Makalah ham pendidikan

42
Pembelajaran Berbasis Hak Asasi Manusia Sulaiman Zuhdi Manik Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Makalah pada Sosialisasi HAM bagi Tenaga Pendidik di Provinsi Aceh, Kementerian Hukum dan HAM RI, Kantor Wilayah Aceh, Banda Aceh 09 Februari 2011

Transcript of Makalah ham pendidikan

Page 1: Makalah ham pendidikan

Pembelajaran Berbasis Hak

Asasi Manusia

Sulaiman Zuhdi Manik

Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA)

Makalah pada Sosialisasi HAM bagi Tenaga Pendidik di Provinsi Aceh, KementerianHukum dan HAM RI, Kantor Wilayah Aceh, Banda Aceh 09 Februari 2011

Page 2: Makalah ham pendidikan

Pengertian

• Pendidikan; usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

• Pembelajaran; proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (pasal 1 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)

• Hak asasi manusia; seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dankeberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa danmerupakan anugerah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dandilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demikehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (pasal 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM)

Page 3: Makalah ham pendidikan

Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan(pasal 4 UU No. 20/2003 ttg Sisdiknas)

1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran

5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Page 4: Makalah ham pendidikan

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA,

ORANG TUA, MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH(PASAL 5 UU NO. 20/2003 TTG SISDIKNAS)

1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus

3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus

4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus

5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat

Page 5: Makalah ham pendidikan

Pasal 9 UU No. 23 tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak

Setiap anak berhakmemperoleh pendidikan dan

pengajaran dalam rangkapengembangan pribadinyadan tingkat kecerdasannyasesuai dengan minat dan

bakatnya

Page 6: Makalah ham pendidikan

3 pilar utama pendidikan

Pemerintah sebagaipengada dan/atau badanpenyandang dana untuksekolah-sekolah negeri

Anak-anaksebagai pemegang

hak-hak ataspendidikan danterkait dengan

syarat-syarat wajibbelajar

Orang tua anak pendidikpertama dan

terlama

Page 7: Makalah ham pendidikan

Kerangka Kerja Aksi Dakar (2000)

• Berisi pernyataan tegas; pendidikan merupakan hak

asasi yang paling mendasar bagi setiap manusia;

dan memberikan penekanan tentang pentingnya aksi

pemerintah berbasis hak asasi untuk mencapai tujuan

Pendidikan untuk Semua

• Pendekatan berbasis hak asasi dalam pembangunan

pendidikan merupakan prasyarat untuk mewujudkan

Pendidikan untuk Semua

Page 8: Makalah ham pendidikan

SKEMA 4-A• Available; agar pendidikan dapat disediakan penjaminan pendidikan

tanpa biaya dan wajib belajar bagi semua anak

• Accessible; agar pendidikan dapat dijangkau memprioritasikan

penghapusan diskriminasi sebagai mandat dari undang-undang hak asasi

manusia internasional -- Kerangka Kerja Aksi Dakar menekankan pada

penghapusan segala bentuk diskriminasi, dan memprioritaskan anak-anak

dengan kondisi keeksklusivitasan, lemah, marginal dan/atau berkelainan

• Acceptable; agar pendidikan dapat diterima mengacu pada mutu

pendidikan, dengan meringkas standar hak-hak manusia yang seyogianya

diterapkan dalam proses pembelajaran

• Adaptable; agar pendidikan dapat disesuaikan prinsip-prinsip utama

hak-hak anak, yaitu pendidikan perlu mengakomodasi dan menyesuaikan

minat utama setiap individu anak –bukan anak yang menyesuikan diri pada

silabus

Page 9: Makalah ham pendidikan

Hubungan antara Pendidikan dan Hak Asasi

• Pendidikan dan hak-hak sebagai proses yang

berhubungan satu sama lain, hal yang satu akan

memperkuat hal yang lain

• Untuk dapat menjamin terakomodasinya minat utama

dari setiap anak, keberadaan hak-hak harus tercakup

dalam sistem pendidikan nasional maupun

internasional.

