Makalah Gol Darah

18
PENDAHULUAN Pewarisan sifat dari orang tua kepada anaknya, tidak diwariskan secara spontan. Melainkan membutuhkan suatu proses yang terjadi di dalam tubuh. Tepatnya di dalam DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang berada di kromosom. Sifat dari orang tua ke anaknya diwariskan melalui DNA karena DNA memiliki fungsi utama, yaitu sebagai pembawa materi genetik. Pada kehidupan sehari-hari, kita sangat sering menemui kasus mengenai pewarisan sifat dari orang tua kepada anaknya yang sangat rumit dan membingungkan. Bahkan tidak jarang ada kasus dimana si orang tua tidak yakin apakah memang benar ia adalah orang tua kandung sang anak. Oleh sebab itu, akan sangat menarik untuk membahasnya lebih dalam agar semakin banyak orang yang mengetahuinya. Di sini, akan dibahas mengenai pewarisan sifat dalam sisi golongan darah yang mencakup DNA, fenotip, genotip, jenis-jenis golongan darah dan hukum-hukum yang mendasari pewarisan sifat misalnya hukum mendel. Hukum mendel bisa digunakan karena pada hukum mendel terjadi persilangan. Dari persilangan tersebut kita dapat mengetahui banyak hal. Dalam hukum ini juga akan dibahas mengenai pohon keluarga. Dimana pada pohon keluarga ini, kita akan bisa mengetahui siapa nenek moyang kita dan tentunya keluarga besar kita. 1

description

bahan blok4

Transcript of Makalah Gol Darah

PENDAHULUANPewarisan sifat dari orang tua kepada anaknya, tidak diwariskan secara spontan. Melainkan membutuhkan suatu proses yang terjadi di dalam tubuh. Tepatnya di dalam DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang berada di kromosom. Sifat dari orang tua ke anaknya diwariskan melalui DNA karena DNA memiliki fungsi utama, yaitu sebagai pembawa materi genetik.Pada kehidupan sehari-hari, kita sangat sering menemui kasus mengenai pewarisan sifat dari orang tua kepada anaknya yang sangat rumit dan membingungkan. Bahkan tidak jarang ada kasus dimana si orang tua tidak yakin apakah memang benar ia adalah orang tua kandung sang anak. Oleh sebab itu, akan sangat menarik untuk membahasnya lebih dalam agar semakin banyak orang yang mengetahuinya.Di sini, akan dibahas mengenai pewarisan sifat dalam sisi golongan darah yang mencakup DNA, fenotip, genotip, jenis-jenis golongan darah dan hukum-hukum yang mendasari pewarisan sifat misalnya hukum mendel. Hukum mendel bisa digunakan karena pada hukum mendel terjadi persilangan. Dari persilangan tersebut kita dapat mengetahui banyak hal. Dalam hukum ini juga akan dibahas mengenai pohon keluarga. Dimana pada pohon keluarga ini, kita akan bisa mengetahui siapa nenek moyang kita dan tentunya keluarga besar kita.

