Makalah Kel4 Copd
-
Upload
puspita-eka-kurnia-sari -
Category
Documents
-
view
36 -
download
8
description
Transcript of Makalah Kel4 Copd
MAKALAH TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
“KASUS PASIEN COPD”
Disusun oleh :
Adelina Vidya
Andry Septian
Mutiara Sari Dewi
Naila Fitriah
Rizkinuary Hidayah
Siti Nina Inayah
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
Kasus KGD
Peter 73 tahun laki2 dimasukkan ke ICU dengan type II (hypercarbic) gagal nafas (non
penumonic),. Dia mempunyai riwayat COPD dan merokok 30 batang/hari, sebelum
masuk RS dia cukup baik dan tak ada riwayat masuk ICU. Setahun yang lalu dia
dirawat di RS karena COPD yang mengalami perburukan
Sebelumnya pasien menggunakan ventilasi non invasif (NIV) di ruang rawat
intermediate. Dia diintubasi dan diventilasi dengan biphasic possitive airways pressure
(BIPAP). Pada pengkajian ditemukan hasil AGD: PH 7.2, PaCO2 11 kPa, PaO2 7.5
kPa, HCO3. 30 mmoL/L, base excess -6 mmol/L, FiO2 0.4 (40%), inspiratory pressure
25 cm H2O, PEEP 10 cm H2O, set respiratory rate 14 x/menit
Setelah 24 jam dengan ventilasi BIPAP, AGD mulai normal dan tindakan weaning
dilakukan dengan menurunkan mandatory respiratory rate 8/menit. Peter terlihat ada
usaha untuk bernafas. Dua jam kemudian mode ventilation dirubah ke continous
positive airways pressure (CPAP) 5 cm H2O dengan pressure support 25 cmH2O;
akan tetapi, Peter kemudian mulai tampak kelelahan. Tidal volume turun dari 500 ke
300 mL. Dan total RR meningkat dari 20 ke 35. Pernafasan Peter breathing
menunjukkan penurunan dan dia menggunakan seluruh otot-otot bantu pernafasan. Dia
menjadi tachycardi, tachypnea, hypertensi dan kelelahan.
1. STEP 1 (Identifikasi Istilah Asing)
Type 2 hypercarbic gagal napas non pneumonic
COPD
BIPAP (Biphasic Possitive Airways Pressure)
Weaning
CIPAP
Tidal Volume
Ventilasi non invasive
AGD
Tachycardi
Tachypnea
Hypertensi
Kelelahan
Penjelasan istilah asing :
Type 2 hypercarbic gagal napas non pneumonic
Gagal napas hypercarbic merupakan hasil dari tidak adekuatnya
pengeluaran gas dari alveolus distal. Hipoventilasi alveolar ini
menyebabkan hypercarbia dan asidosis respiratory. Kegagalan ventilasi
ringan dapat terjadi tunggal atau ketika kerusakan lebih banyak, dapat
dibuhungkan denga hipoksemia. Kegagalan ventilasi dapat merupakan
hasil dari proses paru primer atau dapat meliputi penyakit sekunder di
kardiak, neurologi, metabolic, atau system lainnya. Ketika dihubungkan
dengan hipoksemia, tipe ini dapat digolongkan sebagai kegagalan napas
tipe 2.
Diagnose hypercarbia dapat ditegakkan dari hasil gas darah arteri.
Hypercarbia umumnya ditandai dengan kadar PaCO2 lebih dari 45.
Tidak seperti nadi oksimetri untuk mendeteksi hipoksemia, monitor
untuk mengobservasi adanya hypercabia tidak selalu tersedia.
Adapun tanda dan gejala dari hypercarbia tergantung dari kadar normal
PaCO2 pasien, nilai absolut PaCO2 dan rentang perubahannya.
Hipercapnia kronis mungkin dapat ditoleransi. Adanya riwayat retensi
CO2 kronis dan melakukan evaluasi pH arteri secara esensial karena
hypercarbia dengan pH mendekati normal merupakan tanda dari
kompensasi kronis dan seringnya tidak menandakan gangguan akut.
Etiologi dari hypercarbia gagal napas bias karena proses paru primer atau
hasil dari proses non pulmonary.
Etiologi :
- Penyakit paru : COPD, asthma
- Gangguan anatomi : sleep apnea, obstruksi jalan napas
- Gangguan saraf : stroke medulla/batang otak, overdosis, obesitas-
hipoventilasi sindrom, myasthenia gravis, GBS, penyakit kritis
miopati/polineuropati.
- Gangguan kardiak : cardiac arrest, cardiogenic shock, gagal jantung.
- Gangguan vascular : emboli paru.
- Gangguan metabolic : hipomagnesemia, hipophospatemia
Tanda dan gejala hypercarbia, biasanya pasien tampak hipoksia, tidak
spesifik dan tidak begitu terlihat.
