Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

26
MEMAHAMI KONSEP PENDIDIKAN SEBAGAI KAJIAN INTERDISIPLIN DAN INTRADISIPLI Disusun Oleh: DADANG DJOKO KARYANTO P3A116008 1 | Page PAPER MATA KULIAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN DOSEN PENGAMPU: 1. Prof. Dr. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd 2. Prof. Dr. H. Rahmat Murbojono, M.Pd

Transcript of Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

Page 1: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

MEMAHAMI KONSEP PENDIDIKAN SEBAGAI KAJIAN INTERDISIPLIN DAN INTRADISIPLIN

 

 

Disusun Oleh: 

DADANG DJOKO KARYANTOP3A116008

 

PROGRAM DOKTORAL KEPENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBI

2016 

1 | P a g e

PAPER MATA KULIAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN  

DOSEN PENGAMPU: 

1. Prof. Dr. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd2. Prof. Dr. H. Rahmat Murbojono, M.Pd

 

Page 2: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan petunjuk dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Makalah yang bejudul “Memahami Konsep Pendidikan Sebagai

Kajian Interdisiplin dan Intradisiplin)

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas diskusi mata kuliah

Sosiologi Pendidikan pada Program Doktoral S3 Kependidikan Universitas Jambi.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

berupa bimbingan dan dorongan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat dosen pengampu

mata kuliah Sosiologi Pendidikan serta rekan-rekan dan semua pihak yang terlibat

dalam penulisan makalah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,

terima kasih untuk bantuannya.

Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat serta balasan semua

dengan kebaikan. Akhirnya Penulis berharap semoga karya kecil ini dapat

menambah khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca. Penulis

menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca guna penyempurnaan makalah ini.

Jambi, September 2016

Penulis

2 | P a g e

Page 3: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... iKATA PENGANTAR..................................................................................... iiDAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 11.1 Latar Belakang ................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah................................................................................. 21.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 21.4 Batasan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 32.1 Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Ilmu...................................... 32.2 Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Kajian Interdisiplin............... 8

2.2.1 Alasan Perlunya Melakukan Kajian Interdisiplin........................ 92.3 Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Kajian Intradisiplin............... 11

BAB III PENUTUP......................................................................................... 133.1 Kesimpulan............................................................................................ 13

DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 14

3 | P a g e

Page 4: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat mengalami perubahan sosial yang cepat, progresif, dan kerap

kali memperlihatkan gejala desintegratif. Perubahan sosial yang cepat itu meliputi

berbagai bidang kehidupan, dan merupakan masalah bagi semua institusi sosial,

seperti: indsutri, agama, perekonomian, pemerintahan, keluarga, perkumpulan-

perkumpulan, dan pendidikan. Masalah sosiologi dalam masyarakat itu juga

dirasakan oleh dunia pendidikan. Masalah pendidikan dalam keluarga, pendidikan

di sekolah, dan pendidikan dalam masyarakat merupakan refleksi masalah-

masalah sosial dalam masyarakat.

Selain itu perkembangan teknologi dan peradaban dunia yang pesat

berbanding lurus dengan kerumitan masalah yang ditimbulkannya. Masalah yang

dihadapi dunia saat ini adalah masalah global yang memerlukan penanganan yang

berbeda dengan yang telah dilakukan sebelumnya. Masalah-masalah yang

dihadapi dunia saat ini merupakan masalah yang bersifat multi sektoral dan

memiliki kaitan satu sama lain. Masalah yang kompleks tersebut tidak lagi dapat

diatasi hanya dengan menggunakan satu disiplin atau pendekatan saja, tapi

terkadang penggabungan berbagai disiplinpun memperlihatkan berbagai ciri yang

berbeda (Hidayat, 2014).

Apgar (2009) menyatakan bahwa masalah paling penting yang dihadapi

manusia adalah masalah kompleksitas yang dicirikan dengan ketidak menentuan,

multiperspektif dan proses saling keterkaitan antara satu sama lain. Sebagai warga

dunia, sebagaimana yang dianjurkan oleh UNESCO, perlu berperan serta secara

aktif dalam mencari solusi yang terbaik dalam menghadapi masalah global yang

ada saat ini. Kita perlu mencari pendekatan baru yang lebih baik untuk mengatasi

masalah global yang bersifat multi sektoral. Ada empat isu utama tentang

masalah-masalah yang kerap dibahas dan memerlukan pendekatan multisektoral

yaitu: 1) Agresi manusia; 2) Distribusi sumberdaya secara harmonis; 3)

Perkembangan pandangan dunia yang bersifat antroposentrik; dan 4) Realisasi

potensi dan pemberdayaan manusia melalui pendidikan.

