Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006:2). Usia dewasa merupakan usia produktif dimana pola pertumbuhan beralih ketingkat hemostatis (tidak berubah atau stabil) namun kebutuhan gizi juga berubah sesuai dengan kebutuhan usia tersebut. Peranan gizi pada usia dewasa terutama untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit terutama penyakit degeneratif (Almatsier dkk, 2011). Hasil analisa data risiko Osteoporosis pada tahun 2005 oleh menggunakan alat diagnostic clinical bone sonometer, menunjukan angka prevalensi osteopenia (Osteoporosis Dini) sebesar 41,7%

description

Gizi Fix

Transcript of Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

Page 1: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam

bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau

zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi

diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan,

metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga.

(Djoko Pekik Irianto, 2006:2).

Usia dewasa merupakan usia produktif dimana pola pertumbuhan beralih

ketingkat hemostatis (tidak berubah atau stabil) namun kebutuhan gizi juga

berubah sesuai dengan kebutuhan usia tersebut. Peranan gizi pada usia dewasa

terutama untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit terutama

penyakit degeneratif (Almatsier dkk, 2011). Hasil analisa data risiko Osteoporosis

pada tahun 2005 oleh menggunakan alat diagnostic clinical bone sonometer,

menunjukan angka prevalensi osteopenia (Osteoporosis Dini) sebesar 41,7% dan

prevalensi osteoporosis sebesar 10,3% (Depkes, 2005).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, yang menjadi fokus pembahasan dari penulisan

makalah ini adalah bagaimana penjelasan mengenai gizi untuk kesehatan tulang,

sendi, dan otot pada dewasa, yang meliputi:

a) Pengertian Gizi

b) Gizi Bagi Kesehatan Tulang, Sendi Dan Otot Pada Kelompok Usia

Dewasa

1. Kalsium

2. Vitamin B

3. Vitamin C

Page 2: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

4. Vitamin D

5. Vitamin E

6. Fosfor

7. Protein

8. Zat besi

9. Karbohidrat

10. Lemak

11. pr

Page 3: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gizi

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan,

dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan

makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih

luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan

yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,

transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh

serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006:2).

Menurut Sunita Almatsier, (2009: 3) Zat Gizi adalah ikatan kimia yang

diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,

membangun, memelihara jaringan serta mengatur proses-proses jaringan. Gizi

merupakan bagian penting yang dibutuhkan oleh tubuh guna perkembangan

dan pertumbuhan dalam bentuk dan untuk memperoleh energi, agar manusia

dapat melaksanakan kegiatan fisiknya sehari-hari.

Asupan nutrisi yang baik seperti cukupnya vitamin A, vitamin D,

kalsium, vitamin C, fosfor, magnesium, dll dapat membantu pertumbuhan

dan pembentukan tulang yang kuat dan sempurna (Brunner and Suddarth,

2002; Supariasa, 2002; Amitabh, 2007 dalam ).

B. Gizi Bagi Kesehatan Tulang, Sendi Dan Otot Pada Kelompok Usia

Dewasa

1. Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam

tubuh. Sekitar 99 persen total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam

jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit,

hanya sebagian kecil dalam plasma cairan eskstravaskuler (Syafiq, 2007).

Page 4: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh.

Sebagian besar terdapat dalam bentuk kalsium fosfat yaitu bagian dari

kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak larut. Proses ini

diawali dengan kalsium membentuk hidroksiapatit yang memberikan

kekuatan dan kekakuan pada tulang (Waluyo, 2009).

Hasil penelitian Meikawati (2009) yang dilakukan pada remaja

membuktikan bahwa asupan fosfor berhubungan dengan kepadatan

tulang. Tubuh memerlukan kalsium karena setiap hari tubuh kehilangan

mineral tersebut melalui pengelupasan kulit, kuku, rambut, dan juga

melalui urine dan feses. Kehilangan kalsium harus diganti melalui

makanan yang dikonsumsi oleh tubuh. Jika jumlah kalsium yang

dibutuhkan oleh tubuh tidak sesuai maka dapat menimbulkan penyakit

yang disebut dengan osteoporesis. Osteoporosis adalah suatu penyakit

yang ditandai dengan tulang menjadi keropos lalu terkelupas. Karena

kekurangan kalsium, tulang menjadi rapuh (Sumarianto, 1985). Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Rahmawati (2006), yang membuktikan

pada mahasiswi bahwa ada hubungan bermakna antara intake kalsium

dengan status osteoporosis.

