Makalah Gizi Perbaikan

download Makalah Gizi Perbaikan

of 20

Transcript of Makalah Gizi Perbaikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangBayi adalah anak manusia yang baru lahir sampai dia umur 12 bulan (Wikipedia.com). Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan gizi orang dewasa, dengan bantuan amylase bayi bisa mencerna makanan yang mengandung pati untuk menjadi karbohidrat sebagai kebutuhan bayi.Pemberian makanan yang mengandung gizi yang baik sangat mempengaruhi tumbuh kembang bayi, protein yang diperlukan bayi berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar kalori dalam susu matur (asi yang tampak berwarna putih, kandungannya relatif konstan, tidak menggumpal jika dipanaskan, pengertian ASI itu sendiri adalah susu yang diproduksi oleh seorang ibu dalam bentuk cairan untuk konsumsi bayi. Mineral dibutuhkan pada masa bayi terdiri dari kalsium, fosfor, klor, kalium, dan natrium untuk menunjang kebutuhan lain si bayi. Makanan selanjutnya yang diberikan kepada bayi dilakukan secara bertahap, misalnya pemberian MP-ASI (makanan pendamping air susu ibu). MP-ASI adalah makana peralihan dari ASI ke makanan keluarga.

Permasalahn gizi di Indonesia mendapatakan perhatian dari UNICEF dan Indomaret, sekitar 24,1% anak laki laki dan 24,3% anak perempuan Indonesia mengalami ukuran tubuh pendek (South East Asia Nutrition surfey (SEANUTS)). Survei yang dilakukan terhadap lebih dari 7000 anak anak di Indonesia berusia 6 bulan-12 tahun ini juga menunjukan kita 1 dari 3 balita Indonesia mengalami masalah pertumbuhan tinggi badan. Hal ini menunjukan jumlah anak-anak Indonesia dengan ukuran tubuh pendek diketahui lebih banyak di bandingkan Negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia,Thailand dan Vietnam.Menurut Dr Sanjaja,MPH, selaku ketua tim peneliti SEANUTS Indonesia, kondisi ini dipicu karena kurangnya asupan gizi yang di terima anak di masa awal kelahirannya. Selain itu faktor kurangnya kebutuhan nutrisi saat masa kehamilan juga turut mempengaruhi.B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian gizi pada bayi dan perkembangan gizi?

2. Apa pentingnya ASI pada bayi?3. Apa keutamaan air susu ibu ketimbang susu formula?4. Apa jenis makanan pada bayi?

5. Apa kebutuhan gizi khsuus pada bayi?6. Bagaimana cara pengolahan makanan pada bayi?7. Apa faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pada bayi?8. Bagaimana pengaruh status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi?9. Bagaimana proses penyapihan pada bayi?

C. Tujuan Penulisan1. Agar pembaca tahu kebutuhan gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

2. Agar pembaca tahu pentinya pemberian ASI pada bayi

3. Agar pembaca tahu keutamaan air susu ibu ketimbang susu formula

4. Agar pembaca tahu jenis-jenis makanan yang dapat diberikan kepada bayi

5. Agar pembaca tahu kebutuhan gizi yang harus dipenuhi untuk bayi6. Agar pembaca tahu bagaimana cara pemberian makanan bergizi yang baik dan benar untuk bayi.7. Agar pembaca tahu pengaruh dari pemberian makanan pada bayi

8. Agar pembaca tahu pengaruh status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi

9. Agar pembaca tahu bagaimana proses penyapihan pada bayiBAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gizi pada BayiGizi berasal dari bahasa Arab yaitu Ghidza yang berarti makanan. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ organ, serta menghasilkan energi.

WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat pada zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsi organ tubuh, dan menghasilkan energi.