Gejala :
- Dispnea
- Sakit kepala
- Kebingungan
- Kelelahan
Tanda :
- Meningkatnya usaha pernapasan
- Penggunaan otot bantu napas
- Takipnea
- Volume tidal dangkal atau kecil
- Letargi
- Somnolen
- Koma
- Flapping tremor
- Seizure
- Kolaps kardiovaskuler
Penanganan :
Prinsip Memastikan jalan napas paten dan ventilasi adekuat dan
penuhi kebutuhan oksigen.
Nilai PaO2 50-60 mmHg atau saturasi oksigen 88-90%
- Pemasangan nasal kanul low-flow bias ditingkatkan dengan
penggunaan non-rebreather mask atau terapi high-flow O2.
Sumber : Deutschman, Clifford S,Patrick J.Neigan.2010. Evidence
Based Practice of Critical Care. Saunders: Philadelphia
Weaning
Merupakan proses pengurangan support ventilasi, biasanya pada pasien
yang sudah dapat bernapas secara spontan dan indikatornya terlihat dari
frekuensi napas. (www.oxfordjournal.org)
COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) atau juga dikenali sebagai
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)merupakan obstruksi
saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel; terjadi bersamaan
bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya (Snider, 2003).
BIPAP (Biphasic Possitive Airways Pressure)
BIPAP adalah tekanan/mode waktu siklus ventilasi pada pasien yang
dapat bernapas secara spontan. Ini sering digunakan sebagai siklus
alternative antara dua level Continous Positive Airway Pressure
(CPAP).
Adapun indikasi dari BIPAP adalah :
- Gagal napas akut
- Pulmonary confusion dan flail chest
- Asthma
- Penyakit kronis jalan napas
- Atelektasis post operasi
- Obstructive sleep apnea
Kontraindikasi dari BIPAP adalah :
- Fraktur area wajah yang tidak stabil
- Adanya laserasi di wajah
- Trauma laring
- Anastomosis tracheal atau esophagus.
- Fraktur tengkorak.
- Pasien dengan resiko perdarahan saluran GI.
- Pasien post operasi GI
(Evita 4.1995. Intensive Care Ventilator. Technical
Documentation/Service Manual)
CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
CPAP adalah suatu tindakan yang mengunakan tekanan udara rendah
untuk menjaga jalan napas tetap terbuka. CPAP biasanya paling baik
digunakan untuk orang yang memiliki masalah bernapas, seperti
obstructive sleep apnea. Obstructive sleep apnea merupakan gangguan
yang menyebabkan pernapasan terhenti atau napas dangkal ketika tidur.
Pada obstructive sleep apnea, jalan napas menjadi collapses (kempes)
atau tersumbat saat napas. Ketika seseorang dengan obstructive sleep
apnea mecoba untuk bernapas, udara yang berusaha untuk melewati
sumbatan bisa menimbulkan bunyi mendengkur.
Mesin CPAP memiliki 3 bagian utama yaitu:
1. Masker
2. Selang (tube)
3. Motor
(www.CPAP.com)
Tidal Volume
Tidal volume adalah jumlah volume udara saat inspirasi dan ekspirasi
dalam tiap napas.
Rata-rata TV pada wanita yaitu 500mL, dan pada laki-laki 600mL.
(Mackenzie, B. 2004.Measurement of Ventilatory Function).
Ventilasi non invasive
Ventilasi noninvasif merupakan teknik ventilasi mekanis tanpa
menggunakan pipa trakea (endotracheal tube) pada jalan napas. Teknik
ventilasi noninvasif saat ini mulai digunakan secara luas pada keadaan
gagal napas akut karena mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan
dengan ventilasi invasif seperti tidak memerlukan pemakaian obat
penenang, memungkinkan penderita untuk tetap berkomunikasi dengan
petugas kesehatan dan fungsi menelan serta batuk masih dapat
dipertahankan secara alamiah.
(Jurnal Anastesiologi Indonesia. Dicky Hartawan, Danu Soesilowati, Uripno Budiono
*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang)
AGD (Analisa Gas darah)
Pemeriksaan AGD (Astrup) adalah pemeriksaan beberapa gas yang
terlarut dalam darah arteri, bertujuan untuk mengetahui keseimbangan
asam basa, kadar oksigen, kadar karbondioksida dan sebagainya dalam
tubuh. Darah arteri biasanya diambil dari arteri radialis, brachialis atau
femoralis.
Pemeriksaan gas darah arteri memungkinkan untuk mengetahui pH (dan
juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar
bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa.
Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan
sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat
baik yang akut maupun menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat
menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan,
tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian
analisis gas darah dan keseimbangan asam basa saja. Karena itu hasil
AGD harus dihubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
dan data-data laboratorium lainnya.
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada
konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui
3 faktor, yaitu mekanisme penyangga kimia, pernapasan dan ginjal.
Mekanisme pernapasan bekerja dengan menahan dalam darah atau
melepas ke udara CO2 melalui ekspirasi.
