Makalah Hakekat Guru Profesional

29
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan insan tertentu dan suatu sistem yang dikelompokkan menjadi dua sistem yakni sistem mekanik dan sistem organik. Sistem mekanik adalah melihat pendidikan sebagai suatu proses yang melibatkan input-proses-output yang terdapat kausal bersifat langsung dan linier. Pandangan ini menunjukkan bahwa intervensi untuk mempengaruhi output dapat didesain dengan memanipulasi input. Sebagai mana diketahui input dalam proses pendidikan mencakup siswa, guru, kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran, ruang kelas dan pergedungan, peralatan dan kondisi lingkungan. Artinya, upaya untuk meningkatkan mutu output dilakukan dengan menambah atau meningkatkan kualitas input. Dalam kasus dunia pendidikan di Indonesia, seringkali standar bagi pemula atau guru baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif sebagai guru, kemudian ada langkah- langkah memenuhi standar tersebut. Misalnya para guru yang masih under-standard tadi melakukan upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri, baik dengan cara melanjutkan studi atau kegiatan lain yang misalnya semisal. Untuk dapat 1

description

Kelompok 1 Mahasiswa Prodi Kimia'14 UPR

Transcript of Makalah Hakekat Guru Profesional

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan

insan tertentu dan suatu sistem yang dikelompokkan menjadi dua sistem yakni sistem

mekanik dan sistem organik. Sistem mekanik adalah melihat pendidikan sebagai suatu proses

yang melibatkan input-proses-output yang terdapat kausal bersifat langsung dan linier.

Pandangan ini menunjukkan bahwa intervensi untuk mempengaruhi output dapat didesain

dengan memanipulasi input. Sebagai mana diketahui input dalam proses pendidikan

mencakup siswa, guru, kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran, ruang kelas dan

pergedungan, peralatan dan kondisi lingkungan. Artinya, upaya untuk meningkatkan mutu

output dilakukan dengan menambah atau meningkatkan kualitas input.

Dalam kasus dunia pendidikan di Indonesia, seringkali standar bagi pemula atau guru

baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif sebagai guru, kemudian ada

langkah-langkah memenuhi standar tersebut. Misalnya para guru yang masih under-standard

tadi melakukan upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri, baik dengan cara

melanjutkan studi atau kegiatan lain yang misalnya semisal. Untuk dapat melaksanakan

tugasnya sebagai guru yang baik, pemerintah Indonesia bersama berbagai lembaga terkait

telah merumuskan dan menyusun butir penting yang harus dipenuhi oleh para guru yang

kemudian disebut dengan standar profesionalitas guru.

Berdasarkan penjelasan singkat di atas, perlu kiranya kita mengetahui standar

profesionalitas guru baik hakikat standar profesionalitas maupun upaya peningkatan

profesionalitas. Oleh karena itu dalam makalah ini, penyusun akan dibahas mengenai

“Standarisasi Profesionalitas Guru”.

1

II. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian profesional ?

2. Apa pengertian guru ?

3. Apa status, peran, dan tugas guru ?

4. Apa kewajiban dan hak guru ?

5. Bagaimana kinerja guru dan kesejahteraannya ?

III. Tujuan

1. Mengetahui pengertian profesional

2. Mengetahui pengertian guru

3. Mengetahui status, peran dan tugas guru

4. Mengetahui kewajiban dan hak guru

5. Mengetahui kinerja guru dan kesejahteraannya

IV. Manfaat Penulisan

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Profesi

Pendidikan. Serta dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi pembaca

mengenai hakekat guru professional.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesional

Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 1 ayat 4, profesional adalah pekerjaan

atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan

yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu

atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Professional berarti

persyaratan yang memadai sebagai suatu profesi. Pekerjaan profesional berbeda dengan

pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan keahlian dan keterampilan khusus

dalam melaksanakan profesinya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat professional

adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan

untuk itu dan bukan pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang karena tidak dapat

memperoleh pekerjaan lain (Sudjana, 1988).

Pengertian professional dikatakan sebagai sesuatu yang bersangkutan

dengan profesi, memerlukan kepamdaian khusus untuk menjalankannya, dan

mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir) (Tilaar, 1999).

Professional diartikan pula sebagai usaha untuk menjalankan salah satu profesi

berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki seseorang dan berdasarkan profesi

itulah seseorang mendapatkan suatu imbalan pembayaran berdasarkan standar

profesinya. Pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat

dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang

dikerjakan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.

