Makalah HAM Presti

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara di dunia yang menerapkan sistem politik demokrasi. Demokrasi di Indonesia ini, mempunyai sebuah slogan yang cukup singkat, akan tetapi mempunyai makna yang cukup dalam. Slogan yang dimaksud adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Bercermin dari slogan tersebut, dapatlah kita ketahui bahwa demokrasi yang diterapkan di Indonesia ini adalah demokrasi keterwakilan, yang mana salah satu contoh pengejawantahan daripada demokrasi ini adalah adanya pesta demokrasi, yaitu Pemilihan Umum (Pemilu). Salah satu pemilu yang krusial atau penting dalam katatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen, yang biasa kita kenal dengan sebutan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Dalam pemilu ini, rakyat dapat mencalonkan dirinya untuk menjadi peserta pemilu tersebut sesuai dengan ketentuan yang ada. Kemudian daripada itu, yang berperan dalam hal memilih, juga rakyat. Rakyatlah yang memilih para wakilnya yang akan duduk dalam parlemen. Setelah terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen tersebut pada hakikatnya adalah bekerja untuk rakyat 1

Transcript of Makalah HAM Presti

Page 1: Makalah HAM Presti

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara di dunia yang menerapkan sistem

politik demokrasi. Demokrasi di Indonesia ini, mempunyai sebuah slogan

yang cukup singkat, akan tetapi mempunyai makna yang cukup dalam. Slogan

yang dimaksud adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Bercermin

dari slogan tersebut, dapatlah kita ketahui bahwa demokrasi yang diterapkan

di Indonesia ini adalah demokrasi keterwakilan, yang mana salah satu contoh

pengejawantahan daripada demokrasi ini adalah adanya pesta demokrasi, yaitu

Pemilihan Umum (Pemilu). Salah satu pemilu yang krusial atau penting dalam

katatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil rakyat yang

akan duduk dalam parlemen, yang biasa kita kenal dengan sebutan Pemilihan

Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Dalam pemilu ini, rakyat dapat

mencalonkan dirinya untuk menjadi peserta pemilu tersebut sesuai dengan

ketentuan yang ada. Kemudian daripada itu, yang berperan dalam hal memilih,

juga rakyat. Rakyatlah yang memilih para wakilnya yang akan duduk dalam

parlemen. Setelah terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen tersebut

pada hakikatnya adalah bekerja untuk rakyat secara menyeluruh. Itulah yang

dinamakan dengan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Akan tetapi, dewasa ini tidak sedikit para anggota parlemen yang

“melupakan” rakyatnya ketika mereka telah duduk enak di kursi “empuk”.

Mereka sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing, mengutamakan

kepentingan golongan, dan berpikir bagaimana caranya mengembalikan modal

mereka ketika kampanye. Fenomena ini sudah tidak aneh lagi bagi bangsa

Indonesia. Para elite politik saat ini, sudah tidak lagi pada bingkai kesatuan,

akan tetapi berada pada bingkai kekuasaan yang melingkarinya. Seperti

misalnya, adanya sengketa hasil pemilu, black campaign ketika kampanye dan

sebagainya, yang penting bisa mendapatkan kekuasaan. Semboyan Bhinneka

Tunggal Ika pun telah luntur dalam dirinya. Ini hanya sebagai refresh, karena

yang akan dibahas bukan mengenai masalah ini.

1

Page 2: Makalah HAM Presti

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa

dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan

dilinungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan

serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dari definisi diatas, telah

jelas bahwa salah satu ketentuan pasal dalam UU tersebut, telah melanggar

HAM.1

Singkatnya, jika kita merujuk pada pengertian HAM di atas, serta

merujuk pada UUD 1945, dapat dikatakan bahwa ketentuan pasal dalam UU

No. 12 tahun 2003 telah melanggar HAM, khususnya dalam bidang politik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hak pilih pasif warga negara dalam sudut pandang HAM?

2. Apa pengertian dari HAM?

3. Bagaimana perkembangan HAM?

4. Apa saja macam-macam dari HAM?

5. Bagaimana pelaksanaan HAM dalam Islam?

6. Bagaimana bentuk dari pelanggaran HAM dan pengadilan HAM?

7. Bagaimana HAM di Indonesia?

C. Tujuan

1. Mengetahui hak pilih pasif warga negara dalam sudut pandang HAM

2. Mengetahui pengertian dari HAM

3. Memahami perkembangan HAM

4. Mengetahui macam-macam HAM

5. Memahami pelaksanaan HAM di Indonesia

6. Mengetahui bentuk pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM

7. Mengetahui HAM di Indonesia

1 Pasal 1 angka 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM.

2

Page 3: Makalah HAM Presti

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hak Pilih Pasif Warga Negara dalam Sudut Pandang HAM

Secara umum, seperti yang telah ditulis sebelumnya, yang dimaksud

dengan Hak Asasi Manusia berdasarkan UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM

adalah, seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya

yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilinungi oleh Negara, hukum,

pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan

martabat manusia. Disini dapat kita lihat bahwa, inti daripada HAM itu sendiri

adalah hak mendasar (fundamental) yang tidak boleh dikurangi sedikitpun.

