Makalah Kel 2 Elsa

18
1 hBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah satunya dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan. Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian. Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan

description

jjjjk

Transcript of Makalah Kel 2 Elsa

Page 1: Makalah Kel 2 Elsa

1

hBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan

paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif

dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah satunya

dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan. Keperawatan gerontik

secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai

macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial,

dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah

perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan

kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit

maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam

menghadapi kematian.

Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan

ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi

kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk

memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan

pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik

dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman,

terutama dalam menghadapi kematian.Hal yang pertama perawat lakukan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada lansia adalah pengkajian. Menurut Potter &

Perry, (2005), pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,

verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Proses keperawatan ini mencakup dua

langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer (kliaen) dan sumber skunder

(keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa

keperawatan.

Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan,

masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan

Page 2: Makalah Kel 2 Elsa

2

gaya hidup yang dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan

masalah kesehatan terutama dengan masalah kesehatan utama yang dimiliki pasien,

sehingga data yang didapatkan relevan dengan asuhan keperawatan yang akan

dijalankan pada pasien tersebut. Penggunaan format pengkajian standarisasi

dianjurkan, karena dapat memberikan tanggung gugat minimal dari profesi

keperawatan. Penggunaan format pun memastikan pengkajian pada tingkat yang

komprehensif (Potter & Perry, 2005).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah “Bagaimana pengkajian

psikologis pada lansia ?”.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah "Mengetahui Bagaimana pengkajian

psikologis pada lansia”

.

Page 3: Makalah Kel 2 Elsa

3

BAB II

PEMBAHASAN

I. PENGKAJIAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA

Pengkajian psikologis pada lansia meliputi :

A. Kondisi mental pasien, kecurigaan depresi, dan berbagai hal lainnya. Ada

beberapa tes yang dapat dipakai dalam melakukan pemeriksaan psikologis

pada lansia yaitu sebagai berikut :

a. FACT ( Fruit Animal Colour Town ).

b. DETEKSI TERHADAP DEPRESI.

c. Pemeriksaan Status Mental Mini ( MMSE).

Pengkajian fungsi mental kognitif merupakan hal yang menyokong dalam

mengevaluasi kesehatan lansia. Banyak bukti menunjukkan bahwa gangguan

mental kognitif seringkali tidak dikenali, hal ini disebabkan tidak dilakukannya

pengujuan status mental secara rutin. Diperkirakan 30 % sampai 80 % lansia yang

mengalami demensia teridentifikasi melalui pemeriksaan skrining status mental.

Komponen MMSE yang dipengaruhi usia adalah orientasi, recall dan bahasa

sedangkan komponen MMSE yang dipengaruhi tingkat pendidikan adalah

orientasi, atensi-kalkulasi, registrasi dan bahasa.

II. TEKNIK PENGKAJIAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA

Teknik pengkajian psikologis pada lansia meliputi :

1. Komunikasi

Untuk mengetahui fungsi konitif termasuk daya ingat, proses pikir, alam

perasaan, orientasi terhadap realitas, kemampuan dalam menyelesaikan

masalah.

2. Perubahan umum yang terjadi

a. Penurunan daya ingat.

b. Proses pikir lambat.

c. Adanya perasaan sedih.

Page 4: Makalah Kel 2 Elsa

4

d. Merasa kurang perhatian.

3. Hal-hal yang perlu dikaji

a. Apakah lansia mengenal masalah utamanya?

b. Apakah lansia optimis memandang hidup?

c. Bagaimana sikap lansia terhadap proses penuaan?

d. Apakah lansia merasa dirinya dibutuhkan?

e. Bagaimana lansia mengatasi masalah/stres yang dialaminya?

f. Apakah lansia mudah menyesuaikan diri?

g. Apakah lansia mampu untuk menyesuaikan diri?

h. Apakah lansia menggali kesadaran?

i. Apakah harapan lansia saat ini dan masa datang?