4 | P a g e

Page 5: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

Oleh karena itu mengetahui dan memahami seluk beluk sosiologi

pendidikan sangat dianjurkan guna mendapatkan pengetahuan yang menunjang

perkembangan ilmu dan aplikasinya dalam kehidupan baik sebagai mahluk

individu maupun sebagai mahluk sosial.

Makalah ini akan mengupas konsep yang membahas tentang pendidikan

sebagai ilmu dalam kajian interdisiplin dan intradisiplin. Memahami konsep

intradisiplin dan interdisiplin merupakan dalam upaya memahami dan

memecahkan masalah kompleks dan urgensi pendidikan sebagai ilmu.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah pendidikan sebagai ilmu?

2. Bagaimanakah pendidikan sebagai kajian interdisiplin?

3. Bagaimanakah pendidikan sebagai kajian intradisiplin?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bahwa pendidikan sebagai ilmu dalam kajian

interdisiplin dan intradisiplin.

2. Untuk mengetahui bahwa kreativitas membutuhkan pengetahuan

interdisipliner dan intradisipliner.

3. Untuk mengetahui bahwa permasalahan intelektual, sosial dan praktikal

memerlukan pendekatan interdisipliner dan intradisipliner?

4. Untuk mengetahui bahwa riset interdisipliner dan intradisipliner berguna

akan mengingatkan kita akan idealnya kesatuan badan ilmu pengetahuan.

1.4 Batasan Penulisan

Masalah dalam kajian pendidikan adalah kompleks. Tidak bisa dipahami

dan dipecahkan dengan dan dari hanya satu sudut pandang atau disiplin. Karena

kajian tersebut sangatlah luas maka dari itu makalah ini membatasi masalah

dengan membahas hanya dua kajian pendidikan sebagai ilmu yaitu pendidikan

sebagai interdisiplin dan pendidikan sebagai intradisiplin.

5 | P a g e

Page 6: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Ilmu

Secara garis besar, ruang lingkup ilmu pendidikan adalah “masalah

masalah pendidikan dalam batas dunia empiris”. Empiris berasal dari Yunani

empeiria—yang berarti pengalaman. Artinya ilmu pendidikan tidak membahas

masalah-masalah manusia di luar yang empiris atau meta-empiris.Masalah

masalah yang dikaji tersebut dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Hal-hal yang bersifat fondasional. Ilmu yang dikaji dalam pembahasan ini

adalah menjawab pertanyaan:

Mengapa manusia bertingkah laku tertentu?

Untuk apa menciptakan sekolah?

Mengapa pendidikan diperlukan?

2. Hal-hal yang bersifat teknis metodologis. Ilmu yang dikaji dalam

pembahasan ini adalah menjawab pertanyaan “apa dan bagaimana”,

misalnya:

Apa yang diajarkan?

Bagaimana mengorganisasikan proses belajar mengajar?

Apa yang diorganisasikan dalam proses belajar mengajar?

Bagaimana mengevaluasi hasil pengorganisasian itu?

Genealogi ilmu pendidikan adalah gambaran skematik yang menunjukkan

dasar, cabang-cabang dan ranting-ranting ilmu pendidikan.Genealogi ini dibagi

menjadi 2, yaitu:

1. Teori-teori umum pendidikan atau ilmu pendidikan umum

2. Teori-teori khusus pendidikan atau ilmu pendidikan khusus

Dilihat dari Genealogi, teori fondasional pendidikan termasuk dalam ilmu

pendidikan umum. Pada cabang dan ranting ilmu pendidikan yang bersifat khusus

lebih banyak menekankan kajian-kajian ilmu pendidikan yang bersifat teknis-

metodologis, antara lain:

1. Filsafat Pendidikan merupakan studi penerapan konsep-konsep dan

metode flosofis dalam membahas hakekat pendidikan sebagai praktek.