Masa bayi adalah masa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, ini semua dikarenakan masa bayi adalah masa keemasan untuk perkembangan otaknya dan pengenalan terhadap makanan yang baik dan benar, jika pemberian gizi yang diberikan salah bisa menyebabkan masalah gizi, seperti kurang gizi.B. Pentingnya ASI untuk bayi

Pemberian ASI merupakan Jaring pengaman alami terhadap efek terburuk yang oleh kemiskinan. Jika seorang anak dapat melalui bulan pertama kehidupannya (yaitu, periode usia kanak-kanak yang paling berbahaya) maka selama empat bulan berikutnya atau seterusnya, pemberian ASI akan melewati jalan yang panjang untuk menghilangkan perbedaan kesehatan antara bayi yang lahir dalam kemiskinan dan bayi yang lahir dalam kelimpahan. Pemberian ASI hampir mirip tindakan mengentaskan bayi dari kemiskinan selama beberapa bulan pertama untuk memberikan titik start yang lebih adil dalam kehidupan dan mengimbangi ketidakadilan dunia yang menjadi tempat kelahiran bayi itu (James Grant, mantan Direktur UNICEF).

Tujuan pemberian gizi yang baik adalah tumbuh kembang anak yang adekuat. Kita sudah mengenal dengan baik bahwa keadaan ini bergantung bukan hanya pada asupan gizi yang memadai tetapi juga pada kesehatan dan kesejahteraan psikososial seperti yang dikutip pada perkataan James Grant.

ASI memiliki unsur-unsur yang memenuhi semua kebutuhan bayi akan nutrient selama periode sekitar 6 bulan, kecuali jika ibu mengalami keadaan gizi kurang yang berat. Komposisi ASI akan berubah sejalan dengan kebutuhan bayi.

Keberadaan antibody dan sel-sel makrofag dalam kolostrum dan ASI memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis infeksi tertentu (diare). Imunitas terhadap infeksi enternal dan parental pada taraf yang lebih rendah, berasal dari antibody. Oleh karena itu, bayi-bayi yang mendapat ASI secara penuh jarang terjangkit oleh penyakit diare yang menular atau necrotizing enterocolitis. Inffeksi pernapasan dan telinga juga lebih jarang terjadi pada bayi-bayi yang disusui oleh ibunya sendiri.

Keadaan alergi pada bayi-bayi yang mendapat ASI ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan bayi-bayi yang memperoleh susu sapi (formula). Pengenalan terhadap protein asing yang lebih lambat mungkin pula bermafaat dalam mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi autoimun, seperti pada penyakit DM yang tergantung insulin.

ASI merupakan makanan yang higenis, murah , mudah diberikan dan sudah tersedia bagi bayi. Faktor-faktor yang menguntungkan lebih banyak daripada kerugian yang mungkin terjadi seperti keterbatasan aktivitas atau kehilangan peluang bekerja untuk sementara waktu bagi ibu. Oleh karena itu, pemberian ASI memerlukan pertimabangan yang serius. ASI merupakan makanan yang lebih murah ketimbang susu formula pengganti ASI apapun bahkan jika ibu harus makan agak berlebihan.C. Keutamaan Air Susu Ibu Ketimbang Susu FormulaJika dihitung dari saat kelahiran, berat bayi akan bertambah dua kali lipat pada bulan IV: dari 3,2 kg menjadi 6,4 kg. setelah itu pertumbuhan akan sedikit melambat. Berta badan bayi hanya akan bertambah sebanyak 2,3 kg setahun. Kelambatan ini berlangsung sampai usia remaja. Setelah itu, berat badan akan bertambah secara mencengangkan.Meskipun tidak sedramatis berat, tinggi badan juga bertambah: dari hanya 50 cm ketika lahir menjadi 75 cm (bertambah 25 cm) setelah berusia satu tahun. Ditahun II kehidupan, tinggi hanya bertambah 12-13 cm, untuk seterusnya semakin lambat hingga mencapai usia remaja. Pada saat itu, tinggi badan akan bertambah sebanyak 16-20 cm selama 2-2,5 tahun.Perubahan organ tubuh selama satuh pertama memengaruhi kesiapan bayi untuk menerima makanan padat. Pada mulanya, bayi hanya dapat mengisap, yang dapat diartikan sebagai kemampuan mengisap payudara untuk memperoleh air susu. Pada bulan kedua, ia mampu memainkan lidah sehingga makanan setengah padat mulai dapat ditelan. Namun demikian, kepandaian mengunyah baru diperoleh pada usia dua tahun.Diawal kehidupannya, lambung dan usus bayi sesungguhnya belum sepenuhnya matang. Bayi dapat mencerna gula dalam susu (laktosa), tetapi belum mampu menghasilkan amylase dalam jumlah yang cukup. Ini berarti bahwa bayi tidak dapat mencerna tepung sampai paling tidak usia tiga bulan.1. ASI atau Susu Formula

