KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN …
Transcript of KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN …
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA KELAS V PADA MASA COVID-19 DI SD NEGERI
290 SIMPANG LIMBUR KECAMATAN PAMENANG BARAT
KABUPATEN MERANGIN
SKRIPSI
YENNY HANDIRASARI
NIM. 204172751
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDIN
JAMBI
2021
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA PADA MASA COVID-19 DI SD NEGERI 290
SIMPANG LIMBUR KECAMATAN PAMENANG BARAT
KABUPATEN MERANGIN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata
satu (S.1) dalam Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
YENNY HANDIRASARI
NIM. 204172751
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDIN
JAMBI
2021
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
ا اذا ايها الذين امنو قيل لـكم تفسحوا فى المجلس فافسحوا يفسح ي
لـكم الذين امنوا منكم والذين الله واذا قيل انشزوا فانشزوا يرفع الله
بما تعملون خبير اوتوا العلم درجت والله
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
"Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang
kamu kerjakan.”(Q.S. Al-Mujaadilah/ 58: 11).
viii
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-
Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan ku
sayangi.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta
Sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada ibu (Ipa Triana) dan Ayah (Sofyan) yang
telah memberikan kasih sayang, secara dukungan, ridho, dan cinta kasih yang
tiada terhingga yang tidak mungkin dapat kubalas hanya dengan lembar kertas
yang bertuliskan kata persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk
membuat Ibu dan Ayah bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat
lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu
menyirami kasih sayang selalu mendoakanku, selalu menasehatiku serta selalu
meridhoiku melakukan hal yang lebih baik. Terima kasih Ibu… Terima kasih
Ayah…
Kakak, Adik-adik dan Orang terdekat
Sebagai tanda terima kasih, saya persembahkan karya kecil ini untuk kakak Benny
Sandi dan Adikku (Bram Gym Haddad dan Fadhilah Ramadhan). Terimakasih
telah memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga doa dan semua hal yang terbaik yang engkau berikan menjadikan ku
orang yang baik pula… Terima kasih…
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Skripsi tentang “Kompetensi Profesional Guru dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Masa Covid-19 di SD Negeri 290
Simpang Limbur Merangin Kecamatan Pamenang Barat Kabupaten Merangin”.
Shalawat serta salam yang tak lupa pula penulis haturkan kepada Rasulullah
SAW yang telah mencurahkan hidupnya untuk menyempurnakan akhlak dan
menjadi rahmat bagi alam lingkungannya.
Skripsi ini sudah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuataan Skripsi ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terimakasih kepada orang-orang yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan proposal ini.
Berhasilnya penyusunan skripsi ini dapat terjadi berkat bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Syuaidi Asy’ari, MA,. Ph.D selaku Rektor UIN
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Fadillah, sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
3. Ibu Dr. Risnita, M. Pd sebagai WD 1, Bapak Dr. Najmul Hayat, M. Pd.I sebagai
WD II, dan Ibu Dr. Yusrin, S. Ag, M, Ag sebagai WD III di Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
4. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I dan Nasyariah Siregar, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan
dan Sekretaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
5. Dosen Pembimbing I Bapak Dr. H. M. Syahran Jailani, M. Pd dan Dosen
Pembimbing II Bapak Dr. A. A. Musyaffa, M. Pd, Terimakasih atas
bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan.
x
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Syaifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan kepada
penulis.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan do’a dan bantuan
moril maupun spiritual yang tiada hingganya.
8. Ibu Ratnawilis, A.Ma selaku Kepala Sekolah SDN 290 Simpang Limbur
Merangin Kec. Pamenang Barat Kab. Merangin
9. Bapak dan Ibu Guru SDN 290 Simpang Limbur Merangin Kecamatan
Pamenang Barat Kabupaten Merangin
10. Teman-teman PGMI angkatan 2017 Dan tak lupa pula sahabat-sahabat
terdekat yang telah memberikan support dan semangat setiap saat.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, April 2021
Penulis
Yenny Handirasari
Nim. 204172751
xi
ABSTRAK
Nama : Yenny Handirasari
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Kompetensi Profesional Guru Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Kelas V Pada Masa Covid-19 Di Sekolah Dasar
Negeri 290 Simpang Limbur
Skripsi ini membahas tentang Kompetensi Profesional Guru Dalam Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Kelas V Pada Masa Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri 290
Simpang Limbur. Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan kompetensi
profesional guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada masa covid-19.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Sekolah
Dasar Negeri 290 Simpang Limbur Kecamatan Pamenang Barat Kabupaten
Merangin. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa; 1)
kompetensi profesional guru dalam meningkatkan minat belajar siswa adalah
menguasai bahan pengajaran, mengelola program pembelajaran, mengelola kelas,
menilai prestasi, menyelenggarakan administrasi, mengelola interaksi belajar
mengajar, dan menggunakan media/sumber belajar. 2) Faktor penghambat dalam
meningkatkatkan minat belajar siswa ada faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor penghambat internal adalah kurangnya minat dan motivasi dalam diri
siswa. Faktor penghambat eksternal adalah kurangnya sarana dan prasarana dalam
pembelajaran daring, kurangnya dukungan dari orang tua . Faktor pendukung
internal adalah kondisi kesehatan siswa dan semangat belajar yang tinggi. Faktor
pendukung eksternal adalah dukungan dari orang tua.
Kata Kunci: Kompetensi, Profesional, Minat Belajar
xii
ABSTRACT
Nama : Yenny Handirasari
Jurusan : Primary School Teacher Education
Judul : Professional Competence of Teachers in Increasing Student Class
V in Interest Learning during the Covid-19 period of 290
Simpang Limbur Public Elementary Schools.
The thesis discusses the Profesional Competence of Teachers in Increasing
Student Class V Interest in Learning during the Covid-19 period of Public
Elementary School 290 Simpang Limbur. The purpose of this study wa to
describe the professional competence of teachers in increasing student interest in
learning during the covid-19 period. This reseach is a qualitative. This research
wa conducted at the 290 Simpang Limbur Public Elementary School, West
Pamenang Subdistrict, Merangin Regency. Cata collection techniques used were
observation, interviews, and documentation. The result of this study indicate that;
1) the professional competence of teachers in increasing student interest in
learning is mastering teaching materials, managing learning programs, managing
classes, assessing achievement, carry out administration, managing teacing and
learning interactions, and using learning media/resource. 2) inhibiting factors in
increasing student interest in learning are internal factors and external factors.
Internal inhibiting factors is a lack of interest and motivation in students. External
inhibiting factors are lack of facilities and infrastructure in online learning, lack of
support from parents. Internal supporting factors are the student’s health condition
and high enthusiasm form learning. External support factor is support from
parents.
Keywords: kompetence, profesional, interest to learn
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
NOTA DINAS .............................................................................................. ii
PERSETUJUAN MUNAQASAH ................................................................. iv
PENGESAHAN ............................................................................................ vi
PERNYATAAN ORSINALITAS ................................................................. vii
MOTTO........................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. xi
ABSTRAK ................................................................................................... xi
ABSTRACT ................................................................................................. xii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian....................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kompetensi Guru .............................................................................. 7
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru ...................................... 7
2. Kriteria Guru Profesional .............................................................. 10
3. Macam-macam Kompetensi Profesional ....................................... 12
4. Peran dan Fungsi Guru Profesional ............................................... 15
B. Minat Belajar .................................................................................... 16
1. Pengertian Minat Belajar .............................................................. 17
2. Ciri-ciri Minat Belajar ................................................................... 17
3. Indikator-indikator Minat Belajar .................................................. 18
4. Cara Meningkatkan Minat Belajar ................................................ 19
C. Studi Relavan .................................................................................... 21
xiv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................... 24
B. Setting Dan Subjek Penelitian ........................................................... 25
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 26
E. Teknik samplimg ............................................................................... 28
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 29
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 30
H. Jadwal Penelitian ............................................................................... 32
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 33
1. Sejarah Sekolah ............................................................................ 33
2. Profil Sekolah ............................................................................... 34
3. Visi dan Misi Sekolah ................................................................... 35
4. Kurikulum Sekolah ....................................................................... 36
5. Struktur Sekolah ........................................................................... 37
6. Keadaan Guru dan Siswa .............................................................. 38
7. Keadaan Sarana Prasarana............................................................. 39
B. Temuan Khusus ................................................................................. 41
1. Kompetensi profesional guru dalam meningkatkan minat belajar siswa
pada masa covid-19....................................................................... 41
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan minat belajar
siswa ............................................................................................. 50
3. Upaya guru dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan minat belajar siswa ................................................. 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 58
B. Saran ................................................................................................. 59
C. Penutup ............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 61
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Nama-nama Kepala sekolah Sejak Didirikan Sampai Sekarang ...
............................................................................................... 33
Tabel IV.2 Nama-Nama Guru di SD Negeri 290 Simpang Limbur ............ 36
Tabel IV.3 Keadaan Siswa Di SD Negeri 290 Simpang Limbur ................ 37
Tabel IV.4 Keadaan Sarana dan Prasarana SDN 290 Simpang Limbur ..........
............................................................................................... 38
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV. 1 Struktur organisasi sekolah SDN 290 ................................. 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu aspek terutama untuk khidupan manusia
sebab dengan pendidikan manusia bisa meningkatkan kemampuan dirinya
serta menjadikan manusia seutuhnya. Menurut Undang- Undang Republik
Indonesia NO. 20 Tahun 2020 tentang siistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar serta tersusun untuk
mewujudkan suasana belajar serta kegiatan pendidikan agar peserta didik
dapat meningkatkan prestasi dirinya untuk memiliki kekuatan kegamaan,
memiliki kecerdasan, tingkah laku yang baik, dan kemampuan yang
dibutuhkan oleh peserta didiik, masyarakat, bangsa dan negeri. Selain itu
undang-undang Republik Indonesia No. 2o Tahun 2003 tentang siistem
pendidikan nasional pada tanggal 3 yang menyebutkan bahwa:
“Pendidikan nasional berperan meningkatkan keahlian serta
membentuk kepribadian dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya kemampuan peserta didik supaya menjadi
manusia yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta jadi
masyarakat negeri yang demokratis dan bertanggung jawab”. (Barnawi
& M. Arifin, 2015, hal. 45).
Keutamaan manusia yang di inginkan oleh bangsa Indonesia pada masa
mendatang adalah yang siap mengalami persaingan terus menjadi erat
dengan bangsa lain di dunia. Keutamaan masyarakat Indonesia tersebut
dihasiilkan lewat penylenggaraan pembelajaran berkualitas. Oleh sebab itu,
pendidik memiliki fungsi serta kedudukan yang sangat berarti. Karena itu,
guru mesti tetap terus meningkatkan keahlian dirinya. Guru wajib mempunyai
standar profesi dengan memahami modul dan strategi pendidikan sehingga
bisa membuat siswanya untuk belajar serius. (Nuraidah, 2013, Hal. 1)
2
Guru selaku seorang pendidik ialah kunci sentral (central key) untuk
bertanggung jawab penuh atas penerapan kegiatan pendidikan kepada
siswanya disekolah. Oleh karena itu, guru merupakan orang yang terdekat
pertama dalam keseharian siswa terhadap kegiatan pendidikan. Performa
profesionalisme guru yang kompeten sangat dituntut dalam melaksanakan
tugas serta kegiatannya selaku penyalur perubahan terhadap kehidupan dalam
pendidikan peserta didik disekolah dan di lingkungan masyarakat. Esensi dari
kegiatan pendidikan untuk profesionalism guru bisa membagikan pengaruh
yang baik dalam kehidupan sehari-hari siswa. Siswa juga bisa mendapatkan
hasilbelajar, setelah itu menguasai serta menjalankannya dalam kegiatan
belajar sehari-hari. (M. Syahran Jailani, 2016, hal. 21). Untuk itu perlu
profesional guru dalam proses pembelajaran, Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW:
إذا وسدا لأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة
Artinya: ”Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan
ahlinya maka tunggulah kehancurannya”. (HR. Bukhori).
Standar kompetensi guru ada 3 komponenkompetensi, diantaranya:
1)kompetensi pengelolaan pendidikan yang merangkap penataan rencana
pembelajaran, penerapan komunikasi dalam pembelajaran, menilai
kemampuan belajar siswa, serta melakukan evaluasi terhadap pembelajaran.
2)kompetensi pengembangan kemampuan yang diorientasikan pada
pengembangan profesi. 3)kompetensi penguasaan bahan kajian akademis.
Kompetensi profesi sangat berpengaruh terhadap tingkat keprofesionalisme
guru. (Rusman, 2013, hal. 37)
Profesionalisme guru merupakan keadaan, nilai, mutu dan tujuansuatu
kemampuan serta kewenangandalam bidang pendidikan serta pekerjaan
seseorang yang menjadi mata pencaharian yang berkaitan dengan pengajaran.
Berkualitas berkompetensi dan mampu meningkatkan prestasi dan minat
siswa dalam belajar, dan bisa mempengaruhi proses pembelajaran peserta
3
didik. (Hasan Basri, 2012, hal. 130). Selain guru, yang paling menentukan
keberhasilan adalah siswa. Dalam aktivitas belajar mengajar siswa
mempunyai tingkat minatbelajar yangberbeda, dan ini menjadi tugas guru
supaya bisa meningkatkan minat belajar siswa sehingga siswa mau belajar
dengan rajin dan tekun. Tingkat keberhasilan dasar kompetensi sangat
ditentukan oleh minat belajar siswa terhadap suatu pelajaran. Siswayang
memiliki keinginan untuk mendapatkan pencapaian hasil belajar yang
maksimal. (Lukmanul Hakim, 2009, hal.37).
Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Yaitu,
dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik
dalam belajar. Guru dituntut mencari tahu terus-menerus bagaimana
seharusnya peserta didik itu belajar. Maka, apabila ada kegagalan peserta
didik, guru terpanggil untuk menemukan penyebabnya dan mencari jalan
keluar bersama peserta didik bukan mendiamkannya atau malahan
menyalahakannya. Sikap yang harus senantiasa dipupuk adalah kesediaan
untuk mengenal diri dan kehendak untuk memurnikan keguruannya. Mau
belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru. Seorang guru yang
tidak bersedia belajar, tak mungkin kerasan dan bangga menjadi guru.
Kerasan dan kebanggaan atas keguruannya adalah langkah untuk menjadi
guru profesional. (Kunandar, 2010, hal. 48-49)
Dengan adanya virus Covid-19 memberikan pengaruh yang sangat pada
bidang pendidikan. Karena adanya Virus covid-19 ini kegiatan pendidikan
pada masa sekarang dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan
jaringan internet yang memadai, pada situasi sekarang ini guru dituntut untuk
tetap melaksanakan kewajibannya yaitu mengajar, dengan begitu guru harus
memastikan siswa tetap menerima materi pembelajaran walaupun melalui
pembelajaran secara daring.
Menurut SKB empat menteri Nomor 612 tahun2020 tentang
PanduanPenyelenggaraan Pendidikan pada TahunAjaran 2020/2021 dan
4
Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-
19) di laksanakan secara daring.
Dimasa pandemik covid-19 seperti sekarang, penggunaan gadget sangat
sering dilakukan dalam pembelajaran. Karena aktivitas pembelajaran tatap
muka ditiadakan untuk menghindari perluasan virus corona atau sering
disebut Covid-19.
Pada waktu belajar online siswa-siswi dalam satu kelas ada yang giat
dan adapula yang bermalas-malasan untuk belajar, ada yang hanya sekedar
hadir untuk mengisi absen saja, ada yang mengumpulkan tugas dan adapula
yang tidak mengumpulkam tugas, bahkan ada pula siswa yang tidak
merespon sama sekali digrup kelas pada saat pembelajaran dimulai. Hal ini
mungkin disebabkan oleh guru yang tidak dapat mendorong minat siswa
untuk belajar, mungkin anak tidak simpatik terhadap materi yang diberikan
oleh guru atau siswa merasa jenuh dengan pembelajaran, sehingga tidak
timbul minat belajar siswa sama sekali atau kurang terampilnya guru dalam
menggunakan metode serta media dalam menyampaikan materi secara daring.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada
saatpenelitian di SDN 290 Simpang Limbur Merangin terdapat permasalahan
pertama, masih minimnya kemampuan guru dalam mengembangkan materi
pelajaran pembelajaran secara daring. Kedua, masih minimnya pengetahuan
guru tentang tugas dan tanggung jawabnya disekolah. Ketiga, sebagian siswa
mempunyai minat belajar yang tinggi dan ada juga yang rendah dalam belajr.
Untuk itu, sangat diperlukan kompetensi professional guru dalam
meningkatkan minat siswa dalam belajar pada masa covid-19. Agar guru bisa
menjalankan proses pembelajaran secara daring sesuai dengan kompetensi
professional guru. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengangkat judul
“Kompetensi Professional Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Kelas V Pada Masa Covid-19 Di Sekolah Dasar Negeri 290
Simpang Limbur Kecamatan Pamenang Barat Kabupaten Merangin”.
5
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka fokus penelitian ini adalah aspek-
aspek yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan minat belajar siswa kelas V pada masa covid-19 di Sekolah
Dasar Negeri 290 simpang limbur kecamatan pamenang barat kabupaten
merangin.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi professional guru dalam meningkatkan minat
belajar siswa kelas V pada masa covid-19 di Sekolah Dasar Negeri 290
Simpang Limbur?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan minat
belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur?
3. Upaya apa yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa
kelas V pada masa covid-19 di Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang
Limbur?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini ialah:
a. Mendeskripsikan kompetensi professional guru dalam meningkatkan
minat belajar siswa kelas V pada masa covid-19 di Sekolah Dasar
Negeri 290 simpang limbur.
b. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam
meningkatkan minat belajar siswa kelas V pada masa covid-19 di
Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur.
6
c. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan
minat belajar siswa kelas V pada masa covid-19 di Sekolah Dasar
Negeri 290 Simpang Limbur.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bisa bermanfaat untuk menambah
wawasan keilmuan tentang bagaimana kompetensi profesional guru
dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas V di SD Negeri 290
simpang limbur.
b. Manfaat Praktis
1) Memberikan kontributif bagi dunia pendidikan, untuk dijadikan
referensi dan pertimbangan bagi setiap guru untuk meningkatkan
minat belajar siswa pada masa pandemi.
2) Untuk menambah khazanah pustaka bagi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Para ahli memberikan definisi yang variatif terhadap pengertian
kompetensi guru. Perbedaan pandangan tersebut cenderung muncul dalam
redaksional dan cakupannya. Sedangkan inti dasar pengertiannya memiliki
sinergisitas antara pengertian satu dengan yang lainnya. Kompetensi guru
dinilai berbagai kalangan sebagai gambaran profesional atau tidaknya
tenaga pendidik (guru). Bahkan kompetensi guru memiliki pengaruh
terhadap keberhasilan yang dicapai peserta didik. (Janawi, 2012, hal. 29)
Kompetensi berasal dari Bahasa Inggris yaitu Competence yang
diartikan kecakapan atau kemampuan. Sedangkan kompetensi guru adalah
suatu kemampuan yang dimiliki oleh guru pada saat melakukan
kewajibannya dalam proses pembelajaran maupun diluar proses
pembelajaran dengan penuh tanggung jawab. (Jamil Suprihatiningrum,
2014, hal. 97). Menurut Nana Sudjana memahami kompetensi sebagai
suatu kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi. Senada
dengan Nana Sudjana, Sardiman mengartikan Kompetensi adalah
kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang berkenaan dengan
tugasnya. Kedua definisi tersebut menjelaskan bahwa kompetensi adalah
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang, dalam hal ini oleh
guru.
Jadi kompetensi merupakan sesuatu kemampuan, kewenangan,
kekuasaan, dan kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam
melaksanakan suatu kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya untuk
menentukan suatu tujuan.
Kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang
dapat dilakukan seseorang dalam bekerja, serta apa wujud dari pekerjaan
8
tersebut yang dapat terlihat. Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan,
seseorang harus memiliki kemampuan dalam bentuk pengetahuan, sikap
dan ketrampilan yang relevan dengan bidang pekerjaannya. (Suyanto,
2013, hal. 39). Seseorang disebut kompeten dalam bidangnya jika
pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya, serta hasil kerjanya sesuai standar
(ukuran) yang ditetapkan dan/atau diakui oleh lembanganya/pemerintah.
(Jejen Musfah, 2012, hal. 28).
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
merupakan sebuah perjuangan sekaligus komitmen dalam meningkatkan
kualitas guru yaitu kualifikasi akademik dan kompetensi profesi pendidik
sebagai agen dalam pembelajaran. Kualifikasi akademik diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau D4. Sedangkan kompetensi
pendidik meliputi kompetensi pendidik, kompetensi professional dan
kompetensi sosial. Dengan sertifikat profesi yang diperoleh setelah
melalui uji sertifikasi lewat penilaian porofolio (rekaman kinerja) guru,
maka seorang guru berhak mendapat tunjangan sebesar1 bulan gaji pokok.
Jadi, Undang-Undang Guru dan Dosen adalah upaya untuk meningkatkan
kualitas kompetensi guru seiring dengan peningkatan kesejahteraan
mereka.(A.A. Musyaffa et.al, 2020, hal. 221).
Dedi Supriadi (1999) Profesi tertuju pada suatu pekerjaan atau
jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiataan terhadap
profesi. Suatu profesi secara teori tidak bisa dilakukan oleh sembarangan
orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk itu. Jadi profesi bukanlah
sembarang pekerjaan tetapi pekerjaan yang berlandaskan pada keahlian.
Keahlian tersebut didapat melalui suatu pendidikan dan pelatihan
pendidikan melalui suatu lembaga yang telah mendapat otoritas. (A.A.
Musyaffa et. al, 2020, hal. 200).
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
Menurut Kusnandar (2009:77) “kompetensi profesional merupakan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
9
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
struktur dan metodologi keilmuannya”. Indikatornya sebagai berikut: a)
Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, b) Memahami
struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren
dengan materi ajar, dan c) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru diwacanakan sebagai profesi sebagaimana profesi
pengacara, dokter, ataupun akuntan. Profesi yang dipahami secara
ilmiah dengan pengertian sebagai berikut:
1. Berdasarkan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
pendidikan atau
2. Berdasarkan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
pendidikan atau pelatihan.
3. Pengetahuan tersebut memuat teknik-teknik bekerja.
4. Adanya standar kompetensi yang ditetapkan.
5. Bekerja demi pelanggan.
6. Dibutuhkan oleh masyarakat.
7. Adanya prosedur kerja.
8. Mengutaman kualitas.
9. Menjunjung kode etik profesi.
10. Mempunyai organisasi profesi
11. Mempunyai badan kehormatan profesi. (A.A. Musyaffa.
Et.al 2020, hal. 200).
Guru yang professional antara lain dapat ditentukan dari
pendidikan, pelatihan, pengembangan diri, dan berbagai aktivitas lainnya
yang terkait dengan profesinya. Langkah awal menjadi guru professional
10
dapat ditempuh dengan mengikuti sertifikasi guru (A. A. Musyaffa, 2020,
hal. 209).
2. Kriteria Guru Profesional
Pada dasarnya tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan
mendidik. Sebagai pengajar ia merupakan medium atau perantara aktif
antara siswa dan ilmu pengetahuan, sedang sebagai pendidik ia merupakan
medium aktif antara siswa dan haluan atau filsafat negara dan kehidupan
masyarakat dengan segala seginya, dan dalam mengembangkan pribadi
siswa serta mendekatkan mereka dengan pengaruh – pengaruh dari luar
yang baik dan menjauhkan mereka dari pengaruh – pengaruh yang buruk.
Dengan demikian seorang guru wajib memiliki segala sesuatu yang erat
hubungannya dengan bidang tugasnya, yaitu pengetahuan, sifat – sifat
kepribadian, serta kesehatan jasmani dan rohani.
Menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah, seperti yang
dibayangkan oleh sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi
dan menyampaikan kepada siswa sudah cukup, hal ini belum dapat
dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, seorang
guru professional, dia memiliki keahlian, keterampilan, dan kemapuan,
maka tidak cukup dengan menguasai materi pembelajaran akan tetapi
mengayomi siswa, menjadi contoh atau teladan bagi siswa serta
mendorong siswa untuk menjadi lebih baik dan maju.
Guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap
pengetahuan dan mendalami keahliannya, kemudian guru profesional rajin
membaca leteratur-leteratur dan tidak merasa rugi membeli buku-buku
yang berkaitan dengan pengetahuan yang digelutinya.
Menjadi guru profesional ada sepuluh kompetensi dasar yang harus
dimiliki seorang guru, yaitu: Kemampuan menguasai bahan pengajaran
yang disampaikan, Kemampuan dalam mengelola program belajar
mengajar, Kemampuan mengelola kelas, Kemampuan menggunakan
media/sumber belajar, Kemampuan menguasai landasan-landasan
11
pendidikan, Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar,
Kemampuan menilai prestasi siswa untuk pendidikan pengajaran,
Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan,
Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan,
dan Kemampuan memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna
keperluan mengajar. (Hasan Basri, 2012, hal. 131)
Guru profesional menurut Gilbert H Hunt (dalam Rosyada, 2004:11-
114) memiliki, yaitu : 1) Sifat, guru yang baik harus memiliki sifat-sifat
antusias, stimulatif, mendorong siswa untuk maju, hangat, berorientasi
pada tugas dan pekerja keras, toleran, sopan, dan bijaksana, bia dipercaya,
fleksibel dan mudah menyesuaikan diri, demokratis, penuh arapan bagi
siswa, tidak mencari reputasi pribadi, mampu mengatasi streotife siswa,
bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar siswa, mampu bertanggung
jawaba terhadap kegiatan belajar siswa, mampu menyampaikan
perasaannya, dan memiliki pendengaran yang baik. 2) Pengetahuan, guru
yang baik juga memiliki pengetahuan yang memadai dalam mata pelajaran
yang diampunya, dan terus mengikuti kemajuan dalam bidang ilmunya. 3)
Apa yang disampaikan, guru yang baik juga mampu memberikan jaminan
bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit bahasan yang
diharapkan siswa secara maksimal. 4) Bagaimana mengajar, guru yang
baik manpu menjelaskan berbagai informasi secara jelas, dan terang,
memberikan layanan yang variatif, menciptakan dan memilihara
momentum, menggunaan kelompok kecil secara efektif, mendorong semua
siswa untuk berpartisifasi, memonitor dan bahkan sering mendatangi
siswa, mampu mengambil berbagai keuntungan dari kejadia-kejadian yang
tidak diharapkan, memonitor tempat duduk, senantiasa melakukan formatif
tes dan post test, melibatkan siswa dalam toturial atau pengajaran sebaya,
menggunakan kelompok besar untuk pengajaran instruksional,
menghindari kesukaran yang kompleks dengan menyederhanakan sajian
informasi, menggunakan beberapa bahan tradisional, menunjukkan pada
12
siswa tentang pentingnya bahan-bahan yang mereka pelajari, menujukkan
proses berfikir yang penting untuk belajar berpartisifasi dan mampu
memberikan perbaikan terhadap kesalahan konsepsi yang. (Syahran
Jailani, 2014, hal. 5).
Guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik belajar
agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah dengan pemanfaatan
sumber belajar. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan
khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. Menurut
Ditjend. Dikti, guru harus mampu: (a) menggunakan sumber belajar dalam
kegiatan pembelajaran sehari-hari, (b) mengenalkan dan menyajikan
sumber belajar, (c) menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam
pembelajaran, (d) menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar
dalam bentuk tingkah laku, (e) mencari sendiri bahan dari berbagai
sumber, (f) memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar, (g)
menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan
pembelajaran, (h) merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar
secara efektif. (M. Syahran Jailani & Abdul Hamid, 2016, hal. 179-180).
3. Macam-macam Kompetensi Guru
Secara umum, seorang guru harus memiliki empat kompetensi dalam
melaksanakan tugas dan peran mereka sebagai guru, adapun kompetensi
tersebut meliputi kompetensi pedagogik, personal, profesional dan sosial.
1. Kompetensi Pedagogik
Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar guru harus
mempunyai peran dalam pembelajaran tatap muka sebagaimana yang di
kemukan oleh Moon (Uno, 2011:22): a. merencanakan pembelajaran, b.
melaksanakan pembelajaran, dan c. mengevaluasi hasil pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya kegiatan yang berkenaan dengan kemampuan
pedagogik tersebut dapat di uraikan sebagai berikut: (Abdorrakhman
Ginting, 2014, hal. 12-13)
a. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran.
13
Menurut Uno (2011:22) kemampuan dalam perencanaan
proses belajar mengajar, guru harus memperhatikan komponen
dalam sistem pembelajaran yang meliputi:
1) Membuat dan merumuskan TIK.
2) Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas,
perkembangan ilmu, kebutuhan.
3) Merancang metode yang di sesuaikan dengan situasi dan kondisi
siswa.
4) Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator dalam pengajaran.
5) Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan
memerhatikan relevansi (seperi juga materi), efektif dan efesien.
6) Pada dasarnya perencanaan pembelajaran merupakan suatu
rencana mengajar guru yang di rumuskan secara sistimatis, rinci
dan jelas.
b. Kemampuan Guru dalam Proses Belajar mengajar
Guru dalam melaksanakan tugas mengajar harus memiliki
kompetensi kinerja profesi. Menurut Syaifudin (2011: 50) bahwa:
Kompetensi kinerja profesi keguruan (generic teaching
competencies) dalam penampilan aktual dalam proses belajar
mengajar, minimal memiliki empat kemampuan yaitu: 1.
Merencanakan proses belajar mengajar, 2. Melaksanakan dan
memimpin/mengelola proses belajar mengajar, 3. Menilai kemajuan
proses belajar mengajar, dan 4. Menguasai bahan pelajaran.
c. Kemampuan Mengevaluasi Pembelajaran
Penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa merupakan salah
satu cara untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran dapat
tercapai, agar mampu mereformasi kondisi peserta didik dari yang
tidak baik menjadi baik. Menurut Syah (2013:139) mengatakan
evaluasi “Penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang telah di tetapkan dalam sebuah program”.
14
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi mengajar merupakan hal urgen yang harus dimiliki
oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Menurut Kunandar
(2009:75) mengemukakan kompetensi kepribadian “kemampuan
personal yang mencerminkan kpribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif dan berwibawa, menjadi telandan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia”.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup
kompetensi professional yang harus dikuasai oleh seorang guru
meliputi:
1) Landasan-landasan pendidikan yang meliputi, psikologis,
fisiologis, ideologis, metodologis, dan sosiologis yang diperlukan
untuk memahami peserta didik guna memberikan layanan pendidik
yang terbaik kepadanya.
2) Teori dan aplikasi praktis materi ajar dibidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya dalam tugas penyelenggaraan kegiatan belajar
dan pembelajaran sesuai dengan tuntunan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang actual.
3) Teori dan aplikasi praktis manajemen dan teknologi pendidikan
modern dan relevan yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan
belajar dan pembelajaran yang kondusif bagi siswa dalam
mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai potensi yang dimiliki
siswa.
4. Kompetensi Sosial
Seorang guru sama seperti manusia lainnya adalah makhluk
sosial, yang dalam hidupnya berdampingan dengan manusia lainnya.
Menurut Uno, (2007:19) kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru
15
artinya “menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik
dan lingkungan mereka seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman”.
4. Peran dan Fungsi Guru Profesional
Guru professional adalah orang yang telah menempuh program
pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah
negara dan telah berpengalaman dalam mengajar dikelas-kelas besar.
Guru-guru professional bertugas antara lain: a) Bertindak sebagai model
bagi para anggota lainnya, b) Memimpin perencanaan dalam mata
pelajaran atau daerah pelajaran tertentu, c) Memelihara hubungan dengan
orang tua murid dan memberikan komentar atau laporan. d)
Mengembangkan file sumber kurikulum dalam daerah pelajaran tertentu
dan mengajar kelas-kelas yang paling besar. (Abdorrakhman Ginting,
2014, hal. 28).
Menurut Hasan Basri peran guru dalam proses pembelajaran dibagi
menjadi beberapa macam diantaranya, guru sebagai pelatih (coaches),
guru memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi para peserta didik
untuk mengembangkan cara pembelajaran sendiri sebagai latihan untuk
mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Guru sebagai (konselor), guru
menciptakan situasi interaksi yang baik sehingga peserta didik melakukan
prilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dengan
memerhatikan konsisi setiap peserta didik dan membantunya kearah
perkembangan optimal. Guru sebagai (partisipan), guru tidak hanya
berprilaku mengajar tetapi juga berprilaku belajar melalui interaksinya
terhadap peserta didik. Guru sebagai (pemimpin) menggerakkan peserta
didik atau orang lain untuk mewujudkan prilaku pembelajaran yang
efektif. (Hasan Basri, 2012, hal. 66).
Professional guru mengandung tiga unsur berdasarkan peran dan
fungsinya yang meliputi kepribadian, keilmuan, dan keterampilan yaitu
sebagai berikut:
a. Guru sebagai pendidik dan pengajar
16
Guru akan mampu mendidik dan mengajar apabila dia memiliki
kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk
memajukan anak didik, bersikap realistis, jujur dan bersikap terbuka
serta peka terhadap perkembangan, terutama terhadap pendidikan.
b. Guru sebagai anggota masyarakat
Guru harus bersikap terbuka, tidak bertinda secara otoriter, tidak
bersikap angkuh, bersikap ramah tamah kepada siapapun, suka
menolong dimanapun dan kapan saja, serta empati terhadap pimpinan,
teman sejawat dan kepada anak didik.
c. Guru sebagai pemimpin
Peranan kepemimpinan akan berhasil apabila guru memiliki
kepribadian seperti: kondisi fisik yang sehat, percaya pada diri sendiri,
memiliki daya kerja yang besar dan antusiasme, gemar dan dapat cepat
mengambil keputusan, bersikap objektif serta mampu menguasai emosi
dan bertindak adil.
d. Guru sebagai pelaksana administrasi ringan
Peranan ini memerlukan syarat-syarat kepribadian, seperti jujur,
teliti dalam bekerja, rajin, harus menguasai ilmu mengenai tata buku
ringan, korespondensi, penyimpanan arsip dan ekspedensi serta
administrasi pendidikan.
B. Minat Belajar Siswa
1. Pengertian Minat Belajar
Minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau
memiliki sesuatu. Sedangkan Slamento dalam bukunya Djali, minat adalah
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada
yang menyuruh. (Djali, 2006, hal. 122)
17
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mampu mempengaruhi penerimaan minat-minat baru.
Belajar merupakan proses orang yang memperoleh kecakapan,
keterampilan dan sikap (Martinus Yamin, 2004, hal. 97). Jadi dapat
disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan atau ketertarikan
seseorang untuk mendapatkan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya
dalam proses penerima, menggapai melalui pengamatan serta pembelajaran
dari orang lain.
2. Ciri-ciri Minat Belajar
Menurut Sudirman jelaskan bahwa ciri-ciri minat belajar ada empat
yaitu: 1) Adanya semangat yang ingin ditahu terhadap masalah yang ingin
dipelajari, 2) Cepat dan ulet dalam pembelajaran, 3) Adanya kecendrungan
mendatangi perpustakaan, dan 4) Adanya kecendrungan untuk
mendatangkan kelompok belajar. (Sardiman, 2011, hal.20).
3. Indikator-indikator Minat Belajar
Menurut Safari ada beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai
berikut:
a. Perasaan senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
suatu pelajaran, maka ia akan terus mempelajarinya, menggali pelajaran
tersebut dan tidak sama sekali dalam keadaan terpaksa atau tertekan
dalam kegiatan pelajaran tersebut.
b. Ketertarikan siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk
cendrung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa
pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri
c. Perhatian siswa
18
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap
pengamatan dan pengertian dengan mengesampingkan yang lain dari
pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan
sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
d. Keterlibatan siswa
Keterlibatan seorang akan suatu obyek yang mengakibatkan orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan
dari obyek tersebut.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa
Dalam pengertian sederhana, minat merupakan keinginan seseorang
terhadap sesuatu tanpa adanya paksaan. Adapun Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa terbagi menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi
dua aspek, yaitu:
a) Aspek fisiologis, merupakan kondisi jasmani dan tegangan otot
(tonus) yang menandai tingkat kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.
b) Aspek psikologis, merupakan aspek dalam diri siswa yang terdiri dari
intelegensi, bakat siswa, sikap, minat, dan motivasi siswa.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan
sosial dan lingkungan nonsosial:
a) Lingkungan sosial, terdiri dari keluarga, masyarakat, dan teman
sebaya.
b) Lingkungan nonsosial, terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor
materi pembelajaran, waktu belajar, keadaan rumah dan alat-alat
belajar.
19
5. Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Safari dalam bukunya yang berjudul ‘Minat Belajar Siswa’
menyebutkan beberapa indikator minat belajar siswa antara lain perasaan
senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa serta keterlibatan siswa. Kondisi
pandemi saat ini yang memaksa proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berlangsung secara daring telah menurunkan indikator-indikator tersebut.
Sebagai upaya menegakkan KBM yang lebih menyenangkan,
pemerintah melalui kemendikbud menerapkan beberapa program yang
didasarkan pada Surat Edaran No 4 Tahun 2020. Melalui surat edaran ini
kemendikbud menetapkan beberapa program pembelajaran di masa
pandemi, antara lain:
a. Pembelajaran Daring Interaktif dan Non Interaktif
Esensi dari pembelajaran daring adalah bagaimana proses belajar
tetap berlangsung selama dirumah. Bukan memindahkan sekolah
kerumah, tetapi guru perlu memilih materi-materi penting yang perlu
dilakukan anak-anak dirumah. Faktor infrastruktur memang
mempengaruhi proses belajar daring, tetapi bagaimana guru dapat
melaksanakan target kurikulum bisa tetap tercapai.
b. Pendidikan Kecakapan Hidup
Minat adalah bagaimana seseorang bisa melakukan sesuatu dengan
kondisi yang elebih menyenangkan, sama hal nya dalam belajar, perlu
ditawarkan hal-hal yang menyenangkan bagi siswa agar lebih enjoy lagi
dalam belajar. Salah satu caranya dengan pendidikan kecakapan hidup
yang aplikatif, implementatif, dan kontekstual dengan kondisi sekarang.
Contohnya belajar tentang bagaimana cara menghindari virus covid-19,
bagaimana menjalankan protokol kesehatan sehari-hari.
c. Pembelajaran sesuai dengan Minat dan Kondisi Siswa
Walaupun dilakukan secara daring, proses belajar mengajar juga
harus mengacu kepada minat dan kondisi siswa. Tidak bisa disamakan
dengan fasilitas dan akses belajar siswa disetiap daerah. Dalam hal ini
20
guru sangat penting bersikap bijaksana sesuai dengan kondisi yang ada
tanpa mengabaikan target kurikulum.
d. Penilaian Tugas Secara Kualitatif
Penelitian tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya guru tidak
melakukan penilaian seperti yang biasa dilakukan disekolah. Penelitian
cukup dilakukan secara kualitatif yang sifatnya lebih memberikan
motivasi kepada siswa.
Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa menurun dimasa covid-
19 selain karena alasan fasilitas yang tidak memadai, salah satunya adalah
minimnya keterlibatan guru dalam proses pembelajaran. Seperti bertemu
hanya melalui layar zoom, google meet, whatsapp atau platform digital
lainnya yang menyebabkan siswa kurang merasakan keterlibatan guru dalam
proses pembelajaran yang dijalani.
Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa cara kreatif untuk
mengatasinya:
a. Metode Hibur
Pembelajaran dalam bahasa indonesia dikenal sebuah metode yang
bernama metode hiburyang dapat membantu meningkatkan rasa suka,
senang dan minat yang lebih pada suatu pelajaran. Misalnya para siswa
diminta menonton, membaca novel, menikmati tayangan drama dan
sebagainya untuk mendapatkan informasi sesuai dengan materi yang
diujikan.
Dimusim pandemi ini, metode hibur ini sangat sesuai diterapkan
untuk kegiatan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Dengan adanya
metode ini guru tidak stres dan siswa juga tidak bosan dan jenuh terhadap
pembelajaran karena metode penugasan yang bersifat menyenangkan dan
menghibur.
b. Aplikasi Interaktif
Ada saatnya siswa jenuh didepan zoom meeting, google meet, dan
sejenisnya. Cobalah beralih ke aplikasi kekinian yang digemari dan
21
menampilkan fitur-fitur kreatif. Contohnya penggunaan aplikasi tiktok
yang saat ini lebih banyak disukai kalangan muda. Aplikasi ini bisa
digunakan untuk perangkat belajar yang lebih kreatif dan menyenangkan
bagi siswa.
c. Membuat Rencana Pembelajaran yang Melibatkan Siswa
Selama ini guru seringkali membuat rencana pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan kurikulum dan tanpa melibatkan
siswa. Kondisi pandemi saat ini dimaa minat belajar siswa menjadi
menurun dibutuhkan hal-hal yang sifatnya aspiratif dari keinginan siswa.