6 | P a g e

Page 7: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

2. Filsafat Ilmu Pendidikan merupakan ilmu pendidikan yang membahas:

a) ontologi ilmu pendidikan/segi struktur/isi ilmu pendidikan,

b) epistemologi ilmu pendidikan/hakikat obyek ilmu pendidikan,

c) metodologi ilmu pendidikan/hakikat metode penelitian dalam

pendidikan,

d) aksiologi ilmu pendidikan/hakikat kegunaan ilmu pendidikan

bagi praktek kependidikan dan pengembangan ilmu pendidikan

itu sendiri.

3. Filsafat Praktek Pendidikan adalah studi penerapan konsep dan metode

filosofis dalam membahas bagaimana pendidikan diselenggarakan.

4. Filsafat Proses Pendidikan adalah studi penerapan konsep dan metode

filosofis dalam mengungkap apakah sebenarnya pendidikan dan

tujuannya.

5. Filsafat Sosial Pendidikan adalah kajian penerapan konsep dan metode

filosofis dalam membahas hubungan pendidikan dengan penataan

masyarakat ideal.

6. Studi Pendidikan Luar Negeri adalah kajian interdisipliner tentang

pendidikan yang terjadi di luar negeri.

7. Manajemen Pendidikan adalah kajian tentang cara-cara yang sebaiknya

diterapkan untuk mengatur penyelenggaraan pendidikan.

8. Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum merupakan kajian cara-

cara perencanaan, pelaksanaan dan penilaian atas program-program

pendidikan atau kurikulum lembaga pendidikan.

9. Model-Model Belajar Mengajar merupakan telaah atas cara-cara

pemrosesan informasi , pengembangan pribadi, interaksi sosial dan

cara-cara pengubahan tingkah laku dalam proses belajar mengajar.

10. Evaluasi Pendidikan adalah studi tentang cara-cara, prosedur-prosedur

dan teknik-teknik melakukan pengukuran (measurement) dan

pengembangan (judgement) dalam pendidikan.

11. Ilmu Pendidikan Kependudukan merupakan studi ilmiah tentang faktor

demografis dalam pendidikan.

12. Ilmu Pendidikan Historis merupakan studi interdisipliner tentang

perkembangan pendidikan suatu negara atau kawasan yang bertujuan

7 | P a g e

Page 8: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

menggambarkan keseluruhan aspek pendidikan dan tahapan

sejarahnya.

13. Ilmu Pendidikan Komparatif adalah studi interdisipliner tentang

perkembangan pendidikan pada aspek perbedaan dan persamaannya

antara satu negara dengan negara lainnya.

14. Ilmu Pendidikan Administratif adalah studi ilmiah tentang cara-cara

mengatur penyelenggaraan pendidikan yang diturunkan dari

kebijaksaanaan pendidikan.

Adapun kegunaan ilmu pendidikan bagi seorang pendidikan adalah

Seorang pendidik dapat mempertanggung jawabkan tindakan-tindakan

kependidikannya, menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol. Maksudnya, ilmu

pendidikan menjelaskan berbagai gejala-gejala kependidikan. Dengan mengetahui

dan menguasai gejala ini maka seorang pendidik dapat menentukan serangkaian

tindakan kependidikan yang diperlukan (Chaeruman, 2010).

Contoh: seorang pendidik yang memiliki dan menguasai ilmu pendidikan

maka ia dapat mengetahui bahwa suasana kelas yang ribut akan menyebabkan

proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Pengetahuan ini memungkinkan

baginya unttuk memprediksikan hal-hal yang mungkin akan terjadi bila proses

belajar mengajar tidak efektif. Berdasarkan itu pula ia akan menentukan cara apa

yang harus ditempuh untuk mengontrol gejala-gejala kependidikan tersebut.

Sebelum memasuki pembahasan interdisiplin dan intradisiplin maka

sangat perlu mengetahui tingkatan-tingakatan kajian ilmu karena masalah kajian

yang kompleks seperti yang telah dijelaskan di atas. Meeth (1978)

mengilustrasikan kajian ilmu seperti dikutip oleh Nordahl dan Serafin (2005)

mengilustrasikan perbedaan antara intradisiplinaritas, cross-disiplinaritas,

multidisiplinaritas, interdisiplinaritas dan transdisiplinaritas dalam hirarki seperti

berikut:

8 | P a g e

Page 9: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

Gambar 1. Ilustrasi Tingkatan kajian Ilmu

Penjelasan dari ilustrasi di atas adalah:

INTRADISIPLIN yaitu studi yang hanya terdiri dari satu disiplin.

