makalah investasi 2

16
TUGAS EKONOMI INVESTASI “PROFITABILITY RATIONS” Kelompok 7: Nico Yoshua 3121003 Johannes Richard L. 3121004 Livia Meydi T. 3121016 Nindy Visa Yulisa 3121060 Widyani Kinasih I. 3121069

Transcript of makalah investasi 2

TUGAS EKONOMI INVESTASI

“PROFITABILITY RATIONS”

Kelompok 7:

Nico Yoshua 3121003

Johannes Richard L. 3121004

Livia Meydi T. 3121016

Nindy Visa Yulisa 3121060

Widyani Kinasih I. 3121069

Narum Rosadi 3121075

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangObligasi adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam

sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala dan kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentuan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Jadi pada dasarnya obligasi merupakan utang-piutang. Perbedaan antara obligasi dan utang piutang biasa adalah utang piutang biasanya orang perorangan, atau lembaga dengan orang perorangan secara individu, ataupun antara pemberi pinjaman berhadapan dengan satu peminjam perusahaan lainnya. Sementara itu, obligasi lebih bersifat antara satu peminjam dengan sekelompok pemberi pinjaman yang jumlahnya dapat ratusan, ribuan, atau puluhan ribu orang. Dengan demikian dalam sebuah penerbitan obligasi melibatkan banyak pemberi pinjaman (kreditor) sebagai pihak investor pemegang obligasi serta hanya melibatkan satu peminjam (debitor) sebagai pihak emiten.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah pengertian dari Obligasi?2. Apa sajakah jenis-jenis dari Obligasi?3. Apa sajakah manfaat dari Obligasi?4. Apa sajakah resiko dari penggunaan Obligasi?5. Bagaimana cara menyelesaikan kasus dalam Obligasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari obligasi.2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari obligasi.3. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari obligasi.4. Untuk mengetahui apa saja resiko dari penggunaan obligasi.5. Untuk mengetahui bagaimana cara menyelesaikan sebuah masalah dalam obligasi.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1. Teori Obligasi Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan (financing) bagi pemerintah dan

perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada investor (bondholder), dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return) berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo. (Adler, Desmon, Wilson; 2007)

Obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang yang mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan telah meminjam sejumlah uang tertentu dan berjanji untuk membayarnya di masa depan dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan. Syarat yang ditentukan sebelumnya adalah waktu jatuh tempo, coupon interest rate, dan periode pembayaran bunga. (Gitman; 2003)

Sedangkan menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2005), obligasi sering disebut sebagai fixed-income securities, karena obligasi menawarkan aliran pendapatan kas yang tetap atau aliran pendapatan kas dengan formula yang sudah ditentukan sebelumnya. Obligasi relatif mudah dimengerti karena besarnya pembayaran sudah ditentukan dari awal dan risiko yang ditanggung dapat menjadi relatif kecil selama penerbit obligasi dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar hutangnya.

2.2 Karakteristik Obligasi Secara umum, obligasi dapat dibagi berdasarkan empat karakter berikut (Agus Salim; 2002):

• Fitur Intrinsik (Intrinsic Features) Kupon, waktu jatuh tempo, dan tipe kepemilikan obligasi merupakan fitur intrinsik

yang penting bagi suatu obligasi. Kupon dari suatu obligasi mengindikasikan pendapatan periodik yang akan diperoleh investor selama usia dari obligasi tersebut atau selama periode kepemilikannya. Kupon juga dikenal sebagai pendapatan bunga (interest income). Waktu jatuh tempo adalah tanggal yang spesifik saat usia obligasi berakhir. Pada tanggal tersebut emiten wajib membayar pokok beserta kupon terakhir dari obligasinya. Nilai pokok obligasi adalah nilai sebenarnya dari suatu obligasi. Tipe kepimilikan obligasi terbagi menjadi obligasi atas unjuk (bearer bonds) yang berarti bahwa kepemilikan obligasi berdasarkan siapa yang memegang obligasi tersebut dan yang kedua adalah obligasi tanpa warkat (registered bonds) yang berarti bahwa kepemilikan obligasi berdasarkan siapa yang tercatat sebagai pemilik di kustodian sentral.

