Guru Fisika Yang Profesional

download Guru Fisika Yang Profesional

of 30

description

qqq

Transcript of Guru Fisika Yang Profesional

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    1/30

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. LATAR BELAKANGSalah satu masalah pendidikan yang dianggap belum pernah tuntas dan

    karenanya pasti akan dihadapi pada adalah masalah mutu pendidikan. Ukuran

    mutu pendidikan memang selalu berubah, sesuai dengan kondisi masyarakat serta

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu aspek yang dianggap

    sangat berperan dalam menentukan mutu pendidikan adalah guru, karena guru

    yang secara teratur dan terjadwal berdiri di depan kelas. Oleh karena itu, salah

    satu usaha yang dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan mutu

    pendidikan adalah dengan meningkatkan kemampuan guru. Mengingat betapa

    pentingnya peran guru dalam peningkatan mutu pendidikan, pengkajian tentang

    sosok guru yang diinginkan menjadi sangat relevan. Setiap orang yang peduli

    terhadap dunia pendidikan tentu menginginkan agar guru dapat berbuat yang

    terbaik bagi anak didiknya. Tidak dapat dipungkiri bahwa guru merupakan salah

    satu komponen pendidikan yang memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan

    kualitas murid. Bahkan dapat juga dikatakan jika guru dalam dalam proses

    pembelajarannya sesuai dengan tugas profesi yang di embanbaik dalam disiplin

    keilmuannya maupun dalam seni proses pembelajarannya, maka dapat

    diprediksikan hasilnya-pun akan menjadi lebih baik.

    Untuk menjawab permasalahan tersebut, yang perlu dipersiapkan adalah

    bagaimana mencetak seorang guru yang memiliki kapabilitas keilmuan yang

    memadai dalam bidangnya, atau guru yang memiliki keluasan ilmu serta

    kematangan profesional. Mencetak guru yang profesional ini dapat diartikan

    sebagai usaha untuk menciptakan kualitas pendidikan atau mutu pendidikan

    menjadi lebih baik. Walaupun banyak kendala-kendala yang harus dihadapi. Oleh

    karena itu, guru harus mengikuti perkembangan informasi dunia pendidikan (jika

    tidak mau dikatakan tertinggal). Kendala-kendala inilah yang merupakan tugas

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    2/30

    2

    berat bagi seorang pendidik di samping harus memiliki kapabilitas keilmuan yang

    memadai juga seorang guru profesional harus memiliki seni dalam proses

    pembelajaran sehingga apa yang disampaikan sesuai dengan konteks dan

    zamannya.

    II. RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan profesi dan profesional?

    2. Mengapa mutu guru rendah?

    3. Apakah definisi guru yang profesional?

    4. Bagaimana mencetak guru yang profesional?

    5. Apa sebenarnya yang menjadi karakteristik guru profesional?

    6. Bagaimanakah keprofesionalan pendidik dalam Bidang Studi Fisika?

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    3/30

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Profesi dan Profesionala. Pengertian

    Profesi sebagai kata benda berarti bidang pekerjaan yang

    dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Profesional sebagai kata sifat

    berarti memerlukan kepandaian khusus untuk melaksanakannya. Secara

    etimologi, profesi berasal dari istilah bahasa Inggris profession atau

    bahasa Latin profecus yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan

    mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu (Sudarwan

    Danin, 2002:20). Mengutip pendapat Ornstein dan Levine, Soetjipto

    (2004;15) mengemukakan bahwa profesi adalah memerlukan bidang

    ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak

    semua orang dapat melakukannya) dan memerlukan pelatihan khusus

    dengan waktu yang panjang. Selanjutnya Nana Sudjana (Uzer Usman,2001:14) pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang

    hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu

    dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak

    dapat memperoleh pekerjaan lain.

    Dari beberapa pendapat para ahli diatas tentang pengertian

    profesional, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa profesi

    adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki

    pengalaman yang kaya dibidangnya.

    b. Syarat-syarat Profesi

    Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I pada tahuan 1988

    (Made Pidarta, 2000:266) menentukan syarat-syarat suatu pekerjaan

    profesional sebagai berikut : (1) atas dasar panggilan hidup yang

    dilakukan sepenuh waktu serta untuk jangka waktu yang lama, (2) telah

    memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus, (3) dilakukan menurut

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    4/30

    4

    teori, prinsip, prosedur, dan anggaan-anggapan dasar yang sudah baku

    sebagai pedoman dalam melayani klien, (4) sebagai pengabdian kepada

    masyarakat, bukan mencari keuntungan finansial, (5) memiliki

    kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif dalam melayani klien, (6)

    dilakukan secara otonom yang bisa diuji oleh rekan-rekan seprofesi, (7)

    mempunyai kode etik yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, dan (8)

    pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan

    Muchlas Samani dkk (2003:3-4) mengemukakan syarat-syarat profesi

    meliputi: (1) memiliki fungsi yang signifikan dalam kehidupan

    masyarakat dimana profesi berada, (2) memerlukan keahlian dan

    keterampilan tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat awam

    pada umumnya, (3) keahlian yang diperlukan dikembangkan berdasarkan

    disiplin ilmu yang jelas dan sistematik, (4) memerlukan pendidikan atau

    pelatihan yang panjang, sebelum seseorang mampu memangku profesi

    tersebut, (5) memiliki otonomi dalam membuat keputusan yang terkait

    dengan ruang lingkup tugasnya, (6) memiliki kode etik jabatan yang

    menjelaskan bagaimana profesi itu harus dilaksanakan oleh orang-orang

    yang memegangnya, (7) memiliki organisasi profesi yang merupakan

    tempat pemegang profesi berasosiasi dan mengembangkan profesi

    tersebut.

    Bila kita bandingkan persyaratan yang dikemukakan oleh

    beberapa ahli tersebut, dapatlah disimpulkan pernyataannya hampir sama

    dan saling melengkapi. Dengan demikian bahwa persyaratan profesi yang

    dimaksud adalah sebagai berikut :

    1. Pilihan terhadap jabatan itu didasari oleh motivasi yang kuat dan

    merupakan panggilan hidup orang bersangkutan.

    2. Telah memiliki ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus yang

    bersifat dinamis dan terus berkembang.

    3. Ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus tersebut diatas

    diperoleh melalui studi dalam jangka waktu lama.

    4. Punya otonomi dalam bertindak ketika melayani klien.

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    5/30

    5

    5. Mengabdi kepada masyarakat atau berorientasi kepada layanan

    sosial, bukan untuk mendapatkan keuntungan finansial semata.

    6. Tidak mengadvertensikan keahliannya untuk mendapatkan klien.

    7. Menjadi anggota organisi profesi.

    8. Organisasi tersebut menentukan persyaratan penerimaan anggota,

    memmbina profesi anggota, mengawasi prilaku anggota, memberi

    sanksi, dan memperjuangkan kesejahteraan anggota.