DNA (Deoxyribo Nucleic Acid)DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) merupakan molekul yang membawa informasi genetik yang terletak di dalam sel. Tepatnya berada di dalam kromosom yang terletak didalam inti sel. Ketika sel membelah menjadi dua (mitosis), DNA akan terbagi pula sama banyaknya pada setiap sel anak. Di dalam DNA terdapat gen yang mengandung informasi genetik yang akan diturunkan kepada keturunan selanjutnya. Di dalam DNA seluruhnya mengandung materi genetik.1 DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenina (A), sitosina (C dari cytosine), guanina (G), dan timina (T).2DNA memiliki fungsi tersendiri yaitu sebagai sumber informasi untuk sintesis semua molekul protein dalam sel ataupun organisme, molekul DNA berperan sebagai template (tempat cetakan) untuk proses transkripsi informasi ke RNA, dan menyediakan informasi yang diturunkan ke generasi selanjutnya dengan melakukan replikasi.1Replikasi DNA selalu dimulai di sisi khusus DNA yang disebut asal replikasi (replication origins). DNA kromosom eukariot yang sangat panjang mempunyai asal replikasi ganda, yang memungkinkan DNAnya direplikasi dalam waktu lama. DNA yang lebih kecil (mitokondria, kloroplas, DNA virus pada hewan dan tanaman) mempunyai asal replikasi tunggal. DNA yang membentuk satuan untuk replikasi lengkap sering disebut replikon. Replikasi DNA dalam kromosom eukariot berlangsung pada kecepatan sekitar 50 nukleotida per detik, dalam bakteri sekitar 500 nukleotida per detik. Replikasi DNA berlangsung dengan menggunakan komponen komponen sebagai berikut : DNA polimerase yaitu enzim yang mengatalis pemanjangan rantai nukleotida satu dengan yang lainnya; deoksiribonukleosida trifosfat berupa dATP, dTTP, dGTP, dCTP ; protein pembentang dan 20 protein enzim lainnya atau sistem replikasi DNA atau replisoma (fungsi kompleks); DNA ligase yang mengatalis reaksi penyambungan fragmen fragmen hasil polimerasasi; DNA template ; dan DNA primer (DNA pengawal untuk sintesis DNA baru).Proses sintesis DNA terjadi secara semi-konservatif. Pada dasarnya proses ini terdiri dari beberapa tahap reaksi, yaitu tahap pembukaan DNA untai-ganda superkoil, tahap sintesis oligonukleotida primer, pemanjangan rantai DNA arah 5-3, pelepasan primer, penyambungan fragmen DNA baru, dan pembentukan ikatan fosfodiester.Tahap pembukaan DNA untai ganda dikatalis oleh 3 macam enzim, yaitu helikase yang mengkatalis pembukaan bagian DNA yang kedua untainya terpisah (garpu replikasi), enzim heliksdestabilizing protein atau single-stranded DNA-binding(SSB) yang berfungsi menjaga basa basa pada untai tunggal agar tidak berpasangan dengan yang lain, dan enzim DNA girase yang mengatalis pembukaan heliks ganda sebelum proses replikasi dimulai. Ketiga enzim tersebut bekerja sama untuk membentuk DNA untai tunggal. Transkripsi DNA merupakan proses pembentukan RNA dari DNA sebagai cetakan. Proses transkripsi menghasilkan mRNA, rRNA dan tRNA. Pembentukan RNA dilakukan oleh enzim RNA polymerase. Proses transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu :1. Inisiasi : enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga pengikatan RNA polymerase terjadi pada tempat tertentu yaitu tepat didepan gen yang akan ditranskripsi. Tempat pertemuan antara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut promoter. Kemudian RNA polymerase membuka double heliks DNA. Salah satu utas DNA berfungsi sebagai cetakan.2. Elongasi : Enzim RNA polymerase bergerak sepanjang molekul DNA, membuka double heliks dan merangkai ribonukleotida ke ujung 3 dari RNA yang sedang tumbuh. 3. Terminasi : terjadi pada tempat tertentu. Proses terminasi transkripsi ditandai dengan terdisosiasinya enzim RNA polymerase dari DNA dan RNA dilepaskan.mRNA pada eukariota mengalami modifikasi sebelum ditranslasi, sedangkan pada prokariota misalnya pada bakteri, mRNA merupakan transkripsi akhir gen. mRNA yang baru ditranskrip ujung 5nya adalah pppNpN, dimana N adalah komponen basa-gula nukleotida, p adalah fosfat. mRNA yang masak memiliki struktur 7mGpppNpN, dimana 7mG adalah nukleotida yang membawa 7 metil guanine yang ditambahkan setelah transkripsi. Pada ujung 3 terdapat pNpNpA(pA)npA. Ekor poli A ini ditambahkan berkat bantuan polymerase poli (A). tetapi mRNA yang menyandikan histon, tidak memiliki poli A.Hasil transkripsi merupakan hasil yang memiliki intron (segmen DNA yang tidak menyandikan informasi biologi) dan harus dihilangkan, serta memiliki ekson yaitu ruas yang membawa informasi biologis. Intron dihilangkan melalui proses yang disebut splicing. Proses splicing terjadi di nukleus.Splicing dimulai dengan terjadinya pemutusan pada ujung 5, selanjutnya ujung 5 yang bebas menempelkan diri pada suatu tempat pada intron dan membentuk struktur seperti laso yang terjadi karena ikatan 5-2fosfodiester. Selanjutnya tempat pemotongan pada ujung 3 terputus sehingga dua buah ekson menjadi bersatu.tRNA adalah molekul adaptor yang membaca urutan nukleotida pada mRNA dan mengubahnya menjadi asam amino. Struktur molekul tRNA adalah seperti daun semanggi yang terdiri dari 5 komponen yaitu1. Lengan aseptor: merupakan tempat menempelnya asam amino, 2. Lengan D atau DHU: terdapat dihidrourasil pirimidin, 3. Lengan antikodon: memiliki antikodon yang basanya komplementer dengan basa pada mRNA 4. Lengan tambahan 5. Lengan TUU: mengandung T, U dan CPada prokariota yang terdiri dari satu ruang, proses transkripsi dan translasi terjadi bersama-sama. Translasi merupakan proses penerjemahan kodon-kodon pada mRNA menjadi polipeptida. Dalam proses translasi, kode genetic merupakan aturan yang penting. Dalam kode genetic, urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga - tiga. Setiap gugus tiga disebut kodon. Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodon yang terdapat pada tRNA.Mekanisme translasi adalah:1. Inisiasi. Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA. Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5-AGGAGGU-3, sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung (7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin. Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri, metionin diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA-Nformil metionin disebut kompleks inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor. 2. Elongation. Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah . Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRNA-Nformil metionin. Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino. Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti sebelumnya. 3. Terminasi. Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA, UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodon yang sesuai. Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaska rantai polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi sub unit kecil dan besar.

