Makalah GMB 2

25

Click here to load reader

description

h

Transcript of Makalah GMB 2

user

BAB I

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sejarah geologi Indonesia yang kompleks telah menghasilkan lebih dari 60 cekungan sedimen yang terbagi ke dalam dua bagian yaitu pada bagian barat Indonesia memiliki 22 cekungan bagian timur Indonesia 38 cekungan sedimen. Salah satu cekungan bagian barat Indonesia yaitu Pulau Seram yang produktif menghasilkan hidrokarbon adalah Cekungan Bula (P.Seram). Cekungan Bula merupakan salah satu cekungan pengahasil minyak dan gas bumi dengan keberadaan petroleum system yang berkembang di cekungan itu.

Maksud dan Tujuan

Maksud dari makalah ini adalah untuk mengetahui Fisiografi, Stratigrafi, Struktur Geologi, Lapangan Minyak, Serta Petroleum Sistem yang berkembang di cekungan Bula.

Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi petroleum sistem yang menyangkut pada lapangan-lapangan minyak paling poduktif.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Geologi UmumCekungan Bula merupakan cekungan yang terletak di busur luar non volkanik dari Busur Banda, ke sebelah Timur Laut, daerah cekungan membuka kearah laut Seram, lebih kearah timur laut lagi cekungan ini berbatasan dengan busur Misool-Kumawa, yang merupakan punggungan pra Tersier dan memisahkan nya dari paparan Ayamaru dari daerah cekungan Kepala Burung. Zilman dan Paer, 1975, membagi cekungan P.Seram atas 2 cekungan Pliosen dan Pleistosen di Timur Laut P.Seram, dua cekungan tersebut adalah cekungan Wakai dan cekungan Bula, kedua cekungan dipisahkan oleh tinghgian Hoti. Dasar kedua cekungan ini adalah batuan sediment yang terlipat sangat kuat dan juga batuan beku dan metamorf yang berumur dari Paleozoikum muda sampai Tersier Tengah.

Gambar 1. Peta Pulau Seram2.2 Fisiografi

Pulau Seram termasuk ke dalam mandala kepulauan Maluku. Bentuk fisiografi daerah ini merupakan perbukitan bergelombang kuat yang terbentuk oleh aktivitas tektonik yang terjadi di daerah ini. Gaya tektonik tersebut degan arah utama hamper utara selatan mengakibatkan terjadina proses pengangkatan yang membentuk perbukitan yang memanjang timur barat, perlipatan yang diiringi dengan proses pembentukan sesar naik dan sesar geser.

Perbukitan yang berada di bagian tengah pulau yang diapit oleh daerah pedataran di bagian utara dan selatan. Puncak tertinggi adalah Gunung Binaya dengan ketinggian 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sungai-sungai yang mengalir dari bagan tengah ke arah selatan di antaranya Sungai Kawa, Sungai Nusulahu, Sungai Salame, Sungai Nua, Sungai Jage, Sungai Walalia, Sungai Wolu, Sungai Fuwa, Sungai Kaba, dan Sungai Taluarang. Selain itu terdapat Sungai Mual, Sungai Isal, Sungai Sariputih, Sungai Samal, dan Sungai Kobi mengalir dari bagian tengah ke arah utara. Pulau ini dibatasi oleh Laut Seram di bagian Utara dan Laut Banda di bagian Selatan.2.3 Tektonik Regional

Pulau Seram terletak sepanjang utara busur Banda, Indonesia bagian timur. Pulau Seram berada pada zona tektonik kompleks, karena Pulau Seramg merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Australia, Lempeng Pasifik-Filipina, dan Lempeng Eurasia.

Pulau Seram dan Ambon adalah bagian dari Busur Banda. Data stratigrafi (Gambar 2) menunjukkan bahwa perkembangan tektonik kedua pulau itu, dari Paleozoik sampai Miosen, sangat erat dengan perkembangan tektonik tepi benua Australia. Interaksi konvergen antara lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik pada Miosen Akhir yang diikuti oleh rotasi Kepala Burung berlawanan arah jarum jam pada Mio-Pliosen telah menyebabkan perkembangan tektonik kedua kawasan itu berbeda, sehingga unit litologi dari Pulau Seram dan Ambon dapat dibedakan menjadi Seri Australia dan Seri Seram.