    9. Memiliki kode etik profesi.

    10. Punya kekuatan dan status yang tinggi sebagai eksper yang diakui

    oleh masyarakat.

    11. Berhak mendapat imbalan yang layak.

    Jika syarat tersebut diatas dijadikan acuan, sepertinya tidak semua jenis

    pekerjaan atau jabatan dapat dikategorikan sebagai profesi

    (www.myfortuner.wordpress.com)

    B. Pendidik/GuruPada hakikatnya, pekerjaan guru dianggap sebagai pekerjaan yang

    mulia, yang sangat berperan dalam pengembangan sumber daya manusia.

    Sejalan dengan pemikiran tersebut, maka perlu ditekankan bahwa yang layak

    menjadi guru adalah orang-orang pilihan yang mampu menjadi panutan bagi

    anak didiknya. Akan tetapi masih banyak pendidik yang memiliki

    kemampuan rendah dalam mengemban profesinya sebagai guru. Ada yang

    menyatakan bahwa penyebab rendahnya kualitas guru pada saat ini, setidak-

    tidaknya ada empat hal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi

    guru di Indonesia, yaitu :

    Pertama,masalah kualitas/mutu guru. Kualitas guru kita, saat ini disinyalir

    sangat memprihatinkan, karena masih banyak guru saat ini yang tidak

    memiliki ijasah sarjana. Realitas semacam ini, pada akhirnya akan

    mempengaruhi kualitas anak didik yang dihasilkan. Belum lagi masalah,

    dimana seorang guru sering mengajar lebih dari satu mata pelajaran yang

    tidak jarang, bukan merupakancorn/inti dari pengetahuan yang

    http://www.myfortuner.wordpress.com/http://www.myfortuner.wordpress.com/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    6/30

    6

    dimilikinya, telah menyebabkan proses belajar mengajar menjadi tidak

    maksimal.

    Kedua,jumlah guru yang masih kurang. Jumlah guru di Indonesia saat ini

    masih dirasakan kurang, apabila dikaitkan dengan jumlah anak didik yang

    ada. Oleh sebab itu, jumlah murid per kelas dengan jumlah guru yag

    tersedia saat ini, dirasakan masih kurang proporsional, sehingga tidak

    jarang satu raung kelas sering di isi lebih dari 30 anak didik. Sebuah angka

    yang jauh dari ideal untuk sebuah proses belajar dan mengajar yang di

    anggap efektif. Idealnya, setiap kelas diisi tidak lebih dari 15-20 anak

    didik untuk menjamin kualitas proses belajar mengajar yang maksimal.

    Ketiga, masalah distribusi guru. Masalah distribusi guru yang kurang

    merata, merupakan masalah tersendiri dalam dunia pendidikan di

    Indonesia. Di daerah-daerah terpencil, masing sering kita dengar adanya

    kekurangan guru dalam suatu wilayah, baik karena alasan keamanan

    maupun faktor-faktor lain, seperti masalah fasilitas dan kesejahteraan guru

    yang dianggap masih jauh yang diharapkan.

    Keempat,masalah kesejahteraan guru. Sudah bukan menjadi rahasia

    umum, bahwa tingkat kesejahteraan guru-guru kita sangat

    memprihatinkan. Penghasilan para guru, dipandang masih jauh dari

    mencukupi, apalagi bagi mereka yang masih berstatus sebagai guru bantu

    atau guru honorer. Kondisi seperti ini, telah merangsang sebagian para

    guru untuk mencari penghasilan tambahan, diluar dari tugas pokok mereka

    sebagai pengajar, termasuk berbisnis dilingkungan sekolah dimana mereka

    mengajar tenaga pendidik. Peningkatan kesejahteaan guru yang wajar,

    dapat meningkatkan profesinalisme guru, termasuk dapat mencegah para

    guru melakukan praktek bisnis di sekolah.

    Dengan terpenuhinya masalah kekurangan guru berkualitas di daerah-

    daerah dan kesejahteraan guru, diharapkan dapat memotivasi para guru dan

    calon guru untuk meningkatkan kualitas keilmuan di bidangnya serta ilmu

    dalam bidang kependidikan. Dengan adanya berbagai masalah dalam dunia

    pendidikan memerlukan perhatian pemerintah untuk merealisasikan anggaran

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    7/30

    7

    pendidikan. Seperti kebijakan operasioanal pemerintah, yang lebih mengarah

    pada kebijakan alokasi anggaran yang ditujukan bagi sektor pendidikan

    nasional. UU No. 20 Tahun 2003, telah mengamanatkan untuk

    mengalokasikan dana 20% dari APBN/APBD untuk sektor pendidikan.

    Apabila alokasi pendidikan ini telah terlaksana, maka diharapkan kualitas

    pendidikan dan kesejahteraan guru semakin lebih baik.

    (http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-

    dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/)

    Mengutip pemikiran Davis dan Margareth A. Thomas dalam

    bukunyaEffective Schools and Effective Teachers,Suyanto dan Djihad

    Hisyam (2000:29) mengemukakan tentang beberapa kemampuan guru yang

    mencerminkan guru yang efektif, yaitu mencakup :

    1. Kemampuan yang terkait dengan iklim kelas : memiliki kemampuan interpersonal, khususnya kemampuan untuk

    menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan;

    memiliki hubungan baik dengan siswa;

    secara tulus menerima dan memperhatikan siswa;

    menunjukkan minat dan anthusias yang tinggi dalam mengajar;

    mampu menciptakan atmosfer untuk bekerja sama dan kohesivitas

    dalam kelompok; melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan

    merencanakan kegiatan pembelajaran;

    mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk

    berbicara dalam setiap diskusi; dan

    meminimalkan friksi-friksi di kelas jika ada.

    2. Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen : memiliki kemampuan secara rutin untuk mengahadapi siswa yang

    tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan,

    dan mampu memberikan transisi dalam mengajar; serta

    mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan

    berfikir yang berbeda.

    http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    8/30

    8

    3. Kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik dan penguatan(reinforcement) :

    mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa;

    mampu memberikan respon yang membantu kepada siswa yang

    lamban belajar;

    mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban yang kurang

    memuaskan; dan

    mampu memberikan bantuan kepada siswa yang diperlukan.

    4. Kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri : mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif;

    mampu memperluas dan menambah pengetahuan metode-metode

    pengajaran; dan

    mampu memanfaatkan perencanaan kelompok guru untuk

    menciptakan metode pengajaran.

    (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/)

    Budaya sekolah memiliki bentuk-bentuk budaya tertentu dan salah

    satunya adalah bentuk budaya guru yang menggambarkan tentang

    karakeristik pola-pola hubungan guru di sekolah. Hargreaves (1992) telah

    mengidentifikasi lima bentuk budaya guru, yaitu :Individualism,

    Balkanization, Contrived Collegiality,Collaboration, danMoving Mosaic.