Dibandingkan orang dewasa, kebutuhan bayi akan zat gizi boleh dibilang sangat kecil. Namun, jika diukur berdasarkan persentase berat badan, kebutuhan bayi akan zat gizi ternyata melampaui kebutuhan orang dewasa, nyaris dua kali lipat.Makanan pertama dan utama bayi tentu saja air susu ibu. Pilihan ini tak perlu diperdebatkan lagi. Air susu ibu cocok sekali untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal: karbohidrat dalam air susu ibu berupa laktosa; lemaknya banyak mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh ganda); protein utamanya laktalbumin yang mudah dicerna; kandungan vitamin dan mineralnya banyak; rasio kalsiumfosfat sebesar 2:1 yang merupakan kondisi yang ideal bagi penyerapan kalsium. Selain itu, air susu ibu juga mengandung zat anti-infeksi.Kolostrum ialah air susu ibu yang keluar pertama kali, berwarna jernih kekuningan, dan kaya akan zat antibody seperti: (a) factor bifidus, (b) SIgA, IgM, IgG, (c) factor antistafilokokus, (d) laktoferin, (e) laktoferoksidase, (f) komplemen: C3, C4, (g) interferon, (h) lisozim, (i) protein pengikat B12, (j) limfosit, (k) makrofag, (l) factor lipid, asam lemak, dan monogliserida. Jumlah kolostrum yang tersekresi bervariasi antara 10 sampai 100 cc (rata-rata 30 cc) sehari. Sekresi air susu ibu meningkat secara bertahap dan mencapai komposisi matang pada 30 sampai 40 jam seusai melahirkan.Factor bifidus adalah factor spesifik pemacu pertumbuhan Lactobacillus bifidus, bakteri yang dianggap dapat menggangu kolonisasi bakteri pathogen di dalam slauran cerna. Secretory immunoglobulin A (SIgA) dianggap berkemampuan mengikat protein asing bermolekul besar, seperti virus, bakteri, dan zat toksik. Pengikatan ini bertujuan untuk penyerapan sehingga tidak membahayakan bayi. Laktoferin merupakan protein pengikat zat besi agar tidak dapat digunakan oleh bakteri untuk bertumbuh kembang. Lisozim adalah enzim yang bekerja menghancurkann bakteri dengan jalan merobek dinding sel, yang secara tidak langsung meningkatkan antibody. Leukosit sebagian berfungsi mencegah enterokolitis nekrotikan, penyakit mematikan yang lazim menjangkiti bayi berberat badan lahir rendah.

Makrofag ,selain menyereksi SIgA dan interferon ,juga berfungsi untuk memangsa organisme lain. Komplemen, laktoperoksidase, dan faktor antistreptokokus merupakan faktor pertahanan yang membantu menurunkan insidensi infeksi.