CROSS-DISIPLIN yaitu suatu studi dimana satu disiplin dipandang dari

beberapa sudut pandang disiplin lain.

MULTIDISIPLIN yaitu studi dimana antara satu disiplin dan disiplin lain

disejajarkan (juxtaposistion of disciplines), dimana masing-masing disiplin

menawarkan sudut pandangnya masing-masing tapi tidak ada upaya untuk

memadukannya secara integratif. Multidisiplinaritas adalah pendekatan

dimana dua atau lebih disiplin digunakan tapi tidak ada kerjasama antara

satu disiplin dengan disiplin yang lain. Sebagai contoh, dalam suatu

institusi katakanlah bidang/divisi teknologi informasi. Disitu terdapat ahli

teknologi informasi, ahli teknologi pendidikan, ahli ekonomi. Tapi, dalam

memahami dan memecahkan masalah kantornya, mereka menganalisis

masalah sendiri-sendiri berdasarkan perspektif keilmuannya masing-

masing, digabungkan jadi satu tanpa ada integrasi satu sama lain.

Nampaknya, hal ini merupakan contoh fakta nyata dalam kehidupan

sehari-hari. Sehingga setiap permasalahan kompleks tidak dapat

dipecahkan secara komprehensif. Sedangkan pluradisiplinaritas adalah

9 | P a g e

Page 10: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

suatu pendekatan dimana telah terjadi kerjasama antar disiplin tapi tanpa

koordinasi. Sebagai contoh, dalam memecahkan masalah pasca bencana

meletusnya gunung merapi, telah terjadi kerjasama lintas disiplin, ada ahli

kesehatan, ahli ekonomi, ahli psikologi, ahli pendidikan bersama-sama

melakukan upaya tapi tanpa koordinasi yang jelas mengacu pada satu

tujuan yang jelas. Interdisciplinaritas adalah pendekatan yang merupakan

satu level diatas pluradisiplinaritas, yaitu proses memahami dan

memecahkan permasalahan kompleks dari satu level konsep dibawah ke

level konsep yang lebih tinggi.

INTERDISIPLIN yaitu upaya mengintegrasikan berbagai sudut pandang

untuk memecahkan masalah tertentu. Bedanya dengan transdisiplin, upaya

integrasi berbagai sudut pandang tersebut, didalam transdisiplin terjadi

sejak awal ketika suatu masalah didefinisikan untuk dipecahkan. Dalam

studi transdisiplin, dimulai dari masalah dan secara bersama-sama

menggunakan berbabagai disiplin lain berupaya memecahkan masalah

tersebut. Sementara interdisplin dimulai dari disiplin, setelah itu

mengembangkan permasalahan seputar disiplin tersebut. Perbedaan ini

sangat tipis dan masih jadi perdebatan. Selain itu Interdisipliner

(interdisciplinary) juga merupakan interaksi intensif antar satu atau lebih

disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui

program-program pengajaran dan penelitian, dengan tujuan melakukan

integrasi konsep, metode, dan analisis.

TRANSDISIPLINARITAS adalah proses menjawab sesuatu permasalahan

kompleks tentang apa yang harus kita lakukan untuk apa yang ingin kita

lakukan terhadap apa yang dapat kita lakukan menggunakan berbagai apa

yang telah ada (disiplin ilmu yang ada saat ini. Transdisipliner

(transdisciplinarity) juga merupakan upaya mengembangkan sebuah teori

atau aksioma baru dengan membangun kaitan dan keterhubungan antar

berbagai disiplin. Transdisiplinaritas berupaya bagaimana melakukan apa

yang ingin kita lakukan terhadap apa yang dapat kita lakukan

menggunakan berbagai disiplin ilmu yang ada. Jika kita balik, dapat pula

kita rumuskan konsep transdisiplinaritas dengan kata lain bahwa, “Dengan

memanfaatkan beberapa hal yang ada (beberapa disiplin ilmu), kita dapat

10 | P a g e

Page 11: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

melakukan apa yang ingin kita lakukan sebagaimana seharusnya kita

melakukannya.”

