MAKALAH HIPOADRENALISME

download MAKALAH HIPOADRENALISME

of 17

description

chjfhjhghjg

Transcript of MAKALAH HIPOADRENALISME

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    1/17

    BAB II

    ISI

    KONSEP DASAR PENYAKIT

    2.1 Definisi

    Penyakit Addison merupakan kelainan insufiensi primer kelenjar adrenal yang

    disebabkan idiopatik atau kerusakan kelenjar adrenal karena proses autoimun

    atau penyakit lain. (Black, 2009)

    Hipofungsi kelenjar adrenal mengakibatkan insufiensi kelenjar adrenal yaitu

    berkurangnya produksi hormone, yang paling sering adalah hormone

    glukokortikoid, mineralokartikoid, dan androgen.

    Hipofungsi kelenjar korteks adrenal dapat terjadi karena kelainan atau

    kerusakan pada kelenjar adrenal sendiri (primer adrenal insufiensi) atau dapat

    berasal dari hipofungsi kelenjar pituitary hipotalamik (sekunder adrenal

    insufiensi).

    2.2 Klasifikasi

    Hipofungsi adrenal dapat dibedakan menjadi hipofungsi primer maupun

    sekunder.

    a. Hipofungsi atau insufiensi adrenal yang primer (penyakit Addison) berasaldari dalam kelenjar adrenal dan ditandai oloeh penurunan sekresi hormon-

    hormon mineralokortikoid, glukokartikoid, serta androgen.

    b. Hipofungsi adrenal sekunder terjadi karena gangguan di luar kelenjaradrenal, seperti gangguan sekresi kortikotropinoleh kelenjar hipofisis.

    Keadaan ini ditandai oleh penurunan sekresi glukokortikoid. Sekresi

    aldosteron, yang merupakan mineralokortikoid utama, umumnya tidak

    terganggu.

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    2/17

    2.3 Etiologi

    Hipofungsi adrenal primer serta sekunder dan krisis adrenal memiliki

    penyebab yang berlainan. Keadaan yang paling sering menyebabkanhipofungsi primer meliputi:

    1) Penyakit Addison (kerusakan lebih dari 90% pada kedua kelenjar adrenaldan biasanya disebabkan oleh proses autoimun, ketika antibody yang

    beredar dalam darah bereaksi secara khusus terhadap jaringan adrenal).

    2) Tuberculosis (pernah menjadi penyebab utama, tetapi kini merupakanpenyebab pada kurang dari 20% kasus dewasa).

    3) Adrenalektomi bilateral4) Perdarahan pada kelenjar adrenal5) Neoplasma6) Infeksi (histoplaasmosis, sitomegalovirus [CMV])7) Riwayat penyakit autoimun dalam keluarga (dapat menjadi faktor

    predisposisi untuk penyakit Addison dan endokrionopati lain)

    Penyebab hipofungsi sekunder (defisiensi glukokortikoid) meliputi:

    1) Hipopituitarisme (yang menyebabkan penurunan sekresi kortikotropin)2) Penghentian mendadak terapi kortikosteroid jangka panjang (stimulasi

    kortikosteroid eksogenus jangka panjang penekan sekresi kortikotropin

    oleh hipofisis sehingga terjadi atrofi kelenjar adrenal)

    3) Pengangkatan tumor yang menyekresi kortikotropin2.4 Patofisiologi

    Penyakit Addison merupakan keadaan kronis yang terjadi karena destruksi

    parsial atau total korteks adrenal. Keadaan ini bermanifestasi sebagai suatu

    sindrom klinis yang terdiri atas beberapa gejala yang disertai defisiensi

    produksi hormon korteks adrenal, yaitu kortisol, aldosteron, dan androgen.

    Kadar kortikotropin dan hormone pelepas kortikotropin yang tinggi menyertai

    kadar hormone glukokartikoid yang rendah.

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    3/17

    Kortikotropin terutama bekerja mengatur pelepasan glukokartikoid (terutama

    kortisol) dari kelenjar adrenal; mineralokortikoid, termasuk aldosteron; dan

    hormone steroid seks yang melengkapi semua hormone yang diproduksi oleh

    gonad. Sekresi kortikotropin dikendalikan melalui hormone pelepas

    kortikotropin dari hipolatamus dan melalui kontrol umpan-balik yang negative

    oleh glukokortikoid.