Data stratigrafi menunjukkan bahwa paling kurang terjadi dua kali kompresi tektonik dan dua kali continental break up berkait dengan pembentukan Pulau Seram dan Ambon. Continental break up pertama diikuti oleh kompresi tektonik yang pertama terjadi pada Palezoikum. Kontraksi kerak bumi yang terjadi setelahnya meletakkan batuan-batuan metamorfik tngkat tinggi, seperti granulit, ke dekat permukaan, dan mantel atas tertransport ke atas membentuk batuan-batuan ultra basa, sehingga pada Pulau Seram banyak ditemukan mineral nikel. Setelah itu, terjadi erosi yang menyingkap batuan-batuan metamorfik dan disusul dengan thermal subsidence yang membentuk deposenter bagi pengendapan Seri Australia. Continental break up yang ke dua terjadi pada Jura Tengah, dan diikuti oleh pemekaran lantai samudera. Peristiwa ini berkaitan dengan selang waktu tanpa sedimentasi dalam Seri Australia pada Jaman Jura. Kompresi terakhir terjadi pada Miosen Akhir. Kejadian ini sangat kritis bagi evolusi geologi Pulau Seram dan Ambon. Interaksi konvergen yang terjadi menyebabkan Seri Australia mengalami thrusting, pengangkatan orogenik, dan perlpatan sehingga barubah menjadi batuan sumber bagi Seri Seram.

Gambar 2. Stratigrafi Pulau Seram serta Sejarah Tektonik dari Pulau Seram. 2.4 Stratigrafi Regional

Stratigrafi Pulau Seram dibagi menjadi dua bagian, yakni Seri Australia, (bagian utara dari Australia Continental Margin) dan Seri Seram (Kemp,dkk, 1992).

a. Seri Australia

Pre-Rift Sequence

Seri Australia terdiri dari sedimen berumur Trias Miosen Akhir yang secara tidak selaras berada di atas batuan metamorfik dan diendapkan di margin bagian utara Australia Continental Margin.

Basement dari Pulau Seram terdiri dari batuan metamorfik derajat tinggi rendah dari Kompleks Kobipoto, Taunusa, Tehoru, dan Formasi Saku. Ketiga kompleks metamorfik tersebut tersingkap di permukaan karena adanya sesar naik selama Miosen Akhir dan Pliosen dan kemudian mengalami sesar mendatar.

Seri dari batuan ultrabasa juga ditemukan di bagian timur, tengah dan barat dari Pulau Seram. Batuan ultrabasa tersebut merupakan bagian dari kerak samudera yang terbentuk pada saat continental breakup dan pemekaran lantai samudera pada Jura Akhir dan mengalami pengangkatan pada Miosen Akhir.

Intra-Cratonic Rifting Sequence

Batuan sedimen tertua di Pulau Seram adalah Formasi Kanikeh yang diendapkan di neritik luar, berupa batupasir dan mudstones dan secara tidak selaras terdapat di atas batuan beku dan batuan metamorfik (basement). Umur dari Formasi Kanikeh adalah Trias Tengah Trias Akhir (Gambar 2).

Di atas Formasi Kanikeh secara gradasi terdapat Formasi Saman-Saman yang berupa batu gamping (Gambar 2). Kemudian secara menjari di atas Formasi Saman-Saman terdapat Formasi Manusela yang berupa batugamping dan diendapkan pada lingkungan neritik batial.

Continental Breakup Sequence

Sedimentasi pada Jura Akhir ditandai oleh continental breakup dan pemekaran lantai samudera. Sekuen ini terdiri dari batulempung dan serpih yang diendapkan di neritik luar. Di sekuen ini, Formasi Manusela secara tidak selaras ditutupi oleh serpih dan batulempung (Satuan Serpih Kola). Ketidakselarasan ini disebabkan oleh continental breakup dan pemekaran lantai samudera di utaraAustralian continental margin.

Passive Margin Sequence

Satuan Serpih Kola ditutupi secara tidak selaras oleh batuan mudstones, kalsilutit, napal, rijang, batugamping merah, serpih pasiran, dan betugamping terumbu yang dinamakan Perlapisan Nief (Gambar 2). Satuan ini diendapkan pada Awal Kapur Akhir Miosen.