• Sekolah-sekolah dan kurikulum harus berorientasi

pada upaya penerapan seluruh hak manusia oleh

setiap anggota masyarakat

Page 10: Makalah ham pendidikan

2 Isu penting

• Penghapusan pekerja anak

• Perkawinan anak di bawah umur

Ketentuan dari Organisasi Buruh Internasional (ILO); usia

minimum meninggalkan sekolah adalah 14 tahun, dan

beberapa negara mengadopsi ketentuan tersebut dengan

menaikkan usia minimum menjadi 16 tahun.

Page 11: Makalah ham pendidikan

5 Perjanjian inti HAM tentang hak atas pendidikan

1. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil danPolitik(International Covenant on Civil and Political Rights) –1966

2. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosialdan Budaya (International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights) – 1966

3. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala BentukDiskriminasi Rasial (International Convention on the Elimination of Forms of Racial Discrimination) -- 1965

4. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasiterhadap Perempuan (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women) --1979

5. Konvensi tentang Hak-Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) --1989

Page 12: Makalah ham pendidikan

Integrasi HAM dalam Pendidikan

• Kovenan internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, dan Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan

Kebudayaan, bersama dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) sebagai

Perjanjian Internasional tentang Hak Asasi Manusia (HAM).

• Tiga perjanjian internasional lain yang menjadi tolok ukur dalam upaya global mencapai

tujuan Pendidikan Untuk Semua (PUS) dan secara khusus untuk menghapus diskriminasi

dalam pendidikan yaitu: (1) Konvensi UNESCO tentang Penentangan Diskriminasi dalam

Pendidikan; (2) Konvensi tentang Penghapusan terhadap Diskriminasi Rasial; dan (3)

Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan

• Fokus tujuan PUS adalah anak-anak sehingga diprioritaskan pada Konvensi tentang Hak-hak

Anak (KHA) memberi petunjuk umum terhadap usaha untuk memperbaiki akses

pendidikan bagi anak-anak, dan menjelaskan hak-hak anak yang seyogianya diterapkan di

bidang pendidikan.

• Keterkaitan antara pendidikan dan penghapusan kemiskinan, khususnya penghapusan pekerja

anak (1) Konvensi tentang Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja dan (2) Konvensi

tentang Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Anak.

Page 13: Makalah ham pendidikan

Keuntungan pendidikan berbasis HAM

• Melalui integrasi, semua strategi pendidikan akansaling terkait dengan seluruh HAM dan kebebasan-kebebasan yang bersifat mendasar, seperti halnya hakuntuk bekerja yang berperan penting dalam upayapenuntasan kemiskinan, hak untuk menikah danmembentuk suatu keluarga yang berdampak padaperubahan-perubahan demografi, dan hak untukberpartisipasi dalam politik yang menyorotpentingnya pendidikan untuk membangun seluruhmasyarakat.

Page 14: Makalah ham pendidikan

Pembelajaran berbasis HAM:

1. Larangan Diskriminasi

• Bentuk-bentuk diskriminasi selama ini hanya sebatassuku, warna kulit, jenis kelamin, agama, atau opini politik

• Merujuk Konvensi Hak-Hak Anak; penting diperhatikananak-anak yang lahir dari perkawinan yang tidaksah/korban perkosaan, pengidap HIV/AIDS, kelompok minoritas atau memiliki kelainan

• Terdapat cara-cara lain yang memungkinkan anak untukdidiskriminasi, misalnya ketika mereka bukan beradadalam kelompok umur yang secara hukum dilindungi; yang usianya terlalu muda kemungkinan akan akanditolak untuk diterima bersekolah, demikian halnya bagimereka yang terlalu tua juga akan ditolak