    Penyakit Addison meliputi semua zona pada korteks adrenal sehingga terjadi

    defisiensi sekresi korteks adrenal, yang meliputi hormone-hormon

    glukokortikoid, androgen, dan mineralokortikoid.

    Defisiensi hormone korteks adrenal memberi manifestasi yang jelas ketika

    telah terjadi kehilangan sel-sel fungsional lebih dari 90% pada kedua kelenjar

    adrenal. Biasanya atrofi seluler hanya terbatas pada korteks meskipun dapat

    terjadi gangguan pada medulla adrenal, yang mengakibatkan defisiensi

    katekolamin. Defisiensi kortisol menyebabkan penurunan glukoneogenesis

    (pembentukan glukosa dari molekul yang bukan karbohidrat) di dalam hati.

    Kadar glukosa dalam darah rendah yang diakibatkan dapat turun secara

    berbahaya pada pasien-pasien yang secara rutin menggunakan insulin.

    Defisiensi aldosteron menyebabkan peningkatan kehilangan natrium melalui

    ginjal dan meningkatkan rebsorpsi kalium. Ekskresi natrium menyebabkan

    penurunan volume air yang menimbulkan hipotensi. Pasien penyakit Addison

    dapat memiliki tekanan darah yang normal ketika berbaring telentang, tetapi

    akan menunjukkan hipotensi dan takikardia yang nyata sesudah berdiri selama

    beberapa menit. Volume plasma dan tekanan arteriol yang rendah

    menstimulasi pelepasan rennin dan akibatnya, terjadi peningkatan produksi

    angiotensin II.

    Defisiensi hormon androgen dapat mengurangi pertumbuhan rambut di daerah

    aksila dan pubis selain di bagian ekstremitas pada wanita. Efek metabolic

    yang ditimbulkan oleh hormone androgen testis membuat gangguan

    pertumbuhan rambut tersebut tidak begitu terlihat pada laki-laki.

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    4/17

    Penyakit Addison merupakan suatu kondisi penurunan biosintesis,

    penyimpanan, atau pelepasan hormone-hormon korteks adrenal. Pada sekitar

    80% pasien, terdapat proses autoimun yang menyebabkan destruksi parsial

    atau total kedua kelenjar adrenal. Antibody autoimun dapat menyekat reseptor

    kortikotropin atau mengikat korikotropin sehingga hormone ini tidak dapat

    menstimulasi sel-sel adrenal. Infeksi merupakan etiologi kedua paling sering

    yang menyebabkan penyakit Addison, khususnya infeksi tuberculosis yang

    menjadi penyebab sekitar 20% kasus. Penyakit lain yang dapat menyebabkan

    penyakit Addison meliputi penyakit AIDS (acquired immunodeficiency

    syndrome), infeksi fungus sistemik, CMV, tumor adrenal, dan kanker

    metastatic. Infeksi dapat mengganggu fungsi seluler dan memengaruhi

    kortikotropin pada setiap tahap regulasi.

    2.5 Manifestasi Klinis

    Gambaran klinis hipofungsi adrenal bervariasi menurut tipenya. Tanda dan

    gejala hipofungsi primer meliputi:

    Kelemahan Rasa mudah lelah Penurunan berat badan Mual, muntah, dan anoreksia Warna logam (kuning kecoklatan) yang nyata pada kulit, khususnya

    dibagian lipatan tangan dan didaerah persendian metakarpofalangeal

    (tangan serta jari-jari tangan), siku, dan lutut.

    Jaringan parut yang warnanya bertambah gelap, bercak-bercak vitiligo(keadaan tidak terdapat pigmentasi), dan peningkatan pigmentasi pada

    membrane mukosa, khusunya mukosa pipi, akibat penurunan sekresi

    kortisol yang menyebabkan sekresi kortikotropin dan melanocyte

    stimulating hormone (MSH) yang berlebihan oleh kelenjar hipofisis.

    Kelainan kardiovaskuler, termasuk hipotensi ortostatik, penurunanukuran serta curah jantung, dan denyut nadi yang lemah serta tidak

    teratur.

