makalah glossophyrosis

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lidah merupakan salah satu bagian penting dalam rongga mulut dengan berbagai macam fungsi, seperti membantu dalam berbicara, pengunyahan, pengecapan dan membantu dalam sistem pencernaan. Dan lidah pun tidak luput dari serangan berbagia macam penyakit, infeksi dan kelainan yang ditimbulkan oleh berbagai macam hal, meliputi infeksi jamur, kanker, trauma, kebiasaan tertentu dan lain-lain. Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap (khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zat- zat kimia berupa larutan. Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu bash dan berwarna merah jambu. Di dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu: a. Papila sirkumvalata , yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk 1

description

Makalah Glossopyrosis

Transcript of makalah glossophyrosis

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG Lidah merupakan salah satu bagian penting dalam rongga mulut dengan berbagai macam fungsi, seperti membantu dalam berbicara, pengunyahan, pengecapan dan membantu dalam sistem pencernaan. Dan lidah pun tidak luput dari serangan berbagia macam penyakit, infeksi dan kelainan yang ditimbulkan oleh berbagai macam hal, meliputi infeksi jamur, kanker, trauma, kebiasaan tertentu dan lain-lain.Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap (khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zat-zat kimia berupa larutan. Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu bash dan berwarna merah jambu. Di dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin.Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu:a. Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V.b. Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi lidahc. Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila terbanyak. Papila inilebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada pengecap.Pada papila-papila inilah terdapat kuncup pengecap yang merupakan kumpulan ujung-ujung saraf pengecap dan oleh serabut-serabut saraf dihubungkan dengan otak. Suatu zat dapat dirasakan oleh lidah bila zat tersebut berupa larutan. Larutan tersebut kemudian memenuhi parit-parit di sekitar papila-papila. Karena pada papila tersebut terdapat kuncup-kuncup pengecap, maka zat yang mengisi parit tersebut merangsang kuncup pengecap. Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke otak untuk diartikan. Kuncup-kuncup pengecap dapat membedakan empat rasa pokok yaitu asam, pahit, manis dan asin.Burning Mouth Syndrom adalah sebuah sensasi terbakar pada seluruh sudut lidah. Untuk situasi ini, terdapat dua istilah medis, yaitu glossodynia danGlossopyrosis. Pada umumnya, tidak terdapat tanda-tanda yang bisa dilihat. Jika rasa terbakar juga ada pada bibir, dagu dalam, langit-langit mulut, gusi, dll. maka itu dikenal dengan nama sindrom mulut terbakar. Pada beberapa kasus, indera pengecap pasien kemungkinan bisa hilang sementara.

1.2 RUMUSAN MASALAHPermasalahan yang dikaji dalam makalah ini dibatasi pada hal-hal berikut ini :1.2.1 Apa klasifikasi craniofacial neurologic disorder?1.2.2 Apa definisi dari Glossopyrosis?1.2.3 Bagaiaman tahap-tahap penegakan diagnosis ?1.2.4 Bagaiamana gejala dan tanda klinis dari Glossopyrosis?1.2.5 Apa etiologi dan faktor predisposisi Glossopyrosis?1.2.6 Bagaimana patomekanisme Glossopyrosis?1.2.7 Bagaiaman terapi pada penyakit Glossopyrosis?1.2.8 Bagaiaman prevalensi penyakit Glossopyrosis?

