presentasi gmb

18
Kelompok Paleontologi ANALISIS FASIES PENGENDAPAN FORMASI LEDOK SERTA INTERPRETASI REKONTRUKSI MODEL SEJARAH PALEOGEOGRAFINYA PADA DAERAH PANOHAN,GUNEM,REMBANG,JAWA TENGAH ◦ Moh Farhan ◦Ayu Wiji Wijayanti ◦ Tutus Dwi Anggoro ◦Aldimas Pratama ◦Akbar Syamsudin ¹ Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta SARI . Riset atau Penelitian ini di lakukan di daerah Panohan.Secara Geografis terletak pada wilayah Rembang Jawa Tengah.Formasi Ledok yang menjadi objek khusus dalam penelitian ini termasuk ke dalam cekungan Jawa Timur utara.Cekungan ini di isi oleh sekuen batuan sedimen yang memiliki tipe endapan passive margin platform.Endapan sedimen laut dangkal berumur Eosen-Pliosen telah berkembang dengan baik pada cekungan ini,salah satu di antaranya adalah Formasi Ledok.Analisis Profil telah di lakukan sepanjang lintasan kali Panohan bertujuan untuk mengetahui karakteristik Litologi serta Fasies lingkungan pengendapannya.Secara umum Litologi dalam fasies ini bersifat gampingan dengan napal dan sisipan batugamping bioklastik dan batugamping pasiran.Secara megaskopis di jumpai beberapa konstituen mineral glauconite sebagai indicator lingkungan laut.Pola dari suksesi ukuran butir pada lapisan batuan sedimen secara vertical memiliki pola menghalus ke atas dengan fasies lingkungan pengendapan termasuk dalam sub- lingkungan pengendapan upper shoreface –shelf mud(Reineck,H.E. dan I.B. Singh Paper Geologi Minyak Bumi Page 1

description

hehr5nffjefgn sb mdmcw,ch

Transcript of presentasi gmb

Page 1: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

ANALISIS FASIES PENGENDAPAN FORMASI LEDOK SERTA INTERPRETASI REKONTRUKSI MODEL SEJARAH

PALEOGEOGRAFINYA PADA DAERAH PANOHAN,GUNEM,REMBANG,JAWA TENGAH

◦ Moh Farhan ◦Ayu Wiji Wijayanti ◦ Tutus Dwi Anggoro ◦Aldimas Pratama

◦Akbar Syamsudin

¹ Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi,Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

SARI

. Riset atau Penelitian ini di lakukan di daerah Panohan.Secara Geografis terletak pada wilayah Rembang Jawa Tengah.Formasi Ledok yang menjadi objek khusus dalam penelitian ini termasuk ke dalam cekungan Jawa Timur utara.Cekungan ini di isi oleh sekuen batuan sedimen yang memiliki tipe endapan passive margin platform.Endapan sedimen laut dangkal berumur Eosen-Pliosen telah berkembang dengan baik pada cekungan ini,salah satu di antaranya adalah Formasi Ledok.Analisis Profil telah di lakukan sepanjang lintasan kali Panohan bertujuan untuk mengetahui karakteristik Litologi serta Fasies lingkungan pengendapannya.Secara umum Litologi dalam fasies ini bersifat gampingan dengan napal dan sisipan batugamping bioklastik dan batugamping pasiran.Secara megaskopis di jumpai beberapa konstituen mineral glauconite sebagai indicator lingkungan laut.Pola dari suksesi ukuran butir pada lapisan batuan sedimen secara vertical memiliki pola menghalus ke atas dengan fasies lingkungan pengendapan termasuk dalam sub-lingkungan pengendapan upper shoreface –shelf mud(Reineck,H.E. dan I.B. Singh 1980).Interpretasi model Paleogeografinya di hasilkan dari penginterpretasian semua data yang ada.Tinggian purba dalam zona penelitian ini berada di sebalah barat-laut.