    Penurunan toleransi terhadap stress ringan

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    5/17

    Hipoglikemia puasa akibat penurunan glukoneogenesis Mangidam makanan yang asin akibat penurunan sekresi

    mineralokortikoid (yang pada kondisi normal menyebabkan retensi

    garam

    Tanda dan gejala hipofungsi sekunder meliputi:

    Keadaan yang serupa dengan hipofungsi primer tetapi tanpahiperpigmentasi; keadaan ini disebabkan oleh kadar kortikotropin dan

    melanocyte stimulating hormone (MSH) yang rendah

    Kemungkinan tidak ada hipotensi dan kelainan elektrolit; keadaan inidisebabkan oleh sekresi aldosteron yang cukup normal

    Sekresi androgen yang biasanya normalTanda dan gejala krisis addisonian dapat meliputi:

    Kelemahan dan rasa mudah lelah yang berat Mual, muntah, dan dehidrasi Hipotensi Demam tinggi yang diikuti oleh hipotermia (kadang-kadang)

    2.6 Komplikasi

    Komplikasi hipofungsi adrenal yang mungkin terjadi meliputi:

    Hiperpireksia Reaksi psikotik Terapi steroid yang kurang atau berlebihan Syok Hipoglikemia yang berat Akhirnya kolaps vaskuler, renal shutdown, koma, dan kematian (jika

    keadaan ini tidak ditangani dengan baik)

    2.7 Pemeriksaan Diagnostik

    1. Pengukuran hormone kortisol dan androgen, untuk mengukur kortisol totalplasma (terikat dan bebas) menggunakan radioimmunoassay. Pada

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    6/17

    keadaan normal kadar kortisol plasma tergantung keadaan pasien dan

    waktu pengukuran. Pada keadaan stress, saat pembedahan, dan setelah

    trauma dapat mencapai 40-60 g/dL, pada pagi hari jam 8 pagi berkisar

    10-12 g/dL (Anwar, 2005). Pada hipoadrenal, terjadi penurunan kadar

    kortisol plasma kurang dari 5 g/dL.

    2. Hormone ACTH plasma, dengan pengukuran menggunakanimmunoradiometric assay, kadar normal ACTH sebesar 10-50 pg/mL.

    Pada insufiensi adrenal primer kadar ACTH meningkat lebih cepat dari

    250 pg/mL, sebaliknya pada hipoadrenalisme sekunder kadar ACTH

    plasma kurang dari 50 pg/mL (Anwar, 2005).

    3. Pemeriksaan serum darah: Sodium menurun (N: 136-145 mEq/L) Potassium meningkat (N: 3,5-5,0 mEq/L) Kalsium meningkat (N: total 9-10,5 mg/dl) Bicarbonate meningkat (N: 23-30 mEq/L) BUN meningkat (N: 10-20 mg/dl) Glukosa menurun atau normal (N: 70-115 mg/dl) Kortisol menurun (N: pagi 5-23 mcg/dl. Sore 3-13 mcg/dl)

    4. Peningkatan natrium urin5. Pemeriksaan radiologi seperti CT Scan, magnetic resonance imaging

    (MRI) untuk memeriksa kelenjar adrenal dan pituitary.

    6. Pemeriksaan EKG menunjukkan tanda-tanda hiperkalemia: kompleksQRS yang melebar dan meningkatkan PR interval

    Pada pasien yang memiliki gejala Addisonia yang khas, hasil pemeriksaan

    laboratorium berikut ini memberi kesan kuat kearah insufiensi adrenal akut:

    1) Penurunan kadar kortisol plasma (kurang dari 10mkg/dl di padi hari);lebih rendah lagi pada malam hari

    2) Penurunan kadar natrium serum dan kadar glukosa darah puasa3) Peningkatan kadar kalium, kalsium, dan ureum dalam darah4) Kenaikan hematokrit; peningkatan jumlah limfosit dan eosinofil

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    7/17

    5) Foto rontgen yang memperlihatkan kalsifikasi adrenal jika penyebabnyainfeksi

    2.8 Penatalaksanaan

    a. Perlu diperhatikan cairan dan elektrolit, rehidrasi cairan dan pemberianelektrolit.

    b. Pemberian dextrose 5%, bolus IV glukosa untuk koreksi hipoglikemia.c. Pemberian hidroktison 15-30 mg, terbagi dalam 2/3 dosis diberikan pagi

    hari dan 1/3 diberikan pada sore hari.