1.3 Tujuan MakalahPada makalah ini bertujuan untuk mengetahui :1.3.1 Mengetahui klasifikasi dari craniofacial neurologic disorder.1.3.2 Mengetahui definisi dari Glossopyrosis.1.3.3 Mengetahui tahap-tahap penegakan diagnosis.1.3.4 Mengetahui gejala dan tanda klinis Glossopyrosis.1.3.5 Mengetahui etiologi dan faktor predisposisi Glossopyrosis.1.3.6 Mengetahui patomekanisme penyakit goossophyrosis.1.3.7 Mengetahui terapi untuk penyakit glossophyrosis.1.3.8 Mengetahui prevalensi dari penyakit glossophyrosis.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 KLASIFIKASI CRANIOFACIAL NEUROLOGIC DISORDERKlasifikasi Craniofacial Neurologic Disorder, diantaranya adalah:1. DyskinesiaDysekinesia didefinisikan sebagai gangguan gerak, menyebabkan gerakan yang tidak lengkap atau hanya sebagian. 2. ParalysisParalysis juga disebut sebagai glossoplegia. Ini biasanya terjadi karena cedera sepihak inti dalam medula atau hypoglossal saraf perifer.3. Oropharyngeal dyshpagiaOropharyngeal dyshpagia disebabkan oleh kelemahan lidah. Gejala aspirasi saat menelan, regurgitasi makanan, nyeri faring.4. Dysgeusia dan HypogeusiaDysgeusia adalah rasa abnormal presistent dan hypogeusia dalah berkurangnya sensasi rasa. Tidak ada stimulus diperlukan untuk selera berubah, hal itu disebut sebagai "Phantom" taste.

Selain itu, ada beberapa juga kelainan dalam rongga mulut yang dikaitkan dengan adanya gangguan saraf, yaitu :1. Trigeminal Neuralgia ( Tic douloureux, trifacial neuralgia, Fothergill's disease)Trigeminal Neuralgia (TN) merupakan dasar dari orofacial neuralgias yang mana distribusi terhadap structur anatomi terletak pada nervus V. Sebagian besar memengaruhi divisi kedua dan ketiga nervus trigeminal dan paling sering berperan dalam menstimulasi permulaan dari rasa sakit yang sangat hebat. Rasa sakit terletak pada daerah wajah dan sering diikuti dengan kejang wajah dalam durasi yang singkat atau tic. Penyebab dari trigeminal neuralgia ini umunya bersifat idiopatik selain itu juga dikatakan bahwa penyababnya adalah karena adanya demyelination dan aneursm.2. Glossophyrosis ( Bourning Mouth / Tongue Syndrome, Glossodynia, Stomadynia, oral dysesthesia)Glossophyrosis merupakan satu rasa sakit yang timbul di dalam rongga mulut yang ditandai dengan adanya rasa terbakar, gatal, tajam, dan atau bahkan mati rasa yang menyerang pada mukosa, bibir dan atau lidah tanpa adanya lesi pada daerah mukosa. Rasa terbakar ini dapat bersifat terus menerus atau intermitten. 3. Glossopharyngeal NeuralgiaGlossopharyngeal Neuralgia merupakan suatu oral-facial pain dimana rasa sakitnya timbul pada daerah tonsil dan tenggorokan. Glossopharyngeal Neuralgia bersifat idiopatik, namun juga bisa disebabkan oleh adanya space - occupying lesion, demyelination, aneurysm. Rasa sakit yang timbul bersifat tajam dan menusuk. Pada pemeriksaan klinis ditemukan adanya neuplasma pada dasar lidah atau apada daerah orophayrynx. Secara klinis, sakit yang timbul pada glossopharyngeal neuralgia ini sama dengan rasa sakit yang ada pada trigeminal neuralgia, tapi pada kondisi ini, beberapa sensasi rasa menusuk terletak pada region tonsil atau oropharynx, dan sering menyebar ke mata. 4. Atypical Facial PainAtypical Facial Pain merupakan rasa sakit yang bersifat kronik yang asalnya tidak diketahui dan bersifat terus menerus. Atypical Facial Pain ini lebih dominan terjadi pada perempuan diatas usia 30 tahun.35. Temporomandibular Joint pain dysfucntion (myofascial pain dysfunction (MFD), facial arthromyalgia (FAM), mandibular dysfunction, or mandibular stress syndrome )Temporomandibular Joint pain dysfucntion merupakan suatu kelainan yang timbul akibat adanya disfugsi temporomandibular joint. Biasanya ditandai dengan adanya keterbatasan dalam membuka mulut, adanya clicking pada saat membuka dan menutup mulut. Differential diagnosis pada temporomandibular disorder yaitu ; Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, penyakit TMJ lainnya.2.2 GLOSSOPYROSIS2.2.1 Definisi GlossophyrosisIstilah glossodynia (painful lidah) dan Glossopyrosis (sensasi terbakar lidah), serta glossalgia, menggambarkan fenomena ini dalam gangguan ini sehubungan dengan daerah yang paling terkena dampak, lidah (terutama ujung dan batas lateral). Istilah lain seperti stomatodynia, stomatopyrosis, dysesthesia lisan, dan Burning Mouth Syndrom (GLOSSOPYROSIS) atau sindrom mulut terbakar digunakan untuk mendefinisikan kondisi ini. Sindrom mulut terbakar (disebut jugaglossodynia, Glossopyrosis, dysaesthesia oral) ditandai dengan sensasi terbakar yang mempengaruhi mukosa oral yang disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik lain misalnya xerostomia, desain gigi tiruan yang tidak baik, diabetes, anemia (Coulthard dkk., 2003).Glossopyrosis adalah kondisi yang sangat menyakitkan yang sering didefinisikan sebagai sensasi panas di lidah, bibir, palatum ataupun di seluruh rongga mulut atau pedas, atau glositis psikogenik. Walaupun sindrom ini dapat mengenai siapapun, namun lebih banyak terjadi pada wanita setengah baya maupun lanjut usia. Sindrom mulut terbakar sering terjadi dengan disertai berbagai kondisi medis dan gigi, dari kekurangan gizi dan menopause sampai mulut kering alergi. Tetapi hubungan mereka tidak jelas, dan penyebab pasti sindrom mulut terbakar tidak selalu dapat diidentifikasi dengan pasti (National Institute of Dental and Craniofacial Research, 2010).