2.2 Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Kajian Interdisiplin

Damsar (2011) menyatakan bahwa pendidikan merupakan kajian utama

dalam ilmu pendidikan, tetapi sekarang pendidikan menjadi sebuah kajian

interdisiplin dalam arti tidak hanya dikaji oleh ilmu pendidikan tetapi di juga oleh

ilmu-ilmu sosial lain. Prentice (1990) menyatakan Ilmu Informasi sebagai

disiplin, dan khususnya memakai pendekatan interdispliner (interdisciplinary

approach). Dia menyatakan disiplin sebagai struktur, isi, dan implikasi dari

sekumpulan pengetahuan tertentu (body of knowledge). Dalam perkembangan

pesat saat ini, maka disiplin menjadi semakin kompleks. Ada banyak disiplin yang

berbeda-beda tetapi mungkin memiliki titik-awal dan tujuan yang sama, dan

mungkin hanya berbeda dalam cara masing-masing memandang persoalan

(subject matter) yang sama. Di dalam masyarakat, sebuah disiplin akademik

biasanya membentuk organisasi profesional yang menerbitkan jurnal ilmiah,

mengadakan konferensi, atau memberi penghargaan kepada ilmuwan atau peneliti

yang dianggap mumpuni. Selain memiliki organisasi, sebuah disiplin juga

biasanya memiliki “bahasa khusus” untuk memperlancar komunikasi ilmiah antar

ilmuwan, strategi kebenaran (truth strategies) yang mempertegas perbedaan satu

disiplin dari yang lainnnya., dan organisasi pengetahuan. Sebuah disiplin lahir dan

tumbuh dengan berbagai cara, misalnya:

1. Pecahan dari disiplin yang sudah ada.

2. Berada di pinggiran dari sebuah disiplin, dan tidak lagi menjadi pusat

perhatian disiplin itu, lalu memisahkan diri menjadi disiplin khusus.

3. Gabungan dari berbagai disiplin karena ada kesamaan, bisa berbentuk

disiplin baru atau interdisciplinary.

4. Kebutuhan untuk mengatasi persoalan penting yang khas.

11 | P a g e

Page 12: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

2.2.1 Alasan Perlunya Melakukan Kajian Interdisiplin

Kajian interdisiplin merupakan kajian lintas ilmu yang berbeda atau antar

ilmu yang berbeda. Maka dari itu perlu melakukan kajian interdisiplin dengan

alasan sebagai berikut:

1. Dengan menjembatani disiplin ilmu yang terfragmentasi, interdisipliner

bisa berperan dalam membela kebebasan akademik.

2. Kreativitas membutuhkan pengetahuan interdisipliner. Proses penemuan

kerapkali mencakup tindakan menggabungkan ide yang sebelumnya

tampak tidak berkaitan. Pemikiran yang kreatif kerap menghasilkan ide

yang tidak lazim tapi membuahkan permutasi yang produktif. Aspek yang

digabungkan bisa berasal dari satu disiplin, atau berasal dari permutasi ide

dari dua atau lebih disiplin.

3. Pendatang baru seringkali memberikan kontribusi yang penting pada

bidangnya yang baru Observasi pendatang baru dapat membuka mata atas

hal-hal yang baru. Misalnya di bidang antropologi, pendatang baru bisa

melihat aspek aspek budaya yang kasat mata bagi penduduk asli. Para

pendatang pun lebih cermat untuk tidak mengabaikan anomali.

4. Penganut disiplin ilmu tertentu seringkali melakukan kesalahan yang

hanya bisa terdeteksi oleh orang yang memahami dua atau lebih disiplin

ilmu Pengamatan lintas disiplin berguna karena jurang antar disiplin ilmu

terlalu luas. Sehingga tidak jarang ilmuwan mengambil kesimpulan yang

bertabrakan dengan kesimpulan di disiplin ilmu lain akibat generalisasi

atau tidak peka pada disiplin ilmu lain tersebut.

5. Banyak sekali topik-topik riset yang jatuh di persimpangan beragam

disiplin ilmu. Ruscio berargumen bahwa disiplin ilmu pada prakteknya

tidak memiliki batas yang jelas selayaknya harapan para teoretisi disiplin

ilmu tersebut.Serta peneliti disipliner tampak mampu mengisi celah

kosong yang produktif sehingga area abu-abu ilmu pengetahuan bisa diisi.