Page 15: Makalah ham pendidikan

Konvensi Hak Anak

• Mengakui adanya kebutuhan khusus dari anak yang

memiliki tingkat kesulitan belajar tertentu. Harus ada

langkah untuk menjamin anak-anak yang memiliki

tingkat kesulitan belajar tertentu memiliki akses yang

efektif atas pendidikan

• Anak-anak penduduk asli atau minoritas; suku

bangsa, agama, bahasa, atau penduduk asli tidak

boleh diabaikan haknya untuk berinteraksi dengan

anggota lain dalam kelompoknya, menikmati

budayanya, mengakui dan menjalankan agamanya

atau menggunakan bahasanya

Page 16: Makalah ham pendidikan

2. Proses Belajar Mengajar• Hasil belajar yang diharapkan cenderung direfleksikan dalam definisi-

definisi berbasiskan mutu. Ditinjau dari perspektif pendidikan berdasarkanhak asasi manusia (HAM), bawaan (intake) dan dampak (impact) perludimasukkan ke dalam kerangka kerja standar (masukan-proses-hasilbelajar), sehingga kerangka kerjanya menjadi intake-input-process-outcome-impact

• Perjanjian-perjanjian internasional HAM belum sampai pada pendefinisianpendidikan bermutu; hal ini diserahkan kepada setiap negara. HukumHAM internasional hanya mendefinisikan fungsi-fungsi yang harusdipenuhi oleh pendidikan (seperti penghapusan terhadap diskriminasi, dantujuan-tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan)

• Indikator-indikator yang telah dikembangkan untuk memantau pendidikandari perspektif HAM dan kemajuan yang dicapai oleh berbagai negaraberbeda. Terungkap perbedaan antar dan dalam negara, di satu sisi, disejumlah sekolah tidak mempunyai perlindungan kesehatan dankeselamatan lingkungan, dan banyak gurunya yang tidak terlatih dan seringtidak dibayar, sedangkan di sisi lain terdapat banyak sekolah yang berhasilbaik dalam tes hasil belajar yang diselenggarakan secara internasional.

Page 17: Makalah ham pendidikan

Penilaian terhadap situasi yang ada

sekarang dalam konteks HAM

• Tidak ada sistem pendidikan yang mampu

mengembangkan potensi anak sepenuhnya apabila

sekolahnya kekurangan peralatan, gedung

rusak, tidak aman dan gurunya tidak terlatih

• Penghapusan diskriminasi tidak dapat dicapai melalui

pendidikan bila anak-anak dari kelompok minoritas

belajar di sekolah-sekolah berkualitas rendah

Page 18: Makalah ham pendidikan

Prinsip Pokok Konvensi Hak Anak

• Pendidikan harus direncanakan dan dilaksanakan

berdasarkan minat anak, memerlukan identifikasi dan

penghilangan faktor-faktor penghambat belajar anak.

• Faktor-faktor ini mencakup bahasa pengantar yang

bukan bahasa si anak, atau kurikulum yang tidak

sesuai dengan usia anak.

• Karena itu, pada saat pendaftaran diperlukan

identifikasi dan pencatatan data anak yang terkait

dengan proses pembelajaran

Page 19: Makalah ham pendidikan

3. Media Pembelajaran

• Fokus dari Kerangka Kerja Aksi Dakar tentang

pendidikan dengan bahasa ibu telah menjelaskan

kendala utama anak dalam belajar

• Apabila anak tidak mengerti bahasa

pengajaran, tidak akan terjadi proses belajar

• Selanjutnya KHA menekankan pentingnya

pengajaran menggunakan bahasa ibu selama

pendidikan awal, dengan menegakkan hukum HAM

internasional ”dengan penjaminan perlakuan

sama, setiap individu berhak mempelajari bahasanya

sendiri selain bahasa resmi

Page 20: Makalah ham pendidikan

4. Metode Pembelajaran dan evaluasi

• Ada jurang lebar antara pencapaian tujuan pendidikan denganpraktek pembelajaran untuk membuat anak-anak menghafalteks-teks agar lulus ujian karena keterbatasan fasilitas ataukualitas guru rendah

• Masih banyak hanya memperhatikan pengembangan kognitif(logika). Pembelajaran bersifat hafalan: dogmatis dan tidakmengarah pada pemahaman dan pembentukan karakter

• Penilaian dengan soal yang sama dan merata dengan tidakmemperhatikan kemampuan peserta setiap didik yang berbeda

• Evaluasi hendaknya tidak membuat anak kehilangan hakmemperoleh pendidikan, atau mengalami tekanan dalamproses evaluasi tersebut

• Lebih umum; penilaian secara nasional dengan berbagaikeragaman, kekurangan dan potensi disetiap lokasi, apakahtepat dilakukan?

