makalah geografi.docx

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi dan segala isinya memang tidak akan pernah habisnya untuk dibahas. Mulaidari struktur bumi itu sendiri sampai kehidupan di dalamnya. Berangkat dari topik itulah penulis akan mencoba membahas mengenai struktur bumi yakni Litosfer dan Atmosfer.Kebanyakan masyarakat awam kurang memahami apa itu Litosfer dan Atmosfer.Kedua lapisan itu sendiri merupakan bagian dari Geosfer, yang merupakan permukaan bumi itu sendiri. Dalam makalah ini penuli s akan menyajikan pembahasan mengenailapisan bumi tersebut. Adapun hal-hal yang akan dibahas diantaranya mengenai pengertian, gambaran umum, sampai fungsi dari lapisan-lapisan tersebut B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah gambaran umum mengenai Atmosfer? 2. Bagaimana gejala-gejala alam yang terjadi di atmosfer? C. Tujuan Penulisan 1

Transcript of makalah geografi.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBumi dan segala isinya memang tidak akan pernah habisnya untuk dibahas. Mulaidari struktur bumi itu sendiri sampai kehidupan di dalamnya. Berangkat dari topik itulahpenulis akan mencoba membahas mengenai struktur bumi yakni Litosfer dan Atmosfer.Kebanyakan masyarakat awam kurang memahami apa itu Litosfer dan Atmosfer.Kedua lapisan itu sendiri merupakan bagian dari Geosfer, yang merupakan permukaanbumiitusendiri.Dalammakalahinipenulisakanmenyajikanpembahasanmengenailapisan bumi tersebut. Adapun hal-hal yang akan dibahas diantaranya mengenaipengertian, gambaran umum, sampai fungsi dari lapisan-lapisan tersebut

B. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah gambaran umum mengenai Atmosfer?2. Bagaimana gejala-gejala alam yang terjadi di atmosfer?

C. Tujuan PenulisanUntuk memenuhi tugas bidang studi geografi dan menambah wawasan kami tentang gekala-gejala alam yang terjadi di atmosfer

BAB IIPEMBAHASAN

A. CuacaCuaca adalah udara di suatu tempat yang relative sempit dan jangka waktu yang relative singkat. Sering kita lihat disuatu tempat cuacanya berawan bahakan turun hujan sangat lebat, tetapi ditempat lain cuaca sangat cerah. Keadaan cuaca hanya berlaku pada jangka waktu yang pendek. Contoh pada jam 12.00 siang keadaan di kota Medan cerah, dengan suhu udara 32oC, angin bertiup lambat. Satu jam kemidian keadaan cuaca sudah dapat berubah, menjadi hujan lebat, bertiup angin kencang, dan suhu udara lebih sejuk (28oC). Keadaan cuaca hanya berlaku disuatu tempat yang tidak terlalu luas.Contoh pada jam 12.00 siang di pusat kota Yogyakarta udara cerah, tetapi di Bandara Adi Sucipto yang terletak 4 Km dari pusat kota Ygyakarta terjadi hujan lebat serta angin kencang.Cuaca terjadi di lapisan troposfer, yaitu lapisan atmosfer yang paling tipis dan paling rendah. Troposfer hamper seluruhnya terdiri atas uap air yang ada di atmosfer. Unsur-unsur ini diselidiki di Observatorium Meteorologi, di Indonesia berpuasat di Jakarta da di bawah pengawasan Direktorat Meteorologi dan Geofisika Departemen Perhubungan Udara. Stasiun-stasiun pembantunya tersebar diseluruh Indonesia.

