MAKALAH HISTORI PENDIDIKAN

18
MAKALAH HISTORI PENDIDIKAN MATA KULIAH PROFESI KEPENDIDIKAN Dosen : Ade Siti Haryarti,M.Pd Disusun Oleh : 1. Siti Nurul Halimah (201421500263) 2. Siti Aminah (201421500264) Kelompok 7 Kelas R2D 1

description

MATA KULIAH PROFESI KEPENDIDIKAN@NurulOchol

Transcript of MAKALAH HISTORI PENDIDIKAN

Page 1: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

MAKALAH HISTORI PENDIDIKAN

MATA KULIAH PROFESI KEPENDIDIKANDosen : Ade Siti Haryarti,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Siti Nurul Halimah (201421500263)

2. Siti Aminah (201421500264)

Kelompok 7 Kelas R2D

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

J A K A R T A

2015

1

Page 2: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyusun dan menyelesaikan laporan yang diberi judul “Makalah Histori

Pendidikan”.Adapun penulisan makalah ini dilakukan sebagai salah satu

penyelesaian tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kata sempurna, baik dari segi materi maupun penyajian. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami perlukan, demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang senantiasa

memberikan arahan dan bimbingan kepada kami. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat, khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.

Jakarta, April 2015

Penyusun

2

Page 3: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................ 1

KATA PENGANTAR......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................. 4

1.2 Perumusan Masalah.................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 5

1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 6

2.1 Pendidikan Masa Kolonial Belanda........................................... 6

2.2 Pendidikan Masa Jepang............................................................ 8

2.3 Pendidikan Masa Indonesia Merdeka....................................... 8

A. Masa Awal Kemerdekaan .......................................................... 9

B. Masa Orde Baru .......................................................................... 10

C. Masa Reformasi .......................................................................... 11

BAB III PENUTUP......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13

3

Page 4: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor penting yang mempunyai pengaruh besar

dalam memajukan suatu bangsa, bahkan peradaban manusia. Pendidikan sudah

sepatutnya menentukan masa depan suatu negara. Tujuan pendidikan itu

merupakan tujuan dari negara itu sendiri. Pendidikan yang rendah dan berkualitas

akan terus mengundang para penjajah, baik penjajahan secara fisik maupun non

fisik, seperti penjajahan intelektual, pemikiran, ekonomi, sosial, politik dan

agama.

Indonesia pernah mengalami masa penjajahan baik oleh bangsa barat

maupun pada masa penjajahan Jepang. Sehingga tidak mengherankan apabila

pengaruhnya sangat kuat dalam segala bidang, baik di bidang politik, ekonomi,

maupun militer. Masa penjajahan juga berpengaruh terhadap sejarah pendidikan

di Indonesia.

Mengamati perjalanan sejarah pendidikan pada masa penjajahan Belanda

dan Jepang sungguh menarik dan memiliki proses yang amat panjang. Belanda

yang menduduki Indonesia selama 3 ½ abad dan Jepang selama 3 ½ tahun

meninggalkan kesengsaraan, mental dan kondisi psikologis yang lemah.

4

Page 5: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka kami merumuskan

permasalahan dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana sistem pendidikan Indonesia  pada masa Belanda?

2. Bagaimana sistem pendidikan Indonesia  pada masa Jepang?

3. Bagaimana sistem pendidikan Indonesia  pada masa setelah kemerdekaan

(Orde Lama,Orde Baru,dan Reformasi)?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah yang ditulis, maka yang menjadi tujuan

dari pembahasan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan memahami sistem pendidikan Indonesia pada

masa Belanda, masa Jepang dan masa setelah kemerdekaan.

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan latihan untuk menulis karya ilmiah;

2. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam upaya

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.

3. Untuk referensi dan data perbandingan sebagai bahan masukan yang dapat

diinterprestasikan secara lebih mendalam dalam rangka penulisan lebih

lanjut.

5

Page 6: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 PENDIDIKAN MASA KOLONIAL BELANDA

Sistem pendidikan masa Kolonial Belanda sangat diwarnai oleh dualisme

pendidikan.

A. Sekolah Ongko Loro Ongko Siji

Sekolah ini bertujuan agar anak bangsa mendapatkan pendidikan satu tahun

dan tiga tahun saja, di mana materi yang diberikan berupa ketrampilan berhitung,

membaca, dan menulis sederhana. Hal ini dilakukan karena di satu sisi pemerintah

Belanda ingin mendapatkan tenaga administrasi level bawah yang bergaji rendah,

di sisi lain Belanda tidak ingin memberikan sepenuhnya ilmu pengajaran dan

pengetahuan bagi anak bangsa yang status sosialnya dipandang rendah.