Perlapisan Nied memperlihatkan perkembangan suatu cekungan pada saat berakhirnya masa continental breakup atau disebut sebagai fase post-rift. Transgresi secara regional terjadi di Pulau Seram pada saat itu. Margin terluar dari Lempeng Australia bergerak secara cepat dari zona neritik dalam, outer-shelf, shelf slope, dan lingkungan batial.

b. Seri Seram

Miosen Akhir merupakan fase kritis dari evolusi geologi dan tektonik dari Pulau Seram. Pada saat itu terjadi kolisi besar antara Lempeng Australia yang bergerak ke utara, Lempeng Eurasia yang bergerak ke timur, dan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat, kemudian menghasilkan sesar naikyang besar di Pulau Seram.

Pada awal sesar naik dan pengangkatan orogenesa yang cepat, terjadi gravity slide/slump unit yang menghasilkan diendapkannya Kompleks Salas secara tidak selaras di atas Seri Australia (Gambar 2). Kompleks Salas diendapkan di outer shelf bathyal, yang terdiri dari batulempung, mudstones, dan mengandung klastik, bongkah, dan blok dari batuan sebelum mengalami pengangkatan.

Selain Kompleks Salas, erosi dari pengangkatan batuan di Pulau Seram ini juga menyebabkan diendapkannya Formasi Wahai (Gambar 3) yang berupa endapan klastik di outer shelf bathyal pada Pliosen Awal Pleistosen. Di atas Formasi Wahai, terdapat Formasi Fufa yang merupakan endapan laut dangkal (zona neritik) dari erosi ketika proses pengangkatan masih berlangsung pada Awal Pleistosen (Gambar 3). Formasi Wahai terdiri dari mudstones, batulempung, batupasir, batulanau, konglomerat, dan batugamping.

Gambar 3. Model Evolusi dari Kompleks Salas, Wahai, dan Formasi Fufa2.5 Struktur Regional

Peta struktur permukaan dan bawah permukaan dari Pulau Seram (Gambar 4 dan Gambar 5) memperlihatkan semua elemen khas dari sesar naik dan adanya perlipatan. Pada umumnya, sesar naik dan sumbu antiklin yang berarah baratlaut tenggara mengindikasikan bahwa deformasi pada daerah ini dipengaruhi oleh kompresi yang berarah timurlaut baratdaya. Kenampakan singkapan yang memperlihatkan sesar naik ini didominasi di bagian tengah dan bagian timur dari Pulau Seram (Gambar 5).

Sesar utama dan pengangkatan di Pulau Seram diawali pada Miosen Akhir Pliosen Awal. Kemudian sejak terjadinya proses tersebut, Pulau Seram secara tektonik selalu aktif. Ini diindikasikan dengan adanya pengangkatan dan erosi dari sedimen Plio-Pleistosen dari bagian tengah pulau serta adanya proses sesar mendatar mengiri yang sangat kuat. Bukti di lapangan dari keberadaan sesar mendatar ini adalah adanya perubahan arah aliran sungai yang dikendalikan oleh sesar mendatar dan adanya offset dari batuan yang ada.

Gambar 4. Peta geologi dan struktur permukaan di Pulau Seram.

Gambar 5. Peta geologi dan struktur permukaan di Pulau Seram.

Gambar 6. Peta Geologi Pulau Seram2.6 Petroleum System Cekungan Bula

Batuan Induk

Pada Formasi Wahai Yang berumur Pliosen Tua sampai Pleistosen Tua terdiri dari klastik halus diendapkan dalam lingkungan bathyal dan dikirakan merupakan batuan induk untuk minyak bumi. Ketebalan maximum yang terukur adalah 156 meter, mungkin lebih tebal lagi dalam sumbu cekungan lapisan ini membaji terhadap tepi cekungan atau daerah peninggian.

Batuan Reservoir

Pada Formasi Fufa yang berumur Pleistosen terdiri dari urutan konglomerat, pasir gosong dan pantai lignit berfasies paludai dan fluviatil serta terumbu dan karbonat marin dangkal. Fasies porous dan permeable terdapat dalam formasi ini dan bertindak sebagai lapisan reservoir. Reservoir utama adalah dari pasir halus sampai sedang yang membaji ke arah utara, timurlaut, baratlaut dan barat dan dari lapisan karbonat yang bersifat terumbu.

Perangkap

Perangkapnya dalam fasies pasir adalah kemiringan wilayah ke arah timurlaut yang disebabkan kompaksi pada hidung ke arah utara, barat dan timur, serta pembajian pasir/penyerpiahan ke arah utara-baratlaut. Perangkap dalam fasies karbonat adalah stratigrafi, dan terdapat dalam bentuk terumbu.

