Makalah Leukemia Perbaikan

56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia adalah proliferasi ganas sel induk hemopoetik dalam sumsum tulang. Leukemia biasanya terjadi pada leukosit. Leukosit yang mengalami keganasan akan memperbanyak diri secara tidak terkendali, sehingga terbentuk sel yang tidak normal dan tidak berfungsi. Leukosit ganas akan mendesak pertumbuhan leukosit normal, juga eritrosit dan trombosit. Leukosit ganas ini beredar secara sistemik kemudian dapat disertai infiltrasi ke organ lain. Sel leukemia juga tumbuh pada jaringan hemopoetik primitif (ekstrameduler), sehingga menimbulkan pembesaran lien, hepar, dan kelenjar limfe. Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Menurut para peneliti, leukemia lebih banyak menyerang pria dibanding wanita dan orang kulit putih lebih banyak menderita leukemia dibanding orang kulit hitam. Pada leukemia, karena sistem pertahanan tubuh yang diserang (leukosit) sehingga penderita akan mudah terkena infeksi. Oleh karena itu, peran perawat sangat dibutuhkan dalam menangani kasus ini. Dalam makalah ini, penulis juga akan membahas kasus pada Ny. S yang menderita leukemia. Diharapkan kasus ini, 1

description

bjbkj

Transcript of Makalah Leukemia Perbaikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Leukemia adalah proliferasi ganas sel induk hemopoetik dalam sumsum tulang. Leukemia biasanya terjadi pada leukosit. Leukosit yang mengalami keganasan akan memperbanyak diri secara tidak terkendali, sehingga terbentuk sel yang tidak normal dan tidak berfungsi. Leukosit ganas akan mendesak pertumbuhan leukosit normal, juga eritrosit dan trombosit. Leukosit ganas ini beredar secara sistemik kemudian dapat disertai infiltrasi ke organ lain. Sel leukemia juga tumbuh pada jaringan hemopoetik primitif (ekstrameduler), sehingga menimbulkan pembesaran lien, hepar, dan kelenjar limfe.Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Menurut para peneliti, leukemia lebih banyak menyerang pria dibanding wanita dan orang kulit putih lebih banyak menderita leukemia dibanding orang kulit hitam. Pada leukemia, karena sistem pertahanan tubuh yang diserang (leukosit) sehingga penderita akan mudah terkena infeksi. Oleh karena itu, peran perawat sangat dibutuhkan dalam menangani kasus ini.Dalam makalah ini, penulis juga akan membahas kasus pada Ny. S yang menderita leukemia. Diharapkan kasus ini, dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca agar lebih memahami penyakit leukemia itu sendiri.B. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari darah itu?2. Apakah penyakit leukemia itu?

3. Bagaimana etiologi dan manifestasi klisnis dari penyakit tersebut?

4. Bagaimana tinjauan teoritis asuhan keperawatan penyakit leukemia?

5. Bagaimana pengkajian Gordon dan pemeriksaan fisik pada kasus Ny. S?

6. Diagnosa apa saja yang ditegakkan dari kasus Ny. S tersebut?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan untuk:

1. Memenuhi tugas keperawatan dewasa II tentang penyakit pada sistem hematologi.2. Mengetahui anatomi dan fisiologi organ.3. Mengetahui definisi penyakit leukemia.4. Mengetahui etiologi dan manifestasi klisnis dari penyakit.5. Mengetahui tinjauan teoritis asuhan keperawatan penyakit leukemia6. Mengetahui pengkajian Gordon dan pemeriksaan fisik pada kasus Ny. S7. Mengetahui diagnosa yangditegakkan dari kasus Ny. S.BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Anatomi Fisiologi Organ

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap organ-organ tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jatung atau pembuluh darah.

Fungsi darah terdiri atas:

1) Sebagai alat pengangkut

2)Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akanmembunuh tubuh dengan perantaraan leukosit, anti bodi / zat-zat anti racun

3)Menyebarkan panas ke seluruh tubuh

Bagian-bagian darah:1. Air:91%2. Protein:8% (albumin, globulin, protombin dan fibrinogen)3. Mineral :0,9% (Natrium Klorida, Natrium Bikarbonat, Garam, Posphatt, Magnesium dan Asam Amino)

Darah terdiri dari 2 bagian yaitu:

1) Sel darah ada 3 macam yaitu:a. Eritrosit (sel darah merah)b. Leukosit (sel darah putih)c. Trombosit (sel pembeku darah)2) Plasma darah1) Sel Daraha. Eritrosit

Ialah bentuknya seperti cakram / bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukurannya kira-kira 7,7 unit (0,007 mm) diameter tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 mm3 (4 - 4 juta).Warnanya kuning kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandug suatu zat yang disebut hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung O2.