    1. Individualism.Budaya dalam bentuk ini ditandai dengan adanya sebagian

    besar guru bekerja secara sendiri-sendiri (soliter), mereka menjadi

    tersisolasi dalam ruang kelasnya, dan hanya sedikit kolaborasi, sehingga

    kesempatan pengembangan profesi melalui diskusi atausharing dengan

    yang lain menjadi sangat terbatas.

    2. Balkanization.Bentuk budaya yang kedua ini ditandai dengan adanya

    sub-sub kelompok secara terpisah yang cenderung saling bersaing dan

    lebih mementingkan kelompoknya daripada mementingkan sekolah

    secara keseluruhan. Misalnya, hadirnya kelompok guru senior dan guru

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    9/30

    9

    junior atau kelompok-kelompok guru berdasarkan mata pelajaran. Pada

    budaya ini, komunikasi jarang terjadi dan kurang adanya kesinambungan

    dalam memantau perkembangan perilaku siswa, bahkan cenderung

    mengabaikannya.

    3. Contrived Collegiality.Bentuk budaya yang ketiga ini sudah terjadi

    kolaborasi yang ditentukan oleh manajemen, misalnya menentukan

    prosedur perencanaan bersama, konsultasi dan pengambilan keputusan,

    serta pandangan tentang hasil-hasil yang diharapkan. Bentuk budaya ini

    sangat bermanfaat untuk masa-masa awal dalam membangun hubungan

    kolaboratif para guru. Kendati demikian, pada buaya ini belum bisa

    menjamin ketercapaian hasil, karena untuk membangun budaya

    kolaboratif memang tidak bisa melalui paksaan.

    4. Collaboration.Pada budaya inilah guru dapat memilih secara bebas dan

    saling mendukung dengan didasari saling percaya dan keterbukaan.

    Dalam budaya kolaboratif terdapat saling keterpaduan (intermixing)

    antara kehidupan pribadi dengan tugas-tugas profesional, saling

    menghargai, dan adanya toleransi atas perbedaan.

    5. Moving Mosaic.Pada model ini sekolah sudah menunjukkankarakteristik seperti apa yang disampaikan oleh Senge (1990) tentang

    learning organisation. Para guru sangat fleksibel dan adaptif, semua

    guru mengambil peran, bekerja secara kolaboratif dan reflektif, serta

    memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan secara

    berkesinambungan.

    (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-

    guru/)

    Perubahan paradigma pendidikan yang cukup dramatis pada saat

    sekarang ini, mau tidak mau menuntut para guru untuk dapat menyesuaikan

    diri dengan berbagai tuntutan perubahan yang ada. Salah satu cara yang

    efektif agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan

    yang ada yaitu melalui belajar secara terus menerus. Dengan demikian,

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/01/memperbaiki-mutu-pendidikan-melalui-team-work/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/01/memperbaiki-mutu-pendidikan-melalui-team-work/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/01/memperbaiki-mutu-pendidikan-melalui-team-work/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    10/30

    10

    tuntutan untuk belajar tidak hanya terjadi pada siswa yang dibelajarkannya,

    tetapi guru itu sendiri pun justru dituntut untuk senantiasa belajar tentang

    bagaimana mengajar yang baik. Banyak cara yang bisa dilakukanguru untuk

    belajar, diantaranya:

    1. Guru belajar dari praktik pembelajaran yang dilakukannya.

    2. Guru belajar melalui interaksi dengan guru lain.

    3. Guru belajar melalui ahli/konsultan.

    4. Guru belajar melalui pendidikan lanjutan dan pendalaman.

    5. Guru belajar melalui cara yang terpisah dari tugas profesionalnya.(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/)

    C. Keprofesionalan Pendidik/Gurua. Definisi Guru Profesional

    Secara bahasa, profesional berasal dari bahasa Inggris (profession)

    dan bahasa Belanda (professie)yang keduanya mengadopsi dari bahasa Latin

    yaitu(professio)yang memiliki arti pengakuan atau pernyataan. Secara istilah

    profesionalisme dapat dikatakan sebagai pernyataan atau pengakuan tentang

    bidang pekerjaan atau bidang pengabdian yang dipilih. Seperti yang

    diungkapkan oleh para ahli, bahwa kegaiatan atau pekerjaan dapat dikatakan

    sebagai profesi apabila ia dilakukan untuk mencari nafkah dan sekaligus

    dilakukan dengan tingkat keahlian yang cukup tinggi, dan profesi akan dapat

    menghasilkan mutu produk yang baik apabila diiringi dengan etos kerja yang

    mantap pula. Ada tiga ciri dasar yang selalu dapat dilihat dalam setiap

    profesionalitas yang baik menurut etos kerjanya di antaranya:

    1.Adanya keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan (job quality).

    2.Adanya keinginan untuk menjaga harga diri dalam melaksanakan

    pekerjaan.

    3.Adanya keinginan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat melalui

    karya profesionalnya.

    Apabila ketiga sifat profesional itu tidak melekat pada seorang pekerja maka

    ia tidak termasuk dalam katagori pekerja yang profesional.

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    11/30

    11

    Definisi di atas mengandung makna setidaknya kata profesional

    memiliki tiga ciri di antaranya:Pertama, mengandung unsur

    pengabdian.Kedua, mengandung unsur idealisme.Ketiga, mengandung unsur

    pengembangan. Maksud dari unsur pengabdian yaitu setiap profesi harus

    dikembangkan untuk memberikan pelayanan tertentu kepada masyarakat,

    pelayanan itu dapat berupa pelayanan individual maupun kolektif. Maksud

    dari unsur idealisme yaitu setiap profesi bukanlah sekedar mata pencaharian

    atau bidang pekerjaan yang mendatangkan materi saja, melainkan dalam

    profesi itu mencakup pengertian pengabdian terhadap sesuatu yang luhur dan

    idealis. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur pengembangan adalah setiap

    bidang profesi mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan prosedur kerja

    yang mendasari pengabdiannya secara terus menerus.

    Ketiga makna kata profesional tersebut ternyata memiliki konsep

    mengenai bidang yang berhubungan dengan pekerjaan. Jika profesionalisme

    dianggap sebagai bidang pekerjaan maka sudah selayaknya memiliki etos

    kerja yang baik. Bekerja harus menghasilkan kualitas yang bagus, unggul,

    tepat waktu, disiplin, sungguh-sungguh, ulet, rajin, cermat, teliti, sistematis

    dan berpedoman pada dasar keilmuan tertentu.

    Makna profesionalisme di atas secara jelas dapat dikatakan bahwa

    kata profesional mengandung unsur-unsur yang erat dengan pekerjaan-

    pekerjaan yang memiliki tantangan untuk selalu mengembangkan dan

    meningkatkan kualitas mutu produk(output)dari pekerjaan itu sendiri.

