03. Bab Makalah Ham Part 1
-
Upload
syafrizal-indriansyah -
Category
Documents
-
view
41 -
download
2
Transcript of 03. Bab Makalah Ham Part 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM
adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang
lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM.
Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah
yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia
sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia
secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab
bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil
maupun Militer), dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat
ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia,
yaitu :
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
1
3. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM).
2. Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM).
3. Tantangan dan hambatan dalam Penegakan HAM di Indonesia.
4. Peradilan Internasional HAM.
2
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia sebagai anugerah Tuhan yang melekat pada setiap diri manusia sejak
lahir (hak hidup, hak merdeka, dan hak memiliki).
Hak asasi manusia dalam pengertian hukum, tidak dapat dipisahkan
dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri, bahkan tidak dapat dicabut oleh
suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena manusia dapat
kehilangan martabatnya.
Menurut Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM dalam
pasal 1 Hak Asasi Manusia adaläh seperangkat hak yang melekat pada
hakikát dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.
1. John Locke, Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang
secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu
gugat (bersifat mutlak). Dengan demikian, maka :
a) Hak asasi harus dikorbankan untuk kepentingan masyarakat, sehingga
lahir kewajiban.
b) Semakin berkembang meliputi berbagai bidang kebutuhan, antara lain
hak dibidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.
2. Koentjoro Poerbapranoto (1976), Hak asasi adalah hak yang bersifat
asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia nenurut kodratnya yang
tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci.
3
Ruang lingkup HAM meliputi :
a. Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-
lain
b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada
c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan;
serta
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya
menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah
(Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat
ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia,
yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorang pun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM.
4
2.2. Macam-macam HAM
Pandangan dari berbagai tokoh yang mengidentifikasi macam-macam
hak asasi manusia:
HAM menurut John Locke, Aristoteles, Montesquieu, J.J. Rousseau:
1. Hak kemerdekaan beragama,
2. Hak kemerdekaan berkumpul,
3. Hak kemerdekaan atas diri sendiri,
4. Hak menyatakan kebebasan warga negara dari pemenjaraan sewenang-
wenang (bebas dari rasa takut), dan
5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers
HAM menurut Brierly :
1. Hak mempertahankan diri (self reservation),
2. Hak kemerdekaan (independence),
3. Hak persamaan pendapat (equality),
4. Hak untuk dihargai (respect),dan
5. Hak bergaul satu dengan lain (intercourse)
Perkembangan Pemaknaan Terhadap HAM :
1. Hak-hak Asasi Pribadi (personal rights),
2. Hak-hak Asasi Ekonomi (property rights),
3. Hak-hak Asasi Politik (politicalrights),
4. Hak-hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan (rights of legal equality).
5. Hak-hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (social and cultural rights),
Istilah hak dasar atau hak asasi manusia antara lain, tercantum dalam
UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD sementara 1950, Ketetapan MPRS
No. XIV/MPRS/1966, dan Ketetapan No. XVII/MPR/1998.
Bahwa setelah dikeluarkannya Tap MPR No. XVII/MPR/1998, UU
No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26/2000 tentang
5
Pengadilan HAM. Hak-hak Asasi manusia untuk mendapatkan perlakuan tata
cara peradilan dan perlindungan (procedural rights).
2.3. Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM
Salah satu tonggak dalam upaya pemajuan, penghormatan dan
penegakan HAM, adalah ketika organisasi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB)
membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia pada 1946.
Langkah untuk pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM, ketika
Majelis Umum PBB mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(Universal Declaration of Human Rights) pada 10 Desember 1948.
2.4. Perkembangan Upaya Pemajuan, Penghormatan dan Penegakan HAM
Dari Berbagai Sumber atau Dokumen
1. Pada tahun 2500 s.d. 1000 SM dalam Hukum Hamurabi Perjuangan Nabi
Ibrahim melawan kelaliman Raja Namrud yang memaksakan harus
menyembah patung (berhala). Nabi Musa, memerdekakan bangsa Yahudi
dari perbudakan Raja Fir’aun (Mesir).
2. Pada tahun 600 SM Di Athena (Yunani), Solon telah menyusun undang-
undang yang menjamin keadilan dan persamaan bagi setiap warganya.
3. Pada tahun 527 s.d. 322 SM dalam Corpus LurisKaisar Romawi F.A.
Justinianus menciptakan peraturan hukum modern yang terkodifikasi yang
Corpus Luris sebagai jaminan atas keadilan dan hak asasi manusia.