Maka dari itu, libatkan rencana pembelajaran dengan keinginan dan
kondisi siswa yang sehingga lebih bisa diterima dan dijalankan dengan
kondisi yang menyenangkan. Sebagus apapun rencana pembelajaran yang
dibuat jika siswa tidak tertarik menjalankannya makan akan sulit bagi guru
menjalankan proses pembelajaran yang maksimal.
(https://pintek.id/blog/minat-belajar-siswa/, diakses pada hari kamis, 18
Maret 2021)
C. Study Relavan
Peneliti mengemukakan dan menunjukkan bahwa masalah yang akan
dibahas belum pernah diteliti atau berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Untuk itu, tinjauan kritis terhadap hasil kajian terdahulu perlu dilakukan dalam
bagian ini. Sehingga dapat menentukan di mana posisi penelitian yang akan
dilakukan berada.
Dalam penelitian ini Peneliti memperkuat hasil penelitiannya dengan
memperjelas dan memberikan perbedaan dengan penelitian yang telah ada
sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang ada sebelumnya yang Peneliti
gunakan sebagai patokan dalam menyusun penelitian, yaitu:
1. Penelitian yang ditulis oleh Nuraidah (2019), Program Studi Pendidikan
Islam IAIN Sumatera Utara Medan dalam skripsi yang berjudul
“Kompetensi Professional Guru Untuk Meningkatkan Mutu Di Madrasah
22
Ibtidaiyah Sei Agul Medan”. Hasil Penelitiannya adalah Kompetensi Guru
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sei Agul Medan relative baik, dimana semua
guru berpredikat sarjana, memiliki perangkat pembelajaran, menerapkan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, sudah terferifikasi,
dan ada yang berprestasi pada tingkat nasional. Dalam penelitian ini
membahas mengenai Kompetensi professional guru untuk meningkatkan
mutu. Persamaannya yaitu sama-sama membahas kompetensi professional
guru. Perbedaannya yaitu dalam penelitian ini untuk meningkatkan mutu
dan pembelajarannya tidak secara daring sedangkan disini penulis
mendeskripsikan mengenai pengembangan pemahaman siswa melalui
pembelajaran daring.
2. Penelitian yang ditulis oleh Suhirman (2017), Jurusan Pendidikan IPS
Ekonomi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram dalam
skripsinya yang berjudul “Peran Kompetensi Profesional Guru Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas
VIII di MTs Nida’ul Islam Jelateng Lombok Tengah”. Hasil penelitiannya
adalah Kompetensi professional guru dalam meningkatkan minat belajar
siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di MTs Nida’ul islam jelateng
memiliki peran yang sangat penting direalisasikan berdasarkan kompetesi
yang harus dimiliki oleh guru professional diantaranya; mengusahakan
pegajaran yang disampaikan, mengelola program pembelajaran, megelola
kelas, menilai prestasi siswa, mengenal dan menyelenggarakan administrasi
pendidikan, mengenal fungsi program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan, mengelola interaksi belajar mengajar, dan menggunakan
media/sumber belajar. Selanjutnya upayaa-upaya yang dilakukan oleh pihak
sekolah untuk meningkatkan kompetensi professional guru dapat
disimpilkan bahwa: a) melalui pembinaan yaitu menyusun program
penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi D agar mengikuti
penyetaraan S1/akta IV, sehingga memiliki wawasan keilmuan dan
pengetahuan yang lebih dalam emnunjang tugasnya, b) melalui kegiatan
PKG “pemantakan kerja guru” dimana para guru diarahkan untuk mencari
23
berbagai pengalaman metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat
diterapkan didalam kelas, dan c) meningkatkan kesejahteraan guru, karena
kesejahteraan guru merupakan salah satu factor penentu dalam peningkatan
kinerja guru dan mutu pendidikan.
3. Ahmad Wildanum M, 2019, dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Guru
Dalam Meningkatka Minat Belajar Siswa Kelas VIII YPI SMP Sunan
Ampel Bangsal Mojokerto”. Hasil penelitiannya adalah minat belajar pada
materi Ips di YPI SMP sunan ampel bangsal kelas VIII masih tergolong
rendah. Hal itu dapat diketahui sebagai berikut: a) pada saat pelajaran
berlaangsung masih banyak siswa untuk memulai proses belajar, b) pada
waktu guru menjelaskan materi, masih banyak yang tidak focus pada guru
tersebut, c) mayoritas siswa-siswi kelas VIII di YPI SMP Sunan Ampel
Bangsal. Selanjutnya upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa
kelas VIII YPI SMP Sunan Ampel menggunakan beberapa cara sebagai
berikut: a) penggunaan metode yang variatif, b) menggunakan media
pembelajaran meskipun sarana prasarana masih tergolong kurang memadai,
c) menciptakan gaya mengajar yang humoris dan harmonis agar
menciptakan suasana belajar yang nyaman, dan d) memberikan pujian dan
hadiah untuk memancing siswa agar lebih semangat daam belajar.
Kemudian hambatan-hambatan guru daam meningkatkan minat belajar
siswa yaitu terbatasnya sarana dan prasarana sehingga penggunaan media
pembelajaran pun juga seadanya dan penjelasannya pun juga bersifat
manual, lingkungan keluarga dan teman dirumah, dan hubungan antara guru
dan siswa yang kurang terbuka.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa yang
dialami oleh subjek penelitian. Dasar penelitian adalah kontruktifisme yang
berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interajtif dan suatu
pertukaran pengalaman sosial yang ditemukan oleh setiap individu
(Sukmadinata, 2005, hal. 578).
Pendekatan ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah exsperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi
(Sugiono, 2015, hal. 9).
Penelitian kualitatif menurut Moleong (2006) adalah sebuah penelitian
yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami
sikap pandangan perasaan dan perilaku individu atau sekelompok orang.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan analisis proses dari proses
berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antara
fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah
(Gunawan, 2015, hal. 80).
Kualitatif menurut Fiks (2000) penelitian kualitatif adalah keterkaitan
spesifik kepada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari
pluralisasi dunia kehidupan metode diterapkan untuk melihat dan memahami
subjek dan objek yang meliputi orang, lembaga, berdasarkan fakta yang
tampil secara apa adanya. Penelitian ini menggunakan desain study kasus,
yaitu suatu desain penelitian kualaitatif yang berusaha menemukan makna,
25
menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang
mendalam dari individu, kelompok atau situasi (Emzir, 2012, hal. 20)
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 290 Simpang Limbur. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini ditunjukkan SDN 290 Simpang Limbur. Subjek
penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas V dan siswa kelas V SDN
290 Simpang Limbur.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai
dengan tujuan penelitian yang peneliti lakukan dalam mengumpulkan data
yang berkaitan dengan kelengkapan data yang ingin diteliti, maka
diperlukan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder, data
tersebut meliputi:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Peneliti berhubungan
langsung dengan penelitian yang bersangkutan (Yamin, 2009, hal. 87).
Data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah:
1) Hasil wawancara dengan kepala sekolah, tentang seputar gambaran
umum SDN 290 Simpang Limbur (sejarah berdirinya, letak
geografis, visi dan misi, kondisi siswa, guru, dan staf, sara dan
prasarana sekolah).
2) Hasil wawancara dengan beberapa guru SDN 290 Simpang Limbur
seputar kompetensi professional guru dalam meningkatkan minat
belajar siswa pada masa covid-19
26
3) Hasil wawancara dengan beberapa siswa mengenai peningkatan
minat belajar siswa.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen yang
berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini, sebagai pelengkap
atau pendukung dari data primer:
1) Sejarah dan geografis SDN 290 Simpang Limbur
2) Visi dan misi SDN 290 Simpang Limbur
3) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran di SDN
290 Simpang Limbur
4) Keadaan guru, staf tata usaha, siswa dan organisasi SDN 290
Simpang Limbur.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Interview (wawancara), Observasi (pengamatan), dan Dokumentasi.
1) Interview (wawancara)
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam
metode survei melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap
responden (subjek). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti. (Sugiyono, 2013, hal. 72). Jadi,
wawancara adalah suatu teknik cara pengumpulan data dengan mengadakan
dialog atau Tanya jawab dengan orang yang dapat memberikan keterangan
atau informasi.
Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
semiterstruktir, yaitu jenis wawancara yang termasuk dalam kategori in-dept
27
interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. (Sugiyono, 2013, hal.
73). Adapun pihak-pihak yang akan diwawancarai adalah sebagai berikut:
(1) kepala sekolah, materi wawancara seputar gambaran SDN 290 Simpang
Limbur (sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, kondisi
siswa, guru dan staf, sarana prasarana) dan seputar kompetensi
professional guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada masa
covid-19.
(2) Guru, tentang kompetensi guru yang dilakukan dalam meningkatkan
minat belajar siswa pada masa Covid-19.
(3) siswa, tanggapan siswa tentang minat belajar pada masa Covid-19 .
2) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas
gejala, fenomena, dan fakta empiris yang terkait dengan masalah dalam
penelitian. Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. (Sugiyono, 2013, hal. 64).
Metode observasi ini terbagi menjadi dua macam yaitu observasi terbuka
(partisipatif) dan observasi tertutup (non partisipatif). Maka dengan berbagai
pertimbangan penelitian ini menggunakan metode observasi tertutup (non
partisipatif) dikarenakan dalam kegiatan sehari-hari penulis tidak
berinteraksi langsung dengan subjek penelitian. Objek penelitian yang
diobservasi dalam penelitian kualitatif dinamakan situasi sosial yang terdiri
dari tiga komponen, yaitu: place (tempat), actor (pelaku), dan activities
(aktivitas).
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
(Sugiyono, 2013, hal. 82). Jadi, metode dokumentasi adalah cara yang
28
digunakan untuk mencatat informasi yang real (nyata) berupa dokumen,
catatan, dan laporan yang tertulis serta relevan dengan tujuan penelitian.
Metode ini digunakan sebagai pelengkap dari metode lainnya.
Metode ini penulis gunakan untuk memperolah data berupa: Sejarah
berdirinya Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur, visi dan misi, data
tentang guru dan staf-staf, data siswa dan fasilitas yang digunakan, struktur
organisasi, serta dokumentasi lainnya yang menguatkan hasil penelitian ini.
E. Teknik Sampling
Sampling dalam penelitian empirik diartikan sebagai proses pemilihan
atau penentuan sampel (contoh). Secara konvensional, konsep sampel
(contoh) menunjuk pada bagian dari populasi. Akan tetapi, dalam penelitian
kualitatif tidak bermaksud untuk menggambarkan karakteristik populasi atau
menarik generalisasi kesimpulan yang berlaku bagi suatu populasi, melainkan
lebih fokus kepada represensi terhadap fenomena sosial. Data atau informasi
harus ditelusuri seluas-luasnya sesuai dengan keadaan yang ada. Dengan
demikian peneliti mampu mendeskripsikan fenomena yang diteliti secara
utuh. (Burhan Burgin, 2015, hal. 55)
Menurut Sugiyono dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang
lebih sering digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang
apa yang kita harapkan. Snowball sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama kelamaan
menjadi besar (Sugiyono, 2009, hal. 300). Sementara itu, menurut Burhan
Burgin (2012: 53), dalam prosedur sampling yang paling penting adalah
bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi sosial
tertentu yang sarat informasi. Memilih sampel, dalam hal ini informan kunci
atau situasi sosial lebih tepat dilakukan dengan sengaja atau bertujuan, yakni
dengan purposive sampling.
29
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, karena peneliti
merasa sampel yang diambil paling mengetahui tentang masalah yang akan
diteliti oleh peneliti. Penggunaan purposive sampling dalam penelitian ini
yaitu bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana kompetensi profesional
guru dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas V pada masa covid-19.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan.
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki
lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan focus penelitian. Namun
demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang
setelah peneliti masuk dan selama dilapangan (Sugiyono, 2016, hal. 245).
Berikut komponen dalam analisis data:
a. Reduksi Data (Reduction Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilah hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pegumpulan data selanjutnya.
b. Penyajian Data (Data Display)
30
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan
data sesuai dengan sub babnya masing-masing, data yang telah didapatkan
dari hasil wawancara, sumber tulisan maupun sumber pustaka. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, namun dalam
penelitian kualitatif penyajian data yang sering digunakan adalah teks yang
bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan berdasarkan analisis
data. Peneliti menjumlah dan mengklasifikasikan data yang telah
didapatkan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.
G. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data ini sebagai suatu usaha peneliti untuk menunjukkan
bahwa penelitian ini benar-benar ilmiah. Teknik pemeriksaan keabsahan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi
Data
Collection
Reduksi Data
(Pemilihan)
Data Display
(Penyajian Data)
Conlusions
Drawing/verifying
31
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Bila peneliti melakukan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data dan sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber data (Sugiyono, 2016, hal. 241).
Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis triangulasi yaitu
triangulasi sumber data dan triangulasi metode.
a) Triangulasi sumber data
Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu
melalui berbagai metode dan dan sumber perolehan data. Misalnya, selain
melalui wawancara, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat
(participant observation), dokumen tertulis, arsif, catatan resmi, gambar
atau foto. Penelitian melakukan perbandingan dari sumber data yang telah
didapatkan.
b) Triangulasi metode
Triangulasi metode juga digunakan dalam penelitian ini, penelitian
mengecek hasil data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan
data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk memastikan
bahwa data yang diperoleh tidak saling bertentangan. Misalnya, dari data
wawancara dipadukan dengan observasi, kemudian dipadukan dengan
documenter, dan sebaliknya sehingga ditemukan kenyataan yang
sesungguhnya.