Untuk menunjang kesehatan tulang dan aktivitas tubuh yang lain

setiap individu tidak memiliki kebutuhan yang sama. Usia dan kondisi

kesehatan menjadi faktor yang menentukan (Tagliaferri, 2007). Cara yang

paling efektif adalah dengan menyesuaikan kebutuhan sehari-hari

kalsium. Anjuran kalsium bervariasi tergantung pada umur dan kebutuhan

khusus (Pho, 2004). Angka kecukupan kalsium menurut Angka

Kecukupan Gizi tahun 2004 dapat dilihat pada tabel 2.1

Page 5: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

Tabel 2.1. Angka Kecukupan Konsumsi Kalsium

Tubuh yang sehat akan selalu mempertahankan kalsium pada

batas normal. Inilah yang disebut “homeostatis kalsium”. Jika dari pola

makan unsur kalsium tidak mencukupi, maka tubuh mempunyai cara-

cara untuk menjaga agar kalsium darah tidak menurun, yaitu dengan

mengandalkan peran hormon kalsitonin, hormon anak gondok, dan

vitamin D (Waluyo, 2009).

Homeostatis kalsium negatif disebabkan oleh kurangnya asupan

makanan, penyerapan yang lemah atau pengeluaran yang berlebihan yang

Kelompok Umur Jumlah (mg/hari)

Laki-laki

10-12 tahun

13-15 tahun

16-28 tahun

19-20 tahun

30-49 tahun

50-64 tahun

1000

1000

1000

800

800

800

Wanita

10-12 tahun

13-15 tahun

16-28 tahun

19-29 tahun

30-49 tahun

50-64 tahun

60+ tahun

1000

1000

1000

800

800

800

800

Hamil (+an) Trimester 1

Trimester 2

Trimester 3

+150

+150

+150

Menyusui (+an) 6 bulan pertama

6 buan kedua

+150

+150

Page 6: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

mengakibatkan kehilangan kalsium dari tulang dan selanjutnya dapat

meningkatkan kejadian patah tulang (Ariswan, 2010).

Kelompok Bahan Makanan Bahan Makanan Mg Ca / 100

gram bahan

Susu dan produknya Susu sapi

Susu kambing

ASI

Keju

Yoghurt

Susu pabrik (kalsium)

116

129

33

90-1180

150

1450-2000

Ikan Teri kering

Rebon

Teri segar

Sarden kaleng (dengan tulang)

1200

769

500

354

Sayuran Daun pepaya

Bayam

Sawi

Brokoli

353

267

220

110

Kacang-kacangan dan hasil

olahannya

Kacang panjang

Susu kedelai (250 ml)

Tempe

Tahu

347

250

129

124

Serealia Jali

Havermut

213

53

1) Sumber Kalsium

Sumber kalsium terbagi dua, yaitu hewani dan nabati. Akan

tetapi, jika bahan hewani dikonsumsi berlebihan, bisa menghambat

penyerapan kalsium, karena kadar proteinnya tinggi. Kandungan

proteinnya yang tinggi akan meningkatkan keasaman (pH) darah.

Guna menjaga agar keasaman darah tetap normal, tubuh terpaksa

menarik deposit kalsium (yang bersifat basa) dari tulang, sehingga

Page 7: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

kepadatan tulang berkurang. Karena itu, sekalipun kaya kalsium,

makanan hewani harus dikonsumsi secukupnya saja. Jika

berlebihan, justru dapat menggerogoti tabungan kalsium dan

mempermudah terjadinya keropos tulang (Ariesi, 2007). Hal ini

sejalan dengan penelitian Feskanich (1997) yang membuktikan

pada wanita bahwa protein dapat meningkatkan pengeluaran

kalsium dari urin.

Sekitar 70% kalsium dalam makanan berasal dari susu dan

hasil-hasilnya terutama keju pada orang dewasa. Hanya sedikit

sayuran hijau dan buah-buahan kering merupakan sumber kalsium

yang baik (16% dari asupan) dan air minum, termasuk air mineral,

menyediakan 6% sampai 7% (Gueguen, 2000). Berikut akan

disajikan dalam bentuk tabel beberapa jenis makanan yang

mengandung kalsium tinggi.

Tabel 2.1 Daftar Kandungan Kalsium per 100 gr

Tersedianya kalsium di dalam tubuh berasal dari beberapa

bahan makanan yang dikonsumsi yang menjadi sumbernya.

Selanjutnya unsur kalsium ini disimpan dalam jaringan spons

tulang. Adapun dalam penggunaannya diatur oleh kelenjar anak

gondok (Kartasapoetra, 1995). Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Rahmawati (2006), yang membuktikan pada mahasiswi

bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel status

osteoporosis dengan pola konsumsi susu, tempe dan telur ayam

yang merupakan bahan makanan sumber kalsium.