Ketersediaan zat-zat ini menyiratkan bahwa masalah yang mungkin timbul pada bayi yang mengisap kolostrum tidak akan separah pada bayi yang diberi susu formula. Sayangnya, dilingkungan budaya tertentu, pemberian kolostrum justru ditabukan. Kisah ini terbaca dalam hasil survei kesehatan Indonesia tahun 1992: wanita Indonesia yang memberikan kolostrum baru menyentuh angka 51%.pemberian cairan jernih kental kekuningan ini meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan ibu. Di jawa dan dibali , nilai ini terpaku pada angka 50% , sementara didaerah lain bervariasi antara 52-55% . di pulau jawa sendiri, jawa timur 40 %, jawa tengah 49%, dan Jakarta 68% (wanita berpendidikan tinggi memang lebih banyak bermukim dijakarta , sensus 1990).sectretory IgA yang terkandung dalam kolostrum berkemampuan mengikat allergen potensial. Sekaligus mencegah penyerapannya. Itulah sebabnya mengapa bayi peminum ASI jarang mengalami alergi . Pemberian susu formula dapat berarti memajan bayi pada alergen dalam jumlah besar, semantara SIgA tidak tersedia . pemajanan alergen secara dini cenderung meningkatkan risiko terjadinya reaksi alergi, terutama pada keluarga yang mempunyai riwayat alergi. Sebaliknya, pemberian ASI secara eksklusif selama beberapa minggu setelah lahir akan menurunkan risiko menderita eksim atopic di tahun pertama kehidupan; di samping- tentusaj--menjalin keakraban.

2. Kekurangan Susu Botol.Jika penyiapan tidak memenuhi syarat kebersihan (missal, peralatan yang digunakan tidak bersih dan air pencampur tidak dimasak dengan sempurna), memberikan susu formula melalui botol hamper identik dengan memanam bibit penyakit ke dalam tubuh bayi (sumber infeksi). Pada kenyataannya, terutama di Indonesia fasilitas sanitasi yang layak dan pasokan air bersih baru dinikmati oleh separuh populasi. Selain itu, sisa susu yang tidak disimpan di dalam lemari pendingin mestinya tidak digunakan lagi (jika disimpan di lemari pendingin masih dapat digunakan paling lama 4 jam). Masih menurut penelitian Muhammad Enoch dan Djumadias Abunaim di Jakarta (1988), angka kejadian diare pada bayi yang diberi air susu ibu hanya 6% (dari 845 bayi), diberi air susu ibu dan susu botol 14%, dan jika diberi susu botol saja angka kejadian diare meningkat samapai 18%. Susu buatan boleh jadi berperan sebagai wahana pembiakan bakteri pathogen enterik dan atau produksi enterotoksin.Sejauh ini belum ada pembuktian bermakna tentang hubungan antara jumlah bakteri yang menempel pada botol susu dan pendidikan serta jumlah anak. Derajat pencemaran botol susu pada bayi yang ibunya menjalani masa pendidikan kurang dari 15 tahun, pada kenyataannnya lebih tinggi ketimbang mereka yang mengenyam bangku sekolah lebih dari 15 tahun. Sementara botol susu bayi yang telah berusisa di atas 6 bulan terbukti tercemar lebih hebat jika dibandingkan dengan botol susu sebaya mereka yang berumur kurang dari 6 bulan.Tingkat pendidikan tertentu (paling sedikit dapatdan maumembaca etiket pada kaleng susu) diperlukan untuk mencampur susu formula pada takaran yang tepat. Jika tidak, campuran akan terlalu kental (dapat menimbulkan diare hipertonik) atau terlalu encer (kurang mengandung zat gizi yang diperlukan). Diare hipertonik dapat menyebabkan dehidrasi hipertonik, yang selanjutnya menimbulkan tetani neonatal. Keadaan ini terutama berlangsung pada hari ketiga dan keempat belas karena kalsium (juga Mg) di dalam plasma bayi rendah.Bayi yang diberi minum air susu ibu harus bekerja keras menghisap putting susu, sedangkan bayi peminum susu botol pasif saja: menanti tetesan susu dari botol. Dampaknya: karena harus bekerja, bayi yang minum air susu ibu akan segera berhenti menghisap jika dia telah merasa kenyang. Sebaliknya: bayi peminum susu botol tidak akan berhenti meneguk susu, kecuali botolnya telah kosong (hal yang cepat mengarah ke obesitas).D. Jenis Makanan pada Bayi.