Kata kunci : Paleogeografi, Lingkungan Pengendapan ,Paleontologi,Fasies pengendapan

Paper Geologi Minyak Bumi Page 1

Page 2: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

GEOLOGI REGIONAL

Formasi ledok sendiri terletak di kawasan cepu dan sekitarnya,yang berdasar morfologi tektoniknya maka wilayah Jawa bagian timur (meliputi Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur) dapat dibagi mejadi beberapa zona fisografis (van Bemmelen, 1949) yakni : Zona Pegunungan Selatan, Zona Solo atau Depresi Solo, Zona Kendeng, Depresi Randublatung, dan Zona Rembang.di mana formasi ledok sendiri berada dalam tatanan zona rembang, Zona ini meliputi pantai utara Jawa yang membentang dari Tuban lluvia timur melalui Lamongan, Gresik, dan hampir keseluruhan Pulau Madura. Merupakan daerah dataran yang berundulasi dengan jajaran perbukitan yang berarah barat-timur dan berselingan dengan dataran aluvial. Lebar rata-rata zona ini adalah 50 km dengan puncak tertinggi 515 m (Gading) dan 491 (Tungangan). Litologi karbonat mendominasi zona ini. Aksesibilitas cukup mudah dan karakter tanah keras.

TATANAN TEKTONIK

Menurut Van Bemmelen (1949), Cekungan Jawa Timur bagian Utara (North East Java Basin) yaitu Zona Kendeng, Zona Rembang – Madura, Zona Paparan Laut Jawa (Stable Platform) dan Zona Depresi Randublatung.

Keadaan struktur perlipatan pada Cekungan Jawa Timur bagian Utara pada umumnya berarah Barat – Timur, sedangkan struktur patahannya umumnya berarah Timur Laut – Barat Daya dan ada beberapa sesar naik berarah Timur – Barat. Zona pegunungan Rembang – Madura (Northern Java Hinge Belt) dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian Utara (Northern Rembang Anticlinorium) dan bagian Selatan (Middle Rembang Anticlinorium).

Bagian Utara pernah mengalami pengangkatan yang lebih kuat dibandingkan dengan di bagian selatan sehingga terjadi erosi sampai Formasi Tawun, bahkan kadang – kadang sampai Kujung Bawah. Di bagian selatan dari daerah ini terletak antara lain struktur – struktur Banyubang, Mojokerep dan Ngrayong.

Bagian Selatan (Middle Rembang Anticlinorium) ditandai oleh dua jalur positif yang jelas berdekatan dengan Cepu. Di jalur positif sebelah Utara terdapat lapangan – lapangan minyak yang penting di Jawa Timur, yaitu lapangan : Kawengan, Ledok, Nglobo Semanggi, dan termasuk juga antiklin – antiklin Ngronggah, Banyuasin, Metes, Kedewaan dan Tambakromo. Di dalam jalur positif sebelah selatan terdapat antiklinal-antiklinal / struktur-struktur Gabus, Trembes, Kluweh, Kedinding – Mundu, Balun, Tobo, Ngasem – Dander, dan Ngimbang High. Sepanjang jalur Zona Rembang membentuk struktur perlipatan yang dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

a.Bagian Timur, dimana arah umum poros antiklin membujur dari Barat Laut – Timur Tenggara.

b. Bagian Barat, yang masing – masing porosnya mempunyai arah Barat – timur dan secara

Paper Geologi Minyak Bumi Page 2

Page 3: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

umum antiklin-antiklin tersebut menunjam baik ke arah barat ataupun ke arah timur.

STRATIGRAFI DAERAH TELITIAN

Rincian stratigrafi Cekungan Jawa Timur bagian Utara dari Zona Rembang yang disusun oleh Harsono Pringgoprawiro (1983) terbagi menjadi 15 (lima belas) satuan yaitu Batuan Pra – Tersier, Formasi Ngimbang, Formasi Kujung, Formasi Prupuh, Formasi Tuban, Formasi Tawun, Formasi Ngrayong, Formasi Bulu, Formasi Wonocolo, Formasi Ledok, Formasi Mundu, Formasi Selorejo, Formasi Paciran, Formasi Lidah dan Undak Solo.