Page 21: Makalah ham pendidikan

5. Penerapan disiplin

•Mengajar Vs Menghajar

•Disiplin Vs Kekerasan

• Metode-metode mengajar yang menggunakan

hukuman fisik sebagai motivasi tidak cocok dengan

tujuan inti pendidikan

• Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan

Page 22: Makalah ham pendidikan

Kekerasan terhadap anak

• Semua bentuk perlakuan salah secara fisik dan/atau

emosional, penganiayaan seksual, penelantaran, atau

eksploitasi secara komersial atau lainnya yang

mengakibatkan gangguan nyata ataupun potensial

terhadap perkembangan, kesehatan, dan

kelangsungan hidup anak ataupun terhadap

martabatnya dalam konteks hubungan yang

bertanggung jawab, kepercayaan, atau kekuasaan

Page 23: Makalah ham pendidikan

Negara-negara yang melarang

hukuman fisik di sekolah

• AfrikaSelatan, Albania, Andora, Armenia, Austria, Azerbaijan, Bahrain, Belanda, Belarus, Belgia, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Burkina Faso, China, Ciprus, Denmark, El Salvador, Eritria, Estonia, Ethiopia, Filipina, Fiji, Finlandia, Georgia, Jerman, Guinea Bissau, Honduras, Hongkong, Hongaria, Indonesia, Inggris, Iran, Irak, Irlandia, Islandia, Israel, Italia, Jepang, Kamerun, Kazakhstan, Kenya, Kolumbia, Kongo, KostaRika, Kroasia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxemburg, Macedonia, Malawi, Maladewa, Malta, Mauritius, Mesir, Moldova, Monaco, Mongolia, Namibia, Norwegia, Oman, Perancis, Polandia, Portugal, Qatar, RepublikCheko, Republik Dominika, Republik Korea, Rusia, Samoa, San Marino, Selandia Baru, Serbia, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Sri Lanka, Suriname, Swedia, Switzerland, Taiwan, Thailand, Trinidad danTobago, Turki, Uganda, Ukraina, Uzbakistan, Yunani, Zambia, Zimbabwe

Page 24: Makalah ham pendidikan

Studi Budiartati (1992), mengungkapkan

• Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan keras dan

kasar akan membentuk watak

indolen, pasif, inferior, tercekam stigma mentalitas

rendah diri, pasif, agresif, eksploitatif dan mudah

protes atau marah. Dalam kondisi parah ini, tata nilai

yang akan ditanamkan akan sulit karena oto-

aktivitas, rasa percaya diri, pengandalan diri sendiri

hampir punah, hingga timbul mental ”primitif” dan

”sindrom kemiskinan”.

Page 25: Makalah ham pendidikan

Dua hal dalam mempertimbangkan keparahan akibat

kekerasan yang dialami anak

• Bukan saja ditentukan tingkat luka tertentu tapi juga

oleh usia anak. Sesuatu yang tidak membahayakan

bagi orang dewasa belum tentu tidak membahayakan

bagi anak.

• Hubungan si pelaku dengan anak. Jika anak dipukul

orang yang dicintai, luka batin yang dialaminya jauh

lebih menyakitkan dibandingkan jika dilakukan orang

lain (dalam Irwanto: 2000)

Page 26: Makalah ham pendidikan

6. Anak berkebutuhan khusus

• Anak cacat anak berkebutuhan khusus (dengan

tingkat kesulitan belajar tertentu) Perlu ada proses

pembelajaran sesuai kebutuhan anak, bukan

memaksakan anak menyesuaikan diri terhadap sistem

• HAM Internasional mensyaratkan pengakuan anak

sebagai individu-individu

• Kurangnya akses terhadap pendidikan bermutu akan

menjauhkan dari lapangan kerja mempercepat dan

meningkatkan kemiskinan

Page 27: Makalah ham pendidikan

NILAI DAN PRINSIP MENDASAR:

• Persamaan (equality)

• Keadilan (justice)

• Kemerdekaan (freedom)

• Martabat manusia (dignity)

• Universalitas (universality)

• Tak dapat dikecualikan (inalienability)

• Tak dapat dipisahkan (indivisibility)

• Tidak diskriminatif (non-discriminative)

Page 28: Makalah ham pendidikan

MenujuSekolah Ramah Anak [SRA]

Sekolah Berbasis HAM

Page 29: Makalah ham pendidikan

Dalam SRA sekolah menjadi:

Tempat yang nyaman dan kondusif bagi anakuntuk melangsungkan proses pembelajaran

• Harus dapat memberikan kesenangan, keleluasaan ataukebebasan kepada anak untuk melakukan pengembangan diridan berekreasi secara optimal

• Hal ini akan melahirkan rasa suka dan termotifasi untukberkreatifitas sesuai bakat dan minatnya dan akhirnya akandapat membangun kesadaran kritis menuju masyarakat yang kritis dan mandiri

Page 30: Makalah ham pendidikan

Sekolah bebas dari segala bentuk tindakkekerasan terhadap anak, baik fisik dannon fisik

Selama ini kekerasan hanya difahami jikadilakukan secara fisik padahal kekerasan non

fisik sangat menyakitkan bagi anak

• Sekolah seharusnya tidak semena-mena membuataturan dan kebijakan yang mengekang kebebasanberpikir anak

• Sekolah adalah wadah untuk mencapai harapan dancita-cita hingga sekolah seharusnya menjadi sahabatyang selalu dicintai dan disenangi

Page 31: Makalah ham pendidikan

Prinsip-prinsip SRA

Anak sebagaipusat

Pembelajaran

Kelangsunganhidup dan tumbuh

kembang anak

Partisipasianak

Tidak melakukandiskriminasi dalam

bentuk apapun

Mengutamakankepentingan

terbaik bagi anak

Page 32: Makalah ham pendidikan
Page 33: Makalah ham pendidikan

1. Sikap terhadap murid

a. Penerapan norma agama, sosial dan budaya

setempat

b. Kasih sayang kepada murid, memberikan

perhatian bagi mereka yang lemah dalam

proses belajar

c. Saling menghormati antar murid, antar

tenaga kependidikan dan sesama warga

sekolah

Page 34: Makalah ham pendidikan

2. Methode pembelajaran

• Proses pembelajaran menyenangkan: siswa tidak merasa

terpaksa, takut atau rendah diri

• Proses pembelajaran efektif melalui metode

kreatif, variatif dan inovatif

• Penggunaan alat bantu

• Kooperatif & interaktif baik belajar individu/kelompok

• Partisipatif, guru sebagai fasilitator

• Pelibatan dalam berbagai aktifitas untuk

mengembangkan kompetensi (praktek)

Page 35: Makalah ham pendidikan

3. Penataan kelas

• Anak dilibatkan dalam panataan kelas. Penataan bangkuberbaris ke belakang membatasi kreatifitas anak dalaminteraksi dan kerja diskusi kelompok.

• Anak dilibatkan dalam menentukan warna dinding ataudekorasi dinding kelas sehingga murid menjadi betahdidalam kelas

• Murid dilibatkan dalam memajang hasil karyamurid, hasil ulangan/ test, bahan ajar dan buku sehinggaartistik dan menarik

• Bangku dan kursi sebaiknya ukurannya disesuaikandengan ukuran postur anak Indonesia serta mudah digeserguna mencipatakan kelas yang dinamis

Page 36: Makalah ham pendidikan

4. Lingkungan sehat

1. Gagasan/pendapat anak menentukan terhadap

lingkungan sekolah (warna dinding, hiasan, kotak

saran, majalah dinding, taman-kebun sekolah, dll)

