Makalah Rule of Law Dan HAM
-
Upload
izza-hadi-pradana -
Category
Documents
-
view
806 -
download
15
Transcript of Makalah Rule of Law Dan HAM
THE RULE OF LAW DANHAK ASASI MANUSIA
Makalah ini untuk memenuhi tugas PKN
Dosen Pembimbing : Qudzi Fauzy
Penyusun:1. Catherine F. S (081012008)2. Nuky F. F. C (081012030)3. Faraniena Y. R (081012041)4. Candra A. M (081012063)5. Ely Kusumawati (081012078)6. Lovianti R. L (081012082)7. Shirleen (081012089)8. Layla F. A (081012101)9. M. Ghildhoh (081012109)
S1-MATEMATIKAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGAANGKATAN 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat karunia-Nya lah makalah kewarganegaraan ini dapat kami selesaikan dengan
baik. Terima kasih kami sampaikan kepada Drs. Qudsi Fauzy. selaku dosen pembimbing
mata kuliah pendidikan pancasila dan kewarganegaraan kami. Terima kasih pula kami
sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membimbing dan memberi masukan bagi
kami, khususnya kepada teman teman yang telah meluangkan waktu,tempat dan fasilitas
serta sumber sumber yang tak dapat kami sebutkan satu per satu.
Adapun maksud dan tujuan kami dalam pembuatan makalah kewarganegaraan ini
adalah untuk memenuhi tugas kewarganegaraan. Selain itu, pembuatan makalah
kewarganegaraan ini kami buat untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita semua
tentang kondisi Negara kita, Indonesia.
Tiada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa makalah kewarganegaraan
yang telah kami buat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang berguna dan membangun dari semua pihak yang
telah membaca makalah kami ini. Akhir kata, kami mohon maaf yang sebesar – besarnya
apabila terdapat kesalahan di dalam pembuatan makalah kewarganegaraan ini. Terima
kasih.
Surabaya, 19 November 2010
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rule of law di Indonesia mengatur perundang-undangan di Negara Indonesia. Rule of
law dan negara hukum pada hakikatnya sulit dipisahkan. Ada sementara pakar
mendeskripsikan bahwa pengertian negara hukum dan Rule of law hampir dapat dikatakan
sama, namun terdapat pula menjelaskan bahwa meskipun antar negara hukum ada Rule of
law tidak dapat dipisahkan namun masing-masing memiliki penekanan masing-masing.
Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara
Negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu perundang-undangan dan pelaksanaanya
dalam hubungan dengan segala peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan dalam
hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan itulah yangsering diistilahkan
dengan Rule of law .
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah :
a. Apa pengertian dari Rule of Law dan Negara Hukum?
b. Bagaimana ciri-ciri Rule of Law dan Negara Hukum?
c. Apa pengertian dari HAM dan macam-macamnya?
d. Bagaimana penegakkan HAM di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
Rule of Law
A. Konsep Rule of Law dan Ciri Negara Hukum
a. Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum
Rule of Law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal. Berdasarkan
pengertian tersebut maka setiap negara yang legal senantiasa menegakkan Rule of
Law. Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara.
Konsekuensinya setiap negara akan mengatakan mendasarkan pada Rule of Law
dalam kehidupan kenegaraannya, meskipun negara tersebut adalah negara
otoriter.
Menurut Philipus M. Hadjon dalam Buku Pendidikan Kewarganegaraan
misalnya bahwa Negara hukum yang menurut istilah bahasa Belanda rechtsstaat
lahir dari suatu perjuangan menentang absolutism, yaitu dari kekuasaan raja yang
sewenang-wenang untuk mewujudkan Negara yang didasarkan pada suatu
peraturan perundang-undangan. ( Buku Pendidikan Kewarganegaraan)
Dalam Undang-Undang Dasar 1945, Negara Indonesia adalah negara
hukum bukan negara kekuasaan. Di dalamnya terkandung pengertian adanya
pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi, dianutnya prinsip
pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut sistem konstitusional yang diatur
dalam UUD, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak yang
menjamin persamaan setiap warga negara dalam hukum, serta menjamin keadilan
bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh setiap
penguasa. Oleh karena itu, Indonesia menganut prinsip “Rule of Law,and not of
Man”.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa pengertian Rule of Law tidak
dapat dipisahkan dengan pengertian Negara hukum. Negara yang menganut
sistem Rule of Law harus memiliki prinsip-prinsip yang jelas. Menurut Albert
Venn Dicey dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan, terdapat tiga unsur yang
fundamental dalam Rule of Law, yaitu :
1. Supremasi aturan-aturan hukum,tidak adanya kekuasaan sewenang-
wenang
2. Kedudukan yang sama di muka hukum
3. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-Undang serta
keputusan-keputusan pengadilan.
