Makalah Herzberg
Transcript of Makalah Herzberg
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi merupakan bahasan yang tidak pernah habis dibicarakan, baik oleh para ahli,
praktisi, maupun kalangan umum tidak terkecuali dalam Psikologi Industri dan Organisasi
(PIO). Mengapa hal ini penting dalam suatu industri dan organisasi? Alasan yang paling
mendasar adalah bahwa industri dan organisasi bertujuan untuk menghasilkan produksi yang
dihasilkan oleh karyawan sebagai sumber daya utama. Dan ketika bekerja karyawan
dipengaruhi oleh dirinya sendiri maupun lingkungannya. Perilaku karyawan merupakan
fungsi dorongan atau kebutuhan dalam diri karyawan dan kesempatan mereka untuk
memuaskan dorongan atau kebutuhannya tersebut di tempat kerja.
Performa karyawan sebagian ditentukan oleh kesempatan yang diberikan kepada
mereka untuk menunjukkan kemampuan mereka. Jika mereka tidak pernah diberikan
kesempatan untuk menggunakan semua kemampuan mereka, mungkin mereka tidak akan
pernah mendapat keuntungan dari keseluruhan performa mereka. Performa kerja karyawan
juga tergantung pada kemampuan karyawan. Jika keahlian atau talenta mereka kurang untuk
melakukan kerja tertentu, maka performa mereka akan kurang optimal. Dimensi ketiga dari
performa adalah motivasi.
Dalam sebuah industri atau organisasi, pemimpin atau manajer yang belum
berpengalaman sering menyebut karyawan yang terlihat kurang termotivasi sebagai karyawan
yang malas. Ini berdasarkan pemikiran bahwa karyawan tersebut selalu malas atau kurang
termotivasi. Kita sebagai orang yang telah memiliki pengetahuan tentang motivasi, dapat
mengerti bahwa pendapat tersebut kurang tepat. Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan
adalah, apakah mereka benar-benar malas atau ada hal-hal yang membuat mereka tidak
termotivasi untuk melakukan tugas mereka?
Jika dilihat sekilas, ternyata motivasi sangat besar peranannya terhadap kinerja
karyawan untuk menghasilkan suatu performa yang optimal. Selanjutnya kelompok kami
akan mencoba untuk membahas mengenai motivasi khususnya Herzberg’s Motivation-
Hygiene Theory atau Two Factor Theory.
1 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Motivasi Frederick Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang professor dari Case western Reserve University
dan Utah university, kelahiran Lynn-Massachusetts dan menyelesaikan Master dan Phd di
University of Pittsburg, dimana beliau mengklasifiksikan area permasalahan tentang ‘Job
attitudes’ di hampir 2000 tulisan yg d publikasikan antara 1900 – 1955.
Dalam literaturnya Herzberg meformulasikan opini tentang ‘satisfiers’ dan
‘dissatisfiers’, dan dari hipotest yg berjudul Mental Health is Not the Opposite of Mental
Illness., Herrzberg menarik dasar hypothess untuk penelitian study ultimately nya yg di
publikasikan 1959 dengan judul The otivation to Work, dimana penelitin tersebut
menghasilkan teori yg dikenal dengan ‘Motivation –Hygiene’.
Dari dasar penelitian ini juga th 1968 munculah artikel yang sangat boming terjual
jutaan copy yg dipulikasikan oleh Harvard Business Review dengan judul ’one More Time,
How Do You Motivation Your Employees ?
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) mengemukakan teori motivasi berdasar
teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi
dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan
tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk
memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan, dan gaji
yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila faktor-faktor ini 2 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
tidak memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan (Robbins,2001:170). Menurut hasil
penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan
(Hasibuan, 1990 : 176) yaitu :
a. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup
perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu
sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu.
b. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang bersifat
embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan
lain-lain sejenisnya.
c. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi
sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
B. Teori Dua Faktor Herzberg
Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang
dalam organisasi, yaitu :
1. Faktor Yang Menyebabkan Ketidakpuasan (Hygiene/Maintenance)
Faktor Hygiene tidak berhubungan langsung dengan kepuasan suatu pekerjaan, tetapi
berhubungan langsung dengan timbulnya suatu ketidakpuasan kerja ( Dissatiesfier). Sehingga
faktor hygiene tidak dapat digunakan sebagai alat motivasi tapi lebih kepada menciptakan
kondisi yang mencegah tibulnya ketidakpuasan.
Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya
(faktor ekstrinsik). Faktor-faktor dalam hygiene ialah :
a. gaji, upah dan tunjangan lainnya
b. kebijakan perusahaan dan administrasi
c. Hubungan baik antar-pribadi
d. Kualitas pengawasan
e. Keamanan pekerjaan
f. Kondisi kerja
g. keseimbangan kerja dan hidup
2. Faktor-Faktor Penyebab Kepuasan Kerja (Motivator)
3 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
Faktor motivator adalah faktor-faktor yang langsung berhubungan dengan isi
pekerjaan (Job Content) atau faktor-faktor intrinsik. Faktor motivator memotivasi seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb.
Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan;
berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk di
sini adalah:
a. Working condition (kondisi kerja)
b. Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)
c. Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya)
d. Supervision technical (teknik pengawasan)
e. Job security (perasaan aman dalam bekerja)
Menurut Herzberg (1959), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan mengurangi atau
menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karena ini
bukan sumber kepuasan kerja. Prinsip dasar dari dinamika faktor ini adalah sebagai berikut:
a. Hygiene factor dapat mencegah atau membatasi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak
dapat memperbaiki kepuasan kerja.
b. Perbaikan dalam motivator factor dapat mencegah kepuasan kerja, tetapi tidak dapat
mencapai ketidakpuasan kerja
C. Penerapan Teori Dua Faktor Herzberg Dalam Organisasi
Dalam kehidupan organisasi, pemahaman terhadap motivasi bagi setiap pemimpin
sangat penting artinya, namun motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit. Hal ini
dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994 : 173) sebagai berikut :
a. Motivasi sebagai suatu yang penting (important subject) karena peran pemimpin itu
sendiri kaitannya dengan bawahan. Setiap pemimpin tidak boleh tidak harus bekerja
bersama-sama dan melalui orang lain atau bawahan, untuk itu diperlukan kemampuan
memberikan motivasi kepada bawahan.
b. Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri tidak
bisa diamati dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur motivasi
4 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku bawahan. Disamping itu juga disebabkan
adanya teori motivasi yang berbeda satu sama lain.
Untuk memahami motivasi karyawan digunakan teori motivasi dua arah yang
dikemukakan oleh Herzberg:
Pertama, teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk
karyawan atau pegawai pemerintahan di tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi
Maslow misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya.
Kedua, teori Herzberg lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya
mengenai hubungan antara kebutuhan dengan performa pekerjaan. Teori ini dikemukakan
oleh Frederick Herzberg tahun 1966 yang merupakan pengembangan dari teori hirarki
kebutuhan menurut Maslow.
Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan organisasi dalam
memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow,
khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dalam performa pekerjaan. Kedua,
kerangka ini membangkitkan model aplikasi, pemerkayaan pekerjaan (Leidecker and Hall
dalam Timpe, 1999 : 13).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap akuntan dan ahli teknik Amerika Serikat dari
berbagai Industri, Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor (Cushway and Lodge,
1995 : 138). Menurut teori ini ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan
seseorang, yaitu faktor pemuas (motivation factor) yang disebut juga dengan satisfier atau
intrinsic motivation dan faktor kesehatan (hygienes) yang juga disebut disatisfier atau
ekstrinsic motivation.
Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi
yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang,
dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari
organisasi tempatnya bekerja.
Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang
memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan inovasinya, bekerja dengan tingkat otonomi
yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak terutama dikaitkan
dengan perolehan hal-hal yang bersifat materi. Sebaliknya, mereka yang lebih terdorong oleh
faktor-faktor ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh organisasi kepada
5 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
mereka dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari
organisasi (dalam Sondang, 2002 : 107).
Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg adalah: pekerjaan itu
sendiri (the work it self), prestasi yang diraih (achievement), peluang untuk maju
(advancement), pengakuan orang lain (ricognition), tanggung jawab (responsible).
Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor tidak akan mendorong minat para
pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak dapat
memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak
menyenangkan, faktor-faktor itu dapat menjadi sumber ketidakpuasan potensial (Cushway &
Lodge, 1995 : 139).