Dari tempat penyimpanannya, kalsium dapat diambil dan

disimpan kembali tergantung dari kebutuhan. Kebutuhan kalsium

akan meningkat pada masa pertumbuhan, kehamilan, selama

menyusui, dan setelah menopause (Dalimartha, 2002).

Selain itu, hasil penelitian Suryono dkk (2007) juga

menyimpulkan bahwa pemberian susu kalsium tinggi berpengaruh

Page 8: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

pada peningkatan kepadatan tulang pinggang, semakin tinggi

volume susu kalsium tinggi dikonsumsi, maka makin tinggi

kepadatan tulang pinggang.

2) Absorpsi Kalsium

Absorbsi kalsium dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk

umur, jumlah yang dibutuhkan dan makanan apa saja yang

dimakan pada waktu yang sama. Umumnya, kalsium dari sumber-

sumber makanan diabsorbsi lebih baik daripada yang berasal dari

suplemen. Persentase kalsium yang diabsorbsi dan dicerna anak-

anak lebih tinggi daripada dewasa karena kebutuhan mereka

selama dorongan pertumbuhan mungkin dua atau tiga kali lebih

besar per berat badan daripada dewasa (Harding, 2006).

Ada beberapa faktor yang menghambat absorpsi kalsium

menurut Waluyo (2009), konsumsi serat yang berlebihan, hal ini

akan mengurangi penyerapan kalsium dalam usus karena serat

menyebabkan waktu transit makanan di dalam saluran pencernaan

menjadi lebih sedikit sehingga waktu yang tersedia untuk proses

penyerapan juga menjadi hanya sebentar

Penggunaan garam yang berlebihan, garam akan memaksa

kalsium keluar dari tubuh, terbuang melalui urine. Konsumsi

makanan dan minuman berkadar tinggi fosfor, kadar fosfor

melebihi 1.500 mg per hari akan berpengaruh buruk terhadap

keseimbangan kalsium tubuh. Contoh bahan makanan berkadar

fosfor tinggi dan rendah kalsium : daging merah, ikan tuna,

minuman ringan, dan lain-lain.

Perbandingan kalsium dan fosfor berpengaruh erat dalam

proses absorpsi kalsium. Untuk absorpsi kalsium yang baik

diperlukan perbandingan Ca : P di dalam rongga usus (dalam

hidangan) adalah 1 : 1 sampai 1 : 3. Perbandingan Ca : P yang

lebih besar dari 1 : 3 akan menghambat penyerapan Ca sehingga

akan menimbulkan defisiensi kalsium (Syafiq, 2007). J.J Groen

Page 9: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

dkk (1970) melakukan pemeriksaan histologist 4 spesimen mayat

dan menyimpulkan bahwa defisiensi kalsium dan kelebihan fosfor

yang menyebabkan resorpsi tulang paling berpengaruh pada tulang

rahang, diikuti tulang rusuk, tulang belakang dan tulang panjang.

Bersama-sama dengan kalsium, fosfor adalah komponen utama

dalam tulang. Jika fosfor dalam makanan melebihi kalsium, massa

tulang dapat berkurang. Fosfor dapat meningkatkan

hormon parathyroid (yang mengeluarkan kalsium dari tulang) dan

menyebabkan kalsium dikeluarkan melalui urine (Lane, 1999).

3) Fungsi Kalsium

Tersedianya kalsium dalam tubuh adalah penting

sehubungan dengan peranan-peranannya menurut Marsetyo (1995)

dalam pembentukan tulang dan gigi, pada berbagai proses

fisiologik dan biokimiawi di dalam tubuh (pada pembekuan darah,

eksitabilitas, syaraf otot, kerekatan seluler, transmisi impul-impul

syaraf, memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel, dan

mengaktifkan reaksi enzim dan pengeluaran hormon).

Sehubungan dengan peranan-peranannya itu, maka fungsi

zat kapur (Ca) dalam tubuh dapat diringkaskan yaitu bersama fofor

membentuk matriks tulang, pembentukan ini dipengaruhi pula oleh

vitamin D, membantu proses penggumpalan darah dan

mempengaruhi penerimaan rangsang pada otot dan syaraf.

4) Kekurangan Kalsium

Menurut Marsetyo (1995), kekurangan unsur kalsium dalam

persediannya di dalam tubuh dapat menimbulkan karies dentis atau

kerusakan pada gigi, pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna

dan dapat menimbulkan rakhitis, apabila bagian tubuh terluka

maka darah akan sukar membeku sehingga pengeluaran darah

bertambah, dan terjadinya kekejangan pada otot.