32
H. Jadwal Penelitian
N
o
Jadwal
Kegiatan
Penelitian
Tahun 2020/2021
Oktober November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
√
2. Penyusunan
Proposal
√
3. Bimbingan
Proposal
√ √ √
4. Seminar
Proposal
√
5. Perbaikan
Hasil
Seminar
Proposal
√
6. Pengurusan
dan
Penerbitan
Izin
Penelitian
√
7. Pengumpulan
Data
Lapangan
√ √
8. Analisis dan
Penyusunan
Laporan
Penelitian
√ √ √
9. Sidang
Skripsi
√
33
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umun
1. Sejarah Sekolah
SDN 290 Simpang Limbur Merangin yang berada didalam kawasan
Kecamatan Pamenang Barat Kabupaten Merangin didirikan pada tahun
2004 dan tepatnya pada tanggal 15 Februari 2004 oleh Pemerintah Daerah
dan Masyarakat setempat. Pada saat ini Sekolah Dasar Negeri 290
Simpang Limbur Merangin tersebut dipimpin oleh Ibu Ratnawilis, A. Ma
dari tahun 2015.
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pagi hari selama 6 hari
dalam satu minggu, pada awal berdiri nya Sekolah Dasar Negeri 290 ini di
pimpin ole Bapak Akmal, S.Pd dari tahun 2004 sampai tahun 2008.
Setelah itu Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur Merangin
dipimpin oleh Bapak Sutar, S.Pd sampai tahun 2012, kemudian pada tahun
2013 Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur Merangin ini dipimpin
pula oleh Bapak Wawan Subarwan, S.Pd hingga tahun 2014. selanjutnya
dipimpin oleh Bapak Syafrinal yang hanya sementara pada tahun 2014 dan
terakhir dari tahun 2015 ini Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur
Merangin dipimpin oleh Ibu Ratnawilis, A.Ma sampai sekarang.
Sekolah Dasar Negeri Nomor: 07/VI Limbur Merangin memiliki
tanah seluas 1232 m2 dengan status hak milik, dari luas tanah tersebut
digunakan untuk bangunan seluas 375 m2. Sementara itu letak Sekolah
Dasar Negeri Nomor: 07/VI Limbur Merangin berbatasan dengan:
- Bagian Utara bersimpangan dengan TPU Simpang Limbur Merangin,
- Bagian Selatan bersimpangan dengan rumah warga,
- Bagian Timur bersimpangan dengan Jalan Lintas Sumatera, dan
- Bagian Barat bersimpangan dengan Kebun Penduduk
34
2. Profil Sekolah Negeri 290 Simpang Limbur Merangin
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD NEGERI 290/VI SIMPANG LIMBUR
NPSN : 10501315
JenjangPendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
AlamatSekolah : Jl.Lintas Sumatra km.16
RT / RW : 2/1
Kode Pos : 37357
Kelurahan : SIMPANGLIMBUR MERANGIN
Kecamatan : Pamenang Barat
Kabupaten/Kota : Merangin
Provinsi : Jambi
Negara : Indonesia
Keadaan Geografis : -2,0697 Lintang
102,3989 Bujur
b. Data Pelengkap
SK Pendirian Sekolah : 2804/PT.24.4/SO/2004
Tanggal SK Pendirian : 2004-04-14
StatusKepemilikan : PemerintahDaerah
SK IzinOperasional : 2804/PT.24.4/SO/2004
Tgl SK Izin Operasional : 2004-04-14
Nomor Rekening : 1000208287
Nama bank : BANK9 JAMBI
Cabang KCP/ Unit : Bangko
Rekening Atas Nama : SDN NO.290/VI LIMBUR MERANGIN II
Luas Tanah Milik(m2) : 5000
35
Luas Tanah Bukan Milik(m2) : 224
Nomor Telepon : +62 823-0774-2236
Email : [email protected]
Selama didirikannya SD 290 Simpang limbur Merangin, kemudian
dinegerikan hingga sekarang telah mengalami beberapa pergantian pemimpin,
hal ini bisa dilihat padatabel dibawah :
Tabel IV. 1 Nama – Nama Kepala sekolah sejak didirikan hingga sekaranng
NO Nama Jabatan Periode
1 Akmal, S. Pd Kepala 2004 – 2008
2 Sutar, S.Pd Kepala 2008 – 2012
3 Wawan Subarwan, S.Pd Kepala 2013 – 2014
4 Syafrinal Kepala 2014
5 Ratnawilis, A.Ma Kepala 2015 – Sekarang
3. Visi dan Misi
Visi dan misi SDN 290 Simpang Limbur Merangin yaitu sebagai
berikut::
a. Visi
“Unggul Dalam Mutu Berbudaya Imtaq”
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secaar efektif sehingga
dapat mengembangkan kemampuan siswa secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimilikinya.
2) Mendorong siswa mengenali potensi dirinya sehingga bisa
berkembang se-optimal mungkin.
3) Membutuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianutnya
dan jugabudaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam
bertingkah laku dan bertindak.
36
4) Mengharapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh
warga sekolah dan komponen masyarakat disekitarnya.
4. Kurikulum Sekolah
Kurikulum SDN 290 Simpang Limbur memakai kurikulum 2013
(K13) dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Kurikulum2013 (K13) ialah
kurikulumyang diterapkan pemerintah mengambil alih kurikulum2006.
K13 terdiri dari 3 aspek penilaian diantaranya; 1)aspek pengetahuan
(kognitif), 2)aspek sikap dan serta perilaku (Afektif), 3) aspek
keterampilan (Psikomotorik). K13 pada dasarnya ialah upaya untuk
menyederhanakan serta menyiapkan tematik-integratif buat
menghasilkan penerus yang siap untuk menghadapi masa mendatang.
Sebabitu, kurikulum dirangkai buat mengantisipasi perkembangan
dimasa yang akan datang. K13 ini bertujuan buat mendesak siswa,
menjadi lebih baik lagi dalam melaksanakan keterampilan proses.
Permendikbud No 65 Tahun 2013 mengatakan bahwa pembelajaran pada
jenjang SD berdasarkan K13 merekomendasi pembelajaran tematik-
terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya. Seiring dengan ciri serta metode belajar siswa SD
umur enam sampai dengan delapan tahun, pendidikan diSD sebaiknya
berusaha menciptakan suasana yang aktif serta mengasyikkan.
Karenanyaada beberapa prinsip yang harus dicermati oleh guru,
diantaranya: prinsip belajar sambil bermain, prinsip belajar sambil
berkerja, prinsip keterpaduan dan prinsip latar.
Implementasi K13 mengharuskan kerjasama yang maksimal antar
guru. Kerjasama antarguru sangat berarti terhadap kegiatan
pembelajaran. Implementasi K13 hendak dilakukan secara terbatas serta
bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (juli2013) pada tingkat SD diawali
dari SD kelas 1 - 6, SMP kelas 7 serta SMA kelas 10. Sehingga ditahun
2016 semua sekolah diharapkan sudah menerapkan serta
37
mengembangkan kurikulum baru, baik di sekolah Negeri ataupun
Swasta.
5. Struktur Organisasi Sekolah
Lembaga pendidikan formal digunakan sebagai penyelenggaraan
organisasi kerja, yang diselenggarakan secara terpimpin, sistematis,
terarah dan dilaksanakan untuk menghasilkan kegiatan yang terarah pada
tujuan yang diharapkan.
Gambar IV. 1 Struktur Organisasi Sekolah SD Negeri 290 simpang limbur
(Sumber : Dokumentasi SDN 290 2021)
Ratnawilis, A.Ma
Kepala Sekolah
M. Isa, S.Pd.I
Waka Kesiswaan
Nurlely
Bendahara
Maryam, S.Ag
Sekretaris
TATA USAHA
GURU
SISWA
38
6. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Guru merupakan salahsatu faktor yang memiliki peranan sangat
menentukan terhadap kegiatan pendidikan, terutama dalam kegiatan
pembelajaran. Pada hakikatnya seorang guru menyampaikan
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman terhadap seseorang atau
beberapa orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Keadaan guru Sekolah Dasar Negeri 290 tidak lepas dari
pembicaraan tentang latar belakang guru dan jumlah tenaga pengajar
sebanyak 11 orang termasuk kepala sekolah. Jumlah dari 11 guru
tersebut, tujuh perempuan dan empat laki-laki. Diantaranya memiliki
taraf pendidikan bertingkat-tingkat, ada yang sarjana lengkap dan
serjana muda. Untuk lebih detailnya, data dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel IV. 2 Nama-Nama Guru di SDN 290
No Nama/NIP L
/P Jabatan Mulai Tugas Ijazah
1. RATNAWILIS, A.Ma
NIP. 196206121984042007
P Kepala Sekolah Februari
2015
D2
2. Oslanita Nainggolan
NIP. 196111161982032009
P Guru Kelas April 2008 SPG
3. Nurlely
NIP.196307211983102001
P Guru Kelas Januari 2013 SPG
4. Sri Rezeki, S.Pd
NIP. 197407012005012008
P Guru Kelas Juli 2015 S1
5. Maryam, S.Ag
NIP. 107009202005012004
P Guru Pai Januari 2004 SI
6. M. Isa, S.Pd.I
NIP. 198410202010011013
L Guru Pai September
2012
SI
7. Zamzami
NIP. 19690427201212001
L Guru Pjok April 2004 SGO
8. Rohani
-
P Guru Kelas Juni 2004 D2
9. Heri Kusmiran
-
L Guru Kelas Januari 2016 D2
39
10. Siti Fatimah, S.Pd
-
P Guru Kelas Juli 2019 SI
11. Ferry Apriyanto L ADM 2019 SMK
b. Keadaan Siswa
Keadaan Siswa di SDN 290 Simpang Limbur berdasarkan
dokumen yang penulis dapatkan, jumlah siswa di SDN 290 Simpang
Limbur Merangin sebanyak 154 siswa. Lebih jelasnya ada pada tabel
dibawah :
Tabel IV. 3 Keadaan siswa-siswi di SDN 290
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
14
15
13
12
12
14
13
12
13
13
9
14
27
27
26
25
21
28
Jumlah 80 74 154
Sumber : Dokumentasi SDN 290 Simpang Limbur Merangin tahun 2021
7. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah salah satu faktor penunjang serta
menentukan kelancaran terhadap proses pendidikan dan pengajaran, yang
pada giliran pula dapat memudahkan tercapainya tujuan pendidikan dan
pengajaran. Didalam pendidikan baik formal ataupun informal, sarana dan
prasarana sangatlah penting. Dengan sarana dan prasarana sebagai
penunjang terhadap pelaksanaan pendidikan untuk memajukan dan
meningkatkan hasil yang akan dicapai dalam pendidikan dan pengajaran
40
tersebut. Karena tanpa adanya sarana dan prasarana, pendidikan dan
pengajaran tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sebagai lembaga
formal Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur Merangin tidak
terlepas dari sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pusat
pendidikan dan pembelajaran.
Observasi penulis melihat bahwa Sekolah Dasar Negeri 290
memiliki beberapa ruangan. Ruangan mulai dari kantor yang terdiri dari
ruangan guru, ruangan kelas, lokasi olahraga, serta WC dan kamar mandi.
Sarana dan prasarana yang ada di SDN 290 Simpang Limbur
Merangin cukup memadai, Dengan demikian, sudah seharusnya pihak
sekolah menjaga dan mengelola sarana dan prasarana sekolah supaya terus
dalam situasi bagus dan selalu dapat dipergunakan. Keadaan alat serta
sarana prasarana penunjang dalammembantu kelengkapan kegiatan
pendidikan di Skolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur Merangin
terdapat pada tabel berikut:
Tabel IV. 4 Keadaan Sarana Prasarana di SDN 290
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Kantor KepalaSekolah 1 Baik
2 Ruangan TU 1 Baik
3 Ruangan guru 1 Baik
4 Ruangan kelas 6 Baik
5 WC/kamar mandi 4 Baik
6 Computer 2 Baik
7 Micriphone 2 Baik
8 Lapangan Olahraga 2 Baik
9 Meja dan kursi Guru 10 Baik
10 Meja dan kursi kepala
sekolah
2 Baik
41
11 Meja dan kursi Tamu 1set Baik
12 Lemari Kayu 4 Baik
13 Papan Tulis 6 Baik
14 Kantin 3 Baik
15 Tong Sampah 6 Baik
16 TV 1unit Baik
17 Peta / globe 12 Baik
18 Alat Olahraga 10 Baik
19 Alat Praktek 8 Baik
20 Alat Kebersihan 28 Baik
Sumber: dokumentasi SD N 290 Simpang Limbur Merangin tahun 2021
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
Pada sub bab ini menjelaskan tentang rumusan masalah sesuai dengan
beberapa data sebagian pendukung, baik dari hasil wawancara, observasi
maupun dokumentasi. Berdasarkan hasil, peneliti mendeskripsikan data yang
sudah peneliti temukanberdasarkan logika serta dikuatkan oleh teori yang
sudah ada yang diharapkan dapat memunculkan sesuatu yang baru.
1. Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar
siswa Pada Masa Covid-19
Kompetensi profesional merupakan menguasai materi pembelajaran
secara menyeluruh, meliputi menguasai materi kurikulum matapelajaran
disekolah serta menguasai substansi keilmuan yang menaungi materinya,
dan menguasai struktur dan metodologi keilmuannya.
Guru dikatakan profesional apabila ia memiliki kemampuan,
keahlian dan keterampilan, maka tidak hanya mendalami materi
pembelajaran saja, namun mengayomi siswa sehingga menjadi contoh atau
teladan bagi siswa dan mendorong siswa dapat menjadi baik lagi dan
maju.
42
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran guru harus memiliki
fungsi dalam pembelajaran tatap muka sebagaimana dikemukakan oleh
Moon (Uno, 2011:21): merencang pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Fatimah Guru kelas V SDN 290
Simpang Limbur:
“Dalam melaksanakan proses pembelajaran tentunya kami sebagai
guru harus membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
mempersiapkan diri secara mental, kemudian pemahaman terhadap
materi yang ingin diajarkan, menyiapkan media terkait dengan
materi yang diperlukan, lalu mengevaluasi hasil pembelajaran baik
melalu tanya jawab ataupun melalui ulangan harian.” (wawanacara
dengan Ibu Fatimah tanggal 18 Januari 2021).