Beberapa tes yang dapat dipakai dalam melakukan pemeriksaan psikologis pada

lansia yaitu sebagai berikut :

a. FACT ( Fruit Animal Colour Town )

Pemeriksaan ini merupakan tes termudah untuk mengetahui adanya

gangguan kognitif awal pada seseorang khususnya seorang lansia. Berikut cara

pemeriksaannya :

1) Sebutkan 5 nama buah-buahan yang anda ketahui?

2) Sebutkan 5 nama binatang yang anda ketahui?

3) Sebutkan 5 nama warna yang anda ketahui?

4) Sebutkan 5 nama kota yang anda ketahui?

Cara penilaian :

1) Tiap jawaban yang benar diatas diberi angka 1. Bila jumlahnya kurang

dari 16 maka dapat dicurigai awal gangguan kognitif.

b. DETEKSI TERHADAP DEPRESI

Deteksi depresi terhadap pasien dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

Pertanyaan

1) Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda merasa sangat cemas dan

gelisah

Page 5: Makalah Kel 2 Elsa

5

2) Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda merasa tenang dan damai

3) Seberapa sering anda dalam 1 bulan terakhir anda merasa sedih

4) Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda merasa bahagia

5) Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda merasa rendah diri dan

tidak ada yang dapat menghibur anda

6) Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda merasa hidup ini tidak

berarti lagi

Jawaban :

a) Setiap saat

b) Sering

c) Kadang-kadang

d) Jarang

e) Tidak pernah

Jawaban-jawaban seperti “setiap saat” atau “sering” mengindikasikan kecurigaan

adanya depresi ( kecuali untuk pertanyaan B dan D).

Deteksi depresi pada lansia juga dapat diukur menggunakan skala depresi geriatrik

Yesavage, 1983 yaitu sebagai berikut :

N0 Apakah Bapak Ibu Dalam Satu Minggu

Terakhir :

Jawaban

1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani ? Ya

2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan

aktivitas anda?

Tidak

3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak

4 Sering merasa bosan ? Tidak

5 Penuh penghargaan akan masa depan ? Ya

6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktru ? Ya

7 Diganggu oleh pikiran - pikiran yang tidak dapat

diungkapkan ?

Tidak

Page 6: Makalah Kel 2 Elsa

6

8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu ? Ya

9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? Tidak

10 Serng kali merasa tidak berdaya ? Tidak

11 Sering merasa gelisah dan gugup ? Tidak

12 Memilih tinggal di rumah daripada pergiu

melakukan sesuatu yang bermanfaat ?

Tidak

13 Sering kali merasa khawatir akan masa depan ? Tidak

14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan

daya ingat dibandingkan orang lain ?

Tidak

15 Berpikire bahwa hidup ini sangat menyenangkan

sekarang ?

Ya

16 Sering kali merasa merana ? Tidak

17 Merasa kurang bahagia ? Tidak

18 Sangat khawatir terhadap masa lalu ? Tidak

19 Merasakan bahwa hidup ini sangat

menggairahkan ?

Ya

20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang

baru ?

Tidak

21 Merasa dalam keadaan penuh nbsemangat ? Tidak

22 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? Tidak

23 Berpikir bahwa orang yang lebih baik daripada

anda ?

Tidak

24 Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepele? Tidak

25 Sering kali merasa ingin menangis ? Tidak

26 Merasa sulit untuk berkonsentrasai ? Tidak

27 Menikmati tidur ? Ya

28 Memilih menghindari dari perkumpulan sosial ? Tidak

29 Mudah mengambil keputusan? Ya

30 Mempunyai pikiran yang jernih ? Ya

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU

Page 7: Makalah Kel 2 Elsa

7

Analisa Hasil :

1. Terganggu ---à nilai

2. Normal      ---à nilai 0

Nilai    : 6 – 15            : Depresi ringan s.d sedang

Nilai    : 16 – 30          : Depresi berat

Nilai    : 0 – 5              : Normal

c. Short Portable Mental Status Quesioner ( SPMSQ)

Kuisioner menunjukan bahwa pendidikan dan suku mempengaruhi

kinerja pada kuestioner status mental dan ini harus dengan sesuai dilakukan

dalam mengevaluasi nilai yang dicapai individu.