Lalu dimana letak hak pilih pasif (hak dipilih) warga Negara?

Hak pilih pasif adalah salah satu contoh hak konstitusional warga

Negara dalam bidang politik yang juga merupakan bagian daripada HAM.

Jadi, hak pilih pasif seorang warga Negara, sudah seharusnya untuk dihormati,

dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum dan pemerintah.

Mengenai perlindungan hak pilih pasif itu juga, telah diatur dan dilindungi

oleh UUD 1945 negara Republik Indonsia, yaitu pada ketentuan pasal 28C

ayat (2) , pasal 28D ayat (1) , pasal 28D ayat (3) , pasal 28I ayat (2) .

Di samping UUD 1945 yang mengatur tentang perlindungan hak pilih

pasif tersebut, article 21 Universal Declaration of Human Rights tahun 1948,

juga mengatur tentang hal tersebut. Article 21 berbunyi : everyone has the

right to take part in the government of his country, directly or through freely

chosen representatives. The will of the people shall be the basis of the

authority of government; this will shall be expressed in periodic and genuine

elections which shall be by universal and equal suffrage and shall be held by

secret vote or by equivalent free voting procedures. Dengan demikian jelas

bahwa dalam suatu masyarakat demokratis, yang telah diterima secara

universal oleh bangsa-bangsa beradab, hak atas partisipasi politik adalah suatu

hak asasi manusia, yang dilakukan melalui pemilu yang jujur sebagai

manifestasi dari kehendak rakyat yang menjadi dasar dari otoritas pemerintah.

3

Page 4: Makalah HAM Presti

Jadi, berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan diatas, ketentuan

pasal suatu peraturan perundang-undangan yang melarang bagi eks tapol

mempergunakan hak pilih pasifnya dalam pemilu, telah melanggar Hak Asasi

Manusia (HAM).

B. Pengertian Hak Asasi Manusia

Menurut Teaching Human Rights yang diterbitkan oleh Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB), hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang

melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup

sebagai manusia. Hak hidup, misalnya, adalah klaim untuk memperoleh dan

melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup. Tanpa

hak tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang.

Senada dengan pengertian HAM di atas adalah pernyataan awal hak

asasi manusia yang dikemukakan oleh John Locke. Menurut John Locke, hak

asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang

Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Karena sifatnya yang

demikian, maka tidak ada kekuasaan apapun di dunia ini yang dapat mencabut

hak asasi setiap manusia.HAM adalah hak dasar yang dibawa manusia sejak

lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa; bukan pemberian manusia atau

lembaga kekuasaan.

Hak asasi manusia ini tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia. Menurut UU ini, hak asasi manusia adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai

makhluk Tuhan dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap

orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.2

Berikut ini pengertian HAM menurut beberapa ahli:

1. Prof. Dr Dardji darmodiharjo, sh

HAM adalah hak-hak dasar / pokok yang dibawa manusia sejak lahir

sebagaianugrahtuhan yang maha esa.

2. Laboratorium pancasila IKIP Malang.

2 Agus Purwanto. Pendidikan Kewarganegaraan. 2001. Halm. 42

4

Page 5: Makalah HAM Presti

HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan

ciptaan TuhanYang Maha Esa.

3. Prof. Mr. Kuntjono Purbo Pranoto.

HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang

tidakdipisahkan hakikatnya.

C. Perkembangan Hak Asasi Manusia

1. Periode sebelum kemerdekaan

Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat

dijumpai dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakan nasional,

seperti Boedi Oetomo (1908), Serikat Islam (1911), Indische Partij (1912),

Partai Komunis Indonesia (1920), Perhimpunan Indonesia (1925), dan

Partai Nasional Indonesia (1927). Lahirnya organisasi pergerakan nasional

itu tidak bisa dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan

oleh penguasa colonial, penjajahan, dan pemerasan hak-hak masyarakat

terjajah. Puncak perdebatan HAM dilontarkan oleh para tokoh pergerakan

nasional seperti, Soekarno, Agus Salim, Mohammad Natsir, Mohammad

Yamin, K.H. Mas Mansyur, K.H. Wachid Hasyim, Mr. Maramis, terjadi

dalam siding-sidang BPUPKI. Dalam sidang BPUPKI tersebut para tokoh

nasional berdebat dan berunding merumuskan dasar-dasar ketatanegaraan

dan kelengkapan Negara yang menjamin hak dan kewajiban Negara dan

warga Negara dalam Negara yang hendak diproklamirkan.