B. Schakel School dan HIS (Holland Inlandsche School).

Namun demikian, setelah munculnya politik etis yang dimotori Van

Deventer dan Baron Van Hoevel, maka terjadi perubahan kebijakan pendidikan di

Indonesia. Semula jenjang pendidikan terlama di bangku sekolah dasar hanya tiga

tahun, dengan kebijakan baru berubah menjadi 5 (lima) tahun dan 6 (enam tahun).

Model sekolah ini dinamakan Schakel School dan HIS (Holland Inlandsche

School). Kedua sekolah ini tetap mempertahankan sistem lama dalam penerimaan

siswa baru. Mereka yang berasal dari kalangan rakyat biasa tetap tidak

diperbolehkan memasuki jenjang pendidikan HIS. Mereka yang berasal dari

6

Page 7: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

kalangan priyayi rendah, tentu saja harus ngenger dahulu agar dapat diterima

menjadi siswa sekolah ini. Bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar dalam

kegiatan belajar di sekolah ini.

C. MULO

Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan MULO yang setingkat SMP

jaman sekarang. Kurikulum yang dipergunakan semakin lengkap. Bahasa Belanda

tetap menjadi bahasa pengantar. Selain itu diajarkan bahasa Perancis dan Inggris.

Tidak setiap anak bangsa bisa memperoleh pendidikan tingkat ini. Banyak

kendala rasialis dan sosial yang menghalangi anak bangsa untuk memperoleh

kesempatan ini. Jika dibandingkan jaman sekarang lulusan MULO sebanding

kualitasnya dengan lulusan S-1 sekarang. Bagi lulusan MULO maka ia berhak

mendapatkan tempat pekerjaan di struktur kepegawaian negeri maupun militer

pemerintah Kolonial Belanda.

D. AMS (Algemens Middlebars School) dan HBS (Hoogere Bourgere

School)

Menjelang pertengahan abad ke-20, pemerintah Kolonial Belanda mulai

mendirikan sekolah setingkat SMA sekarang dengan sebutan AMS (Algemens

Middlebars School) dan HBS (Hoogere Bourgere School). Minimal anak

bangsawan tinggi yang diperbolehkan memasuki jenjang sekolah ini. Untuk AMS

ditempuh selama 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk HBS ditempuh 5 (lima) tahun.

Siswa yang bersekolah di HBS secara sosial ia adalah pribumi yang sudah

disamakan derajatnya dengan bangsa Eropa/Belanda. Pada pendidikan tingkat ini,

kualitas menjadi sebuah ukuran mutlak. Oleh karena pola pendidikannya yang

7

Page 8: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

disiplin dengan kurikulum yang jelas maka dengan sendirinya menghasilkan

alumni yang disegani oleh siapa saja.

Para alumninya antara lain: Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir, Syafruddin

Prawiranegara, Soetomo, Cipto Mangunkusuma, A. Rivai, Suwardi Suryaningrat,

dan sebagainya.

1.2 PENDIDIKAN MASA JEPANG

Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat

diikhtisarkan sebagai berikut:

A. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat)

Sekolah Rakyat adalah sekolah pertama yang merupakan konversi nama

dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda. Lama

studi 6 tahun.

B. Pendidikan Lanjutan

Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama

studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama

studi 3 tahun.

C. Pendidikan Kejuruan

Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang

pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.

D. Pendidikan Tinggi

8

Page 9: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawalinya dengan

menawarkan konsep Putera (Pusat Tenaga Rakyat) di bawah pimpinan Soekarno,

M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur pada Maret 1943.

Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan

beberapa aktivitas berikut ini:

1) Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;

2) Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar

Jepang, Tenno Heika setiap pagi;

3) Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia

kepada cita-cita Asia Raya;

4) Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang;

5) Melakukan latihan-latihan fisik dan militer;

6) Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan.

Bahasa Jepang menjadi bahasa yang juga wajib diajarkan.

