03. Bab Makalah Ham Part 1

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”. Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga 1

Transcript of 03. Bab Makalah Ham Part 1

Page 1: 03. Bab Makalah Ham Part 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia

yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak

kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan

instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM

adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam

era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam

era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal

pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan

orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang

lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.

Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM.

Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.

Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri

manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah

yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia

sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia

secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan

dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan

menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab

bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil

maupun Militer), dan negara.

Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat

ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia,

yaitu :

1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian

dari manusia secara otomatis.

2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,

agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.

1

Page 2: 03. Bab Makalah Ham Part 1

3. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk

membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM

walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau

melanggar HAM.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM).

2. Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM).

3. Tantangan dan hambatan dalam Penegakan HAM di Indonesia.

4. Peradilan Internasional HAM.

2

Page 3: 03. Bab Makalah Ham Part 1

BAB II

ISI

2.1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap

manusia sebagai anugerah Tuhan yang melekat pada setiap diri manusia sejak

lahir (hak hidup, hak merdeka, dan hak memiliki).

Hak asasi manusia dalam pengertian hukum, tidak dapat dipisahkan

dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri, bahkan tidak dapat dicabut oleh

suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena manusia dapat

kehilangan martabatnya.

Menurut Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM dalam

pasal 1 Hak Asasi Manusia adaläh seperangkat hak yang melekat pada

hakikát dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan

dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi

kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.

1. John Locke, Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang

secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu

gugat (bersifat mutlak). Dengan demikian, maka :

a) Hak asasi harus dikorbankan untuk kepentingan masyarakat, sehingga

lahir kewajiban.

b) Semakin berkembang meliputi berbagai bidang kebutuhan, antara lain

hak dibidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.

2. Koentjoro Poerbapranoto (1976), Hak asasi adalah hak yang bersifat

asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia nenurut kodratnya yang

tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci.

3

Page 4: 03. Bab Makalah Ham Part 1

Ruang lingkup HAM meliputi :

a. Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-

lain

b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada

c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan;

serta

d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga

keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara

kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya

menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia

menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah

(Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.

Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat

ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia,

yaitu :

a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian

dari manusia secara otomatis.

b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,

agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.

c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorang pun mempunyai hak untuk

membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM

walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau

melanggar HAM.

4

Page 5: 03. Bab Makalah Ham Part 1

2.2. Macam-macam HAM

Pandangan dari berbagai tokoh yang mengidentifikasi macam-macam

hak asasi manusia:

HAM menurut John Locke, Aristoteles, Montesquieu, J.J. Rousseau:

1. Hak kemerdekaan beragama,

2. Hak kemerdekaan berkumpul,

3. Hak kemerdekaan atas diri sendiri,

4. Hak menyatakan kebebasan warga negara dari pemenjaraan sewenang-

wenang (bebas dari rasa takut), dan

5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers

HAM menurut Brierly :

1. Hak mempertahankan diri (self reservation),

2. Hak kemerdekaan (independence),

3. Hak persamaan pendapat (equality),

4. Hak untuk dihargai (respect),dan

5. Hak bergaul satu dengan lain (intercourse)

Perkembangan Pemaknaan Terhadap HAM :

1. Hak-hak Asasi Pribadi (personal rights),

2. Hak-hak Asasi Ekonomi (property rights),

3. Hak-hak Asasi Politik (politicalrights),

4. Hak-hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum

dan pemerintahan (rights of legal equality).

5. Hak-hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (social and cultural rights),

Istilah hak dasar atau hak asasi manusia antara lain, tercantum dalam

UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD sementara 1950, Ketetapan MPRS

No. XIV/MPRS/1966, dan Ketetapan No. XVII/MPR/1998.

Bahwa setelah dikeluarkannya Tap MPR No. XVII/MPR/1998, UU

No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26/2000 tentang

5

Page 6: 03. Bab Makalah Ham Part 1

Pengadilan HAM. Hak-hak Asasi manusia untuk mendapatkan perlakuan tata

cara peradilan dan perlindungan (procedural rights).