4. Pada tahun 30 SM s.d. 632 SM dalam Kitab Suci Injil Kitab Suci Al-
Qur’an Dibawa oleh Nabi Isa Almasih sebagai peletak dasar etika
Kristiani dan ide pokok tingkah laku manusia agar senantiasa hidup dalam
cinta kasih, baik kepada Tuhan maupun sesama manusia.Diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW banyak mengajarkan tetang toleransi,
berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang,
memberikan rahmat kepada seluruh alam semesta, dan sebagainya.
5. Pada tahun 1215 dalam Magna Charta (Masa Pem. Lockland di Inggris).
Raja tidak boleh memungut pajak kalau tidak dengan izin dari Great
6
Council. Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita
miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum negara.
6. Pada tahun 1629 dalamPettion of Rights (Masa Pemerintahan Charles I di
Inggris). Pajak dan hak-hak istimewa harus denga izin parlemen. Tentara
tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk. Dalam keadaan
damai, tentara tidak boleh menjalankan hukum perang. Orang tidak boleh
ditangkap tanpa tuduhan yang sah.
7. Pada tahun 1679 dalam Habeas Corpus Act (Masa Pemerintahan Charles
II di Inggris). Jika diminta, hakim harus dapat menunjukan orang yang
ditangkapnya lengkap dengan alasan penangkapan itu. Orang yang
ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua hari setelah ditangkap.
8. Pada tahun 1689 dalam Bill of Rights (Masa Pemerintahan Willwem III di
Inggris). Membuat undang-undang harus dengan izin parlemen.
Pengenaan pajak harus atas izin parlemen. Mempunyai tentara tetap harus
dengan izin parlemen. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat
bagi parlemen. Parlemen berhak mengubah keputusan raja.
9. Pada tahun 1776 dalam Declaration of Independence (Amerika Serikat)
Bahwa semua orang yang diciptakan sama. Mereka dikaruniai oleh
Tuhan ; hak hidup, hak kebebasan, dan hak mengejar kebahagiaaan (life,
liberty, and pursuit of happiness). Amerika Serikat dianggap sebagai
negara pertama yang mencantumkan hak asasi dalam konstitusi (dimuat
secara resmi dalam Constitusi of USA tahun 1787) atas jasa presiden
Thomas Jefferson.
10. Pada tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen
(Perancis) Pernyataan hak-hak asasi manusia dan warga negara sebagai
hasil revolusi Perancis di bawah pimpinan Jendral Laffayete, antara lain
menyebutkan:
a) Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang sama.
b) Hak-hak itu ialah hak kebebasan, hak milik, keamanan dan sebagainya.
11. Pada tahun 1918 dalam Rights of Determination Tahun-tahun berikutnya,
pencantuman hak asasi manusia dalam konstitusi diikuti oleh Belgia
(1831), Unisoviet (1936), Indonesia (1945), dan sebagainya.Naskah yang
7
diusulkan oleh Presiden Woodrow Wilson yang memuat 14 pasal dasar
untuk mencapai perdamaian yang adil.
12. Pada tahun 1941 dalam Atlantic Charter (dipelopori oleh Franklin D.
Rooselvt) Muncul pada saat berkobarnya Perang Dunia II, kemudian
disebutkan empat kebebasan (The Four Freedoms) antara lain:
a. Kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat, berkumpul, dan
berorganisasi.
b. Kebebasan untuk beragama dan beribadah.
c. Kebebasan dari kemiskinan dan kekurangan.
d. Kebebasan seseorang dari rasa takut.
13. Pada tahun 1948 dalam Universal Declaration of Human Rights
Pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia yang terdiri dari 30
pasal. Piagam tersebut menyerukan kepada semua anggota dan bangsa di
dunia untuk menjamin dan mengakui hak-hak asasi manusia dimuat di
dalam konstitusi negara masing-masing.
2.5. Peran Serta Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan
HAM di Indonesia
Peran serta dan upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM
di Indonesia, telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga
swadaya masyarakat (LSM).
Peran Serta Pemerintah :
1. Pada tanggal 7 Juni 1993, telah diupayakan berdirinya Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
2. Disahkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia pada tanggal 13 November 1998.
3. Dalam amandemen UUD 1945, persoalan HAM mendapat perhatian
khusus, yaitu dengan ditambahkannya Bab XA tentang Hak Asasi
Manusia yang terdiri atas pasal 28 A hingga 28 J.
4. Berdirinya pengadilan HAM yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
No. 26 tahun 2000.
