Makalah Gravimetri Kelompok 1

31
MAKALAH ANALISIS GRAVIMETRI Oleh KELOMPOK 1 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2013

Transcript of Makalah Gravimetri Kelompok 1

Page 1: Makalah Gravimetri Kelompok 1

MAKALAH

ANALISIS GRAVIMETRI

Oleh

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2013

Page 2: Makalah Gravimetri Kelompok 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur sepatutnyalah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha

Kuasa, karena atas berkat, pertolongan dan petunjuknya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Gravimetri tepat pada waktu yang

telah ditentukan. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang

telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan juga tak terlupa

kepada Ibu Ade Heri, M.Si, Selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Analitik.

Kami sadar makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu segala saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangat

kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya besar harapan kami

kiranya makalah ini dapat membantu teman-teman sekalian dalam memahami

materi analisis gravimetri.

Penyusun

Kelompok 1

Page 3: Makalah Gravimetri Kelompok 1

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ..............................................................................

Daftar Isi ........................................................................................

Bab 1 Pendahuluan

1. Latar Belakang.........................................................................

2. Tujuan ......................................................................................

Bab 2 Pembahasan

2.1 Metode Pengendapan...............................................................

2.2 Kemurnian Endapan Kopresipitasi .........................................

2.3 Keadaan Optimum untuk Pengendapan ..................................

2.4 Pengendapan dari Larutan Homogen ......................................

2.5 Mencuci Endapan .....................................................................

2.6 Pemijaran dan Pengabuan Endapan ..........................................

2.7 Peranan Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri................

2.8 Kriteria untuk Pemilihan Pereaksi Organik ..............................

2.9 Beberapa Endapan Organik yang Penting ...............................

2.10 Beberapan Contoh Penetapan Gravimetri

2.10.1 Penetapan Kadar Krom Dalam Kalium Kromat..............

2.10.2 Penetapan Kadar Lemak Cara Soxhlet.............................

2.10.3 Penetapan Kadar Barium Dalam Barium Klorida............

2.10.4 Penetapan Kadar Seng Dalam Sengsulfat..........................

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan ..............................................................................

3.2 Saran .......................................................................................

Daftar Pustaka ...............................................................................

2

3

4

4

5

6

8

9

10

12

13

14

14

16

20

23

25

28

29

30

Page 4: Makalah Gravimetri Kelompok 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Analisis gravimetri merupakan salah materi matakuliah kimia analitik yang

sangat penting dan juga merupakan materi wajib dari kurikulum yang telah

ditetapkan oleh Program Studi FMIPA Universitas Pakuan Bogor. Analisis

gravimetri adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang berdasarkan penimbangan

bobot analat, yaitu suatu proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen

dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan sempurna mungkin,

melalui tahapan kerja analisis gravimetri.

2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk melaksanakan tugas kimia analitik.

b. Menjadi pegangan bagi mahasiswa yang ingin memahami konsep analisis

gravimetri.

c. Menjadi referensi tambahan yang menunjang keberhasilan pembelajaran

matakuliah kimia analitik.

Page 5: Makalah Gravimetri Kelompok 1

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Metode Pengendapan

Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses

pemisahan, misalnya: Ag diendapkan dengan AgCl. Aspek yang penting dan perlu

diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang

kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Pada temperatur tertentu, kelarutan

zat pada pelarut tertentu didefinisikan sebagai jumlahnya jika dilarutkan pada pelarut

yang diketahui beratnya dan zat tersebut mencapai kesetimbangan dengan pelarut

itu. Hal ini tergantung pada ukuran partikel. Larutan lewat jenuh adalah larutan

dengan konsentrasi zat terlarut lebih besar dibandingkan dengan keadaan

kesetimbangan pada suhu tertentu. Contoh reaksi pengendapan dengan pereaksi

AgNO3:

NaCl(aq) + AgNO3 → AgCl(s) + NaNO3 (Utami, 2008).

Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaannya. Hal

terpenting dalam pengendapan suatu analit adalah kemurniannya dan kemudahan

penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik pengendapan.

Analisa pengendapan gravimetri akan berjalan baik jika persyaratannya

meliputi:

● Kesempurnaan endapan

Analat yang dianalisa telah diubah sepenuhnya menjadi endapan atau

dengan kata lain kelarutan endapan dibuat sekecil mungkin.

● Kemurnian endapan

Endapan murni adalah endapan yang bersih tidak mengandung molekul-

molekul lain yang disebut juga dengan pengotor atau kontaminan.

Endapan yang kotor akan mengandung berat lebih besar dari seharusnya

sehingga akan menimbulkan kesalahan yang lebih besar. Kontaminan

oleh zat lain sangat mudah terjadi karena endapan timbul dari larutan yang

Page 6: Makalah Gravimetri Kelompok 1

berisi berbagai macam zat.

● Susunan endapan

Endapan yang terbentuk mempunyai susunan konstan dan tertentu atau

endapan yang terbentuk dapat diubah menjadi zat yang komposisinya

tertentu.