Proses perubahan pH darah ada dua macam, yaitu proses perubahan yang
bersifat metabolik (adanya perubahan konsentrasi
bikarbonat [HCO3-] yang disebabkan gangguan metabolisme) dan yang
bersifat respiratorik (adanya perubahan tekanan parsial CO2 yang
disebabkan gangguan respirasi). Perubahan PaCO2 dan/atau HCO3-akan
menyebabkan perubahan pH darah. Asidosis (pH turun di bawah normal)
akan terjadi jika PaCO2 meningkat dan/atau bikarbonat menurun,
sedangkan alkalosis terjadi bila sebaliknya.
(www.klikparu.com)
Tachycardi
Takikardi adalah denyut nadi lebih dari 100x/menit. Denyut nadi ini
dipengaruhi oleh usia dan kondisi fisik.
(www.heart.com)
Tachypnea
Takipnea diartikan sebagai meningkatnya frekuensi napas melebihi
normal. Frekuensi napas normal dapat bervariasi bergantung pada
aktivitas dan usia, tetapi biasanya berkisar antara 12-20 x/menit pada
dewasa dan keadaan istirahat. Takipnea dapat terjadi pada kanker paru
ketika tubuh tidak mendapatkan oksigen cukup, juga pada tumor dan
penyakit seperti COPD, atau kondisi medis lain seperti anemia. Takipnea
juga terjadi pada kecemasan, walaupun tubuh mendapat cukup oksigen.
(http://lungcancer.about.com)
Hipertensi
Hipertensi, yang juga disebut tekanan darah tinggi, adalah kondisi
dimana arteri secara persisten menaikkan tekanan darah.
Level normal tekanan darah, yakni 120/80, dimana 120 merupakan
systole (tekanan puncak arteri) dan 80 yaitu diastole (tekanan minimum
dari arteri). Tekanan antara 120/80 sampai 139/89 disebut
prehipertension (resiko tekanan darah tinggi), dan TD diatas 140/90
sudah digolongkan sebagai hipertensi.
(http://www.medicalnewstoday.com)
Kelelahan
Kelelahan (fatigue) adalah rasa capek yang tidak hilang waktu kita
istirahat. Kelelahan dapat fisik atau mental.
Dengan kelelahan fisik, otot kita tidak dapat melakukan kegiatan apa pun
semudah seperti sebelumnya.
(http://spiritia.or.id)
2. STEP 2 (Identifikasi Masalah)
o Bagaimana sistem fisiologis pada pasien lansia?
o Bagaimana patofisiologis pada kasus COPD?
o Apa pengaruh merokok pada kasus COPD?
o Apa saja yang termasuk otot bantu pernapasan?
o Bagaimana kadar AGD normal?
o Bagaimana asuhan keperawatan prioritas pada pasien tersebut?
Keterangan : seluruh jawaban dari identifikasi masalah akan dijabarkan dalam
mapping dan patoflow kasus.
3. STEP 3 (Konsep Mapping Masalah)
4. STEP 4 (Asuhan Keperawatan)
PENGKAJIAN MASALAH ETIOLOGI
DO :- Tampak kelelahan
- Tidal volume turun dari 500 300 mL
- Total RR meningkat dari 20 35x/menit
- Pernafasan breathing menunjukkan penurunan
- Penggunaan seluruh otot bantu pernafasan
- Tachycardia
- Tachypneu
- Hipertensi
DS : -
Disfungsi respon penyapihan ventilator(00034)
ketidaktepatan laju penurunan dukungan ventilator
Diagnosa : Disfungsi Respon Penyapihan Ventilator b/d Ketidaktepatan laju penurunan dukungan ventilator (00034)
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 2 jam pasien menunjukkan fungsi respon penyapihan ventilator.
Kriteria Hasil :- Pasien tidak tampak kelelahan
- Total RR 20x/menit
- Tidak ada suara nafas tambahan
- Pasien menggunakan otot bantu pernafasan minimal
- Nadi 80x/menit
- TD 120/80 mmHg
Intervensi
Mechanical Ventilatory Weaning (3310)
1. Menentukan kesiapan pasien utnuk dilakukan weaning (status hemodinamik stabil, kondisi optimal untuk weaning)
2. Monitor kemampuan untuk mentoleransi weaning berdasarkan pada protocol (derajat aliran,MVV, inspirasi force, negative inspiratory pressure)
3. Monitor status cairan dan elektrolit optimal4. Lakukan weaning dengan trial period (30-120 menit of ventilator-assisted
spontaneous breathing)5. Anjurkan untuk membatasi penggunaan energy6. Monitor tanda-tanda kelemahan penggunaan otot bantu pernafasan7. Gunakan teknik relaksasi
Mechanical Ventilation Management : Noninvasive (3302)1. Tempatkan pasien pada posisi semi fowler2. Observasi pasien secara continue pada jam pertama untuk mengkaji toleransi3. Monitor keselarasan pasien dan ventilator dan suara nafas pasien4. Dukung intake nutrisi dan cairan adekuat
Vital sign Monitoring (6680)1. Monitor tanda-tanda vital continuously
Energy Management (0180)1. Monitor pasien untuk kelelahan fisik dan emosi2. Batasi stimulus lingkungan untuk memfasilitasi relaksasi