Makalah Guru Profesional Berkarakter

78
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya diindahkan atau dipercayai. Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti. Ditilik dan ditelusuri dari bahasa aslinya, Sansekerta, kata “Guru” adalah gabungan dari kata gu dan ru. Gu artinya kegelapan, kejumudan atau kekelaman. Sedangkan ru artinya melepaskan, menyingkirkan atau membebaskan. Jadi, guru adalah manusia yang “berjuang” terus-menerus dan secara gradual melepaskan manusia dari kegelapan. Dari makna yang dikandung sebutan atau julukannya dapat dikatakan bahwa guru adalah profesi di mana seseorang menanamkan nilai-nilai kebajikan ke dalam jiwa manusia. Membentuk karakter dan kepribadian manusia. Seseorang yang berdiri di depan dalam teladan tutur kata dan tingkah laku, yang dipundaknya melekat tugas sangat mulia menciptakan sebuah generasi yang sempurna. Peran guru adalah kombinasi dari peran orang tua, pendidik, pengajar, pembina, penilai dan pemelihara. Sehingga, guru adalah salah satu tiang utama bangsa atau negara yang menjadi ujung tombak dalam sebuah perubahan untuk sebuah generasi yang tangguh bagi bangsa atau negara. Guru Profesional Berkarakter 1

description

Penyelesaian Tugas Makalah Profesi Pendidikan dari berbagai sumber

Transcript of Makalah Guru Profesional Berkarakter

Page 1: Makalah Guru Profesional Berkarakter

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya diindahkan

atau dipercayai. Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti. Ditilik dan

ditelusuri dari bahasa aslinya, Sansekerta, kata “Guru” adalah gabungan dari

kata gu dan ru. Gu artinya kegelapan, kejumudan atau kekelaman. Sedangkan

ru artinya melepaskan, menyingkirkan atau membebaskan. Jadi, guru adalah

manusia yang “berjuang” terus-menerus dan secara gradual melepaskan

manusia dari kegelapan.

Dari makna yang dikandung sebutan atau julukannya dapat dikatakan

bahwa guru adalah profesi di mana seseorang menanamkan nilai-nilai

kebajikan ke dalam jiwa manusia. Membentuk karakter dan kepribadian

manusia. Seseorang yang berdiri di depan dalam teladan tutur kata dan

tingkah laku, yang dipundaknya melekat tugas sangat mulia menciptakan

sebuah generasi yang sempurna. Peran guru adalah kombinasi dari peran

orang tua, pendidik, pengajar, pembina, penilai dan pemelihara. Sehingga,

guru adalah salah satu tiang utama bangsa atau negara yang menjadi ujung

tombak dalam sebuah perubahan untuk sebuah generasi yang tangguh bagi

bangsa atau negara.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai guru

profesional berkarakter di mana pada pembahasannya yaitu terdiri dari

konsep dasar profesi, profesi guru, kode etik guru, bagaimana seseorang

dapat menjadi guru profesional-berkarakter, dan tantangan organisasi profesi

guru di era globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar profesi?

b. Apa yang dimaksud dengan profesi guru?

c. Apa saja kode etik menjadi seorang guru?

d. Bagaimana seseorang dapat menjadi guru profesional?

e. Bagaimana seseorang dapat menjadi guru berkarakter?

Guru Profesional Berkarakter

1

Page 2: Makalah Guru Profesional Berkarakter

f. Bagaimana seseorang dapat menjadi guru profesional berkarakter?

g. Apa tantangan organisasi profesi guru di era globalisasi?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan konsep dasar profesi.

b. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan profesi guru.

c. Untuk mengetahui apa saja kode etik menjadi guru.

d. Untuk mengetahui bagaimana seseorang dapat menjadi guru

profesional.

e. Untuk mengetahui bagaimana seseorang dapat menjadi guru

berkarakter.

f. Untuk mengetahui bagaimana seseorang dapat menjadi guru profesional

berkarakter.

g. Untuk mengetahui tantangan organisasi profesi guru di era globalisasi.

1.4 Manfaat Penulisan

Untuk mendapatkan informasi mengenai yang dimaksud dengan konsep dasar

profesi, profesi guru, apa saja kode etik menjadi guru, bagaimana seseorang dapat

menjadi guru profesional, bagaimana seseorang dapat menjadi guru berkarakter,

bagaimana seseorang dapat menjadi guru profesional berkarakter, dan tantangan

organisasi profesi guru di era globalisasi.

Guru Profesional Berkarakter

2

Page 3: Makalah Guru Profesional Berkarakter

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Profesi

2.1.1 Pengertian Profesi, Profesional, Profesionalisme, dan Profesionalisasi

a. Profesi

Profesi berasal dari bahasa Latin proffesio yang mempunyai dua

pengertian, yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Dalam arti sempit, profesi berarti

kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut

daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Arti lebih luas

dari profesi adalah kegiatan apa saja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah

yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu (Yeni, 2006).

b. Profesional

Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 1 ayat 4, profesional adalah

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi.

c. Profesionalisme

Profesionalisme berasal dari istilah profesional yang dasar katanya

adalah profession (profesi). Dalam bahasa Inggris, professionalism secara

leksikal berarti sifat profesional. Profesionalisme merupakan suatu tingkah

laku, suatu tujuan, atau rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan

coraknya suatu profesi. Profesionalisme itu berkaitan dengan komitmen

penyandang profesi.

d. Profesionalisasi

Profesionalisasi adalah proses memfasilitasi seseorang menjadi

profesional melalui berbagai latar pendidikan. Proses pendidikan dan latihan

ini biasanya memerlukan waktu yang lama, intensif dan diselenggarakan oleh

suatu lembaga profesi. Profesionalisasi merupakan proses peningkatan

kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk

mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang

diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi mengandung makna dua

Guru Profesional Berkarakter

3

Page 4: Makalah Guru Profesional Berkarakter

dimensi utama, yaitu peningkatan status dan peningkatan kompetensi, dan

keterampilan praktis.

2.2 Profesi Guru

2.2.1 Siapa Guru Itu?

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

siswa pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru

memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kualifikasi dan

kompetensi, disertai dengan ketaatasasan pada norma etik tertentu. Dalam

peraturan pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebutan guru itu

mencakup: (1) guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun

guru bimbingan konseling atau guru bimbingan karier; (2) guru dengan tugas

tambahan sebagai kepala sekolah; dan (3) guru dalam jabatan pengawas.

Secara formal, untuk menjadi profesional guru dipersyaratkan

memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-4 dan bersertifikat pendidik. Guru-

guru yang memenuhi kriteria profesional inilah yang akan mempu

menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk mewujudkan

proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional, yakni berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Untuk memenuhi kriteria profesional itu, guru harus menjalani

profesionalisasi menuju derajat profesioanl yang sesungguhnya secara terus-

menerus. Dalam UU Nomor 74 Tahun 2008 dibedakan antara pembinaan dan

pengembangan kompetensi guru yang belum dan sudah berkualifikasi S-1/D-

4. Pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang

belum memenuhi kualifikasi minimum dilakukan melalui pendidikan tinggi

program S-1 atau program D-4 pada perguruan tinggi yang

menyelenggarakan program pendidikan tenaga kependidikan dan/atau

program pendidikan non-kependidikan yang terakreditasi.

Guru Profesional Berkarakter

4

Page 5: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang telah

memiliki sertifikat pendidik dilakukan dalam rangka menjaga agar

kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, serta budaya dan/atau olahraga. Pengembangan

dan peningkatan kompetensi dimaksud dilakukan melalui sistem pembinaan

dan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang berkaitan dengan

perolehan angka kredit jabatan fungsional.

Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan

kompetensi pedagogis, kepribadian, profesioanal, dan sosial sejalan, dengan

jabatan fungsionalnya. Pembinaan dan pengembangan karier meliputi

penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya pembinaan dan

pengembangan karier guru ini harus sejalan dengan jenjang jabatan

fungsional mereka.

Pengembangan profesi dan karier tersebut diarahkan untuk

meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses

pendidikan dan pembelajaran dalam dan luar kelas. Upaya peningkatan

kompetensi dan profesionalitas ini tentu saja harus sejalan dengan upaya

untuk memberikan penghargaan, peningkatan kesejahteraan, dan

perlindungan terhadap guru.

Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologi

pembelajaran dan keilmuan yang diajarkannya. Tautan antara keduanya

tercermin dalam kinerjanya selama transformasi pembelajaran. Kegiatan

pembinaan dan pengembangan guru menuju derajat profesioanal ideal,

termasuk dalam kerangka mengelola kelas untuk pembelajaran yang efektif,

dilakukan atas dasar prakarsa pemeritah, pemerintah daerah, penyelenggara

satuan pendidik, asosiasi guru dan guru secara pribadi. Secara umum,

kegiatan ini dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan

kompetensi guru dalam memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran

yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.

2.2.2 Karakteristik Profesi Guru

Menurut Usman (1995), mengingat tugas dan tanggung jawab guru

yang begitu kompleksnya, profesi ini memerlukan persyaratan khusus, antara

Guru Profesional Berkarakter

5

Page 6: Makalah Guru Profesional Berkarakter

lain: (1) menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori

ilmu pengetahuan yang mendalam, (2) menekankan pada suatu keahlian

dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya, (3) menuntut adanya

tingkat pendidikan keguruan yang memadai, (4) memungkinkan

perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan, (5) memiliki kode etik,

sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, (6) memiliki

klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan

muridnya, (7) diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di

masyarakat.

Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan

berdasarkan prinsip (UUGD No. 14/2005 Pasal 7) sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia;

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas;

d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;

f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;

g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan; dan

i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-

hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Selanjutnya, pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui

pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak

diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,

nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa dan kode etik profesi.

2.3 Kode Etik Guru Indonesia

2.3.1 Pengertian Kode Etik Guru

Guru Profesional Berkarakter

6

Page 7: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Kode etik guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima

oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam

melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga

negara. Pedoman sikap dan perlaku ini adalah nilai-nilai moral yang

membedakan perlaku guru yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh

dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

siswa, serta sikap pergaulan sehari-hari di dalam dan luar sekolah.

Kode etik harus menjabarkan secara eksplisit batas-batas wewenang

dalam melaksanakan tugasnya sehingga perilakunya tidak berbaur dengan

perilaku khusus yang seharusnya dilakukan oleh profesi lain, disertai dengan

perilaku marginal yang masih layak dilakukan oleh profesi tersebut.