Pada pemeriksaan dengan cara SPMSQ ini pertanyaan yang diberikan pada

lansia meliputi :

1) Tanggal berapa hari ini ?

2) Apa nama tempat ini ?

3) Berapa umur anda ?

4) Kapan anda lahir ?

5) Dimana tempat anda lahir ?

6) Berapa saudara yang anda miliki ?

7) Hari apa sekarang ?

8) Kapan anda masuk tempat ini ?

9) Apa pekerjaan anda sebelumnya ?

10) Kurangi 1 dan 10 seterusnya ?

Interpretasi hasil dari pertanyaan diatas sebagai berikut :

Salah 0-3 : Fungsi Intelektual Utuh

Salah 4-5 : Kerusakan Intelektual Ringan

Salah 6-8 : Kerusakan Intelektual Sedang

Salah 9-10 : Kerusakan Intelektual Berat

Page 8: Makalah Kel 2 Elsa

8

d. Pemeriksaan Status Mental Mini ( MMSE)

1) Tujuan

MMSE dirancang sebagai media pemeriksaan status mental singkat

serta standarisasi yang memungkinkan untuk membedakan antara gangguan

organik dan fungsional pada pasien psikiatri.Mini-mental state exam(MMSE)

menguji aspek kognitif dari fungsi mental: orientasi,regristrasi, perhatian dan

kalkulasi, mengingat kembali, dan bahasa. Nilai kemungkinan adalah 30,

dengan nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif

yang memerlukan penyelidikan lanjut. Pemeriksaan memerlukan hanya

beberapa menit untuk melengkapi dan dengan mudah dinilai, tetapi tidak

dapat digunakan sendiri untuk tujuan dianostik, karena pemeriksaan mini

mental mengukur beratnya kerusakan kognitif dan mendemonstrasikan

perubahan kognitif pada waktu dan dengan tindakan, ini suatu alat yang

berguna untuk mengkaji kemajuan klien yang berhibungan dengan

intervensi. Alat pengukur status afektif digunakan untuk membedakan jenis

depresi serius yang mempengaruhi fungsi-fungsi dari suasana hati rendah

umum pada banyak orang. Instrumen yang digunakan yaitu lembar

wawancara.

2) Pelaksanaan MMSE

MMSE dapat dilaksanakan selama kurang lebih 5-10 menit. Tes ini

dirancang agar dapat dilaksanakan dengan mudah oleh semua profesi

kesehatan atau tenaga terlatih manapun yang telah menerima instruksi

untuk penggunaannya.

3) Penggunaan Klinis

MMSE merupakan pemeriksaan status mental singkat dan mudah

diaplikasikan yang telah dibuktikan sebagai instrumen yang dapat dipercaya

serta valid untuk mendeteksi dan mengikuti perkembangan gangguan

kognitif yang berkaitan dengan penyakit neurodegeneratif. Hasilnya, MMSE

menjadi suatu metode pemeriksaan status mental yang digunakan paling

banyak di dunia. Tes ini telah diterjemahkan ke beberapa bahasa dan telah

Page 9: Makalah Kel 2 Elsa

9

digunakan sebagai instrumen skrining kognitif primer pada beberapa studi

epidemiologi skala besar demensia. Tes ini juga digunakan secara luas pada

praktik klinis dan kecermelangannya sebagai instrumen skrining kognitif

telah dibukt ikan dengan pencatuman bersama dengan Diagnostic Interview

Schedule (DIS), dalam studi National Institute of Mental Health ECA dan

oleh daftarnya yang menyebutkan MMSE sebagai penilai fungsi kognitif

yang direkomendasikan untuk kriteria diagnosis penyakit Alzheimer

dikembangkan oleh konsorsium National Institute of Neurological and

Communication Disorders and Stroke and the Alzheimer’s Disease and

Related Disorders Association (McKhann dkk, 1984).