Professional berasal dari kata sifat yang berarti sangat mampu melakukan

suatu pekerjaan. Sebagai kata benda, professional kurang lebih berarti orang yang

melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesiensi seperti pencaharian.

Supriadi (1999), menyatakan bahwa professional menunjukkan kepada dua hal. Pertama,

penampilan seseorang yang sesuai dengan tuntutan seharusnya. Kedua, kinerja yang

dituntut sesuai standar yang telah ditetapkan (dokter, lawyer). Jadi, professional adalah

3

orang yang melaksanakan tugas profesi keguruan dengan penuh tanggung jawab dan

dedikasi tinggi dengan sarana penunjang berupa bekal pengetahuan yang dimilikinya

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Tujuh tahapan menuju status professional, antara lain :

1) Penentuan spesialisasi bidang pekerjaan;

2) Penentuan tenaga ahli yang memenuhi persyaratan;

3) Penentuan pedoman kerja sebagai landasan kerja;

4) Peningkatan kreativitas kerja sebagai usaha untuk menciptakan sesuatu

yang lebih baik;

5) Penentuan tanggung jawab kerja;

6) Pembentukan organisasi kerja untuk mengatur tenaga kerja;

7) Memberikan pelayanan yang ketat dan penilaian dari masyarakat

pengguna jasa profesi.

2.2 Pengertian Guru

Definisi guru berkembang secara luas, guru disebut pendidik professional

karena guru itu telah menerima dan memikul beban dari orangtua untuk ikut mendidik

anak. Guru juga dikatakan sebagai seseorang yang memperolah Surat Keputusan (SK),

baik dari pemerintah atau swasta untuk melaksanakan tugasnya, dan karena itu memiliki

hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan

sekolah.

Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan

ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan

pekerjaan sebagai guru. Profesi guru memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai

guru yang professional, yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan

pembelajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. Profesi ini juga perlu pembinaan dan

pengembangan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan

sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dalam Undang-

Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 Pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga

4

profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh

seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik

sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.

Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program

pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan

pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses

pendidikan.

Mengutip pendapat Laurence & Jonathan dalam bukunya This is Teaching

(hlm.10) : “ teacher is professional person who conducts classes” (guru adalah

seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola sekolah).

Sementara menurut Jean & Morris dalam Foundation of Teaching an Introduction to

Modern Educational, (hlm.141) : “teacher are those persons who consciously direct the

experiences and behavior of and indivual so that education takes places”. Artinya, guru

adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari

seorang individu sehingga dapat terjadi pendidikan (Uno,2007).

Djohar (2006) mengatakan bila ingin mengangkat masalah profil guru pada

dasarnya kita ingin mengajukan potret guru. Potret guru ini tentunya tidak akan tampak

baik apabila kita gunakan objek guru masa kini dan masa lampau. Oleh karena itu,

untuk menyajikan profil guru sebenarnya, dan untuk itu diperlukan pengalaman dan

kreativitas kita untuk mewujudka lukisan tersebut. Keutuhan lukisan tersebut dapat

dikonstruksi dari cirri dasarnya, yaitu a) guru yang kompeten mengajar bidang studi

yang diajarka; b) guru yang professional dalam melaksanakan tugasnya; c) guru yang

terampil dalam melaksanakan tugas kesehariannya.

Mengajar hanya dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh seseorang

yang telah melewati pendidikan tertentu yang memang dirancang untuk mempersiapkan

guru. Dengan kata lain, mengajar merupakan suatu profesi. Sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat, muncul dua kecenderungan: pertama,

proses mengajar menjadi sesuatu kegiatan yang semakin bervariasi, kompleks dan

5

rumit. Kedua, ada kecenderungan pemegang otoritas struktual, ingin memaksakan

kepada guru untuk mempergunakan suatu cara mengajar yang kompleks dan sulit.

Sebagai akibat munculnya dua kecenderungan di atas, agar dituntut untuk menguasai

berbagai metode mengajar dan diharuskan menggunakan metode tersebut.

2.3 Status, Peran, Dan Tugas Guru

Dalam melaksanakan tugas, status guru, sebagai berikut

1. Guru sebagai PNS atau pegawai swasta yang memiliki surat keputusan mengajar.

2. Guru sebagai profesi (ibu profesi) karena melahirkan banyak profesi

3. Guru sebagai social leadership, guru dianggap serbatahu, teladan, dan sumber

pengetahuan

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar

dinas, dalam bentuk pengabdian. Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang

memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan

orang di luar pendidikan.