• Tipe Emisi Berbeda dengan saham, suatu perusahaan dapat memiliki berbagai jenis obligasi outstanding yang berbeda-beda pada saat bersamaan. Tipe obligasi dapat dibedakan berdasarkan senioritas klaim dari obligasi tersebut mulai dari yang paling aman, yaitu obligasi senior (secured bonds), obligasi paripassu (unsecured / debenture bonds), hingga obligasi subordinate (junior bonds) yang mempunyai hak klaim atas pendapatan maupun pembayaran pokok paling terakhir.

• Provisi Indenture Indenture adalah kontrak antara emiten dan investor berkaitan dengan aspek legal

dari obligasi. Trustee, yang umumnya adalah bank, bertindak atas nama pemegang obligasi untuk memastikan bahwa semua provisi indenture dipenuhi oleh emiten, termasuk pembayaran bunga dan pokok obligasi yang tepat waktu.

• Fitur yang Mempengaruhi Jatuh Tempo Investor harus sadar akan adanya fitur yang dimiliki oleh obligasi yang dapat

mengakibatkan obligasi jatuh tempo sebelum waktunya, yaitu opsi call yang memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk melunasi obligasinya pada suatu waktu sebelum jatuh tempo. Selain itu juga ada opsi put yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk meminta pelunasan obligasi lebih cepat sebelum waktu jatuh tempo serta Sinking Fund yang secara spesifik membuat obligasi dilunasi secara bertahap, sistematik, dan periodik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pengertian ObligasiObligasi adalah surat tanda pengakuan utang yang diterbitkan oleh penerbit obligasi

kepada pemenang obligasi. Pengertian lain obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

Nilai pasar (harga pasar) suatu obligasi bergerak berlawanan arah dengan perubahan suku bunga secara umum. Jika suku bunga umumnya cenderung turun, maka harga obligasi akan meningkat karena para investor akan tertarik berinvestasi pada obligasi. Sementara itu, jika suku bunga umumnya meningkat, maka harga obligasi akan turun, karena para investor tidak tertarik menanamkan uangnya di Bank.

3.2 Jenis ObligasiDitinjau dari siapa yang mengeluarkannya, dan dapat di bagi menjadi:

1) Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan2) Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah3) Municipal Bond, yaitu merupakan obligasi yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk menalangi dana suatu proyek tertentu di daerah.

Sebelum berinvestasi untuk obligasi, para investor mesti memperhatikan ranking obligasi, yaitu dengan metode penilaian untuk menghindari adanya gagal bayar pada obligasi.Selain obligasi biasa, ada juga yang disebut obligasi konversi yaitu obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham biasa dengan harga tertentu. Bagi emiten, obligasi konversi merupakan sesuatu yang menarik untuk diarahkan kepada para investor untuk meningkatkan penjualan obligasi, dapat dibedakan menjadi:

1) Obligasi dengan fixed rate (obligasi dengan coupon rate) yaitu jenis obligasi yang memberikan bunga tetap. Bunga biasanya dibayarkan tiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali.2) Obligasi dengan floating rate yaitu Jenis Obligasi yang memberikan bunga mengambang menyesuaikan dengan bunga yang berlaku di pasar.3) Obligasi dengan zero coupon yaitu obligasi dengan bunga nol atau obligasi yang hanya menawarkan satu kali aliran kas masuk disaat jatuh tempo. Karena obligasi ini dijual dengan diskon atau dijual dengan harga yang murah.

3.3 Manfaat Investasi pada Obligasi

1.Bunga. Adanya bunga yang dibayar secara reguler hingga jatuh tempo dan telah ditetapkan

dalam persentase dari nilai nominal.

2.Capital GainSebelum jatuh tempo biasanya obligasi diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga

investor mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga dapat diperoleh jika investor membeli obligasi dengn harga diskon, kemudian pada saat jatuh tempo investor akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga nominalnya.

1.Hak klaim pertamaJika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai kreditor memiliki

hak klaim pertama atas aktiva perusahaan.