2.3.2 Isi Kode Etik Guru

Kode etik guru Indonesia merupakan jiwa dari Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945 serta bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, guru

Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru dengan

berpedoman pada dasar-dasar sebagai berikut: (1) Guru berbakti

membimbing  peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya

yang berjiwa pancasila, (2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran

profesional, (3) Guru berusaha memperoleh informasi peserta didik sebagai

bahan melakukan bimbingan dan pembinaan, (4) Guru menciptakan suasana

sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya profesi belajar

mengajar, (5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat  sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab

bersama terhadap pendidikan, (6) Guru secara pribadi dan bersama-sama,

mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya, (7)Guru

memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan dan

kesetiakawanan sosial, (8) Guru secara bersama-sama memelihara dan

meningkatkan mutu organisasi PGRI  sebagai sarana perjuangan dan

pengabdian, dan (9) Guru melaksanakan segala kebijaksanaan Pemerintah

dalam bidang pendidikan.

Guru Profesional Berkarakter

7

Page 8: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Dalam Pasal 6 dokumen Kode Etik Guru Indonesia (2010) disebutkan

bahwa kode etik mengatur hal-hal berikut.

a. Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

1) Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas didik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.

2) Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan

mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah,

dan anggota masyarakat.

3) Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik

secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan

pembelajaran.

4) Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan

menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.

5) Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus

berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana

sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif

dan efisien bagi peserta didik.

6) Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih

sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar

batas kaidah pendidikan.

7) Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang

dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.

8) Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk

membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan

kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.

9) Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali

merendahkan martabat peserta didiknya.

10) Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya

secara adil.

11) Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi

kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.

Guru Profesional Berkarakter

8

Page 9: Makalah Guru Profesional Berkarakter

12) Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh

perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.

13) Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta

didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,

menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.

14) Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk

alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan,

hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.

15) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya

kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,

kebudayaan, moral, dan agama.

16) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional

dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan

pribadi.

b. Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :

1) Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien

dengan Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan.

2) Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan

objektif mengenai perkembangan peserta didik.

3) Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain

yang bukan orangtua/walinya.

4) Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan

berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

5) Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai

kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada

umumnya.

6) Guru menjunjunng tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi

dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-cita anak

atau anak-anak akan pendidikan.

7) Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan

orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan

pribadi.

Guru Profesional Berkarakter

9

Page 10: Makalah Guru Profesional Berkarakter

c. Hubungan Guru dengan Masyarakat :

1) Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan

efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan

pendidikan.

2) Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan

dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

3) Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam

masyarakat

4) Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan

prestise dan martabat profesinya.

5) Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan

masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan

kesejahteraan peserta didiknya

6) Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai

agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan

masyarakat.

7) Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya

kepada masyarakat.

8) Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam

masyarakat.

d. Hubungan Guru dengan seklolah

1) Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi

sekolah.

2) Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam

melaksanakan proses pendidikan.

3) Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.

4) Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.

5) Guru menghormati rekan sejawat.

6) Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat.

7) Guru menjunung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan

kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.

Guru Profesional Berkarakter

10

Page 11: Makalah Guru Profesional Berkarakter

8) Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya

untuk tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang

relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.

9) Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan

pendapat-pendapat profesionalberkaitan dengan tugas-tugas pendidikan

dan pembelajaran.

10) Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan

dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.

11) Guru memliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat

meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan

tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.

12) Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari

kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat

profesionalnya.

13) Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyaan keliru berkaitan

dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.

14) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang

akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya.

15) Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya

atas dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarnya.

16) Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk

pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.

17) Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung

atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.

e. Hubungan Guru dengan Profesi :

1) Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi

2) Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu

pendidikan dan bidang studi yang diajarkan

3) Guru terus-menerus meningkatkan kompetensinya

Guru Profesional Berkarakter

11

Page 12: Makalah Guru Profesional Berkarakter

4) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam

menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggung jawab atas

konsekuensiinya

5) Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggung jawab,

inisiatif individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional

lainnya.

6) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang

akan merendahkan martabat profesionalnya.

7) Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat

mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya

8) Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari

tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di

bidang pendidikan dan pembelajaran.

f. Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :

1) Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta

secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi

kepentingan kependidikan.

2) Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang

memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan.

3) Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat

informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan

masyarakat.

4) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam

menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggung jawab atas

konsekuensinya.

5) Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk

tanggung jawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-

tindakan profesional lainnya.

6) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang

dapat merendahkan martabat dan eksistensis organisasi profesinya.

7) Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk

memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.

Guru Profesional Berkarakter

12

Page 13: Makalah Guru Profesional Berkarakter

8) Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai

organisasi profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Guru yang telah dipersiapkan secara intensif sebagai anggota PGRI

berkewajiban menaati/menjalankan norma-norma di dalam kode etik guru

Indonesia, tidak saja untuk mewujudkan, tetapi juga untuk terus

meningkatkan profesionalitasnya. Sementara itu, dari segi profesionalisme

pelanggaran terhadap norma-norma kode etik menyentuh kehormatan, rasa

tanggung jawab harga diri, di antaranya berbentuk rasa tidak puas dan

perasaan berdosa (Nawawi & Martini, 1994).

2.3.3 Tujuan Kode Etik

Tujuan mengadakan kode etik, yaitu untuk :

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

d. Untuk meningkatkan mutu profesi.

e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

h. Menentukan baku standarnya sendiri.

2.3.4 Penerapan Kode Etik

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang

berlaku dan mengikat anggotanya. Penetapan kode etik dilakukan pada suatu

kongres organisasi profesi. Guru dan organisasi guru berkewajiban

menyosialisasikan Kode Etik Guru Indonesia kepada rekan sejawat

penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan Pemerintah.

2.3.5 Sanksi Pelanggaran Kode Etik

Adanya kode etik menandakan bahwa organisasi profesi sudah mantap.

Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Jenis pelanggaran meliputi

pelanggaran ringan, sedang, dan berat. Sanksi bagi pelanggar kode etik adalah

sanksi moral (dicela,dikucilkan), sedangkan bagi pelanggar berat dapat

dikeluarkan dari organisasi. Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan

Guru Profesional Berkarakter

13

Page 14: Makalah Guru Profesional Berkarakter

diri dengan/atau tanpa bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasihat

hukum sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan

Kehormatan Guru Indonesia.

Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan

pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan wewenang

Dewan Kehormatan Guru Indonesia. Pemberian sanksi oleh Dewan

Kehormatan Guru Indonesia harus objektif. Rekomendasi Dewan

Kehormatan Indonesia wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.

2.4 Guru Profesional

Guru selaku tenaga profesional memiliki citra yang baik di masyarakat.

Apabila seorang guru dapat menunjukkan citra kepada masyarakat, ia layak

menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat akan

melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang

ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan

pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan

kepada siswanya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta

cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat,

sering menjadi perhatian masyarakat luas (Soetjipto & Kosasi, 1999). Dengan

demikian, menyandang predikat guru tidak hanya dituntut memiliki

kemampuan intelektual saja, tetapi juga diperlukan kepribadian yang matang

yang dapat diteladani oleh banyak orang.

2..4.1 Profesionalisasi Guru

Bila diperhatikan karakteristik suatu pekerjaan yang bersifat profesional

seperti telah dikemukakan di atas, maka akan tampak bahwa profesi guru

tidak mungkin dapat dikenakan kepada sembarang orang yang dipandang

oleh masayarakat umum sebagai guru. Pada umumnya masyarakat

berpandangan bahwa pekerjaan guru yang berupa mendidik dan mengajar

dapat dilakukan oleh siapa saja. Sebagaimana Pidarta (1997) mengemukakan

bahwa kalau mendidik diartikan sebagai memberi nasehat, petunjuk,

mendorong agar rajin belajar, memberi motivasi, menjelaskan sesuatu atau

ceramah, melarang perilaku yang tidak baik, menganjurkan dan menguatkan

Guru Profesional Berkarakter

14

Page 15: Makalah Guru Profesional Berkarakter

perilaku yang baik, dan menilai apa yang telah dipelajari anak, maka memang

hampir semua orang bisa melakukannya dan tidak perlu bersusah-payah

membuat orang menjadi pendidik profesional. Namun demikian, apakah mendidik

seperti ini dapat menjamin anak-anak untuk berkembang sempurna secara

batiniah dan lahiriah?

Untuk memperjelas masalah di atas, kita harus memahami dengan baik

pengertian mendidik. Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal, yaitu segala

sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia. Kadang orang

mengatakan bahwa mendidik adalah me-manusiakan manusia. Ada pula yang

mengemukakan bahwa mendidik adalah membudayakan manusia. Pengertian

mendidik yang relatif operasional dikemukakan oleh Pidarta (1997) bahwa

mendidik adalah suatu upaya untuk membuat anak-anak mau dan dapat

belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan

potensi-potensi lainnya secara optimal. Lebih lanjut dikemukakan bahwa

mendidik memusatkan diri pada upaya pengembangan afeksi anak-anak,

sesudah itu barulah pada pengembangan kognisi dan keterampilannya.

Berkembangnya afeksi yang positif terhadap belajar, merupakan kunci

keberhasilan belajar berikutnya, termasuk keberhasilan dalam meraih prestasi

kognisi dan keterampilan. Bila afeksi anak sudah berkembang secara positif

terhadap belajar, maka guru, orang tua, maupun anggota masyarakat tidak

perlu bersusah payah membina mereka agar rajin belajar. Apa pun yang

terjadi mereka akan belajar terus untuk mencapai cita-citanya.

Melakukan pekerjaan mendidik seperti yang telah dikemukakan di atas

tidaklah gampang. Hanya orang-orang yang sudah belajar banyak tentang

pendidikan dan sudah terlatih yang mampu melaksanakannya. Ini berarti

pekerjaan mendidik memang harus profesional.

Guru harus dapat membangkitkan minat dan kemauan anak untuk belajar,

memahami cara belajar, senang belajar, dan tidak pantang mundur untuk

belajar meskipun banyak rintangan yang dihadapi. Inilah tuntutan masyarakat

sebagai konsekuensi jabatan profesiyang disandang oleh guru. Hal ini cukup

beralasan sebab guru telah dibekali ilmu pendidikan dan ilmu tertentu untuk

diajarkan selama menjalani studi dalam waktu yang relatif cukup lama.

