Laporan Gol Darah

15
PERCOBAAN I PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS 1.Tujuan percobaan: Untuk mengetahui dan mempelajari cara pengujian golongan darah dan rhesus serta variasi golongan darah masing- masing. 2. teori singkat: Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Darah perlu digolongkan untuk banyak kepentingan, khususnya untuk transfusi darah. Landsteiner menemukan pada tahun 1901, bahwa darah manusia yang ditransfusikan ke manusia lain dapat inkompatibel, dan menimbulkan aglutinasi (si penerima darah terlihat syok dan ikterik / kuning). Transfusi dengan darah yang inkompatibel antara donor dan resipien

Transcript of Laporan Gol Darah

Page 1: Laporan Gol Darah

PERCOBAAN I

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS

1.Tujuan percobaan:

Untuk mengetahui dan mempelajari cara pengujian golongan darah dan rhesus serta

variasi golongan darah masing-masing.

2. teori singkat:

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada

atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini

disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran

sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah

penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis

antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari

golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang

berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Darah perlu digolongkan untuk banyak kepentingan, khususnya untuk transfusi darah.

Landsteiner menemukan pada tahun 1901, bahwa darah manusia yang ditransfusikan ke

manusia lain dapat inkompatibel, dan menimbulkan aglutinasi (si penerima darah terlihat

syok dan ikterik / kuning). Transfusi dengan darah yang inkompatibel antara donor dan

resipien (penerima) dapat berakibat fatal. Selain itu, golongan darah dapat bermanfaat untuk

kepentingan forensik dan penentuan ayah sebagai metode penentuan paling sederhana

(walaupun metode ini sekarang sudah tergeser perannya dengan tes DNA di negara-negara

maju). Landsteiner mulanya menemukan 3 golongan darah saja pada tahun 1900, yaitu A,B,

dan O. Golongan AB baru ditemukan 2 tahun kemudian, itu pun oleh Decastrello dan Sturli

(bukan oleh Landsteiner!). Atas penemuannya ini, Landsteiner mendapat hadiah Nobel di

bidang kedokteran dan medis pada tahun 1930.

 

Page 2: Laporan Gol Darah

Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit, yang

disebut juga sebagai aglutinogen.

Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun dari 1 molekul

fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil

glukosamin.

Golongan darah B memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda

dengan antigen A, di mana antigen ini tersusun dari molekul N-asetil galaktosamin

digantikan oleh 1 molekul galaktosa.

Golongan darah AB memiliki dua macam antigen permukaan, yang merupakan

kombinasi dari antigen A dan antigen B.

Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun

terbukti bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan

eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2

molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan

darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa diterima.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung

dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di

permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam

serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat

menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Page 3: Laporan Gol Darah

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah

merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.

Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari

orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan

B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang

dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan

darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan

darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan

darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah

ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-

negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di

beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A

lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan

keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang

dijumpai di dunia.

Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan

faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui

memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki

faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang

memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah

Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan

darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A

lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah

Page 4: Laporan Gol Darah

B. Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor

dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap

antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang

pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat

kehamilan.

Sistem Rhesus terdiri atas bermacam-macam antigen. Orang-orang dengan eryhtrosit

yang mengandung antigen D disebut Rh positif atau Rh (+) sedangkan mereka yang tidak

mempunyai antigen D disebut Rh negatif, tanpa menghiraukan ada tidaknya jenis antigen

sistem Rhesus yang lain. Karena antigen D merupakan yang paling mudah merangsang

pembentukan antibodi maka antigen D lah yang pertama-tama harus dicari.Antigen lain

adalah seperti C, E, c dan e.

Beda rhesus darah antara  ibu dengan janin bisa berakibat fatal bagi janin.

Sehingga penting untuk mengenal rhesus darah.

Ada tidaknya antigen (karbohidrat dan protein) dalam sel darah kita.

Itulah yang membedakan rhesus positif dan rhesus negatif. Disebut positif jika

ada antigen dalam darah kita, dan bila tak ada disebut rhesus negatif. Kabar

baiknya, orang Indonesia yang termasuk ras Asia, kebanyakan dengan rhesus

positif. Di seluruh dunia ini, hanya sedikit orang yang memiliki rhesus negatif,

sehingga bila memerlukan donor darah agak sulit. Rhesus negatif umumnya

dijumpai pada orang-orang yang mempunyai garis keturunan Kaukasian

(berkulit putih).

