Makalah Ilmu Keperawatan Dasar II( New)
-
Upload
fahmis-germinativum -
Category
Documents
-
view
50 -
download
3
Transcript of Makalah Ilmu Keperawatan Dasar II( New)
Makalah Ilmu Keperawatan Dasar II“ MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN MENURUT SISTER
CALLISTA ROY ”Dosen Pembimbing : Zulfa Chusnia,S.Kep.MPdI
Kelompok 5:1. DIA LAILATUL FITRIA (7313071)2. DEWI NUR FATMALA (7313073)3. LAILI ISTIANA (7313063)4. SRIYANI WAILISSA (7313089)5. WANDI (7313094)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUMJOMBANG
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWTatas terselesaikannya makalah ini.ucapan terima kasih kami sampaikan pada semua pihak yang telah membantu dan membimbing membuat makalah ini.
Makalah ini membahas model konseptual keperawatan menurut sister callista roy yang bertujuan sebagai pendukung dari pembelajaran kita.
Makalah ini berisi tentang model konseptual keperawatan menurut sister callista roy secara detail .
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua,dan apabila ada kritik dan saran tolong disampaikan sebagai penyempurna makalah-makalah berikutnya.atas waktu dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wa’alaikumussalamm Wr.Wb.
31 November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……..………………………………………………… iKATA PENGANTAR ……..………………………………………………… iiDAFTAR ISI ..……………………………………………………… iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1 B. Tujuan Penulisan ………………………………………………………… 1C. Rumusan Masalah ………………………………………………................ 2D. Manfaat Penulisan ………………………………………………................ 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Riwayat Hidup Callista Roy …………………………………………………… 3B. Sumber Teori …………………………………………………… 4
BAB III : PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy …………………………… 6B. Model Konseptual Keperawatan Callista Roy …………………………………... 7C. Teori Penegasan ………………………………………………….............. 8D. Kelemahan dan Kelebihan …………………………………………............... 11
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….. 13B. Saran ………………………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… iv
BAB I
PENDAHULUANA. LatarBelakang
Model konseptual berlandaskan pada ide-ide global mengenai individu, situasai kelompok
atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan kedisiplinan yang spesifik. Teori-teori itu
terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu
kejadian dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma
keperawatan. Model konseptual keperawatan dapat dipergunakan perawat untuk menerapkan
cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu mengerti
konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan.Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan yang dilandasi pandangan ahli
dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Sister Carista Roy. Dalam
teorinya Carista Roy menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan ,
yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model adaptasi Carista Roy
menjabarkan bahwa individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara
memepertahankan berperilaku secara adaptif. Sebab, pendapat dari Carista Roy , manusia adalah
makhluk holistic yang memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan definisi dan konsep dasar model keperawatan Callista Roy.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari konsep dan teori model praktek konseptual
Sister Callista Roy.
C.Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari teori Sister Carista Roy ?
2. Bagaimana Sister Carista Roy mengungkapkan inti teorinya?
3. Bagaimana hubungan teori Sister Carista Roy dengan paradigma keperawatan?
D. Manfaat Penulisan
1. Umum
Perawat Indonesia dapat mengemplementasikan model konseptual keperawatan Sister
Calista Roy yang mempergunakan pendekatan metode ilmiah dalam system pelayanan
kesehatannya.