Genotip dan FenotipSeperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, orang tua dapat mewariskan karakternya dengan bantuan DNA sebagai pembawa materi genetik yang akan diturunkan ke generasi selanjutnya. Dalam pewarisan sifat ini, dikenal dua istilah yaitu genotip dan fenotip. Istilah genotip dan fenotip ini muncul untuk memahami antara gen dan lingkungannya terhadap organisme. Suatu organisme dikatakan mirip atau menyerupai induknya karena adanya beberapa persamaan ciri-ciri yang dapat dilihat.3 Informasi genetik yang disimpan di dalam DNA selamanya akan disimpan jika memang tidak diekspresikan dalam bentuk protein. Molekul protein yang terbentuk untuk selanjutnya akan menjadi ciri-ciri yang dapat dilihat, baik dalam bentuk protein itu sendiri maupun alternatifnya bersama faktor-faktor lain.3 Dalam kaitan ekspresi ciri-ciri ini, bila suatu ciri-ciri masih diekspresikan dalam perangkat genetiknya, maka ciri-ciri ini disebut genotip. Tetapi apabila genotip ini sudah diekspresikan dalam bentuk suatu molekul protein dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, maka ciri-ciri ini menjadi suatu penampilan atau fenotip.3 Organisme termasuk dalam satu genotip yang sama apabila mereka memiliki seperangkat gen yang sama. Sementara itu, organisme dapat dikatakan dalam satu fenotip apabila mereka memiliki beberapa persamaan ciri-ciri yang ditampilkan.3Jadi, genotip memberikan seperangkat komplit gen yang diwariskan oleh suatu individu, sedangakan fenotip memberikan semua aspek morfologi, fisiologi, perilaku dan hubungan ekologis individu. 3Dari batasan tersebut, sebenarnya tidak ada dua individu yang memiliki fenotip sama karena pastinya ada perbedaan walau sedikit. Perlu diperhatikan disini adalah adanya perbedaan penting antara genotip dan fenotip. Genotip pada dasarnya adalah ciri-ciri yang telah melekat pada individu yang akan tetap konstan sepanjang hidup dan tidak akan berubah karena pengaruh lingkungan. Sementara itu, fenotiip umumnya berubah selama kehidupan individu dengan arah perubahan sebagai fungsi pengaruh lingkungan yang dialami oleh individu.3Contoh genotip adalah pada wanita berkulit putih (PP) dan kemudian terpapar oleh sinar matahari maka kulitnya menjadi berwarna gelap (fenotip).

Jenis Golongan DarahTubuh manusia sebagian besar terdiri atas darah, dan jika kita mengalami kecelakaan atau hal lainnya yang menyebabkan banyak darah yang keluar dari dalam tubiuh kita, maka kita akan mengalami kekurangan darah yang dapat menyebabkan kematian. Namun setiap orang memiliki golongan darah yang berbeda-beda, sehingga golongan darah merupakan satu faktor yang penting. Terdapat empat sistem penentuan golongan darah, yaitu :1. Sistem ABOSistem ABO ditemukan tahun 1900 oleh ahli patologi kelahiran Australia, Karl Landstainer, merupakan sistem yang sangat penting bagi bank darah dan ilmu kedokteran transfusi.4Antigen-antigen utamanya adalah A dan B. sedangkan antibodi utamanya adalah anti A dan anti B. Gen-gen yang menentukan ada tidaknya aktivitas A atau B terletak di kromosom nomor sembilan.4 Golongan darahAntigenAntibodiGenotip