Menurut pidarta (1997), peranan guru/pendidik, antara lain (1) sebagai

manajer pendidikan atau pengorganisasian kurikulum; (2) sebagai fasilitator pendidikan;

(3) pelaksana pendidikan; (4) pembibmbing dan supervisor; (5) penegak disiplin; (6)

menjadi modal perilaku yang akan ditiru siswa; (7) sebagai konselor; (8) menjadi penilai;

(9) petugas tata usaha tentang atmitrasi kelas yang wajar; (10) menjadi komunikator

dengan orangtua siswa dwngan masyarakat; (11) sebagai pengajar untuk meningkatkan

profesi secara berkelajutan; (12) menjadi anggota organisasi profesi pendidikan.

Tampubolon (2001) menyatakan peran guru bersifat multidimensional,

yang mana guru menduduki peran sebagai, (1) orangtua; (2) pendidik atau pengajar; (3)

pemimpin atau manajer; (4) produsen atau pelayanan; (5) pembimbing atau fasilitator; (6)

motivator dan stimulator; dan (7) peneliti atau narasumber. Peran tersebut dapat

bergaradasi menurun, naik, atau tetap sesuai dengan jenjang tuntutannya.

6

Efektivitas dan efesiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung

kepada peran guru. Syamsuddin (2003) mengemukakan bahwa dalam pengertian

pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogianya dapat berperan sebagai

berikut.

1. Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma

kedewasaan.

2. Innovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan.

3. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada siswa

4. Transformator (penerjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan

dalam pribadinya dan perilakunya,dalam proses interaksi dengan sasaran didik.

5. Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat

dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan

menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang

menciptakakannya).

Di lain pihak, surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru di

sekolah, keluarga, dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan sebagai perencana

pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran siswa. Dalam keluarga,

guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family educator). Sementara itu di

masyarakat, guru berperan sebagai Pembina. Masyarakat ( social developer ), penemu

masyarakat ( social inovator ) , dan agen masyarakat ( social agent ).

Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi

pendidikan, guru berperan sebagai berikut.

1. Pengambilan insiatif, pengarah, dan penilai pendidikan.

2. Wakil masyarakat disekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan

kepentingan masyarakat dalam pendidikan.

3. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahanyang harus diajarkannya.

4. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para siswa melaksanakan disiplin.

5. Pelaksana adminisistrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan

dapat berlangsung dengan baik.

7

6. Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan

perkembangan siswa sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan.

7. Penerjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaiakan berbagai

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.

Guru adalah profesi yang strategis dan mulia. Inti tugas guru adalah

menyelamatkan masyarakat dari kebodohan, sifat, serta perilaku buruk yang

menghancurkan masa depan mereka. Tugas tersebut merupakan tugas para nabi, tetapi

karna nabi sudah tidak ada tugas tersebut menjadi tugas guru.

Seoarang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip

mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, antara lain:

1. Membangkitkan perhatian siswa pada materi yang di berikan serta dapat

menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.

2. Membangkitkan minat siswa untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan

menemukan sendiri pengetahuan.

3. Membuat urutan (sequence) dalam pemberian, pembelajaran dan penyesuaian dengan

usia dan tahapan tugas perkembangan siswa.

4. Menghubungakan pelajaran yang di berikan dengan pengetahuan yang di miliki siswa

(kegiatan apersepsi), agar siswa menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang di

terimanya.

5. Dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang sehingga tanggapan siswa

menjadi jelas.

6. Memerhatikan dan memikirkan hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktik

nyata dalam kehidupan sehari-hari.

7. Menjaga konsentrasi belajar sisiwa dengan cara memberi kesempatan berupa

pengalaman secara langsung, mengamati/ meneliti dan menyimpulkan pengetahuan

yang di peroleh.

8. Mengembangkan sikap siswa dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas

maupun di luar kelas.

9. Menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa secara individual agar dapat melayani

siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

8

Peranan dan tugas yang di emban guru sangat berat. Tugas guru tidak

hanya mengajar, tetapi juga harus dapat mendidik, membimbing, membina dan

memimpin kelas. Sementara peranan guru juga sangat banyak, di antaranya (1) guru

sebagai perancang pembelajaran; (2) guru sebagai pengelola pembelajaran; (3) guru

sebagai pembelajaran; (4) guru sebagai evaluator; (5) guru sebagai konselor; (6) guru

sebagai pelaksana kurikulum.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih

bearti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada sisiwa. Dengan kata lain,

seorang guru di tuntut mampu menyelaraskan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

dalam proses pembelajaran.