Tahap-tahap pengendapan Gravimetri, meliputi:

● Melarutkan analat

● Mengatur keadaan larutan misalnya pH dan suhu

● Membentuk endapan

● Menumbuhkan kristal-kristal endapan (digestion atau aging)

● Menyaring dan mencuci endapan

● Memanaskan atau memijarkan untuk memperoleh endapan kering dengan

susunan tertentu. Hal ini juga dilakukan untuk menghilangkan kertas

saring

● Mendinginkan lalu menimbang endapan

2.2 Kemurnian Endapan Kopresipitasi

Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu tak selalu

sempurna murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat pengotor, bergantung

pada sifat endapan dan kondisi pengendapan. Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang

secara normal larut dalam cairan induk dinamakan kopresipitasi. Kita harus

membedakan dua jenis kopresipitasi yang penting. Yang pertama adalah yang

berkaitan dengan adsorpsi pada permukaan partikel yang terkena larutan, dan yang

kedua adalah yang sehubungan dengan oklusi zat asing sewaktu proses pertumbuhan

kristal dari partikel-partikel primer.

Mengenai adsorpsi permukaan (adsorpsi adalah suatu proses yang

terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau

cairan (adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis (adsorbat) pada

Page 7: Makalah Gravimetri Kelompok 1

permukaannya), umumnya akan paling besar pada endapan yang mirip gelatin dan

paling sedikit pada endapan dengan sifat makro-kristalin yang menonjol. Endapan

dengan kisi-kisi ionik nampak mengikuti aturan adsorpsi Paneth-Fajans-Hahn,

yang menyatakan bahwa ion yang membentuk garam yang paling sedikit larut.

Maka pada sulfat yang sedikit larut, ion kalsium lebih utama diadsorpsi ketimbang

ion magnesium, karena kalsium sulfat kurang larut ketimbang magnesium sulfat.

Juga perak ionida mengardsorpsi perak asetat jauh lebih kuat dibanding perak

nitrat pada kondisi-kondisi yang sebanding, karena kelarutan perak asetat lebih

rendah. Deformabilitas (mudahnya diubah bentuknya) ion-ion yang diadsorpsi

dan disosiasi elektrolit dari senyawaan yang diardsorpsi juga mempunyai

pengaruh yang sangat besar, semakin kecil disosiasi senyawaa itu semakin

besar teradsorpsinya. Maka hidrogen sulfida, suatu elektrolit lemah, sangat kuat

diadsorpsi oleh sulfida logam-logam.

Jenis kopresipitasi yang kedua terjadi sewaktu endapan dibangun

dari pertikel-partikel primernya. Partikel primer ini akan mengalami adsorpsi

permukaan sampai tingkat tertentu dan sewaktu partikel-partikel ini saling

bergabung, zat pengotor itu akan hilang sebagian jika terbentuk kristal-kristal

tunggal yang besar dan prosesnya berlangsung lambat, atau jika saling bergabung

itu cepat mungkin dihasilkan kristal-kristal besar yang tersusun dari kristal-kristal

kecil yang terikat tak erat, dan sebagian zat pengotor mungkin terbawa masuk

kebalik dinding kristal besar. Jika zat pengotor ini isomorf atau membentuk

larutan-padat dengan endapan, jumlah kopresipitasi mungkin akan sangat banyak,

karena tak akan ada kecenderungan untuk menyisihkan zat pengotor sewaktu

proses pematangan.

Postpresipitasi adalah pengendapan yang terjadi di atas permukaan

endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang sedikit

larut, yang membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya

Page 8: Makalah Gravimetri Kelompok 1

mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu ion endapan primer (endapan

pertama). Maka pada pengendapan kalsium sebagai oksalat dengan adanya

magnesium, magnesium oksalat berangsur-angsur memisah dari larutan dan

mengendap diatas kalsium oksalat, makin lama endapan dibiarkan bersentuhan

dengan larutan itu, maka makin besar sesatan yang ditimbulkan oleh penyebab

ini. Efek yang serupa dapat diamati pada pengendapan tembaga (II) sulfide dalam

asam klorida 0,3 M dengan adanya ion-ion zink, zink sulfida dengan perlahan-

lahan berpascapresipitasi.

Pascapresipitasi berbeda dari kopresipitasi dalam segi:

a. Kontaminasi bertambah dengan bertambah lamanya endapan dibiarkan

bersentuhan dengan cairan induk pada pascapresipitasi, tetapi biasanya

berkurang pada kopresipitasi.

b. Pada pascapresipitasi, kontaminasi akan bertambah dengan semakin

cepatnya larutan diaduk, baik dengan cara-cara mekanis ataupun termal.

Pada kopresipitasi keadaannya umumnya adalah kebalikannya.

c. Banyaknya kontaminasi pada pascapresipitasi dapat jauh lebih besar dari

pada kopresipitasi.

2.3 Keadaan Optimum Untuk Pengendapan

Untuk memperoleh keadaan optimum harus mengikuti aturan sbb:

a. Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk

memperkecil kesalahan akibat koresipitasi.

b. Peraksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan tetap.

c. Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk

stabil pada temperatur tinggi.

d. Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan

menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya koprespitasi.

e. Endapan harus dicuci dengan larutan encer.

Page 9: Makalah Gravimetri Kelompok 1

f. Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya dilakukan

pengendapan ulang

Meminimalkan kopresipitasi:

1. Metode penambah dari kedua reagen. Jika diketahui bahwa baik

sampel maupun endapan mengandung suatu ion yang mengotori,

larutan yang mengandung ion ini dapat ditambahkan ke larutan

lain. Dengan cara ini, konsentrasi pengotor dijaga serendah mungkin

selama tahap-tahap awal pengendapan. Dalam kasus hidrous oksida, mjatan

yang dibawa oleh partikel-partikel utama dapat dikendalikan.