2.3. Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM

Salah satu tonggak dalam upaya pemajuan, penghormatan dan

penegakan HAM, adalah ketika organisasi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB)

membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia pada 1946.

Langkah untuk pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM, ketika

Majelis Umum PBB mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

(Universal Declaration of Human Rights) pada 10 Desember 1948.

2.4. Perkembangan Upaya Pemajuan, Penghormatan dan Penegakan HAM

Dari Berbagai Sumber atau Dokumen

1. Pada tahun 2500 s.d. 1000 SM dalam Hukum Hamurabi Perjuangan Nabi

Ibrahim melawan kelaliman Raja Namrud yang memaksakan harus

menyembah patung (berhala). Nabi Musa, memerdekakan bangsa Yahudi

dari perbudakan Raja Fir’aun (Mesir).

2. Pada tahun 600 SM Di Athena (Yunani), Solon telah menyusun undang-

undang yang menjamin keadilan dan persamaan bagi setiap warganya.

3. Pada tahun 527 s.d. 322 SM dalam Corpus LurisKaisar Romawi F.A.

Justinianus menciptakan peraturan hukum modern yang terkodifikasi yang

Corpus Luris sebagai jaminan atas keadilan dan hak asasi manusia.

4. Pada tahun 30 SM s.d. 632 SM dalam Kitab Suci Injil Kitab Suci Al-

Qur’an Dibawa oleh Nabi Isa Almasih sebagai peletak dasar etika

Kristiani dan ide pokok tingkah laku manusia agar senantiasa hidup dalam

cinta kasih, baik kepada Tuhan maupun sesama manusia.Diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW banyak mengajarkan tetang toleransi,

berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang,

memberikan rahmat kepada seluruh alam semesta, dan sebagainya.

5. Pada tahun 1215 dalam Magna Charta (Masa Pem. Lockland di Inggris).

Raja tidak boleh memungut pajak kalau tidak dengan izin dari Great

6

Page 7: 03. Bab Makalah Ham Part 1

Council. Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita

miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum negara.

6. Pada tahun 1629 dalamPettion of Rights (Masa Pemerintahan Charles I di

Inggris). Pajak dan hak-hak istimewa harus denga izin parlemen. Tentara

tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk. Dalam keadaan

damai, tentara tidak boleh menjalankan hukum perang. Orang tidak boleh

ditangkap tanpa tuduhan yang sah.

7. Pada tahun 1679 dalam Habeas Corpus Act (Masa Pemerintahan Charles

II di Inggris). Jika diminta, hakim harus dapat menunjukan orang yang

ditangkapnya lengkap dengan alasan penangkapan itu. Orang yang

ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua hari setelah ditangkap.

8. Pada tahun 1689 dalam Bill of Rights (Masa Pemerintahan Willwem III di

Inggris). Membuat undang-undang harus dengan izin parlemen.

Pengenaan pajak harus atas izin parlemen. Mempunyai tentara tetap harus

dengan izin parlemen. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat

bagi parlemen. Parlemen berhak mengubah keputusan raja.

9. Pada tahun 1776 dalam Declaration of Independence (Amerika Serikat)

Bahwa semua orang yang diciptakan sama. Mereka dikaruniai oleh

Tuhan ; hak hidup, hak kebebasan, dan hak mengejar kebahagiaaan (life,

liberty, and pursuit of happiness). Amerika Serikat dianggap sebagai

negara pertama yang mencantumkan hak asasi dalam konstitusi (dimuat

secara resmi dalam Constitusi of USA tahun 1787) atas jasa presiden

Thomas Jefferson.

10. Pada tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen

(Perancis) Pernyataan hak-hak asasi manusia dan warga negara sebagai

hasil revolusi Perancis di bawah pimpinan Jendral Laffayete, antara lain

menyebutkan:

a) Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang sama.

b) Hak-hak itu ialah hak kebebasan, hak milik, keamanan dan sebagainya.