Fungsinya mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh dikeluarkan melalui paru-paru.Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira 11,5 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0%. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah.Apabila keduanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya hal ini disebabkan oleh karena pendarahan yang hebat, hama-hama penyakit yang menghanyutkan eritrosit dan tempat pembuatan eritrosit sendiri terganggu.

b. Leukosit

Ialah keadaan bentuk dan sifat-sifat leukosit berlainan dengan eritrosit dan apabila kita periksa dan kita lihat bahwa di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya. Warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 kira-kira 6.000 sampai 9.000Fungsinya: Sebagai serdadu tubuh yaitu, membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (System Retikulo Endotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe. Sebagai pengangkut yaitu, mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa uterus ke pembuluh darah.Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar di dalam darah untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan bibit penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10.000/mm3 disebut leukotosis dan kurang 5.000 / mm3 leukopenia.

Macam-macam leukosit meliputi:1. Agranulosit

Sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri dari:a. LimfositMacam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan ada yang kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar, banyaknya 20 25% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.b. MonositTerbanyak dibuat di sum-sum tulang merah, besarnya lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 38%.Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warnanya biru sedikit abu-abu, mempunyai bintik-bintik sedikit kemerah-merahan.Inti selnya bulat dan panjang warnanya lembayung muda.

2. Granulosit

Disebut juga leukosit granular terdiri dari:a) Neutrofil atau pulmor nuclear leukosit, mempunyai inti sel yang berangkai kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / granula, banyaknya 60 70%b) Eosinofil, ukuran dan bentuknya hampir sama dengan netrofil tetapi granula dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 2 4%c) Basofil, sel inti kecil dan pada eosinifil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya %. Dibuat di sum-sum merah, fungsinya tidak diketahuic. Trombosit ialah merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat, ada yang lonjong, warnanya putih, banyaknya normal pada orang dewasa 200.000 300.000 mm3.Fungsinya memegang peranan penting di dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul pendarahan yang terus-menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.Terjadinya pembekuan darah di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah yaitu Ca2+ dan fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh medapat luka.Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Jumlah hemoglobin dalam darah normal ialah kira-kira 15 gram setiap ml darah, dan ini jumlahnya biasa disebut 100 persen.

2) Plasma darah ialah bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, disamping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah:1. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.2. Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium dan lain-lain) yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotil3. Protein darah (albumin, globulin) meninggalkan viskositosis darah dan juga menimbukan tekanan osmotic untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh4. Zat makanan (asam amino, glukosa, mineral dan vitamin)5. Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh6. Anti bodi / anti toksin

(Drs. Syaifuddin, B. Ac, 1992: 70)

B. Landasan Teoritis Penyakit1. Definisi

Setelah dilakukan perawatan, klien diharapkan mampu:

Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ).

Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferas ipatologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi kejaringan tubuh yang lain. (AriefMansjoer, dkk, 2002 : 495).

Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa leukemia adalah suatu penyakit keganasan /penyakit kanker yang menyerang sel darah putih yang terdapat di sumsum tulang sehingga sirkulasi produksi sel darah putih berlebihan atau tidak terkontrol sehingga mengganggu sel-sel normal lainnya.

KlasifikasiLeukemia:

a. Leukemia Mioloblastik

1) Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)Angka kejadian 80% leukemia akut pada orang dewasa. Permulaannya mendadak atau progresif dalam masa 1 6 bulan, jika tidak diobati, kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada pria dan wanita 3 : 2.

2) Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)

Paling sering terjadi pada usia pertengahan (orang dewasa) umur 20-60 tahun puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi pada anak-anak. (Sylvia, 1995). Leukemia mieloblastik dimulai dengan produksi sel mielogenosa muda yang bersifat kanker disumsum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sel darah putih diproduksi diberbagai organ ekstramedular terutama di nodus limfe, limpa dan hati.b. Leukemia Limfoblastik

1) Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak berumur dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidens atnara umur 3 4 tahun, insiden pada pria dan wanita ( 5 : 4.

2) Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK)

Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada kelompok umur tua (( 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian 2:1.Leukemia limfogenosa disebabkan oleh produksi sel limfoid yang bersifat kanker, biasanya dimulai dalam nodus limfe atau jaringan limfogenosa yang lain dan selanjutnya menyebar ke area tubuh lainnya.2. EtiologiPenyebab yang pastibelumdiketahui, akantetapiterdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu

a. Faktorgenetik : virus tertentumenyebabkanterjadinyaperubahanstruktur gen (Tcell Leukemia Lhymphoma Virus/ HLTV).b. Tingkat radiasi yang tinggiOrang orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber dari paparan radiasi tinggi.c. Obat-obatimunosupresif, obat-obatkardiogenikseperti diethylstilbestrol.d. Orang orang yang bekerja dengan bahan bahan kimia tertentuTerpapar oleh benzene dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapat menyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri kimia. Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leukemia.e. Faktorherediter, misalnyapadakembarmonozigot.f. KemoterapiPasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang kadang berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai agen alkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir akhir ini.g. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetik lainnyaBeberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin meningkatkan resiko leukemia. h. Myelodysplastic syndromeOrang orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko terhadap berkembangnya leukemia myeloid akut.i. Fanconi AnemiaMenyebabkan akut myeloid leukemia3. Manifestasi klinik / Tanda dan Gejala

a. Gejala yang khas adalah pucat, panas dan perdarahan (perdarahan dan anemia adalah manifestasi utama).1) LimfadenopatidanhepatosplenomegaliHal ini disebabkan karena ekstramedular juga terlibat (sel kanker menyebar ke seluruh sehingga limfe, hati dan limpa menaikkan produksi sel darah putih).

b. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalah tafsirkan sebagai penyakit reumatik.

c. Gangguanpada system syarafpusat

Dapat terjadi sakit kepala, muntah, kejang dan gangguan penglihatan.

d. Gejala lain

Leukemia pada alat tubuh seperti Lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral.

Pardarahan pada leukemia dapat berupa ekimosis, petekie, perdarahan gastrointestinal.

Manifestasi klinis yang dapat dilihat atau dilaporkan klien atau keluarga secara langsung :

Pilek tidak sembuh-sembuh

Pucat, lesu, mudah terstimulasi

Demam, anorexia

Berat badan menurun

Ptechie, memar tanpa sebab

Nyeri pada tulang/persediaan

Nyeri abdomenSedangkan manifestasi klinis menurut klasifikasinya :

1. Leukemia Mieloblastik Akut

Rasa lemah

Pucat

Nafsu makan hilang

Anemia

Ptekie

Perdarahan

Nyeri tulang

Infeksi

Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediatinum

Kadang kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5

Sakit kepala

2. Leukemia Mieloblastik Kronik

Rasa lelah

Penurunan berat badan

Rasa penuh di perut

Kadang kadang rasa sakit di perut

Mudah mengalami perdarahan

Diaforesis meningkat

3. Leukemia Limfositik Akut

Rasa lelah

Panas tanpa infeksi

Purpura

Nyeri tulang dan sendi

Anemia

Macam macam infeksi

Penurunan berat badan

Ada massa abnormal

Muntah

Gangguan penglihatan

Nyeri kepala

4. Leukemia Limfositik Kronik Mudah terserang infeksi

Anemia

Lemah

Pegal pegal

Trombositopenia

Respons antibodi tertekan

Sintesis immonuglobin tidak cukup4. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik1) Pemeriksaan laboratorium

1) Darahtepi

Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sumsum tulang yaitu berupa pansitopenia, limfositosis yang dapat menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapatnya sel blast.Terdapatnya leukosit yang imatur.

2) Kimia darah

Kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat meningkat, hipogamaglobinemia.

3) Sumsumtulang

Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder).

Aspirasi sumsum tulang (BMP) = hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.

2) Pemeriksaan lain :

1) Biobsilimpa

Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.

2) Lumbal punksi; yaitu untuk mengetahui apakah SSP terinfiltrasi yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah sel patologis dan protein (CSS). Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam keadaan remis atau pada keadaan kambuh.

3) Sitogenik

Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologisnya.

5. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatana. Penatalaksanaan Medik

i. Transfusidarah Biasanya diberikan jika kadar Hb < 6 gr%. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan transfusi trombosit, jika ada tanda DIC dapat diberi heparin.ii. Kortikosteroid

(Prednison, kortison) deksametason dsb. Setelah dicapai remisi dons dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.

iii. Sitostatika

Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednison.

Efek ; alopesia, stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder (kandidiasit)

Jika kadar leukosit < 2000/m3 pemberian harus hati-hati.iv. ImunoterapiMerupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi diberikan jika telah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106).b. Pelaksanaan Kemoterapi

Terdapat 3 fase pelaksanaan kemoterapi :

1) Faseinduksi

Dimulai 4-6 mg setelah Dx ditegakkan. Pada fase ini diberikan :Kortikosteroid (Prednison), vincristin, dan L-asparaginase.

Fase ini dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5% dalam sumsum tulang.2) Fase profilaksis sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan therapy methotrexate, cytrabine dan hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak.

Therapy radiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

3) Konsolidasi

Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.