Dalam sejarah pemikiran HAM di Indonesia, Boedi Oetomo

mewakili organisasi pergerakan nasional mula-mula yang menyuarakan

kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang

ditujukan pada pemerintah colonial maupun lewat tulisan di surat kabar.

Inti dari perjuangan Boedi Oetomo adalah perjuangan akan kebebasan

berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui organisasi massa dan

konsep perwakilan rakyat.

Diskursus HAM terjadi pula dikalangan tokoh pergerakan Serikat

Islam seperti Tjokro Aminoto, H. Samanhudi, Agus Salim.Mereka

menyuarakan pentingnya usaha-usaha untuk memperoleh kehidupan yang

5

Page 6: Makalah HAM Presti

layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial yang dilakukan

pemerintah colonial.Berbeda dengan pemikiran HAM di kalangan tokoh

nasionalis sekuler, para tokoh SI mendasari perjuangan pergerakannya

pada prinsip-prinsip HAM dalam ajaran Iaslam.

2. Periode setelah kemerdekaan

a) Periode 1945-1950

Sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada:

1. Bidang sipil dan politik:

- UUD 1945 (Pembukaan, pasal 26-30, penjelasan pasal 24 dan

25)

- Maklumat Pemerintah 1 November 1945

- Maklumat Pemerintah 3 November 1945

- Maklumat pemerintah 14 November 1945

- KRIS, khususnya bab V, pasal 7-33

- KUHP pasal 99

2. Bidang ekonomi, social, dan budaya:

- UUD 1945 (Pasal 27, 31, 33, 34, penjelasan pasal 31-32)

- KRIS pasal 36-40

b) Periode 1950-1959

Menurut catatan Bagir Manan, masa gemilang sejarah HAM

Indonesia pada masa ini tercermin pada lima indicator HAM:

- Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideology

- Adanya kebebasan pers

- Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan demokratis

- Control parlemen atas eksekutif

- Perdebatan HAM secara bebas dan demokratis

c) Periode 1959-1966

Periode ini merupakan masa berakhirnya Demokrasi Liberal,

digantikan oleh system demokrasi terpimpin yang terpusat pada

kekuasaan Presiden Soekarno.Melalui system demokrasi terpimpin

kekuasaan terpusat di tangan presiden.Presiden tidak dapat dikontrol

oleh parlemen, sebaliknya parlemen dikendalikan oleh

6

Page 7: Makalah HAM Presti

presiden.Kekuasaan presiden bersifat absolut, bahkan dinobatkan

sebagai Presiden RI seumur hidup.Akibat langsung dari model

pemerintahan yang sngat individual ini adalah pemasungan hak-hak

asasi warga Negara.Semua pandangan politik masyarakat diarahkan

harus sejalan dengan kebijakan pemerintah yang otoriter. Dalam dunia

seni misalnya, atas nama revolusi pemerintahan Presiden Soekarno

menjadi lembaga kebudayaan rakyat yang berafilasi kepada PKI

sebagai satu-satunya lembaga seni yang diakui. Sebaliknya lembaga

selain Lekra dianggap anti pemerintah atau kontra-revolusi.

d) Periode 1966-1998

Diantara butir penolakan pemerintah Orde Baru terhadap konsep

universal HAM adalah:

- HAM adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan

nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila

- Bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM

sebagaimana tertuang dalam rumusan UUD 1945 yang lahir lebih

dulu dibandingkan dengan Deklarasi Universal HAM

- Isu HAM sering kali digunakan oleh Negara-negara barat untuk

memojokkan Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

e) Periode pasca orde baru

Kesungguhan pemerintahan B.J. Habibie dalam perbaikan

pelaksanaan HAM ditunjukkandengan pencanangan program HAM

yang dikenal dengan istilah Rencana Aksi Nasional HAM, pada

Agustus 1998. Agenda HAM ini bersandarkan pada empat pilar, yaitu:

(1) Persiapan pengesahan perangkat Internasional di bidang HAM; (2)

Dimensi informasi dan pendidikan bidang HAM; (3) Penentuan skala

prioritas pelaksanaan HAM; (4) Pelaksanaan isi perangkat

Internasional di bidang HAM yang telah diratifikasi melalui

perundang-undangan nasional.

Komitmen pemerintah terhadap penegakan HAM juga

ditunjukkan dengan pengesahan UU tentang HAM, pembentukan

Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian digabung dengan

7

Page 8: Makalah HAM Presti

Departemen Hukum dan Perundang-undanganmenjadi Departemen

Kehakiman dan HAM, penambahan pasal-pasal khusus tentang HAM

dalam Amandemen UUD 1945, penerbitan inpres tentang

pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional, pengesahan

UU tentang pengadilan HAM. Pada tahun 2001, Indonesia juga

menandatangani dua protocol hak anak, yakni protocol yang terkait

dengan larangan perdagangan, prostitusi,dan pornografi anak.