11. Pada tahun 1918 dalam Rights of Determination Tahun-tahun berikutnya,

pencantuman hak asasi manusia dalam konstitusi diikuti oleh Belgia

(1831), Unisoviet (1936), Indonesia (1945), dan sebagainya.Naskah yang

7

Page 8: 03. Bab Makalah Ham Part 1

diusulkan oleh Presiden Woodrow Wilson yang memuat 14 pasal dasar

untuk mencapai perdamaian yang adil.

12. Pada tahun 1941 dalam Atlantic Charter (dipelopori oleh Franklin D.

Rooselvt) Muncul pada saat berkobarnya Perang Dunia II, kemudian

disebutkan empat kebebasan (The Four Freedoms) antara lain:

a. Kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat, berkumpul, dan

berorganisasi.

b. Kebebasan untuk beragama dan beribadah.

c. Kebebasan dari kemiskinan dan kekurangan.

d. Kebebasan seseorang dari rasa takut.

13. Pada tahun 1948 dalam Universal Declaration of Human Rights

Pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia yang terdiri dari 30

pasal. Piagam tersebut menyerukan kepada semua anggota dan bangsa di

dunia untuk menjamin dan mengakui hak-hak asasi manusia dimuat di

dalam konstitusi negara masing-masing.

2.5. Peran Serta Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan

HAM di Indonesia

Peran serta dan upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM

di Indonesia, telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga

swadaya masyarakat (LSM).

Peran Serta Pemerintah :

1. Pada tanggal 7 Juni 1993, telah diupayakan berdirinya Komisi Nasional

Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

2. Disahkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi

Manusia pada tanggal 13 November 1998.

3. Dalam amandemen UUD 1945, persoalan HAM mendapat perhatian

khusus, yaitu dengan ditambahkannya Bab XA tentang Hak Asasi

Manusia yang terdiri atas pasal 28 A hingga 28 J.

4. Berdirinya pengadilan HAM yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang

No. 26 tahun 2000.

8

Page 9: 03. Bab Makalah Ham Part 1

5. Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP) HAM tahun 2003

yang mempunyai tugas pokok untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya

pelanggaran HAM, antara lain kasus di Tanjung Priok dan Timor-Timur.

Peran Serta LSM :

Berbagai LSM, telah melakukan advokasi thd para korban kejahatan

HAM, antara lain Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI),

Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KonTras), Lembaga

Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia (Elsham). Mereka berperan dalam

memberikan bantuan hukum kepada korban kejahatan HAM serta

menyebarluaskan pentingnya perhatian thd persoalan HAM.

2.6. Tantangan, perkembangan, rencana, dan hambatan dalam Penegakan

HAM di Indonesia.

2.6.1. Perkembangan HAM di Indonesia :

a. Era 1945 s.d. 1955, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh perjuangan

untuk mempertahankan kemerdekaan dan terjadinya rongrongan oleh

berbagai pemberontakan sehingga masalah HAM masih terabaikan.

b. Era Orde Lama (1955-1965) hingga peristiwa G 30S PKI 1965, masih

terjadi krisis politik & kekacauan sosial sehingga persoa-lan HAM tidak

memperoleh perhatian.

c. Era Orde Baru (1966-1998), dalam perjalanannya rezim ini kurang

konsisten terhadap masalah HAM. Meskipun telah berhasil membentuk

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

d. Era Reformasi, telah banyak melahirkan produk peraturan perundangan

tentang hak asasi manusia :

1) Ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

2) UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi menentang

penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak

manusiawi, atau merendahkan martabat manusia.

9

Page 10: 03. Bab Makalah Ham Part 1

3) Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan

terhadap perempuan.

4) Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak

Asasi Manusia Indonesia.

5) Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan penggunaan istilah

pribumi dan nonpribumi dalam semua perumusan dan penyelenggaraan

kebijakan, perencanaan program, ataupun pelaksanaan kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan.

6) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

7) UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

8) Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A-28J

mengatur secara eksplisit Pengakuan dan Jaminan Perlindungan

terhadap Hak Asasi Manusia.