    Dengan selalu meng-updatekemampuan ilmu pengetahuannya dimaksudkan

    produk dari pekerjaan itu dapat bersaing dengan produk-produk lain dalam

    dunia pendidikan global.

    Dalam buku Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Muhaimin:

    2003) dijelaskan bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki

    komitmen terhadap profesionalitas yang dengan sendirinya di dalam diri

    seorang guru tersebut melekat sifat-sifat yang mirip dengan ustadzyang

    selalu mencerminkan segala aktifitasnya sebagai seorang

    murobbiy,muallim,mursyid,mudarrisdan muaddib.

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    12/30

    12

    Yusuf Wibisono berpendapat bahwa guru profesional adalah guru

    yang memiliki mental yang tangguh, rasa tanggung jawab kepada profesi,

    anak didik dan tentunya Allah SWT. Mental yang tangguh, rasa

    tanggungjawab merupakan motivasi utama seorang guru, dalam mengajar.

    Karena mengajar bukan hanya sekedar proses mentransfer ilmu pengetahuan

    semata, tetapi juga merupakan proses mendidik agar siswa berperilaku baik,

    memberi contoh teladan, serta mau belajar dari anak didik agar hubungan

    timbal balik antara kedua belah pihak menjadi sinergi positif dalam

    membangun proses kegiatan belajar mengajar yang baik di sekolah. Maka

    sudah sepantasnya bila seorang guru harus selalu mau belajar dan mau

    memperbaiki segala kekurangannya.

    Adapun konsekuensi apabila guru dipandang sebagai sebuah profesi

    (pekerjaan), maka ada beberapa ketentuan yang harus di taatinya di

    antaranya:

    1. Setiap profesi yang dikembangkan harus memberikan layanan tertentu

    kepada masyarakat.

    2. Profesi bukan sekedar mata pencaharian tetapi mencakup pengertian,

    pengabdian terhadap sesuatu.

    3. Profesi mengandung makna yaitu mempunyai kewajiban untuk

    menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari pengabdiannya secara

    terus menerus.

    (http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-

    meningkatkan-mutu-pendidikan/)

    b. Pembentukan Guru Profesional

    Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru

    merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian

    terpenting dalam proses pembelajaran, baik di jalur pendidikan formal

    http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    13/30

    13

    maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas

    pendidikan di Tanah Air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang

    berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. Filsofi, sosial, budaya dalam

    pendidikan di Indonesia, telah menempatkan fungsi dan peran guru

    sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah di

    posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di tuntut

    tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-

    nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak

    didik. Bahkan tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah

    orang tua anak didik dalam proses pendidikan secara global.

    Posisi guru yang merupakan bagian terpenting dalam proses

    pembelajaran akan semakin terlihat ketika anak didik berada di ujung akhir

    tahun pelajaran, setelah melakukan ujian nasional, maka akan dapat dilihat

    kualitas anak didik pada masing-masing lembaga pendidikan. Ada yang

    menunjukkan nilai baik ada pula yang menunjukkan nilai kurang baik. Nilai-

    nilai tersebut merupakan cerminan dari kualitas pendidikan yang ada di

    lembaga pendidikan selama proses pembelajaran berlangsung. Perolehan nilai

    siswa merupakan cerminan langsung dari tingkat keberhasilan para pendidik

    dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu, wajar apabila dikatakan guru

    merupakan salah satu komponen pendidikan yang menentukan keberhasilan

    murid dalam proses pembelajaran.

    Keberhasilan murid pada setiap proses pembelajaran merupakan

    idaman atau cita-cita bagi setiap lembaga pendidikan. Guru merupakan

    salah satu komponen pendidikan yang menentukan keberhasilan murid dalam

    pembelajaran. Untuk menciptakan guru yang berkualitas maka lembaga

    pendidikan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas guru dalam

    proses pembelajaran. Di antara usaha untuk meningkatkan kualitas guru

    antara lain:

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    14/30

    14

    1. Guru harus memeperbanyak tukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan

    dengan pengalaman, pengembangan materi pelajaran dan berinteraksi

    dengan peserta didik.

    2. Guru harus sering mengadakan penemuan-penemuan ilmiah yang dihadiri

    oleh para guru untuk melakukan penelitian-penelitian pengembangan

    pendidikan.

    3. Guru juga di tuntut untuk membiasakan diri mengkomunikasikan hasil

    penelitian yang telah ditemukan.

    Keberadaan guru sebagai orang yang paling bertanggungjawab

    dalam peningkatan mutu dunia pendidikan, tidak dapat disangkal lagi.

    Profesionalisme guru merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda-

    tunda lagi. Seiring dengan semakin meningkatnya persaingan yang semakin

    ketat dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Diperlukan orang-orang yang

    memang benar benar-benar ahli di bidangnya, sesuai dengan kapasitas yang

    dimilikinya agar setiap orang dapat berperan secara maksimal, termasuk guru

    sebagai sebuah profesi yang menuntut kecakapan dan keahlian tersendiri.

    Profesionalisme tidak hanya karena faktor tuntutan dari perkembangan jaman,

    tetapi pada dasarnya juga merupakan suatu keharusan bagi setiap individu

    dalam kerangka perbaikan kualitas hidup manusia. Profesionalisme juga

    menuntut keseriusan dan kompetensi yang memadai, sehingga seseorang

    dianggap layak untuk melaksanakan sebuah tugas.

    (http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-

    dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/)

    Dalam rangka pengembangan profesionalisme guru secara

    berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara lain :

    1. Berpartisipasi didalam pelatihan atau in service training.

    Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu

    yang dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.

    http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    15/30

    15

    Pelatihan ini cocok dilaksanakan pada salah satu bentuk pelatihan pre-

    service atau in-service. Model pelatihan ini berbeda dengan pendekatan

    pelatihan yang konvensional, karena penekanannya lebih kepada evaluasi

    performan nyata suatu kompetensi tertentu dari peserta pelatihan.

    2. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya.

    Dengan membaca dan memahami banyak jurnal atau makalah

    ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan yang terkait dengan profesi

    guru, maka guru dengan sendirinya dapat mengembangkan

    profesionalisme dirinya. Selanjutnya untuk dapat memberikan kontribusi

    kepada orang lain, guru dapat melakukan dalam bentuk penulisan

    artikel/makalah karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi pengembangan

    profesionalisme guru yang bersangkutan maupun orang lain.

    3. Berpartisipasi di dalam kegiatan pertemuan ilmiah.

    Pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga

    kemutakhiran (up to date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru.

    Tujuan utama dari kegiatan pertemuan ilmiah adalah menyajikan

    berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu.

    Partisipasi guru pada kegiatan tersebut akan memberikan kontribusi yang

    berharga dalam membangun profesionalisme guru dalam melaksanakan

    tanggung jawabnya.