Sejalan dengan amanat dalam UU RI No.14/2005 tentang guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidik anak, usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berlakunya

kurikulum 2006 (KTSP) menempatkan guru sebagai salah satu komponen pendidikan

yang di harapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini karena pada

tingkat pelaksanaan pembelajaran yang di isyaratkan dalam kurikulum.

Pada era globalisasi saat ini ketika kemajuan IPTEK semakin pesat, hal ini

juga berimbas pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan

mereka sehingga terwujud profesionalan yang mantap. Seorang guru, dituntut untuk

mampu menampilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menarik siswa untuk

beraktivitas secara aktif.

Selain harus melaksanakan beban kinerja utama seperti yang tercantum

dalam Pasal 35 ayat 1 UU RI No. 14/2005, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan

menilai pembelajaran, membimbing dan melatih siswa, serta melaksanakan tugas

tambahan, saat ini guru juga dituntut untuk kreatif dalam menciptakan suasana balajar

yang inovatif. Hal ini karena guru di harapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan

melalui sistem persekolahan sehingga menghasilkan individu warga masyarakat masa

9

depan Indonesia yang memiliki dasar-dasar karakter yang kuat, kecakapan hidup, dan

dasar-dasar penguasaan IPTEK.

2.3 Kewajiban dan Hak Guru

Kewajiban merupakan segala sesuatu yang harus dilaksanakan, sedangkan

hak merupakan dampak dari sesuatu yang telah dilaksanakan. Berikut akan diuraikan

kewajiban dan hak guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru

dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.

1. Kewajiban Guru

Kewajiban guru adalah melayani pendidikan khususnya disekolah, melalui

kegiatan mengajar, mendidik, dan melatih, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

menyiapkan generasi bangsa kita agar mampu hidup di dunia yang sedang menunggui

mereka. Agar tujuan itu dapat dicapai maka disyaratkan:

A. Jumlah guru memadai dengan jumlah sekolah yang harus dilayani

B. Jenis guru yang disediakan (Djohar,2006)

Menurut UUGD No.14.Tahun 2005, kewajiban guru sebagai berikut.

a. Memiliki kualifikasi akademik yang berlaku

b. Memiliki kompetensi pedagogik, yang meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

2) Pemahaman terhadap sisiwa

3) Pengembangan kurikulum atau silabus

4) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidikdan dialogis

5) Perencanaan pembelajaran

6) Evalusi hasil belajar

7) Pengembangan siswa untuk berbagi potensi yang dimilikinya

c. Memiliki kompetensi kepribadian, yang meliputi:

1) Beriman dan bertakwa

2) Berakhlak mulia

3) Arif dan bijaksana

4) Demokratis, mantap, stabil, dewasa, jujur, dan sportif

10

5) Menjadi teladan bagi masyarakat dan siswa

6) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan

7) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri

d. Memiliki kompetensi sosial, yang meliputi:

1) Berkomunikasi lisan, tulis, atau isyarat santun

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

3) Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, wali siswa

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengidahkan

norma serta sistem nilai yang berlaku.

5) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan

e. Memeiliki kompetensi profesional, yang meliputi:

1) Mampu menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam sesuai

dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan

kelompok mata pelajaran yang akan diampu

2) Mampu menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi,atau

seni yang relevan yang secara konseptual menaungi program satuan

pendidikan

f. Memiliki sertifikat pendidik

g. Sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional

h. Melaporkan pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan yang

dilakukan oleh siswa kepada pemimpin satuan pendidikan

i. Menaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, pemerintah

daerah, dan pemerintah.

j. Melaksanakan pembelajaran yang mencangkup kegiatan pokok:

1) Merencanakan pembelajaraan

2) Melaksanakn pembelajaran

3) Menilai hasil pembelajaran

4) Membimbing dan melatih siswa

11

5) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan

pokok

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti

mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang

kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orangtua kedua. Ia harus

mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang

diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di

liggkunganya karena dari seorang guru, di depan memberikan suri teladan, di tengah-

tengah membangun, dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi, ini sesuai

dengan ungakapan Ing ngarso sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri

handayani. Artinya guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan

manusia indonesia seutuhya yang berdasarkan pancasila(Usman,1995)