Makanan yang diberikan pada bayi di atas 6 bulan disebut MP-ASI (makanan pendamping ASI), tujuan pemberian MP-ASI untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dan perkembangannya, selain itu manfaat MP-ASI adalah untuk pengenalan jenis makanan yang baik kepada bayi, kebiasaan dari kecil memakan makanan yang bergizi sangat besar pengaruhnya terhadap kebiasaan bayi sampai besar untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. Makanan ASI yang baik adalah makanan yang terbuat atau berasal dari bahan makanan segar (alami), seperti : tempe, kacang kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur, dan buah buahan. Jenis jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah :1). Makanan saring adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contohnya : bubur susu, bubur sumsum, pisang saring, pepaya saring, tomat saring, nasi tim saring, dan lain lain.

2).Makanan lunak adalah , makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair, contohnya: bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri, dll.

3).Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak Nampak berair dan biasanya disebut makanan keluarga, contohnya: lontong, nasi tim, kentang rebus, biscuit, dll.E. Kebutuhan Gizi Khusus pada Bayi

1. Energi. Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama dua bulan pertama yaitu pada masa pertumbuhan cepat,adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum, selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi memerlukan energi sebesar kira-kira 115-120 kkal/kg/hari, yang kemudian berkurang menjadi sekitar 105-110 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya.Energi terutama dipasok oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi, terutama jika sumber lain sangat terrbatas. Kebutuhan akan energi dapat ditaksir dengan cara mengukur luas permukaan tubuh atau menghitung secara langsung konsumsi energy itu: yang hilang dan terpakai. Namun, cara yang terbaik adalah mengamati pola pertumbuhan yang meliputi berat dan tinggi badan, lingkar kepala, kesehatan dan kepuasan bayi. Asupan energi dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan. Jumlah keluaran energy dapat ditentukan secara sangat sederhana berdasarkan berat badan. Bayi seberat 0-10 kg memerlukan 100 kkal/kg BB. Mereka yang beratnya 11-20 kg membutuhkan 1000 kkal ditambah dengan 50 kkal/kg untuk kelebihan berat diatas 10 kg, misalnya untuk 1 kg pada 11 kg.2. Cairan .

Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan kalori, suhu lingkungan, kegiatan fisik, kecepatan pertumbuhan dan berat jenis air seni. Air kira-kira merupakan 70 % berat badan pada saat lahir yang kemudian menurun sampai 60 % menjelang bayi berusia 12 bulan. Jumlah air yang dibutuhkan oleh bayi ( dan anak) lebih besar adalah 50 % kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan : kalori adalah 1,5 cc/1 kkal ( rasio orang dewasa= 1cc/kkal).Bayi yang sehat akan merasa kenyang dengan pasokan asi sebanyak 150-200 cc/kg BB/hari (setara dengan 100-130 kkal/kg/hari) selama 6 bulan kehidupan. Jika bayi mampu secara teratur meminum asi sejumlah itu ia tidak membutuhkan tambahan air dari sejak lahir sampai akhir tahun pertama, kecuali jika ia diberi tambahan makanan padat.3. Lemak .

Air susu ibu memasok sekitar 40-50 % energi sebagai lemak (3-4 gr/100 cc). lemak minimal harus menyediakan 30% energi, yang dibutuhkan bukan saja untuk mencukupi kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan asam lemak esensial, vitamin yang terlarut dalam lemak, kalsium, serta mineral lain, dan juga untuk menyeimbangkan diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber energi. Setidaknya 10% asam lemak sebaiknya dalam bentuk tak jenuh ganda, yang biasanya dalam bentuk asam linoleat. Asam linoleat juga merupakan asam esensial. Asam ini terkandung didalam sebagian besar minyak pertumbuhan. Sayang sekali, jumlah kebutuhan yang tepat belum diketahui dengan pasti.dari air susu ibu, bayi menyerap sekitar 85-90% lemak. Enzim lipase didalam mulut mencerna zat lemak sebesar 50-70%.4. Karbohidrat.