    4. Melakukan penelitian seperti PTK.

    Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang

    dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak dengan guru lain dalam

    rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktek pembelajaran

    secara terus menerus juga merupakan strategi yang tepat untuk

    meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat

    reflektif oleh guru yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

    rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan

    dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki kondisi dimana praktek

    pembelajaran berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan.

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    16/30

    16

    Dalam hal ini guru diberdayakan untuk mengambil berbagai

    prakarsa profesional secara mandiri dengan penuh percaya diri. Jika

    proses ini berlangsung secara terus menerus, maka akan berdampak pada

    peningkatan profesionalisme guru.

    5. Partisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional.

    Ikut serta menjadi anggota orgnisasi profesional juga akan

    meningkatkan profesionalisme seorang guru. Organisasi profesional

    biasanya akan melayani anggotanya untuk selalu mengembangkan dan

    memelihara profesionalismenya dengan membangun hubungan yang erat

    dengan masyarakat.

    Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai memilih

    suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat utuh

    bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga. Pilih secara bijak

    organisasi yang dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk

    meningkatkan profesionalismenya.

    6. Kerjasama dengan tenaga profesional lainnya di sekolah.

    Seseorang cenderung untuk berpikir dari pada keluar untuk

    memperoleh pertolongan atau informasi mutakhir akan lebih mudah jika

    berkomunikasi dengan orang-orang di dalam tempat kerja yang sama.

    Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan

    berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk bekerjasama

    berbagai kegiatan lain (misalnya merencanakan, melaksanakan, dan

    mengevaluasi program-program sekolah) dengan kepala sekolah, orang

    tua peserta didik (komite sekolah), guru dan staf lain yang profesional

    dapat menolong guru dalam memutakhirkan pengetahuannnya.

    Berpartisipasi di dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga

    keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang memungkinkan guru

    untuk terus memperoleh informasi yang diperlukannya dan sekaligus

    membuat perencanaan untuk mendapatkannya. Semakin guru terlibat

    dalam prolehan informasi, maka guru semakin merasakan akuntabel, dan

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    17/30

    17

    semakin guru merasakan akuntabel maka ia semakin termotivasi untuk

    mengembangkan dirinya.

    (www.myfortuner.wordpress.com)

    Selain cara yang tersebut di atas, Zainurie juga memiliki strategi/cara

    yang dapat meningkatkan kualitas profesionalisme guru di antaranya:

    Pertama; gaji yang memadai. Perlu ditata ulang sistem penggajian guru

    agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan

    hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-putrinya. Dengan

    penghasilan yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk

    mencari nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan lebih

    berkonsentrasi pada profesinya, tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan

    rumah tangganya serta khawatirakan pendidikan putra-putrinya. Guru

    mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri tampil prima di

    depan kelas. Jika mungkin, seorang guru dapat meningkatkan profesinya

    dengan menulis buku materi pelajaran yang dapat dipergunakan diri

    sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum

    mencapai tingkatnya. Hal ini dapat lebih menyejahterakan kehidupan

    guru dan akan lebih meningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih

    dihormati dan dikagumi oleh anak didiknya. Jika anak didik mengagumi

    gurunya maka motivasi belajar siswa akan meningkat dan pendidikan

    pasti akan lebih berhasil.

    Kedua; kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangatmenyita waktu. Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus

    dikerjakan seorang guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau

    Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang disesuaikan dengan

    kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu

    disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat

    dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan

    http://www.myfortuner.wordpress.com/http://www.myfortuner.wordpress.com/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    18/30

    18

    membantu guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas-

    tugas rutin guru.

    Ketiga; pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk meningkatkan

    profesionalitas guru adalah pendalaman materi pelajaran melalui

    pelatihan-pelatihan. Beri kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan-

    pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar

    guru dapat banyak membaca buku-buku materi pelajaran yang

    dibutuhkan guru untuk memperdalam pengetahuannya.

    (http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-

    dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/)

    c. Karakteristik Guru Profesional

    Untuk mengetahui bahwa seorang guru dapat dikatakan profesional

    apabila memiliki ciri-ciri/karakteristik tertentu yang dapat diukur dan

    diketahui dengan mudah. Pengetahuan tentang karakteristik guru profesional

    dimaksudkan agar setiap orang dapat menilai, menelaah serta membedakan

    guru profesional dengan guru yang belum profesional di bidangnya. Adanya

    karakteristik guru profesional merupakan kunci dasar untuk mengukur

    keahlian seorang guru apakah ia sudah memiliki sifat-sifat guru profesional

    ataukah masih belum memilikinya. Pemaparan karakteristik guru profesional

    ini menjadi salah satu tolok ukur bagi siapa saja yang mau menjadi guru

    profesional.

    Abudin Nata memberikan ciri atau karakteristik guru profesional di

    antaranya:

    1. Guru selain memiliki wawasan pengetahuan tentang bidang materi yang

    akan di ajarkan juga memiliki keahlian dan ketrampilan untuk

    menyampaikannya. Kemampuan ini memberi manfaat pada kegiatan

    pembelajaran sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif dan efesien.

    http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    19/30

    19

    2. Guru profesional harus memiliki mental modern seperti: berpandangan

    jauh ke depan, menghargai waktu, disiplin, kreatif, inovatif, dinamis,

    penuh percaya diri, terbuka, dan menghargai orang lain.

    3. Guru profesional juga tidak mengabaikan kekuatan jiwa agama,

    bermoral, dan berakhlak mulia sehingga diharapkan guru tidak

    terpengaruh oleh adanya faham-faham kehidupan yang mengarah pada

    sifat sekularistik.

    Bertolak dari historis penelitian tentang efektifitas keberhasilan guru

    dalam menjalankan tugas kependidikannya, Madley menemukan beberapa

    asumsi keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Di antara karakteristik

    keberhasilan guru yaitu:pertama, asumsi sukses guru tergantung pada

    kepribadiaannya; kedua, asumsi sukses guru tergantung pada penguasaan

    metode; ketiga, asumsi sukses guru tergantung pada frekuensi dan intensitas

    aktivitas interaktif guru dengan siswa; keempat,asumsi bahwa apapun dasar

    dan alasannya penampilan gurulah yang terpenting sebagai tanda memiliki

    wawasan, ada indikator penguasaan materi, ada indikataor penguasaan

    strategi belajar mengajar, dan lainnya. Keempat asumsi karakteristik guru ini-

    lah yang dijadikan pijakan Madley untuk menilai keberhasilan guru dalam

    proses pembelajaran.

    Glickman (1981) menegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara

    profesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability)dan

    motivasi (motivation). Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara

    profesional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan

    kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya

    seseorang tidak akan bekerja secara profesional bilamana hanya memenuhi

    salah satu di antara dua persyaratan di atas. Betapapun tinggi kemampuan

    seseorang ia tidak akan bekerja secara profesional apabila tidak memiliki

    motivasi kerja yang tinggi. Sebaliknya betapapun tinggi motivasi kerja

    seseorang ia tidak akan sempurna menyelesaikan tugas-tugasnya bila ia tidak

    didukung oleh kemampuan.