2. Pencucian. Pengotor-pengotor yang teradsorpsi dapat dihilangkan

dengan mencuci kecuali mereka terkepung. Dengan endapan-endapan mirip

dadih dan yang bersifat gelatin, seseorang harus mempunyai suatu

elektrolit dalam larutan pencuci untuk menghindari peptisasi.

3. Pencernaan. Teknik ini bermanfaat sekali bagi endapan kristalin,

cukup bermanfaat bagi endapan mirip dadih, tetapi tidak digunakan bagi

endapan yang bersifat gelatin.

4. Pengendapa kembali. Jika zatnya bisa dilarutkan kembali (sepeti garam dari

asam lemah dalam asam kuat), ia dapat disaring, dilarutkan kembali

dan diendapkan kembali. Ion pengotor akan berada dalam suatu konsentrasi

yang rendah selama pengendapan kedua, dan karenanya jumlah yang lebih

kecil akan dikopresipitasi.

5. Pemisahan. Pengotor itu bisa dipisahkan atau sifat kimiawinya diubah dengan

suatu reaksi tertentu sebelum endapan terbentuk.

2.4 Pengendapan dari larutan Homogen

Pada metode ini, reagen dihasilkan secara lambat oleh reaksi kimia

homogen dalam larutan. Endapannya berkerapatan tinggi dan dapat disaring,

kopretisipasi dikurangi ke nilai minimumnya. Beberapa contoh pengendapan dari

larutan homogen adalah:

Page 10: Makalah Gravimetri Kelompok 1

a. Sulfat

Dimetilsulfat menghasilkan radikal sulfat dengan reaksi :

(CH2)2SO4 + 2H2O → 2CH3OH + 2H+ + SO42-

b. Hidroksida

pH dikendalikan secara perlahan-lahan. NH3 dihasilkan dari urea dengan

reaksi berikut :

CO(NH2)2 + H2O → 2NH3 +CO2 pada suhu 90-1000

Sedangkan aluminium (Al) diendapkan oleh urea sebagai Al(OH)3 dalam

media asam suksinat, atau Ba sebagai BaCrO4 pada amonium asetat atau

Ni sebagai glioksim ataupun Al sebagai oksinat.

c. Oksalat

Kalsium diendapkan sebagai CaC2O4.

Thiorium juga diendapkan sebagai Th(C2O4)2 dengan adanya urea.

Misalnya : CO(NH2)2 + 2HC2O4 + H2O → 2NH3 +CO2 + 2C2O42-

(C2H5)2 C2O4 + 2H2O → 2C2H5OH + 2H+ + C2O42-

d. Fosfat

Fosfat berkelarutan rendah dapat diendapkan dengan membuat turunan

dari trimetil atau trietil fosfat secara bertahap dengan hidrolisis. Zr

diendapkan sebagai Zr3(PO4)4 pada (CH3)3Po4 dalam media yang

mengandung asam sulfat.

2.5 Mencuci Endapan

Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil

yang mendekati nilai sebenarnya, harus dipenuhi 2 kriteria :

■ Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya

berlangsung sempurna

Page 11: Makalah Gravimetri Kelompok 1

■ Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya

dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan

pengotor.

Untuk syarat kedua, dapat dipenuhi melalui pencucian endapan. Adapun

tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang

teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis,

sehingga di peroleh endapan murni. Endapan murni adalah endapan analit

yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain (zat-zat lain yang

biasanya disebut pengotor atau kontaminan).

Larutan pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat

lewat kertas saring, misalnya : penggunaan ammonium nitrat untuk

mencuci endapan ferihidroksida

2. Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan, misalnya : alcohol.

3. Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau

basa lemah.

Mencuci berulang-ulang lebih efektif dibandingkan dengan sekali

pencucian dengan volume total yang sama .

Xn=Xo μμ+vn

Di mana :

Xo = konsentrasi pengotor sebelum dicuci

N = jumlah pencucian

Xn = konsentrasi pengotor setelah pencucian

V = volume larutan pencuci

μ = volume cairan yang sisa dalam endapan

Berikut ini adalah criteria pemilihan larutan pencuci :

Page 12: Makalah Gravimetri Kelompok 1

● dapat melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi hampir tidak melarutkan

endapan

● tidak mengandung garam yang tidak dapat menguap waktu dipijarkan

● dapat mencegah terjadinya peptisasi pada waktu pencucian endapan

● digunakan larutan pencuci yang mengandung ion senama bila ada

kemungkinan endapan dapat larut.

● larutan pencuci yang panas dapat digunakan bila kelarutan endapan

memungkinkan

2.6 Pemijaran Endapan

Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami pemijaran.

● Jika endapan masih melekat pada kertas saring, maka kertas saring ini

harus diabukan dulu dengan memakai api sekecil mungkin.

● Kemudian secara teratur temperatur dinaikkan sampai mencapai

temperatur yang diinginkan. Harus diperhatikan agar kertas dapat

diabukan secara sempurna, untuk itu perlu diamati warna endapan, jika

berwarna putih berarti kertas terabukan sempurna, sebaliknya adanya noda

hitam menunjukkan bahwa masih ada sisa kertas yang tidak terabukan

sempurna.

● Pemijaran pada temperatur tinggi memungkinkan diuapkannya air yang

melekat pada endapan. Makin kuat terserapnya air pada endapan makin

tinggi temperatur pemijarannya.