Guru Profesional Berkarakter

15

Page 16: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Dengan cara mendidik seperti yang telah dikemukakan, citra pendidikan di

mata masyarakat dapat terdongkrak. Ini pula merupakan tantangan bagi para

pendidik bila ingin profesinya mendapat pengakuan dan tidak diragukan oleh

masyarakat.

a. Sekilas mengenai Kondisi Guru di Lapangan

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru yang

melakukan tugasnya hanya dengan mengajar, membuat satuan pelajaran,

membuat rencana pelajaran, membuat alokasi waktu dalam bentuk program

tahunan dan program caturwulan, melakukan evaluasi hasil belajar yang

hanya terbatas pada aspek kognitif siswa, dan menganalisis daya serap siswa.

Ia cenderung tidak mempedulikan kondisi psikologis yang terjadi pada siswa

dikala proses mengajar belajar berlangsung karena mengejar target

kurikulum. Hal ini dilakukan oleh guru karena takut “dimarahi” oleh Kepala

Sekolah bila target kurikulum belum tercapai. Ada juga guru (untuk mata

pelajaran tertentu) yang malas memeriksa hasil ulangan siswa karena kepala

sekolah telah menginstruksikan batas minimum nilai yang harus dimasukkan

ke buku rapor. Guru tersebut beranggapan bahwa untuk apa diperiksa, toh

nilainya juga sudah ada patokannya. Adanya patokan nilai seperti ini akan

memberikan peluang kepada guru untuk memanipulasi nilai. Sudah tentulah

kondisi dan tindakan seperti ini tidak memenuhi kriteria keprofesionalan.

Dengan kata lain ia tidak bertindak secara profesional sebagai seorang guru.

Dengan demikian, harus diakui bahwa masih ada guru di lapangan yang

belum atau kurang profesional. Dan hal inilah yang selalu disorot oleh

masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan sejumlah cara dan tempat untuk

mengembangkan profesi guru.

Kurang profesionalnya guru dalam bertindak, tidak sepenuhnya dan kurang

bijaksana bila kita hanya menuding bahwa hanya guru tersebutlah yang tidak

profesional. Sebab pihak penyelenggara pendidikan (Kepala Sekolah,

Kakandep, Kakanwil, beserta seluruh jajarannya) kadang kala kurang

menghargai jabatan profesi guru seperti kenyataan yang saya ungkapkan di

atas. Dengan demikian, para penyelenggara pendidikan pun perlu ditingkatkan

derajat keprofesionalannya dalam menjalankan tugas dan memangku jabatannya.

Guru Profesional Berkarakter

16

Page 17: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Demikianlah sekelumit pandangan penulis mengenai guru di lapangan dan

pihak penyelenggara pendidikan. Berikut ini akan dikemukakan mengenai

tugas dan tanggung jawab guru beserta kompetensinya sebagai bagian yang

tak terpisahkan dengan tugas profesinya.

Arifin (2000) mengemukakan guru Indonesia yang profesional

dipersyaratkan mempunyai: (1) dasar ilmu yang kuat sebagai manifesti

terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21,

(2) penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan

yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-

konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan

bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis

pendidikan masyarakat Indonesia, (3) pengembangan kemampuan profesional

berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus

menerus dan berkesinambungan antara lembaga pendidikan yang

menyediakan layanan sebagai pencetak guru dengan praktek pendidikan.

Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya

program pre-service dan in-service karena berbagai pertimbangan.

Mengembangkan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang

mudah. Hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.

Untuk itu pencermatan lingkungan di mana pengembangan itu dilakukan

menjadi penting, terutama bila faktor tersebut dapat menghalangi upaya

pengembangan tenaga pendidik. Pengembangan profesi tenaga pendidik pada

dasarnya hanya akan berhasil dengan baik apabila dampaknya dapat

menumbuhkan sikap inovatif. Sikap inovatif ini akan makin memperkuat

kemampuan profesional tenaga pendidik. Menurut Prof. Idochi diperlukan

tujuh pelajaran guna mendorong tenaga pendidik bersikaf inovatif serta dapat

dan mau melakukan inovasi. Ketujuh pelajaran itu adalah sebagai berikut :

Belajar kreatif

Belajar seperti kupu-kupu

Belajar keindahan dunia dan indahnya jadi pendidik

Belajar mulai dari yang sederhana dan konkrit

Belajar rotasi kehidupan

Guru Profesional Berkarakter

17

Page 18: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Belajar koordinasi dengan orang profesional

Belajar ke luar dengan kesatuan pikiran

Belajar kreatif adalah belajar dengan berbagai cara baru untuk

mendapatkan pengetahuan baru, belajar kreatif menuntut upaya-upaya untuk

terus mencari, dan dalam hal ini bercermin pada kupu-kupu amat penting,

mengingat kupu-kupu selalu peka dengan sari yang ada pada bunga serta

selalu berupaya untuk mencari dan menjangkaunya. Dengan belajar yang

demikian, maka sekaligus juga belajar tentang keindahan dunia, dan bagian

dari keindahan dunia ini adalah keindahaan indahnya jadi pendidik. Pendidik

adalah perancang masa depan siswa, dan sebagai perancang yang profesional,

maka tenaga pendidik menginginkan dan berusaha untuk membentuk peserta

didik lebih baik dan lebih berkualitas dalam mengisi kehidupannya di masa

depan.

Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, maka tenaga pendidik perlu

memulainya dari yang kecil dan konkrit, dengan tetap berfikir besar. Mulai

dari yang kecil pada tataran mikro melalui pembelajaran di kelas, maka guru

sebagai tenaga pendidik sebenarnya sedang mengukir mas depan manusia,

masa depan bangsa, dan ini jelas akan menentukan kualitas kehidupan

manusia di masa yang akan datang. Dalam upaya tersebut pendidik juga perlu

menyadari bahwa dalam kehidupan selalu ada perputaran atau rotasi,

kesadaran ini dapat menumbuhkan semangat untuk terus berupaya mencari

berbagai kemungkanan untuk menjadikan rotasi kehidupan itu sebagai suatu

hikmah yang perlu disikapi dengan upaya yang ebih baik dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik.

Dalam upaya untuk memperkuat ke profesionalan sebagai tenaga

pendidik, maka diperlukan upaya untuk selalu berhubungan dan

berkoordinasi dengan orang profesioanal dalam berbagai bidang, khususnya

profesional bidang pendidikan. Dengan cara ini maka pembaharuan

pengetahuan berkaitan dengan profesi pendidik akan terus terjaga melalui

komunikasi dengan orang profesional, belajar koordinasi ini juga akan

membawa pada tumbuhnya kesatuan pikiran dalam upaya untuk membengun

Guru Profesional Berkarakter

18

Page 19: Makalah Guru Profesional Berkarakter

pendidikan guna mengejar ketinggalan serta meluruskan arah pendidikan

yang sesuai dengan nilai luhur bangsa.

Ketujuh pelajaran di atas merupakan pelajaran penting bagi tenaga

pendidik dalam upaya mengembangkan diri sendiri menjadi orang

profesional. Dalam kaitan ini, ketujuh pelajaran tersebut membentuk suatu

keterpaduan dan saling terkait dalam membentuk tenaga pendidik yang

profesional dan inovatif.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Masalah utama pekerjaan profesi adalah implikasi dan konsekuensi jabatan

tersebut terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini sangat penting karena

di sinilah perbedaan pokok antara profesi yang satu dengan profesi yang

lainnya.

Menurut Peters (1963), tugas dan tanggung jawab guru terdiri dari: (1)

guru sebagai pengajar, (2) guru sebagai pembimbing, dan (3) guru sebagai

administrator kelas. Pendapat lain dikemukakan oleh Usman (1994) yang

mengelompokan tugas-tugas guru atas tiga jenis, yaitu: (1) tugas dalam

bidang profesi, yang meliputi: mendidik, mengajar, dan melatih, (2) tugas

kemanusiaan, dan (3) tugas dalam bidang kemasyarakatan. Bila kedua

pendapat ini dikaji, maka pendapat Usman lebih luas dibanding pendapat

Peters.Dalam situasi di lapangan, tugas dan tanggung jawab guru yang

menonjol adalah sebagai pengajar dan administrator kelas. Tugas mendidik

belum membudaya di kalangan para guru, padahal hal itu termasuk

konsekuensi dari jabatan profesional yang disandangnya.Memang tugas

mendidik itu cukup berat, sebab pekerjaan mengajar, membimbing, melatih, dan

memfungsikan diri sebagai orang tua di sekolah termasuk pekerjaan mendidik.

Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa bila guru telah

melakukan pekerjaan mendidik maka guru tersebut juga telah melakukan

tugas-tugas lainnya. Jadi tugas pokok seorang guru adalah mendidik.

Pencantuman dan pengelompokan beberapa tugas lainnya hanyalah untuk

mengeksplisitkan saja agar kelihatan lebih operasional.

2.4.2 Hakikat Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi

Guru Profesional Berkarakter

19

Page 20: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Dalam sistem pendidikan nasional kita, eksistensi guru sangat penting,

guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru. Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,  guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,

dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1). Profesional adalah pekerjaan atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan

kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi (Pasal 1 ayat 2).

Sebagai seorang pendidik profesional, maka seorang guru dituntut

untuk memiliki kualifikasi pendidikan khusus sehingga guru memiliki

kemampuan untuk menjalankan profesinya tersebut sehingga akan

mencerminkan guru yang profesional. Guru yang profesional akan tercermin

dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian

baik dalam materi maupun metode. Guru yang profesional diyakini mampu

memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam kerangka

pencapaian standar pendidikan yang ditetapkan.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakakan bahwa guru profesional

pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.

Oleh karena itu jika membicarakan aspek kemampuan profesional guru

berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki seorang guru.

Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya adalah

terletak pada tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab

tersebut erat kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk

memangku profesi tersebut. Kemampuan dasar tersebut tidak lain adalah

kompetensi guru, Uno  (2007:79).

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan ( Pasal 1 ayat 10 UU No 14 tahun 2005

tentang Guru dan dosen).

Guru Profesional Berkarakter

20

Page 21: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Menurut Majid (2005:5) kompetensi adalah seperangkat tindakan

inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat

untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu.

Sikap inteligen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketepatan dan

keberhasilan bertindak. Sifat tanggungjawab harus ditunjukkan sebagai

kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi

maupun etika.

Usman (2005) dalam Kunandar (2007:51) menyatakan kompetensi

adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi dan kemampuan seseorang,

baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.

Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan

dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan

bertindak. Dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan

menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya Direktorat Tenaga Kependidikan

Depdiknas ( 2003).

Kunandar (2007:55), menyatakan bahwa kompetensi guru adalah

seperangkat penguasaaan keammpuan yang harus ada dalam diri guru agar

dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.

Dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan seperangkat

penguasaan pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki guru agar dapat

melaksanakan pekerjaannya secara  benar dan bertanggung jawab.

b. Jenis-jenis Kompetensi

Menurut Purwanto (2002) dalam Ma'ruf, kompetensi-kompetensi

penting jabatan guru meliputi: kompetensi bidang substansi atau bidang studi,

kompetensi bidang pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan, nilai dan

bimbingan serta kompetensi bidang hubungan dan pelayanan/pengabdian

masyarakat. Kompetensi-kompetensi tersebut kini menjadi standar

kompetensi guru yang nota-bone sekaligus menjadi profil guru profesional.

Standar-standar kompetensi itu dirinci lebih khusus menjadi 10

kemampuan dasar guru Depdikbud (1980).

Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya.

Pengelolaan program belajar-mengajar

Guru Profesional Berkarakter

21

Page 22: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Pengelolaan kelas

Penggunaan media dan sumber pembelajaran

Penguasaan landasan-landasan kependidikan

Pengelolaan interaksi belajar-mengajar

Penilaian prestasi siswa

Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan

Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah

Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian

pendidikan untuk kepentingan mutu pengajaran.

Guru dalam melaksanakan tugasnya harus mempunyai kemampuan

dasar yang disebut kompetensi.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas (2003) secara

keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu : (1)

penyusunan rencana pembelajaran; (2) pelaksanaan interaksi belajar

mengajar; (3) penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksanaan tindak

lanjut hasil penilaian prestasi bealajar peserta didik; (5) pengembangan

profesi; (6) pemahaman wawasan pendidikan; dan (7) penguasaaan bahan

kajian akademik.

Menurut Sudjana (1998), kompetensi tersebut terdiri dari tiga bidang,

yaitu: (1) kompetensi bidang kognitif, (2) kompetensi bidang sikap, dan (3)

kompetensi bidang perilaku/performance.

Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual yang dimiliki

oleh guru, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai

cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku

individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan

tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil

belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyaralatan serta pengetahuan

umum lainnya.

Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap

berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap

menghargai pekerjaannya,mencintai dan memiliki perasaan senang

terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap rekan

Guru Profesional Berkarakter

22

Page 23: Makalah Guru Profesional Berkarakter

seprofesinya, memiliki kemauan yang kers untuk meningkatkan hasil

pekerjaannya.

Kompetensi perilaku/performance, artinya kemampuan guru dalam berbagai

keterampilan dan berperilaku, seperti keterampilan mengajar,

membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul

atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan

semangat belajar siswa, keterampilan merancang dan menyusun

persiapan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan

lain-lain.

Kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuan,

sedangkan kompetensi perilaku berkenaan dengan praktek pelaksanaan

sebagai implementasi dari teori atau pengetahuan yang dimiliki oleh guru.

Komptensi guru dalam bidang sikap berkenaan dengan aspek psikologis,

terutama yang terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya yang merupakan

implikasi dari jabatan profesi yang disandangnya. Ketiga bidang kompetensi

tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Kompetensi guru di Indonesia telah dikembangkan oleh Proyek

Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) Depdikbud. Pada dasarnya kompetensi

guru menurut P3G bertolak dari analisis tugas seorang guru. Ada sepuluh

kompetensi guru menurut P3G, yaitu sebagai berikut: (1)   menguasai bahan,

(2)   mengelola program belajar mengajar, (3)   mengelola kelas,

(4)   menggunakan media/sumber belajar, (5)   menguasai landasan

kependidikan, (6)   mengelola interaksi belajar mengajar, (7)   menilai

prestasi siswa, (8)   mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan,

(9)   mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan

(10)      memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan

pengajaran.

Berikutnya pemerintah mengeluarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28

ayat 3 dan Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005  dan pada

pasal 10 dinyatakan "Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada pasal 8

kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

Guru Profesional Berkarakter

23

Page 24: Makalah Guru Profesional Berkarakter

kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi".

Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi Pendidik

dalam Kunandar (2007:77) mengklasifikasikan keempat kompetensi tersebut

atas sub kompetensi seperti berikut.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik. Kompetensi ini terdiri dari Sub Kompetensi ; (1)

Memahami peserta didik secara mendalam; (2) Merancang

pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran; (3) Melaksanakan pembelajaran;  (4)

Merancang dan melaksankan evaluasi pembelajaran; (5)

Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensinya. Lebih lanjut dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007

tentang Standar Pendidik dan Kependidikan dikemukakan bahwa

kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran siswa yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai

berikut : (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

(kemampuan mengelola pembelajaran), (2) pemahaman terhadap siswa,

(3) perancangan pembelajaran, (4) pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis, (5) pemanfaatan teknologi pembelajaran dan (6)

eavaluasi hasil belajar.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan pribadi yang mantap,

stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia yang menjadi teladan

bagi peserta didik.Kompetensi ini terdiri dari Sub Kompetensi; (1)

kepribadian yang mantap dan stabil; (2) kperibadian yang dewasa; (3)

kepribadian yang arif; (4) kepribadian yang berwibawa; (5) berakhlak

mulia dan dapat menjadi teladan; dan (6) memiliki akhlak mulia.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama

guru, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi

ini teridri dari Sub Kompetensi; (1) Mampu berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik; (2)  Mampu berkomunikasi dan

Guru Profesional Berkarakter

24

Page 25: Makalah Guru Profesional Berkarakter

bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga

kependidikan; (3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan orang  tua atau wali peserta didik an masyarakat sekitar; (4) ikut

berperan aktif di masyarakat; dan (5) menjadi agen perubahan sosial.

Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi

pembelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi ini tersdiri dari

Sub Kompetensi; (1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait

dengan bidang studi; (2) Menguasai struktur dan metode keilmuan dan

(3) menambah wawasan keilmuan sebagai guru.

Sebagai pembanding, dari National Board for Profesional Teaching

Skill (2002) telah merumuskan standar kompetensi bagi guru di Amerika,

yang menjadi dasar bagi guru untuk mendapatkan sertifikasi guru, dengan

rumusan What Teachers Should Know and Be Able to Do, didalamnya terdiri

dari lima proposisi utama, yaitu:

Teachers are committed to students and their learning yang mencakup :

(a) penghargaan guru terhadap perbedaan individual siswa, (b)

pemahaman guru tentang perkembangan belajar siswa, (c) perlakuan

guru terhadap seluruh siswa secara adil, dan (d) misi guru dalam

memperluas cakrawala berfikir siswa.

Teachers know the subjects they teach and how to teach those subjects

to students mencakup : (a) apresiasi guru tentang pemahaman materi

mata pelajaran untuk dikreasikan, disusun dan dihubungkan dengan

mata pelajaran lain, (b) kemampuan guru untuk menyampaikan materi

pelajaran (c) mengembangkan usaha untuk memperoleh pengetahuan

dengan berbagai cara (multiple path).

Teachers are responsible for managing and monitoring student

learning mencakup: (a) penggunaan berbagai metode dalam pencapaian

tujuan pembelajaran, (b) menyusun proses pembelajaran dalam

berbagai setting kelompok (group setting), kemampuan untuk

memberikan ganjaran (reward) atas keberhasilan siswa, (c) menilai

kemajuan siswa secara teratur, dan (d) kesadaran akan tujuan utama

pembelajaran.

Guru Profesional Berkarakter

25

Page 26: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Teachers think systematically about their practice and learn from

experience mencakup: (a) Guru secara terus menerus menguji diri untuk

memilih keputusan-keputusan terbaik, (b) guru meminta saran dari

pihak lain dan melakukan berbagai riset tentang pendidikan untuk

meningkatkan praktek pembelajaran.

Teachers are members of learning communities mencakup : (a) guru

memberikan kontribusi terhadap efektivitas sekolah melalui kolaborasi

dengan kalangan profesional lainnya, (b) guru bekerja sama dengan tua

orang siswa, (c) guru dapat menarik keuntungan dari berbagai sumber

daya masyarakat.

Kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang

utuh. Pemilahan menjadi empat ini, semata-mata untuk kemudahan

memahaminya. Beberapa ahli mengatakan istilah kompetensi profesional

sebenarnya merupakan “payung” karena telah mencakup semua kompetensi

lainnya. Untuk penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam, lebih tepat

disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary content) atau

sering disebut bidang studi keahlian.

Menurut Sudjana ada beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi oleh

seorang guru, yakni: (1) mengenal dan memahami karakteristik sisiwa, (2)

menguasai bahan pengajaran, (3) menguasai pengetahuan tentang belajar

mengajar, (4) terampil membelajarkan siswa termasuk merrncankan dan

melaksankan pembelajaran, (5) terampil menilai proses dan hasil belaja, dan

(6) terampil melaksanakan penelitian dan pengkajian proses belajar mengajar

serta memanfaatkan hasil-hasilnya untuk kepentingan tugas profesinya

Sudjana (1991) dalamKunandar (2007: 60).

Kemampuan dan keterampilan mengajar merupakan suatu hal yang

dapat dipelajari serta diterapkan atau dipraktikkan oleh setiap guru. Mutu

pengajaran akan meningkat apabila seorang guru dapat mepergunakannya

secara tepat. Guru yang bermutu atau berkualitas ada lima komponen, yakni :

(1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan

mengajar, (3) pendayagunaan alat pelajaran, (4) melibatkan siswa dalam

Guru Profesional Berkarakter

26

Page 27: Makalah Guru Profesional Berkarakter

berbagai pengalaman, dan (5) kepemimpinan aktif dari guru (Piet dan Ida

Sahertian, 1990) dalam Kunandar (2007:61).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh

setiap guru menunjukkan  kualitas guru dalam melakukan pembelajaran.

Kompetensi tersebut dimulai dari bagaimana kemampuan guru untuk

menyusun program  perencanaan pembelajaran dan melaksanakan rencana

pembelajaran tersebut.

2.4.3 Karakteristik Guru Profesional

Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan

yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu,

dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak

memperoleh pekerjaan lainnya. Kata-kata “dipersiapkan untuk itu” dapat

diartikan melalui proses pendidikan atau dapat pula diartikan melalui proses

latihan. Makin tinggi tingkat pendidikan yang harus dipenuhi oleh suatu

pekerjaan yang bersifat profesi, makin tinggi pula derajat profesi yang harus

disandang oleh orang yang menggelutinya. Dengan kata lain, tinggi

rendahnya pengakuan profesionalisme bergantung kepada keahlian dan

tingkat pendidikan yang ditempuhnya.