Menikah beda rhesus. Masalah akan timbul bila Anda memiliki rhesus

negatif kemudian menikah dengan pria yang memiliki rhesus positif. Ketidak

samaan ini bisa jadi cikal bakal ketidakcocokan rhesus yang sangat berbahaya

bagi bayi. Kehadiran janin di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi jika

rhesuf janin tidak sama dengan rhesus ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi

dengan merangsang sel darah merah berupa zat antibodi/antirhesus untuk

melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘bendaa sing’ tersebut (janin). Inilah

yang menimbulkan anti rhesus (penghancuran sel arah merah) atau hemolitik.

Page 5: Laporan Gol Darah

Kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin dlam rahim, atau jika lahir

menderita hati yang bengkak, anemia, kuning (jaundice), dan gagal jantung.

Bahaya di Kehamilan Kedua.

Perbedaan rhesus antara ibu dan janin tak terlalu berbahaya pada kehamilan

pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat antirhesus atau antibodi pada

kehamilan pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat antirhesus atau

antibodi pada kelahiran pertama sangat kecil. Kalaupun sampai terbentuk,

jumlahnya tidak banyak, sehingga bayi pertama dapat lahir sehat.Pembentukan

zat antirhesus baru benar-benar dimulai pada saat proses persalinan (atau

keguguran) kehamilan pertama. Saat plasenta lepas, pembuluh-pembuluh

darah yang menghubungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus.

Akibatnya, sel-sel darah merah bayi dapat masuk ke dalam jumlah yang lebih

besar. Selanjutnya, 48-72 jam setelah  persalinan atau keguguran, tubuh ibu

dirangsang lagi untk memproduksi zat antibodi/antirhesus lebih banyak lagi.

Kelak saat ibu mengandung lagi, zat antibodi/antirhesus di tubuh ibu akan

menembus plasenta dan menyerang sel darah merah janin.

Produksi antibodi ini sama seperti produksi antibodi pada umumnya bila ada

zat asing masuk dalam tubuh. Sekali ada makhluk asing yang sudah dikenali,

maka antibodi akanmelindungi ibu agar bila zat asing itu muncul kembali,

tubuh ibu dapat menyerang dan menghancurkannya. Proses ini terjadi demi

keselamatan ibu sendiri. Namun, kadar antibodi atau antirhesus pada setiap ibu

tidak sama. Ada yang rendah, ad ayang tinggi. Yang gawat, bila antibody

kadarnya tinggi. Dalam kondisi ini, janin harus dipantau dengan alat

ultrasonografi. Dokter akan memanatu masalah pad apernapasan dan

peredaran darah, cairan paru-paru, atau pembesaran hati, yang merupakan

gejala-gejala penderitaan bayi akibat rendahnya sel darah merah. Kadang-

kadang lalu diputuskan persalinan lebih dini, sejauh usia janin sudah cukup

kuat untuk dibesarkan di luar rahim.

Ayah Rh + Ayah rh -

Page 6: Laporan Gol Darah

Ibu Rh + Janin Rh +

Tidak bermasalah

Janian Rh +

Tidak bermasalah.

Ibu Rh - Janin Rh +

Akan timbul masalah karena beda dengan ibu

Janin Rh –

Tidak bermasalah.

Yang harus dilakukan:

1. Periksa kesehatan sebelum menikah. anjuran "klasik" ini sangat berguna untuk kasus-

kasus penyait genetik seperti ini. namun bila sebelum menikah And adan pasangan

tidak melakukan pemeriksaan kesehatan darah, termasuk rhesus, lakukan segera saat

hamil.

2. Bila rhesus darah Anda beda dengan suami, dokter bisa memberikan tindakan

pencegahan terbentuknya zat antirheus dengan obat anti-Rhogama globulin

(RhoGAM) atau Rh Immunuglobulin. RhoGAM disuntikkan pad ausia kehamilan 28

minggu dan saat persalinan.