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    20/30

    20

    Nurkholis berpendapat bahwa untuk menjadi guru profesional harus

    memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu. Seorang guru profesional harus

    menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih dibanding

    pekerja lainnya. Maka untuk menjadi profesional, seseorang guru harus

    memenuhi kualifikasi minimun, sertifikasi, serta memiliki etika profesi.

    Persyaratan tertentu yang harus dimiliki sebagai guru profesional menurut

    Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar mengajar ada delapan syarat

    meliputi:

    1. Memiliki bakat sebagai guru

    2. Memiliki keahlian sebagai guru

    3. Memiliki keahlian baik dan terintegrasi

    4. Memiliki mental yang sehat

    5. Berbadan sehat

    6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

    7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila

    8. Guru adalah seorang warga negara yang baik

    Delapan syarat ini-lah yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam

    mengemban tugasnya sebagai tenaga kependidikan yang profesional.

    (http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-

    dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/)

    D. Keprofesionalan Guru Bidang Studi FisikaPengajaran ilmu eksakta termasuk di dalamnya ilmu Fisika perlu

    memasukkan unsur-unsur pendidikan karakter dalam setiap pengajarnya.

    Selama ini guru bidang eksakta termasuk guru Fisika hanya mengajarkan

    ilmu fisika atau hitung-hitungannya saja kepada siswa. Mereka tidak pernah

    atau kurang menyempatkan diri mengisi dengan muatan-muatan pendidikan

    karakter dalam pembelajaran fisika tersebut. Hal tersebut disampaikan Prof

    Nathan Hindarto, PhD kepada pers di Semarang, Kamis (25/11) usai

    http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    21/30

    21

    pengukunan dirinya oleh Rektor Unnes Prof Dr Sudijono Sastroatmojo Msi

    sebagai guru besar Ilmu Fisika pada FMIPA Universitas Negeri Semarang

    (Unnes). Menurut Nathan, pada pembelajaran Fisika Modern sangat perlu

    memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajarannya.

    (http://www.fisikanet.lipi.go.id)

    Hingga hari ini kalau kita tanya ke siswa SMA, pelajaran apa yang

    paling sulit dan tidak anda sukai? Pasti mereka akan menjawab,

    pelajaran matematika, fisika, dan kimia. Tetapi Pelajaran Fisika sudah

    pasti menjadi monster yang menakutkan mereka.

    Mengapa pelajaran fisika menjadi sulit? Berikut ini beberapa faktor

    yang mungkin menjadi penyebabnya:

    1. Sarana belajar seperti buku teks fisika tidak memadai. Buku-buku

    pelajaran fisika yang bagus masih sulit ditemukan di sekolah-sekolah.

    Beruntunglah sekolah-sekolah di perkotaan yang memilikiperpustakaan lengkap. Tetapi, semoga dengan adanya Buku Sekolah

    Elektronik (BSE) yang disediakan Kemdiknas bisa mengatasi masalah

    ini.

    2. Gaya guru fisika dalam mengajar. Gaya mengajar guru disinyalir

    juga banyak memberikan pengaruh terhadap kecintaan siswa kepada

    pelajaran fisika. Banyak siswa tidak menyukai fisika hanya gara-gara

    guru fisikanya dianggap tidak bisa mengajar. Ada guru fisika yang

    ketika masuk kelas langsung menyodorkan segudang rumus-rumus

    rumit yang tentu saja menjejali kepala siswa, padahal konsep materi

    belum disampaikan dengan tepat. Atau guru fisika masih pelit memberi

    motivasi akan penting dan bermanfaatnya mempelajari fisika. Ini

    tantangan berat buat guru-guru fisika, bagaimana membuat dirinya

    disukai oleh murid-muridnya.

    3. Guru Fisika jarang melakukan praktikum. Fisika adalah bagian

    tidak terpisahkan dari ilmu pengetahuan alam (IPA). Hakeket ilmu IPA

    http://www.fisikanet.lipi.go.id/http://www.fisikanet.lipi.go.id/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    22/30

    22

    itu sendiri adalah ilmu tentang alam yang memuat konsep, prinsip,

    proses, dan produk. Melalui kegiatan ilmiah berupa percobaan, maka

    siswa akan merasa terlibat dalam proses IPA itu sendiri. Dari proses itu

    akan melahirkan produk berupa rumus-rumus, aksioma, hukum,

    postulat, dan sejenisnya. Sementara, jika guru hanya mengajarkan

    rumus, maka itu hanyalah produk. Tidak ada bedanya dengan ilmu

    metematika. Kemalasan guru fisika untuk melakukan praktikum akan

    semakin menjauhkan siswa dari menyukai fisika yang sebenarnya

    penuh daya tarik.

    4. Guru jarang menggunakan metode mengajar yang bervariasi.

    Umumnya guru-guru masih menyukai metode ceramah. Metode ini

    dianggap paling mudah, murah, dan paling santai. Sejatinya agar

    menarik siswa, beragam variasi mengajar harus dicoba oleh guru.

    Diantaranya: metode ceramah, diskusi, cooperative learning sepertiJig

    Saw, Think Pair Share, Snow Ball, demonstrasi, karya wisata,

    portofolio, percobaan, dll. Memang tidak ada jaminan beragam metode

    akan bisa meningkatkan hasil belajar. Tetapi menggunakan metode

    ceramah an sich, seolah-olah guru adalah malaikat yang serba bisa dan

    muridnya hanyalah seperti gelas kosong yang diisi begitu saja (teacher

    centered). Padahal, untuk saat ini sudah saatnya siswa harus dilibatkan

    dalam proses pembelajaran. Siswa justru harus aktif membangun

    sendiri ilmu pengetahuannya, seperti dalam teori

    belajarconstructivisme. Pola teacher center(berpusat kepada guru)

    harus diubah menjadistudent center (berpusat kepada siswa).

    5. Guru Fisika tidak menguasai komputer.(TBC = tidak bisa

    computer). Komputer memang bukan segalanya dalam pembelajaran,

    tetapi guru di zaman modern ini tentu saja sudah wajib menguasai

    komputer. Dengan bantuan komputer, banyak materi fisika yang bisa

    diajarkan dengan bantuan komputer (computer based learning). Saat ini

    sudah mulai diperkenalkan animasi pembelajaran dari Pustekkom

    Kemdiknas. Melalui website www.e-dukasi.net, dengan mudahnya para

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    23/30

    23

    guru bisa mengunduh animasi pembelajaran secara gratis. Di internet

    saat ini, bertebaran materi fisika yang dipaket dalam bentuk animasi.