2. Vitamin B

Page 10: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

Dengan mengkonsumsi makanan mengandung vitamin B sebanyak

50 mg per hari, akan membantu tubuh untuk memperbaiki fungsi-fungsi

selnya, terutama tulang dan saraf halus. Daging, telur, hati, ikan, susu dan

kacang-kacangan adalah produk makanan yang mengandung vitamin B

(Santosa 2014).

3. Vitamin C

Selian vitamin D, vitamin C juga cukup mempunyai peranan dalam

pembentukan tulang. Fungsi vitamin C antara lain adalah sebagai

antioksidan yang larut dalam air dan juga berperan dalam berbagai reaksi

hidroksilasi yang dibutuhkan untuk sintesis kolagen, karnitin dan seronin.

Dengan demikian vitamin C bermanfaat untuk meingkatkan aktivitas

tubuh (Keith, 1994). Selain itu, fungsi vitamin C pada tubuh juga sebagai

anti radang gusi (scurvy), antioksidan, pertahanan tubuh dan

penyembuhan luka. Sumber utama dapat diperoleh dari buah dan sayuran

segar (Setiawan dan Rahayu 2004).

Pada proses pembentukan tulang, vitamin C berfungsi untuk stabilitas

kolagen dan pembentukan tulang. Defisiensi vitamin C dihubungkan

dengan terganggunya hubungan antar jaringan tubuh (Peterkofsky 1991).

Serum asam askorbat (vitamin C) pada pria berhubungan nyata dengan

kepadatan tulang . Pada wanita pasca menopause dengan sejarah merokok

dan penggunaan esterogen, peningkatan 1 standar deviasi (SD) kadar

serum asam askorbat dapat dihubungkan dengan penurunan prevalensi

patah tulang sebesar 45%. Akan tetapi, pada wanita dengan sejarah tidak

merokok dan tidak menggunakan esterogen, kadar serum asam askorbat

tidak tampak berhubungan dengan rendahnya kepadatan tulang (Tucker

2003).

4. Vitamin D

Vitamin secara umum merupakan senyawa organik yang selalu

dibutuhkan tubuh yang berfungsi untuk metabolisme sel secara normal,

Page 11: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (Keith 1994). Salah

satu vitamin yang terkait dengan pembentukan jaringan tulang adalah

vitamin D.

Vitamin D merupakan salah satu vitamin yang fungsinya di

dalam tubuh cukup unik karena mirip dengan fungsi hormon. Fungsi

biologis utama dari vitamin D adalah mempertahankan konsentrasi

kalsium dan fosfor serum dalam kisaran normal dengan meningkatkan

efisiensi usus halus untuk menyerap mineral-mineral tersebut dari

makanan. Sumber utama vitamin D terutama diperoleh dari susu serta

berbagai produk olahannya (Muhilal dan Sulaeman 2004).

Status vitamin D yang rendah banyak terjadi pada lansia yang

kurang terkena sinar matahari dan vitamin D plasma yang rendah,

dihubungkan dengan peningkatan risiko patah tulang panggul ( Lips

2001). Suatu penelitian di Boston menunjukkan bahwa keragaman

kepadatan tulang terkait dengan perubahan musim, yang dihubungkan

dengan pemaparan dengan sinar matahari dan status vitamin D (Krall

dan Dawson-Hughes,1999).

Suatu penelitian klinis yang mengombinasikan enggunaan

vitamin D dan kalsium menghasilkan penurunan secara nyata kejadian

patah tulang dibandingkan dengan kelompok plasebo (Dawson-Hughes

et al. 1997). Penelitian yang dilakukan pada wanita kelompok Nurse’s

Health Study yang mengonsumsi vitamin D > 12,5 μg memiliki risiko

patah tulang panggul 75% lebih rendah dibandingkan dengan

kelompok yang mengonsumsi < 3,5μg per hari (Feskanich et al. 2003).

Vitamin D memiliki peran penting dalam membantu penyerapan

kalsium oleh tulang. Dengan mengkonsumsi makanan yang

mengandung Vitamin D dapat membantu meningkatkan penyerapan

kalsium 2,5 kali. Kebutuhan kalsium per hari mencapai 200 IU sampai

400 IU. Untuk mendapatkan Vitamin D tersebut, bisa dengan

mengkonsumsi makanan seperti kerang, keju, kuning telur, sereal, roti

gandum, ikan salmon, butter dan margarin (Santosa 2014).

Page 12: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

5. Vitamin E

Vitamin E dapat diperoleh dengan mengkonsumsi kacang-

kacangan, kecambah, pisang, strawberry, mentega dan asparagus. Vitamin

yang satu ini akan membantu meningkatkan oksigen ke otot dengan

meningkatkan kemampuan gerak otot dan tulang. Sebanyak 400 IU per

hari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin E (Santosa 2014).