3. Bila ibu mempunyai rheusu negatif, atau ketidakcocokan golongan daran antara janin

dan ibu baru diketahui usia peraslinan, suntikan RhoGAM untuk ibu sebaiknya

diberikan dalam waktu maksimal 72 jam setelah persalinan. rhoGAM efektif hanya

berlangsung 12 minggu, sehingga setelah lewat masa tersebut Anda harus mendapat

suntikan kembali agar kehamilan berikutnya tidak bermasalah.

Anti-Rh yang dibentuk pada umumnya adalah kelas IgG. Mula-mula dibentuk IgM

tetapi biasanya IgM menghilang beberapa bulan atau tahun setelah imunisasi,

sedangkan IgG dapat menetap seumur hidup. Anti Rh jarang mengaktifkan

komplemen. Dampak biologis anti Rh umumnya melapisi eryhtrosit dan

menyebabkan penghancuran eryhtrosit dalam sistem retikuloendotelial.

Page 7: Laporan Gol Darah

3 ALAT DAN BAHAN

Pipet tetes

Tusuk gigi

Lanset

Kapas

Alkohol 70%

Kit golongan darah ABO

Darah kapiler atau darah vena

4 PROSEDUR

Bersihkan jari manis bagian kiri dengan kapas yang telah di basahi dengan alkohol

Tusuk dengan lanset, tetesan pertama dibuang kemudian tetesan selanjutnya di

teteskan pada 4 objek masing masing satu tetes, teteskan di atas tetesan darah pada

objek yang pertama kit anti A, objek kedua kit anti B, dan objek ke 3 kit Anti AB,

objek ke 4 teteskan anti rhesus.

Aduk dengan tusuk gigi dengan cara melingkar amati reaksi aglutinasi yang terjadi

Pengamatan

Kit anti A Kit anti B Kit anti AB Gol darah

+ _ + A

_ + + B

+ + + AB

_ _ - O

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tiap anggota memeriksakan darah nya dengan cara meneteskan darah ke atas objek

gelas sebanyak 3 tetes, sebelum nya tetesan pertama di buang kemudian teteskan kit anti

pada masing masing objek yaitu kit anti A, kit anti B, kit anti AB dan kit anti RH kemudian

Page 8: Laporan Gol Darah

di aduk melingkar dengan tusuk gigi dan di amati reaksi aglutinasi. Setelah di lakukan

pemeriksaan di dapat kan hasil sebagai berikut.

Tabel golongan darah kelompok 4 :

NAMA Golongan darah

Novela isramidah fivka B+

Rozi veby B+

Rizki ramadanis B+

Eka novi gustina O+

Ismegawati B+

Tabel golongan darah kelompok B.

KelGolongan darah Rhesus

A B AB O + _

1 2 2 2 - 6 -

2 3 1 - 2 6 -

3 2 1 - 3 6 -

4 - 2 1 2 5 -

5 - 4 - 1 5 -

JMLH 7 10 3 8 28 0

% 25% 35,71% 10,71% 28,57% 100% 0%

PEMBAHASAN :

Dari data di atas di dapatkan hasil kelompok 4 yang bergolongan darah:

Golongan darah B 4 orang

Golongan darah O 1 orang

Page 9: Laporan Gol Darah

dari seluruh data mahasiswa yang berjumlah 28 orang di dapat data yang bergolongan darah

A 7 orang , golongan darah B 10 orang, golongan darah AB 3 orang dan sisanya adalah

golongan darah o.dikarenakan factor bawaan atau keturunan dari orang tua masing-masing.

Page 10: Laporan Gol Darah

6. KESIMPULAN

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan

jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis

penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).

Dari hasil pemeriksaan di dapatkan data kelompok 4 sebagai berikut :

4 orang golongan darah B +

1 orang golonagan darah O+

Dari seluruh mahasiswa yang berjumlah 28 orang kebanyakan mahasiswa bergolongan darah

B yaitu yang berjumlah 10 orang sisanya, golongan darah A 7 orang, golongan darah AB 3

orang dan sisanya golongan darah O.

Page 11: Laporan Gol Darah

7. DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah

Departemen Pendidikan Nasional.2005. Ilmu Pengetahuan Alam Biologi Untuk Sekolah Menengah Atas.Klaten : CV.Sahabat. Tim MGMP.2010.LKS Biologi.Semarang : Media Ilmu.