    d. Fludocortisone acetat, untuk mencegah kehilangan natrium dan mengatasipostural hipotensi, kelemahan dan hiperkalemia.

    e. Pemberian antibiotic atau terapi anti TBC sesuai dengan indikasi.f. Pemberian diet tinggi kalori, karbohidrat, protein dan vitamin, diberikan

    dalam skala kecil tapi sering untuk mengurangi mual dan muntah.

    g. Terapi sulih kortikosteroid seumur hidup, yang biasanya dilakukan denganpemberian kortison atau hidrokortison; kedua preparat ini akan memberi

    efek mineralokortikoid (pada hipofungsi adrenal primer atau sekunder)

    h. Fluorokortison oral (Florinef), suatu mineralokortikoid sintesik untukmencegah keadaan dehidrasi yang berbahaya, hipotensi, hiponatremia, dan

    hiperkalemia (pada penyakit Addison)

    i. Penyuntikan bolus IV hidrokortison 100 mg setiap enam jam sekali selama24 jam; kemudian 50 hingga 100 mg yang disuntikkan IM atau diencerkan

    dalam larutan DS (dekstrosa dalam salin) dan disuntikkan melalui infuse

    sampai kondisi pasien stabil; mungkin diperlukan penyuntikan sampai 300

    mg hidrokortison per hari dan 3 hingga 5L (3,2 hingga 5,3 qt) larutan DS(pada krisis adrenal).

    Pertimbangan khusus

    Jika pasien juga menderita diabetes, periksa kadar glukosa darah secaraberkala karena terapi sulih kortikosteroid memerlukan penyesuaian takaran

    insulin.

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    8/17

    Catat berat badan pasien dan asupan serta haluaran cairan dengan cepatcermat karena pasien pasien ini dapat mengalami deplesi volume. Sampai

    timbul efek mineralokortikoid, berikan cairan secara paksa untuk

    menggantikan kehilangan cairan yang berlebihan.

    Untuk menangani pasien yang mendapatkan terapi sulih steroid:

    a. Atur diet yang mempertahankan keseimbangan natrium dan kalium.b. Jika pasien mengalami anoreksia, anjurkan makan enam kali sehari dalam

    porsi kecil untuk meningkatkan asupan kalori. Minta ahli diet agar

    mengatur penyediaan makanan yang tinggi protein dan tinggi karbohidrat.

    Sediakan makanan camilan untuk malam hari, yang akan diperlukan bila

    pasien mengalami hipoglikemia.

    c. Amati keadaan pasien yang mendapat terapi steroid untuk mendeteksitanda-tanda cushingoid, seperti retensi cairan di sekitar mata dan wajah.

    Awasi kemungkinan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, khususnya

    jika pasien mendapat preparat mineralokortikoid. Pantau berat badan dan

    cek tekanan darah pasien untuk menilai status cairan tubuhnya. Ingat,

    steroid yang diberikan pada waktu senja atau pada malam hari dapat

    menstimulasi sistem saraf pusat dan menimbulkan insomnia pada sebagian

    pasien. Lakukan pemeriksaan untuk menemukan petekie karena pasien

    penyakit ini mudah mengalami memar.

    d. Jika pasien hanya mendapatkan glukokortikoid, amati kemungkinanhipotensi ortostatik atau abnormalitas elektrolit, yang dapat menunjukkan

    perlunya terapi mineralokortikoid.

    e.

    Jelaskan bahwa diperlukan terapi steroid seumur hidup.f. Ajarkan pasien gejala berlebihan dosis steroid (pembengkakan, kenaikan

    berat badan) dan kekurangan dosis steroid (letargi, lemah).

    g. Beri tahu pasien bahwa dosis obat mungkin perlu ditingkatkan pada saat-saat stress (misalnya, pada saat pasien menderita demam selesma).

    h. Ingatkan bahwa infeksi, cedera, atau pengeluaran keringat yang sangatbanyak pada cuaca panas dapat memicu krisis adrenal.

    i. Ajarkan pasien dan keluarganya cara memberikan suntikan hidrokortison.

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    9/17

    KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

    1. Pengkajian

    Identitas KlienNama:

    Umur:

    Jenis Kelamin:

    Berat badan :

    Alamat:

    Pekerjaan:

    Agama:

    Keluhan UtamaBiasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan mual, muntah,

    anoreksia, dan mudah lelah.