Menyusul kemudian, pada tahun yang sama pemerintah membuat

beberapa pengesahan UU di antaranya tentang perlindungan anak,

pengesahan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, dan

penerbitan keppres tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) HAM

Indonesia tahun 2004-2009.3

D. Macam-macam Hak Asasi Manusia

Menurut Deklarasi Universal Ham (DUHAM), terdapat (5) jenis hak

asasi yang dimiliki oleh setiap individu: hak personal (hak jaminan kebutuhan

pribadi); hak legal (hak jaminan perlindungan hukum); hak sipil dan politik;

hak subsistensi (hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang

kehidupan); dan hak ekonomi, sosial, dan budaya.

Menurut Pasal 3-21 DUHAM, hak personal, hak legal, hak sipil, dan

politik meliputi:4

1. Hak untuk hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi.2. Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan.3. Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukuman yang kejam,

tak berperikemanusiaan ataupun merendahkan derajat kemanusiaan.4. Hak untuk memperoleh pengakuan hukum dimana saja secara pribadi.5. Hak untuk pengampunan hukum secara efektif.6. Hak bebas dari penangkapan, penahanan, atau pembuangan yang

sewenang-wenang.7. Hak untuk peradilan yang independen dan tidak memihak.8. Hak untuk praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah.9. Hak bebas dari campur tangan yang sewenag-wenang terhadap kekuasaan

pribadi, keluarga, tempat tinggal, maupun surat-surat.10. Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik.

3 http://excellent165.blogspot.com/2013/11/makalah-hak-asasi-manusia-ham.html

4 Jimly Assadiqhi. Pengantar Ilmu hokum Tata Negara, Jakarta. 2010. Halm. 52

8

Page 9: Makalah HAM Presti

11. Hak atas perlindungan hukum terhadap serangan semacam itu.12. Hak bergerak.13. Hak memperoleh suaka.14. Hak atas satu kebangsaan.15. Hak untuk menikah dan membentuk keluarga.16. Hak untuk mempunyai hak milik.17. Hak bebas berpikir, berkesadaran, dan beragama.18. Hak bebas berpikir dan menyatakan pendapat.19. Hak untuk menghimpun dan berserikat.20. Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan dan hak atas akses yang

sama terhadap pelayanan masyarakat.21.Adapun hak susistansi, hak ekonomi, sosial, dan budaya meliputi:

1. Hak atas jaminan sosial.2. Hak untuk bekerja.3. Hak atas hasil kerja.4. Hak bergabung dan berserikat.5. Hak atas istirahat.6. Hak hidup dan kesehatan yang layak.7. Hak pendidikan.8. Hak berpartisipasi dalam kehidupan yang berkenudayaan.

E. Pelaksanaan HAM dalam Islam

Islam adalah agama universal yang mengajarkan keadilan bagi semua

manusia tanpa pandang bulu.Sebagai agama kemanusiaan Islam meletakkan

manusia pada posisi yang sangat mulia.Manusia digambarkan oleh Al-Qr’an

sebagai makhluk yang paling sempurna dan harus dimuliakan. Bersandar dari

pandangan kitab suci ini, perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi

manusia dalam islam tidak lain merupakan tuntutan dari ajaran islam yang

wajib dilakukan oleh setiap pemeluknya. Dalam Islam, sebagaimana

dinyatakan oleh Abu A’la al-Maududi, HAM adalah hak kodrati yang

dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia dan tidak dapat dicabut

atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apa pun. Hak-hak yang diberikan

Allah itu bersifat permanen dan kekal.

Wacana HAM bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah peradaban

islam. Para ahli mengatakan wacana HAM dalam islam jauh lebih awal

dibandingkan dengan konsep HAM yang muncul di barat. Terdapat tiga

bentuk HAM dalam Islam.Pertama, hak dasar (hak daruri), sesuatu dianggap

hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia

9

Page 10: Makalah HAM Presti

sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya.Bahkan hilang harkat

kemanusiaanya.Contoh sederhana hak ini diantaranya adalah hak untuk hidup,

ha katas keamanan, dan hak untuk memiliki harta benda.Kedua, hak sekunder,

yakni hak-hak yang apabila tidak dipenuhi akan berakibat pada hilangnya hak-

hak dasarnya sebagai manusia. Misalnya, jika seseorang kehilangan haknya

untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan berakibat

hilangnya hak hidup. Ketiga, hak tersier, yakni hak yang tingkatannya lebih

rendah dari hak primer dan sekunder.