PENDAHULUAN

Didalam kaitannya tentang usaha eksplorasi hidrokarbon,pemahaman mengenai fasies lingkungan pengendapan serta peleogeografinya sangat terkait dengan suatu karakterisitik bodi,bentuk geometri,ketebalan pola pelamparan dari xsuatu batuan reservoir yang di endapkan dalam suatu lingkungan tertentu. Oleh karena itu suatu lingkungan pengendapan tertentu akan menghasilkan suatu bentuk serta karakter yang spesifik juga.Penginterpretasian dari semua data yang ada mengikuti pengukuran arus purba,tekstur,komposisi material penyusun batuan baik fosil maupun mineral,struktur sedimen,bentuk geometrid an lain-lain dapat di jadikan petunjuk dalam menginterpretasi model Paleogeografi pada daerah penelitian.

Pada studi ini penulis ingin mencoba menganalisa serta membuat pemodelan paleogeografi terkait dengan formasi Ledok yang ada pada daerah penelitian.Kualitas reservoir yang ada di daerah ini lebih baik karena tersusun oleh litologi batupasir-gampingan,serta berbagai fosil foraminifera palnktonik dan benthos.

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagaimana yang menjadi tujan dari penelitian ini yaitu menganalisis Fasies pengendapan dan interpretasi rekontruksi model sejarah paleogeografi maka di perlukan suatu metode yang akan di gunakan dalam menganalisi tiap-tiap profil lintasan kali Panohan yang berlokasi pada daerah Rembang,Jawa Tengah,selain itu juga di perlukan analisis perhitungan rasio foram plankton dan benthos,analisis granulometri dan analisis kadar unsur karbonat.Analisis profil di gunakan untuk menginterpretasi paleoenvironment/lingkungan pengendapan purba serta gambaran paleogeografi mini dari daerah penelitian.

Gambaran umum mengenai sekuen formasi ledok pada daerah penelitian secara umum di susun oleh batupasir massif dengan kondisi di tandai oleh adanya biosturbasi yang cukup signifikan dengan sisipan perlapisan batugamping bioklastik dan napal dengan tebal 20-50 cm,jenis

Paper Geologi Minyak Bumi Page 3

Page 4: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

ichonofossil yang berkembang antara lain dari kelompok skolithos,cruziana, dan zoophycos.Pada batupasir memiliki warna kuning –abu abu cerah dengan ukuran butir pasir sedang – halus,bentuk butir membundar-membundar tanggung,kemas tertutup,pemilahan baik,mengandung sisipan pecahan cangkang organisme ,kompak,porositas baik,komposisi mineral kuarsa,feldspar,fosil foraminifera planktonik dan bentik sebagai ciri lingkungan pengendapan dan penentuan umur.

KARAKTERISASI FASIES

Formasi Ledok merupakan salah satu formasi yang bertindak sebagai reservoir yang ada di cekungan Jawa Timur utara.Secara regional formasi ini di endapkan di dalam suatu system pengendapan laut dalam.

Dalam analisis Profil serta pengukuran penampang staratigrafi lintasan 1.Suksesi dari pola susunan pengendapan secara vertical dari litologi,besar butir,struktur sedimen,yang ada maka penulis di sini membagi dalam 4 fasies pengendapan berturut-turut dari bagian bawah ke atas adalah sebagai berikut

1.Pada fasies pertama disusun perulangan yang cukup rapat antara batupasir gampingan dan batulempung gampingan dengan tebal 10-70cm,memiliki ukuran butir pasir sangat halus,dengan batulempung dengan hadirnya biosturbasi yang cukup melimpah dengan struktur sedimen parallel dan crosslaminasi.Penulis menginterpretasikan bahwa fasies tersebut terendapkan pada lingkungan “Transition zone”.

2. Fasies kedua yang tersusun atas batugamping pasiran,batupasir gampingan,dengan ukuran butir pasir halus lalu di atasnya terdapat kontak gradasi dengan batulempung berwarna abu-abu kaya akan material organik dengan struktur sedimen perlapisan sejajar tebal 65cm.Terjadi pola penghalusan ke atas pada sekuen tersebut mengindikasikan bahwa cekungan mengalami pendalaman,sedangkan pada satu sisi suplai sedimen berkurang maka akan terjadi penggenangan laut.Fasies ini terendapkan pada lingkungan “Middle shoreface-Transition zone”.