Secara berkala dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan untuk sementara atau posisi obat dikurangi.6. Komplikasi

a. Sepsis

b. Perdarahan

c. Regimen terapi, termasuk transpalntasi sumsum tulang, dihubungkan dengan depresi sumsum tulang temporer dan peningkatan risiko perkembangan infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian.

d. Bahkan pada terapi dan remisi yang berhasil, sel leukemik tetap ada, meninggalkan gejala sisa penyakit. Implikasi untuk prognosis dan pengobatan masih belum jelas.

e. Iron Deficiency anemia (IDA)

f. Kematian

7. WOC

(terlampir)C. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan :1. Pengkajiana. Anamnesa 1. Identitas klienNama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no RM, diagnosa medis, dan penanggung jawab.

2. Keluhan Utama atau Alasan KunjunganPasien leukemia biasanya mengeluhkan lemah, sakit kepala dan nyeri pada tulang.3 Riwayat kesehatan

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya pasien masuk rumah sakit untuk persiapan kemoterapi atau muncul gejala-gejala seperti perdarahan, hepatomegali.b. Riwayat Penyakit Dahulu

Pengobatan kanker sebelumnya. Jika pasien pernah mengalami kemoterapi sebelumnya akibat kanker yang diderita kemungkinan akan memicu terjadinya leukemia akibat rusaknya sel-sel darah putih.

c. Riwayat Penyakit KeluargaAdanya anggota keluarga yang mengalami penyakit leukemia, adanya gangguan hematologis.

B. Pengkajian Kesehatan Menurut Fungsional Gordon

1. Pola Persepsi dan Penanganan KesehatanPada umumnya klien yang mengidap penyakit leukimia dikarenakan faktor genetik.Pada umumnya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan demam, pucat, lesu, anorexia, nyeri pada tulang dan persendian, nyeri abdomen, hepatomegali, dan splenomegali.

2. Nutrisi dan MetabolikPada umunya klien mengalami penurunan nafsu makan, sering muntahsehingga berat badan menurun dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit klien.3. Eliminasi Pada umunya klien mengalami diare dan penurunan haluaran urine, kadang adanya darah pada urine akibat perdarahan. Jika ada perdarahan di lambung maka fesesnya berwarna hitam.4. Aktifitas dan Latihan Pada umunya aktifitas klien terganggu karena klien dengan penyakit leukimia pada umumnya sering merasa cepat lelah dan klien tampak pucatserta mengalami nyeri pada persendian dan nyeri abdomen. Nyeri tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang menyebabkan peningkatan tekanan dan kematian sel. Tidak seperti nyeri yang semakin meningkat, nyeri tulang berhubungan dengan leukemia biasanya bersifat progresif.5. Tidur dan IstirahatPada umunya klien mengalami sulit tidur karena nyeri yang dirasakan, Klien gelisah dan tidur klien kurang nyenyak karena merasa sesak napas.6. Kognitif PersepsiPada umunya klien mengalami masalah pada penglihatan dan sering mengalami nyeri.7. Persepsi diri Konsep diri Pada umumnya klien dengan penyakit leukimia merasa tidak berdaya terhadap dirinya, sering merasa cemas, dan sering merasa takut.8. Peran HubunganPada umunya peran dan hubungan klien dengan keluarga tidak terganggu, klien umumnya pendiam dan malas berkomunikasi dengan orang disekitarnya karena perasaan takut dan cemas dengan penyakit yang dideritanya.

9. Seksualitas dan ReproduksiPada umumnya terganggu.10. Koping Toleransi stres Pada umunya klien tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan aktifitas. Klien merasa cemas dan takut dengan penyakit yang dideritanya

11. Keyakinan NilaiPada umunya klien dan keluarga klien menyerahkan semuanya kepada Tuhan untuk kesembuhannya.Terkadang pasien merasa Tuhan tidak adil dengannya akibat penyakit yang diderita (hubungan spiritualnya kurang baik).

C. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan Umum : Takikardia, bradipneu, suhu kadang meningkat, demam, menggigil

b. Kepala dan Rambut : Biasanya kulit kepala terkelupas dan merah, rambut banyak yang rontok akibat kemoterapi

c. Leher : Biasanya adanya pembesaran pada kelenjar limfe

d. Mata : Biasanya konjungtiva pucat biasanya pada leukemia dengan tanda dan gejala anemia, perdarahan retina, gangguan penglihatan

e. Hidung : Biasanya ada epitaksis

f. Mulut dan tenggorokan : Biasanya sering sariawan, mukosa bibir kering/pucat, ada perdarahan pada gusi

g. Thoraks : Biasanya pasien menderita CLL, ditemukan efusi pleura, suara nafas ronkhi, frekuensi napas meningkat, dispneu

h. Abdomen : Biasanya ada hepatomegali, pembesaran kelenjar limpa, nyeri ulu hati jika ada perdarahan

i. Ekstremitas : Biasanya ada nyeri pada tulang dan sendi

j. Integumen : Biasanya akral dingin, pucat, ada petekie, ekimosis, purpura, hematoma

k. Neurologi : Biasanya pasien pusing, sakit kepala, gelisah, kesadaran turun

l. Anus : ada perdarahan

Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan darah lengkap : (Hemoglobin < 10 gr/100 ml), retikulosit rendah, trombosit sangat rendah ( 10 g/100 ml)

