Makalah Genetalia Laki2 Editt

21

Click here to load reader

Transcript of Makalah Genetalia Laki2 Editt

Page 1: Makalah Genetalia Laki2 Editt

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Sistem reproduksi pada laki-laki berkaitan terutama dengan kelangsungan keberadaan spesies

manusia. Oleh karena itu, sistem ini berbeda dengan sistem organ lainnya dalam tubuh yang

berhubungan dengan homeostatis dan kemampuan bertahan individu. Proses reproduksi pada

laki-laki meliputi, maturasi seksual (perangkat fisiologi untuk reproduksi), pembentukan

gamet (spermatozoa), dan ejakulasi.

Bagian-bagian dalam sistem reproduksi pria, antara lain :

A. Sepasang Testis

Kelenjar kelamin penghasil sperma dan hormon testosteron. Lokasi testis berada pada

skrotum yang memiliki lingkungan suhu lebih rendah beberapa derajat daripada suhu tubuh.

Pada kasus cryptorchidism (testis yang masih ada di rongga peritoneum, tidak turun ke

skrotum), lingkungan testis menjadi lebih panas yang mengakibatkan tidak dapat

menghasilkan sperma yang viabilitasnya baik, karena sperma sangat sensitif terhadap suhu.

Testis menghasilkan jutaan sperma setiap hari mulai dari masa pubertas sampai meninggal

dunia. Jika tidak dikeluarkan, sel-sel sperma akan mati dan diserap kembali oleh tubuh.

B. Epididimis

Page 2: Makalah Genetalia Laki2 Editt

Saluran yang baru keluar dari testis disebut epididimis. Saluran ini berjalan berkelok-kelok

membentuk suatu gumpalan memanjang menempel di belakang testis. Sel-sel sperma yang

telah masak akan ditampung dalam saluran tersebut. Fungsi epididimis ialah sebagai tempat

penyimpanan dan pematangan spermatozoa. Sewaktu orgasme dan terjadi ejakulasi, otot

polos epididimis berkontraksi, mendorong sperma menuju duktus deferens dan uretra. Umur

spermatozoa dalam epididimis kira-kira 1 bulan.

C. Vas Deferens

Saluran vas deferens keluar dari epididimis berjalan lurus meninggalkan kantung buah pelir

(testis) untuk menuju rongga panggul. Vas deferens tersebut masuk di daerah lipat paha yang

berjalan diantara serabut-serabut otot untuk masuk ke dalam rongga panggul. Di dalam

rongga panggul kedua vas deferens kanan-kiri saling mendekat di belakang kantong kemih

kemudian menembus kelenjar prostat (glandula prostata) untuk bermuara dalam uretra

(saluran air kemih). Selanjutnya sel-sel mani dapat mengalir melalui uretra dalam penis. Jadi,

uretra-penis selain mengalirkan air kemih juga mengalirkan sel-sel mani.

D.Penis

Terdiri dari 3 bagian: akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung

ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan semen serta

sebagai organ kopulasi.

1. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar organ. Prepusium (kulup) adalah

Page 3: Makalah Genetalia Laki2 Editt

lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika di angkat

melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksima glans penis.

2. Badan penis, badan penis di bentuk dari 3 massa jaringan erektil silindris ; 2 korpus

karvenosum dan 1 korpus spongiosum ventral di sekitar uretra.

a. Jaringan erektil adalah jaringan-jaringan ruang darah irregular (venosa sinusoid) yang

diperdarahi oleh arteriol aferen dan kapilar, di drainase oleh venula dan di kelilingi jaringan

ikat rapat yang disebut tunika albuginea.

b. Korpus Kavernosum dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika aluginea.