3. Pada Fasies ketiga merupakan batulempung massif dengan sedikit pecahan cangakang organism seperti palecypoda dan gastropoda.Fasies ketiga ini terendapkan pada sub-lingkungan “Shelf mud”.

4. Fasies ke empat terdapat kenampakan berupa batupasir massif berukuran butir pasir halus dengan sisipan batulempung kaya pecahan organisme pada bagian atas terdapat batugamping bioklastik.

Paper Geologi Minyak Bumi Page 4

Page 5: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

Batupasir massif yang di jumpai dalam hal ini lingkungan pengendapan purba yang telah di identifikasi melalui beberapa parameter yang telah di paparkan ,penulis berasumsi bahwa satuan batupasir gampingan ledok dari fasies pertama-terakhir berada di lingkungan laut dangkal khususnya pada sub lingkungan pengendapan Middle shoreface-shelf mud (Reineck dan Singh 1980).

Pada Lintasan 2 terdapat tiga karakteristik fasies yang khas dari suatu system pengendapan daerah pantai sampai paparan laut dangkal menurut reineck dan singh (1980).

1. Fasies pertama adalah batupasir sedang di sisipi oleh batulanau-batulempung dengan struktur sedimen Humocky crosstratification,serta fragmen batupasir yang kaya hancuran organisme,yang semua hal tersebut menandakan pengaruh adanya aktivitas badai.Fasies ini terendapkan pada sub lingkungan middle –lowershorface.

2.Fasies kedua ini tersusun atas perselingan antara batupasir sangat halus –batu lempung dengan struktur sedimen paralel laminasi.Fasies ini di endapkan pada sub lingkungan “transition zone”.

3. Fasies ketiga tersusun atas litologi batugamping pasiran serta di bagian atasnya di susun oleh batupasir masif dengan kondisi fisik terdapat trace fosil yang melimpah.Trace fossil yang ada di daerah penelitian bervariasi mulai dari kelompok “Skolithos-Zoophycos Assemblage”.

Penulis mengasumsikan dari fasies perama –ketiga ini terendapkan pada sub lingkungan Middle-transition zone.

Pada lintasan 3 di jumpai batupasi masif dan batugamping dengan ukuran butir pasir sedang ,sedangkan pada bagian atasnya di jumpai napal masif berwarna abu-abu cerah gelap dngan bentuk pecahan konkoidal .Fasies tersebut terendapkan pada sub lingkungan “Middle shoreface-shelf mud”

Dari hasil pengukuran kedudukan terhadap batugamping pasiran Ledok,dalam skala panjang lintasan 6 m terjadi perubahan kedudukan yang cukup signifikan.

Dari hasil korelasi fasies yang di lakukan ,penulis berasumsi bahwa pola pelamparan mud blanket terendapkan pada fasies tersebut memiliki pola relatif utara-selatan.Hal tersebut tercermin dapat di lihat pada model paleogeografinya menurut Brenner dan Davies 1973.

Fosil foraminifera planktonik yang di gunakan oleh penulis sebagai fosil indeks dalam mengkorelasikan katiga lintasan ini adalah Globorotalia pleistumida (N.17-N.18) setara dengan kala Miosen akhir-pliosen awal (Blow,1969).Dari hasil analisa foraminifera benthos (Tipsword 1966)di ketahui bahwa satuan batuan ini terendapkan pada lingkungan “Iner neritic”dengan kedalaman 0-20 m. Sedangkan rasio plankton yang terkandung berkisar 17%-20%,12%-15%,dan 16%-19%.Dari hasil ke tiga analisis terhadap kehadiran fosil foram benthos dan plankton dapat di simpulkan bahwa satuan ini terendapkan pada lingkungan neritik tepi.