2. Tersedia fasilitas air bersih, hygiene dan

sanitasi, fasilitas kebersihan dan fasilitas kesehatan

3. Fasilitas sanitasi seperti kamar mandi disesuaikan

dengan postur dan usia anak

4. Ada peraturan mendukung kebersihan dan kesehatan

yang disepakati, dikontrol dan dilaksanakan semua

murid

Page 37: Makalah ham pendidikan

5. Bebas kekerasan

• Ada kebijakan sekolah: Bebas dari segala bentuk

kekerasan

• Kebijakan tersebut disusun bersama-sama dengan

anak, disosiliasikan dan dilaksanakan bersama

Page 38: Makalah ham pendidikan

6. Peran orang tua

• Keterlibatan orang tua dalam mengawasi sekolah

baik terhadap keberadaan sekolah, harapan dan cita-

cita anak serta kualitas pendidikan yang didapat

anak, yang tidak semata-mata diukur dari

kemampuan akademis

Page 39: Makalah ham pendidikan

7. Lingkungan masyarakat

• Lingkungan/masyarakat turut menciptakan

suasana yang aman dan kondusif sebagai

manifestasi dari rasa kepedulian terhadap

sekolah yang merupakan akses anak untuk

tumbuh dan berkembang sesuai bakat dan

minat anak, sehingga akan tumbuh menjadi

generasi yang cerdas dan kritis sehingga dapat

menjawab tantangan yang ada

ilingkungan/masyarakatnya

Page 40: Makalah ham pendidikan

Rudolf Dreikurs menawarkan langkah menuju

SRA1. Jadilah guru yang tidak lagi sebagai penguasa kelas/mata

pelajaran atau mata pelajaran (mapel), tetapi pembimbingkelas/mapel.

2. Kurangi kelantangan suara dan utamakan keramah-tamahansuara

3. Kurangi sebanyak mungkin nada memerintah dan digantiajakan

4. Hindarkan sebanyak mungkin hal-hal yang menekan siswa5. Hal-hal yang menekan diganti dengan memberi motivasi

sehingga bukan paksaan yang dimunculkan, tetapi memberistimulasi

6. Jauhkan sikap guru yang ingin “menguasai” siswa karenalebih baik ialah mengendalikan. Hal itu terungkap bukandengan kata-kata mencela, tetapi kata-kata guru yang membangun keberanian/kepercayaan diri siswa

Page 41: Makalah ham pendidikan

7. Guru hendaknya menjauhkan diri dari hanya mencari-cari kesalahansiswa, tetapi akuilah prestasi sekecil apa pun yang dihasilkan siswa

8. Guru sering berkata, “Aku yang menentukan, kalian menurut saja apaperintahku,” gantilah dengan “Aku anjurkan/minta, mari kalian ikutmenentukannya juga.

9. Perubahan sikap guru tak akan banyak berarti jika tidak terusdikomunikasikan kepada siswa, kepala sekolah, orangtua siswa, danpihak lain, seperti polisi.

10. Guru hendaknya memberi tahu (dan mengajak siswa) tentang pentingnyagerakan anti kekerasan di sekolah. Sekecil apa pun tindak kekerasanterhadap siswa harus didiskusikan dan dicari penyelesaiannya. Laporanadanya tindak kekerasan juga perlu diakomodasi cepat dan jangandibiarkan/tertunda sampai hari berikut.

11. Langkah lebih lanjut yang lebih jitu adalah libatkan siswa menyusunperaturan sekolah atau mendaftar perilaku yang baik yang harusditunjukkan, baik oleh guru maupun siswa, setiap saat. Melibatkan siswamembuat rambu-rambu atau aturan pasti akan membuahkan hal yang amat mengejutkan bagi banyak guru.

Page 42: Makalah ham pendidikan

SRA dan MBS

•Konsep Sekolah Ramah Anak (SRA)

melengkapi Konsep Manajemen

Berbasis Sekolah

•SRA bukan mengganti, tetapi menuju

ke arah lebih baik

•SRA bukan membatasi dan mendikte

guru