2.6.2. Hambatan Penegakan HAM :

Hambatan umum dalam pelaksanaan dan penegakan HAM di

Indonesia:

a. Faktor Kondisi Sosial-Budaya:

1) Stratifikasi dan status sosial yaitu tingkat pendidikan, usia, pekerjaan,

keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang multikompleks

(heterogen)

2) Norma adat atau budaya lokal yang bertentangan dengan HAM,

terutama jika sudah bersinggungan dengan kedudukan seseorang,

upacara-upacara sakral, pergaulan dan sebagainya.

3) Masih adanya konflik horizontal di kalangan masyarakat yang hanya

disebabkan oleh hal-hal sepele.

b. Faktor Komunikasi dan Informasi:

1) Letak geografis Indonesia yang luas

2) Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum

terbangun secara baik

10

Page 11: 03. Bab Makalah Ham Part 1

3) Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat

terbatas.

c. Faktor Kebijakan Pemerintah:

1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang

pentingnya jaminan hak asasi manusia.

2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak asasi

manusia sering diabaikan.

d. Faktor Perangkat Perundangan:

1) Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi

internasional tentang hak asasi manusia.

2) Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit untuk

diimplementasikan.

e. Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement):

1) Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi

mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.

2) Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai

masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’ untuk

memperkaya din.

3) Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih

diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan berupa

KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

2.6.3. Tantangan Penegakan HAM :

Tantangan dalam penegakan HAM di Indonesia untuk masa-masa

yang akan datang, telah digagas oleh Presiden Soeharto pada saat akan

menyampaikan pidatonya di PBB dalam Konfrensi Dunia ke-2 (Juni 1992)

dengan judul “Deklarasi Indonesia Tentang HAM”.

a. Prinsip Universlitas,

b. Prinsip Pembangunan Nasional,

c. Prinsip Kesatuan Hak-Hak Asasi Manusia (Prinsip Indivisibility),

11

Page 12: 03. Bab Makalah Ham Part 1

d. Prinsip Objektifitas atau Non Selektivitas,

e. Prinsip Keseimbangan,

f. Prinsip Kompetensi Nasional,

g. Prinsip Negara Hukum.

Tantangan lain, adalah berkaitan adanya “pelanggaran berat”

sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang

Pengadilan Hak Asasi Manusia, yaitu Kejahatan Genosida dan Kejahatan

Kemanusiaan:

1) Kejahatan Genosida

Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk

menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,

ras, kelompok etnik, kelompok agama, dengan cara:

a) membunuh anggota kelompok;

b) mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap

anggota-anggota kelompok;

c) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan

kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;

d) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di

dalam kelompok; atau

e) memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok tertentu ke

kelompok lain.

2) Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan

serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan

tersebut ditujukan langsung terhadap penduduk sipil, berupa:

a) pembunuhan

b) pemusnahan

c) perbudakan;

d) pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;

e) perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara

sewenang-wenang

12

Page 13: 03. Bab Makalah Ham Part 1

f) penyiksaan;

g) perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan

kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk

kekerasan seksual lain yang setara;

h) penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang

didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama,

jenis kelamin, tau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai

hal yang dilarang menurut hukum internasional;

i) penghilangan orang secara paksa; atau

j) kejahatan apartheid.

2.6.4. Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia

Kepres No.129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak

Asasi Manusia (RANHAM) Indonesia yg kemudian diubah dengan Kepres

No. 61 Tahun 2003. Merupakan upaya nyata untuk menjamin peningkatan

penghormatan, pemajuan, pemenuhan, dan perlindungan HAM di Indonesia

dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama, adat-istiadat, dan budaya

bangsa yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ada 6 (enam) Program

Utama RANHAM 2004 – 2009 :

a. Pembentukan dan penguatan institusi pelaksanaan RANHAM,

b. Persiapan ratifikasi instrumen HAM Internasional,

c. Persiapan harmonisasi peraturan perundang-undangan,

d. Diseminasi dan pendidikan Hak Asasi Manusia,

e. Penerapan norma dan standar HAM, dan

f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

13

Page 14: 03. Bab Makalah Ham Part 1

2.7. Instrumen Hukum dan Peradilan HAM Internasional

2.7.1. Instrumen Hukum HAM Internasional

Piagam PBB menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya adalah

untuk menyebarluaskan dan mendorong penghormatan terhadap hak asasi

manusia dan kebebasan dasar bagi semua tanpa memandang perbedaan ras,

jenis kelamin, bahasa, dan agama. Instrumen mengenai HAM dalam Piagam

PBB yaitu Lahirnya Konvensi tentang hak-hak Politik Perempuan (1958).

Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh negara-negara. Anggota

PBB, isinya mencakup:

a. The International on Civil and Pilitical Rights, yaitu memuat tentang hak-

hak sipil dan hak-hak politik pria dan wanita.

b. Optional Protocol, yaitu adanya kemungkinan seorang warga negara

mengadukan pelanggaran hak asasi kepada PBB setelah melalui upaya

pengadilan di negaranya.

c. The International Covenant of Economic, Social and Cultural Rights, yaitu

berisi syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial,

dan budaya (1966).

Konvensi Internasional tentang Hak-hak Khusus (1976). Konvensi

tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Terhadap Wanita (1984).

Konvensi tentang Hak-hak Anak (1990). Konvensi Anti-Apartheid Olahraga

(1993). Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain

yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat manusia (1998).

Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Rasial (1999).

Sejarah mencatat bahwa dari masa ke masa, terdapat berbagai

kejahatan kemanusiaan yang membawa banyak korban manusia, baik yang

meninggal maupun yang dilukai hak-hak dasarnya sebagai manusia. Berikut

ini adalah beberapa catatan tentang peristiwa-peristiwa pelanggaran hak asasi

manusia yang sempat menjadi isu internasional.

Setelah kemenangan pemilu melalui Partai Buruh Jerman Sosialis,

Adolf Hitler mendirikan negara totaliter. Lawan-lawan politiknya ditangkapi

dan berbagai kejahatan kemanusiaan dilakukannya, dari gerakan pembasmian 14

Page 15: 03. Bab Makalah Ham Part 1

orang-orang Yahudi, agresi ke Austria dan Cekoslowakia (1938), hingga

meletupkan Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia (1939). Jerman,

1923.

85.000 tentara Uni Soviet, mengadakan invansi (penyerbuan) ke

Kabul (Afganistan) yang mendukung pemerintahan Babrak Karmal melalui

kudeta sehingga menimbulkan korban perang berkepanjangan sampai tahun

1990-an. Uni Soviet, 1979.

Idi Amin yang menjadi presiden Uganda pada 1971-1979 telah

menjalankan pemerintahannya dengan otoriter, lalim dan penuh teror. Mulai

dengan pengusiran 80.000 keturunan Asia, penangkapan semena-mena,

hingga tidak kurang 300.000 orang korban pembunuhan tanpa proses

peradilan. Uganda, 1971.

Pembantaian anak-anak, pelakunya Patrick Edward P. Ia

memberondong murid SD di Cleveland (California) dengan korban 5 tewas

dan 30 luka-luka. Semua korban adalah anak Asia sehingga diduga unsur

rasialisme. Peristiwa serupa pernah terjadi antara tahun 1985-1988 di

Alabama, Illionis, Chicago, Philadelphia, dan Florida. Amerika Serikat, 1989

2.7.2. Peradilan Internasional HAM

Pemeriksaan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat,

dilakukan oleh majelis hakim pengadilan HAM yang berjumlah lima orang

terdiri atas dua orang hakim pada Pengadilan HAM yang bersangkutan dan

tiga orang hakim ad hoc. Hakim ad hoc adalah hakim yang diangkat dan luar

hakim karier yang memenuhi persyaratan profesional, berdedikasi tinggi,

menghayati cita-cita negara hukum dannegara kesejahteraan yang berintikan

keadilan, memahami dan menghormati hak asasi manusia dan kewajiban

dasar manusia.

1948 PBB mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

(Universal Declaration of Human Rights) yang menjadi dasar hukum

internasional baru bagi persoalan HAM. Lembaga bernama International

Criminal Court mulai bekerja pada 2002 untuk mengadili kejahatan perang,

15

Page 16: 03. Bab Makalah Ham Part 1

pembersihan etnik (genosida), kejahatan terhadap kemanusiaan, dan

kejahatan agresi.