Konsep Islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama Islam ,

Al-Qur’an dan hadits. Sedangkan implementasi HAM dapat dirujuk pada

praktik kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad SAW., yang dikenal dengan

sebutan sunnah (tradisi) Nabi Muhammad. Tonggak sejarah peradaban islam

sebagai agama HAM adalah lahirnay deklarasi Nabi Muhammad di Madinah

yang biasa dikenal dengan Piagam Madinah.

Terdapat 2 prinsip pokok HAM dalam Piagam Madinah.Pertama, semua

pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku

bangsa.Kedua, hubungan antar komunitas muslim dengan nonmuslim

didasarkan pada prinsip-prinsip:

1. Berinteraksi secara baik dengan sesame tengga

2. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama

3. Membela mereka yang teraniaya

4. Saling menasehati

5. Menghormati kebebasan beragama

Pandangan inklusif kemanusiaan Piagam Madinah kemudian menjadi

semangat deklarasi HAM Islam di Kairo, deklarasi ini dikenal dengan nama

Deklarasi Kairo yang lahir pada 5 Agustus 1990. Selain sebagai agama yang

sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan gender dan kebebasan

berkeyakinan, islam sangat mengecam segala perbuatan manusia yang

merusak ekosistem bumi atau lingkungan hidup. Bumi dan segala isinya

adalah titipan Allah kepada umat manusia yang harus dipelihara kelestarian

dan kemanfaatannya bagi kesejahteraan hidup manusia.Sejalan dengan

pandangan ini, munculnya isu-isu tentang HAM dan lingkungan

10

Page 11: Makalah HAM Presti

hidup.Hubungan antara HAM dengan lingkungan hidup adalah bahwa

kerusakan suatu ekosistem bumu dapat mengancam kelangsungan hidup suatu

kelompok masyarakat.Penggundulan hutan, kawasan dataran tinggi, dan hutan

lindung yang dilindungi undang-undang di suatu kawasan dapat berakibat

pada bencana alam banjir dan longsoryang sangat merugikan.

Terkait dengan itu, tindakan merusak kelestarian lingkungan hidup

merupakan bagian dari pelanggaran HAM.Sayangnya, masih banyak pihak

yang kurang menyadari bahwa perusakan alam, penggundulan hutan dan

industrialisasi dalam skala besar misalnya, dapat berakibat pada perubahan

iklim dan cuaca dalam skala luas yang melampaui batas-batas Negara.

Perubahan iklim yang disebabkan industrialisasi di Negara-negara maju,

misalnya, akan sangat berpengaruh.5

F. Implementasi Hak Asasi Manusia

1. Pelanggaran HAM secara Dominan oleh Negara

Persoalan klasik dalam implementasi HAM adalah masalah

pelanggaran yang secara dominan dilakukan oleh negara, yang mestinya

justru bertugas untuk melindunginya. Misalnya di Perancis, "Pernyataan

hak-hak asasi manusia dan warga negara" (Declaration des droits de

l'homme et du citoyen), merupakan reaksi keras terhadap kesewenang-

wenangan Raja. Dewasa ini diberbagai belahan dunia, khususnya di

negara-negara dunia ketiga tampak jelas bahwa pelanggaran HAM

banyak dilakukan oleh para penguasa.

Richard Falk, salah seorang pemerhati HAM mengembangkan suatu

skala guna mengukur derajat keseriusan pelanggaran hak – hak asasi

manusia. Hasilnya adalah disusunnya kategori – kategori pelanggaran hak

– hak asasi manusia yang dianggap kejam, yaitu :

a. Pembunuhan besar – besaran (genocide).

b. Rasialisme resmi.

c. Terorisme resmi berskala besar.

d. Pemerintahan totaliter.

5 Agus Purwanto. Pendidikan Kewarganegaraan. 2001

11

Page 12: Makalah HAM Presti

e. Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan dasar

manusia.

f. Perusakan kualitas lingkungan (esocide).

g. Kejahatan – kejahatan perang.

Akhir – akhir ini di dunia Internasional maupun di Indonesia,

dihadapkan banyak pelanggaran hak asasi manusia dalam wujud teror.

Leiden & Schmit, mengartikan teror sebagai tindakan berasal dari suatu

kekecewaan atau keputusasaan, biasanya disertai dengan ancaman –

ancaman tak berkemanusiaan dan tak mengenal belas kasihan terhadap

kehidupan dan barang – barang dilakukan dengan cara-cara melanggar

hukum. Teror dapat dalam bentuk pembunuhan, penculikan, sabotase,

subversiv, penyebaran desas – desus, pelanggaran peraturan hukum, main

hakim sendiri, pembajakan dan penyanderaan. Teror dapat dilakukan oleh

pemerintah mapun oleh masyarakat (oposan).