B. IklimIklim adalah keadaan rata-rata udara dari suatu daerah ang relative luas dan dalam jangka waktu yang lama (30 tahun). Ilmu yang memplajari iklim disebut klimatologi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antar cuaca dan iklim terletak pada luas daerah liputan dan lamanya waktu pengamatan. Unsur-unsur iklim adalah unsure-unsur cuaca yang telah dirata-ratakandalam waktu yang lama. Oleh karena itu, unsure iklim bersifat lbih stabil, tidak seperti cuaca yang selalu berubah-ubah. Iklim dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam menurut para ahli, yaitu sebagi berikut:a. Klasifikasi Iklim Menurut W. KoppenPada tahun 1918, seorang berkebangsaan Jeran W. Koppen Koppen membagi iklim berdasarkan pada rata-rata curah hujan dan suhu, baik bulanan mupun tahunan. Berdasarka unsure-unsur cuaca dan iklim tersebut, Koppn membagi permukaan bumi ke dalam lima golongan iklim. Klasifikasi iklim Koppen disimbolkan dengan huruf capital, sebagai berikut: A (iklim hujan tropis), B (iklim kering), C (iklim sedang), D (iklim dingin), dan E (iklim kutub).1) Iklim A atau iklim Hujan Tropik (Tropical Rainy Climates)Golongan iklimini dibagi menjadi tiga yaitu senbagi berikut:a)Hutan Hujan Tropis (Af) : Pada bulan terkeringnya mmpunyai curah hujan yang rata-rata lebih besar 60 mm.b)Monsun Tropis (Am) : Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehinggapada daerah ini masih terdapat hutan yang sangat lebat.c)Savana (Aw) : Jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehingga vegetasi yang ada hanyalah padang rumput dengan pohon-pohon yang jarang.2)Iklim B atau iklim kering (Dry Climates)Jumlah curah hujan sedikit, sedangkan penguapannya tinggi. Golongan iklim ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:a)Iklim Steppa (Bs)Daerah yang setengah kering yang terletak antara daerah sabana dan daerah padang pasir pada lintang rendah.b)Iklim padang pasir (Bw)3)Iklim C atau Iklim Sedang (Humid Climates)Golongan iklim ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:a) Iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs)Daerah yang mempunyai musim panas yang kering, pada bula terkering curah hujannya lebih kecil dari 30 mm per tahun. b)Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw)Daerah yang mempunyai musim panas yang lembab serta mmpunyai musim dingin yang kering.c)Iklim sedang yang lembab (Cf)Daerah yang selalu lembab sepanjang tahun.4)Iklim D atau Iklim Dingin (Humid Microthermal Climates)Golongan iklim ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:a)Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw)b)Iklim dingin tanpa periode kering (Df)5)Iklim E atau iklim Kutub (Polar Climates)Golngan iklim ini dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:a)IklimTundra (Et)Bulan terpanas dengan rata-rata temperature lbih besar dari 0oC (32oF), tetapi lebih kecil dari 10oC (5oF), pada daerah ini vegetasi yang ada hanya lumut.b)Iklim Es atau Salju abadi (Ef)Bulan terpanas rata-rata temperature lebih kecil dari 0oC (32oF). Tipe iklim ini bercirikan adanya es dan salju abadi.b. Klasifikasi Iklim Menurut OldemanKlasifikasi iklim menurut Oldeman didasaekan atas kebutuhan air dan hubungannya dengan tanaman pertanian yang sangat diperlukan. Pembagian iklim menurut Oldeman adalah sebagai berikut:a. A1 bulan basah lebih dari 9 bulan berurutanb. B1 ada 7 sampai 9 bulan basah berurutan dan satu bulan keringc. B2 ada 7 sampai 9 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan keringd. C1 ada 5 sampai 6 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan keringe. C2 ada 5 sampai 6 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan keringf. C3 ada 5 sampai 6 bulan basah berurutan dan 5 sampai 6 bulan keringg. D1 ada 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan satu bulan keringh. D2 ada 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan keringi. D3 ada 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan 5 sampai 6 bulan keringj. D4 ada 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan keringk. E1 ada kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan keringl. E2 ada kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan keringm. E3 ada kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 sampai 6 bulan keringn. E4 ada kurang dari 3 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan keringc.Klasifikasi Iklim Menurut JunghuhnJunghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut:a.Zona iklim panas : Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 650 meter dan temperatur antara 26,3oC 22oC.b.`Zona iklim sedang : Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 1500 meter dan temperatur antara 22oC 17,1oC.c.Zona iklim sejuk : Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 2500 meter dan temperatur antara 17,1oC 11,1oC.d.Zona iklim dingin : Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian diatas 2500 meter dan temperatur kurang dari 11,1oC. Suhu UdaraLapisan TrofosferPada lapisan troposfer terjadi percampuran udara yang disebabkan oleh gerak arah vertical dari udara. Suhu udara rata-rata pada permukaan bumi sekitar 200C, makin ke atas suhu udaranya menurun, pada ketinggian 10 km, suhu udara dapat mencapai -500C. Rata-rata, penurunan suhu ini adalah 6,40C/1000 m. pada ketinggian 14 km dari permukaan bumi penurunan suhu udara sangat drastis, lapisan udara ini disebut lapisan tropopause. Lapisan tropopause merupakan daerah perbatasan antara lapisan troposfer dengan lapisan stratosfeLapisan StratosferSuhu lapisan stratosfer paling atas dapat mencapai 00C, yaitu Pada ketinggian sekitar 50 km dari permukaan bumi. Pada batas atas lapisan ini adalah lapisan peralihan yang disebut lapisan stratopause. Pada lapisan ini terdapat gas ozon yang dapat menahan lapisan ultraviolet sinar matahari.

MesosferLapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara, rata-rata 0,4C per seratus meter. Penurunan suhu (temperatur) udara ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif yang negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81C. Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara mesosfer dengan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -100C.

Termosfer Disebut dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer,yang dapatmemantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.

Eksosfer Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.D. Sinar MatahariAtmosfir adalah selubung berbagai gas yang mengelilingi bumi. Ketika radiasi matahari memasuki atmosfir, sebagian dari radiasi itu dipantulkan kembali ke dalam ruangan awan dan debu. Sebagian yang lain meluncur kepermukaan bumi, dimana radiasi ini diserap atau dipantulkan kembali keruangan /selubung tersebut oleh permukaan-permukaan reflektif seperti es, salju dan air yang ada di permukaan bumi. Sinar yang dipantulkan kembali oleh Bumi berupa radiasi infra merah, yang berhawa panas,.Gas-gas atmosferik tertentu akan menyerap gelombang panjang radiasi infra merah tersebut dan meningkatkan temperatur dipermukaan bumi.Hal ini dikenal sebagai efek rumah kaca (GRK).Tanpa efek rumah kaca, bumi akan menjadi jauh lebih dingin ;banyak bentuk kehidupan tidak akan bertahan. Gas-gas yang membentuk atmosfir adalah : nitrogen, oksigen, argon, karbon dioksida, metane dan ozon- yang mengatur dan menyeimbangkan energi yang terkandung dan yang dilepaskan.

E. Ketinggian TempatLapisan TrofosferLapisan udara ini mempunyai ketinggian antara 0-10 km. Hampir 80% dari seluruh gas di atmosfer adalah lapisan troposfer. Pada lapisan troposfer terjadi percampuran udara yang disebabkan oleh gerak arah vertical dari udara. Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80C. Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata 46C. Troposfer terdiri atas: a. Lapisan planetair : 0-1 km b. Lapisan konveksi : 1-8 km c. Lapisan tropopause : 8-12 km. Lapisan StratosferLapisan ini berada di atas lapisan troposfer, dengan ketinggian antara 10-50 km. mulai dari lapisan bagian bawah ke atasnya terjadi kenaikan suhu. Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0C.Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50 - 60 km dari permukaan bumi. Stratosfer terdiri atas tiga lapisan yaitu, lapisan isotermis, lapisan panas dan lapisan campuran teratas.Lapisan MesosferMesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 - 82 km dari permukaan bumi.Lapisan TermosferTermosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi.Lapisan EksosferEksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi.