2.Obligasi konversiInvestor bisa mengubah obligasi menjadi saham dengan harga yang ditetapkan,

kemudian memiliki hak untuk mendapatkan manfaat atas saham.

3.4 Resiko Investasi pada ObligasiResiko yang mungkin dihadapi dalam investasi obligasi antara lain:

1) Gagal bayarKegagalan emiten untuk melakukan pembayaran bunga serta utang pokok pada waktu

yang telah ditetapkan, atau kegagalan emiten untuk memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan dalam kontrak obligasi.

2) Capital LossObligasi yang dijual sebelum jatuh tempo dengan harga yang rendah dari harga

belinya.

3) CapabilitySebelum jatuh tempo, emiten mempunyai hak untuk membeli kembali obligasi yang

telah dikeluarkan. Obligasi demikian biasanya akan ditarik lagi pada saat suku bunga akan menurun. Jadi pemegang obligasi yang memiliki persyaratan capability berpotensi rugi, apabila suku bunga menurun. Biasanya untuk mengompensasi kerugian, emiten akan memberikan premium.

3.5 Contoh Kasus atau Soal Obligasi

CONTOH KASUS :

Bank Global Digugat Ratusan Miliar RupiahGara-gara menyampaikan informasi yang menyesatkan, Bank Global di gugat ratusan miliar oleh empat mantan investornya. Namun, gugatan ini dinilai pihak Bank Global salah alamat.

Meski sudah dicabut izin usahanya oleh Bank Indonesia (BI) pada 2005 lalu, bukan berarti Bank Global International (Bank Global) sudah lepas dari segala masalah. Kali ini, eks perusahaan terbuka (Tbk) itu bersama dengan 16 pihak lainnya digugat miliaran rupiah oleh empat mantan investornya. Para penggugat itu terdiri dari PT Insight Investments, PT Insight Investment Management, Dana Pensiun Perumnas dan Dana Pensiun Krakatau Steel. Mereka menggugat Bank Global

karena telah melakukan perbuatan melawan hukum, yakni telah menyampaikan informasi yang menyesatkan berkaitan dengan penawaran umum obligasi subordinasi I pada 2003 silam. Gugatan tersebut telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada 29 Maret lalu. Tak tanggung-tanggung, para investor menggugat 17 pihak. Mulai dari PT Bank Global Internasional, Tbk sebagai badan hukum, komisaris dan direksi (salah satunya Irawan Salim sebagai Dirut yang saat ini masih buron), akuntan publik, lembaga pemeringkat efek (PT Kasnic Credit Rating Indonesia dan PT Moody's Indonesia), konsultan hukum, notaris, penjamin pelaksanan emisi efek (PT Artha Pasific Securities, Tbk) hingga PT Bank Niaga, Tbk sebagai wali amanat.  Pengadilan untuk kasus ini pun sudah digelar di PN Jaksel pada Kamis (28/6) lalu untuk mendengarkan keterangan dari para pihak. Dan, menurut rencana persidangan untuk kasus ini akan dilanjutkan pada Kamis (5/7) nanti.  Dari dokumen gugatan setebal 23 halaman yang diperoleh Hukumonline, terungkap bahwa para penggugat masing-masing telah dirugikan miliaran rupiah akibat informasi menyesatkan yang disampaikan manajemen Bank Global. Tak tanggung-tanggung, para penggugat meminta ganti rugi materil yang totalnya mencapai Rp 9 miliar, sedang immaterilnya Rp 400 miliar. Selain gugatan di atas, Bank Global menurut para penggugat juga disinyalir telah mengeluarkan kredit dan reksadana fiktif. Obligasi Subordinasi ISoal informasi menyesatkan, diakui para penggugat (tercantum dalam surat gugatan, red) berawal dari ketertarikan mereka membeli obligasi subordinasi I Bank Global pada 2003 lalu. Mereka tertarik setelah membaca prospektus yang diumumkan Bank Global pada Mei 2003.  Selain menawarkan berbagai keuntungan, dalam prospektus itu juga disebutkan mengenai kondisi Bank Global yang �sehat'. Kondisi sehat ini ditunjukkan dari hasil pemeringkatan (rating) obligasi subordinasi Bank Global oleh PT Kasnic Credit Rating Indonesia (sekarang PT Moody's Indonesia). Nilainya A- (single A minus). Padahal saat itu peringkat rata-rata perbankan adalah BBB (triple B).  Single A-Berdasarkan peringkat layak investasi (investment grade) efek hutang jangka panjang dengan kualitas tinggi, yaitu mempunyai kemampuan yang baik dalam membayar bunga dan pokok pinjaman tepat pada waktunya, faktor resiko rendah, karena hanya sedikit dipengaruhi oleh perubahan kondisi yang tidak menguntungkan. Sehingga investasi bisa dikatakan cukup aman. Dalam prospektus itu juga disebutkan rasio kecukupan modal (CAR) Bank Global saat hendak dicatatkan di Bursa Efek Surabaya per 30 Juni 2004 sebesar 45,93 persen. Artinya, saat itu Bank Global menunjukan tingkat kesehatan yang baik. Para penggugat juga tertarik ketika adanya rencana pembelian kembali (buy back) obligasi subordinasi oleh Bank Global sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.  Informasi lain dalam prospektus obligasi subordinasi Bank Global:

1.  Obligasi subordinasi Bank Global ditawarkan dengan nilai nominal seluruhnya sebanyak-banyaknya sebesar Rp. 400 miliar untuk jangka waktu 10 tahun

2. Bunga obligasi yang ditawarkan untuk tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-5 adalah tetap sebesar 14,5 persen tahun, sedangkan untuk tahun ke-6 sampai dengan tahun ke-10 adalah mengambang sebesar bunga SBI berjangka waktu 3 bulan yang berlaku sebelum tanggal penentuan tingkat bunga ditambah premi sebesar 4 persen.

Sumber: prospektus obilgasi subordinasi bank global Sinking FundKetertarikan para penggugat makin bertambah ketika disebutkan adanya penyisihan dana pelunasan pokok obligasi (sinking fund). Rinciannya, untuk tahun pertama hingga tahun kelima sebesar 5 persen setiap tahunnya dari jumlah obligasi subordinasi yang diterbitkan. Untuk tahun keenam hingga kesepuluh sebesar 15 persen untuk setiap tahunnya. Jadi, semestinya pada tahun pertama (tepatnya pada 19 Mei 2004), Bank Global telah menyisisihkan sinking fund sebesar Rp 200 miliar (5 persen x Rp 400 miliar, red).  Penyisihan sinking fund ini cukup unik. Sebab, diantara bank-bank yang menerbitkan obligasi subordinasi, hanya Bank Global yang mengeluarkan obligasi subordinasi yang disertai kewajiban menyisihkan sinking fund.  Tentang Obligasi Subordinasi

1.     Obligasi subordinasi tidak dijamin dengan agunan khusus (junk bond) dan pihak ketiga lainnya termasuk tidak dijamin oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dimasukan dalam program penjaminan pemerintah

2.     Obligasi subordinasi Bank Global merupakan surat utang junior yang disubordinasi terhadap utang senior. Dengan demikian, bila terjadi likuidasi maka utang senior haruslah dibayar lunas terlebih dahulu sebelum kewajiban terhadap kreditur junior dipenuhi

3.      Jenis obligasi ini biasanya memberikan bunga cukup tinggi, namun, tingkat resikonya juga besar

 