2.2.2 Tahapan Penegakkan DiagnosisSalah satu tanggung jawab seorang dokter gigi adalah melakukan diagnosa dan menentukan perawatan yang tepat terhadap rasa sakit yang timbul pada rongga mulut. Rasa sakit di dalam rongga mulut ada beberapa macam, (contonya ; berdenyut, tumpul, tajam) tergantung dari durasi dari rasa sakit, keparahan, dan intensitas. Meskipun dari beberapa kasus sakit yang dihadapi oleh seorang dokter gigi selalu dikaitkan dengan gigi, selain itu juga ada beberapa penyakit di dalam rongga mulut yang terjadi karena adanya gangguan saraf. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang komprehensif terhadap gangguan yang memengaruhi saraf dan suplai sarah dari berbagai macam anatomi dan struktur yang dikaitkan dengan oral cavity. Dengan adanya pemahaman yang baik, maka seorang dokter gigi dapat menentukan jenis keluhan yang dialami pasien dengan baik dan dapat mengambil tindakan secara tepat dalam hal perawatan.a. Pemeriksaan SubyektifPemeriksaan subyektif setidak-tidaknya berkaitan dengan 7 hal, yakni identitas pasien, keluhan utama, present ilness, riwayat medik, riwayat dental, riwayat keluarga, dan riwayat sosial.1) Identitas Pasien/data demografisData identitas pasien ini diperlukan bila sewaktu-waktu dokter gigi perlu menghubungi pasien pasca-tindakan, dapat pula sebagai data ante mortem (dental forensic). Data identitas pasien ini meliputi : Nama pasien (nama lengkap dan nama panggilan) Tempat dan tanggal lahir (usia) Alamat tempat tinggal Golongan darah Pekerjaan Pendidikan Pendidikan Nomor telepon2) Keluhan Utama (chief complaint/CC)Berkaitan dengan apa yang dikeluhkan olrh pasien dan alasan pasien datang ke dokter gigi. Keluhan utama dari pasien akan berpengaruh terhadap pertimbangan dokter gigi dalam menentukan perawatan.