● Contoh : endapan yang berbentuk jel memerlukan temperatur

pemijaran yang cukup tinggi, sedangkan endapan hablur tidak

memerlukan temperatur pemijaran tinggi.

● Endapan yang sudah dipijarkan tidak dapat langsung ditentukan beratnya

karena penimbangan benda dalam keadaan panas tidak menghasilkan

harga tetap.

Page 13: Makalah Gravimetri Kelompok 1

● Harus dilakukan pendinginan sampai temperatur kamar baru dapat

ditentukan beratnya.

2.7 Peranan Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri

Pereaksi organik yang digunakan pada analisis gravimetri dikenal sebagai

endapan organik. Pemisahan satu atau lebih ion-ion anorganik dari campurannya

dilakukan dengan menambahkan pereaksi organik karena senyawa-senyawa

organik tersebut mempunyai berat molekul yang besar, maka dapat ditentukan

sejumlah kecil ion dengan pembentukan endapan dalam jumlah yang besar.

Endapan organik yang baik harus memiliki sifat spesifik. Endapan yang

dibentuk oleh pereaksi organik, dikeringkan atau dibakar dan ditimbang sebagai

oksidanya. Pada pengeringan atau pembakaran, temperaturnya harus ditentukn

berdasarkan sifat kimianya. Selektivitas (pemilihan) optimum reaksi tercapai

dengan mengawasi variabel-variabel seperti konsentrasi pereaksi, pH larutan dan

penggunaan reagen pelindung untuk mengurangi gangguan ion-ion asing.

Beberapa ion anorganik dapat diendapkan dengan pereaksi organik

tertentu disebut pengendap organik. Sejumlah pereaksi ini berguna bukan

hanya untuk pemisahan, untuk pengendapan tetapi juga dapat digunakan untuk

ekstraksi pelarut. Pereaksi organik yang banyak digunakan adalah pereaksi

pembentuk khelat. Beberapa pereaksi organik dapat membentuk senyawa kelat

dengan beberapa kation karena mengandung gugus fungsi yang berupa basa

(donor elektron). Bila ligan polifungsional dapat menempati lebih dari dua posisi

koordinasi ion pusat logam, maka terbentuk senyawa koordinasi dengan struktur

cincin yang disebut sebagai khelat. Petunjuk untuk meramalkan secara kualitatif

tentang kestabilan kompleks dan kesetimbangan endapan khelat yang tidak

bermuatan diperoleh dari penelahan konstanta pembentukan senyawa koordinasi

yang merupakan sifat ion logam dan sifat ligan.

Endapan organik mempunyai tempat khusus dalam analisis anorganik

sebab endapan yang terbentuk biasanya berbeda dari zat anorganik murni, seperti

Page 14: Makalah Gravimetri Kelompok 1

antara BaS0 dan Ni(DMG) dimana DMG adalah dimetil glioksin. Senyawa

organik diklasifikasikan sebagai pembentuk kompleks khelat,pembentuk garam

dan pembentuk lake. Dalam usaha membentuk khelat ligan harus mempunyai

atom H yang dapat diganti dan elektron yang tidak berpasangan untuk

pembnetukan koordinasi. Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat

selekitf. Substitusi pada atom C dapat bervariasi. Selektivitas berarti kemampuan

dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu atau dua logam untuk

memisahkannya dari zat lainnya. Efek sterik (ruang) menentukan selektivitas dari

pereaksi pembentuk khelat, tidak dapat mengendapkan Al.

2.8 Kriteria untuk Pemilihan Pereaksi Organik

a. Zat tersebut harus selektif.

b. Mempunyai sifat spesifik.

c. Bobot molekul yang besar (Mr besar) sehingga dengan jumlah yang kecil

saja logam menghasilkan endapan yang beratnya tinggi.

d.Beberapa pereaksi organic mempunyai sifat selektifitas yang

menghasilkan endapan dengan jumlah kation yang kecil.

e. Mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air sehingga ion logam

dapat diendapkan secara kuantitatif.

2.9 Beberapa Endapan Organik yang Penting

Zat pengendap organik merupakan bahan untuk membantu proses

pemisahan satu atau lebih ion anorganik dari campuran, Zat pengendap organik

disebut juga regensia organik. Zat pengendap organik yang digunakan haruslah

ideal, artinya pengendap organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi

endapan dengan hanya satu endapan tertentu.

Beberapa pengendap organik yang telah dikenal banyak digunakan dalam

analisis gravimetri seperti:

Page 15: Makalah Gravimetri Kelompok 1

1. Dimetil glioksima (DMG) yang berguna untuk penentuan nikel. Pereaksi

berlebih harus dihindari untuk menghindarkan pembentukan endapan

pereaksinya sendiri. Sitrat dan tartarat digunakan sebagai pereaksi

pelindung.

2. 8-hidroksiquinolin berguna untuk mengendapkan beberapa logam

dan dapat digunakan untuk pemisahan. Ditambahkan pada keadaan/ suasana

dingin dan endapan dicuci dengan air hangat. Endapan kemudian dilarutkan

dalam asam dan dititrasi.

3. Asam mandelat digunakan untuk Zr. Endapan dibakar dan oksidanya

ditimbang.

4. Cupferon digunakan untuk pemisahan seperti besi dan titanium dari

aluminium. Hal ini bermanfaat dalam kondisi asam, larutan dingin, dan

endapannya dibakar kemudian ditimbang.

5. Asam antranilat digunakan pada beberapa logam (untuk Cu). Biasanya

sering digunakan garam natrium.