b. Negara Hukum Formal dan Negara Hukum Materiil
Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945
yang menyatakan:
a. bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,…karena tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan “peri keadilan”;
b. …kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, “adil” dan
makmur;
c. …untuk memajukan “kesejahteraan umum”,…dan “keadilan sosial”;
d. …disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
“Undang-Undang Dasar Negara Indonesia”;
e. “…kemanusiaan yang adil dan beradab”;
f. …serta dengan mewujudkan suatu “keadilan sosial” bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan
bagi masyarakat terutama keadilan sosial.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat di
dalam pasal-pasal UUD 1945, yaitu:
Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3),
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggaraakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan
(pasal 24 ayat 1),
Segala warga Negara bersamaan kedudukanya didalam hukum dan
pemerintahan, serta menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1),
Dalam Bab X A Tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal,
antara lain bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang
sama dihadapan hukum (pasal 28 D ayat 1),
Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D
ayat 2).
Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) erat kaitannya dengan
(penyelenggaraan menyangkut ketentuan-ketentuan hukum) “the enforcement
of the rules of law” dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam
penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law.
Berdasarkan pengalaman berbagai Negara dan hasil kajian,
menunjukan keberhasilan “the enforcement of the rules of law” bergantung
pada kepribadian nasional setiap bangsa (Sunarjati Hartono: 1982). Hal ini
didukung kenyataan bahwa rule of law merupakan institusi sosial yang
memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budayanya yang
khas pula. Karena bersifat legalisme maka mengandung gagasan bahwa
keadilan dapat dilayani dengan pembuatan sistem peraturan dan prosedur
yang sengaja bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom.
Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang terkait rule of
law telah banyak dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya belum
mencapai hasil yang optimal sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan
pelaksanaan rule of law belum dirasakan di masyarakat.
c. Ciri-ciri Negara hukum
Setiap Negara pasti mempunyai suatu hukum yang dianut, jadi suatu
Negara hukum pasti mempunyai ciri-ciri tertentu.
Ciri-ciri Rechtstaat (Negara hukum) menurut Friederich Julius Stahl yaitu :
Hak Asasi manusia
Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin HAM
Pemerintahan berdasarkan peraturan - peraturan (Pendidikan
Kewarganegaraan)
Ciri-ciri Negara Hukum menurut Prof. Sudargo Gautama yaitu :
Terdapatnya pembatasan negara terhadap perorangan.
Asas legalitas
Pemisahan Kekuasaan (Pendidikan Kewarganegaraan)
B. Negara Hukum Indonesia
a. Landasan Yuridis Negara hukum Indonesia
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum sekarang ini
tertuang dengan jelas pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Perubahan ketiga, yang
berbunyi ’’Negara Indonesia adalah negara hukum’’. Sebelumnya, landasan
negara hukum Indonesia kita temukan dalam bagian penjelasan umum UUD 1945
tentang sistem pemerintah negara , yaitu sebagai berikut :
1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum
dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
b. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia
Syarat-syarat pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law yang
dinamis, yaitu :
1. Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individual,
konstitusi harus ula menentukan teknis-prosedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
2. Lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan menyatakan pendapat.
5. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan (Azhary, 1995:59)
HAM
A. Pengertian HAM
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa
pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi
manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain
sebagainya.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan
seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia
memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan
perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu
tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat
menuju Belanda dari Indonesia.
B. Macam-macam HAM
Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia :
1. Hak asasi pribadi / personal Right
Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah tempat
Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing
2. Hak asasi politik / Political Right
Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik
lainnya
Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu
Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan
penyelidikan di mata hukum.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
Hak mendapatkan pengajaran
Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
C. Penegakan HAM di Indonesia
Sebagai mana kita ketahui, bahwa hak asasi manusia bersifat Universal sehingga
masalah ini menjadi perhatian segenap umat manusia, tanpa memperdulikan dari mana
para korban atau pelaku pelanggaran HAM berasal. Dunia internasional sendiri
memiliki berbagai instrumen sanksi untuk para penjahat kemanusiaan, mulai dari sanksi
ringan berupa pengucilan atau pemboikotan hingga sanksi pidana melalui pengadilan
internasional. Penegakkan hak asasi manusia membutuhkan kerja sama dari berbagai
pihak.
Persaingan berbagai kekuatan politik menjadi warna utama dalam kehidupan
politik pada masa orde lama, persaingan tersebut meluas kesegenap kehidupan rakyat
hingga memicu perseteruan diantara mereka. Haruskah persaingan politik selalu
mengarah pada perseteruan?
Kenyataan menunjukan bahwa hingga kini proses penegakan HAM di indonesia
masih menghadapi berbagai kendala. Tetapi, proses demokratisasi yang terjadi pasca
tumbangnya kekuasaan orde baru telah memberi harapan yang besar bagi kita agar
pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia dapat ditegakkan.