3) Present Illness (PI)Mengetahui keluhan utama saja tidak cukup, maka diperlukan pada pengembangan akar masalah yang ada dalam keluhan utama, yaitu dengan mengidentifikasi keluhan utama. Misalnya, dengan mencari tahu kapan rasa sakit/rasa tidak nyaman itu pertama kali muncul, apakah keluhan itu bersifat intermittent (berselang) atau terus-menerus, jika intermittent seberapa sering, ada faktor pemicunya, dan sebagainya. Jika rasa sakit terdekskripsikan sebagai masalah utama, maka ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan, misalnya sebagai berikut sesuai dengan kasus (glossodynia): Lokasi dan radiasi Bilateral, melibatkan lidah anterior dalam banyak kasus, dan kadang-kadang juga bibir, langit-langit, dan faring Karakter Serasa terbakar, menusuk, dan ketidaknyamanan Durasi, periodisitasbertahap dan spontan, dengan sensasi terbakar yang terjadi , meskipun tidak ada rasa sakit Faktor yang mempengaruhi Gejala dapat meningkatkan ketika berbicara, ketika makan makanan panas atau pedas, dan pada saat stres. Gejala dapat dikurangi dengan mengonsumsi makanan tertentu atau dengan minum, dengan tidur atau istirahat.4) Riwayat Medis (medical history)Riwayat medis perlu ditanyakan karena hal itu akan berkaitan dengan diagnosis, treatment, dan prognosis. Beberapa hal yang penting ditanyakan adalah : Gejala umum, seperti demam, penurunan berat badan, serta gejala umum yang lainnya Gejala yang dikaitkan dengan sistem dalam tubuh, seperti batuk dengan sistem resporasi, lesi oral dengan kelainan gastrointestinal dan lesi kulit, kecemasan, depresi dengan kelainan kejiwaan Perawatan bedah dan radioterapi yang pernah dilakukan Alergi makanan dan obat Penyakit yang pernah diderita sebelumnya Riwayat rawat inap Anestesi Masalah medis spesifik seperti terapi kotikosteriod, dibetes, kecenderungan perdarahan, penyakit jantung, dan resiko endokarditis yang dapat mempengaruhi prosedur operasi.5) Riwayat Dental (dental history)Selain riwayat medik, riwayat dental juga perlu ditanyakan karena akan mempengaruhi seseorang dokter gigi dalam menentukan rencana dan manajemen perawatan yang akan dilakukan. Beberapa riwayat dental yang dapat ditanyakan yaitu : Pasien rutin ke dokter gigi atau tidak Sikap pasien kepada dokter gigi saat dilakukan perawatan Masalah gigi geligi pasien Perawatan restorasi /pencabutan gigi terakhir6) Riwayat Keluarga (family history)Ini berkaitan dengan masalah herediter yang berkaitan dengan kondisi keluarga seperti kasus tersebut. Beberapa penyakit yang berkaitan dengan kelompok etnik tertentu.7) Riwayat SosialRiwayat sosial yang dapat diungkapkan antara lain : Apakah pasien masih memiliki keluarga Keadaan sosio-ekonomi Kebiasaan merokok, minum alkohol, pengguna obat-obatan, dan Informasi tentang diet makan pasien.

b. Pemeriksaan ObjektifPemeriksaan objektif yang dilakukan secara umum ada dua yaitu pemeriksaan ekstra oral dan intra oral.

1) Pemeriksaan Ektra OralPemeriksaan ektra oral ini bertujuan untuk melihat penampakan secara umum dari pasien, misalnya pembengkakan di muka dan di leher, pola skeletal, kompetensi bibir. Hal ini dapat dilakukan dengan cara palpasi limfonodi, otot-otot mastikasi, dan pemeriksaan temporo mandibular joint (TMJ).2) Pemeriksaan Intra OralPemeriksaan intra oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan dalam rongga mulut. Pemeriksaan intra oral berkaitan dengan gigi dan jaringan sekitar (jaringan lunak maupun jaringan keras). Misalnya : Bibir Mukosa labial Mukosa bukal Dasar mulut dan bagian ventral lidah Bagian dorsal lidah Palatum (palatum keras dan palatum lunak) Gingiva.Pada kasus dengan adanya pembengkakan, sebaiknya diperiksa lebih teliti dengan memperhatikan hal-hal berikut : Batas-batas pembengkakan : jelas atau tidak jelas Konsistensi : keras, kenyal atau lunak Fluktuasi : positif atau negatif Warna : merah, putih, kuning Bentuk permukaan : rata atau tidak rata Mudah berdarah : positif atau negatif palpasi : sakit atau tidak sakit