Jadi sebelum memulai proses pembelajaran tentunya kita sebagai
guru harus membuat rencangan pembelajaran seperti RPP (Rencana
Pelaksaan Pmbelajaran), lalu melakukan pembelajaran sesuai dengan yang
ada di RPP, serta mengevaluasikan hasil pembelajaran.
Menjadi seorang guru profesional ada beberapa kompetensi dasar
yang dapat seorang guru miliki, yaitu:
1. Kemampuan menguasai bahan pengajaran
Seorang pendidik harus menguasai dua ruang lingkup
penguasaan materi atau bahan ajar diantaranya; menguasai materi
pelajaran dalam kurikulum sekolah. b) menguasai bahan pengajaran/
penunjang bidang studi.
Sejalan dengan pernyataan Ibu fatimah dalam wawancara
sebagai berikut:
“jadi, terkait materi yang akan disampaikan kepada siswa guru
perlu mempersiapkan strategi, metode dan media pembelajaran
yang sesuai dengan materi pelajaran” (wawancara ibu fatimah, 18
Januari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V di SDN
290 Simpang Limbur, dalam penguasaan bahan pengajaran yang
43
dilakukan guru yaitu dengan banyak membaca buku terkait materi
yang akan disampaikan kepada siswa.
Dalam pendidikan seorang pendidik harus mendalami dan
menguasai materi yang akan diajarkan dan harus memiliki wawasan
yang lebih dengan cara banyak membaca buku, ataupun yang lainnya.
2. Kemampuan dalam mengelola program pembelajaran
Kemampuan dalammengelola program belajar mengajar seorang
guru harus menyampaikan materi-materi pembelajaran dengan benar
sehingga dapat dipahami oleh anak muridnya. Kemampuan ini juga
memiliki dampak yang baik dalam guru dalam mengelola program
belajar mengajar.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Fatimah selaku guru kelas V:
“nah dalam mengelola program belajar mengajar ibu
mempersiapkan materi yang akan diajarkan dalam pembelajaran
dan menyampaikan materi menggunakan metode serta stratgi
yang sesuai dengan materi.” (wawancara ibu fatimah, 18 Januari
2021).
Berdasarkan hasil observasi pneliti menunjukkan guru sebelum
melaksanakan pembelajaran guru menyampaikan tujuan pelajaran
yang hendak dicapai, menanyakan materi minggu dan untuk mengetes
daya ingat siswa terhadap materi yang sudah disampaikan, dan diakhir
pelajaran melakukan interaksi lewat tanya jawab terkait materi yang
telah diajarkan.
3. Kemampuan mengelola kelas.
kemampuan mengelola kelas seorang guru harus membuat
situasi kelas yangkondusif untuk berlangsungnya proses belajar
mengajar.
Dari pernyataan tersebut Ibu Fatimah selaku wali kelas V
mengatakan bahwa:
“Dalam mengelola kelas tentunya yang pertama kita kondusifkan
siswa terlebih dahulu, lalu menyapa anak atau siswa, melakukan
apersepsi yaitu dengan melakukan pengulangan materi yang
minggu lalu, kemudian baru masuk ke materi yang akan dipelajari
44
(kegiatan inti).” (wawancara dengan bu fatimah, 18 Januari
2021).
Dalam mengelola kelas seorang guru di SDN 290 dituntut untuk
bisa mengkondusifkan siswa saat belajar serta membangun suasana
kelas agar pembelajaran menjadi menyenangkan.
4. Kemampuan menggunakan media atau sumber belajar.
Dalam menggunakan media ada banyak cara yang harus
diperhatikan seorang guru yaitu mengenal, memahami serta membuat
media menggunakan alat yang sederhana sehingga dapat mudah
dipahami oleh siswa.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Fatimah Guru kelas V:
“Sumber yang bisa digunakan untuk belajar itu luas ya nak, bisa
dari buku, internet ataupun yang lainnya. Nah sumber yang kami
gunakan sekarang yaitu buku paket pegangan guru. Dalam
pembelaaran daring ini kita juga bisa menggunakan media berupa
pengiriman video pembelajaran singkat untuk membuat
pembelajaran menjadi lebih variasi” (wawancara guru kelas V, 18
Januari 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 290
Simpang Limbur dalam penggunaan media/sumber belajar guru
menggunakan sumber dari buku paket pengangan guru atau mencari
sumber pelajaran dari internet dan lainnya, untuk media pembelajaran
yang digunakan saat daring yaitu menggunakan media video
pembelajaran singkat mengenai materi yang diajarkan.
Jadi, seorang pendidik harus mampu dalam penggunaan media
pembelajaran karena dengan menggunakan media tersebutlah yang
akan membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, dan media
yanag diberikan harus sesuai dengan materi yang diberikan.
5. Kemampuan menguasai landasan pendidikan
Pendidikan ialah usaha dalam mengembangkan bangsa yang
diwujudkan secara nyata dengan usaha menciptakan ketahanan
nasional untuk mencapai cita-cita bangsa.
Berdasarkan wawancara bersama ibu Fatimah, mengatakan bahwa :
45
“Ada beberapa landasan pendidikan salah satunya landasan
religius, yaitu dari segi agamis, untuk penerapannya kami guru
disini membuat program kegiatan keagamaan yang kegiatannya
berupa sholat dhuha dan yasinan setiap jumat. Ya karena sekarang
belajar daring, jadi kita membuat program seperti hafalan untuk
tetap menjalakan kegiatan dari segi agama. ” (wawancara dengan
ibu fatimah, 18 januari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di SDN 290 Simpang
Limbur menerapkan landasan religius dalam kegiatan keagamaan
yang kegiatannya berupa sholat dhuha, yasinan setiap jumat dan
hafalan surah.
6. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar
Seorang guru harus mampu menjalin interaksi dengan baik
kepada siswanya, namun interaksi dalam pembelajaran tidak hanya
antara guru dengan siswa saja, namun antar siswa juga perlu
membangun interaksi yang baik pula.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Fatimah, menyatakan bahwa:
“iya nak, dalam mengajar ibu atau semua guru harus mampu
menjalin komunikasi atau interaksi yang baik kepada siswanya,
seandainya guru tersebut cuek saja dalam mengajar maka siswa
pun merasa suntuk dikelas, guru hanya menjelaskan materi saja
tanpa mengajak siswanya berinteraksi, nah dengan begitukan kita
tidak tau apakah siswa tersebut sudah paham dengan yang
diajarkan oleh guru, itulah betapa pentingnya interaksi antara guru
dan siswanya, tidak hanya interaksi siswa dan guru saja namun
interaksi antar siswa juga sangat penting. Dalam belajar daring pun
sebagai guru tetap menjalin interaksi dengan siswa walaupun
secara online, dan walau terkadang sedikit sekali ada respon dari
siswanya”(wawancara Ibu Fatimah, 18 Januari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas, guru sudah melakukan
interaksi dengan siswa melalui komukasi dengan siswa, namun pada
saat pembelajaran daring sedikit sekali ada respon dari siswa pada saat
pembelajaran. Untuk itu diperlukan interaksi yang baik antar siswa
dan guru maupun antar siswa, Dengan melakukan interaksi yang baik
maka kegiatan pembelajaran pun dapat terjalin dengan sempurna.
7. Kemampuan menilai prestasi siswa
46
Sebagai seorang pendidik dituntut untuk dapat mengumpulkan
data, menganalisa data dan menggunakan data hasil belajar yang
dijasikan sebagai tolak ukur dalam kegiatan pengajaran.
Berdasarkan wawancara dengan ibu fatimah:
“Dalam penilaian prestasi siswa dilihat dari segi kemampuan,
keterampilan dan sikap, sesuai dengan standar penilaian dari
kurikulum K13”. (wawancara dengan Ibu fatimah, 18 januari
2021).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, guru di SDN 290 Simpang
Limbur menilai prestasi siswa sesuai dengan yang ada dikurikulum
K13 yaitu dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
Selain berperan sebagai pendidik, Guru berfungsi sebagai
konselor dan penyuluh dalam pendidikan.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Fatimah:
“Biasanya untuk bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan oleh
guru BK, namun karena ibu ngajar di SD tidak ada guru khusus
bagian BK, melainkan semua guru harus mampu menjadi
pembimbing dan memberi solusi terhadap masalah siswa,
kemudian dari segi penerapan guru menasehati ketika siswa
melakukan kesalahan dan memberikan contoh yang baik terhadap
siswa.” (wawancara dengan ibu fatimah, 18 Januari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, guru di SDN 290
Simpang Limbur tidak hanya berperan sebagai pendidik, namun juga
berperan sebagai konselor dan guru harus mampu menjadi
pembimbing dan pemberi nasehat yang terbaik untuk siswanya.
Terkait dengan kompetensi profesional guru dalam meningkatkan
minat siswa dalam belajar maka peneliti menjelaskan bahwa minat belajar
siswa merupakan kesenangan atau ketertarikan siswa terhadap
pembelajaran serta mendorong siswa untuk mendalami pelajaran tersebut.
Adapun indikator dalam minat belajar siswa yaitu sebagai berikut:
1. Perasaan senang
47
Peserta didik yang mempunyai perasaan suka dan senang
mengenai suatu pelajaran, maka dia akan selalu mempelajarinya,
menggali pelajaran tersebut dan tidak sama sekali dalam keadaan
terpaksa atau tertekan dalam kegiatan pelajaran tersebut. Sejalan
dengan pernyataan tersebut, Ibu Fatimah Guru Kelas V menyatakan
bahwa:
“tentunya sebagai seorang guru kita harus membuat peserta didik
kita merasa senang dalam belajar, sehingga tidak ada tekanan
apapun dalam menerima pembelajaran, jadi cara bapak membuat
anak-anak senang itu dengan cara belajar sambil bermain, anak-
anak sangat suka diajak bermain, jadi pembelajaran menjadi
menyenangkan.” (wawancara Ibu Fatimah, 18 Januari 2021)
Berdasarkan wawancara dengan Fabran siswa Kelas V,
mengatakan bahwa:
“kami sangat senang jika belajar secara langsung dikelas atau
offline dibandingkan belajar melalui online atau lewat WhatsApp,
karena kami bisa belajar bersama-sama dengan teman, iya kak
kalau belajar dikelas kami juga senang apalagi kalau kami belajar
sambil main kak” (wawancara Fabran siswa kelas V, 24 Febuari
2021).
Sejalan dengan pernyataan diatas Rizki siswa kelas V, menyatakan:
“iya bu, saya merasa senang belajar lewat online ataupun belajar
dikelas, kalau belajar online kan saya bisa sambil santai dirumah
bu, tapi saya ga suka kalau dikasih banyak tugas bu” (wawancara
Rizki siswa kelas V, 24 februari 2021)
Berdasarkan wawancara diatas, siswa lebih senang dengan
adanya pembelajaran secara langsung dibandingkan dengan kelas
online atau pembelajaran secara daring.
2. Ketertarikan siswa
Ketertarikan siswa berhubungan dengan dayagerak yang
mendorongnya untuk cendrung tertarik terhadap suatu benda,
kegiatatan ataupun seseorang.
Sebagaimana diungkapkan oleh ibu fatimah guru kelas V:
48
“untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran itu kami
menggunakan media yang semenarik mungkin atau bisa juga
menggunakan metode yang bisa menarik perhatian siswa, atau
sesekali juga kita ajak siswa belajar diluar kelas supaya siswa
tidak jenuh dalam belajar” (wawancara Ibu fatimah, 18 Januari
2021)
Berdasarkan wawancara dengan Taufik siswa kelas V menyatakan:
“karena kak, guru mengajarnya menggunakan permainan dengan
membawa media belajar jadi saya suka saja kak, kadang deg-
degan juga kalau saya yang maju kedepan, tapi saya senang
daripada belajarnya nulis terus atau latihan soal terus kak, apalagi
kalau dirumah kan setiap hari ada tugas terus.” (Wawancara
Taufik , 20 Januari 2021).
Mengenai pernyataan diatas, Nindi kelas V mengungkapkan
bahwa:
“karena dengan mengikuti pembelajaran saya dapat menambah
ilmu pengetahuan saya kak, coba kalau saya saya ga sekolah saya
diam dirumah, main terus, kan saya jadi tidak tahu apa-apa, lagian
dikelas juga kadang guru mengajak kami bermain sambil belajar.
(wawancara Nindi siswa kelas V, 20 Januari 2021)
Berdasarkan pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu
dalam mengajar guru SDN 290 untuk dapat membuat siswa tertarik
terhadap pembelajaran yang diberikan, dengan menggunakan media
pembelajaran yang menarik, menggunakan strategi ataupun metode
yang variatif.
3. Perhatian siswa
Perhatian adalah suatu aktifitas atau konsentrasi jiwa terhadap
pengamatan suatu objek sehingga mengesampingkan dari objek
lainnya. Apabila seorang mempunyai minat terhadap objek tertentu,
maka dia akan memperhatikan objek tersebut dengan sendirinya.
“tentunya nak, dalam belajar guru atau ibu sendiri harus bisa
menarik perhatian siswa, atau caperlah bahasa jaman sekarang tu
ya, dari pakaian kita itu harus rapi, bersih karena kan kita dikelas
menjadi pusat perhatian siswa, jadi dari diri kita sendiri itu harus
rapi. Lalu dalam menyampaikan materi juga jangan bertele-tele
biar siswa tidak bosan, kalau tegas, asik kepada siswa maka
49
siswakan akan memperhatikan pembelajaran yang kita berikan”
(wawancara Ibu Fatimah, 18 Januari 2021).