Kendati demikian, diera reformasi dapat kita catat bahwa pemerintah dan lembaga
legislatif telah bekerja sama menyusun perangkap perundangan yang menunjukkan upaya
nyata untuk mengedepankan perlindungan tentang hak asasi manusia. Tetapi, meski iklim
demokratis kini tengah tumbuh subur bukan berarti upaya penegakkan hak asasi manusia
di Indonesia tidak mengalami hambatan sama sekali. Kita dapat mencermati bahwa
dalam lingkungan sosial kita terdapat beberapa hambatan yang bersifat struktural
(berkenaan dengan budaya masyarakat). Walau demikian hambatan tersebut sepatutnya
tidak membuat semangat kita untuk menegakkan hak asasi manusia menjadi surut.
Dari faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam penegakkan hak asasi manusia
tersebut, mari kita upayakan sedikit demi sedikit untuk dikurangi (eliminasi), demi
terwujudnya hak asasi manusia yang baik, mulailah dari diri kita sendiri untuk belajar
menghormati hak-hak orang lain. Kita harus terus berupaya untuk menyuarakan tetap
tegaknya hak asasi manusia, agar harkat dan martabat yang ada pada setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa tetap terpelihara dalam sebaik-baiknya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara. Prinsip-prinsip rule of law secara
formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan:
a. bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,…karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan “peri keadilan”;
b. …kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, “adil” dan makmur;
c. …untuk memajukan “kesejahteraan umum”,…dan “keadilan sosial”;
d. …disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu “Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia”;
e. “…kemanusiaan yang adil dan beradab”;
f. …serta dengan mewujudkan suatu “keadilan sosial” bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
masyarakat terutama keadilan sosial.
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa
pun.
2. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan sebagai pelajar / mahasiswa kita harus bisa
menegakkan hukum yang ada di Indonesia dan menaati segala hukum yang ada di
Indonesia karena kita ketahui bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. Apabila
dalam Negara Indonesia hukumnya ditegakkan dan ditaati oleh setiap kalangan
masyarakat baik rakyat yang ada dalam kalangan kecil sampai pejabat – pejabatnya maka
Negara Indonesia akan menjadi Negara yang kondusif dan bahkan bisa menjadi Negara
yang maju. Selain itu kita juga harus bisa melindungi warga Negara Indonesia baik yang
ada di dalam dan luar negeri.
Daftar Pustaka
Kaelan.2007.Pendidikan Kewaarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi.Paradigma.Yogyakarta
Undang-Undang Dasar 1945
Sesi Tanya Jawab
Tyas (081012056)
1. Pertanyaan :Lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak. Tapi kenapa Indonesia
banyak lembaga kehakiman yang mudah di suap?apakah Negara Indonesia masih bisa
disebut Negara demokrasi?
Jawaban :Negara ini sebenarnya sudah baik dalam sistemnya dalam hokum dan HAMnya
akan tetapi dalam pelaksanaan sisitemnya kurang berjalan lancar seperti anda bertanya
tentang penyuapan lembaga kehakiman hal tersebut karena adanya pemerintahan yang
kurang jujur, akan tetapi Indonesia tidak diam begitu saja sekarang ini ada lembaga KPK
yang mengatasi masalah korupsi. Negara Indonesia adalah Negara demokrasi. Negara
demokrasi adalah Negara yang mempunyai kebebasan sepenuhnya beradadi tangan
rakyat untuk kesejahteraan rakyat, jadi Negara ini masih demokrasi tetapi hanya bergeser
nilai-nilai demokrasinya.
Nasrudin (081012076)
2. Pertanyaan : hukum tidak memihak, tetapi kenapa misal : kasus gayus tambuanan.apakah
Indonesia sudah adil?
Jawaban : Indonesia sudah berusaha untuk adil, Indonesia sudah mengadili gayus
tambunan akan tetapi gayus dapat berlaku seperti itu karena adanya lembaga-lembaga
rutannya atau lembaga kehakimannya yang mudah disuap oleh gayus tambunan.
Lutfi (081012060)
3. Pertanyaan : pasal 28 menjelaskan tentang UU mempertahankan hidup. Lalu bagaimana
dengan hukuman mati yang notabene mengganggu hak hidup seseorang?
Jawaban :kita harus menjalankan kewajiban kita lalu menuntut hak. Apabila seseorang
yang mendapat hukuman mati berarti orang tersebut tidak menjalankan kewajibannya
dengan baik sehingga dia tidak pantas untuk menuntut haknya. Dalam perkara orang
mendapat hukuman mati,hukuman tersebut tidak asal dilakukan. Hukuman tersebut
dijatuhkan kepada orang-orang yang mempunyai tindak criminal yang berat seperti
terorisme.