Selanjutnya, dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I Tahun

1988, juga telah ditentukan syarat-syarat suatu pekerjaan profesional, yaitu:

(1) atas dasar panggilan hidup yang dilakukan sepenuh waktu serta untuk

jangka waktu yang lama, (2) telah memiliki pengetahuan dan keterampilan

khusus, (3) dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur, dan anggapan-

anggapan dasar yang sudah baku sebagai pedoman dalam melayani klien, (4)

sebagai pengabdian kepada masyarakat, bukan mencari keuntungan finansial,

(5) memiliki kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif dalam melayani

klien, (6) dilakukan secara otonom yang bisa diuji oleh rekan-rekan seprofesi,

(7) mempunyai kode etik yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, dan (8)

pekerjaan dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan (Pidarta,

1997).

Profesi pendidikan di Amerika Serikat memiliki karakteristik yang secara

substantif tidak berbeda dengan hasil Konvensi Nasional Pendidikan

Guru Profesional Berkarakter

27

Page 28: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Indonesia I, yaitu: (1) sebagai pekerja sosial yang unik, jelas, dan penting, (2)

menekankan teknik intelektual, (3) membutuhkan pendidikan spesialisasi

dalam waktu panjang, (4) memerlukan otonomi yang luas sebagai individu

ataupun organisasi profesi, (5) otonomi individu mendapat persetujuan dari

organisasi profesi, (6) tekanan pada jasa lebih besar dibandingkan dengan

hasil ekonomis, baik secara perseorangan maupun secara kelompok

profesional, (7) memiliki organisasi profesi secara otonom, dan (8) ada kode

etik yang jelas dan tegas. Karakteristik-karakteristik tersebut dikemukakan

oleh Imran Manan (1989).

Ada lima ukuran seorang guru dinyatakan profesional. Pertama,

memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya, ini berarti bahwa

komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. Kedua, secara

mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkan. Bagi guru, hal ini

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga, guru bertanggung

jawab memantau kemampuan belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,

mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

Keempat, mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan

belajar dari pengalamannya yang artinya harus selalu ada waktu untuk guru

guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya.

Kelima, seyogianya menjadi bagian dari masyarakat belajar di lingkungan

profesinya, misalnya kalau di Indonesia, PGRI dan organisasi profesi lainnya.

Menjadi guru di era global pasti tidaklah mudah. Ada berbagai

persyaratan yang harus dipenuhi agar ia dapat berkembang menjadi guru yang

profesional. Secara akademik, agar guru menjadi seorang profesioanl harus

memiliki ciri atau karakteristik. Ciri-ciri atau karakteristik tersebut menurt

Houle (Suyanto, 2007) adalah (1) harus memiliki landasan pengetahuan yang

kuat, (2) harus berdasarkan kompetensi individual, (3) memiliki sistem

seleksi dan sertifikasi, (4) ada kerja sama dan kompetensi yang sehat

antarsejawat, (5) adanya kesadaran profesional yang tinggi, (6) memilki

prinsip-prinsip etik (kode etik), (7) memiliki sistem sanksi profesi, (8) adanya

militansi individual, dan (9) memiliki organisasi profesi.

Guru Profesional Berkarakter

28

Page 29: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Menurut Hamalik (2003), pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional

maka untuk menjadi guru harus memenuhi persyaratan yang berat

diantaranya adalah ialah (1) harus memiliki bakat sebagai guru, (2) harus

memiliki keahlian sebagai guru, (3) memilki kepribadian yang baik dan

terintegrasi, (4) memiliki mental yang sehat, (5) berbadan sehat, (6) memiliki

pengalaman dan pengetahuan yang sangat luas, (7) guru adalah manusia yang

berjiwa Pancasila, dan (8) guru adalah seorang warga negara yang baik.

Selain apa yang telah dipaparkan, guru profesional akan senatiasa

melakukan hal-hal berikut, yaitu: (1) punya tujuan yang jelas untuk pelajaran,

(2) punya keterampilan manajemen kelas yang baik, (3) selalu punya energi

untuk siswanya, (4) punya keterampilan mendidiplinkan yang efektif, (5)

dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang tua, (6) punya harapan yang

tinggi pada siswanya, (7) pengetahuan tentang kurikulum, (8) pengetahuan

tentang subjek yang diajarkan, (9) selalu memberikan yang terbaik untuk

anak-anak dan proses pembelajaran, dan (10) punya hubungan yang

berkualitas dengan siswa.

Ada beberapa aspek-aspek guru profesional, yakni: (1) Komitmen

tinggi, (2) tanggung jawab, (3) berpikir sistematis, (4) penguasaan materi, (5)

menjadi bagian dari masyarakat profesional, (6) autonomy (mandiri dalam

melaksanakan tugasnya), (7) teacher research, (8) publication, dan (9)

professional organization.

2.4.4 Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Profesional

Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan

mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan

pengembangan aspek kompetensi profesional guru merupakan kebutuhan.

Benar bahwa mutu pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru semata,

melainkan juga oleh beberapa komponen pendidikan lainnya. Akan tetapi

seberapa banyak pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan dalam

perkembangannya selama ini, banyak bergantung kepada kepiawan guru

dalam menerapkan kompetensi standar yang harus dimiliki termasuk

kompetensi profesional.

Upaya meninigkatkan kompetensi profesional guru, yaitu :

Guru Profesional Berkarakter

29

Page 30: Makalah Guru Profesional Berkarakter

1. Dalam melaksanakan pembinaan profesional guru, kepala sekolah bisa

menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki

kualifikasi D III agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga

mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang

menunjang tugasnya

2. Untuk meningkatkan prefossional guru yang sifatnya khusus, bisa

dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui

seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar Diknas.

Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam

membenahi dan metodologi pembelajaran

3. Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru).

Melalui wadah inilah para guruh diarahkan untuk mencari berbagai

pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang

dapat diterapkan di dalam kelas

4. Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat

diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam

peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap mutu pendidikan. 

Peningkatan guru dapat dilakukan antara lain pemberian indentif di luar

gaji, imbalan dan penghargaan, serta tunjangan-tunjangan yang dapat

meningkatkan kinerja Kepada sekolah pun dapat memberikan motivasi dan

mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan, yaitu dengan belajar sendiri di

rumah, belajar di perpustakaan, membentuk persatuan pendidik seebidang

studi, mengikuti pertemuan ilmian, belajar secara formal S1 – S3, mengikuti

pertemuan organisasi profesi pendidikan, ikut mengambil dalam kompetensi

ilmiah.

Kini banyak pendidik terutama para dosen memiliki perpustakaan

pribadi di rumah-rumah mereka sendiri. Buku–buku dibeli secara rutin

maupun insidental. Ketika berpergian kesuatu daerah atau ke luar negeri.

Seorang pendidik memang pantas memiliki perpustakaan sendiri, sebab

pekerjaannya tidak lepas dari buku atau disket, yang menyimpan informasi

pengetahuan. Buku-buku tersebut haruslah dibaca secara teratur. Tidak ada

Guru Profesional Berkarakter

30

Page 31: Makalah Guru Profesional Berkarakter

tempatnya hanya di pakai pajangan saja untuk menunjukan prestise sebagai

sarjana, master atau doctor.

Untuk perguruan tinggi mungkin tidak diperlukan perpustakaan khusus

pendidik. Pendidik dan mahasiswa bisa belajar bersama-sama di perpustakaan

umum. Atau bisa juga dibuat perpustakaan khusus jurusan. Dosen-dosen akan

belajar di perpustakaan ini. Untuk sekolah memang diperlukan perpustakaan

khusus untuk pendidikan, sebab materi yang dipelajari guru-guru untuk

meningkatkan profesinya, berbeda yang dipelajari oleh siswa.

Dengan cara membentuk persatuan pendidik bidang studi atau yang

berspesialisasi sama dan melakukan tukar pikiran atau berdiskusi dalam

kelompok masing-masing. Cara belajar seperti ini dilakukan lembaga

pendidikan sangat intensif sebab masing-masing peserta akan

menyumbangkan pengalaman dan pikirannya yang memberikan banyak

masukan kepada para pendidikan.

Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah dimanapun pertemuan itu

diadakan selama masih dijangkau oleh pendidik. Pertemuan-pertemuan

seperti ini biasanya diisi oleh para ahli yang sudah mempunyai nama. Dengan

mengikuti hasil karya mereka dan berpatisipasi aktif akan memberikan

pengalaman tambahan kepada para pendidik disamping kemungkinan ada

materi-materi baru yang perlu diserap.

Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik dalam

negeri maupun di dalam negeri. Studi lanjut ini bisa ditingkat S1, S2, S3 atau

dapat juga dalam waktu pendek 1-6 bulan untuk mendalami bidang studi

tertentu yang disahkan dengan pemberian sertifikat.

Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan. Dalam utusan-utusan

dalam beberapa daerah akan berkumpul. Pada umumnya mereka

membawakan makalahnya masing-masing yang berisi pengalaman, hasil

penelitian, atau pemikiran kritis yang bertalian dengan tugas pendidik di

daerahnya masing-masing. Perpaduan informasi dari seluruh penjuru ini

sangat membantu pengembangan besar bagi pendidik bersangkutan untuk

mengembangkan profesinya.

Guru Profesional Berkarakter

31

Page 32: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah, seperti

kompetensi untuk mendapatkan dana penelitian dari pemerintah pusat,

kompetensi pengabdian masyarakat, kompetensi desain bangunan tertentu,

kompetensi desain kendaraan bermotor, kompetensi inovatif dalam bidang

tertentu. Kemenangan dalam kompetensi seperti ini akan memberi dorongan

kuat untuk mengembangkan profesi.