F.Angina. Angin PasatAngin pasat adalah angin yang berembus terus-menerus dari daerah maksimum subtropik ke daerah minimum khatulistiwa. Akibat adanya rotasi bumi maka di belahan utara terjadi angin pasat timur laut dan di belahan selatan terjadi angin pasat tenggara.

b. Angin AntipasatAngin antipasat adalah kembalinya angin pasat. Udara yang naik ke daerah khatulistiwa, setelah sampai di atas kemudian mengalir ke arah kutub dan turun di daerah subtropik.c. Angin BaratAngin barat, yaitu angin antipasat yang menuju ke kutub dan membelok LS/LU. Angin ini arahnya dari barat ke timur sampai daerah 40o LS, angin ini disebut The sehingga disebut angin barat. Di daerah 40o Roaring Fortiessebab di atas lautan daerah ini terdengar suara gemuruh.d. Angin FohnAngin fohn terjadi karena udara yang mengandung uap air membentur pegunungan atau gunung yang tinggi sehingga naik. Semakin ke atas, suhu semakin dingin dan terjadilah kondensasi yang selanjutnya terbentuk titik-titik air.Titik-titik air itu kemudian jatuh sebagai hujan sebelum mencapai puncak pada lereng pertama. Angin ini terus bergerak menuju puncak, kemudian menuruni lereng berikutnya sampai ke lembah. Karena sudah menjatuhkan hujan maka angin yang menuruni lereng ini bersifat kering. Akibat cepatnya gerakan menuruni lereng, angin menjadi panas sehingga angin fohn memiliki sifat menurun, kering, dan panas. Sifat angin fohn tersebut tidak menguntungkan bagi pertanian karena dapat melayukan tanaman.Contoh angin fohn di Indonesia antara lain angin Bohorok di Deli, angin Kumbang di Cirebon, angin Gending di Pasuruan, angin Brubu di Ujungpandang, dan angin Wambrau di Biak.

e. Angin Darat dan Angin LautAdanya angin darat dan angin laut disebabkan oleh perbedaan sifat antara daratan dan lautan dalam menahan panas. Daratan lebih cepat menerima panas, tetapi lebih cepat pula dingin. Sebaliknya, lautan lebih lama menerima panas, tetapi lebih lama pula melepas panas. Angin darat bertiup dari darat ke laut pada malam hari. Angin ini digunakan oleh para nelayan untuk turun ke laut mencari ikan pada malam hari, sedangkan angin laut bertiup pada siang hari dari laut ke darat. Angin ini dipergunakan oleh nelayan untuk kembali ke pantai setelah menangkap ikan.

f. Angin Gunung dan Angin LembahAngin gunung bertiup dari lereng ke lembah pada malam hari, sedangkan angin lembah bertiup dari lembah ke gunung pada siang hari.

g. Angin MonsunAngin monsun adalah angin yang arahnya selalu berganti setiap setengah tahun sekali tergantung pada letak matahari. Indonesia LU dan 23o LS mengenal adanya angin monsun karena terletak antara 23o serta terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kedua benua tersebut terletak di belahan bumi yang berbeda. Dengan demikian, terjadi angin monsun yang melalui Indonesia, yaitu monsun barat dan monsun timur.1)Angin Monsun BaratAntara bulan Oktober dan April, matahari beredar di belahan bumi selatan, akibatnya, Australia bertekanan rendah dan Asia bertekanan tinggi.Oleh karena itu, angin yang bertiup dari Asia ke Australia disebut angin monsun barat. Karena angin ini banyak mengandung uap air maka di Indonesia terjadi musim penghujan.

2)Angin Monsun TimurPada bulan April sampai Oktober di Australia terjadi tekanan udara tinggi dan di Asia bertekanan rendah sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia yang disebut angin monsun timur. Angin ini bersi-fat kering karena berasal dari gurun pasir di Australia sehinggadi Indonesia terjadi musim kemarau, namun setelah melewati Samudera Hindia angin menjadi basah.