2. Khusus
Mampu menjelaskan hubungan model konsep keperawatan Sister Calista Roy dengan
proses keperawatan yang ada di Indonesia sekarang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Riwayat Hidup Callista RoySuster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy dilahirkan pada
tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing
pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College di Los Angeles dan Magister Saint in nurshing
pada tahun 1966 di Universitas California Los Angeles. Setelah mendapat gelar perawat Roy
memulai pendidikannya di sosiologi dan menerima gelar M.A tahun 1973 dan ph.D tahun 1977
di universitas California(Nursing Theory). Pada saat bekerja ditingkat magister, dalam
sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Carista Roy mengemukanan pendapat yang
bertantangan untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep pokok dan
model ini dikembangkan saat Carista Roy lulus dari universitas di California Los Angeles dari
tahun 1964 sampai tahun 1966. Roy mulai mengoperasikan modelnya pada tahun 1968 ketika
Mount Saint Marys College menggunakan kerangka adaptasi yang didirikan oleh seorang Pisipol
dari kurikulum keperawatan. Carista Roy menyesuaikan model pertama yang di hadirkan dari
literatur dalam artikel yang diterbitkan in nursing outlook pada tahun 1970. Carista Roy
mengasosiasikan ke profesorannya dan ketua dari departemen or nurshing di Mount Saint Marys
College hingga 1982. dari tahun 1983-1985 Carista Roy menjabat sebagai Robert wood
Johnson Post Doctoral Fellow di universitas California San Fransisco sebagai sarjana perawat di
Neuroscience (Nursing Theory). Pada tahun 1988 Carista Roy baru memulai menyusun
lulusan teori perawat di Sekolah Boston College of Nursing. Carista Roy menerbitkan banyak
buku, artikel periodical dan menghadirkan banyak kuliah dan workshops untuk teori adaptasi
perawatnya. Sebagian tentang budi pekerti dan uraian yang baru dari Roy Adaption Model
( RAM ) yang diterbitkan di buku The Roy Adaptoin Model. Prestasinya ditahun 1984 mendapat
kehormatan dokter dari Humane Letters oleh Alverno College. Pada tahun 1985 mendapat
kehormatan dokter dari timur Michigan University dan ditahun 1986 A.J.N menghadiahi buku
untuk model adaptasi utama Roy. kepribadian dari Amerika dan sebagai Follow of the American
Academy of Nurshing.
B. Sumber Teori
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari
Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis.Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai
fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan
individu (Nursing Theory).
Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang ditemukan,diantaranya:
1. Focal stimuli : stimulus yang langsung dengan seseorang akan mempunyai pengaru kuat
terhadapindividu.
2. Konsektual stimuli: stimulus lain yang dialami seseorang ,dan stimulus internal,yang dapat
mempengaruhi,kemudian dilakukan observasi,diukur secara obyektif.
3. Residual stimuli : stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang ada atau sesuai dengan
situasi dalam proses penyesuaian dengan yang sukar dilakukan observasi(Pengantar Konsep Dasar Keperawatan ).
Setelah mengembangkan teorinya, Carista Roy membuat konsep model keperawatan
sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian
keperawatan. Sejak itu, lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa termotivasi
untuk mengklasifikasi, memilah-milah dan memperluas model keperawatan. Penggunaan model
praktek seperti ini juga memegang peranan penting untuk penyaringan
keperawatan.Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Carista Roy
dan profesionalismenya. Carista Roy mempercayai kemampuannya, tujuan dan nilai
kemanusiaan. Pengalaman klinis ini lah yang membantu perkembangan kepercayaan dari diri
manusia dan spiritnya.
BAB III
PEMBAHASANA. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy
Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy terlebih dahulu kita harus
mengetahui filosofi, dan falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan membahas penyebab dan
hukum-hukum yang melandasi realitas serta keingintahuan tentang sebuah gambaran sesuatu
yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris. Contoh dari falsafah keperawatan
menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ):Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi
menjadi dua yaitu empat berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan
falsafah veritivity.
Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa keingin tahuan dan
menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa kerja sama dengan sesamanya dalam
kemampuannya menyelesaikan suatu persoalan atau untuk menemukan solusi, berperilaku
untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik dan selalu berusaha untuk
mempertahankan integritas agar senantiasa bisa terhubungan dengan orang lain.penelitian
Callista Roy berfokus pada peningkatan kompleksituasi individu dan pengaturan lingkungan
secara mandiri,dan pada hubungan antara dan diantara manusia,alam semesta,dan apa yang
dianggap sebagai kekuasaan tertinggi / tuhan. asumsi filosofi Callista Roy telah diperhalus
menggunakan karasteristik utama”penciptaan spiritual litas”yakni suatu pandangan bahwa.”
manusia dan bumi adalah satu dan keduanya dlm tuhan dan bagian dari tuhan (fundamental keperawatan) Falsafah veritivity yaitu kebenaran ,maksudnya adalah bahwa ada hal yang
bersifat absolut.