Kebutuhan akan karbohidrat bergantung pada besarnya kebutuhan akan kalori. Belum ada anjuran berapa jumlah karbohidrat yang harus dikonsumsi dalam satu hari. Namun, sebaiknya 60-70% energi dipasok oleh karbohidrat. Jenis karbohidrat yang sebaiknya di berikan adalah laktosa, bukan sukrosa karena laktosa bermanfaat untuk saluran penceranaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukaam flora yang bersifat asam dalam usus besar sehingga penyerapan kalsium meningkat dan penyerapan fenol dapat dikurangi. Pada asi dan sebagian besar susu formula, laktosa memang menjadi sumber karbihidrat utama. Sumber kalori pasokan karbohidrat diperkirakan sebesar 40-50% yang sebagian besar dalam bentuk laktosa.5. Protein.

Besaran pasokan protein dihitung berdasarkan kebutuhanuntuk bertumbuh kembang dan jumlah nitrogen yang hilang lewat air seni, tinja, dan kulit. Mutu protein bergantung pada pemudahannya untuk dicerna dan diserap serta komposisi asam amino didalamnya. Jika asupan asam amino kurang, pertumbuhan jaringan dan organ, berat dan tinggi badan, serta lingkar kepala akan terpengaruh.Asupan protein yang berlebihan terutama pada bayi kecil, akan menyebabkan kelebihan asam amino yang harus dimetabolisasi dan dieliminasi sehingga menimbulkan stress berat pada hati dan ginjal tempat deaminasi berlangsung.6. Vitamin dan mineralAir susu ibu yang sehat dan cukup makan dianggap cukup mengandung elemen klumit, kecuali vitamin D dan dibeberapa daerah tertentu, fluor. Sebelum diputuskan untuk memberikan suplementasi perlu dipertimbangkan keadaan, sepert:

a) Status gizi bayi serta ibunya

b) Perkiraan asupan makanan ibunya

c) Makanan padat apa yang akan diberikan pada bayi pada saat penyapihan

d) Komposisi zat gizi dalam makanan tersebut.

7. Pola suplementasi secara umum

Jika bayi telah diberi air susu ibu dalam jumlah yang adekuat dan ibu memiliki status gizi yang baik, suplementasi tidak perlu diberikan, kecuali pada daerah-daerah tertentu yang memerlukan tambahan fluor dan vitamin D. fluor yang ditambahkan 0,25cc perhari. Vitamin D dianjurkan 400 IU (10g) perhari terutama bagi mereka yang jarang bersentuhan dengan matahari. Sementara itu, pemberian dua sumplement lain, yaitu besi dan vitamin K masih diperdebatkan.8. Zat besi

Sebagian klinisi menganjurkan agar bayi baru lahir diberi 7 mg Fe sulfat (keterserapan 10%). Sebagian lagi tidak setuju, kecuali jika bayi telah berusia 4-6 bulan karena tambahan ini akan menjenuhkan protein bakteriostatik dalam air susu ibu, yaitu laktoferin, yang pada gilirannya dafat menurunkan keefektifan laktoferin. Gejala tidak diinginkan akibat Fe iyalah sembelit, muntah, diare, perwarna gizi, serta defisiensi Zn (karena penyerapannya diganggu oleh Fe).9. Vitamin K

Untuk mencegah pendarahan dianjurkan pemberian vitamin K secara parentera. Sebab produksi vitamin K oleh mukosa usus belum berlangsung karena selama beberapa hari sesudah lahir, saluran usus bayi masih steril.F. Cara Pengolahan Makanan Bayi.

Pengolahan bahan makanan untuk bayi disesuaikan dengan umurnya. Ini dikarenakan setiap bayi dalam masa perkembangan kemampuan sistem pencernaannya berbeda-beda. Berikut pengolahan bahan makanan berdasarkan umur:a) Pemberiam Makanan Bayi Umur 6-9 Bulan.1. Penyerapan vitamin A dan zat gizi lain, pemberian ASI diteruskan.

2. Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi oleh karena itu bayi mulai dperkenalkan dengan makanan MP-ASI lumat 2 kali sehari.

3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menanmbah kalori makanan bayi, memberikan rasa enak juga mempertinggi yang larut dalam lemak.

b) Pemberian Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan.1. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, mendekati makanan keluarga.

2. Berikan makanan selingan satu kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah. Usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.