G.Arus LautArus laut merupakan salah satu parameter oseanografi yang banyak mendapat perhatian tidak hanya dalam masalah kelautan saja tetapi juga mendapat perhatian yang besar dalam masalah atmosfer khususnya yang berkaitan dengan cuaca dan iklim. Dalam masalah kelautan arus laut mempunyai peranan penting dalam sistem ekologi laut, pemanfaatan laut sebagai sarana transportasi dan usaha penanggulangan pencemaran laut (Dharma, 1994). Pola sirkulasi arus laut mempunyai peranan yang sangat penting dalam daur biota laut terutama pada tahap planktonik dan penyebaran makanan bagi biota yang hidupnya bersifat menetap di perairan tertentu. Dalam transportasi pola sirkulasi arus laut dimanfaatkan untuk mencapai suatu daerah tertentu maupun untuk mempercepat waktu pelayaran. Terhadap polutan pola sirkulasi arus laut menentukan pola penyebaran zat pencemar yang terdapat dalam kolol air. Sementara itu, arus laut terutama lapisan permukaan mempunyai peranan yang besar dalam sistem interaksi laut dan atmosfer. Sistem interaksi tersebut meliputi pertukaran momentum dari sirkulasi angin permukaan terhadap sirkulasi arus permukaan. Beberapa proses interaksi laut dan atmosfer yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap cuaca dan iklim global terutama wilayah Indonesia antara lain El Nino, La Nina dan Indian Ocean Dipole. Peristiwa El Nino dan La Nina terjadi di Samudera Pasifik tropis, sedangkan Indian Ocean Dipole terjadi di Samudera Hindia tropis. Peristiwa El Nino menyebabkan bencana kekeringan di sebagian wilayah Indonesia sebaliknya La Nina menyebabkan bencana banjir. Sementara itu, jika Indian Ocean Dipole fase positif maka akan menyebabkan bencana kekeringan di sebagian wilayah Indonesia terutama bagian barat dan sebaliknya jika Indian Ocean Dipole fase negatif menyebabkan bencana banjir. Oleh karena itu, penelitian para oseanografer dan meteorologis saat ini berkonsentrasi pada pemahaman yang lebih dalam tentang proses interaksi laut dan atmosfer yang mempengaruhi cuaca/iklim dan dinamika lautan (Sulasdi dkk, 2000). Laut Jawa yang merupakan bagian dalam Perairan Indonesia menarik untuk diteliti. Ada beberapa alasan utama mengapa perairan ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Pertama bahwa perairan ini mempunyai potensi sumber daya hayati laut yang besar terutama perikanan laut (Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Ikan Laut, 1998). Perikanan adalah kegiatan ekonomi penting di Laut Jawa. Ada 3000 lebih spesies kehidupan laut di daerah ini. Kedua bahwa beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang dan Cirebon yang berada di wilayah pantai dan berhadapan langsung dengan Laut Jawa yang berfungsi sebagai lokasi pemukiman, perdagangan, perhubungan, perkembangan industri dan sektor lainnya (Diposaptono, 2006). Berkembangnya berbagai kepentingan tersebut membuat wilayah pantai menyangga beban lingkungan yang berat. Hal ini diperberat pula oleh kenyataan bahwa wilayahpantai rentan terhadap perubahan lingkungan dan bencana alam karena pengaruh besar dari daratan dan lautan seperti banjir, tsunami, kenaikan muka air laut.

H.Lamanya penyinaranSumber panas di bumi adalah matahari. Banyak sedikitnya sinar yang diterima oleh permukaan bumi ditentukan oleh faktor-faktor berikut.a. Keadaan AwanJika mendung atau berawan, sebagian panas matahari diserap oleh awan.b. Keadaan Permukaan BumiBidang permukaan bumi yang terdiri atas laut dan daratan sangat mempengaruhi penyerapan sinar matahari.c. Sudut Datang MatahariApabila matahari dalam keadaan tegak, sudut datang matahari akan semakin kecil semakin banyak panas yang diterima bumi. Matahari dalam keadaan miring sudutnya semakin besar sehingga semakit sedikit sinar panas yang diterima di bumi.

d. Lama Penyinaran MatahariMakin lama matahari bersinar, makin banyak panas yang diterima bumi. Alat pengukur suhu udara disebut termometer. Daratan akan cepat menjadi panas dibandingkan dengan air atau laut. Pada siang hari suhu daratan cepat menjadi panas, tetapi pada malam hari daratan cepat menjadi dingin. Keadaan suhu sepanjang hari dapat diukur dengan termometer.