Trombosit dalam batas normal (>50.000/ml) Kaji keadaan kulit (membrane mukosa) Pantau TD dan Nadi

Hindari tindakan yang dapat membuat cedera jaringan/perdarahan

Anjurkan klien untuk diet makanan halus

Awasi pemeriksaan Lab, misal trombosit, HB/HT

Berikan SDM, trombosit

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan sel leukosit yang abnormalSetelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24 jam, kondisi klien baik dan resiko infeksi berkurang atau tidak terjadi infeksiKriteria Hasil :

Suhu dalam batas normal (360 - 370 C)

Leukosit dalam batas normal

Pasien dapat mengetahui tindakan yang dapat mencegah atau menurunkan resiko infeksi Kaji adanya nyeri tekan pada area eritema Observasi suhu tubuh

Berikan mandi kompres

Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Berikan makanan tinggi protein dan cairan

Awasi pemeriksaan LAB : DL terutama SDP, kultur gram / sensitifitas

Berikan obat sesuai indikasi. Ex : antibiotic

Kaji ulang foto thoraks

Kelelahan/kelemahan umum berhubungan dengan anemiaSetelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, kondisi klien membaik (kelemahan/kelelahan berkurang)

Kriteria Hasil :

Keadaan umum membaik, mampu beraktivitas Kaji tingkat kelemahan Klien

Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan

Jadwalkan makan sekitar kemoterapi

Kolaborasikan dengan tim medis mengenai pengobatan antiemetic dan penambah darah

BAB IIIAsuhan Keperawatan pada Ny. S dengan LeukemiaKasus

Ny. S datang ke Rumah Sakit M. Djamil pada tanggal 11 Januari 2013 dengan keluhan sesak napas, badan lemas, sejak 4 hari yang lalu. Klien pingsan setelah beberapa saat sampai ke tempat klien bekerja dan dibawa ke rumah sakit RSUD Payakumbuh, setelah dilakukan pemerisaan laboraturium didapatkan Hb klien 8 gr/dl, trombosit 11.000/mm3 , leukosit 8000/mm3 , sehingga mendapatkan transfuse darah 2 kholf dan trombosit 3 kholf. Namun hasil labnya tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3 hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M. Djamil untuk dilakukan pemeriksaan Lumbal pungsi dan rawatan lebih lanjut.

A. Pengkajian Kesehatan

1. Identitas Diri Klien

Nama

: Ny. S

Umur

: 35 Tahun

Jenis kelamin: Perempuan

Alamat

: Jln. R.A Kartini No. 20 A Payakumbuh Utara

Agama

: Islam

Suku

: Minang

Status

: Sudah menikah

Pendidikan: SMK

Pekerjaan: Penjahit

Tgl MRS: 11 Januari 2013

No. RM: 33.34.13

2. Anamnesa

1. Keluhan utama

Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas dan badan lemas.

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Sudah 1 bulan pasien merasa mudah lelah dan badan lemas, serta nyeri di persendian. Ketika datang ke rumah sakit (11 Januari 2013) pasien mengeluh lemas dan juga sesak nafas. Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien sempat pingsan di tempat kerjanya dan dirawat di RSUD Payakumbuh selama 3 hari.b. Riwayat kesehatan dahulu

Pasien tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya, tetapi cuma sesak nafas dan demam biasa.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit ini sebelumnya.

3. Pola Fungsional Gordon

1. Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Pasien pernah ke puskesmas karena demam biasa serta nyeri di sendi. Tetapi pasien menganggap itu hanya akibat kelelahan dalam bekerja. Akan tetapi setelah disertai sesak nafas dan badan lemas sehingga pasien sempat pingsan di tempat kerja, pasien merasa perlu dilakukan pengobatan pada dirinya.

2. Nutrisi Metabolik

Pasien makan 2-3 kali dalam sehari. Selama sakit, nafsu makan pasien menurun. Makanan yang disediakan tidak dihabiskan, tetapi cuma setengahnya.3. Eliminasi

BAB sehari 3x sehari, frekuensi dan warna normal, serta BAK juga normal.

4. Aktivitas Latihan

Aktivitas klien sebelumnya lancar.Namun beberapa hari sebelum ke rumah sakit, pasien sering merasa lemas dan juga lelah.Dan setelah di rawat, pasien dibantu untuk beraktivitas.

5. Istirahat dan Tidur

Selama sakit, tidur pasien kurang nyenyak karena nyeri pada sendi dan juga sesak nafas yang dideritanya.