6. Banyak permasalahan intelektual, sosial dan praktikal memerlukan

pendekatan interdisipliner. Coba bayangkan sejarah pembangunan suatu

negara. Beberapa tahun dan ribuan buku akan membawa kita pada

kesimpulan, kebanyakan penulis gagal memahami secara keseluruhan

karena terpaku pada satu disiplin ilmu saja. Kita harus ingat permasalahan

12 | P a g e

Page 13: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

yang muncul belum tentu datang dalam batasan satu disiplin ilmu saja.

Misalnya reduksi polusi, ini bukan sekedar persoalan teknologi yang lebih

baik saja, tetapi berkaitan dengan psikologi industri, efisiensi ekonomi,

budaya pola hidup masyarakat, kebijakan politik, dan sebagainya.

Seorang negarawan bisa melakukan kesalahan karena tidak memahami

aspek teknis, sosial atau alamiah dari suatu kebijakan: sangat

berbahaya memiliki dua atau lebih budaya yang tidak berkomunikasi,

ilmuwan bisa memberikan saran yang buruk dan pengambil keputusan

tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Sejarah membuktikan

bahayanya rekomendasi kebijakan yang terlalu sempit oleh mereka yang

memiliki pengetahuan yang luas atau sebaliknya. Dalam dunia spesialisasi,

seorang berpendidikan tinggi bisa tidak menyadari dimensi sosial dan

moral dari tindakannya. Kompartementalisasi, selain rendahnya

pendidikan adalah musuh besar yang hanya bisa ditaklukkan oleh

pendidikan yang menyeluruh.

7. Pengetahuan dan riset interdisipliner berguna akan mengingatkan kita akan

idealnya kesatuan badan ilmu pengetahuan. Tentu saja sekarang ini

mustakhil untuk menguasai semua disiplin ilmu sekaligus. Tapi bila kita

keliru mengartikan pengetahuan disiplin dengan kebajikan; jika kita lupa

seberapa banyak kita tidak tahu; jika kita lupa seberapa besar kita tidak

bisa tahu; jika kita tidak menginginkan, setidaknya sebagai prinsip,

idealitas kesatuan badan ilmu pengetahuan; kita akan kehilangan sesuatu

yang penting. Interdisiplineritas membantu kita mengingat hal ini, bahwa

komponen komponen pengetahuan manusia merupakan pecahan dari

keseluruhan bangunan pengetahuan.

8. Pelaksana praktek interdisipliner menikmati fleksibilitas yang lebih besar

dalam risetnya. Kebanyakan bidang ilmu mengalami kemajuan yang pesat,

diikuti dengan periode stagnasi. Pada saat saat ini dalam konteks pribadi,

ilmuwan yang berani pindah ke disiplin ilmu yang baru akan menikmati

fleksibilitas dan kebebasan baru dalam karir mereka, sebuah imbalan

personal untuk kesediaan melintasi batas disiplin ilmu.

9. Ketimbang terpaku pada satu disiplin ilmu yang sempit, penganut

interdisipliner sering merasakan sensasi intelektual yang mirip dengan

13 | P a g e

Page 14: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

penjelajahan di lahan yang baru. Pada titik tertentu, imbal balik dari proses

input tertentu mengecil secara progresif. Butuh berjam jam untuk

belajarcatur, dan tahunan untuk menjadi ahli. Hal serupa terjadi dalam

dunia pembelajaran. Misalnya seorang ahli anatomi serangga dalam

rangka menjadi ahli bisa jadi tidak pernah membaca Tolstoy atau tidak

pernah mendengar Vivaldi akibat alokasi waktu yang ketat. Hidup ini

telalu singkat untuk menjadi ahli dalam banyak bidang sekaligus. Agar

menjadi ahli dalam bidangnya mereka berakhir hanya mengeksplorasi satu

minat saja. Interdisiplineritas, kontras dengannya, selamanya

memperlakukan diri mereka dengan intelektualitas yang setara dengan

menjelajahi daerah eksotik.

10. Pelaksana ilmu Interdisipliner bisa menjembatani jurang

komunikasi dalam akademi modern, karenanya membantu memobilisasi

sumberdaya intelektual yang besar dalam membangun rasionalitas yang lebih

besar.