I.AwanA. DefinisiAwan adalah kumpulan titik air atau kristal kristal es yang melayang layang di udara. Terbentuknya awan akibat adanya kondensasi (perubahan wujud air dari uap air menjadi titik air). Kondensasi berupa kristal kristal garam. Kristal tersebut berasal darideburan ombak pantai, debu , serta asap pabrik dan kendaraan bermotor. Seorang ahli (Gibbs (1987) mengatakan yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan atmosfer yang meliputi suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang. Keadaan atmosfer tersebut ditentukan adanya proses penguapan air yang terangkat keatas dan pada ketinggian tertentu terdinginkan dan membentuk butiran air (hujan) dan bila ukuran butir air ini bertambah besar secara visual terlihat sebagai awan. Salah satu cara untuk menetapkan ramalan/prakiraan iklim/cuaca, B. Proses Terbentuknya Awan

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini berubah menjadi titik-titik air, terbentuklah awan. Proses ini terjadi dengan cara :Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menguap. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.Apabila awan telah terbentuk, titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan awan itu selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.c. Klasifikasi AwanPada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional membagi bentuk awan menjadi 4 kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan dengan perkembangan vertikal.

1. Kelompok Awan TinggiPada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km. Awan yang tergolong ke dalam awan tinggi adalah :a. Cirrus

Cirrus (Ci), awan terlihat halus dan lembut seperti bulu2, berwarna putih. Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon. Awan ini tidak menimbulkan hujan. Ketinggian umumnya lebih dari 5.000 meter. Terdiri dari kristal es, suhu sangat dingin, walaupun pada musim panas atau kering.b. CirrostratusCirrostratus (Cs), gugusan kristal es, menyebar dan menutupi sebagian atau seluruh langit. Menyerupai selaput tipis tembus cahaya. Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur. Sering terbentuk cincin atau halo di sekeliling matahari atau bulan. Kadang-kadang terjadi hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), seolah-olah cerah di permukaan.c. Cirrocumulus

Cirrocumulus (Cc), mengandung butiran air super dingin, bercampur dengan kristal es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan.. Butiran air cepat membeku. Awan ini berumur sangat singkat, cepat berubah menjadi cirrostratus. Mengandung hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), bercampur salju.2. Kelompok Awan SedangPada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km. Yang termasuk dalam awan sedang antara lain :a. AltocumulusAltocumulus (Ac), puncak awan putih bergulung, dengan dasar awan lebih gelap dan umumnya melebar. Seperti pecahan atau halus, ketebalan beragam. Menggambarkan udara cerah, namun bisa berkembang menjadi awan hujan lainnya, bahkan cumulonimbus. Tiap-Tiap elemen nampak jelas tersisih antara satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Sirokumulus. Lapisan awan lenticularis dapat terbentuk di atas pegunungan, atau angin kencang pada siang hari, massa udara stabil dan kering.b. Altostratus

Altostratus (As), berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan langit. Dapat menghasilkan hujan gerimis, hujan ringan hingga sedang. Umumnya terbentuk sepanjang sore hari, diikuti hujan pada senja atau malam hari dan menghilang apabila matahari terbit di awal pagi. Dalam kondisi tertentu dapat berkembang awan altostratus lenticularis, akibat angin kencang, dan tidak menghasilkan hujan.3. Kelompok Awan RendahAwan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km, yang tergolong ke dalam awan rendah antara lain :a. Stratocumulus

Stratocumulus (Sc), awan rendah yang umumnya bergerak lebih cepat dari cumulus. Cenderung lebih mengembang ke arah horisontal daripada arah vertical, berbentuk seperti bola-bola yang sering menutupi daerah seluruh langit, sehingga tampak seperti gelombang.. Dasar awan umumnya lebih gelap daripada puncak awan, namun ciri-cirinya dapat lebih beragam. Dapat berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil. Dapat terlihat seperti lembaran rendah yang lebar atau berbentuk rekahan dimana cahaya matahari terlihat melalui rekahan tersebut. Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.b. Stratus

