah atau memanipulasi stimulus
fokal, kontekstual dan residual, koping individu atau zona adaptasi, sehingga seluruh
rangsang sesuai dengan kemampuan individu untuk beradaptasi. Evaluasi menurut
Roy merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi keperawatan sehubungan
dengan tingkah laku pasien, dan harus berpatokan pada penetapan tujuan dalam
nursing care proses (NCP).
G. Cara menjamin kompetensi dan kinerja professional agar dapat dipertahankan
melalui penerapan nursing care Proses (NCP)
Agar dapat mempertahankan kompetensi dan kinerja professional seorang perawat
perlu memahami terlebih dahulu tentang konsep setiap langkah dari nursing care
Proses (NCP) itu sendiri, perawat juga dituntut untuk memahami dan menguasai skill
yanag diperlukan dari setiap langkah dari nursing care Proses (NCP), dan mampu
mengaplikasikan tiap- tiap langkaah dari nursing care Proses (NCP) pada tatanaan
pelayanan keperawatan. Selain itu juga seorang perawat perlu dibekali dengan
knowledge (pengetahuan) yang memadai baik dari segi filosofi dan paradigma
keperawatan, bahkan tidak menutup kemungkinan pada disiplin ilmu yang lain seperti
ilmu fisiologi, ilmu sosial, antropologi, psikologi, dan lain- lain.
Daftar Pustaka
Fawcett ( 2005 ). Contemporary nursing knowledge, analysis and Evaluation of nursing
models and theories. Philadelpia. FA .Davis.
Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medica.
Reed, et all ( 2004 ). Perspectives on nursing theory. Philadelpia. Lippincot Williams &
Wilkin.
Tomey, M.A & Alligood, M.R. (2010). Nursing Theorist and Their Work, Toronto:
CV. Mosby Company.