Sesudah mengetahui cara dan empat pengembangan profesi, sekarang

dilanjutkan dengan apa yang harus dilakukan dalam mengembangkan profesi

itu, yaitu :

1. Membaca buku atau disket, terutama yang berklenaan dengan materi-

materi baru yang ditekuni dengan cara mendidik baru

2. Meringkas isi bacaan, ringkasan ini bermanfaat untuk memudahkan

mengingat, sebab disusun atas pemahaman sendiri dengan sistam

sistematika pola. Disamping itu ringkasan ini menghindarkan pendidik

untuk selalu membaca banyak, sebab sulit mengingat suatu hanya

dengan satu kali saja

3. Membuat makalah, yaitu dengan mengemukakan ide baru didukung oleh

informasi-informasi ilmiah. Manfaat utama membuat makalah adalah

belajar menyusun pikiran secara teratur dalam bentuk tulisan. Manfaat

lain adalah belajar rajin mengumpulkan informasi dan memadukannya

dengan ide baru sehingga menjadi tulisan yang enak dibaca denagan isi

yang menarik

4. Melakukan penelitian, baik penelitian perpustakaan, laboratorium maupun

lapangan

5. Membuat artikel hasil penelitian, atau artikel penelitian inovatif. Artikel

ini adalah untuk konsumsi majalah atau jurnal ilmiah. Hasil penelitian

yang baik adalah apabila ia dikomunikasikan lewat artikel agar dapat

dimanfaatkan oleh banyak orang

6. Menulis buku ilmiah baik untuk perguruan tinggi maupun untuk sekolah.

Penulisan buku ini perlu digalakkan sejak awal agar ilmu tumbuh di

Indonesia

Guru Profesional Berkarakter

32

Page 33: Makalah Guru Profesional Berkarakter

7. Mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan masyarakat umum atau

mengadakan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian kepala sekolah dalam memberdayakan kompetensi

guru tak hanya memberikan motivasi untuk memberdayakan potensi diri,

melainkan pula mengikutsertakan pada kegiatan ilmiah diluar sekolah, seperti

pendidikan formal, seminar, penataran serta peningkatan kesejahtraan guru.

Melalui upaya menyeluruh maka kompetensi guru secara bertahap akan

mengalami peningkatan kualitasnya.

Untuk mempelancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar mengajar,

masih juga diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, antara

lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Setiap siswa itu

pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya,

perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat perbedaan pada

kegiatan yang lain, misalnya soal kreatifitas, gaya belajar, bahkan dapat

membawa akibat perbedaan dalam hal prestasi siswa. Persoalan ini perlu

diketahui oleh guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk

kepentingan pembelajaran, idealnya guru memiliki data tentang siswa.

2.5 Guru Berkarakter

2.5.1 Apa itu Karakter?

Kata karakter berasal dari kosa kata Inggris, character. Artinya perlaku.

Selain character, kata lain yang berarti tingkah laku adalah attitude. Bahasa

Inggris tak membedakan secara signifikan antara character dan attitude.

Secara umum attitude dapat dibedakan atas dua jenis. Attitude yang

baik, kita sebut ‘karakter’. Attitude buruk kita katakan ‘tabiat’. Karakter

merupakan kumpulan dari tingkah laku baik dari seorang anak manusia.

Tingkah laku ini merupakan perwujudan dari kesadaran menjalankan peran,

fungsi, dan tugasnya mengemban amanah dan tanggung jawab. Tabiat

sebaliknya mengindikasikan sejumlah perangai buruk seseorang.

Dalam pembentukan kualitas manusia, peran karakter tidak dapat

disisihkan. Sesungguhnya karakter inilah yang menempatkan baik tidaknya

seseorang. Posisi karakter bukan jadi pendamping kompetensi, melainkan jadi

Guru Profesional Berkarakter

33

Page 34: Makalah Guru Profesional Berkarakter

dasar, ruh, atau jiwanya. Tanpa karakter, ‘peningkatan diri’ dari kompetensi

bisa liar, berjalan tanpa rambu dan aturan.

Bicara kompetensi adalah bicara tentang peningkatan diri. Artinya

kompetensi adalah tangga menuju kesuksesan. Namun karakter yang

menentukan, apakah tangga itu berdiri ditempat yang benar. Banyak orang

sukses meniti karier atau jadi pengusaha. Tetapi nurani mereka yang tahu,

apakah caranya dilakukan dengan benar. Kompetensi tanpa karakter memang

membuat masalah. Jadi, karakterlah yang menyelesaikannya. Karakter

menjaga harkat manusia agar perilakunya tidak lebih buruk dari hewan. Yang

pintar tidak ‘ngakali’, yang kuat tidak semena-mena, yang kaya tidak makin

tamak, yang paham agama juga tidak bodohi jamaahnya.

Karakter dapat dibedakan atas dua kategori, yakni karakter pokok dan

karakter pilihan. Karakter Pokok dibedakan atas tiga bagian penting, yaitu

Karakter Dasar, Karakter Unggul, dan Karakter Pemimpin. Karakter dasar

ditopang oleh tiga nilai yang menjadi sifat dasar manusia; yaitu tidak egois,

jujur, dan didiplin. Karakter dasar merupakan fondasi. Baik buruknya, maju

mundurnya, santun liarnya serta dermawan tamaknya seseorang ditentukan

dari sini. Karakter unggul dibentuk oleh tujuh sifat baik, yaitu: ikhlas, sabar,

bersyukur, bertanggung jawab, berkorban, perbaiki diri, sungguh-sungguh.

Karakter pemimpin, memiliki sembilan nilai pembentuk, yaitu: adil, arif,

bijaksana, ksatria, tawadhu, sederhana, visioner, solutif, komunikatif, dan

inspiratif.

Karakter pilihan merupakan perilaku baik yang berkembang sesuai

dengan profesi pekerjaan. Tiap profesi memiliki perilaku karakternya.

Tuntutan profesi guru, pada bagian tertentu karakternya berbeda dengan

karakter militer, dokter, pengacara, pengusaha maupun karyawannya. Namun

yang tak boleh diabaikan, apapun profesinya, tiap orang harus membangun

karakter pokok terlebih dahulu.

2.5.2 Guru Karakter

Karakter hanya bisa dididik, ditingkatkan dan disempurnakan terus-

menerus. Kepada siapa? Kepada semua yang mendambakan proses

penyempurnaan karakter.

Guru Profesional Berkarakter

34

Page 35: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Perilaku baik adalah karakter. Karakter itu merupakan aset berharga.

Bahkan lebih penting dan lebih mendasar ketimbang asset lain. Cerdas adalah

asset. Tapi tanpa karakter, cerdasnya akan ngakali yang lain. Jabatan

merupakan asset. Tanpa karakter, jabatan bisa jerumuskan negara dalam

utang dan obral murah asset negara. Enterpreneurship adalah asset. Tanpa

karakter, apapun akan dibisniskan hanya sekadar uang dan raksasakan

kerajaan bisnisnya. Professor adalah kehormatan. Tapi tanpa karakter,

kehinaan yang didapat.

Karenanya tidak salah bila dikatakan ‘karakter merupakan fondasi’.

Apapun yang dibangun diatas karakter akan berkembang baik dan

bermanfaat. Pada bangunan, fondasi tampak nyata hingga harus ada. Semakin

besar dan tinggi bangunan, semakin fondasi dibuat kokoh jadi penopang.

Malah banyak bangunan yang runtuh, tapi fondasinya tetap utuh tertanam.

Sedang pada manusia, karakter sebagai fondasi tidak tampak. Inilah

yang jadi persoalan karena tidak tampak karakter terabaikan. Seolah tanpa

fondasi, karakter bisa diperoleh dengan sendirinya. Dengan pendidikan

disekolah dan diperguruan tinggi, otomatis karakter bisa diperoleh. Dengan

bekerja dan punya jabatan, dengan sendirinya karakter pun bakal terbina.

Tanpa dibina pun sebagian besar manusia meyakini bisa memperoleh

karakter. Tanpa fondasi, mustahil bangunan kokoh berdiri menjulang.

Begitulah manusia, tanpa fondasi perangainya akan mengubahnya bukan lagi

manusia tapi monster.

Siapa yang berkarakter, semakin punya jabatan semakin bermanfaat.

Kecerdasan di atas karakter, ilmunya akan tambah berkembang karena

dicerap banyak orang. Orang kaya berkarakter, kekayaan itu akan

ditumbuhkan kekayaan di banyak orang hingga terus bertambah-tambah.

Pejabat berkarakter, jabatan akan menghasilkan kebijakan yang

menyejahterakan rakyat. Pemimpin yang berkarakter, jelas, mengimbas pada

kemaslahatan ke seluruh rakyat dan mencerap kepemimpinannya.

Ingat, kecerdasan bukanlah fondasi. Cerdas itu anugerah. Ada yang

dapat, ada yang tidak dapat. Sementara, sebagai kata kerja, karakter adalah

Guru Profesional Berkarakter

35

Page 36: Makalah Guru Profesional Berkarakter

sesuatu yang berproses dan tidak akan pernah berhenti. Karena ia tidak cukup

diterapkan atau dididik, tapi juga harus dipahami.

Maka bisa disimpulkan, belajar karakter, bukanlah urusan formal. Ia

merupakan gerak alami-universal. Karakter bisa terpancar pada siapa saja

yang hatinya bersih. Bukan yang berkuasa (saja), berpendidikan (saja), atau

yang kaya (saja). Kehidupan Anda akan mengantar pada pendidik-pendidik

hebat berkarakter, asal batin Anda cukup jernih untuk meresonansi karakter

terbaik dari mana pun datangnya. Siapa pun, adalah ‘guru karakter’ dan

kehidupan ini adalah universitas karakter.

2.5.3 Guru Berkarakter

Guru berkarakter sesungguhnya bukanlah sesuatu yang bersifat to be or

not to be, melainkan a process of becoming. Menjadi guru berkarakter adalah

orang yang siap untuk terus menerus meninjau arah hidup dan kehidupannya

serta menjadikan profesi guru sebagai suatu kesadaran akan panggilan hidup.

Guru berkarakter senantiasa berusaha dan berjuang mengembangkan aneka

potensi kecerdasan yang dimilikinya.

  Lalu, apakah definisi guru berkarakter? Guru berkarakter adalah guru

yang telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki

masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya. Guru

berkarakter memiliki kepribadian positif yang dapat dijadikan teladan. Guru

berkarakter mampu mengemban amanah yang diberikan kepadanya dengan

baik. Kejujurannya tak diragukan lagi, iman dan takwanya pada Tuhan Yang

Maha Esa kuat, kreatif, mandiri, tekun dan penuh semangat.

Guru berkarakter memiliki daya tarik yang dapat memikat anak

didiknya. Seorang guru yang berkarakter mampu memahami kemampuan

setiap anak didiknya dan memotivasi anak didiknya untuk berprestasi.

Motivasi-motivasinya membuat anak didiknya semangat dalam belajar.

Seorang guru yang berkarakter mampu mengantarkan anak didiknya ke

gerbang prestasi. Mereka mampu mencetak anak-anak Indonesia yang

berkualitas dan berguna bagi nusa dan bangsa. Dengan cerdasnya anak

bangsa, Indonesia pun akan maju. Generasi penerus bangsa yang cerdas akan

menjadi jembatan kemajuan bangsa Indonesia. Generasi penerus bangsa yang

Guru Profesional Berkarakter

36

Page 37: Makalah Guru Profesional Berkarakter

cerdas mencerminkan pribadi bangsa dan mengangkat derajat serta martabat

bangsa di mata dunia.