6. Asam folat

Asam folat memiliki peran dalam proses sintesis DNA. Kebutuhan

hariannya mencapai 400 mg sampai 600 mg dan dapat ditemukan pada

bayam dan brokoli. Asam folat membantu meregenerasi pembentukan

tulang dan mempercepat penyembuhan tulang yang patah (Santosa 2014).

7. Fosfor

Sebagai suatu bahan anorganik, jumlah fosfor dalam tubuh

manusia terbanyak kedua setelah kalsium, di mana 85% fosfor ini

terikat dalam kerangka. Fosfor dapat diperoleh dari berbagai bahan

pangan, seperti daging, unggas, ikan, telur, susu dan produk olahannya,

kacang-kacangan, biji-bijian dan sayur-sayuran. Tujuan utama

mengonsumsi fosfor adalah untuk menunjang pertumbuhan dan

sebagai pengganti fosfor yang hilang dari tubuh. Konsumsi fosfor telah

meningkat 10% hingga 15% lebih dari 20 tahun terakhir karena

peningkatan penggunaan garam fosfat sebagai bahan pangan tambahan

(food additives) dan pada minuman berkarbonat (Ilich dan Kerstetter

2000).

Page 13: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

Hal yang perlu dicatat adalah bahwa database zat gizi belum

mencerminkan perubahan ini dan masih di bawah perkiraan asupan

fosfor secara nyata (Calvo dan Park 1996).

Asupan makanan mengandung fosfor pada orang dewasa di

Amerika Serikat berkisar antara 1000 hingga 1500 mg/hari, suatu

tingkatan yang berada di atas asupan yang dianjurkan yaitu sekitar 700

mg/hari (Ilich dan Kerstetter 2000).

Walaupun fosfor adalah zat gizi yang penting, perlu

dipertimbangkan bahwa jumlah yang berlebihan dapat merusak tulang.

Sebagai contoh, suatu peningkatan konsumsi makanan yang

mengandung fosfor akan meningkatkan konsentrasi fosfor serum, akan

menghasilkan suatu penurunan sementara kalsium terionisasi dalam

serum mengakibatkan peningkatan sekresi hormon paratiroid yang

potensial menyerap tulang.

Fungsi utama hormon paratiroid adalah untuk mencegah

hipokalsemia dengan meningkatkan penyerapan kalsium pada tulang.

Hipotesis bahwa asupan fosfor yang berlebihan adalah berbahaya pada

tulang telah dicobakan pada orang dewasa yang secara terkontrol

mengonsumsi makanan yang mengandung 1660 mg fosfor dan 420 mg

kalsium. Setelah 24 jam, makanan yang dikonsumsi menghasilkan

peningkatan indeks aktivitas hormon paratiroid (Calvo et al. 1988).

Penelitian lain menenemukan bahwa konsumsi pangan yang banyak

mengandung fosfor tinggi seperti minuman berkarbonat mempunyai

pengaruh yang tidak menguntungkan bagi tubuh. Beberapa studi telah

menunjukkan adanya penurunan massa tulang dan peningkatan

kejadian patah tulang akibat konsumsi minuman berkarbonat (Wyshak

et al.1989 ; Petridou et al. 1997.) Akan tetapi hasil penelitian Whitting

et al. (2002) menunjukkan tidak terdapat hubungan nyata antara

asupan fosfor dengan kepadatan tulang.

Page 14: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

Fosfor sangat membantu dalam pembentukan tulang dan gigi.

Kebutuhan harian fosfor mencapai 500 gr per hari. Fosfor dapat

dipenuhi dengan mengkonsumsi telur dan ikan (Santosa 2014).

8. Flouride

Fluoride merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi

dan tulang.Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-

senyawa kalsium yangtinggi di dalam tulang. Fluoride adalah mineral

yang secara alamiah terdapat disemua sumber air termasuk laut. Fluoride

tidak pernah ditemukan dalam bentukbebas dialam. Ia bergabung dengan

unsur lain membentuk senyawa fluoride.Sumber utama dari Fluoride

adalah air, terutama air dari sumur-sumur yang dalam.Pada tahun 1802

telah ditemukan pertama kali Fluoride dalam fosil gigi gajah.Selain

terdapat dalam gigi, Fluoride juga dijumpai dalam tulang (Amnur 2014).

Mungkin di pasta gigi. Flouride ini membantu untuk memperkuat

tulang dan gigi. Kandungan flouride ternyata terkandung juga pada air

putih dan ikan laut (Santosa 2014).