Sedangkan faktor motivation/intrinsic factor merupakan faktor yang mendorong
semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan tingkat
tinggi (faktor motivasi) lebih memungkinkan seseorang untuk berforma tinggi daripada
pemuasan kebutuhan lebih rendah (hygienis) (Leidecker & Hall dalam Timpe, 1999 : 13).
Dari teori Herzberg tersebut, uang/gaji tidak dimasukkan sebagai faktor motivasi dan
ini mendapat kritikan oleh para ahli. Pekerjaan kerah biru sering kali dilakukan oleh mereka
bukan karena faktor intrinsik yang mereka peroleh dari pekerjaan itu, tetapi kerena pekerjaan
itu dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka (Cushway & Lodge, 1995 : 139).Phyrman
D. Kelebihan Teori Herzberg
Kelebihan teori dua faktor yang dikemukakan Frederick Herzberg :
a. Teori Herzberg telah dibaca secara luas dan hanya sedikit manajer yang tidak familiar
dengan rekomendasi – rekomendasinya..
b. Banyak penerapan dari teori Herzberg yang berhasil.
c. Penelitian yang dilakukan Herzberg banyak dikembangkan dan berhasil.
d. Dalam teori Herzberg sangat benar – benar memperhatikan karyawan sehingga dapat
diketahui dengan benar kondisi karyawan.
E. Kritik Terhadap Teori Herzberg
6 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
Kritik terhadap teori dua factor oleh Frederick Herzberg :
a. Prosedur yang digunakan Herzberg terbatasi oleh metodologinya. Bila semuanya
berlangsung baik, orang cenderung menganggap itu berkat diri mereka. Sebaliknya,
mereka menyalahkan lingkungan luar jika terjadi kegagalan.
b. Keandalan metodologi Herzberg dipertanyakan. Karena penilai harus melakukan
penafsiran, mungkin mereka dapat mencemari penemuan dengan menafsirkanrespon
tertentu dengan cara tertentu namun di sisi lain memperlakukan respon lain dengan cara
yang berbeda.
c. Tidak digunakannya ukuran total kepuasan apapun. Dengan kata lain, seseorang dapat
tidak menyukai bagian dari pekerjaannya, masih berpikir bagwa pekerjaan itu dapat
diterimanya.
d. Teori itu tidak konsisten ddengan riset sebelumnya. Teori dua factor mengabaikan
variable – variable situasi.
e. Herzberg mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitas. Tetapi,
metodologi riset yang dia gunakan hanya memandang ke kepuasan, bukan produktivitas.
Untuk membuat agar riset semacam itu relevan, kita harus mengasumsikan hubungan
yang kuat antara kepuasan dan produkyivitas.
Terlepas dari kritikan – kritikan tersebut, teori Herzberg terkenal dan hanya beberapa
manajer tidak mengenal rekomendasi – rekomendasinya. Kepopularitasan teori Herzberg
selama lebih dari 30 tahun tersebut membuat para karyawan mempunyai tanggung jawab
yang besar dalam merencanakan dan mengontrol pekerjaan mereka dapat memungkinkan
diatribusikan dengan luas untuk menemukan dan merekomendasikan teori herzberg
(Robbin;2008).
Dari semua isi teori yang tersedia, dapat diyakini bahwa yang paling banyak dikritisi
adalah teori Herzberg. Beberapa jumlah respon dari ini adalah, pertama, teori ini awalnya
berdasar dari akuntan dan insinyur America. Kritiknya adalah mempertanyakan apakah
sampel yang digunakan dapat diperanggungjawabkan untuk menggeneralisasikan kelompok
pekerjaan lain dan berbagai negara lainnya. Teknology, lingkungan dan latar belakang dari
kelompok pekerjaan yang jelas berbeda dari kelompok pekerjaan mereka adalah seperti,
perawat, sales, programmer, pegawai, pramuniaga, dan polisi atau kelompok pekerjaan
lainnya.
7 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
Kedua, beberapa peneliti meyakini bahwa teori Herzberg sangat menyederhanakan
job satisfaction., yang mengarah pada asumsi bahwa manager dapat dengan mudah merubah
hygiene factor atau satisfier dan dengan demikian menghasilkan job satisfaction. Pernyataan
ini tidak akurat untuk menunjukkan kompleksitas dan susahnya motivasi serta job satisfaction
dalam memanipulasi situasi kerja.