2. Hak Guru

Hak Guru adalah hak untuk memproleh gaji, hak untuk pengembangan

karir, hak untuk memproleh kesejahteraan, dan hak untuk memproleh perlindungan

hukum, baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam memproleh perlindungan hukum,

baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam memproleh hak-hak mereka. Berikut ini

adalah hak-hak guru menurut UUGD No.14 Tahun 2005.

a. Mengikuti uji kompetensi untuk memproleh sertifikat pendidik bagi guru yang telah

memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV.

b. Memproleh penghasialn diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan

sosial

c. Mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan susbsidi tunjangan fungsional

bagi guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor registrasi guru oleh Departemen ;

12

2) Memenuhi beban kerja sebagai guru;

3) Mengajar sebagai guru mata pelajaran dan / guru kelas pada satuan pendidikan yang sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidik yang dimilikinya;

4) Terdaftar pada Departemen sebagai guru tetap;

5) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;

6) Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan tempat bertugas;

d. Mendapatkan maslahat tambahan dalam bentuk :

1) Tunjangan pendidikan , asuransi pendidik, besiswa, atau penghargaan bagi guru;

2) Kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.

e. Mendapat penghargaan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan jabatan, uang atau barang, piagam, dan atau bentuk penghargaan lain.

f. mendapat tambahan angka kredit setara untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi 1 (satu) kali bagi guru yang bertugas di daerah khusus.

g. Mendapatkan penghargaan bagi guru yang gugur dalam melaksanakan tugas pendidikan.h. Mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja dalam bentuk kenaikan

pangkat/ kenaikan jenjang jabatab fungsional.i. Memberikan penilaian hasil belajar dan menentukan kelulusan kepada siswa.j. Memberikan penghargaan kepada siswa yang terkait dengan prestasi akademik / prestasi

non-akademik.k. Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar aturan.l. Mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman dan jaminan

keselamatan.m. Mendapatkan perlindungan hukum bagibtindak kekerasan, ancaman, perlakuan

diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil.n. Mendapakan perlindungan profesi terhadap:

1) Pemutusan hubungan jkerja yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Pemberian imbalan yang tidak wajar.

3) Pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi;

4) Pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas .

13

o. Mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan terhadap:

1) Risiko gangguan keamanan kerja;

2) Kecelakaan kerja;

3) Kebakaran pada waktu kerja;

4) Bencana alam;

5) Kesehatan lingkungan kerja; dan

6) Risiko lain.

p. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan hak atas kekayaan intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

q. Memperolaeh akses memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran.r. berserikat dalam organisasi profesi guru.s. Kesempatan untuk perperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.t. Kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akaemik dan

kompetensinya, serta untuk memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam

bidangnya

u. Berhak memperoleh cuti studi.

Adapun dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 40,

kewajiban dan hak guru sebagai berikut.

a. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:

1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,

dinamis, dan logis.

2) Memiliki komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

3) Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai kepercayaan yang diberikan kepadanya.

b. Pendidik adalah tenaga kependidikan brhak memperoleh:

1) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;

2) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

3) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;

14

4) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan ha katas hasil

kekayaan intelektual;

5) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Pada pasal 43 UU Sisdiknas juga disebutkan hak lain yang akan diproleh guru

adalah promosi dan sertifikat, yaitu:

a. Promosi dan penghargaan bagi pendidik den tenaga kependidikan dilakukan

berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi

kerja dalam bidang pendidikan;

b. Sertifikasi pendidikan diselenggarakan oleh perguruaan tinggi yang memiliki

program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditas;

c. Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidk sebagai mana

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.

2.4.1 Guru, Kinerja, dan kesejahteraan

Kinerja guru merupakan faktor yang paling menentukan kualitas

pembelajara. Dengan demikian, peningkatan mutu pendidiakankualitas kinerja guru perlu

mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan. Kualitas kinerja dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang amat kompleks dan menunjukkan apakah pembinaan dan

pengembangan profesional dalam satu pekerjaan berhasil atau gagal. Menurut Coulquitt

(Pusat Penelitian kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Balitbang, kemdiknas, 2010 ) ada

tiga komponen yang dapat menjadi indikator kinerja, yaitu :

1. Kinerja dalam tugas, baik rutin maupun nonrutin yang disebut tugas adaptif ;

2. Kinerja yang disebut dengan perilaku kewarganegaraan (citizenship behavior), yaitu

perilaku sukarela yang dikerjakan seseorang yang tidak termasuk tugasnya, tetapi

mempunyai sumbangan terhadap pencapaian organisasi, dengan menunjukkan kerja

yang melampui tugas normal tanpa mengharapkan imbalan karena kecintaannya

terhadap organisasinya; dan

15

3. Perilaku negatif yang mengganggu ketercapaian tujuan organisasi, seperti sabotase,

korupsi, menghamburkan sumber daya, gosip, pelecehan, dan penyalahgunaan

wewenang.

Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu

guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji

sertifkasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk

upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku,

baik bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun bagi guru yang

berstatus non-Pegawai Negeri Sipil (non-PNS/Swasta). Dengan peningkatan mutu dan

kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu

pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.

Kesejahteraan guru dalam Undang-Undang Guru pasal 14 ayat 1, bahwa

guru dalam menjalankan keprofesionalan, guru berhak :

1) memperoleh keberhasilan;

2) mendapat promosi;

3) memperoleh perlidungan;

4) memperoleh kesempatan untuk meningkatkan diri;

5) berhak untuk mendapatkan serana dan praserana pembelajaran;

6) memiliki kebebasan penilaan, menentukan kelulusan, penghargaan, dan sanksi

kepada siswa;

7) memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam menjalankan tugas;

8) memiliki kebebasan untuk berserikan dalam organisasi profesi;

9) memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentukan kebijakan pendidikan ;

1) kualitas akademik dan kompetensi;

2) memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya

(Depdiknas, 2005)

16

Dari kesebelas kesejahteraan guru di atas, ada kesejahteraan lain yang diterima oleh

guru, yaitu

(1) tunjangan profesi, seperti yang disebutkan pada pasal 16 ayat 1;

(2) tunjangan fungsional; seperti yang disebutkan pada pasal 17 ayat 1;

(3) tunjangan khusus,untuk guru yang bekerja di daerah khusus, seperti yang

disebutkan pada pasal 18 ayat 1;

(4) juga diberikan tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan

penghargaan;

(5) kepada guru juga dijanjikan untuk mendapatkan kesejahteraan berupa kemudahan

bagi putra dan putrinya untuk memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan, dan

lain-lain.

Setiap orang yang bekerja menjadikan kesejahteraan sebagai salah satu

tolok ukur keberhasilan. Faktor kesejahteraan diangggap akan memengaruhi kinerja

seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, termasuk guru. Program sertifikasi yang

dicanangkan pemerintah termasuk salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan guru.

17

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan1. Profesional diartikan pula sebagai usaha untuk menjalankan salah satu profesi

berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki seseorang dan berdasarkan profesi

itulah seseorang mendapatkan suatu imbalan pembayaran berdasarkan standar profesinya.

2. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi siswa pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.

3. Status guru terbagi menjadi 3 yaitu, guru sebagai PNS atau pegawai swasta yang

memiliki Surat Keputusan mengajar, guru sebagai profesi, guru sebagai social leadership.

Sedangkan peran guru bersifat multidimensional dan inti dari tugas guru adalah

menyelamatkan masyarakat dari kebodohan, sifat, serta perilaku buruk yang

menghancurkan masa depan mereka.

4. Kewajiban guru adalah melayani pendidikan khususnya di sekolah, melalui kegiatan

mengajar, mendidik, dan melatih untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menyiapkan

generasi bangsa kita agar mampu hidup di dunia yang sedang menunggui mereka.

Sedangkan hak guru adalah hak untuk memperoleh gaji, hak untuk pengembangan karier,

hak untuk memperoleh kesejahteraan, dan hak untuk memperoleh perlindungan hokum,

baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam memperoleh hak-hak mereka.

5. Kinerja guru merupakan faktor yang paling menentukan kualitas pembelajaran. Faktor

kesejahteraan dianggap akan memengaruhi kinerja seseorang dalam menjalankan

pekerjaannya, termasuk guru.

18

DAFTAR PUSTAKA

Djaman Satori dkk, 2003. Profesi Keguruan 1, Universitas Terbuka.

Hamza. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT.BumiAksara.

Mulyasa. E. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung

Maman Achdiat, 1981. Pembentukan Profesional Keguruan. Penlok P3G.

Sutan Zanti Arbi, Syahmiar Syahrun, 1991/1992. Dasar-Dasar Kependidikan,Dirjen Dikti Depdikbud.

Suprihati ningrum, jamil.2012. Guru Profesional. Yogyakarta: Aruzz Media

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

19