Karena iming-iming yang menarik, akhirnya keempat penggugat itu berani membeli obligasi subordinasi Bank Global. Rinciannya, PT Insight Investments sebanyak Rp 2 miliar dan PT Insight Investment Management sebanyak Rp 3 miliar, masing-masing dilakukan pada Juni 2004. Sementara itu, Dana Pensiun Perumnas dan Dana Pensiun Krakatau Steel masing-masing Rp 1 miliar, dilakukan pada Juni 2003. Setelah semua proses pembelian kelar, tiba-tiba muncul kabar bahwa Bank Global dan direksinya melakukan tindak pidana dengan menerbitkan reksadana fiktif. Bahkan, kondisi semakin memanas tatkala BI memasukkan Bank Global dalam status bank Dalam Pengawasan Khusus (DPK) pada 27 Oktober 2004.  Ironisnya, meski kondisi Bank Global babak belur seperti itu, para penggugat tetap mendapat informasi bahwa kondisi bank sangat baik dan sehat. Salah satunya, informasi yang disampaikan oleh Direktur Bank Global Rico Hendrawan Imam Santoso. Ia mengirim surat ke PT Bank Niaga Corporate Trust Division (wali amanat) pada 2 Desember 2004, yang menginformasikan bahwa Bank Global masih dalam keadaan sehat. Karena masih percaya, para penggugat tidak menjual atau melepas obligasi yang dimilikinya.  

Salah AlamatMenanggapi gugatan ini, salah satu kuasa hukum tergugat menegaskan bahwa gugatan salah alamat karena ditujukan ke perusahaan yang lama, PT Bank Global International, Tbk yang sudah sudah dibekukan operasionalnya. Sekarang yang ada hanya PT Bank Global International, Tbk dalam likuidasi, ujarnya sambil meminta agar tidak disebutkan identitasnya. Di sisi lain, ia juga menegaskan bahwa seharusnya yang digugat adalah wali amanat. Pasalnya, kasus ini terkait dengan proses penjualan obligasi subordinasi sehingga jika terjadi gagal bayar (default) maka wali amanat harus ikut bertanggung jawab. Wali amanat harusnya mengecek apakah bank itu sehat atau tidak, cetusnya. UU Nomor 8 Tahun 1995Pasal 1 Angka 30: Wali Amanat adalah Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang.Pasal 51 Ayat (2): Wali Amanat mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat utang baik di dalam maupun di luar pengadilan.Pasal 53: Wali Amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang Efek bersifat utang atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya serta kontrak perwaliamanatan. Sementara itu, Kuasa hukum keempat penggugat, Irfan Melayu, tidak bersedia berkomentar. Mohon maaf, saya belum bisa memberikan keterangan apapun, karena belum mendapat kuasa resmi dari klien untuk mengeluarkan statement kepada pers, jawabnya ketika dihubungi Hukumonline melalui telepon seluler, Jumat (29/6).  Irfan hanya mengatakan gugatan ini dilayangkan karena tidak ada titik temu antara kliennya dengan para tergugat. Tak ada jalan lain, sehingga mereka (para penggugat, red) harus melakukan upaya hukum, tegas advokat dari Kantor Hukum Irfan Melayu & Associates ini.  Bapepam-LK lebih BerwenangDihubungi secara terpisah, pengamat pasar modal Indra Safitri menegaskan bahwa kasus obligasi subordinasi Bank Global ini lebih terkait pada keterbukaan informasi. Jika terbukti, Bank Global jelas melanggar prinsip keterbukaan yang diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Selain itu, Bank Global juga dianggap menyalahi Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi.  Dan, yang berwenang adalah Bapepam-Lk untuk menyelidikinya. Artinya, si penggugat tidak bisa secara langsung menggugat emiten ke pengadilan. Harus ada tindakan hukum lebih dulu yang dilakukan Bapepam-LK untuk membuktikan bahwa memang ada keterbukaan informasi yang mereka (Bank Global, red) langgar, ujarnya. Ia menyarankan agar para investor menggugat Bapepam-LK terkait keterbukaan informasi ini.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (Pemodal). Obligasi Biasanya mempunyai Karakteristik sebagai Berikut:

1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam) Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.

2. Jangka waktu obligasi Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.

3. Principal dan Coupon rate Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon. Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.

4. Jadwal pembayaran Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.

5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah

DAFTAR PUSTAKA

http://muhammad-toha93.blogspot.co.id/2014/05/makalah-obligasi.html

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol17075/bank-global-digugat-ratusan-miliar-rupiah

http://www.zakapedia.com/2014/09/pengertian-obligasi-jenis-manfaat-dan.html#

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/136298-T%2028243-Pengaruh%20current-Literatur.pdf