Kritik lain berfokus pada metodologi teori Herzberg, karena hal itu memerlukan orang
- orang untuk melihat kembali diri mereka sendiri. Dapatkah orang-orang sadar akan apa
yang membuat mereka termotivasi atau tidak terpuaskan? Kritikan ini meyakini bahwa faktor
ketidaksadaran tidak diidentifikasikan dalam analisa teori Herzberg.
Ketika bukti yang tersedia ditinjau kembali, sangat mengejutkan bahwa teori
Herzberg berlawanan dengan pengetesan waktu itu. Two-factor theory tidak disebutkan oleh
banyak peneliti akademis, tetap populer dengan manager, yang melanjutkan diskusi dari teori
dan mencoba untuk meningkatkan motivasi yang oleh Hrezber dikatakan sebagai motivator.
Teorinya menyebutkan faktor pekerjaan yang spesifik yaitu bahwa manager dapat bekerja
dengan menciptakan suasana yang motivasional. Teori Herzberg menyebutkan dengan jelas
mengenai perbedaan dalam perspektif yang diadakan oleh praktisi manager dan akademis.
BAB III
PENUTUP
8 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
A. Kesimpulan
Two-factor theory dari Herzberg merupakan teori motivasi yang menaruh perhatian
pada dua faktor yang berhubungan dengan kepuasan yaitu hygiene factors yang rangkaiannya
terdiri dari company policy and administration, supervision, interpersonal relations, working
conditions dan salary. Hygiene factor menyusun hasil pekerjaan yang merupakan ekstrinsik
terhadap pekerjaan yang sebenarnya yang karyawan lakukan. Sedangkan motivator factor
merupakan hasil intrinsik seperti achievement, recognition, and responsibility.
Herzberg memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan yang sebelumnya. Ia
mengatakan bahwa jika tidak munculnya faktor-faktor yang membuat satisfaction tidak akan
membuat orang akan mengalami dissatisfaction. Namun yang ia kemukakan adalah bahwa
dua faktor hasil tersebut satisfaction dan dissatisfaction dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berbeda. Herzberg mengatakan bahwa lawan dari satisfaction adalah no satisfaction dan
lawan dari dissatisfaction adalah no dissatisfaction. Konsep lain yang dikemukakan olehnya
adalah Hygiene factor dapat juga disebut dengan ketidakpuasan kerja, hal ini akan
meninggalkan perasaan dissatisfaction pada diri individu. Sementara proses yang lainnya
adalah motivator factor yang dapat membawa satisfaction.
Penelitian mengenai motivasi yang dilakukan sebelum Herzberg, mengemukakan
bahwa job satisfaction sebagai sebuah konsep satu dimensi. Yang mana mereka
menempatkan job satisfaction pada satu ujung dari kontinum dan job satisfaction pada ujung
yang satu lagi. Jika sebuah kondisi kerja menyebabkan job dissatisfaction, menghilangkan
itu akan menyebabkan job satisfaction. Model Herzberg secara mendasar mengasumsikan
bahwa job satisfaction bukanlah suatu konsep uni-dimensional. Penelitiannya mengarah pada
suatu kesimpulan bahwa dibutuhkan dua kontinum untuk menginterpretasi job satisfaction
secara tepat.
Meskipun two-factor theory Herzberg ini banyak mendapatkan kritik dari para ahli
tetapi bagaimanapun juga teori ini banyak diterapkan dalam industri. Motivator-hygiene
factor digunakan di tempat kerja untuk mendeksripsikan bagaimana keinginan individu dari
pekerjaannya. Selain itu Herzberg juga memberikan kontribusi dalam memberikan gambaran
betapa pentingnya faktor job content dalam motivasi kerja yang sebelumnya ditolak dan
sering diabaikan. Teknik job design dalam job enrichment merupakan salah satu kontribusi
dari Herzberg.
9 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2033861-teori-teori-motivasi/
10 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090330215936AAcMnDN
http://wahyumirza.blogspot.com/2011/03/teori-herzberg-dan-teori-maslow.html
http://wahyumirza.blogspot.com/2011/03/teori-herzberg-dan-teori-maslow.html
http://fuhrend.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-teori-dua-faktor.html
11 | P a g e
Makalah Teori Dua Faktor HerzbergKelompok !