6. Asam kuinaldik (untuk Cu), metode ini sensitive dengan menggunakan

pereaksi pengompleks. Pada kompleks hanya dikandung 15% Cu.

7. Pereaksi salisildioksim (untuk Cu). Asam tartarat digunakan sebagai

masking agent. Kompleks tersebut larut dalam alcohol tetapi tidak stabil jika

lebih dari 73 hari. Ditimbang sebagai Cu-salisildioksim.

8. 1-nitroso-2-naftol (untuk logam Co) digunakan pada keadaan asam.

Kompleks tersebut dibakar dan ditimbang sebagai Co3O4. Pereaksinya

dibuat dalam asam asetat glacial dan air destilasi.

Page 16: Makalah Gravimetri Kelompok 1

2.10 Beberapan Contoh Penetapan Gravimetri

2.10.1 PENETAPAN KADAR KHROM (Cr3+

) DALAM GARAM KALIUM

KHROMAT (K2CrO4)

DASAR

Kalium khromat yang berwarna kuning dengan H2SO4 menjadi kalium dikhromat

yang berwarna sindur. Khrom yang bermartabat (VI) ini akan direduksikan menjadi

khrom (III) yang berwarna hijau. Kemudian diendapkan dengan NH4OH sebagai

Cr(OH)3 yang berwarna hijau kebiruan dan setelah dipijarkan menjadi Cr2O3 yang

berwarna hijau.

TUJUAN

Untuk menetapkan kadar Cr (III) dalam K2CrO4 melalui tahapan kerja analisis

gravimetri.

REAKSI

2K2CrO4 + H2SO4 K2SO4 + K2Cr2O7 + H2O

(kuning) (sindur)

K2Cr2O7 + H2SO4 H2Cr2O7 + K2SO4

H2Cr2O7 + 3H2SO4 + 3Na2SO3 Na2SO4 + Cr2(SO4)3 + 4H2O

(hijau)

Cr2(SO4)3 + 6NH4OH 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4

2Cr(OH)3 Cr2O3 + 3H2O

ALAT DAN BAHAN

Peralatan yang digunakan:

-Kaca arloji -Segitiga porselin -Pipet tetes

-Neraca analitik -Cawan porselin -Oven

-Pengaduk -kstb no. 41 -Neraca kasar

-Tabung reaksi -Labu semprot -Pembakar tecklu

Page 17: Makalah Gravimetri Kelompok 1

-Piala gelas -Policemen -Penyangga corong

-Kaki tiga -Tanur -Desikator

-Tutup kaca -Gegep

-Kassa asbes -Gelas ukur

Bahan-Bahan yang Digunakan:

-Contoh hablur K2CrO4

-Larutan H2SO4 4N

-Hablur Na2SO3

-Larutan NH4OH 2N

-Air suling

-Larutan BaCl2 0,5 N

-Larutan HCl 4N

CARA KERJA

1. Ditimbang dengan teliti ± 0,2 gram contoh K2CrO4, dibilas dan dilarutkan dengan

25 ml H2O kedalam piala gelas 400 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml H2SO4 4N dan 1

gram Na2SO3 dan didihkan. Pada tahap ini terjadi proses reduksi Cr (VI) menjadi Cr

(III).

2. Setelah mendidih dan larutan berwarna hijau ditambahkan 100 ml H2O untuk

diencerkan, larutan didihkan kembali.

3. Larutan diendapkan dengan NH4OH 2N sampai terbentuk endapan dan berbau

amoniak (NH3), lalu diperam sebentar.

4. Endapan disaring dengan kertas saring tak berabu no. 41 dan dicuci sampai bebas

SO42-

dengan air panas.

5. Kemudian endapan dikeringkan dalam oven.

6. Endapan diperarang, diabukan, dan didinginkan, lalu ditimbang.

7. Endapan itu dipijarkan, didinginkan dan ditimbang lagi hingga dicapai bobot tetap

bagi Cr2O3.

CARA PERHITUNGAN

Kadar Cr dalam K2CrO4

% Cr = (2Cr/Cr2O3) x Bobot abu (gr) x 100%

Bobot contoh (gr)

Page 18: Makalah Gravimetri Kelompok 1

Kadar Cr pada contoh murni

% Cr = Faktor kimia x 100%

= (Ar Cr/ Mr K2CrO4) x 100%

= (52/194) x 100%

= 26, 80 %

KEGUNAAN PEREAKSI

1. Air Suling

-untuk melarutkan contoh.

-sebagai pencuci endapan sampai bebas dari sulfat (air suling panas).

2. Larutan NH4OH 2N

-Sebagai pengendap

Cr2(SO4)3 + 6NH4OH 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4

3. Larutan H2SO4 4N

-Untuk mengasamkan lingkungan.

-Mempercepat terjadinya proses pereduksian.

-Untuk mendapatkan larutan yang sempurna.

-Untuk mencegah mengendapnya analat-analat lain selain Cr(OH)3.

4. Padatan Na2SO3

-Untuk mereduksi Cr yang bermartabat (VI) menjadi Cr yang bermartabat (III) agar

bisa diendapkan sebagai kationnya.

PENGUJI BEBAS SULFAT

5. Larutan HCl 4N

-Untuk mengasamkan lingkungan.

-Untuk mendapatkan larutan yang sempurna.

-Mencegah mengendapnya garam-garam lain selain BaSO4.