PBB telah membentuk komisi untuk Hak Asasi Manusia (The United

Nations Commission on Human Rights). Dengan demikian memiliki

kekuasaan untuk mengadili dan menghukum para penjahat kemanusiaan

Internasional (pelanggar HAM berat). Terdiri dari 18 negara anggota,

berkembang menjadi 43 anggota. Indonesia diterima tahun 1991.

Cara kerja Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk sampai pada

proses peradilan internasional, melakukan pengkajian (studies) terhadap

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, baik dalam suatu negara tertentu

maupun secara global. Terhadap kasus-kasus pelanggaran yang terjadi,

kegiatan Komisi terbatas pada himbauan serta persuasi. Kekuatan himbauan

dan persuasi terletak pada tekanan opini dunia internasional terhadap

pemerintah yang bersangkutan.

Seluruh temuan Komisi midimuat dalam Yearbook of Human Rights

yang disampaikan kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Mahkamah Internasional sesuaidengan tugasnya, segera

menindakianjuti baik pengaduan oleh anggota maupun warga negara anggota

PBB, serta hasil pengkajian dan temuan Komisi Hak Asasi Manusia PBB

untuk diadakan penyidikan, penahanan, dan proses peradilan.

Dalam Peradilan HAM Internasional dibentuk menjadi ICC

( INTERNATIONAL CRIME COURT) 17 Juni 1998 di Roma. Dalam

konferensi/sidang Unitet Nations Diplomatic Conference On Criminal Court.

Disepakati bahwa kejahatan kejahatan itu adalah:

a. The Crime Of Genocide (permusuhan masal terhadap kelompok etnis atau

agama tertentu)

b. Crime Against Humanity (kejahatan melawan kemanusiaan)

c. War Crimes (kejahatan perang)

d. The Crimes of Agression (penyerangan suatu bangsa atau negara terhadap

Negara lain).

16

Page 17: 03. Bab Makalah Ham Part 1

Beberapa contoh pelaksanaan dan proses pengadilaninternasional

yang mengadili pelanggaran HAM :

a. Tahun 1987, Klaus Barbie (Nazi Jerman) dihukum seumur hidup, bersalah

karena telah menyiksa 842 orang Yahudi dan partisan Perancis (343

tewas).

b. Februari 1993, DK PBB mengeluarkan resolusi 808 untuk mengadili para

penjahat perang pelanggar HAM di bekas negara Yugoslavia yang

melakukan etnic cleansing. Pemimpin yang dianggap paling bertanggung

jawab adalah Slobodan Milosevic dan Ratko Mladic.

c. Maret 1993, Komisi HAM PBB telah mempublikasikan sebuah laporan

yang menyatakan bahwa militer El Salvador bertanggung jawab atas

pelanggaran HAM selama perang 12 tahun.

17

Page 18: 03. Bab Makalah Ham Part 1

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan

kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,

tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau

menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan

dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran

HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau

bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,

pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara

peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan

HAM.

3.2. Saran-saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan

memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa

menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan

pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-

injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu

menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.

18

Page 19: 03. Bab Makalah Ham Part 1

DAFTAR PUSTAKA

Internet :

http://pemahamantentanghakasasimanusia.blogspot.com/

http://nureazizah13.wordpress.com/2010/04/25/pemahaman-tentang-hak-

asasi-manusia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

http://disini-tempat-pr-ku.blogspot.com/2012/10/pengertian-ham-menurut-

para-ahli.html

http://hukum.kompasiana.com/2012/10/17/perkembangan-ham-di-

indonesia-501644.html

http://sman11mks.com/index.php?

option=com_kunena&func=view&catid=40&id=259012&Itemid=100042

http://www.singkawangkota.go.id/singkawang/index.php?

option=com_content&view=article&id=125:rencana-aksi-nasional-ham-

ranham-2011-2014&catid=1:berita-kegiatan&Itemid=97

http://aidazahro.blogspot.com/2011/08/instrumen-hukum-dan-

peradilan.html

http://bahanajarguru.blogspot.com/2011/09/instrumen-hukum-dan-

peradilan.html

19