Paper Geologi Minyak Bumi Page 5

Page 6: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

KESIMPULAN

Formasi Ledok merupakan sala satu Formasi yang bertindak sebagai reservoir yang ada di cekungan Jawa timur utara,secara regional Formasi ini di endapkan dalam suatu system pengendapan laut dalam.

Lokasi analisis profil terletak di kali Panohan Rembang,yang mana dalam analisa profil ini di bagi kedalam 3 lintasan yang mana dari ketiga lintasan ini mempunyai karakterisitik fasies pengendapan masing-masing.

Pada lintasan pertama mempunyai 4 karakteristik fasies pengendapan yang mana dari kesemuanya itu di endapkan pada lingkungan laut dangakal dengan sub lingkungan pengendapan “Middle shoreface-shelf mud”,pada lintasan kedua mempunya 3 fasies pengendapan dengan fasies pengendapannya pada sub lingkungan “Middle-transition zone”,sedangkan lintasan ketiga hanya di jumpai satu fasies saja yang terendapkan pada lingkungan “Middle shoreface-Middle mud”.

Fosil foraminifera planktonik mengambil peranan penting dalam mengkorelasikan ke tiga lintasan tersebut.Fosil foraminifera planktonik Globorotalia plesiotumida (N.17-N.18) yang setara dengan kala Miosen awal-pliosen awal.Hasil analisa foraminifera benthos di ketahui bahwa batuan ini terendapkan pada lingkungan “Inner neritic”dengan kedalam 0-20m..Sedangkan rasio plankton berkisar 17%-20%,12%-15%,dan 16%-19%,dari hasil ketiga analisis terhadap fosil foram benthos dan plankton dapat di simpulkan satuan terendapkan pada lingkungan neritik tepi.

Paper Geologi Minyak Bumi Page 6

Page 7: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

DAFTAR PUSTAKA

Ali ahmad,dkk.(2012)Analisa fasies pengendapan Formasi Ledok dan mod sejarah Paleogeografi

daerah Panohan,Gunem,Rembang,Jawa Tengah.

Prasetyadi ,C.(2007) Evolusi Tektonik Paleogen Jawa bagian Timur,Disertasi doctor,Program

Studi Teknik Geologi ,Program Pasca Sarjana ITB.

Singh I.B and H.E. Reineck (1980)Depositional Sedimentary environment,Springer-Verlag

Belin Heidelberg New York.

Blow, W.H,.1969, The Cenozoic Globigerinida, A Studi of Morphology Taxonomy Evalutionary

Relationship and The Stratigraphical Distribution of some Globigerinida.

Tipsword, H.I, Setzer, F.M., Smith ,Jr. F.L., 1966. Intruduction of depositional environment

In Gulf Coast Petroleum Exploration from Paleontology and Related

Stratigraphy,Houston.

Pringgoprawiro, H ., 1983, Biostratigrafi dan Paleogeografi Cekungan Jawa Timur ; Suatu

Pendekatam Baru, Thesis Doktor, ITB, Bandung

Paper Geologi Minyak Bumi Page 7

Page 8: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

Daftar Gambar.

Gambar 1 : Tatanan tektonik pulau Jawa

Gambar 2 : Tatanan tektonostartigrafi Jawa bg timur

Paper Geologi Minyak Bumi Page 8

Page 9: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

Gambar 3 : Startigrafi daerah Telitian

Paper Geologi Minyak Bumi Page 9

Page 10: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

Gambar 4 : Foraminifera planktonik yang di pakai untuk korelasi penampang lintasan

Gambar 5 : Kelompok Ichonofossil yang berkembang Formasi Ledok seperti cruziana, skolithos,zoophycos

Paper Geologi Minyak Bumi Page 10

Page 11: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

Gambar 6 : Analisa profil Lintasan pada kali Panohan ( penulis 2012)

Paper Geologi Minyak Bumi Page 11

Page 12: presentasi gmb

Kelompok Paleontologi

Gambar 7 : Diagram korelasi 2d serta model Paleogeorafi pada kali Panohan

(N.17-N.18) Miosen Akhir-Pliosen Awal.(Brenner & Davies 1973)

Paper Geologi Minyak Bumi Page 12