1.3 PENDIDIKAN MASA INDONESIA MERDEKA

Pada dasarnya pendidikan pada masa Indonesia Merdeka tak jauh dengan

sistem persekolahan hasil kebijakan pendudukan Jepang di atas. Pada masa ini,

kualitas pendidikan masih dikatakan stabil dengan kurikulum mencomot dari apa

yang dilakukan penguasa Jepang terhadap rakyat Indonesia. Hanya saja, karena

persoalan revolusi yang belum selesai dan kemelut politik yang terus-menerus,

maka sektor pendidikan menjadi korban kebijakan politik. Pendidikan mengalami

9

Page 10: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

sedikit pengabaian. Pendidikan di tingkat atas agak diabaikan sementara oleh

pemerintah Indonesia sendiri.

A. Masa Awal Kemerdekaan

Pada masa awal kemerdekaan ini, guru-guru bekas pengajar pada masa

kolonial Belanda dipekerjakan kembali meskipun dengan gaji yang lebih kecil.

Kondisi yang berubah membuat mereka tidak terbiasa dengan keadaan. Banyak

dari mereka yang masih menerapkan pola pengajaran ketat dan disiplin ala

Belanda, sehingga cenderung menghasilkan setidaknya mutu lulusan yang sama

dengan masa Kolonial Belanda.

B. Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru, pendidikan mengalami perubahan yang cukup

signifikan. Agar bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang sama

dengan negara-negara maju lainnya, maka secara kuantitas dibangunlah semua

sarana pendidikan di setiap daerah. Alhasil, sekolah begitu banyak berdiri di tanah

air. Secara kuantitatif pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Setiap

anak dapat bersekolah dengan mudah. Namun di sisi lain, kualitas tidak bisa

terjaga dengan baik. Kekurangan guru yang baik menjadi problematika

pemerintah Indonesia. Sekolah Pendidikan Guru yang berdiri pada awal

kemerdekaan tidak cukup menyediakan lulusannya yang siap pakai. Jumlah

sekolah melebihi kapasitas guru yang ada. Akibatnya, pemerintah mengambil

jalan pintas. Semua lulusan setingkat SLTA diperbolehkan menjadi guru meski

mereka tidak memiliki kemampuan dan ketrampilan sebagai guru yang layak.

10

Page 11: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

C. Masa Reformasi

Pada tahun 2004 mulai diberlakukan kebijakan kurikulum baru. Kurikulum

berbasis kompetensi menjadi jawaban atas perkembangan jaman. Kurikulum ini

berusaha untuk memberikan solusi atas perubahan jaman dan globalisasi yang

melanda dunia mana saja.

Namun demikian, dunia pendidikan bukan berarti lepas dari persoalan yang

ada. Kurikulum 2006 akhirnya diberlakukan pula dalam menekankan makna

keberfungsian semangat kompetensi dan kepentingan lokal. Tidak hanya itu saja,

pemerintah juga memberikan subsidi dana bagi sekolah dari tingkat dasar sampai

SLTP lewat Dana Bos. Di samping itu, pemerintah memberlakukan MBS sebagai

model manajemen sebuah sekolah yang efektif dan efisien. Pemerintah pula

memilah dan mencoba memberikan kriteria bagi upaya peningkatan kualitas

sekolah secara utuh.

11

Page 12: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Pergantian era kekuasaan sangat mempengaruhi model dan kebijakan

pendidikan yang dihasilkan. Pendidikan memang tidak bisa terlepas dari

situasi politik sebuah bangsa. Pemerintah Kolonial Belanda menjadikan

pendidikan sebagai sarana memperoleh tenaga kerja di bidang administrasi

tingkat rendahan. Pendidikan tingkat lanjut hanya diprioritaskan pada

kalangan bangsawan semata.

Pada masa Jepang, pendidikan tak lepas dari propaganda Jepang yang

disisipkan pada materi pelajaran dari tingkat SD sampai dengan SLTA.

Sebaliknya, pada masa Indonesia merdeka pendidikan diarahkan sebagai

medium pembangkit rasa nasionalisme.

B. SARAN

Pendidikan haruslah mengutamakan akhlak mulia dan jiwa intelektual tinggi

sehingga dapat membentuk bangsa yang berkualitas dan tidak dijajah baik

jiwa mapun raganya. Hal ini senada dengan ungkapan “kebodohan

bukanlah karena penjajahan tetapi kebodohanlah yang mengundang

penjajah”.

12

Page 13: MAKALAH  HISTORI PENDIDIKAN

DAFTAR PUSTAKA

Notosusanto, Nugroho. 1993. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta: Balai

Pustaka.

Tilaar, H.A.R. 1995. 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional

Indonesia 1945-1995. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

13