Data psikometri luas MMSE menunjukkkan bahwa tes ini memiliki

tes retest dan reliabilitas serta validitas sangat baik berdasarkan diagnosis

klinis independen demensia dan penyakit Alzheimer. Karena performance

pada MMSE dapat dibiaskan oleh pengaruh status pendidikan rendah pada

pasien yang sehat, beberapa pemeriksa merekomendasikan untuk

menggunakan ambang skor berdasarkan umur dan status pendidikan untuk

mendeteksi demensia.

Kelemahan terbesar MMSE yang banyak disebutkan ialah batasannya

atau ketidakmampuannya untuk menilai beberapa kemampuan kognitif yang

terganggu di awal penyakit Alzheimer atau gangguan demensia lain

(misalnya terbatasnya item verbal dan memori dan tidak adanya penyelesaian

masalah atau judgment), MMSE juga relatif tak sensitif terhadap penurunan

kognitif yang sangat ringan (terutama pada individual dengan status

pendidikan tinggi). Walaupun batasan- batasan ini mengurangi manfaat

MMSE, tes ini tetap menjadi instrumen yang sangat berharga untuk penilaian

penurunan kognitif (Rush, 2000).

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. ORIENTASI

a) Sekarang (tahun),( musim),( bulan),( tanggal) dan (hari) apa ?

b) Kita berada dimana ? ( negara), ( provinsi), (kota)

c) (rumah sakit ), (lantai/kamar).

Page 10: Makalah Kel 2 Elsa

10

Normal : Berorientasi terhadap orang tempat, dan waktu.

Penyimpangan : Tidak mampu memberikan data biografi akurat

(nama, alamat, tanggal lahir), tidak mampu mengidentifikasi tahun

musi, tanggal.

(catatan : bila tidak mampu mengingat tanggal, tentukan petunjuk yang

secara normal ada apa pada lingkungan klien untuk orientasi).

2. REGISTRASI

a) Sebutkan 3 buah nama benda ( apel, meja, koin ) tiap benda 1detik,

pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar

dan catat jumlah pengulangan.

3. ATENSI DAN KALKULASI

a) Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar.

Hentikan setelah 5 jawaban atau suruh mengeja terbalik”WAHYU”

( nilai diberikan pada huruf yang benar sebelum kesalahan, misalnya

nyahw = 2 nilai.

4. MENGINGAT KEMBALI

a) Pasien disuruh mengingat kembalai 3 nama benda diatas.

5. BAHASA

a) Pasien disuruh menyebutkan nama benda ditunjukkan ( pensil, buku).

b) Pasien disuruh mengulang kata-kata : “namun”, “tanpa”, “bila”.

c) Pasien disuruh melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan tangan

anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan dilantai”.

d) Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “pejamkan mata

anda”.

e) Pasien disuruh menulis dengan spontan.

f) Pasien disuruh menggambarkan sesuatu bentuk.

Page 11: Makalah Kel 2 Elsa

11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melakukan pemeriksaan psikologis pada lansia, terdapat 3 cara

pemeriksaan yaitu sebagai berikut :

Page 12: Makalah Kel 2 Elsa

12

a) FACT ( Fruit Animal Colour Town ).

b) DETEKSI TERHADAP DEPRESI.

c) Pemeriksaan Status Mental Mini ( MMSE).

Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawatan profesional harus

menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan ini adalah proses

pemecahan masalah yang mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan. Pengkajian adalah langkah pertama pada proses keperawatan,

meliputi pengumpilan data, analisis data, dan menghasilkan diagnosis

keperawatan. Tujuan pengkajian yaitu :

a) Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.

b) Melengkapi dasar rencana perawatan individu.

c) Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.

d) Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.

B. Saran

Kita sebagai mahasiswa keperawatan sebaiknya mempelajari mengenai

pengkajian gerontik karena saat kita akan melakukan asuhan keperawatan

gerontik maka kita harus mengetahui cara pengkajian pada pasien lanjut usia

dan akan memudahkan kita dalam melakukan asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6.

Jakarta :EGC

Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC

Page 13: Makalah Kel 2 Elsa

13

Maryam Siti, dkk. (2008).  Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.  Jakarta ;

Salemba Medika.

Nugroho, Wahyudi. (2002). Keperawatan Gerontik,edisi ke 2. Jakarta ; EGC