Berdasarkan wawancara dengan Nindi siswa kelas V, menyatakan
bahwa:
“ya, karena guru bilang jika kami tidak memperhatikan
pembelajaran maka kami disuruh unjuk maju kedepan dikasih
hukuman, nah makanya kami selalu memperhatikan guru saat
mengajar.”(wawancara Nindi siswa kelas V, 20 Januari 2021).
Sejalan dengan pernyataan diatas, Taufiq siswa kelas V
menyatakan bahwa:
“karena kalau kita tidak memperhatikan guru dalam mengajar
maka kita tidak mengerti dengan apa yang diajarkan guru. ada
saatnya saya belajar serius dan memperhatikan guru dalam
mengajar, supaya saya menjadi anak yang pintar. (wawancara
dengan Taufq siswa kelas V, 20 Januari 2021)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, guru harus mampu menarik
perhatian siswa saat pembelajaran, dan sebagai siswa juga harus
perhatian terhadap guru dengan memperhatikan pembelajaran yang
sampaikan oleh guru.
4. Keterlibatan siswa
Seorang siswa yang tertarik dan senang terhadap suatu objek
maka dia akan terlibat untuk melaksanakan kegiatan dari suatu objek
tersebut.
Berdasrkan wawancara dengan Guru kelas V ibu Fatimah
mengatakan bahwa:
“Didalam pembelajaran kami juga selalu melibatkan siswa,
seperti melakukan tanya jawab, atau siswa tersebut disuruh maju
kedepan untuk bercerita dan lainnya, dan tidak cuma melibatkan
guru dan siswa saja, namun juga melibatkan antar siswa seperti
berdiskusi, agar pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan”
(wawancara Ibu Fatimah, 18 Januari 2021).
Sebagaimana juga diperjelas oleh Rizki siswa kelas V :
“dikelas ibu guru dan bapak guru juga sering mengajak kami
berdiskusi, dan diakhir pembelajaran juga sering melakukan tanya
jawab untuk memastikan kami sudah paham atau belum dengan
50
pembelajarannya” (wawancara dengan Rizki siswa kelas V, 24
Febuari 2021).
Sejalan dengan pernyataan diatas, Fabran siswa kelas V,
menyatakan bahwa:
“karena dalam pembelajaran jika ada quiz, atau permainan gitu
atau kami disuruh maju kedepan untuk mengisi soal yang
melibatkan kami semua.”(wawancara Fabran siswa kelas V, 24
Februari 2021)
Berdasarkan wawancara tersebut, guru kelas V melibatkan siswa
terhadap kegiatan pelajaran melalui interaksi dengan Tanya jawab
kepada siswa, melibahkan siswa untuk maju kedepan kelas untuk
bercerita ataupun yang lainnya, karena dengan begitu akan membuat
siswa menjadi lebih aktif dalampembelajaran.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Siswa
Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan
minat belajar siswa sebagai berikut:
1) Faktor internal
a. Aspek fisiologis, Dalam meningkatkan minat belajar siswa tentunya
tidak lepas aspek fisiologis, dimana kondisi jasmani atau kesehatan
siswa dapat berpengaruh terhadap semangat dan itensitasnya dalam
belajar.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Fatimah selaku guru kelas V:
“kondisi atau kesehatan siswa sangat berpengaruh terhadap minat
belajar siswa, jika siswa itu sedang sakit maka semangat
belajarnyapun menurun, untuk itu bapak sebagai guru selalu
mengingatkan siswa untuk menjaga kesehatan tubuhnya agar
tetap sehat dan semangat dalam belajar, apalagi pada masa covid
sekarang ini siswa diminta untuk belajar dirumah karena untuk
mengurangi angka penyebaran virus.” (wawancara Fatimah, 18
Januari 2021)
b. Aspek psikologis, adalah aspek dalam diri siswa yang terdiri dari
intelgensi, minat, sikap serta motivasi dalam diri siswa.
Sejalan dengan pernyataan diatas Ibu fatimah menyatakan:
“yang menjadi faktor penghambat minatbelajar pada masa covid
ini ialah menurunnya semangat belajar pada siswa dikarenakan
51
siswa harus belajar sendiri dirumah, sehingga membuat siswa
tidak nyaman dengan adanya belajar daring, dan siswa sering
menunda dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
sehingga tugaspun menumpuk, sebagian siswa teralu asyik
bermain game online, bermain sosmed, sehingga membuatnya
malas untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolahnya.”.
(wawancara Ibu fatimah, 18 Januari 2021)
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor dalam diri siswa itu sendiri
berpengaruh dalam meningkatkan minat belajar siswa, untuk itu
perlu semangat dan motivasi yang besar untuk menumbuhkan
minatnya dalam belajar.
2) Faktor eksternal
a. Lingkungan sosial, terdiri dari teman sebaya, keluarga dan
masyarakat sekitar.
Meningkatkan minat belajar siswa pastinya dipengaruhi oleh
lingkungan sosial seperti keluarga, masyarakat dan teman sebaya.
Hal ini dijelaskan oleh ibu Ratnawilis, selaku kepala sekolah:
“Dalam meningkatkan minat belajar siswa tidak terlepas dari
dukungan dan bimbingan orang tua dirumah, setiap menerima
raport kami selalu mengadakan pertemuan wali murid dan
disanalah kami menghimbau kepada para wali murid agar dapat
membantu kami dalam meningkatkan minat belajar siswa,
namun pada masa covid ini untuk pertemuan dengan wali murid
ditunda terlebih dahulu.” (wawancara Ibu Ratnawilis, 12 Januari
2021)
Penjelasan tersebut juga dijelaskan oleh Ibu Fatimah sebagai
wali kelas V:
“Faktor pendukung dalam meningkatkan minat belajar disini
tidak lepas dari dukungan orang tua siswa dirumah, apalagi pada
masa pandemi seperti sekarang ini, keluarga dirumah sangat
berpengaruh dalam peningkatan minat siswa dalam
belajar.”(wawancara Ibu Fatimah, 18 Januari 2021)
Dari ungkapan diatas, dalam meningkatkan minat belajar
siswa tidak lepas dari dukungan orang tua dirumah yang selalu
membimbing dan menasehati anak-anaknya ketika siswa berada
dirumah.
52
Teman sejawat juga berpengaruh dalam meningkatkan minat
belajar, karena seorang siswa akan udah terpengaruh oleh
temannya terutama dalam sikap sosial dalam dirinya, seperti yang
dijelaskan oleh ibu Fatimah:
“Anak yang awalnya memiliki minat belajar yang tinggi bisa
menjadi kurang ketika berteman dengan anak yang minat
belajarnya kurang, seperti anak yang awalnya semangat
dalam belajar ketika berteman dengan temannya yang malas-
malasan diapun jadi ikut-ikutan malas.”(wawancara Guru
kelas v, 18 januari 2021)
Berdasarkan ungkapan diatas, dapat dikatakan bahwa rendah
atau tingginya minat belajar seorang siswa tergantung dari
temannya. Minat siswa yang tinggi dalam belajar akan berubah jika
berteman sama siswa yang minat belajarnya kurng.
b. Lingkungan non sosial, yang terdiri dari waktu belajar, faktor
materi pembelajaran, gedung sekolah dan letaknya, keadaan rumah
serta media pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan Fabran
mengungkapkan:
“selama belajar daring saya terkendala oleh sinyal kak, karena
dirumah saya susah sinyal internetnya dan juga saya sering
kehabisan kuota” (wawancara Fabran siswa kelas V, 24
Febuari 2021)
Sesuai dengan pernyataan bayu kelas V SDN 290 Simpang
Limbur mengatakan bahwa:
“saya kadang tidak mengerti dengan materi yang diberikan dan
sulit bagi saya untuk belajar karena saya harus membantu
orangtua saya” (wawancara siswa kelas V SDN 290 Simpang
Limbur, 24 Febuari 2021).
Sejalan dengan pernyataan diatas Nindi siswa kelas V
mengatakan bahwa:
“saya sering tidak mengerti dengan materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru yang hanya dengan melihat video
pembelajaran saja. Dan tugas yang diberikan guru selama
belajar online terlalu banyak apalagi soal hitung-hitungan itu
saya sering tidak mengerti.” (wawancara Nindi, 20 Januari
2021).
53
Jadi, faktor lingkungan itu sangat berpengaruh sekali terhadap
belajar siswa, apalagi pada masa covid seperti saat ini banyak
sekali hambatan yang dialami oleh siswa dalam belajar.
3. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di SDN 290
Simpang Limbur
Sebagai guru mempunyai upaya untuk meningkatkan minat siswa
dalam belajar, yaitu dengan melakukan beberapa strategi diantaranya
sebagai berikut ini:
Pupuh Fathurrohman dan M.Sobbry dalam bukunya menjelaskan
beberapa strategi yang bisa dilakukan dalam meningkatkan minat siswa
dalam belajar, yaitu:
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa
Diawal pembelajaran, sebaiknya menyampaikan tujuan dari
materi yang akan disampaikan. Karena, Semakin jelas tujuan atau
gamabran pembelajaran itu maka semakintinggi pula minat siswa dalam
belajar. Sejalan dengan pernyataan tersebut Ibu Fatimah wali kelas V
menyatakan bahwa:
“sebelum memulai pembelajaran tentunya bapak menjelaskan
tujuan pembelajaran terlebih dahulu kepada peserta didik, supaya
peserta didik itu memiliki gambaran terhadap apa yang akan
dipelajari pada hari itu.”(wawancara Wali kelas V, 18 Januari
2021).
2. Hadiah
Salah satu cara untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar
yaitu dengan memberikan hadiah. Siswa yang diberikan hadiah adalah
sswa yang berprestasi atau yang bisa menjawab pertanyaan dari guru.
Dengan begitu, akan menarik perhatian siswa yang tidak berprestasi
untuk menyaingi temannya yang diberikan hadiah. Sejalan dengan
pernyataan diatas, Ibu Fatimah mengungkapkan bahwa:
“dikarenakan masa covid ini kami guru tidak bisa memberikan
hadiah kepada siswa, namun hanya bisa memberikan hadiah
melalui ucapan saja kepada siswa misalnya kamu pintar sekali,
54
atau mengucapkan selamat kepada siswa yang mendapatkan
peringkat tiga besar dan lainnya..” (wawancara Guru Kelas V, 18
Januari 2021)
3. Pujian
Memberikan pujian merupakan salah satu bentuk hadiah yang
diberikan kepadasiswa yang aktif serta kepada siswa yang dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Sejalan dengan pernyataan
tersebu guru kelas V Ibu Fatimah, menaytakan bahwa:
“Dengan memberikan pujian. Sebagai guru untuk dapat
memingkatkan minat siswa dalam belajar guru memberikan
pujian kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan
mengatakan kamu pintar sekali Dengan begitu, siswa menjadi
lebih semangat lagi untuk mengikuti pelajaran.”(wawancara Ibu
Fatimah, 18 januari 2021)
Selain itu saat guru bisa juga memotivasi siswa guna untuk
meningkatkan minat belajarnya, untuk memberikan motivasi kepada
siswa guru tidak perlu menunggu waktu luang, namun bisa dilakukan
disela proses pembelajaran berlangsung. Contohnya “anak-anak kelak
kalian harus belajar yang ssetinggi-tingginya ya, dan kalian harus
memiliki cita-cita yang besar, dan menjadi seorang cendekiawan, oleh
karena itu, anak-anak harus belajar dengan sungguh-sungguh, berusaha,
dan jangan putus asa.
4. Metode pembelajaran yang variatif
Meningkatkan minat belajar pada siswa juga dapat dilakukan
dengan penggunaan metode pembelajaran yang variatif. Berdasarkan
wawancara dengan ibu fatimah guru kelas V menyatakanbahwa:
“Penggunaan metode serta media yang variatif dalam
pembelajaran juga dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar
dikelas, jika seorng guru mengajar hanya dengan satu metode saja
maka siswa akan jenuh, misalnya guru hanya menggunakan
metode ceramah saja siswa tersebut akan suntuk dan mengantuk
pada saat belajar, itulah sebabnya seorang guru harus
menggunakan metode yang bervariasi dalam belajar”.
(wawancara Ibu Fatimah, 18 Januari 2021)
5. Media pembelajaran
55
Media pembelajaran memiliki peran penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena dengan adanya media dapat menciptakan
vitualisasi yangjelas, sehingga dapat menghindari pembelajaran yang
monoton. Berdasarkan wawancara Ibu fatimah menyatakan bahwa:
“sama hal nya dengan metode, media juga sangat diperlukan
dalam penjelaran guna untuk meningkatkan minat belajar peserta
didik, apabila guru hanya mengajar lewat buku saja, maka peserta
didik yang diajarkannya pun akan jenuh dan kurang
memahaminya, media yang digunakan bisa berupa wa, vidio
pembelajaran ataupun yang lainnya”. (wawancara guru kelas V,
18 Januari 2021).
Adapun upaya yang dilakukan peserta didik untuk mengatasi
hambatan atau kendala dalam belajar daring, diantaranya: 1)
menghemat kuota 2) bagi siswa yang tinggal diperdesaan terpaksa
belajar diluar untuk mendapatkan sinyal yang bagus, atau menunggu
sinyal lancar untuk mengerjakan tugas 3) harus pintar membagi waktu
untuk belajar dan mengerjakan kegiatan lainnya serta mengurangi
bermain 4) Mencari materi pembelajaran digoogle, serta menanyakan
terkait materi yang tidak dipahami kepada guru, orangtua, kakak
maupun teman. 5) membiasakan diri untuk belajar minimal 2jam sehari.
6) belajar pada malam hari dan membantu orang tua disiang hari 7)
memotivasi diri untuk selalu semangat serta menghilangkan rasa malas
8) mengubah kebiasaan yang buruk, membangun situasi rumah yang
nyaman, dan tetap selalu optimis, berusaha dan berdoa dan 9) segera
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru agar tugas tidak
menumpuk.