6. Kognitif Persepsi

Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan.Tetapi sering mengalami nyeri.

7. Persepsi Konsep Diri

Pasien merasa tidak berdaya terhadap dirinya, sering merasa cemas, dan sering merasa takut.8. Peran Hubungan

Pasien tinggal bersama suami, dan seorang anaknya.Pasien sehari-hari bekerja sebagai tukang jahit di sebuah toko jahit.Karena sakit, pasien terpaksa meninggalkan pekerjaanya.

9. Seksual Reproduksi

Pasien juga mengalami gangguan pada pola seksual reproduksi akibat penyakitnya.

10. Koping Toleransi Stress

Pada umunya pasien tidak bisa berkonsentrasi.Pasien merasa cemas dan takut dengan penyakit yang dideritanya.11. Nilai Kepercayaan

Pasien dan keluarganya menyerahkan semuanya kepada Tuhan untuk kesembuhan pasien.Terkadang pasien merasa Tuhan tidak adil dengannya akibat penyakit yang diderita (hubungan spiritualnya kurang baik).

4. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Umum :

1. Keadaan umum : Lemah

2. Kesadaran : Composmentis GCS 4-5-6

3. Tanda tanda vital

Tekanan darah

: 100/60 mmHg

Nadi

: 100 x/menit

Temperatur

: 38,5C

Frekuensi pernapasan : 30 x/menit

4. Gizi : baikBB: 58 kg, TB: 156

5. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran limfe colli, aksila, dan Inguinal

6. Otot : Tidak terdapat atrofi otot

7. Tulang : Tidak ada deformitasb. Pemeriksaan Khusus

1. Kepala

Bentuk : lonjong, simetris.

Rambut : hitam, lurus, pendek, tidak mudah dicabut.

Mata

- Konjungtiva :anemis- Sklera : tidak ikterik- Palpebra : terdapat edema baik kanan maupun kiri

- Refleks pupil : normal, pupil isokor 3 mm/3 mm, terdapat refleks cahaya kanan maupun kiri.

Telinga : tidak didapatkan sekret dan perdarahan.

Hidung : tidak terdapat sekret, perdarahan, maupun napas cuping hidung.

Mulut : tidak terdapat sianosis maupun halitosis, mukosa mulut tidakpucat, namun terdapat pembengkakan gusi.

2. Leher

Inspeksi: tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher.

Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB leher.

3. Dada

Jantung

Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi: Iktus kordis tidak teraba

Perkusi : Batas kanan : redup pada ICS IV PSL D

Batas kiri : redup pada ICS V MCL S

Auskultasi : S1S2 tunggal

Paru

Inspeksi: Simetris, Tidak terdapat retraksi, Tidak terdapat ketinggalan gerak

Palpasi: Fremitus raba

Auskultasi: Suara dasar Rhonki(-), Wheezing(-)

4. Abdomen

Inspeksi : cembung

Auskultasi : Bising usus normal

Palpasi : hepar/ lien/ ren tidak teraba

Perkusi : timpani

5. Anogenital : Anus (+)

6. Extremitas :

Atas: Akral Hangat : positifOedem : negatif

Bawah: Akral Hangat : positif

Oedem : negatif

d. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah lengkap:

Hb = 8 gr/dL

Trombosit = 11.000 /mm3 Leukosit = 8.000 /mm32. Foto dada dan biopsy nodus limfe

3. Penilaian PCV (Packed Cell Volume) : adalah pemeriksaan hematokrit untuk melihat presentase sel-sel darah dalam darah seluruhnya.

B. Analisa Data Senjang

Pada pengkajian di dalam teoritis keperawatan terdapat kesenjangan antara teoritis dengan kasus. Di dalam pengkajian teoritis pola eliminasi terjadi diare, feses hitam sedangkan pada kasus tidak ada ditemukan. Pada pengkajian teoritis terdapat nyeri abdomen, nyeri tulang sendi sedangkan pada kasus tidak ada ditemukan. Dalam melakukan tahap pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan karena data yang tersedia lengkap dan orang tua pasien dapat diajak kerja sama.

C. Perumusan Diagnosa, Perumusan Kriteria Hasil, Perumusan Intervensi Keperawatan sesuai Kasus

NANDANOCNIC

1. Potensial Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem pertahanan tubuh

Do:

- klien tampak lemah

- klien tampak pucat

- Trombosit = 11.000/mm

- Leukosit = 8.000/mm

Ds:-Status infeksi

Indikator:

Ruam

Nyeri

DemamProteksi infeksiIntervensi yang dilakukan: Kaji kenaikan suhu tubuh, penampilan ruam, menggigil, takikardi, penampilan bercak putih pada mulut

Amati terhadap kemerahan, pembengkakkan, panas atau nyeri pada mata, telinga, tenggorok, kulit, sendi, abdomen, rektal, dan area perineal

Kaji terhadap batuk dan perubahan karakter dan warna sputum

Berikan oral hygiene yang sering

Kenakan sarung tangan steril untuk mulai melakukan infus

Berikan perawatan tempat tusukan IV setiap hari, amati terhadap tanda infeksi

Pastikan eliminasi normal: hindari penggunaan thermometer rektal, enema, dan trauma rektal, hindari tampon vagina

Hindari kateterisasi kecuali bila memang diperlukan. Lakukan asepsis yang cermat jika diperlukan kateterisasi.

2. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia

Do:

- klien meringis dan tampak gelisah

- klien tampak tidak tidur nyenyak akibat nyeri yang dirasakannya.

Ds:

- klien mengeluh nyeri di bagian persendian dan abdomen

- klien mengeluh tidak bisa tidur nyenyak akibat nyeri yang dirasakannya

Kontrol nyeriIndikator:

Menilai faktor penyebab

Penggunaan mengurangi nyeri dengan non analgesic

Penggunaan analgesic yang tepat

Gunakan tanda tanda vital memantau perawatan

Laporkan tanda / gejala nyeri pada tenaga kesehatan professional

Menilai gejala dari nyeri

Gunakan catatan nyeri

Laporkan bila nyeri terkontrol

Tingkat Kenyamanan

Indikator:

Melaporkan Perkembangan Fisik

Melaporkan perkembangan kepuasan

Melaporkan perkembangan psikologi

Mengekspresikan perasaan dengan lingkungan fisik sekitar

Mengekspresikan perasaan dengan hubungan social

Mengekspresikan perasaan secara spiritual

Melaporkan kepuasan dengan tingkatan mandiri

Menekspresikan kepuasan dengan Kontrol nyeriManajemen Nyeri

Intervensi yang dilakukan:

Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab.

Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk pasien yang tidak bisa mengkomunikasikannya secara efektif

Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic

Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat menyatakan pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan dalam merespon nyeri

Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri

Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktivitas, kesadaran, mood, hubungan sosial, performance kerja dan melakukan tanggung jawab sehari-hari)

Evaluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap nyeri kronik atau yang mengakibatkan cacat

Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam menilai efektifitas pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan

Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan dukungan.

Pemberian analgesic

Intervensi yang dilakukan:

Menentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien

Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan analgesik

Cek riwayat alergi obat

Mengevaluasi kemampuan pasien dalam pemilihan obat penghilang sakit, rute, dan dosis, serta melibatkan pasien dalam pemilihan tersebut

Tentukan jenis analgesik yang digunakan (narkotik, non narkotik atau NSAID) berdasarkan tipe dan tingkat nyeri.

Tentukan analgesik yang cocok, rute pemberian dan dosis optimal.

Utamakan pemberian secara IV dibanding IM sebagai lokasi penyuntikan, jika mungkin

Hindari pemberian narkotik dan obat terlarang lainnya, menurut agen protokol

Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan dosis pertama atau jika ada catatan luar biasa.

Memberikan perawatan yang dibutuhkan dan aktifitas lain yang memberikan efek relaksasi sebagai respon dari analgesi

Pemberian Obat penenang

Intervensi yang dilakukan:

Kaji riwayat kesehatan pasien dan riwayat pemakaian obat penenang

Tanyakan kepada pasien atau keluarga tentang pengalaman pemberian obat penenang sebelumnya

Melihat kemungkinan alergi obat

Meninjau apakahpasien telah mentaati pembatasan berkenaan dg aturan makan, seperti yang ditentukan

Meninjau ulang tentang contraindikasi pemberian obat penenang

Beritahu keluarga dan/atau pasien tentang efek pemberian obat penenang

Mengevaluasi tingkatan kesadaran pasien dan refleks normal sebelum pemberian obat penenang

Memperoleh TTV dalam batas normal

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

Do :

-Klien terlihat lemah

-klien hanya terlihat berbaring ditempat tidur

-Hb = 8 gram/dl

-Trombosit = 11.000/mm

-Leukosit = 8.000/mm

-TD = 100/60 mmHg

-Nadi = 100 x/menit

Ds :

-Klien mengatakan badannya lemah

-Klien mengatakan dia pingsan sebelum masuk RS.

-Klien mengatakan aktivitasnya selalu dibantu oleh keluarga.

Klien diharapkan mampu:

1. Memanajemen aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat energy yang dimiliki oleh klien.

2. Berjalan tanpa menggunakan alat bantu.

3. Memanajemen pola tidurnya.

Tindakan yang dilakukan:

1. Manajemen aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat energi yang dimiliki oleh klien :

kaji status fisiologis klien terhadap tingkat stamina sesuai dengan konteks umur dan perkembangan.

jelaskan kepada klien mengenai penyebab-penyebab letih.