Lapisan Penutup

Dari perubahan fasies agak tajam yang terdapat dilapangan bula. Seluruh lapisan ini ditutupi secara tidak selaras oleh aluvial, endapan rawa, endapan pantai, dan terumbu koral yang terangkat.

2.7 Lapangan Minyak Bula

Oseil

Seram Non Bula-Blok terletak di Pulau Seram, Indonesia. Di bawah Production Sharing Contract, total luas sekitar 1.524 kilometer persegi. Bidang utama di Seram Non Bula-Blok adalah Oseil Field. The Oseil lapangan terletak di Seram Non Bula-daerah PSC di pulau Seram sekitar 300 kilometer sebelah timur dari kota Ambon. Lapangan tersebut terletak di pedalaman dari pantai timur laut pulau. Pada tanggal 31 Desember 2012, Seram Non Bula-Blok telah memperkirakan cadangan minyak terbukti sebesar 3,3 juta barel. (Basis proyek 51%) rata-rata produksi pada 1H 2013 adalah sekitar 1.160 barel per hari (basis proyek 51%) dari 15 sampai 22 minyak API.

Penemuan Oseil Lapangan terjadi pada tahun 1993 dengan pengeboran-Oseil 1 baik, yang menemukan bagian minyak-bantalan dalam Manusela Karbonat. Sejak saat itu, sembilan sumur tambahan, baik vertikal maupun horisontal, yang telah dibor untuk mengembangkan lapangan dan telah mengidentifikasi Manusela akumulasi bantalan minyak dalam empat penutupan terpisah. Saat ini, minyak telah dihasilkan dari tiga dari empat kesalahan blok penutupan. Pada periode 1988-2002, operator telah mengebor empat sumur eksplorasi di Seram Non Bula-Blok, sehingga penemuan minyak komersial di Oseil Field.

Pada 23 November 2006, CITIC Seram (anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya tidak langsung Perusahaan) menyelesaikan akuisisi 51% participating interest dari KUFPEC. Pada tanggal yang sama, CITIC Seram menjadi operator yang bertanggung jawab untuk hari ke hari operasi perminyakan di Seram Non Bula-Blok. Sebagai operator dari Seram Non Bula-Blok, CITIC Seram diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan tingkat produksi saat ini di Oseil Lapangan secara ekonomi dan efisien dalam rangka memaksimalkan output pada Oseil Field. Di bawah Production Sharing Contract, Kontraktor (secara kolektif peserta selain BPMIGAS yaitu CITIC Seram, KUFPEC, GPI dan Singa) telah diberikan 100% hak untuk mengeksplorasi, mengembangkan dan memproduksi minyak dari Seram Non Bula-Blok untuk jangka waktu 20 tahun sampai 2019.

Operasi Oseil The Oseil-1, 2, dan 4 sumur memproduksi ke fasilitas sementara. Fasilitas permanen diharapkan akan tersedia pada bulan April. Fasilitas permanen akan dewater dan fraksinasi minyak mentah menjadi 93% minyak mentah sulfur yang tinggi dan 7% nafta,

Untuk saat ini, belum diproses, minyak mentah 22 gravity sedang dijual ke BP PLC di Singapura, dengan harga kontrak yang berkaitan dengan Singapura bakar bersulfur tinggi harga minyak.

Oseil adalah penemuan tahun 1993, dan Pertamina menyetujui rencana pembangunan pada bulan Januari 2000. Pulau Seram adalah di cekungan Bula di Laut Maluku 2.700 km timur-timur laut dari Jakarta. Oseil adalah penemuan besar pertama dalam batuan pra-Tersier di kawasan timur Indonesia.

Tiga sumur vertikal dikonfirmasi ketebalan kolom minyak dalam retak Jurassic Manusela karbonat hingga 208 m meliputi 11,1 km persegi sekitar 2.200 m dalam.

Oseil adalah pada praktis belum dijelajahi, 7.620 km persegi Seram Non Bula PSC-. Perusahaan-perusahaan telah menjalankan survei geologi, lebih dari 10.000 km persegi dari radar aperture sintetis, 2.403 km dari udara gravitasi dan magnet, dan 1.814 km modern seismik dan mengidentifikasi lebih dari 12 prospek dan lead.