6. Larutan BaCl2 0,5 N

-Untuk mengetahui apakah endapan sudah bebas dari pengotor sulfat, apabila

terbentuk cairan jernih maka endapan sudah bebas dari pengotor sullfat.

Page 19: Makalah Gravimetri Kelompok 1

PEMBAHASAN

-Penambahan natrium sulfit berfungsi sebagai pereduksi, maksudnya yaitu khrom

pada waktu sebelum direduksikan berlaku sebagai sisa asam dan supaya harus bisa

diendapkan maka harus diubah kedalam logamnya. Analat hanya bisa diendapkan

sebagai logamnya dan tidak bisa diendapkan sebagai sisa asamnya. Khrom pada Cr

(VI) merupakan ion sisa asam yang berfungsi sebagai anion (Cr2O42-

).

-Khrom dapat diendapkan dengan ion logam perak sebagai Ag2CrO4, tetapi karena

kelarutannya (Ksp) besar, endapan menjadi tidak sempurna karena masih banyak ion

yang larut. Oleh karena itu dalam analisis gravimetri Cr diendapkan sebagai

kationnya yaitu Cr(OH)3. Reduksi dilakukan dalam suasana asam kuat. Dengan

adanya H2SO4, K2CrO4 akan diubah menjadi K2Cr2O7 kemudian menjadi asam

dikromat dan akhirnya direduksi menjadi khrom sulfat.

-Khrom bersifat amfoter, pada kelebihan amonia dapat membentuk garam rangkai

yang larut.

Cr2(SO4)3 + 6NH4OH 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4

(berlebih)

Cr(OH)3 + NH4OH [Cr(NH3)6](OH)3

(sisa) (larut)

Sedangkan apabila pengendapan dengan basa kuat, khrom hidroksida akan

membentuk asam yang larut.

Cr2(SO4)3 + 6NaOH 2Cr(OH)3 + 3Na2SO4

(berlebih)

pada pH >8, maka Cr(OH)3 H3CrO3

H3CrO3 + 3NaOH Na2CrO3 + 3H2O

(sisa)

-Tanda pereduksian telah sempurna larutan akan berwarna hijau. Apabila pereduksian

belum sempurna, maka harus kita tambahkan kembali natrium sulfit. Endapan yang

terbentuk berwarna hijau dan berupa selai. Jadi khrom hanya bisa diendapkan sebagai

Page 20: Makalah Gravimetri Kelompok 1

Cr (III) bukan sebagai Cr (VI), karena Cr (VI) adalah oksida asam yang larut dalam

air sedangkan Cr(OH)3 akan mengendap dan K2CrO4 bersifat basa.

2.10.2 PENETAPAN KADAR LEMAK DENGAN METODE SOXHLET

TEORI

Penentuan kadar minyak atau lemak sesuatu bahan dapat dilakukan

dengan menggunakan soxhlet apparatus. Cara ini dapat juga digunakan untuk

ekstraksi minyak dari sesuatu bahan yang mengandung minyak. Ekstraksi dengan alat

soxhlet apparatus merupakan cara efisien karena dengan alat ini pelarut yang

dipergunakan dapat diperoleh kembali. Bahan padat pada umumnya membutuhkan

waktu ekstraksi yang lebih lama, karena itu dibutuhkan pelarut yang lebih banyak

(Ketaren, 2005). Berikut ini tahapan kerja yang dilakukan dalam menentukan kadar

lemak dalam biscuit dengan metode soxhlet :

PREPARASI SAMPEL

1. Sampel biskuit yang akan dianalisa digerus dengan menggunakan lumping dan

mortar.

2. Sampel yang telah dihaluskan kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven

pada suhu 105 C, selama 6 jam.

DASAR

Penentuan kadar lemak dalam suatu makanan berupa biskuit dapat ditetapkan dengan

metode soxlet. Sampel biskuit yang telah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam

huls. Lemak bebas dalam sampel diekstraksi dengan pereaksi organik heksan dan

menggunakan alat soxlet. Hasil lemak yang diperoleh, di tampung dalam labu didih,

dipanaskan pada suhu 105 °C, didinginkan, dan di timbang hingga memperoleh

bobot tetap.

REAKSI

Lemak Bebas + Heksan Lemak Bebas larut dalam Heksan.

Lemak larut dalam heksan Lemak bebas + Heksan (menguap).

diekstrasi

dipanaskan

Page 21: Makalah Gravimetri Kelompok 1

BobotLemak

BobotSampel100%

CARA KERJA

a. Dipanaskan labu lemak dalam oven, didinginkan, dan ditimbang sebagai bobot

kosong.

b. Ditimbang ± 5,0 gram biskuit yang telah di haluskan.

c. Dibuat huls dengan menggunakan kertas saring dan kapas, kemudian biskuit

dimasukkan kedalamnya.

d. Huls yang telah berisi sampel diletakkan di dalam soxlet.

e. Dipasang dengan baik alat soxlet dengan labu lemak.

f. Kemudian diisi dengan hexan hingga volume ± 50 ml.

g. Diekstraksi hingga warna larutan hexan pada labu lemak berubah menjadi

kuning, waktu sekitar ± 2 jam.

h. Setelah selesai, hexan yang terdapat dalam labu lemak disulingkan kembali.

(jangan sampai gosong)

i. Dipanaskan dengan oven pada suhu 105 °C, didinginkan dalam desikator, dan di

timbang hingga memperoleh bobot tetap.