AAAnti BiAiAiAi

BBAnti AiBiBiBi

AB (resipien universal)A dan BTidak adaiAiB

O (donor universal)Tidak adaAnti A dan Bii

Tabel 1. Penggolongan darah5

2. O BombaySelain keenam fenotip yang disebutkan diatas, dalam sistem golongan darah ABO diketemukan juga fenotip yang jarang terjadi. Hal ini dijumpai pada pemeriksaan terhadap berbagai populasi yang ditemukan tahun 1957.3O Bombay termasuk dalam kelompok alel jarang adalah subgroup golongan A dan B yang dijumpai dalam frekuensi yang sangat sedikit.3Individu yang bergolongan darah O Bombay, eritrositnya tidak digumpalkan oleh antigen A, antigen B maupun antigen H. Genotipnya adalah hhAA atau hhAO, hhBB atau hhBO, hhAB, hhOO.1

3. Sistem MNPenggolongan drah menurut sistem MN ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1927. Menurutnya, terdapat tiga golongan darah yaitu M, MN dan N. 3Ketiga golongan darah ini tidak membentuk zat antibodi, karena itu jika dilakukan transfusi darah antara ketiga golongan darah tersebut tidak akan terjadi penggumpalan. Akan tetapi bila antigen itu disuntikan dalam tubuh kelinci, tubuh kelinci akan membentuk antibodi untuk menggumpalkan antigen M maupun N sehingga terjadi aglutinasi.3 Oleh karena itu, bila serum kelinci mengandung antibodi tersebut disuntikan ke dalam tubuh manusia, barulah menimbulkan aglutinasi. Untuk menguji golongan darah sistem ini, digunakanlah antiserum kelinci.3Jika diadakan tes dengan serum anti M terjadi aglutinasi, sementara dengan anti N tidak terjadi aglutinasi maka golongan darahnya M. Jika di lakukan tes dengan serum anti M dan N menggumpal semua, maka golongan darahnya MN.3Golongan darahAntigenAntibodiGenotip

MMNLMLM

NNMLNLN

MNMNTidak adaLMLN

Tabel 2. Penggolongan darah sistem MN5Jika seorang ayah bergolongan darah MN, ibu bergolongan darah M maka anak-anaknya memiliki genotip :GametLMLN

LMLMLMLMLN

LMLMLMLMLN

Tabel 3. Keturunan5

4. Sistem RhesusSistem rhesus ini ditemukan oleh Landstainer dan A.S. Weiner pada tahun 1940 menemukan adanya antigen tertentu dalam eritrosit Macacus rhesus (sejenis kera india). Ternyata, beberapa sampel darah manusia ada yang memiliki antigen tersebut dan ada yang tidak memiliki. Jadi dikenal ada dua golongan darah, yaitu :31. Rh+ darahnya mengandung antigen rhesus2. Rh- darahnya tidak mengandung antigen rhesusGolongan darah Rh+, genotipnya Rh Rh dan Rh rh. Sedangkan golonmgan darah Rh- genotipnya adalah rhrh.3Jika dilakukan transfusi darah dari donor yang bergolongan Rh+ kepada orang yang bergolongan darah Rh- maka akan merangsang pembentukan antibodi Rh+. Apabila dikemudian hari resipien tersebut mendapat transfusi darah Rh+ untuk yang kedua kalinya maka akan terjadi aglutinasi (penggumpalan) yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini terjadi karena antibodi Rh+ yang terbentuk tadi akan menggumpalkan antigen Rh+. Tetapi jika orang bergolongan darah Rh+ menerima darah dari donor Rh- tidak akan menimbulkan penggumpalan darah karena orang yang bergolongan darah Rh+ tidak memiliki antibodi Rh-.3Berkaitan dengan golongan darah rhesus ada satu peristiwa ketidaksesuaian antara darah ibu dan darah fetus yang disebut dengan maternal foetal incompability yaitu jika ibu bergolongan darah Rh-, kandungannya yang pertama Rh+ bayi masih bisa selamat, tetapi pada saat itu, di dalam darah ibu secara perlahan-lahan terbentuk antibodi Rh+ yang menyebabkan masuknya eritrosit fetus ke dalam darah ibu melalui plasenta. Antibodi Rh+ yang terbentuk dalam darah ibu ini akan beredar di dalam darah ibu. Jika ibu tersebut mengandung yang kedua bergolongan Rh+ maka antibodi Rh+ akan menggumpalkan antigen Rh+ dari darah janin. Keadaan ini menyebabkan erythroblastosis foetalis yaitu anemia yang parah, sebab dalam janin tidak terbentuknya eritrosit yang matang yang disebut dengan eritroblas. Jika tidak segera mendapatkan transfusi darah, janin akan meninggal. Bayi ini memiliki ciri-ciri tubuhnya menggembung, hati dan limpa membengkak, kulit berwarna kuning karena banyak cairan empedu dalam darah yang berasal dari perombakan eritroblas dalam hati.3Untuk penurunan darah sistem rhesus , sama seperti sistem yang lain. Misalnya ayah bergolongan Rh- dan ibu bergolongan Rh+ maka kemungkinan fenotip anak-anaknya :3