3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat di kemudian hari.4. Pemberian Makanan Anak Umur 12-24 Bulam.

a) Pemberian ASI diteruskan.

b) Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separtuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Selain itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.

c) Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan, misalnya: nasi dapat diganti dengan tahu, tempe, kacang ijo, telur, atau ikan. Bayam dapat diganti dengan daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu dapat diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sum-sum, biskuit.d) Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tina-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada Bayi

Faktor yang mempengaruhi pemberian makanan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Faktor Heredokonstitusionil.

Gen yang terdapat di dalam nucleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antar gen ini dikenal sebagai hereditas. Timbulnya kelainan familia, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dari dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertumbuh kecil karena konstitusi genetika dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi. Peranan genetic pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal yang diperdebatkan pada saat sekarang ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi intelegensi dibandingkan dengan lingkungan. Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan tempramen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.1) Jenis kelamin

Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecpatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. 2) Ras atau bangsa

oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai hereditas lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang skandinavia lebih tinggi dibandingkan dengan orang Itali.

3) Keluarga

Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek sedangkan yang lainnya tinggi.4) Umur

Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi, dan masa adolesensi.

a) Faktor lingkungan faktor prenatal

1) Gizi (defisiensi vitamin, iodium dan lain-lain)

2) Mekanis (pita amniotic, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidramnion)

3) Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain)

4) Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hyperplasia adrenal

5) Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain)

6) Infeksi (trimester I) : rubella dan mungkin penyakit lain, trimester II dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain)

7) Imunitas (eritroblastosis fetalis, kern ikterus)

8) Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta)

b) Faktor pascanatal

1) Gizi (masukkan makanan kulitatif dan kuantitatif)

2) Penyakit (penyakit kronis dan kelainan congenital)

3) Keadaan social ekonomi

4) Musim dll.H. Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Gizi memiliki keterkaitan yang erat hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan. Apabila seorang anak terkena defisiensi gizi maka kemungkinan besar anak akan mudah terkena infeksi. Gizi sangat berpengaruh terhadap nafsu makan, kehilangan bahan makanan misalnya melalui diare dan muntah-muntah, serta metabolisme makanan pada anak. Penyakit kwashiorkor dan marasmus sering ditemukan dalam taraf yang berbeda-beda. Penyakit ini menyebabkan penderita kehilangan bahan makanan, peghancuran jaringan tubuh semakin meningkat karena dipakai untuk pembentukan protein atau enzim-enzim yang diperlukan dalam pertahanan tubuh. Selain itu yang lebih parahnya lagi, kuman-kuman yang tidak berbahaya pada anak dengan gizi normal akan bisa menyebabkan kematian bagi anak dengan gizi buruk. Gejala merupakan penyakit yang penting dan dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti, lapar, kebanyakan makan, salah makan dan lain-lain. Masalah defisiensi gizi menjadi perhatian karena menujukkan adanya efek jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. I. Proses Penyapihan pada Bayi.

Menyapih, secara harfiah , berarti membiasakan .maksudnya bayi secara berangsur-angsur dibiasakan menyantap makanan orang dewasa. Selama masa penyapihan , makanan bayi berubah dari air susu ibu saja ke makanan yang lazim dihidangkan oleh keluarga, sementara air susu di berikan hanya sebagai makanan tambahan. Permulaan masa penyapih merupakan awal dari suatu perubahan besar baik bagi bayi maupun ibunya. Keakraban yang telah terjalin lama, sejak bayi didalam kandungan, perlahan lahan mulai di longgarkan . proses ini harus diupayakan agar tidak terjadi secara mendadak.

Dibeberapa tempat (budaya), pemberian air susu segera diberikan mana kala ibu hamil , atau merasa hamil lagi perpisahan ini akan terasa semakin serius jika bayi dititipkan pada nenek atau keluarga lain. Dampak psikologis serta pengaruh gizi akibat perlakuan ini akan sangat berbahaya.

insidensi penyakit infeksi , terutama diare, lebih tinggi pada saat ini ketimbang periode lain kehidupan. Hal itu karena makanan merubah, dari asi yang bersih dan mengandung zat- zat anti infeksi antara lain: IgA, laktoferin,WBC ) kemakanan yang disiapkan ,disimpan, dan dimakan tanpa mengindahkan syarat kebersihan (kesehatan).