Seorang guru tak hanya dituntut untuk mencerdaskan intelegensi anak

didiknya. Kecerdasan intelegensi tak akan seimbang bila tidak diimbangi

dengan kecerdasan spiritual dan emosional. Untuk itu, seorang guru dituntut

untuk dapat mengasah kecerdasan spiritual dan emosional anak didiknya, tak

hanya kecerdasan intelegensinya saja. Karakter positif seorang guru dapat

menjadi ilham bagi anak didiknya untuk dijadikan teladan.

Guru yang berkarakter tak mudah diciptakan begitu saja. Perlu adanya

langkah untuk membentuk guru yang berkarakter positif. Pendidikan

pembentuk guru berkarakter sangat diperlukan untuk mencetak guru-guru

yang hebat. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan

kepribadian seseorang. Seorang guru yang dididik dengan teladan yang baik,

cenderung akan menirunya dan menerapkan pada kehidupannya, terutama

dalam  mengajar anak didiknya.

Pentingnya guru berkarakter juga tertuang dalam UU Nomor 14 Tahun

2005, tentang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3 yang

menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Dan adapun karakteristik

guru di bawah ini akan dipaparkan beberapa karakteristik guru :

a. Guru Teladan

Guru harus menjadi teladan siswa-siswa dalam segala perkataan,

perbuatan dan prilaku. Guru harus selalu jujur, adil, berkata yang baik, dan

memberi nasihat serta pengarahan kepada anak didik. Di bawah ini adalah

langkah-langkah agar menjadi sosok guru teladan di mata para peserta didik.

Jangan hanya mendidik dengan kata-kata, namun yang lebih utama adalah

contoh sikap dari sang guru. guru adalah contoh teladan. contoh yang

paling efektif adalah contoh sikap, bukan hanya bicara. guru akan

Guru Profesional Berkarakter

37

Page 38: Makalah Guru Profesional Berkarakter

sangat dinilai sikap prilakunya oleh para siswa. jika ingin para siswa

suka pada anda, perbaiki lah sikap-sikap buruk anda.

Menjaga tutur kata dan bahasa. Mendidiklah dengan kelembutan dan

kebijaksanaan, bukan kebengisan maupun kediktatoran. Manakah yang

lebih Anda sukai antara ditakuti dan disegani? Disegani lebih terhormat

dari pada ditakuti. Segan bisa muncul sebagai dampak dari

kebijaksanaan sikap-sikap Anda, namun takut merupakan efek dari

prilaku sebaliknya.

Jadilah guru yang berprestasi. jika anda seorang endidik, usahakan anda

memiliki prestasi yang lebih baik dan dapat dibanggakan terhadap hal

yang anda ajarkan. misalkan anda seorang guru seni, maka anda juga

dituntut memiliki prestasi yang baik di dunia Seni.

b. Guru yang mencintai anak

Faktor  mencintai anak dengan segenap hati, mau tidak mau harus

dimiliki oleh seorang guru. Ini adalah modal utama dari seorang guru. Guru

yang mencintai anak didiknya akan selalu berusaha  membahagiakan anak

didiknya dengan proses belajar yang menyenangkan  .

c. Memahami latar belakang sosial budaya peserta didik

Dengan memahami latar belakang peserta didik, guru akan dengan

mudah mengembangkan metodologi pengajaran apa yang tepat  guna

mempermudah siswa dalam menyerap pengetahuan dan memahami nilai-nilai

apa yang akan ditanamkan.

Pemahaman guru akan latar belakang siswa tidak boleh  melahirkan

diskriminasi dalam proses pembelajaran namun  menghasilkan pengertian-

pengertian yang mendalam bagi guru  dalam memandang siswanya sebagai

individu/pribadi yang unik dan memiliki kekhasannya tersendiri. Di sini guru

mengembangkan sikap menghargai  keberadaan setiap individu siswa

bersama kelebihan dan kekurangannya.

d. Memiliki Stabilitas emosi yang stabil

Seorang guru harus bisa mengendalikan emosi  saat berhadapan dengan

peserta didik. Hal ini penting untuk mendukung terciptanya proses belajar –

Guru Profesional Berkarakter

38

Page 39: Makalah Guru Profesional Berkarakter

mengajar yang menyenangkan. Raut muka ramah, tutur kata yang bersahabat

dapat menciptakan suasana belajar  nyaman tanpa  tekanan.

Tak ada untungnya bagi seorang guru bermuka masam, berkata kasar dan

arogan  karena hal ini dapat menimbulkan ketidaksukaan peserta didik

bahkan kerap menimbulkan kebencian kepada guru yang berujung pula siswa

tidak menyukai   mata pelajaran yang dibawakan guru.

Guru pun  juga harus menghindari penghukuman yang tidak mendidik

dan berlebihan , baik itu penghukuman yang menyakiti secara  fisik maupun

nonfisik. Ingatlah, banyak peristiwa siswa berlaku tidak sopan dan kurang

ajar  karena  meniru pola tingkah laku yang dilakukan guru.

e. Memiliki daya motivasi

Guru yang berkarakter akan mampu meyakinkan para siswanya bahwa

mereka memiliki potensi untuk berubah ke arah yang lebih baik,  dapat

beranjak dari kemiskinan dan kebodohan,  dan dapat hidup lebih baik

sehingga memiliki kehidupan yang sukses di masa mendatang.

Motivasi kepada peserta didik harus terus menerus ditanamkan

sehingga tumbuh kepercayaan diri dalam diri mereka bahwa mereka dapat

menjadi orang yang mandiri , cerdas dan bermasa depan cerah.

f. Mencintai  profesi guru

Guru yang mencintai profesinya akan mencurahkan seluruh perhatian,

keahlian, dan intelektualitasnya untuk mengabdi dalam dunia pendidikan. Ia

akan berusaha semaksimal mungkin  berbuat yang terbaik untuk siswa-

siswinya  dengan tekun dan teguh hati. Guru harus memiliki  loyalitas,

tanggung jawab yang tinggi terhadap profesinya dan bertanggung jawab atas

tercapainya  tujuan pendidikan yang hendak dicapai.

g. Tidak berhenti belajar

Dalam artian ini, guru akan selalu mengikuti perkembangan jaman dan

perkembangan ilmu pengetahuan sehingga  guru menjadi  sosok yang

berilmu, cerdas dan berwawasan luas.

Satu hal yang tak kalah penting adalah mengajarlah dengan sepenuh

hati maka peserta didik pun akan belajar dengan senang hati dan Anda adalah

guru yang hebat untuk mereka.

Guru Profesional Berkarakter

39

Page 40: Makalah Guru Profesional Berkarakter

2.5.4 Guru Berkarakter dan Murid Berkarakter

Menurut UUGD No.14/2005 dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal

28 ayat 3, menyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru

sebagai figur sentral proses pendidikan dan peningkatan kecerdasan sebuah

bangsa. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional (akademik), kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Guru

dianggap memenuhi kemampuan pedagogik bila menunjukkan

kemampuannya dalam mengajar dan mendidik. Guru dianggap mempunyai

kemampuan profesional bila dia menguasai materi pelajaran yang menjadi

bidang keahliannya. Kompetensi kepribadian ditunjukkan dengan sikap dan

perilaku guru yang baik di hadapan murid dan lingkungannya, sedangkan

kompetensi sosial diperlihatkan melalui keterlibatan guru dalam kegiatan

sosial di masyarakat. Artinya dia bukan seorang yang penyendiri dan

mengabaikan lingkungannya.

Empat kompetensi tersebut adalah syarat yang harus dimiliki seorang

guru. Setidaknya guru akan terus terpacu untuk meningkatkan kompetensinya

setiap saat. Hanya dengan upaya seperti itu kita akan mempunyai guru-guru

profesional yang berkarakter yang akan melahirkan pula murid-murid yang

berkarakter.

Masih mengacu pada PP Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 Butir 4, dikatakan bahwa Standar

Kompetensi Lulusan (peserta didik, pen.) adalah kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Artinya,

kelulusan siswa dari sebuah jenjang pendidikan sesungguhnya ditentukan

juga oleh sikap (attitude), kepribadian, dan perilaku atau akhlak bukan hanya

sekadar mencapai angka tertentu yang dijadikan standar.

Lalu dari mana attitude itu didapatkan siswa? Kita mencari jawab masih

di PP RI Nomor 19 Tahun 2005. Bab III (Standar Isi), Bagian Kedua

(Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum) Pasal 6, Butir 1 menyatakan,

(1) Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :

Guru Profesional Berkarakter

40

Page 41: Makalah Guru Profesional Berkarakter

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

Dari pernyataan di atas, jelas bahwa attitude, akhlak mulia dan

kepribadian adalah hak murid-murid untuk diajarkan di sekolah. Mereka

wajib mendapatkan hak itu melalui “mata pelajaran” agama dan

kewarganegaraan. Ini artinya negara berkewajiban memberikan pendidikan

karakter kepada warganya. Warga negara yang berkarakter kuat adalah warga

yang berkualitas, berkepribadian unggul, memiliki integritas, kapabel, sesuai

kata dengan perbuatan, dan bertanggung jawab. Hampir seluruh tanggung

jawab untuk membentuk warga negara yang berkarakter kuat itu berada di

pundak guru profesional. Kalau murid jujur, berarti gurunya mengajarkan

kejujuran. Kalau murid tidak jujur, maka profesionalisme guru cacat dan

ternoda. Kalau murid liar dan tidak terkendali dalam perilaku, maka para guru

patut introspeksi diri, apa gerangan yang salah? Dirinyakah atau sistem

pendidikannya?

Kendati pun demikian, guru bukanlah makhluk super yang bisa hidup

sendiri dan melakukan apa saja yang dia inginkan. Dia juga tidak mungkin

menanggung beban tanggung jawab mengurus persoalan pendidikan dan

pengajaran sendirian. Yang jelas, dia memang harus memperbaiki

karakternya, sikap dan akhlaknya. Oleh karena guru tidak bekerja di tempat

yang terisolasi, dia harus berhubungan baik dengan murid, orang tua murid,

rekan kerja, masyarakat, organisasi profesi lain, pemerintah dan sebagainya,

dalam rangka melaksanakan tugas kesehariannya mendidik, mengajar,

membimbing, melatih dan menilai, atau mengevaluasi hasil pembelajaran.

Relasi guru dengan semua komponen yang saya sebutkan di atas dapat kita

anggap sebagai Kode Etik Guru.

Jadi, tidak bisa tidak, guru harus menjadikan dirinya orang yang

berkarakter kuat lebih dahulu, sebelum dia melahirkan murid-murid

yangberkarakter kuat melalui contoh dan keteladanan.