PERHITUNGAN

Bobot Lemak = Bobot Labu lemak + sampel (Bobot

tetap) − Bobot Labu Lemak Kosong

Kadar Lemak (%)

PEMBAHASAN

Metode yang paling umum digunakan dalam menentukan kadar lemak

sedrhahana/ minyak dalam sampel adalah metode soxhlet. Metode ini dianggap

memberikan hasil yang maksimal karena dalam proses ekstraksi dilakukan dengan

cara pemanasan. Alat yang paling sering digunakan dalam metode ini adalah

soxhlet.

Page 22: Makalah Gravimetri Kelompok 1

Sampel dikeringkan, dihaluskan dan diletakkan dalam huls yang terbuat dari

kertas saring.Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, contoh yang diuji harus

cukup kering. Biasanya digunakan contoh dari bekas penentuan kadar air. Jika

contoh masih basah maka selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke

dalam labu suling (labu lemak) sehingga akan mempersulit penentuan berat

tetap dari labu suling (Ketaren, 2005). Hal ini akan mengakibatkan kesalahan positif

dalam penentuan kadar lemak.

Kemudian huls yang telah berisi sampel diletakkan dalam alat soxhlet yang

dihubungkan dengan kondensor. Labu soxhlet dipanaskan, solven menguap,

terkondensasi dan masuk ke bejana ekstraksi yang berisi sampel, dan mengesktraksi

sampel. Huls yang digunakan harus dibuat dengan baik agar tidak terjadi kebocoran.

Jika terjadi kebocoran akan menyebabkan sampel ikut terbawa ke labu lemak dan

mengakibatkan kesalahan positif pada saat perhitungan kadar. Labu lemak yang

digunakan pun harus dalam keadaan kering dan bersih sehingga tidak ada

kontaminasi yang mempengaruhi kadar lemak yang dianalisa.

Page 23: Makalah Gravimetri Kelompok 1

Lemak merupakan senyawa organik yang bersifat non polar sehingga untuk

mengekstraksinya digunakan pelarut organik yang bersifat non polar pula. Hal ini

merupakan prinsip dari suatu prsoses ekstraksi. Dalam praktik ini yang digunakan

adalah hexan. Selain hexan dapat pula digunakan petroleum eter dan kloroform.

Proses ekstraksi yang sempurna bergantung terhadap lamanya waktu ekstraksi dan di

tandai dengan larutan yang berwarna kekuningan. Jika tidak sempurna maka akan

mengakibatkan kesalahan negatif dalam perolehan kadar lemak.

Salah satu keuntungan dari metode soxhlet ini adalah penggunaan pelarut

yang efisien karena dapat dilakukan penyulingan sehingga larutan dapat digunakan

kembali untuk analisa lanjutan. Lemak akan tertinggal di labu karena adanya

perbedaan titik didih. Dalam pemisahan antara pelarut dengan lemak harus dengan

hati-hati dan jangan sampai lemak yang diperoleh menjadi rusak karena gosong.

Rusaknya lemak tersebut dapat mempengaruhi jumlah kadar yang diperoleh. Pada

tahap akhir, solven diupakan dengan pemanasan menggunakan oven pada suhu

105C dan massa lemak yang tersisa ditimbang hingga memperoleh bobot tetap.

Bobot tetap diperoleh jika selisih penimbangan mencapai 0,0004 gram.

2.10.3 PENETAPAN KADAR Ba2+

DALAM BaCl2

DASAR

Larutan garam barium dapat diendapkan sebagai larutan kalium khromat dalam

suasana asam lemah sebagai barium khromat yang berwarna kuning dan dapat

ditimbang sebagai BaCrO4

REAKSI

BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl

Kuning

Page 24: Makalah Gravimetri Kelompok 1

ALAT DAN BAHAN

Alat: Bahan:

Neraca Analitik Garam barium Khlorida

Penangas air Larutan K2CrO41N

Cawan Kaca Masir Larutan NH4Cl 2N

Oven Larutan Alkohol 96%

Desikator Asam asetat 4 N

Corong

Pipet

CARA KERJA

1. Timbang 1 gram garam barium klorida.

2. Masukkan dalam gelas piala, kemudian bilas dengan 100 ml aquadest.

3. Tambahkan 1 ml asam asetat 4 N dan 25 ml NH4Cl 2N didihkan di atas penangas

air.

4. Endapkan dengan menambahkan 20 ml larutan K2CrO4.

5. Endapan dibiarkan mengendap di atas penangas air selama 2 jam.

6. Lalu dituskan dengan cawan kaca masir yang sebelumnya telah diketahui

bobotnya.

7. Di cuci dengan alkohol (1:10) hingga endapan bebas khlorida.

8. Cawan dan endapan dikeringkan dalam oven pada suhu 140°C.

9. Endapan didinginkan dan ditimbang.

10. Pengeringan, pengendapan, dan penimbangan dilakukan beberapa kali sampai

diperoleh bobot tetap bagi BaCrO4.

PERHITUNGAN

Kadar Ba = fk × bobot abu (gr) × 100%

Bobot contoh (gr)

Fk = Ba / BaCrO4

Page 25: Makalah Gravimetri Kelompok 1

2.10.4 PENETAPAN KADAR Zn DALAM ZnSO4

DASAR

Dalam suasana netral yang tidak mengandung NH4OH, seng dapat diendapkan

sebagai NH4ZnPO4 yang berwarna putih. Endapan dapat ditimbang sebagai

NH4ZnPO4 setelah dikeringkan pada 110°C atau sebagai Zn2P2O7 setelah dipijarkan.