    Riwayat Kesehatana. Riwayat Kesehatan Dahulu

    Meliputi penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya, termasuk

    tuberculosis, kanker, penyakit autoimun, dsb.

    b. Riwayat Kesehatan SekarangKeluhan pasien pada saat ini, misalnya: mual, muntah, anoreksia, dll.

    c. Riwayat Kesehatan KeluargaDapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat

    diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang

    terdapat dalam keluarga.

    Pemeriksaan Fisika. Aktivitas / istirahat

    Gejala : Lelah, nyeri/ kelemahan pada otot (terjadi perburukansetiap hari. Tidak mampu beraktivitas atau bekerja

    Tanda : Peningkatan denyut jantung atau denyut nadi padaaktivitas yang minimal. Penurunan kekuatan dan rentang gerak

    sendi, depresi, gangguan konsentrasi, letargi

    b.

    Sirkulasi

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    10/17

    Tanda : Hipotensi termasuk hipotensi postural, takikardi, disritmia,suara jantung melemah, nadi perifer melemah, pengisian kapiler

    memanjang, ekstremitas dingin, sianosis, dan pucat

    c. Integritas ego Gejala : adanya riwayat riwayat factor stress yang baru dialami,

    termasuk sakit fisik atau pembedahan. Perubahan gaya hidup.

    Ketidakmampuan mengatasi stress.

    Tanda : Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabild. Eliminasi

    Gejala : diare, sampai adanya konstipasi, kram abdomen,perubahan frekuensi dan karakteristik urin

    Tanda : Diuresis yang diikuti oliguriae. Makanan atau cairan

    Gejala : Anoreksia berat, mual, muntah, kekurangan zat garam, BBmenurun dengan cepat

    Tanda : Turgor kulit jelek, membrane mukosa keringf. Neurosensori

    Gejala : Pusing, sinkope, gemetar kelemahan otot, kesemutan Tanda : disorientasi terhadap waktu, tempat, ruang (karena kadar

    natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka rangsangan,cemas,

    koma (dalam keadaan krisis)

    g. Nyeri/ kenyamanan Gejala : Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, Nyeri tulang

    belakang, abdomen, ekstrimitas (pada keadaan krisis)

    h. Pernapasan Gejala : Dipsnea Tanda : Pernapasan meningkat, takipnea, suara nafas: krekels,

    ronkhi pada keadaan infeksi.

    i. Keamanan Gejala : tidak toleran terhadap panas, cuaca udara panas

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    11/17

    Tanda : Hiperpigmentasi kulit (coklat kehitaman karena terkenasinar matahari) menyeluruh atau berbintik bintik. Peningkatan

    suhu, demam yang diikuti dengan hipotermi (keadaan krisis).

    j. Seksualitas Gejala : Adanya riwayat menopause dini, amenore. Hilangnya

    tanda tanda seks sekunder (berkurangnya rambut rambut pada

    tubuh terutama pada wanita). Hilangnya libido.

    2. DIAGNOSA KEPERAWATAN1) Resiko Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan

    cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena

    kekurangan aldosteron)

    2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat(mual, muntah, anoreksia), defisiensi glukokortikoid

    3) Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik.4) Perubahan proses pikir b/d penurunan kadar natrium (hipotremia),

    penurunan kadar glukosa (hipoglikemia), gangguan keseimbangan asam

    basa

    5) Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan.3. Intervensi

    No. DIAGNOSA NOC NIC

    1. Resiko

    kekurangan

    volume cairan

    dan elektrolit

    b.d

    Keseimbangan

    cairan dan

    elektrolit

    1. Manajemen elektrolit Identifikasi

    kemungkinan penyebab

    dari ketidakseimbangan

    elektrolit.

    Monitor mual danmuntah.

    Sediakan diet yangsesuai untuk

    ketidakseimbangan

    elektrolit pasien.

    2.Manajemen cairan

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    12/17

    Berikan cairan. Monitor tanda dan

    gejala retensi cairan.

    3. Monitor cairan Tentukan kemungkinan

    faktor risiko

    ketidakseimbangan

    cairan.

    Monitor berat. Monitor intake dan

    output.