Teror merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang kejam

(berat), karena menimbulkan ketakutan sehingga rasa aman sebagai hak

setiap orang tidak lagi dapat dirasakan . Dalam kondisi ketakutan maka

seseorang/masyarakat sulit untuk melakukan hak atau kebebasan yang

lain, sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam upaya mengembangkan

kehidupan yang lebih maju dan bermartabat.

Penggolongan pelanggaran HAM di atas merupakan contoh

pelanggaran HAM berat. Disamping pelanggaran HAM berat juga dikenal

pelanggaran HAM tidak berat, misalnya antara lain: pemukulan,

penganiayaan, pencemaran nama baik, menghalangi orang untuk

mengekspresikan pendapatnya.

2. Kontradiksi antara Universalisme dan Partikularisme

Persoalan lain yang selalu muncul dalam implementasi HAM adalah

kontradiksi antara universalisme dan partikularisme. Di negara dunia

ketiga ada kecenderungan pemerintahnya menganut partikularisme

dengan alasan bahwa HAM harus dipandang dari beragam perspektif,

karena masyarakat dunia juga beragam. Departemen Luar Negeri

Indonesia menyatakan:

12

Page 13: Makalah HAM Presti

Umat manusia telah hidup dan sedang hidup dalam masyarakat

yang berbeda-beda, yang terorganisasi berdasarkan cara hidup yang

berlainan, dipandu oleh sejarah dan pengalaman yang berbeda-beda, dan

didorong oleh oleh kebutuhan-kebutuhan kondisi politik, ekonomi, sosial

dan keamanan khusus mereka sendiri. Berangkat dari adanya kenyataan

ini, tentu saja tidak ada pemecahan tunggal bagi masalah implementasi

untuk semua negara di sepanjang masa .... Implementasi hak asasi

manusia seharusnya diserahkankepada yuridiksi nasional, karena setiap

bangsa mengerti dan menyadari masalah-masalahnya sendiri secara

lebih baik.

Selanjutnya Departemen Luar Negeri RI dalam rangka membela

RI di berbagai forum internasional, mengajukan prinsip-prinsip HAM,

yakni universalitas, pembangunan nasional, kesatuan hak asasi manusia,

obyektivitas atau nonselektivitas, keseimbangan, kompetensi nasional,

dan negara hukum.

Manusia hidup dalam pelbagai masyarakat yang berlainan dengan

nilai-nilai sosial dan budaya yang berbeda memang tak diragukan lagi.

Meskipun demikian, manusia adalah manusia dengan semua hak

manusiawi dasar yang melekat padanya karena kemanusiaanya.

Sehingga tentunya tidak dapat dibenarkan karena alasan perbedaan

sosial budaya kemudian dalam implementasi HAM, justru secara

substansi merupakan pelanggaran HAM.

3. Dikotomi Individualisme dan Kolektivisme

Dikotomi individualisme dan kolektivisme, mestinya tidak

dipandang secara kontradiktif, karena hal itu merupakan fakta sosial dan

masing-masing memiliki tempatnya, bahkan ada hak-hak yang memiliki

dimensi individual dan kolektif. Seperti dinyatakan Theodore C.Van

Boven seorang ahli HAM terkemuka dari Belanda,ia menyatakan :

Jika diadakan pembedaan antara hak-hak individu dan hak-hak

kelompok, maka perbedaan ini janganlah dipandang dalam peristilahan

kontradiksi. Hal ini tidak mengurangi fakta bahwa hak-hak tertentu

bercirikan perorangan, seperti hak privasi, kebebasan berpikir dan

13

Page 14: Makalah HAM Presti

kemerdekaan suara hati, maupun hak-hak kebebasan pribadi dan

keamanan diri, sementara hak-hak yang lain pada hakikatnya adalah hak-

hak kolektif, seperti hak ekonomi dan hak sosial. Ada juga hak-hak yang

memiliki segi individual dan kolektif. Hak kebebasan beragama dan

kebebasan mengemukakan gagasan termasuk hak yang bercirikan

demikian ini.6

Dengan demikian pada hakekatnya konsep dan implementasi HAM

bersifat universal. Pandangan yang mengkontradiksikan antara

individualisme dan kolektivisme, dinilai kurang tepat karena hal itu

merupakan kenyataan sosial dan manusiawi.

G. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok

orang termasuk aparat Negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau

kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau

mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-

Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh

penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan

HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk

pelanggaran HAM berat itu.

Sebagai salah satu upaya untuk memenuhi rasa keadilan, maka

pengadilan atas pelanggaran HAM kategori berat, seperti genosida dan

kejahatan terhadap kemanusiaan diberlakukan asas retroaktif. Dengan

demikian, pelanggaran HAM kategori berat dapat diadili dengan membentuk

Pengadilan HAM ad hoc. Pengadilan HAM ad hoc dibentuk atas usul Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) dengan keputusan Presiden dan berada di

lingkungan Pengadilan Umum.