2.6 Guru Profesional Berkarakter

Guru Profesional Berkarakter

41

Page 42: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Guru yang profesional dan berkarakter adalah guru yang mampu dan mau

menjalankan tugasnya secara baik dan menginternalisasikan nilai-nilai positif

kepada siswanya. Menjadi guru berkarakter adalah orang yang siap untuk terus

menerus meninjau arah hidup dan kehidupannya serta menjadikan profesi guru

sebagai suatu kesadaran akan panggilan hidup. Guru berkarakter senantiasa

berusaha dan berjuang mengembangkan aneka potensi  kecerdasan yang

dimilikinya. Karena karakter adalah fondasi. Apapun kompetensi, apapun potensi

yang dibangun di atas fondasi ini akan berdiri tegak dengan baik dan benar.

2.7 Tantangan Organisasi Profesi Guru di Era Globalisasi

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru

pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk

senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan

kompetensinya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan

proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-

satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan

pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat

raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di

tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola

penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional.

Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua

maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru

perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan

pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus.

Di samping itu, guru masa depan harus paham dan terus melakukan teaching

by research dan mempublikasikan hasil penelitiannya guna mendukung terhadap

efektivitas pembelajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil

penelitian guru tidak terjebak pada praktek pembelajaran yang menurut asumsi

mereka sudah efektif, namun kenyataannya justru mematikan kreativitas para

siswanya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir

memungkinkan guru untuk melakukan pembelajaran yang bervariasi dari tahun ke

Guru Profesional Berkarakter

42

Page 43: Makalah Guru Profesional Berkarakter

tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang sedang berlangsung.

Guru Profesional Berkarakter

43

Page 44: Makalah Guru Profesional Berkarakter

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

a. Yang dimaksud dengan konsep dasar profesi di sini yaitu meliputi

pengertian antara profesi, profesional, profesionalisme, dan

profesionalisme.

b. Profesi guru meliputi sosok guru yang merupakan pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal

yang tentunya memilikikarakteristik profesi berdasarkan prinsip

profesionalitas seperti yang tercantum dalam UUGD No.14/2005 Pasal

7.

c. Kode etik menjadi seorang guru di Indonesia berdasarkan dorongan

jiwa dari Pancasila dan UUD 1945 serta terwujudnya cita-cita

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, dan dalam pasal

6 Dokumen Kode Etik Guru Indonesia (2010), yang dalam

pelaksanaannya mempunyai tujuan, penerapan, maupun sanksi untuk

pelanggaran kode etik.

d. Seseorang dapat menjadi guru profesional apabila mampu memenuhi

standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sehingga memiliki

kemampuan untuk menjalankan profesinya.

e. Seseorang dapat menjadi guru berkarakter apabila mampu siap untuk

terus menerus meninjau arah hidup dan kehidupannya serta menjadikan

profesi guru sebagai suatu kesadaran akan panggilan hidup sehingga

dapat bertujuan tidak hanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

namun juga memanusiakan manusia.

f. Seseorang dapat menjadi guru profesional berakarakter apabila ia sudah

mampu memenuhi standar guru profesional dan juga memiliki

kesadaran untuk mendidik dengan teladannya.

g. Tantangan organisasi profesi guru di era globalisasi adalah guru harus

mampu menguasai IT, selalu mengikuti perkembangan dunia

pendidikan di mana guru bukan satu-satunya sumber informasi, dan

Guru Profesional Berkarakter

44

Page 45: Makalah Guru Profesional Berkarakter

terus melakukan teaching by research guna tercapainya pembelajaran

yang efektif bagi siswa.

3.2 Saran

Menjadi guru profesional merupakan tuntutan pada zaman yang semakin

maju ini, akan tetapi banyak yang lupa bahwa menjadi guru berkarakter juga

merupakan fondasi paling utama sebagai tenaga pendidik. Apalagi, menyikapi

perkembangan IT yang semakin cepat membuat individu lupa dengan keadaan

sosialnya. Dengan adanya-dijadikannya seseorang menjadi guru profesional

berkarakter diharapkan mampu tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa

maupun dalam memanusiakan manusia (pendidikan karakter). Karena dari

fungsinya, manusia bukan hanya sebagai makhluk individu tetapi juga makhluk

sosial.

Guru Profesional Berkarakter

45

Page 46: Makalah Guru Profesional Berkarakter

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari dkk. 2008. Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil

Mengajar. Bandung:Alfabeta

Anonim. 2008. Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/kompetensi-guru-dan-

peran-kepala-sekolah-2/ (Diakses tanggal 17 Oktober 2015)

Anonim. 2009. Kompetensi dan Profesionalisme Guru.

http://ventidanokarsa.blogspot.co.id/2009/05/kompetensi-dan-

profesionalisme-guru.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2015)

Anonim. 2011. Ciri-ciri Guru Profesional.

https://fzil.wordpress.com/2011/10/25/ciri-ciri-guru-profesional/ (Diakses

tanggal 22 Oktober 2015)

Anonim. 2012.Makalah Pendidikan Kode Etik Guru.

http://muhamadroip.blogspot.co.id/2010/12/makalah-pendidikan-kode-etik-

guru.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2015)

Anonim. 2015. Guru Berkarakter Guru Hebat Guru Dicinta.

http://www.kompasiana.com/gadis/guru-berkarakter-guru-hebat-guru-

dicinta_54f6de49a333116d5a8b4a86 (Diakses tanggal 22 Oktober 2015)

Anonim. 2015. Guru yang Berkarakter.

https://unismapgsdh.wordpress.com/2015/04/23/guru-yang-berkarakter-

arnis/( Diakses tanggal 22 Oktober 2015)

Anonim.2015. Hakikat Kompetensi Guru.

https://bachul29.wordpress.com/hakikat-kompetensi-guru/ (Diakses tanggal

17 Oktober 2015)

Anonim. 2015. Hakikat Kompetensi Guru.

http://www.kompasiana.com/simanjuntakwanti/hakikat-kompetensi-

guru_550aaba0813311fa13b1e213 (Diakses tanggal 17 Oktober 2015)

Anonim. 2015. Makalah Pendidikan Kode Etik Guru. File:///D:/prosfen/Makalah

%20Pendidikan%20Kode%20Etik%20Guru%20_%20Kumpulan

%20Makalah%20Pendidikan%20Matematika.html (Diakses tanggal 17

Oktober 2015)

Guru Profesional Berkarakter

46

Page 47: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Danim, Sudarwan. 2011. Pengembangan Profesi Guru: dari Pra-Jabatan,

Induksi, ke Profesional Madani. Jakarta: Kencana

Daryanto. 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dan sukses dalam sertifikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Stronge, James H. 2013. Kompetensi Guru-Guru Efektif. Jakarta: PT Indeks

Sudewo, Erie. 2011. Best Practice CHARACTER BUILDING Menuju Indonesia

Lebih Baik. Jakarta: Republika Penerbit

Suprihatiningrum, Jamil. 2012. GURU PROFESIONAL: Pedoman Kinerja,

Kualifikasi, & Kompetensi Guru. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA

Guru Profesional Berkarakter

47

Page 48: Makalah Guru Profesional Berkarakter

LAMPIRAN

DIARY PERKEMBANGAN PENGERJAAN MAKALAH PROFESI

PENDIDIKAN “ GURU PROFESIONAL BERKARAKTER”

OLEH : ALINA (ACC 114 008)

Berikut merupakan diary perencenaan, pelaksanaan , dan evaluasi si

penyusun saat mengerjakan makalah.

Perencanaan :

Pada saat diberikan tugas baik untuk individu maupun kelompok pada tanggal

Kamis, 10 September 2015, penyusun sudah mulai merencanakan untuk mulai

mengerjakan tugas kelompok terlebih dahulu karena tugas kelompok

dikumpulkan pada waktu yang lebih cepat dari tugas individu yaitu tanggal 08

0ktober, sedang tugas individu yaitu pada tanggal 12 November. Jadi, selama

bulan September, penyusun belum mengerjakan tugas makalah.

Untuk itu, penyusun menargetkan pengerjaan tugas individu pada bulan

Oktober, dan harus selesai sebelum memasuki bulan November.

Pelaksanaan :

Pada hari Sabtu tanggal 03 Oktober, penyusun mulai mencari judul dengan

mendatangi perpustakaan daerah. Karena judul yang telah dikonsultasikan pada

hari Senin, 28 September yaitu “Penerapan Pendidikan Berkarakter” dianggap

terlalu umum, dan tidak mencakup keprofesian. Pada hari Sabtu, 03 Oktober

2015, penyusun telah mendapatkan judul untuk makalahnya yaitu “Guru

Profesional Berkarakter”. Hari senin, 05 Oktober 2015, penyusun

mengkonsultasikan judul kembali, dan judul tersebut diperbolehkan.

Selanjutnya, pada hari Kamis tanggal 08 Oktober 2015, mulai mencari

referensi berupa buku pegangan yang terdapat di Perpustakaan Daerah. Setelah,

referensi didapatkan Penyusun mulai melaksanakan pengerjaan yaitu setiap waktu

luang yaitu setiap hari sabtu atau kamis di Perpustakaan Daerah, karena akses

internet lebih mudah juga jika ingin menambah dan mencari referensi tambahan

menjadi lebih dekat.

Pengerjaan selesai dilaksanakan pada hari Senin, 26 Oktober 2015. Diary

dibuat pada hari Rabu, 04 November 2015.

Guru Profesional Berkarakter

48

Page 49: Makalah Guru Profesional Berkarakter

Evaluasi :

Pengerjaan makalah dapat diselesaikan tepat dengan target yang ingin dicapai.

Walaupun dalam pelaksanaannya mempunyai sedikit hambatan di mana Penyusun

agak kesulitan dalam menentukan rumusan masalah dan pembahasan. Akan tetapi,

pengerjaan tetap dapat dilaksanakan dengan cukup baik. Dalam mengatur waktu,

Penyusun menyadari agak terlalu lambat dalam pengerjaan makalah dan harus

lebih pandai lagi memanfaatkan waktu luangnya. Akan tetapi, pengaturan waktu

dapat diatasi dengan lebih banyak mengerjakan beberapa hal yang ketinggalan

pada pengerjaan makalah di waktu berikutnya.

Demikian, diary perencanaan, pelaksanaan, dan evalusai penyusun saat

mengerjakan makalah. Semoga maklum.

Palangka Raya, 04 November 2015

Penyusun

Guru Profesional Berkarakter

49