Malnutrisi lebih sering terjadi pada masa ini ketimbang periode 4-6 bulan pertama kehidupan karena tidak sedikit keluarga yang tidak mengerti kebutuhan khusus bayi , tidak tahu bagaimana cara membuat makanan sapihan dari bahan-bahan yang tersedia disekitar mereka atau tidak( belum) mampu menyediakan makananyang bernilai gizi baik.

Di berbagai tempat , kini kebiasaan makan anak-anak yang tradisional yang secara nalar dianggap memuaskan tidak lagi dapat dilanjutkan karena urbanisasi, tatanan baru keluarga, dan perubahan pola kerja wanita. Proses penyapihan dimulai pada saat yang berlainan .pada beberapa kelompok masyarakat ( budaya) tertentu, bayi tidak akan disapih sebelum berusia 6 bulan. Bahkan ada yang baru memulai penyapihan setelah bayi berusia 2 tahun (kasus ekstrem 4 tahun ). Sebaliknya, pada masyarakat urban, bayi disaih terlalu dini , yaitu baru beberapa hari lahir sudah diberi makanan tambahan. Usia pertama menyapih memasuki usia 4-6 bulan , bayi telah siap menerima makanan bukan cair karena gigi telah tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan setengah padat. Disamping itu, lambung juga telah lebih baik menerna zat tepung .Pedoman pemberian makanan sapihan :1. Makanan padat pertama harus bertekstur sangat halus dan licin. Bayi perlahan- lahan akan siap menerima tekstur yang lebih kasar .

2. Bubur saring boleh diberikan jika bayi telah tumbuh gigi, dan makanan cincang setelah bayi pandai mengunyah .

3. Pada satu waktu makan , cukup diperkenalkan satu jenis makanan saja , dalam jumlah kecil. Seandainya bayi tidak dapat menoleransi makanan ini, atau bahkan menimbulkan reaksi alergi, gejala yang timbul mudah dikenali, dan makanan itu tidak diberikan lagi.

4. Bayi harus diajari cara memegang makanan. Seiring pertambahan usia, bayi diajari pula ara mengambil makanan padat dari sendok makan .

5. Makanan sebaiknya tidak dicampur karena bayi harus mempelajari perbedaan tekstur dan rasa makanan.

6. Makanan padat jangan dimasukkan kedalam botol susu , atau membuat lubang dot lebih besar yang mengesankan seolah bayi meminum makanan padat .

7. Volume pemberian susu jangan segera dikurangi sebelum bayi mampu bersantap dengan sendok .

8. Makanan padat sebaiknya disuapkan sebelum susu diberikan .

9. Selama menyuapi bayi, tersenyum dan berbicaralah padanya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa bayi adalah masa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, ini semua dikarenakan masa bayi adalah masa keemasan untuk perkembangan otaknya dan pengenalan terhadap makanan yang baik dan benar, jika pemberian gizi yang diberikan salah bisa menyebabkan masalah gizi, seperti kurang gizi.ASI adalah suatu produk yang dihasilkan oleh seorang ibu yang mempunyai kandungan yang sangat penting untuk bayi, pemberian ASI eksklusif disarankan diberikan full dari 0-6 bulan.

Makanan yang diberikan pada bayi di atas 6 bulan disebut MP-ASI (makanan pendamping ASI), tujuan pemberian MP-ASI untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dan perkembangannya, selain itu manfaat MP-ASI adalah untuk pengenalan jenis makanan yang baik kepada bayi, kebiasaan dari kecil memakan makanan yang bergizi sangat besar pengaruhnya terhadap kebiasaan bayi sampai besar untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.B. Saran

Daftar Pustaka

Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGCAlmatsier,Sunita.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:Pustaka Utama.

Beck,Mary E.2011.Nutrion and Dietetics for Nurse.Yogyakarta:Yayasan Essentia Medica.Proverawati,Atikah.2010.Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.Yogyakarta:Nuha Medika.