Empat falsafah tersebut adalah :
1. tujuan eksistensi manusia
2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.
4. nilai dan arti kehidupan.
Callista Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor. berikut beberapa definisi dari
konsep mayor Callista Roy :
a. sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan
sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input, control, proses, output dan
umpan balik.
b. derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konsektual dan
residual.
c. problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
d. stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.
e. stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi perubahan tingkah
laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
f. stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap perubaha tingkah
laku tetapi belum dapat di validasi.
g. regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural,
cemikal dan proses endokrin.
h. kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang
komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar.
i. model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran, interdependensi dan
konsep diri.
j. respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam mencapai tujuan
manusia untuk mempertahankan kehidupan.
k. fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses
adaptasi dilakukan.
l. konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
m. penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam
hubungannya di lingkungan sosial.
n. interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem.
B. Model Konseptual Callista Roy
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau
kejadian terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Callista Roy kemudian mengadaptasikan
kepada paradigma yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat konsep paradigma menurut Roy :
1. Keperawatan
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Keperawatan
sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang
berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk
menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk
meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus
perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan
terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi
interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara
yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih
ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi
membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk
merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan
kesehatan.
2. Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif manusia
digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki input, control, output dan
proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas
kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia
digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.
3. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan
terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan
konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini
manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua
interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai
dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah
mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4 Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar manusia.
Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang adaptif.
C. TEORI PENEGASAN
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu
-Fungsi atau proses control yang terdiri dari
1.kognator
2.regulator
-Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu
1. fisiologi
2. konsep diri
3. Fungsi peran
4.Interpendensi
Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor cara
adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Berikut
penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan
a.Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi
sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang
dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan
fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1.Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas
dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2.Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi,
meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy
1991).
3.Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984
dalam Roy 1991)
4.Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan
untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-
komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5.Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur
integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi,
trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6.The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan
seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7.Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit,
asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem
fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
8.Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari
regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk
mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
9.Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis,
untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang
signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard &
Valentine dalam Roy,1991)
b.Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek
psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas
psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy
terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
1.The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi
tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa
kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
2.The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual
diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat
dalam area ini.
c.Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan
orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada
bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .
d.Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya
adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling
menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima
sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian
ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya.
Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan
menerima.
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-respon yang
adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak efektif
atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon
memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu sisem.Subsistem regulator
dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan
diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah
gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ
endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan
kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan
membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari
bantuan.
B. Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy
Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga dapat
mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi para
perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam penerapan
konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya
adalah terletak pada teori praktek dan
Dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku
pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode
interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu
stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa
lebih lengkap dan akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada
individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.
Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model
adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah
pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan
perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai
perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya
BAB IV
PENUTUPA.KESIMPULAN
Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal balik dan out
come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come ditegaskan oleh penulisnya
sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang sebagai pasien dan perawat dalam
mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal
dari system dan disesuaikan kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk
perawat dalam menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian. Konsep-
konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy
memandang person secara menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup
secara konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi
pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya
akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini
individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi
perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat
B.SARAN
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap konsep dan
model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu membandingkan teori dan model
praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan
etika, norma dan budaya.Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif
pasien pada situasi sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi
stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli
berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien
mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang
lain.Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu
mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui
tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.Pada
situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya perubahan
lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang mengalami kecacatan
akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi
realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi
didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah untuk
diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan
melaksanakan fungsi perannya secara optimal.
Daftar PustakaBasford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.
Kozier,Barbara,dkk,2010,Fundamental Keperawatan,ECG,Jakarta
Alimul, A.Aziz,2007,Pengantar Konsep Dasar Keperawatan,Salemba Medika,Jakarta.
Mariner,tomey,Martha raile,2006,nursing theory,third edition, .