9. Protein

Asupan protein harian seseorang seimbang dengan nitrogen

yang dikeluarkan tubuh untuk menjaga keseimbangan energi pada

tingkat aktivitas sedang. Sumber utama protein adalah susu, ikan, telur,

daging dan kacang-kacangan (Hardinsyah dan Tampubolon 2004).

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa asupan protein yang

tinggi terkait erat dengan keluarnya kalsium melalui urin. Hal ini

karena adanya peningkatan muatan asam yang bertindak sebagai buffer

kalsium tulang, asupan protein yang lebih tinggi diperkirakan dapat

dihubungkan dengan lebih rendahnya kepadatan tulang. Secara umum

juga diasumsikan bahwa kandungan belerang yang relatif tinggi pada

daging menyebabkan adanya muatan asam endogenus yang

menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang (Tucker 2003). Heaney

Page 15: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

(2001) menyatakan bahwa asam dari protein hewani tidak lebih tinggi

daripada protein nabati. Sebastian et al. (2001) menegaskan bahwa

produk asam bikarbonat zat non-protein dari tumbuhan dapat

menetralisir asam belerang, karena sumber protein tumbuhan lebih

banyak dikonsumsi daripada sumber proten hewani. Suatu penelitian

membuktikan bahwa asupan kalsium yang tinggi tidak dapat mencegah

keseimbangan kalsium yang negatif dan berkurangnya kepadatan

tulang yang disebabkan asupan tinggi protein (Allen et al. 1979).

Penelitian lain menunjukkan bahwa tidak terdapat keterkaitan yang

nyata antara asupan protein dengan kepadatan tulang (Whitting et al.

2002).

Pada umumnya penelitian yang memperlihatkan konsumsi

protein yang tinggi berpengaruh negatif pada kepadatan tulang hanya

dilakukan pada waktu yang singkat dan tidak dilakukan dalam waktu

yang lebih lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada

masyarakat yang hidup bebas, kekurangan asupan protein

berkontribusi pada keseimbangan kalsium yang negatif dan juga

dihubungkan dengan peningkatan risiko patah tulang pada saat usia

lanjut (Patterson et al. 1996 ; Bastow et al. 1983). Penelitian yang

dilakukan oleh Iowa Women’s Health Study (Munger et al. 1999)

menunjukkan bahwa asupan protein hewani yang lebih tinggi sebesar

70% berhubungan dengan pengurangan kejadian patah tulang panggul.

Penelitian penggunaan suplementasi protein pada wanita lansia setelah

kejadian patah tulang panggul, menunjukkan adanya pengaruh

menguntungkan pada kepadatan tulang dan kekuatan tubuh. Dari

penelitian-penelitian ini menunjukan bahwa kekurangan protein,

khususnya saat lansia, berkontribusi pada terjadinya osteoporosis.

Protein tidak memiliki dampak besar terhadap energi, tetapi diet

atlet harus cukup protein yang diperlukan untuk penyembuhan dan

pertumbuhan otot, jika kurang akan merugikan kegiatan otot. Jumlah

protein yang dianjurkan pada atlet untuk membentuk kekuatan otot dan

Page 16: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

kecepatan sebesar 1,2 – 1,7 g/kgBB/hari, untuk endurance/ketahanan

dianjurkan 1,2 –1,4 g/ kg BB/hari. Pada latihan intensitas rendah

protein diperlukan 1,4 - 2 g /kg BB, latihan berat sebesar 2 g/ kg bb

BB/hari. dan saat latihan intensif diperlukan 2,2 - 2,9 gr/kg BB.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein hewani dan nabati

harus diberikan dalam jumlah kurang lebih sama (Yessis dan Trubo,

1993).

Menurut Soekarman (1987) otot terdiri dari banyak protein

maka diperlukan banyak sekali protein apabila ingin memperbesar

otot. Kebutuhan protein untuk seseorang sudah cukup dengan 1 gr/kg

berat badan. Jadi kalau beratnya 60kg cukup dengan protein 60 gr

sehari-hainya.

Protein merupakan zat utama untuk membentuk matriks tulang.

Protein memiliki peran seperti rangka yang memberikan struktur,

dukungan dan fleksibilitas. Protein ini dapat ditemukan dalam susu,

ikan, tahu, tempe, dan putih telur. Kebutuhan protein bagi tubuh per

harinya 0,8 gr sampai 1,5 gr per kilogram berat badan (Santosa 2014).

10. Omega-3

Omega-3 juga telah terbukti sangat baik untuk sendi yang sehat.

Asam lemak Omega-3 dapat membentuk senyawa prostaglandin yang

diketahui memiliki sifat anti-peradangan sehingga risiko nyeri sendi dapat

dikurangi. Selain itu omega-3 juga diketahui dapat mempercepat

penyembuhan ligament (jaringan ikat antara tulang dengan tulang).