    2. Nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    tubuh b.d

    Status nutrisi

    Kriteria hasil :

    - Adanyapeningkatan BB

    sesuai dengan

    tujuan

    - BB ideal sesuaidengan tinggi

    badan

    - Mampumengidentifikasi

    kebutuhan

    nutrisi- Tidak ada tanda

    tanda

    malnutrisi

    - Tidak terjadipenurunan BB

    yang berarti

    1.Monitor nutrisiTimbang berat badan

    pasien

    Monitor adanyapenuruna berat badan

    pasien

    Monitor turgor kulitMonitor makanan

    kesukaan

    Monitor kalori danintake nutrisi

    Banyak makan(sedikit,tapi sering), banyak

    minum, buah

    2.Nutrition manajementKaji adanya alergi

    makanan

    Monitor jumlah nutrisidan kandungan kalori

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    13/17

    Berikan kalori tentangkebutuhan nutrisi

    Anjurkan pasien untukmeningkatkan intake Fe

    Anjurkan pasien untukmeningkatkan protein

    dan vitamin C

    Berikan subsatansi gulaYakinkan diet yang

    dimakan mengandung

    tinggi serat untuk

    mencegah konstipasi

    Kaji kemampuan pasienuntuk mendapatkan

    kebutuhan yang

    dibutuhkan

    Kolaborasi : kolaborasidengan ahli gizi untuk

    menentukan jumlah

    kalori dan nutrisi yang

    dibutuhkan

    3. Intoleransi

    aktivitas b.d

    Activity tolerance

    Kriteria hasil :

    - Berpartisipasidalam aktivitas

    fisik tanpa

    disertaipenignka

    tan TD, nadi dan

    RR

    -Mampu

    1.Energy managementObservasi adanya

    pembatasan klien dalammelakukan aktivitas

    Kaji adanya faktor yangmenyebabkan kelelahan

    Monitor nutrisi dansumber energy yang

    adekuat

    Monitor pasien akan

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    14/17

    melakukan

    aktivitas sehari

    hari (ADLs)

    secara mandiri

    adanya kelelahan fisik

    dan emosi secara

    berlebihan

    Monitor esponkardiovaksuler terhadap

    aktivitas

    Monitor tidur danlamanya tidur/istirahat

    pasien

    2.Activity therapyBantu klien untuk

    mengidentifikasi

    aktivitas yang mampu

    dilakukan

    Bantu pasien untukmemilih aktivitas

    konsisten yang sesuai

    dengan kemampuan

    fisik, psikologidan

    sosial

    Bantu untukmengidentifikasi dan

    mendapatkan sumber

    yang diperlukan untukaktivitas yang diingikan

    Bantu untukmengidentifikasi

    aktivitas yang disukai

    Bantu pasien/keluargauntuk mengidentifikasi

    kekurangan dalam

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    15/17

    beraktivitas

    Monitor respon fisik,emosi, sosial dan

    spiritual

    Kolaborasi :kolaborasidengan tenaga

    rehabilitasi medic

    dalam merencanakan

    program terapi yang

    tepat

    3. Konseling nutrisi Tegakkan sebuah

    hubungan terapeutik

    berdasarkan

    kepercayaan dan

    respect.

    Diskusi makanankesukaan dan yang

    tidak disukai pasien.

    Bantu pasien untukmenghitung apa

    biasanya yang dimakan

    dalam waktu 24 jam.

    4.

    5. Ansietas b.d

    kondisi

    penyakit

    - Levelkecemasan

    - Kontrolkecemasan diri

    - Konsentrasi- Koping- Level

    hiperaktif

    1. Penurunan kecemasan Sediakan informasi

    faktual perhatian

    diagnosis, perawatan

    dan prognosis.

    Anjurkan keluargauntuk bersama dengan

    pasien.

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    16/17

    Anjurkan verbalisasidari perasaan, persepsi

    dan ketakutan.

    Identifikasi ketika levelkecemasan berubah.

    Intruksikan pasienmenggunakan teknik

    relaksasi.

    2. Koping lingkungan Nilai ketidakpahaman

    pasien tentang proses

    penyakit.

    Nilai dan diskusikanrespon alternative dari

    situasi.

    Bantu pasien dalammembangun nilai

    objektif di keadaan.

    Sediakan informasiterbaru mengenai

    diagnosis, pengobatan

    dan prognosis.

    Nilai aktivitas socialdan komunitas.

  • 5/26/2018 MAKALAH HIPOADRENALISME

    17/17