Stratus (St), awan terpecah-pecah dan tipis, dapat berbentuk lembaran atau lapisan. Tidak tumbuh vertikal. Berkembang pada kondisi dimana aliran angin mengakibatkan udara terkondensasi pada lapisan atmosfer bawah. Awan ini cukup rendah dan sangat luas. Tingginya di bawah 2000 m. Kadang-kadang terlihat sebagai kabut. Bila tumbuh terus, dapat berkembang menjadi awan badai Nimbostratus.c. NimbostratusNimbostratus (Ns), berwarna gelap, visibility rendah, langit tertutup awan, dan sinar matahari terhalang. Bentuknya tidak menentu dengan pinggir compang-camping. Umumnya disertai cuaca buruk. Hujan turun dengan intensitas rendah hingga sedang, untuk waktu yang lama. Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis. 4. Kelompok Awan Dengan Perkembangan VertikalAwan ini terletak antara 500-1500 m, yang tergolong dalam awan dengan perkembangan vertikal antara lain :a. Cumulus

Cumulus (Cu), adalah awan yang mengandung kristal es. Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi umumnya lebih dari 5.000 meter dimana suhu sangat dingin, walaupun pada musim panas atau kering.. Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.b. Cumulonimbus

Cumulonimbus (Cb), awan cumulus yang tumbuh vertikal ketika cuaca terik. Berwarna putih/gelap. Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian lebih dari 3500 kaki. Menimbulkan hujan lebat, petir, kilat, kadang-kadang terkait dengan badai dan cuaca buruk. Turbulensi sangat besar. Sedangkan berdasarkan bentuknya, Awan terbagi menjadi 3 yaitu : Kumulus, yaitu aawan yang bentuknyaa bergumpal-gumpal dan dasarnya horizontal. Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehinga menutupi langit secara merata. Sirrus, yaitu awan yang berbentuk halus dan berserat seperti bulu ayam. Awan ini tidak dapat menimbulkan hujan.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDalam atmosfer banyak terjadi gejala-gejala alam, seperti cuaca, iklim, awan, hujan, dan angin. Cuaca adalah keadaan udara di suatu tempat yang relatif sempit dan jangka waktu yang relatif singkat. Sering kita lihat di suatu tempat cuacanya berawan bahkan hujan turun sangat lebat, tetapi di tempat lain cuaca sangat cerah. Keadaan cuaca hanya berlaku pada jangka waktu yang pendek. Contoh pada jam 12.00 siang keadaan di kota Medan cerah, dengan suhu udara 32 C, angin bertiup lambat. Satu jam kemudian keadaan cuaca sudah dapat berubah, menjadi hujan lebat, bertiup angin kencang, dan suhu udara lebih sejuk (28 C). Keadaan cuaca hanya berlaku di suatu tempat yang tidak terlalu luas. Iklim adalah keadaan rata-rata udara dari suatu daerah yang relatif luas dan dalam jangka waktu yang lama (30 tahun). Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara cuaca dan iklim terletak pada luas daerah liputan dan lamanya waktu pengamatan.Unsur-unsur iklim adalah unsur-unsur cuaca yang telah dirata-ratakan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, unsur iklim bersifat lebih stabil, tidak seperti unsur cuaca yang selalu berubah-ubah. Cuaca dan iklim memiliki unsur-unsur yang sama, antara lain, suhu udara, tekanan udara, kelembapan udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan awan.B. SaranSupaya lebih memahami tentang gelombang, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang menyangkut dengan materi yang ada pada makalah ini. Semoga para pembaca memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

http://novianafatma.blogspot.com/2013/02/gejala-gejala-yang-terjadi-di-atmosfer.htmlhttp://kelompokatmosfer1.blogspot.com/2013/01/atmosfer.htmlhttp://25citraanggraini.blogspot.com/2012/02/gejala-atmosfer.htmlhttp://dzakibelajar.blogspot.com/2013/06/atmosfer-dan-hidrosfer.html

24