Makanan yang banyak mengandung omega-3 misalnya salmon, sardine,

herring, kacang-kacangan, dan kedelai (Santosa 2014).

11. Glucosamine & Chondroitin

Page 17: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

Kombinasi suplemen glucosamine dan chondroitin dapat

membantu mengurangi nyeri sendi serta mencegah kerusakan persendian,

terutama pada penderita osteoarthritis. Glucosamine merupakan salah satu

komponen penyusun tulang rawan dan minyak synovial (cairan sendi).

Konsumsi glucosamine dapat meningkatkan volume minyak synovial

sehingga dapat mencegah peradangan sendi. Sementara itu, chondroitin

merupakan komponen utama penyusun tulang rawan yang melapisi tulang

dan sendi. Karena itulah, konsumsi chondroitin sangat baik untuk

melapisi sendi sehingga mencegah osteoarthritis.

Kombinasi glucosamine dan chondroitin lebih efektif dalam

mengurangi nyeri sendi dan memperbaiki fungsi sendi dibandingkan

suplementasi hanya dengan glucosamine atau hanya dengan chondroitin.

Karena itu, lebih disarankan menggunakan kombinasi keduanya dalam

mencegah osteoarthritis (Santosa 2014).

12. Zat Besi

Zat besi merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Defisiensi zat besi dapat menyebabkan menurunnya kemampuan untuk

beraktivitas, kelelahan, dan muka pucat. Keberadaan zat besi besi

dalam tubuh dapat dilihat dari keberadaan hemoglobin (Hb), ferritin

dan transferin. Menurut Sauberlich (1999), pengukuran Hb, ferritin dan

transferin selain mudah dilakukan, juga lebih dapat dipercaya untuk

menggambarkan status besi dalam darah. Dari hasil penelitian yang

dilakukan, terdapat hubungan antara massa tulang dengan ferritin

dalam percobaan klinis selama empat tahun melalui pemberian

suplementasi kalsium pada wanita remaja. Terdapat suatu

kecenderungan hubungan yang positif antara kepadatan tulang lengan

bawah dan ferritin serum awal.

Suatu kecenderungan yang sama terjadi antara kepadatan tulang

tubuh total dan kandungan ferritin serum selama empat tahun studi,

tetapi hanya pada kelompok plasebo (Ilich et al. 1998). Studi-studi

Page 18: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

berikutnya sangat diperlukan untuk menjelaskan kecenderungan

tersebut, khususnya pada masyarakat yang menderita defisiensi zat

besi (Ilich dan Kerstetter 2000).

Penyerapan zat besi dapat dihambat oleh asupan yang tinggi

mineral lainnya dan trace element, khususnya kalsium. Sejumlah studi

telah menunjukkan adanya pengaruh hambatan dari kalsium pada zat

besi dari berbagai suplemen (garam) atau bahan pangan yang

mengandung kalsium (Gleerup et al. 1995 ; Minihane dan Fairweather-

Tait 1998). Akan tetapi, apabila konsumsi kalsium yang terjadi

terpisah dari makanan yang mengandung zat besi, pengaruhnya tidak

jelas (Turnlund et al. 1990 ; Reddy dan Cook 1997).

Terdapat catatan yang berlawanan, bahwa zat besi yang tinggi

dapat menjadi racun pada sel tulang dan berkontribusi pada terjadinya

osteoporosis atau penyakit tulang lainnya pada masyarakat yang

metabolisme zat besinya buruk dan mengonsumsi zat besi berlebihan

(Schnitzler et al. 1994). Walaupun pada umumnya sarapan pagi

dengan sereal dan terigu telah difortifikasi dengan zat besi, akan tetapi

bioavailabilitas dari bahan tersebut rendah. Zat besi juga ditemukan

pada sayur-sayuran berwarna hijau gelap (dengan bioavailabilitas yang

lebih rendah). Sumber zat besi yang terbaik adalah dari daging merah,

khususnya hati dan organ daging lainnya (Ilich dan Kerstetter 2000).

8. Zinc

Zinc dapat mencegah kerusakan tulang, berperan dalam

pembentukan kolagen untuk pembentukan tulang, serta membantu

jalannya oksigen ke sel darah yang berguna untuk mengatasi

kerusakan pada sendi. Zinc dapat memperoleh pada bayam, kacang-

kacangan, gandunm, daging ayam atau sapi, dan asparagus. Setiap

harinya, dibutuhan zinc sebesar 8-11 mg (Santosa 2014).