Kemungkinan 1 P1 :rhrh x RhRhF1 : RhrhKemungkinan 2 P1 :rhrh x RhRhF1 : Rhrh,Rhrh,rhrh,rhrh

Hukum Dasar Pewarisan SifatPada dasarnya pewarisan sifat dari orang tua kepada anaknya diatur dalam dua hukum yaitu, hukum Mendel 1 dan hukum Mendel 2.Hukum Mendel 1Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel. Dan menghasilkan rasio 3 : 16 Hukum Mendel yang pertama berbunyi bahwa dua anggota dari pasangan gen terpisah (segregasi) masing-masing ke dalam gamet, maka setengah gamet membawa satu anggota dari pasangan gen dan setengah gamet lainnya membawa satu anggota dari pasangan gen yang lainnya.1Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:61. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya r), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tertua jantan (misalnya ww) dan satu dari tetua betina (misalnya ww).3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

Hukum Mendel 2Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Yang menghasilkan rasio 9 : 3 : 3 : 16 Hukum kedua Mendel berbunyi bahwa selama proses pembentukan gamet, segregasi pada alel-alel dalam satu gen adalah berdiri sendiri dari proses segregasi alel-alel dari gen yang lainnya.1 Namun pada kenyataannya, hukum ini hanya dapat diterapkan pada gen-gen yang terpisah dari kromosom, atau terdapat dalam kromosom yang sama. 1

KESIMPULANDNA (Deoxyribo Nucleic Acid) merupakan molekul yang membawa informasi genetik yang terletak di dalam sel. Tepatnya berada di dalam kromosom yang terletak didalam inti sel. Ketika sel membelah menjadi dua (mitosis), DNA akan terbagi pula sama banyaknya pada setiap sel anak. Di dalam DNA terdapat gen yang mengandung informasi genetik yang akan diturunkan kepada keturunan selanjutnya. Di dalam DNA seluruhnya mengandung materi genetik.1 Genotip memberikan seperangkat komplit gen yang diwariskan oleh suatu individu, sedangakan fenotip memberikan semua aspek morfologi, fisiologi, perilaku dan hubungan ekologis individu. 3 Contoh genotip adalah pada wanita berkulit putih (PP) dan kemudian terpapar oleh sinar matahari maka kulitnya menjadi berwarna gelap (fenotip).Terdapat empat jenis golongan darah yaitu sistem ABO (Antigen-antigen utamanya adalah A dan B. sedangkan antibodi utamanya adalah anti A dan anti B. Gen-gen yang menentukan ada tidaknya aktivitas A atau B terletak di kromosom nomor sembilan.)4 , O Bombay (eritrositnya tidak digumpalkan oleh antigen A, antigen B maupun antigen H), sistem MN (diadakan tes dengan serum anti M terjadi aglutinasi, sementara dengan anti N tidak terjadi aglutinasi maka golongan darahnya M. Jika di lakukan tes dengan serum anti M dan N menggumpal semua, maka golongan darahnya MN), dan sistem rhesus (Rh+ dan Rh-). Pada dasarnya pewarisan sifat dari orang tua kepada anaknya diatur dalam dua hukum yaitu, hukum Mendel 1 (bahwa dua anggota dari pasangan gen terpisah (segregasi) masing-masing ke dalam gamet, maka setengah gamet membawa satu anggota dari pasangan gen dan setengah gamet lainnya membawa satu anggota dari pasangan gen yang lainnya) dan hukum Mendel 2 (Hukum kedua Mendel berbunyi bahwa selama proses pembentukan gamet, segregasi pada alel-alel dalam satu gen adalah berdiri sendiri dari proses segregasi alel-alel dari gen yang lainnya).

DAFTAR PUSTAKA1. Hartono B, Priastini R, Hudyono J, Dewajanthi AM, Winarsi, Timotius KH dkk. Dasar biologi sel 2. Jakarta : Fakultas Kedokteran UKRIDA ; 20122. DNA. 12 Januari 2012. Diunduh dari : http://id.wikipedia.org/wiki/DNA. 17 Januari 20123. Sofro ASM. Keanekaragaman genetik. Yogyakarta : Andi Offset ; 2004.h.20-94. Hartono A. Kamus keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2002.h.55-65. Pendit BU, Wulandari D. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2004..h.2366. Hukum pewarisan mendel. 20 Desember 2011. Diunduh dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_Mendel. 17 Januari 2012

1