Seorang guru harus bisa memahami kendala yang dihadapi oleh
siswa, begipula sebaliknya. Karena sesungguhnya guru mempunyai
banyak kesibukan lainnya diluar jam pembelajaran. Karena itu, untuk
membuat pembelajaran daring bisa seimbang antara guru dan siswa
makanya harus bisa saling memahami antara satu sama lain.
Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh guru selain
melaksanakan pembelajaran daring yaitu mengikuti kegiatan diklat
56
online yang dilakukan oleh Kemendikbud ataupun mengikuti Webinar
yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran daring supaya lebih kreatif dan tidak membosankan bagi
siswa. Beberapa upaya yang saya lakukan untuk mengatasi kendala
pembelajaran daring dan supaya siswa aktif dalam pembelajaran
antaralain :
1. Memberikan tugas yang tidak memberatkan siswa, dan
memberikan rentang waktu satu minggu dalam pengumpulan tugas.
2. Merespon jika ada peserta didik yang bertanya terkait materi
yangtidak dipahami ataupun meminta tugas yang telah terlewat.
3. Langsung merekap daftar hadir dan tugas yang telah dikumpulkan
oleh siswa, sehingga akan tahu antara anak yang rajin dan anak
malas. Karena ada beberapa siswa yang hanya mengisi absen saja
tetapi tidak pernah mengumpulkan tugas, dan untuk siswa seperti
ini harus segera ditindaklanjuti dengan melaporkannya ke wali
kelas atau berkomunikasi dengan orang tua siswa.
4. Selalu mengingatkan dan memotivasi anak didik dengan
memberikan ungkapan yang positif yang bisa membangkitkan
semangat siswa untuk belajar.
5. Memberikan pujian dan ucapan terimakasih kepada siswa yang
selalu merespon dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
6. Memperhatikan siswa yang sudah bebarapa kali tidak aktif dalam
pembelajaran dengan cara mengirim chart kepada siswa secara
langsung sehingga tahu kondisi siswa. Terkadang siswa ada yang
sedang sakit, ada acara keluarga, ada keluarganya yang meninggal,
sedang berada di luar ataupun di rumah neneknya. Dan tetap
mengingatkan supaya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
ketika sudah sehat ataupun sudah ada di rumah.
7. Bagi siswa yang sering terkendala dengan kuota atau jaringan
internet, dipersilahkan untuk mengumpulkan tugasnya ke sekolah.
57
Terkait hal diatas, adapun upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk
meningkatkan kompetensi professional guru dalam meningkatkan minat belajar
siswa di SD Negeri 290 simpang Limbur. Berdasarkan wawancara dengan Ibu
Ratnawilis selaku kepala sekolah, menyatakan sebagai berikut:
“Dalam melakukan pembinaan, saya selaku kepala sekolah menyusun
program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi D III agar
mengikuti penyetaraan S1 sehingga mereka mendapatkan wawasan bagi
guru-guru disini. Untuk meningkatkan kompetensi professional guru disini
yaitu dengan mengikutsertakan guru melalui pelatihan dan seminar serta
mengikutsertakan guru melalui PKG (Pemantapan Kerja Guru) melalui
wadah tersebut para guru diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman
mengenai metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang ditetpkan dalam
kelas dan meningkatkan kesejahteraan guru, karena kesejahteraan guru
merupakan salah satu factor penentu dalam meningkatkan kinerja guru
secara langsung terhadap pendidikan” (wawancara kepala sekolah, 12
januari 2021).
Berdasarkan wawancara diatas dalam meningkatkan kompetensi
professional guru dapat dilakukan dengan mengikutsertakan guru melalui
pelatihan-pelatihan ataupun seminar yang diadakan didalam diknas dan diluar
diknas. Mengikutsertakan guru dalam kegiatan PKG dan meningkatkan
kesejahteraanguru.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan peneliti yang telah dipaparkan pada
pembahasan sebelumnya terkait dengan kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan minat belajar siswa kelas V pada masa covid-19 di SD Negeri
290 Simpang Limbur maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi profesional guru dalam meningkatkan minat belajar siswa
kelas V pada masa covid-19 di SDN 290 Simpang Limbur Kecamatan
Pamenang Barat Kabupaten Merangin. Guru kelas v sudah memiliki dalam
Menguasai bahan pengajaran yang disampaikan saat belajar mengajar,
mengelola program pembelajaran serta mengelola kelas, menilai prestasi
siswa, mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan,
mengenal fungsi program pelayanan bimbingan dan penyuluhan,
mengelola intraksi belajar mengajar dan menggunakan media/sumber
belajar, hanya saja dalam pembelajaran daring guru kurang dalam
menggunakan media pembelajaran, serta kurangnya respon siswa atau
interaksi dalam pembelajaran secara online.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan minat belajar
siswa yaitu dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama, faktor internal
yang terdiri dari aspek fisiologis yang merupakan kondisi jasmani atau
kesehatan siswa dan aspek fisiologis yang merupakan aspek dari dalam
diri siswa yang terdiri dai intelegensi sikap, minat dan motivasi dari dalam
diri siswa itu sendiri. Kedua, faktor eksternal yaitu terdiri dari lingkungan
sosial yang meliputi keluarga, masyarakat dan teman sebaya. Dan
lingkungan non sosial yang terdiri dari gedung sekolah dan letaknya,
materi pembelajaran, dan keadaan rumah.
59
3. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu
dengan menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa, memberikan
hadiah, meberikan pujian, memilih metode pembelajaran yang variatif dan
menggunakan media dalam pembelajaran. Dan upaya guru dalam
meningkatkan kompetensinya dapat dilakukan dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan, PKG, seminar ataupun yang lainnya sehingga dapat
meningkatkan kompetensi professional seorang guru.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi siswa
Hendaknya meningkatkan minatnya untuk mengikuti proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran berjalan dengan baik .
2. Bagi guru
Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik hendaknya guru
mempererat hubungan dan menjalin relasi yang baik dengan siswa-
siswanya sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa-
siswanya.
3. Kepala sekolah
Kepala sekolah hendaknya sering mengadakan peningkatan terhadap
kompetensi professional guru dan dapat mempertahankan lembaga yang
sudah baik menjadi lebih baik lagi dan lebih berkembang dengan memberi
dukungan dan minat serta menyediakan sarana dan prasarana yang
lengkap demi kepentingan pembelajaran.
C. Penutup
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang selalu memberikan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini walaupun masih jauh dari kata sempurna.
60
Penulis menyadari bahwa, meskipun dalam penulisan dan penyusunan
skripsi ini telah selesai dan penulis berusaha semaksimal mungkin, namun
hasilnya tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan, hal yang demikian
semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis
miliki, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Rasa terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada semya
pihak yang telah ikut serta berperan dan membantu dengan keikhlasan untuk
kesempurnaan skripsi ini. Dan teriring do’a semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian skripsi semoga amal baiknya tersebut mendapat
balasan dari Allah SWT dan penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin Ya
Rabbal’alaamiin.
61
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2008. Depertemen Agama RI. Bandung:
Diponegoro
A. A. Musyaffa, dkk. 2020. Kapita Selekta Pendidikan Dari Makna Sampai
Analisis. Bandung: CV Oman Publishing.
Abdorrakhman Ginting. 2014. Esensi Praktis Be;ajar dan Pembelajaran.
Bandung: Humaniora
Arifin. M & Barnawi. 2015. Micro Teaching. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Asep Jihad, Suyanto. 2013. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan
Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Globalisasi. Jakarta: Erlangga.
Basri Hasan. 2012. Kapita Selekta Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Buku Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 2018.
Burgin Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Djali. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Fathurohman Pupuh, M. Sobbry Sutino. 2009. Strategi Belajar Mengajar dan
Strategi mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman
Konsep umum dan Konsep Islami. Bandung: PT. Refika Aditama.
Gunawan. 2015. Metode Penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Hakim Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima.
Janawi. 2012. Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta
Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press
Musfah Jejen. 2012. Peningkatan Kompetensi Guru : Melalaui Pelatihan dan
Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja rosda karya.
Rusman. 2013. Seri Manajemen Bermutu Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
PT Alfabeta.
Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Guru Professional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi
dan Kompetensi Guru). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Yamin Martinus, 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Prasa Press.
Jurnal:
Jailani, M. Syahran. 2014. Guru Profesional dan Tantangan Dunia Pendidikan.
Jurnal Al-Ta’lim: Volume 21. Nomor 1.
Jailani, M. Syahran. 2016. Komitmen Profesionalisme Guru Bersertifikasi Dalam
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar: Volume 9.
Nomor 1.
Jailani, M.Syahran dan Abdul Hamid. 2016. Pengembangan Sumber Belajar
Berbasis Karakter Peserta Didik (Ikhtiar optimalisasi Proses
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)). Jurnal Pendidikan Islam:
Vol. 10. Nomor 2.
Internet:
https://pintek.id/blog/minat-belajar-siswa/
Karya Ilmiah:
Nuraidah. (2013). Kompetensi Profesional Guru Untuk Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sei Agul Medan. Jurnal
Program Studi Pendidikan Islam Program Pascasarjana Institut Agama
Islam Negeri Sumatera Utama Medan.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Proposal Skripsi:
“Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada
Masa Covid-19 Di Sekolah dasar Negeri 290 Simpang Limbur Kecamatan
Pamenang Barat Kabupaten Merangin“
A. Observasi
1. Mengamati bagaimana kompetensi profesional guru dalam meningkatkan
minat belajar siswa pada masa covid-19 di SD Negeri 290 Simpang
Limbur.
2. Mengamati apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
meningkatkan minat belajar siswa pada masa covid-19 di SD Negeri 290
Simpang Limbur.
3. Mengamati bagaimana upaya guru dalam meningkatkan minat belajar
siswa pada masa covid-19 di SD Negeri 290 Simpang Limbur.
B. Wawancara
1. Kepala Sekolah
a. Bagaimana sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang
Limbur.
b. Berapa jumlah siswa Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur?
c. Latar pendidikan guru di Sekolah Dasar Negeri 290 Simpang Limbur?
d. Bagaimana kompetensi profesional guru di Sekolah dasar Negeri 290
Simpang Limbur?
e. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan minat
belajar siswa pada masa covid?
f. Bagaimana upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk meningkatkan
minat belajar siswa pada masa covid-19?
2. Guru
a. Bagaimana persiapan bapak/ibu guru dalam mengajar terkait dengan
materi yang akan diberikan kepada siswa?
b. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menyampaikan materi dikelas?
c. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola kelas dalam kegiatan belajar-
mengajar?
d. Didalam proses belajar mengajar media/sumber apa yang bapak/ibu
guru gunakan?
e. Bagaimana cara bapak/ibu guru dalam menerapkan landasan-landasan
pendidikan dan kegiatan pendidikan.
f. Bagaimana hubungan komunikasi bapak/ibu dalam mengelola interaksi
belajar-mengajar dikelas?
g. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menilai prestasi siswa?
h. Bagaimana cara bapak/ibu guru dalam menerapkan fungsi program
layanan bimbingan penyuluhan dalam kegiatan belajar
i. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menerapkan hasil penelitian dalam
kegiatan belajar mengajar?
j. Bagaimana cara bapak/ibu membuat peserta didik senang dan suka
dalam mengikuti pembelajaran.
k. Bagaimana cara bapak/ibu membuat siswa tertarik dalam mengikuti
pembelajaran ?
l. Bagaimana cara bapak/ibu membuat perhatian siswa tetap fokus
didalam proses pembelajaran yang diampu?
m. Bagaimana cara bapak/ibu dalam melibatkan siswa didalam proses
pembelajaran?
n. Bagaimana cara bapak/ibu dalam meningkatkan minat belajar siswa?
o. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan minat
belajar siswa?
p. Apa saja kendala dalam meningkatkan minat belajar siswa pada masa
covid-19?
q. Bagaimana upaya bapak/ibu dalam meningkatkan minat belajar siswa
pada masa covid-19?
3. Siswa
a. Kenapa kamu senang dan suka dalam mengikuti pembelajaran dikelas?
b. Kenapa kamu tertarik dalam mengikuti pembelajaran dikelas?
c. Kenapa kamu perhatian dan konsentrasi dalam mengikuti proses
pembelajaran?
d. Apa yang mendorong kalian untuk selalu terlibat didalam proses
pembelajaran?
e. Apa saja kendala yang kamu alami dalam pembelajaran pada masa
covid-19?
C. Dokumentasi
1. Gambaran umum sekolah
2. Struktur organisasi
3. Keadaan pendidik, tenanga pendidik, dan siswa.
4. Keadaan sara dan prasarana
5. Visi dan misi sekolah
DOKUMENTASI
Gerbang sekolah SD N 290 Simpang Limbur
Wawancara dengan Kepala Sekolah
foto bersama kepala sekolah dan Ibu Maryam (Guru)
Foto bersama Bapak Isa (Guru)
Wawancara dengan Siswa (Nindi kelas V)
Wawancara dengan siswa (Taufiq kelas V)
Wawancara dengan beberapa siswa secara online
Rizki (siswa kelas V) Fabran (siswa kelas V)
Bayu (Kelas V) Wawancara Ibu Fatimah (Guru Kelas V)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Yenny Handirasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Sarolangun, 26 September 1999
Alamat : Merangin
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Email : [email protected]
No. Kontak : 085283038972
Pengalaman - Pengalaman Pendidikan Formal:
1. SD Negeri 11/VIII Muara Tebo (2011)
2. SMP Negeri 1 Muara Rupit (2014)
3. SMK Negeri 9 Merangin (2017)
Pengalaman Organisasi:
1. LDK Al-Uswah
2. Anggota BPH PGMI tahun 2019
Motto Hidup : “Selalu ada harapan bagi orang yang berdo’a dan selalu ada jalan
bagi orang yang berusaha”.
Jambi, April 2021
Penulis
Yenny handirasari
Nim. 204172751