Page 19: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

9. Karbohidrat

Menurut William (1991) Karbohidrat adalah sumber energi

dasar yang memungkinkan otot tetap bekerja. Menurut Soekarman

(1987) karbohidrat di bagi mencadi 3 macam yaitu: a) Monosakarida

(glukosa dan fruktosa), b) Disakarida (sukrosa dan maltosa), c)

Polysakarida (tepung dan glikogen). Semua macam karbohidrat

sebelum diserap akan dijadkan glukosa.

Beberapa banyak karbohidrat yang dimakan tergantung dari

beratnya latihan. Pada umumnya kebutuhan kalori akan dicukupi oleh

makanan dengan perbandingan sebagi berikut: protein 15%, lemak 30%

dan karbohidrat 55%.

10. Lemak

Lemak didalam tubuh berupa triglikerida, asam lemak (fatty

acid) dan kolesterol. Lemak disimpan berujud trigliserid. Lemak

merupakan sumber energi yang paling efisien, semakin terlatih

seseorang maka semakin banyak lemak yang dimanfaatkan sehingga

glikogen lebih dihemat. Orang yang terlatih biasanya banyak

menggunakan aerob karena hemoglobinya lebih banyak, kapasitas

pernafasnya lebih besar. Lemak hanya bisa dimetaboliser dengan aerob

karena miskin oksigen. Disel otot ada kandungan lemak tapi yg paling

banyak di sel lemak letaknya dibawah kulit dan disekitar organ-organ

dalam (jantung, usus). Sel lemak bisa bertambah dan menjadi besar

kalau sudah terlalu besar maka kemampuan tubuh utk memenuhinya

lebih banyak.

Jumlah lemak dalam makanan yang dibutuhkan seorang atlet

berkisar antara 20– 30% dari total energi. Asam lemak esensial harus

terdapat di dalam diet, sementara lemak jenuh harus direstriksi tidak

lebih dari 10% intake energi. Lemak dalam tubuh berperan sebagai

sumber energi terutama pada olahraga dengan intensitas sedang dalam

waktu lama, misalnya olahraga endurance (Soekarman,1987)

Page 20: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

11. Air

Secara umum, air memang sangat diperlukan untuk kebutuhan

fungsional tubuh dan menyusun lebih dari 60% keseluruhan berat

tubuh orang dewasa. Pelumas sendi atau yang dikenal sebagai cairan

synovial sebagian besar terdiri dari air. Konsumsi air yang cukup

sangat baik untuk membantu sistem bantalan sendi dan melumasi

jarak antar sendi sehingga gesekan atau nyeri sendi dapat dihindari.

20% kebutuhan air dapat dipenuhi dari makanan, akan tetapi 80%

tetap diperoleh dari minuman. Untuk itulah perlu konsumsi 8 gelas air

setiap hari untuk sendi yang sehat (Santosa 2014).

Page 21: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme

menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses

pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan

fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. Asupan nutrisi

yang baik seperti cukupnya vitamin A, vitamin D, kalsium, vitamin C, fosfor,

magnesium, dll dapat membantu pertumbuhan dan pembentukan tulang yang

kuat dan sempurna.

Sumber kalsium terbagi dua, yaitu hewani dan nabati. Vitamin secara

umum merupakan senyawa organik yang selalu dibutuhkan tubuh yang

berfungsi untuk metabolisme sel secara normal, pertumbuhan dan

pemeliharaan jaringan tubuh. Selaian vitamin D, vitamin C juga cukup

mempunyai peranan dalam pembentukan tulang. Sebagai suatu bahan

anorganik, jumlah fosfor dalam tubuh manusia terbanyak kedua setelah

kalsium, di mana 85% fosfor ini terikat dalam kerangka. Asupan protein

harian seseorang seimbang dengan nitrogen yang dikeluarkan tubuh untuk

menjaga keseimbangan energi pada tingkat aktivitas sedang. Zat besi

merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Defisiensi zat besi

dapat menyebabkan menurunnya kemampuan untuk beraktivitas,

kelelahan, dan muka pucat. Lemak didalam tubuh berupa triglikerida,

Page 22: Makalah Ibu Yanti Gizi Fix

asam lemak (fatty acid) dan kolesterol. Lemak disimpan berujud

trigliserid. Lemak merupakan sumber energi yang paling efisien, semakin

terlatih seseorang maka semakin banyak lemak yang dimanfaatkan sehingga

glikogen lebih dihemat.

B. Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan tentunya sangat penting mempelajari

gizi pada sistem muskuloskeletal. Diharapkan dengan adanya makalah ini

pembaca dan penulis dapat mencari pengetahuan dari sumber-sumber yang

lainnya.