    Penulis sendiri banyak dibantu oleh software PhET(Physics Education

    Technology) buatan Universitas Coloradodi Amrik sana. Dengan

    software ini, banyak materi abstrak di fisika bisa kita ajarkan dengan

    mudah dan tentu saja sangat menarik. Setiap kali saya menggunakan

    software ini, siswa saya selalu antusias memperhatikannya. Dalam hati

    saya berfikir, murid saya sudah mulai menyukai fisika nih. Bukankah

    itu kemauan kita sebagai pengajar.

    6. Guru masih senang cara lama. Untuk belajar fisika diperlukan

    inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Untuk level pemula, sebaiknya

    guru fisika memberikan materi Fisika Gasing, karya Prof. Yohannes

    Surya. Guru fisika perlu mencoba banyak media seperti kapur tulis,

    papan white board, charta, peta konsep (mind map), komputer dengan

    LCD, Zenius Pad, metode permainan, dll. Semua itu diharapkan bisa

    mengaktifkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa.

    (http://edukasi.kompasiana.com/)

    Ada tujuh kriteria yang harus dipedomani oleh setiap guru Fisika agar

    memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam proses pembelajaran Fisika

    di kelas. Di antaranya sebagai berikut.

    1. Waktu (time).

    Usahakan peduli untuk tiba di kelas di awal waktu pembelajaran,

    karena harus yakin bahwa papan tulis bersih dan dilengkapi dengan

    peralatan untuk menulis. Selain itu perlu untuk mengecek segala yang

    diperlukan dalam proses pembelajaran siap dan

    berfungsi, misalnya mikrofon dan loudspeaker, proyektor untuk film atau

    slide. Juga harus yakin bahwa peralatan untuk demonstrasi dirangkai

    dengan pantas dan berfungsi. Jika harus membagikan hand out materi

    tertulis untuk siswa, saat awal pembelajaran seperti inilah waktunya.

    http://edukasi.kompasiana.com/http://edukasi.kompasiana.com/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    24/30

    24

    Biasanya waktu tiba lebih awal itu 5 menit sebelum pembelajaran

    dimulai dirasa cukup.

    Jika telah merencanakan tiba di kelas lebih awal, namun

    menemukan guru mata pelajaran sebelumnya masih mengajar, cobalah

    mengatakan padanya betapa menyesalnya Anda, tetapi waktunya telah

    habis dan Anda harus mengadakan beberapa persiapan. Jika Anda

    membiarkannya, berarti kehilangan waktu yang

    direncanakan dan kemungkinan hal itu akan terjadi lagi di lain

    kesempatan. Jika Anda tegas, mungkin hal itu tidak akan terjadi lagi.

    Apabila guru mata pelajaran sebelumnya ada di kelas namun hanya

    bercakap-cakap dengan siswa, hal ini tidak menghalangi Anda untuk

    mengerjakan persiapan-persiapan yang diperlukan pembelajaran di kelas

    itu.

    Menyelesaikan pembelajaran tepat pada waktunya adalah

    penting, karena siswa membutuhkan jeda waktu / istirahat, setidaknya

    merentangkan kaki dan tangannya atau untuk keperluan apapun lainnya.

    Juga jangan melakukan kepada guru lain apa-apa yang kita tidak

    suka jika hal itu juga menimpa kita.

    Di lain hal jangan menghabiskan waktu untuk mengulang-ulang

    pelajaran, kecuali untuk kepentingan klarifikasi. Memang benar bahwa

    pengulanganadalah ibu dari semua pengetahuan,tetapi biarkan siswa-

    siswa melakukan pengulangan ketika mereka mempelajari kembali

    materi pelajaran.

    2. Menulis di papan tulis (wri ting on the board).

    Komunikasi tertulis dengan siswa seharusnya dilakukan

    dalam rangka memberi kesempatan siswa untuk mencatat dan menggali

    materi pelajaran. Para siswa harus melihat sebelum penglihatan

    logisnya dan pengembangan matematis dari pelajaran, serta tidak hanya

    memperoleh sepotong informasi. Hal itu sebaiknya dilakukan dengan

    tulisan tangan di papan tulis (tidak masalah dengan memakai warna).

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    25/30

    25

    Gunakanlah potensi ruangan papan tulis dengan benar untuk urutan

    tulisan, janganlaah melompat-lompat dalam ruang-ruang kosong tak

    berurutan, yang akhirnya menyebabkan tidak mungkin bagi siswa untuk

    mengikuti pelajaran. Sebaiknya bagilah papan tulis menjadi beberapa

    ruang yang akan menjadi halaman tulisan dengan membuat garis vertikal

    seperlunya. Jika papan tulis telah penuh mulailah kembali dari halaman

    pertama papan tulis dengan menghapus seperlunya. Jika masih

    memerlukan rumus yang hendak dihapus maka tulis kembali rumus itu

    di tempat lain.

    Janganlah memposisikan diri sehingga selalu menghalangi tulisan

    di papan tulis, termasuk pada saat sedang menulispun dan janganlah

    berbicara menghadap papan tulis, karena bisa jadi siswa tidak

    mendengar kecuali guru memakai mikropon. Balikkanlah badan berputar

    menghadapi audien bila menjelaskan apa saja yang Anda tulis.

    3. Suara dan berisik (voice and noice).

    Sangat alami menjumpai suara berisik dalam pembelajaran di

    kelas. Di kelas ada pertanyaan, jawaban dan pertukaran

    informasi diantara para siswa. Suara berisik itu seharusnya cukup

    rendah dan justru tidak mencegah suara guru yang harus didengar oleh

    audience. Cara pengatasannya bisa dengan mempertinggi suara guru atau

    mengurangi keberisikan.

    Mempertinggi suara guru dengan menggunakan mikrofon dan

    loudspeaker adalah pemecahan yang tepat terutama untuk ruang kelas

    besar dengaan banyak siswa. Sebaiknya mikrofon yang digunakan adalah

    wireless/tanpa kabel penghubung. Mengurangi keberisikan siswa adalah

    meminta audience tenang dan jangan memulai bicara sebelum benar-

    benar tenang. Guru harus menggunakan ekspresi intonasi/feeling.

    4. Partisipasi murid (participation of the student).

    Dalam proses pembelajaran para siswa juga mengambil peran di

    kelas, tidak hanya sebagai audience belajar pasif, tetapi juga aktif

    menyampaiakan pertanyaan, berdiskusi dan berpartisipasi dalam

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    26/30

    26

    demonstrasi. Proses pembelajaran tidak lengkap tanpa dibolehkannya

    dan siswa berkeinginan mengajukan pertanyaan. Biarkanlah siswa

    bertanya pada saatnya dalam proses pembelajaran, guru dapat

    mengisyaratkaan siswa untuk mulai bertanya, atau bila masih dalam alur

    pembicaraan atau pemikiran, mintalah siswa menunggu sampai selesai

    baru disilakan bertanya.