8
5. Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP) HAM tahun 2003
yang mempunyai tugas pokok untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya
pelanggaran HAM, antara lain kasus di Tanjung Priok dan Timor-Timur.
Peran Serta LSM :
Berbagai LSM, telah melakukan advokasi thd para korban kejahatan
HAM, antara lain Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI),
Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KonTras), Lembaga
Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia (Elsham). Mereka berperan dalam
memberikan bantuan hukum kepada korban kejahatan HAM serta
menyebarluaskan pentingnya perhatian thd persoalan HAM.
2.6. Tantangan, perkembangan, rencana, dan hambatan dalam Penegakan
HAM di Indonesia.
2.6.1. Perkembangan HAM di Indonesia :
a. Era 1945 s.d. 1955, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh perjuangan
untuk mempertahankan kemerdekaan dan terjadinya rongrongan oleh
berbagai pemberontakan sehingga masalah HAM masih terabaikan.
b. Era Orde Lama (1955-1965) hingga peristiwa G 30S PKI 1965, masih
terjadi krisis politik & kekacauan sosial sehingga persoa-lan HAM tidak
memperoleh perhatian.
c. Era Orde Baru (1966-1998), dalam perjalanannya rezim ini kurang
konsisten terhadap masalah HAM. Meskipun telah berhasil membentuk
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
d. Era Reformasi, telah banyak melahirkan produk peraturan perundangan
tentang hak asasi manusia :
1) Ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
2) UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi menentang
penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak
manusiawi, atau merendahkan martabat manusia.
9
3) Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap perempuan.
4) Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak
Asasi Manusia Indonesia.
5) Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan penggunaan istilah
pribumi dan nonpribumi dalam semua perumusan dan penyelenggaraan
kebijakan, perencanaan program, ataupun pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan.
6) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
7) UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
8) Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A-28J
mengatur secara eksplisit Pengakuan dan Jaminan Perlindungan
terhadap Hak Asasi Manusia.
2.6.2. Hambatan Penegakan HAM :
Hambatan umum dalam pelaksanaan dan penegakan HAM di
Indonesia:
a. Faktor Kondisi Sosial-Budaya:
1) Stratifikasi dan status sosial yaitu tingkat pendidikan, usia, pekerjaan,
keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang multikompleks
(heterogen)
2) Norma adat atau budaya lokal yang bertentangan dengan HAM,
terutama jika sudah bersinggungan dengan kedudukan seseorang,
upacara-upacara sakral, pergaulan dan sebagainya.
3) Masih adanya konflik horizontal di kalangan masyarakat yang hanya
disebabkan oleh hal-hal sepele.
b. Faktor Komunikasi dan Informasi:
1) Letak geografis Indonesia yang luas
2) Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum
terbangun secara baik
10
3) Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat
terbatas.
c. Faktor Kebijakan Pemerintah:
1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang
pentingnya jaminan hak asasi manusia.
2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak asasi
manusia sering diabaikan.
d. Faktor Perangkat Perundangan:
1) Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi
internasional tentang hak asasi manusia.
2) Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit untuk
diimplementasikan.
e. Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement):
1) Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi
mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.
2) Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai
masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’ untuk
memperkaya din.
3) Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih
diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan berupa
KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
2.6.3. Tantangan Penegakan HAM :
Tantangan dalam penegakan HAM di Indonesia untuk masa-masa
yang akan datang, telah digagas oleh Presiden Soeharto pada saat akan
menyampaikan pidatonya di PBB dalam Konfrensi Dunia ke-2 (Juni 1992)
dengan judul “Deklarasi Indonesia Tentang HAM”.
a. Prinsip Universlitas,
b. Prinsip Pembangunan Nasional,
c. Prinsip Kesatuan Hak-Hak Asasi Manusia (Prinsip Indivisibility),
11
d. Prinsip Objektifitas atau Non Selektivitas,
e. Prinsip Keseimbangan,
f. Prinsip Kompetensi Nasional,
g. Prinsip Negara Hukum.
Tantangan lain, adalah berkaitan adanya “pelanggaran berat”
sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia, yaitu Kejahatan Genosida dan Kejahatan
Kemanusiaan:
1) Kejahatan Genosida
Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,
ras, kelompok etnik, kelompok agama, dengan cara:
a) membunuh anggota kelompok;
b) mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok;
c) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok; atau
e) memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok tertentu ke
kelompok lain.
2) Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan
serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan
tersebut ditujukan langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
a) pembunuhan
b) pemusnahan
c) perbudakan;
d) pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e) perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang
12
f) penyiksaan;
g) perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara;
h) penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin, tau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai
hal yang dilarang menurut hukum internasional;
i) penghilangan orang secara paksa; atau
j) kejahatan apartheid.
2.6.4. Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia
Kepres No.129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak
Asasi Manusia (RANHAM) Indonesia yg kemudian diubah dengan Kepres
No. 61 Tahun 2003. Merupakan upaya nyata untuk menjamin peningkatan
penghormatan, pemajuan, pemenuhan, dan perlindungan HAM di Indonesia
dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama, adat-istiadat, dan budaya
bangsa yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ada 6 (enam) Program
Utama RANHAM 2004 – 2009 :
a. Pembentukan dan penguatan institusi pelaksanaan RANHAM,
b. Persiapan ratifikasi instrumen HAM Internasional,
c. Persiapan harmonisasi peraturan perundang-undangan,
d. Diseminasi dan pendidikan Hak Asasi Manusia,
e. Penerapan norma dan standar HAM, dan
f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
13
2.7. Instrumen Hukum dan Peradilan HAM Internasional
2.7.1. Instrumen Hukum HAM Internasional
Piagam PBB menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya adalah
untuk menyebarluaskan dan mendorong penghormatan terhadap hak asasi
manusia dan kebebasan dasar bagi semua tanpa memandang perbedaan ras,
jenis kelamin, bahasa, dan agama. Instrumen mengenai HAM dalam Piagam
PBB yaitu Lahirnya Konvensi tentang hak-hak Politik Perempuan (1958).
Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh negara-negara. Anggota
PBB, isinya mencakup:
a. The International on Civil and Pilitical Rights, yaitu memuat tentang hak-
hak sipil dan hak-hak politik pria dan wanita.
b. Optional Protocol, yaitu adanya kemungkinan seorang warga negara
mengadukan pelanggaran hak asasi kepada PBB setelah melalui upaya
pengadilan di negaranya.
c. The International Covenant of Economic, Social and Cultural Rights, yaitu
berisi syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial,
dan budaya (1966).
Konvensi Internasional tentang Hak-hak Khusus (1976). Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Terhadap Wanita (1984).
Konvensi tentang Hak-hak Anak (1990). Konvensi Anti-Apartheid Olahraga
(1993). Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain
yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat manusia (1998).
Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Rasial (1999).
Sejarah mencatat bahwa dari masa ke masa, terdapat berbagai
kejahatan kemanusiaan yang membawa banyak korban manusia, baik yang
meninggal maupun yang dilukai hak-hak dasarnya sebagai manusia. Berikut
ini adalah beberapa catatan tentang peristiwa-peristiwa pelanggaran hak asasi
manusia yang sempat menjadi isu internasional.
Setelah kemenangan pemilu melalui Partai Buruh Jerman Sosialis,
Adolf Hitler mendirikan negara totaliter. Lawan-lawan politiknya ditangkapi
dan berbagai kejahatan kemanusiaan dilakukannya, dari gerakan pembasmian 14
orang-orang Yahudi, agresi ke Austria dan Cekoslowakia (1938), hingga
meletupkan Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia (1939). Jerman,
1923.
85.000 tentara Uni Soviet, mengadakan invansi (penyerbuan) ke
Kabul (Afganistan) yang mendukung pemerintahan Babrak Karmal melalui
kudeta sehingga menimbulkan korban perang berkepanjangan sampai tahun
1990-an. Uni Soviet, 1979.
Idi Amin yang menjadi presiden Uganda pada 1971-1979 telah
menjalankan pemerintahannya dengan otoriter, lalim dan penuh teror. Mulai
dengan pengusiran 80.000 keturunan Asia, penangkapan semena-mena,
hingga tidak kurang 300.000 orang korban pembunuhan tanpa proses
peradilan. Uganda, 1971.
Pembantaian anak-anak, pelakunya Patrick Edward P. Ia
memberondong murid SD di Cleveland (California) dengan korban 5 tewas
dan 30 luka-luka. Semua korban adalah anak Asia sehingga diduga unsur
rasialisme. Peristiwa serupa pernah terjadi antara tahun 1985-1988 di
Alabama, Illionis, Chicago, Philadelphia, dan Florida. Amerika Serikat, 1989
2.7.2. Peradilan Internasional HAM
Pemeriksaan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat,
dilakukan oleh majelis hakim pengadilan HAM yang berjumlah lima orang
terdiri atas dua orang hakim pada Pengadilan HAM yang bersangkutan dan
tiga orang hakim ad hoc. Hakim ad hoc adalah hakim yang diangkat dan luar
hakim karier yang memenuhi persyaratan profesional, berdedikasi tinggi,
menghayati cita-cita negara hukum dannegara kesejahteraan yang berintikan
keadilan, memahami dan menghormati hak asasi manusia dan kewajiban
dasar manusia.