Lakukan intervensi berupa pemberian obat untuk meningkatkan stamina.

Ajarkan klien tentang teknik-teknik untuk memanagemen tingkat kelelahan.

2. jaga pola makannya sesuai dengan pola makan normal:

ajarkan kepada klien mengenai kolaborasi makanan yang dimakan sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan.

Mengajarkan kepada klien konsumsi-konsumsi makanan yang harus dijaga.

Memberikan informasi kepada klien mengenai kebutuhan-kebutuhan nutrisi.

3. Memanajemen pola tidur:

Mengajarkan klien mengenai pola aktifitas sebelum tidur.

Memonitor pola tidur klien dan gejala-gejala yang menyimpang dari pola tidur klien.

Mengajarkan kepada klien bagaimana mengingkatkan rasa nyaman.

4. Mengatur pola makan yang teratur:

Mengajarkan klien mengenai konsep nutrisi yang baik untuk kesehatan.

Memonitor intake makanan dan nutrisi klien.

Memberikan latihan-latihan yang rutin dan teratur untuk menghindari gangguan pola makan.

Membantu klien untuk mengembangkan konsep dirinya dengan berat badan yang sehat.

4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan

Do :

KLien terlihat sesak nafas

RR :30 x/menit

Ds:

Klien mengatakan susah ber

nafas Status Respirasi:

Ventilasi

Klien diharapkan mampu menormalkan:

- Jumlah pernapasan

- Ritme pernapasan

- kedalaman inspirasi

- Retraksi dada

Sesak nafas saat beristirahat

-OrtopneaManajemen Ventilasi Mekanik : Non Invasif

Intervensi-intervensi yang dilakukan :

Memonitor kondisi-kondisi klien yang mengindikasikan bantuan ventilasi non invasif.

Memposisikan klien dalam posisi semi-fowler.

Memonitor pengaturan-pengaturan ventilator (suhu dan kelembaban).

Memonitor gejala-gejala yang meningkatkan status pernafasan.

Memonitor keefektifan ventilasi pada status fisiologis dan psikologis klien.

Mengajarkan teknik-teknik relaksasi.

Terapi Relaksasi :

Intervensi-intervensi yang dilakukan :

Memberikan gambaran kepada klien mengenai keuntungan-keuntungan, batas-batas, dan jenis-jenis relaksasi.

Menetukan intervensi yang sesuai untuk relaksasi klien.

Menciptakan kenyamanan pada klien.

Mengajarkan klien teknik-teknik relaksasi.

Mengevaluasi dan mendokumentasikan respon klien terhadap teknik relaksasi.

Terapi Aktivitas

Intervensi-intervensi yang dilakukan :

Memonitor program aktivitas klien.

Membantu klien untuk melalukan aktivitas yang biasanya ia lakukan.

Menjadwalkan klien untuk latihan-latihan fisik secara rutin.

Membantu klien dengan aktivitas-aktivitas fisik.

Memonitor respon fisik, sosial, dan spiritual dari klien terhadap aktivitasnya.

Membantu klien untuk memonitor kemajuan dari pencapaian tujuan.

Pengajaran : Penentuan Aktivitas dan Latihan

Intervensi yang dilakukan:

Mengajarkan klien tentang:

a. Tujuan dan kegunaan aktivitas dan latihan.

b. Bagaimana cara melakukan suatu aktivitas.

c. Bagaimana cara memonitor toleransi aktivitas.

d. Bagaimana menjaga latihan.

Memberikan informasi kepada klien bagaiamana teknik-teknik untuk menyimpan energi.

Memberikan informasi-informasi seputar kesehatan fisik klien.

BAB IV

PENUTUPA. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil kelompok dalam merencanakan tindakan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan leukemia adalah :

Pada tahap pengkajian ditemukannya data subjektif, klien lemas, lemah sedangkan pada data objektif ditemukan klien pucat, bibir pucat, conjungtiva pucat, tubuh pasien tampak kurus. Diagnosa keperawatan penulis temukan tiga diagnosa keperawatan yang terdiri dari dua masalah yang aktual sedangkan satu masalah resiko tinggi yang akan terjadi. Dalam tahap pelaksanaan dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang sudah dirumuskan.

B. Saran

Setelah mempelajari dan mengamati kasus pada Ny. S, maka penulis menyarankan diharapkan kepada perawat supaya dapat bekerja dan melakukan segala tindakan keperawatan yang baik dan benar terutama dalam merawat pasien leukemia, perawat dituntut keterampilannya dalam melakukan proses perawatan dan pegobatan, dianjurkan kepada pasien agar tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, diharapkan kepada keluarga supaya ada kerja sama yang baik dalam melaksanakan perawatan leukemia, setiap pasien yang mengalami penyakit leukemia.

1