    Setiap pertanyaan seharusnya diulang dengan jelas oleh guru

    untuk audience. Ketika seorang siswa bertanya, Ia berhadapan muka

    dengan guru bukan dengan teman-temannya, sehingga Ia tidak

    didengar dengan baik oleh teman-temannya. Akan sangat sukar bagi

    teman-temanya yang mendengar jawaban untuk memahaminya tanpa

    tahu apa pertanyaannya. Dalam banyak hal suatu pertanyaan didengar

    banyak orang, berikutnya tidak akan ditanyakan lagi.

    Setiap pertanyaan harus ditanggapi dengan serius dan dijawab

    dengaan penjelasan yang sejelas-jelasnya.

    5. Kejelasan dan kesenangan (clari ty and fun).

    Setiap topik yang menjadi pembelajaran sebaiknya disampaikan

    dalam atmosfer kejelasan dan kesenangan dari para siswa. Setiap

    pelaajaran dapat dibuat lebih atraktif dan menarik, jika guru bertanya dari

    waktu ke waktu dengan pertanyaan yang menantang berdasar pemikiran

    materi yang manadapat dijawab tanpa perhitungan.

    Humor menolong untuk mengimprovisasikan atmosfer

    pembelajaran. Kata-kata lucuatau pertanyaan lucu yang diulang dengan

    keras oleh guru dapat membawa suasana relaks. Kelucuan yang

    menyangkut materi pelajaran selalu bisa dihadirkan, atau dapat juga

    menghadirkan anekdot lucu, asal tidak berlebihan.

    6. Ulangan yang keras (exams sweat).

    Buatlah ulangan yang terbaik yang para guru bisa lakukan namun

    jangan semuanya pembuktian. Ulangan itu harus membuat setiap

    siswa mengerti apa yang dimasalahkan dan mengetahui apa yang

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    27/30

    27

    seharusnya dilakukan, dalam arti siswa tahu kemampuannya untuk

    memecahkan atau tidak masalah yang ditanyakan.

    Bila guru telah menyiapkan kunci jawaban dan ingin

    mengumumkannya, maka siswa harus diberitahu saat ulangan bahwa

    kunci jawaban akan di pasang di papan pengumuman. Paling-paling

    waktu diumumkan para siswaberkomentar wah terlambat.

    7. Akhir yang menyenangkan (happy end).

    Dalam mengelola kelas atau lab sebagai guru yang baik, guru harus

    mampu membuat persiapan yang cermat, jangaan mentolerir kesalahan

    sedikitpun. Hanya saat guru relaks. Ia dapat peduli untuk

    mengimplementasikan teknik pembelajaran yang berbeda dan mengelola

    kelas dengan suasana menyenangkaan, yang dapat meningkatkan

    kemampuannya sebagai guru.

    Sesudah mampu tampil di depan kelas dengan baik sebagai one-

    man show, guru dapatmenulis naskah tentang pembelajaran atau

    pengalaman keterampilan mengajarnya.Barangkali bersama

    komite/musyawarah guru-guru meninjau dan mengevaluasi kurikulum

    atau silabus.

    (http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/)

    Menurut Parangtopo, guru fisika yang bersikap baik (professional)

    adalah guru yang mempunyai persyaratan:

    1. Menguasai materi pelajaran dengan baik.

    2. Mampu menyampaikan materi dengan baik.

    3. Bertindak lugas dan tut wuri handayani.

    4. Terbuka terhadap berbagai pertanyaan.

    5. Siap membantu murid dalam menyelesaikan masalahnya dan menjunjung

    tinggi disiplin.

    (http://sma3-bdl.blogspot.com/Tinjauan-Singkat-dari-Profesionalisme-

    Guru-Fisika)

    http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://d/.SMSTR%204/Profdik/tgs%204/(indonesia)%20Tinjauan%20Singkat%20dari%20Profesionalisme%20Guru%20Fisika%C2%A0%20%C2%A0OpenThink%20SAS_files/(indonesia)%20Tinjauan%20Singkat%20dari%20Profesionalisme%20Guru%20Fisika%C2%A0%20%C2%A0OpenThink%20SAS.htmhttp://d/.SMSTR%204/Profdik/tgs%204/(indonesia)%20Tinjauan%20Singkat%20dari%20Profesionalisme%20Guru%20Fisika%C2%A0%20%C2%A0OpenThink%20SAS_files/(indonesia)%20Tinjauan%20Singkat%20dari%20Profesionalisme%20Guru%20Fisika%C2%A0%20%C2%A0OpenThink%20SAS.htmhttp://sma3-bdl.blogspot.com/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    28/30

    28

    BAB III

    KESIMPULAN

    1. Suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang

    ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi

    kepentingan umum. Atas dasar pengertian ini ternyata pekerjaan

    profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi

    memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan

    profesinya.

    2. Jabatan guru merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan

    profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Karena itu

    diperlukan syarat-syarat diantaranya adanya motivasi yang kuat, memiliki

    pengetahuan dan keterampilan, pengabdian, memiliki kode etik, dan

    berhak mendapatkan imbalan.

    3. Berangkat dari makna dan syarat-syarat profesi sebagaimana dijelaskan

    pada bagian terdahulu, maka dalam rangka pengembangan profesionalisme

    guru secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara

    lain berpartisipasi didalam pelatihan atau in servie training, membaca dan

    menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya, berpartisipasi di dalam

    kegiatan pertemuan ilmiah, melakukan penelitian seperti PTK, partisipasi

    di dalam organisasi/komunitas profesional, kerjasama dengan tenaga

    profesional lainnya di sekolah.

  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    29/30

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/

    http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru-dalam-

    meningkatkan-mutu-pendidikan/

    http://edukasi.kompasiana.com/

    http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/

    http://www.fisikanet.lipi.go.id

    http://sma3-bdl.blogspot.com/Tinjauan-Singkat-dari-Profesionalisme-Guru-Fisika

    www.myfortuner.wordpress.com

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://edukasi.kompasiana.com/http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/http://www.fisikanet.lipi.go.id/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://www.myfortuner.wordpress.com/http://www.myfortuner.wordpress.com/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://sma3-bdl.blogspot.com/http://www.fisikanet.lipi.go.id/http://ilmuwanmuda.wordpress.com/teaching-physics-in-the-class/http://edukasi.kompasiana.com/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://blog.uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/09/profesionalisme-guru%20-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/08/26/guru-yang-efektif/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-belajar/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/12/5-bentuk-budaya-guru/
  • 5/24/2018 Guru Fisika Yang Profesional

    30/30

    30

    KEPROFESIONALAN DI BIDANG PENDIDIKAN

    GURU PROFESIONAL

    Disusun untuk memenuhi tugas semester IV

    Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

    Dosen Pengampu : Dra. Rini Budiarti, M.Pd

    Disusun oleh,

    Nama : Gilang Anindita

    NIM : K2310045

    Pendidikan Fisika 2010 A

    PENDIDIKAN FISIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2012