Berdasarkan UU No. 26/2000, Pengadilan HAM merupakan pengadilan

khusus yang berada dibawah peradilan umum dan merupakan lex specialis

dari Kitab Undang Hukum Pidana. Pengadilan ini dikatakan khusus karena

6 Azra, Azyumardi. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. 2003. Halm. 76

14

Page 15: Makalah HAM Presti

dari segi penamaan bentuk pengadilannya sudah secara spesifik menggunakan

istilah Pengadilan HAM dan kewenangan pengadilan ini juga mengadili

kejahatan-kejahatan tertentu. Kejahatan-kejahatan yang merupakan yurisdiksi

pengadilan HAM ini adalah kejahatan genosida dan kejahatan terhadap

kemanusiaan yang keduanya merupakan pelanggaran HAM yang berat.

Penamaan Pengadilan HAM yang mengadili kejahatan terhadap kemanusiaan

dan kejahatan genosida ini dianggap tidak tepat, karena Pelanggaran HAM

yang berat dengan dua jenis kejahatan tersebut adalah kejahatan yang

merupakan bagian dari hukum pidana internasional (international crimes)

sehingga yang digunakan adalah seharusnya terminologi “pengadilan pidana.”

Selain pengadilan HAM ad hoc, dibentuk juga Komisi Kebenaran dan

Rekonsilasi (KKR). Komisi ini dibentuk sebagai lembaga ekstrayudisial yang

bertugas untuk menegakan kebenaran untuk mengungkap penyalahgunaan

kekuasaan dan pelanggaran HAM pada masa lampau, melaksanakan

rekonsiliasi dalam perspektif kepentingan bersama sebagai bangsa.

Upaya mengungkap pelanggaran HAM dapat juga melibatkan peran

serta masyarakat umum. Kepedulian warga negara terhadap pelanggaran

HAM dapat dilakukan melalui upaya-upaya pengembangan komunitas HAM

atau penyelenggaraan tribunal (forum kesaksian untuk mengungkap dan

menginvestigasi sebuah kasus secara mendalam) tentang pelanggaran HAM

Pelanggaran HAM sering terjadi pada semua aspek kehidupan, sebut

saja salah satu contoh kekerasan terhadap perempuan. Hal ini bukanlah satu

hal yang asing dikalangan rakyat Indonesia. Kekerasan terhadap perempuan

masih terus berlangsung dalam bentuk yang bervariasi bahkan menimbulkan

dampak yang cukup kompleks. “Yang merasakan kekerasan itu bukan hanya

isteri atau perempuan yang terluka, tetapi juga anak-anak yang hidup dan

menyaksikan kekerasan dilingkungannya”. Ia juga menambahkan, anak

dimungkinkan meniru terhadap apa yang mereka lihat, sehingga

menganggapnya bahkan menyesuaikan perbedaan. Karena itu, kekerasan

terhadap perempuan baik yang bersifat publik maupun domestik harus

secepatnya dicegah.

15

Page 16: Makalah HAM Presti

Dari fakta dan paparan contoh-contoh pelanggaran HAM di atas dapat

diketahui hahwa HAM di Indonesia masih sangat memperiatinkan. HAM yang

diseru-serukan sebagai Hak Asasi Manusia yang paling mendasarpun hanya

menjadi sebuah wacana dalam suatu teks dan implementasinya pun

(pengamalannya) tidak ada. banyak HAM yang secara terang-terangan

dilanggar seakan-akan hal tersebut adalah sesuatu yang legal.

Sangat minimnya penegakan HAM di Indonesia bisa disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain :

1. Telah terjadi krisis moral di Indonesia

2. Aparat hukum yang berlaku sewenang-wenang

3. Kurang adanya penegakan hukum yang benar.

Banyaknya pelanggaran HAM yang terjadi, hal itu bisa disebabkan oleh

beberapa faktor seperti yang telah diuraikan di atas. Maka untuk dapat

menegakkan HAM di Indonesia perlu :

1. Kesadaran rasa kemanusiaan yang tinggi

2. Aparat hukum yang bersih, dan tidak sewenang-wenang

3. Sanksi yangtegas bagi para pelanggara HAM

4. Penanaman nilai-ilai keagamaan pada masyarakat7

H. Analisis HAM di Indonesia

Hak asasi Indonesia dimasukan dalam UUD 1945 meskipun tidak secar

rinci. Hal ini disebabkan ada dua pandangan pemikiran yang berbeda, yaitu

prof: Dr.Soepomo dan Ir. Soekarno di satu sisi dan Drs. Mohammad Hatta di

sisi lain. Soepomo mendukung gagasan tentang negara Integral. UUD 1945

disusun dalam waktu yang sangat singkat menjelang akhir pendudukan jepang

dan selam pendudukan tersebut Indonesia tertutup dari dunia luar. UUD 1945

diundangkan sebelum pernyataan dunia tentang HAM. Konstitusi RIS (1949)

DAN UUDS (1950) makin banyak mencantumkan HAM didalamnya

sebagaimana yang telah diputuskan PBB. Meskipun UUD 1945 merupakan

komitmen yang sangat mendasar terhadap HAM. Perjuangaan dalam

menegakan HAM merupakan tugas dan kewajiban negara.