Universitas modern hanya memiliki efektifitas yang sedang sebagai agen

perubahan sosial. Kenyataannya dunia akademik menikmati kesuksesan yang

minim dalam memobilisasi sumberdaya intelektualnya untuk memperbaiki

masyarakat. Alasannya cukup jelas: fragmentasi disiplin ilmu membuat

akademik pasif dihadapan dunia yang sewenang-wenang. Dalam komunitas

dengan bahasa yang berlainan diperlukan komunikasi yang efektif untuk

menggabungkan kekuatannya. Interdisiplineritas, dengan mengingatkan kita

pada ideal kesatuan badan pengetahuan, dengan menguasai dua atau lebih

bahasa akademik, bisa berkontribusi pada integrasi budaya akademik.

2.3 Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Kajian Intradisiplin

Kajian Intradisiplin yaitu studi yang hanya terdiri dari satu disiplin yaitu

suatu bentuk atau model pendekatan yang hanya memperhatikan satu disiplin

ilmu, tanpa menghubungkan denan struktur ilmu lain. Jadi pengembangan materi

berdasarkan ciri dan karakteristik dari bidang studi bersangkutan. Ilmu

pengetahuan adalah suatu proses sosial yang mengalami diseminasi secara global

maupun lokal melalui berbagai bentuk dan tempat, maka di masa yang akan

datang akan terjadi rekonfigurasi ilmu pengetahuan.

14 | P a g e

Page 15: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

Dalam memecahkan masalah pendidikan jika hanya menggunakan

intradisiplin, kita akan berhadapan dengan berbagai kelemahan yang muncul

dimana kita hanya memahami disiplin ilmu itu saja tanpa memahami disiplin ilmu

lain yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi disiplin ilmu yang kita pahami.

Di dalam dunia akademik saat ini ditandai dengan keberadaan disiplin ilmu yang

saling terpisah. Integrasi oleh karenanya merupakan kata kunci yang diperlukan

untuk saling meningkatkan pemahaman. Pendekatan dengan memanfaatkan

disiplin tunggal tidak dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap upaya-

upaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang bersifat global dan menjadi

semakin rumit.

15 | P a g e

Page 16: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masalah-masalah yang dihadapi dunia saat ini merupakan masalah yang

bersifat multi sektoral dan memiliki kaitan satu sama lain. Masalah yang

kompleks tersebut tidak lagi dapat diatasi hanya dengan menggunakan satu

disiplin atau pendekatan saja, tapi terkadang penggabungan berbagai disiplinpun

memperlihatkan berbagai ciri yang berbeda.

Semua permasalahan yang dihadapi manusia termasuk salah satunya ilmu

pendidikan tidak dapat dipahami dan dipecahkan dengan hanya menggunakan satu

sudut pandang atau lebih singkatnya dengan tidak hanya menggunakan satu

disiplin. Faktanya, semua permasalahan dan teknologi sebagai penerapan ilmu

untuk kebutuhan praktis manusia merupakan sinergi antar berbagai disiplin.

Pendekatan interdisiplin berbeda dengan pendekatan intradisiplin.

Interdisipline merupakan upaya mengintegrasikan berbagai sudut pandang untuk

memecahkan masalah tertentu. Sedangkan intadisiplin merupakan pendekatan

yang hanya memperhatikan satu disiplin ilmu, tanpa menghubungkan denan

struktur ilmu lain.

Hakikatnya pendidikan memang merupakan salah satu kajian utama dalam

ilmu pendidikan, namun sekarang pendidikan telah menjadi kajian interdisiplin.

Pendidikan  tidak hanya dikaji oleh satu ilmu pendidikan (intradisiplin), tetapi

juga oleh ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, ilmu ekonomi, antropologi,

psikologi dan politik (interdisiplin).

16 | P a g e

Page 17: Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)

DAFTAR RUJUKAN

Chaeruman, U.A. (2010). Memahami konsep transdisiplinaritas dan pendidikan

transdisiplin. Makalah S3Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri

Jakarta. Tersedia http://www.teknologipendidikan.net/wpcontent

/uploads/2010/12/Uwes_memahami_konsep transdisiplinaritas_dan

pendidikan transdisiplin.pdf.

Damsar. (2011). Pengantar sosiologi pendidikan. Jakarta: Prenadamedia.

Hidayat, R. (2014). Sosiologi pendidikan Emile Durkheim. Jakarta: RajaGrafindo.

17 | P a g e