1948 PBB mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(Universal Declaration of Human Rights) yang menjadi dasar hukum
internasional baru bagi persoalan HAM. Lembaga bernama International
Criminal Court mulai bekerja pada 2002 untuk mengadili kejahatan perang,
15
pembersihan etnik (genosida), kejahatan terhadap kemanusiaan, dan
kejahatan agresi.
PBB telah membentuk komisi untuk Hak Asasi Manusia (The United
Nations Commission on Human Rights). Dengan demikian memiliki
kekuasaan untuk mengadili dan menghukum para penjahat kemanusiaan
Internasional (pelanggar HAM berat). Terdiri dari 18 negara anggota,
berkembang menjadi 43 anggota. Indonesia diterima tahun 1991.
Cara kerja Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk sampai pada
proses peradilan internasional, melakukan pengkajian (studies) terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, baik dalam suatu negara tertentu
maupun secara global. Terhadap kasus-kasus pelanggaran yang terjadi,
kegiatan Komisi terbatas pada himbauan serta persuasi. Kekuatan himbauan
dan persuasi terletak pada tekanan opini dunia internasional terhadap
pemerintah yang bersangkutan.
Seluruh temuan Komisi midimuat dalam Yearbook of Human Rights
yang disampaikan kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Mahkamah Internasional sesuaidengan tugasnya, segera
menindakianjuti baik pengaduan oleh anggota maupun warga negara anggota
PBB, serta hasil pengkajian dan temuan Komisi Hak Asasi Manusia PBB
untuk diadakan penyidikan, penahanan, dan proses peradilan.
Dalam Peradilan HAM Internasional dibentuk menjadi ICC
( INTERNATIONAL CRIME COURT) 17 Juni 1998 di Roma. Dalam
konferensi/sidang Unitet Nations Diplomatic Conference On Criminal Court.
Disepakati bahwa kejahatan kejahatan itu adalah:
a. The Crime Of Genocide (permusuhan masal terhadap kelompok etnis atau
agama tertentu)
b. Crime Against Humanity (kejahatan melawan kemanusiaan)
c. War Crimes (kejahatan perang)
d. The Crimes of Agression (penyerangan suatu bangsa atau negara terhadap
Negara lain).
16
Beberapa contoh pelaksanaan dan proses pengadilaninternasional
yang mengadili pelanggaran HAM :
a. Tahun 1987, Klaus Barbie (Nazi Jerman) dihukum seumur hidup, bersalah
karena telah menyiksa 842 orang Yahudi dan partisan Perancis (343
tewas).
b. Februari 1993, DK PBB mengeluarkan resolusi 808 untuk mengadili para
penjahat perang pelanggar HAM di bekas negara Yugoslavia yang
melakukan etnic cleansing. Pemimpin yang dianggap paling bertanggung
jawab adalah Slobodan Milosevic dan Ratko Mladic.
c. Maret 1993, Komisi HAM PBB telah mempublikasikan sebuah laporan
yang menyatakan bahwa militer El Salvador bertanggung jawab atas
pelanggaran HAM selama perang 12 tahun.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,
tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau
menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan
dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran
HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau
bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara
peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan
HAM.
3.2. Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-
injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.
18
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
http://pemahamantentanghakasasimanusia.blogspot.com/
http://nureazizah13.wordpress.com/2010/04/25/pemahaman-tentang-hak-
asasi-manusia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://disini-tempat-pr-ku.blogspot.com/2012/10/pengertian-ham-menurut-
para-ahli.html
http://hukum.kompasiana.com/2012/10/17/perkembangan-ham-di-
indonesia-501644.html
http://sman11mks.com/index.php?
option=com_kunena&func=view&catid=40&id=259012&Itemid=100042
http://www.singkawangkota.go.id/singkawang/index.php?
option=com_content&view=article&id=125:rencana-aksi-nasional-ham-
ranham-2011-2014&catid=1:berita-kegiatan&Itemid=97
http://aidazahro.blogspot.com/2011/08/instrumen-hukum-dan-
peradilan.html
http://bahanajarguru.blogspot.com/2011/09/instrumen-hukum-dan-
peradilan.html
19