c. Pemeriksaan Penunjang1) Radiografi Artherografi: untuk membedakan malformasi dan lesi ulser Sialografik : pemeriksaan kelenjar slaiva Magnetic Resonance Imagin (MRI): untuk pemeriksaan jaringan lunak2) Pengambilan Specimen DarahSpecimen darah kapiler, vena, dan arteri semuanya segera digunakan untuk melakukan pemeriksaan hematologi dan kimia darah. Pemilihannya tergantung dari nilai apa yang dibutuhkan.3) Pemeriksaan BiopsiDalam rongga mulut, pemeriksaan biopsi digunakan untuk mengukuhkan suatu diagnosis dari keganasan kelainan klinis yang dicurigai dan sebagai penunjang diagnosa dalam mengevaluasi kelainan non-neoplastik. Macam-macam pemeriksaan biopsi dalam rongga mulut yang dapat dilakukan adalah : Eksisi/eksisional biopsi Insisi Aspirasi jarum halus Usapan.

2.3 Gejala dan Tanda Klinis dari Glossopyrosis Manifestasi klinis Glossophyrosis digambarkan oleh rasa panas yang terus-menerus, rasa terbakar dan sensasi yang menyakitkan yang berlangsung sepanjang hari. Hal ini merupakan penyakit kronis yang muncul di lokasi yang berbeda dalam rongga mulut, tentu saja dengan tidak adanya jenis lesi yang bisa membenarkan gejala, serta perubahan klinis atau histologis penyakit ini. Pasien cenderung mengeluhkan sensasi mulut dan langit-langit dengan perubahan kering, yang terasa seperti rasa pahit.Lidah merupakan lokasi yang paling umum dari manifestasi Glossophyrosis (di ujung dan di tepi lateral), bersama-sama dengan bibir, terutama bibir bawah. Deskripsi simtomatologi bervariasi tergantung dari pasien ke pasien, meskipun mayoritas dari mereka menggambarkan gejala seperti tak tertahankan dan dengan perkembangan yang berkepanjangan. Perasaan tidak nyaman cenderung terus-menerus, atau bersifat intermitten, dan jika terjadinya sering, akan memburuk sepanjang hari.

2.4 Etiologi dan Faktor Predisposisi GlossopyrosisBerikut beberapa etiologi terjadinya Glossopyrosis secara umum:1) Kekurangan vitamin2) Anemia3) Gangguan hormon4) Xerostomia5) Gangguan GI6) Faktor psikogenik, misalnya kanker fobia, anxienty kronis, depresi7) Neuralgia trigeminal8) Nyeri dari gigi9) Edema angioneurotic10) Glositis Moeller 11) Sindrom menopause12) SariawanFaktor penyebab untuk Glossophyrosis diklasifikasikan dalam empat kategori (de Mouraet al,2007.):1) Faktor lokalMeskipun banyak faktor predisposisi telah dikaitkan dengan GLOSSOPYROSIS, semua yang kontroversial.Iritasi kimia, reaksi alergi terhadap bahan gigi, kebiasaan parafungsional galvanik belum ditemukan yang menjadi penyebab penting dari GLOSSOPYROSIS (Kanchanetal.).(a) Disfungsi salivaPerubahan saliva diamati pada pasien dengan Glossophyrosis, seperti ekskresi yang lebih rendah dari protein berat molekul rendah (