TEORI

Seng dapat diendapkan sebagai (NH4)2HPO4 (Diamonium Hidrogen Posfat)

seperti halnya magnesium. Akan tetapi seng dengan NH4OH akan membentuk garam

rangkai [Zn(NH3)4]2+

dan bila dalam pH tinggi akan larut sebagai zinkat. Oleh karena

itu dalam pengendapan maupun pencucian tidak memakai NH4OH dan NaOH. Dalam

asam, endapan dapat larut. Oleh karena itu, untuk mengatur pH agar sedikit di atas 7

dipakai CH3COONa (Natrium Asetat) yaitu larutannya sedikit basa. Jadi pengendapan

dilakukan dalam suasana netral.

Untuk mengurangi kelarutan, endapan dicuci dengan larutan (NH4)2HPO4

panas. Endapan tidak dipijarkan, sebagai penyaring dipakai cawan penyaring kaca

masir. Supaya cepat kering, endapan pada tahap terakhir dibilas dengan alkohol.

REAKSI

ZnSO4.7H2O ZnSO4 + H2O

ZnSO4 + (NH4)2HPO4 NH4ZnPO4 + NH4HSO4

Putih

ALAT DAN BAHAN

Alat: 1. Neraca

2. Kaca arloji

3. Piala gelas 400 mL

4. Piala gelas 800 mL

Page 26: Makalah Gravimetri Kelompok 1

5. Pengaduk

6. Policemen

7. Tutup kaca

8. Labu semprot

9. Kaki tiga

10. Kasa asbes

11. Teklu

12. Cawan kaca masir G2/G3

13. Tabung reaksi

14. Vacuum

15. Penangas air

16. Oven

Bahan:

1. ZnSO4.7H2O

2. Larutan (NH4)2HPO4 10%

3. NH4Cl 10%

4. Larutan (NH4)2HPO4 1% panas

5. Hablur CH3COONa

6. Alkohol 1:1

7. Air suling

CARA KERJA

1. Ditimbang 0.2 gram sampel.

2. Ditambahkan 100 mL air suling.

3. Ditambahkan 25 mL NH4Cl 10%.

4. Ditambahkan 1 gram hablur CH3COONa.

5. Panaskan hingga hampir mendidih.

6. Diendapkan dengan 10 mL (NH4)2HPO4.

Page 27: Makalah Gravimetri Kelompok 1

7. Disimpan 1 jam dalam penangas air, di uji endapan sempurna.

8. Disaring endapan dengan kaca masir G2/G3.

9. Dicuci dengan larutan (NH4)2HPO4 1% panas.

10. Dibilas air suling dan dibilas alkohol 1:1 kemudian uji Cl dan SO4

11. Dikeringkan dalam oven.

12. Didinginkan dan ditimbang hingga bobot tetap.

PERHITUNGAN

Kadar Zn2+

= fk × bobot abu (gr) × 100% Bobot contoh

Fk = 2Zn / Zn2P2O7

Page 28: Makalah Gravimetri Kelompok 1

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan memperhatikan materi-materi yang telah dipaparkan bisa

diambil beberapa kesimpulan :

● Analisis gravimetri merupakan salah satu bentuk analisis kuantitatif yang

dilakukan dengan proses penimbangan.

● Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang akan

dianalisis diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan

selanjutnya dipisahkan endapannya dengan cara ditapis.

● Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu tak

selalu sempurna murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat

pengotor, bergantung pada sifat endapan dan kondisi pengendapan.

● Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam cairan

induk dinamakan kopresipitasi.

● Postpresipitasi adalah pengendapan yang terjadi di atas permukaan

endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat- zat yang

sedikit larut, yang membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya

mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu ion endapan primer

(endapan pertama).

● Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk

memperkecil kesalahan akibat kopresipitasi.

● Adapun tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan

kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa

secara mekanis, sehingga di peroleh endapan murni.

● Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami

pemijaran.

● Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat selekitf. Selektivitas

berarti kemampuan dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu

atau dua logam untuk memisahkannya dari zat lainnya.

● Zat pengendap organik yang digunakan haruslah ideal, artinya pengendap

organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi endapan dengan

hanya satu endapan tertentu.

Page 29: Makalah Gravimetri Kelompok 1

3.2 Saran

Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk

memahami teknik analisis gravimetri yang tentunya sangat terbatas baik

contoh maupun penjelasannya, olehnya kami harapkan bagi para pembaca bisa

menambah dari referensi lain. Karena jika hanya menggunakan makalah ini sangat

sedikit yang anda dapatkan. Semoga anda tidak puas dengan membaca makalah

ini, sebab jika anda puas niscaya anda tidak akan menambah pengetahuan anda,

Seorang yang dalam keadaan haus, meminum air laut, niscaya ia akan semakin

haus, semoga andapun demikian. Terima kasih.

Page 30: Makalah Gravimetri Kelompok 1

DAFTAR PUSTAKA

Bassett. J., dkk. 1994. BUKU AJAR VOGEL KIMIA ANALISIS

KUANTITATIF ANORGANIK. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

(Terjemahan: A. Hadyana P. dan Ir. L. Setiono)

Harjadi, W. 1986. ILMU KIMIA ANALITIK DASAR. Jakarta: PT. Gramedia.

Page 31: Makalah Gravimetri Kelompok 1