7 http://amankeun.blogspot.com/2013/12/makalah-ham.html

16

Page 17: Makalah HAM Presti

Dalam masa orde baru beberapa langkah penting dilakukan dalam upaya

HAM, yaitu sebagai berikut:

1. MPR membentuk panitia dengan tugas menyusun konsep HAM dan hak

warga negara, namun konsep ini tidak pernah disahkan.

2. TAP MPR No. 11 Tahun 1978 tentang P4 menyembuhkan manusia diakui

dan dipelukaan sesuai harkat martabatnya sebagai makhluk tuhan YME,

yang sam derajat, sama haknya dan kewajiban asasinya.

3. TAP MPR No. IV Tahun 1978 yang mengamanatkan penyusunan UU

yang menyangkut hak dan kewajiban asasi warga negara dalam rangka

mengamalkan pancasila dan UUD 1945.

4. Dalam GBHN 1988, dirumuskan dalam upaya pembangunaan hukum

perlu ditingkatkan langkah-langkah untuk mengembangkan menegakan

secara serasi hak dan kewajiban asasi warga negara dalam rangka

mengamalkan pancasila dan UUD 1945.8

8 Azra, Azyumardi. 2003. Halm. 85

17

Page 18: Makalah HAM Presti

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pasal 1 angka 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM dan

UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, yang sebagaimana

tercantum di dalam Pembukaan Hak Asasi Manusia menurut Tap. MPR No.

XVII/MPR/1998, yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia (HAM) adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilinungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan

setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa

dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan

dilinungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan

serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dari definisi diatas, telah

jelas bahwa salah satu ketentuan pasal dalam UU tersebut, telah melanggar

HAM.

B. Saran

Demikianlah pembahasan makalah kami, semoga dapat bermanfaat bagi

kita semua. Pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan

sekalian untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Sekian terima kasih.

18

Page 19: Makalah HAM Presti

DAFTAR PUSTAKA

Yuhana, Abdi. 2009. Siskam ketatanegaraan Indonesia. Bandung: Fokus Media.

Jimly Assadiqhi. 2010. Pengantar Ilmu hokum Tata Negara, Jakarta, Rajawali Pers

Agus Purwanto. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

http://excellent165.blogspot.com/2013/11/makalah-hak-asasi-manusia-ham.html

Azra, Azyumardi. 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: Penerbit Prenada Media

Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusia www.bukuonline.com

http://amankeun.blogspot.com/2013/12/makalah-ham.html

19

Page 20: Makalah HAM Presti

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas mengenai “Hak Asasi Manusia”.

Dengan pembuatan karya tulis/makalah ini kami menyadari dan mengakui masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Karena itulah kami mengharapkan adanya keritikan dan saran-saran perbaikan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Demikianlah, kepada Allah jua kami memohon ampun dan kepada Allah SWT jualah kita berharap, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi diri kami sendiri dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Bengkulu, Mei 2014

Penulis

20ii

Page 21: Makalah HAM Presti

DAFTAR ISI

Halaman judul....................................................................................... iKata Pengantar...................................................................................... iiDaftar Isi .............................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan................................................................................ 1A. Latar Belakang..................................................................................... 1B. Rumusan Masalah............................................................................... 3C. Tujuan.................................................................................................. 3

Bab II Pembahasan............................................................................... 4A. Hak Pilih Pasif Warga Negara dalam Hukum HAM............................ 4B. Pengertian HAM................................................................................... 5C. Perkembangan HAM............................................................................ 6D. Macam-macam HAM........................................................................... 9E. Pelaksanaan HAM dalam Islam........................................................... 11F. Implementasi HAM.............................................................................. 13G. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM............................................ 14H. Analisis HAM di Indonesia.................................................................. 16

Bab III Penutup..................................................................................... 18A. Kesimpulan........................................................................................... 18B. Saran..................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

21iii

Page 22: Makalah HAM Presti

MAKALAH CIVIC EDUCATION

“Hak Asasi Manusia”

Disusun Oleh : Ranci Presti

Diajukan sebagai tugas individu MID Semester

Dosen Pembimbing : Edi Riyanto, S.Hi.,MH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PRODI PERBANKAN SYARIAH (II D)

ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI( IAIN ) BENGKULU

2014

22