Sebuah tahap pengembangan Oseil kedua membayangkan produksi setinggi 30,000-35,000 b / d. Cadangan rata-rata adalah 43-61000000 STB minyak dari minyak rata di tempat 122 juta STB. Hasil diharapkan pada pertengahan 2003 dari survei seismik 3D run pada tahun 2002 atas lapangan Oseil dan memperluas tenggara menuju Nief Timur baik.Memperluas lapangan Bula Sementara itu, Kalrez kata pertama dari dua sumur pengembangan di lapangan Bula terdekat memiliki hasil positif dan dikonfirmasi potensial untuk pengembangan lebih lanjut di wilayah Bula Tengarra lapangan. TD adalah 255 m.

Minyak dipompa dari sumur adalah 19,4 gravity, khas produksi Kuarter Basal Fufa di daerah. Bula rata-rata lapangan 520 b / d. The Bula PSC blok meliputi 35 km persegi dengan kedalaman 600 m bawah laut.

Bula, produksi pada tahun 1896, menghasilkan 19,6 juta bbl sampai akhir tahun 2002 dari 76 juta bbl minyak asli di tempat, dan memiliki sisa cadangan sebesar 1,6 juta bbl (Administrator, 17 November 1975, p. 108).2.8 Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan Cekungan BulaDari hasil yang didapat, maka di cekungan bula eksplorasi minyak bumi telah dilakukan di Pulau Seram selama hampir satu abad, pulau ini hanya sebagian yang dieksplorasi. Di Cekungan Bula utara, wilayah yang paling luas dieksplorasi, banyak lead struktural dan stratigrafi tetap dijelaskan secara akurat dan diuji. Sumber minyak utama mungkin adalah formasi Manusela, hanya diidentifikasi pembentukan matang termal yang diduga mengandung organik berkapur. Jenis perangkap yang banyak dan beragam, termasuk perangkap struktural yang dibentuk dengan menyodorkan. Beberapa lead di daerah Bula baik di Kanikeh dan Fufa Formasi diuji pada tahun 1985 dan 1986 oleh program sumur dangkal menggunakan rig ringan portabel. Sebuah survei seismik untuk menentukan target eksplorasi yang lebih dalam juga akan dibuat. Hasil pemetaan lapangan menunjukkan bahwa urutan Mesozoikum awal di bagian lain Seram juga pro-perspektif untuk minyak bumi. Pengakuan prospectif dari urutan Mesozoikum awal Seram memiliki konsekuensi penting bagi daerah lain Arc Banda dan pulau-pulau terkait dengan asal mula yang sama dirasakan dari margin Australia barat laut. Infiltrasi minyak ringan dari batuan Trias dilaporkan dari Timor dan Buton. Ini mungkin indikasi permukaan akumulasi minyak di kedalaman. Penyelidikan lebih intensif potensi akumulasi minyak bumi dalam batuan Mesozoikum dan pasca terkait resewoirs Mesozoikum diharapkan menyebabkan penemuan minyak lebih lanjut di Seram dan mungkin juga di bagian lain dari wilayah Banda.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil yang didapat, maka di cekungan bula eksplorasi minyak bumi telah dilakukan di Pulau Seram selama hampir satu abad, pulau ini hanya sebagian yang dieksplorasi. Di Cekungan Bula utara, wilayah yang paling luas dieksplorasi, banyak lead struktural dan stratigrafi tetap dijelaskan secara akurat dan diuji. Sumber minyak utama mungkin adalah formasi Manusela, hanya diidentifikasi pembentukan matang termal yang diduga mengandung organik berkapur. Jenis perangkap yang banyak dan beragam, termasuk perangkap struktural yang dibentuk dengan menyodorkan.Penyelidikan lebih intensif potensi akumulasi minyak bumi dalam batuan Mesozoikum dan pasca terkait reservoir Mesozoikum diharapkan menyebabkan penemuan minyak lebih lanjut di Seram dan mungkin juga di bagian lain dari wilayah Banda.

DAFTAR PUSTAKA

Koesoemadinata, 1980 ,Edisi 2 , Geologi Minyak dan Gas Bumi 275 - 278 .

Pulau Seram Geologi Regional Ambon Nua | jsbudiman.wordpress.com

lapangan minyak basin bula - Penelusuran Google www.google.co.id

Geo TUTOR : View topic - Eksplorasi Basin di Indonesia www.phpbber.com