3. Mekanisme ereksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpus kavernosum

dibawah pengendalian SSO.

a. Jika penis lunak, stimulus simpatis terhadap arteriol penis menyebabkan konstriksi

sebagian organ ini, sehingga aliran darah yang melalui penis tetap dan hanya sedikit darah

yang masuk ke sinusoid kavernosum.

b. Saat stimulasi mental/seksual, stimulus parasimpatis menyebabkan vasodilatasi arteriol

yang memasuki penis. Lebih banyak darah yang memasuki vena dibandingkan yang dapat di

drainase vena.

c. Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah dan menekan vena yang

dikelilingi tunika albuginea non-distensi.

d. Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebabkanterjadinya vasokonstriksi arteri dan darah

akan mengalir ke vena untuk dibawa menjauhi korpus. Penis mengalami detumesensi atau

kembali ke kondisi lunak.

E. Kelenjar Tambahan :

Kelenjar tambahan berfungsi untuk mengsekresi cairan yang diperlukan sebagai media

Page 4: Makalah Genetalia Laki2 Editt

berenangnya sperma, mempertahankan kehidupan sperma, dan menetralisir asam. Cairan ini

akan bergabung dengan sperma di saat ejakulasi, menghasilkan air mani (semen). Terdapat 3

kelenjar tambahan, yaitu :

1. Vesikula Seminalis

Epitel sekretorik menyekresi bahan mukus yang mengandung fruktosa, asam sitrat,

prostaglandin, dan fibrinogen. Setelah itu vas deferens mengeluarkan sperma dan menamabah

semen yang diejakulasi, fruktosa, dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh sperma untuk

membuahi ovum. Prostaglandin membutuhkan proses pembuahan yang bereaksi dengan

mukus serviks dan membuat lebih reseptif (menerima) terhadap gerakan sperma untuk

menggerakkan sperma sampai mencapai ke ujung atas tuba fallopi dalam waktu 5 menit.

2. Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat menghasilkan cairan encer yang mengandung ion sitrat, ion phosphat, enzim

pembeku, dan profibrinosilin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan

kontraksi vas deferens sehingga cairan encer dapat dikeluarkan untuk menambah lebih

banyak jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat memungkinkan untuk

keberhasilan fertilisasi (gumpalan) ovum karena cairan vas deferens sedikit asam. Cairan

prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain setelah ejakulasi. Menghasilkan cairan basa

berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada saluran vasa

eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif.

3. Kelenjar Cowperi (Bulbouretralis)

Ada sepasang, terletak pada diafragma urogenital di bawah kelenjar prostat, salurannya

bermuara di uretra spongiosa, panjangnya 2-5cm, penghasil cairan pelicin.

F. Semen

Cairan semen berasal dari vas deferens dan merupakan cairan yang terakhir diejakulasi.

Semen berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. Cairan

dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat

menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula semenalis membentuk kuagulum yang lemah.

Walaupun sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genitalia pria setelah sperma

diejakulasi ke dalam semen, akan tetapi jangka hidup sperma maksimal 24-48 jam. Air mani

Page 5: Makalah Genetalia Laki2 Editt

yang normal memiliki beberapa kriteria, antara lain :

a) Berupa cairan yang sedikit kental, warna putih kadang-kadang kekuningan.

b) Volume 3-5 cc.

c) Lebih dari 60 persen sperma bergerak aktif.

d) Jumlah sperma 50-100 juta per cc, bila dibawah 20 juta per cc menunjukkan infertilisasi

(tak dapat menghasilkan keturunan).

e) Jumlah sperma yang normal harus lebih besar dari 70 persen.

G. Duktus seminalis

Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan

masuk ke dalam rongga perut kemudian ke kandung kemih, di belakang kandung kemih

akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjutnya membentuk

ejakulatorius, dan bermuara di prostat, panjang duktus deferens 50-60cm berjalan bersama

pembuluh darah dan saraf dalam funikulus spermatikus melalui kanalis inguinalis memanjang

pada bagian akhir berbentuk kumparan disebut ampula duktus deferentis, terletak dalam

osteum fesika seminalis berlanjut sebagai duktus ejakulotorius yang menembus prostat.

H. Uretra

Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh.

Berfungsi sebagai saluran pengeluaran air mani. Panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir

pada akhir penis. Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan

letaknya:

1. Pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.

2. Pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil, dimana terletak muara vas

Page 6: Makalah Genetalia Laki2 Editt

deferens.

3. Pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis.

4. Pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.

I. Skrotum

Sebuah kantung kulit yang menggantung dibawah penis. Tugasnya adalah menyanggah dan

melindungi testis. Karena menggantung diluar tubuh, Skrotum juga membuat suhu testis

lebih rendah dari suhu tubuh. Kondisi ini menguntungkan karena testis dapat membuat

sperma pada kondisi terbaik dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat merubah

ukuranya. Bila suhu udara dingin, skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih

dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat sebaliknya pada cuaca panas, skrotum

akan membesar dan mengendur akibatnya luas permukaan skrotum meningkat dan panas

dapat di keluarkan.

 J. Fenikulus spermatikus

Merupakn bangunan penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe dan serabut-

serabut saraf.

K. Vasa eferentia

Vasa eferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk disalurkan ke

epididimis berjumlah antara 10-20 buah.

Page 7: Makalah Genetalia Laki2 Editt

L. Korpus Spongiosum

Jaringan seperti spons yang bisa membesar dan menegang. Bila hasrat seksual seorang pria

meningkat, jaringan ini akan terisi darah dan akibatnya penis membesar dan mengeras.

Keadaan ini disebut ereksi. Kemampuan untuk ereksi sangat berperan dalam fungsi

reproduksi.

M. Hormon Pada Pria :

1. Hormon Testosteron

Dihasilkan oleh sel interstial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini berjumlah

sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.

Setelah pubertas, sel interstial banyak menghasilkan hormon testosteron yang disekresi oleh

testis. Sebagian besar testosteron berikatan longgar dengan protein plasma yang terdapat

dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi dehidrasi

testosteron. Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh hati

menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresi dalam usus melalui

empedu ke dalam urin.

Fungsi hormon testosteron :

1. Efek desensus (penempatan) testis.

Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang penting untuk

perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor

keturunan.

Page 8: Makalah Genetalia Laki2 Editt

2. Perkembangan seks pria dan sekunder.

Sekresi testosteron setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum

membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat

seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.

2. Hormon Gonadotropin

Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon, yaitu Lutein Hormon (LH) dan

Folikel Stimulating Hormon (FSH). Bila testis dirangsang oleh LH dari kelenjar hipofisis,

maka sekresi testosteron selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan pembentukan

organ seks pria.

3. Hormon Estrogen

Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel. Hormon ini

memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat

testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus

semininferus untuk pematangan sperma.

4. Hormon Pertumbuhan

Diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis secara khusus dan untuk

meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri. Bila tidak terdapat hormon

pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.

N. Fisiologi Sperma

Mortilitas dan fertilitas sperma terjadi karena gerakan flagella melalui medium cairan.

Sperma normal cenderung untuk bergerak lurus daripada berputar. Aktivitas ini ditingkatkan

dalam medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam dapat mematikan

sperma dengan cepat. Aktivitas sperma dapat meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu

Page 9: Makalah Genetalia Laki2 Editt

dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus genetalia wanita hanya dapat hidup 1-2

hari.

O. Spermatogenesis

Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil

dinamakan spermatogenia, menjadi sprematosit, dan membelah diri membentuk 2

spermatosit yang masing-masing mengandung 23 kromosom setelah beberapa minggu

menjadi spermatozoa. Spermatid pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum sel

epiteloid kemudian sitoplasma menghilang lalu spermatid memanjang menjadi spermatozoa

yang terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor.

Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18 jam-10

hari hingga mengalami proses pematangan. Epididimis menyekresi cairan yang mengandung

hormon, enzin, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma. Sebagian

besar terdapat pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam epididimis.

Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses

kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi

sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:

1. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14

tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut

dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon

testosteron.

2. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk

menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom

lengkap.

3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut

spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk

menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang

berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.

4. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua

spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit

Page 10: Makalah Genetalia Laki2 Editt

primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22

kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).

5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk

menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki

23 kromosom.

6. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa

mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom.

Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

Sperma dihasilkan oleh tubulus seminiferus yang memiliki panjang 250 m

dalam testes. Sel-sel yang berada di tubulus seminiferus berupa sel germinal dengan

bermacam-macam tahap perkembangan dan sel Sertoli yang memberikan dukungan penting

pada spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses kompleks sel germinal prmordial

spermatogonia (46 kromosom) berproliferasi dan dikonversi menjadi spermatozoa motil (23

kromosom). Prosesnya memerlukan waktu 64 hari dengan 3 tahap: mitosis, meiosis, dan

spermiogenesis. Spermatozoa memiliki 4 bagian, yaitu kepala, akrosom, midpiece, dan ekor.

Kepala terdiri dari nukleus yang terdapat informasi genetik. Akrosom adalah vesikel pada

kepala yang terdapat enzim yang digunakan untuk penetrasi sperma. Akrosom dibentuk

dengan agregasi vesikel dihasilkan oleh retikulum endoplasmik/ kompleks golgi. Mobilitas

Page 11: Makalah Genetalia Laki2 Editt

spermatozoa dapat terjadi karena adanya ekor yang panjang yang tumbuh dari sentriol.

Pergerakan ekor terjadi hasil dari pergerakan mikrotubul yang menggunakan energi (ATP)

dari mitokondria yang berada pada bagian midpiece sperma. Proses spermatogenesis ini dapat

terjadi karena dukungan dari sel Sertoli.

Fungsi penting sel Sertoli selama proses spermatogenesis antara lain:

1. Sel Sertoli membentuk tight junction sebagai barrier spermatozoa dengan

darah sehingga dapat mencegah pembentukan antibodi yang dapat

menyerang sel spermatozoa (dianggap sebagai zat asing karena haploid,

sel tubuh bersifat diploid).

2. Memberikan makanan.

3. Sel Sertoli berfungsi untuk memfagosit sitoplasma dari spermatid yang

berubah menjadi spermatozoa dan menghancurkan sel germinal yang

rusak.

4. Sel Sertoli membentuk lumen cairan tubulus seminiferus sehingga

sperma dapat dilepaskan dari tubulus ke epididimis untuk disimpan dan

diproses lebih lanjut.

5. Sel Sertoli mensekresi androgen-binding protein (ABP). ABP berfungsi

untuk mempertahankan testosteron tetap berada dalam tubulus

seminiferus, karena testosteron berupa lipid yang mudah keluar dari

membran plasma dan meninggalkan lumen.

6. Menghasilkan hormon inhibin sebagai umpan balik negatif yang

mengontrol sekresi FSH.

Page 12: Makalah Genetalia Laki2 Editt

 P. Pematangan Sperma

Setelah terbentuk dalam tubulus semeniferus, spema membutuhkan waktu beberapa hari

untuk melewati epididimis. Sperma bergerak dari tubulus seminiferus ke bagian awal

epididimis selama 18-24 jam. Sperma memiliki kemampuan mortalitas walaupun beberapa

faktor menghambat cairan dalam epididimis untuk mencegah mobilitas setelah ejakulasi

menyekresi cairan yang mengandung hormon testosteron dan estrogen, enzim-enzim, serta

nutrisi khusus untuk pematangan sperma.

Q. Penyimpanan Sperma

Kedua testis dapat membentuk sperma ± 120 juta setiap hari. Sejumlah kecil sperma dapat

disimpan dalam epididimis, sedangkan sebagian besar sisanya disimpan dalam vas deferens

dan ampula vas deverens sehingga dapat mempertahankan fertilitasnya dalam duktus

genitalis selama 1 bulan. Dengan aktivitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya

beberapa hari saja.

R. Kegiatan Seksual Pria

Rangasangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menyebar melalui saraf pudendus

melalui pleksus sakralis dari medula spinalis untuk membantu rangsangan aksi seksual dalam

mengirim sinyal ke medula dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi seksual yang berasal

dari struktur interna. Dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan sekret yang

menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang kandung kemih dan mukosa uretra.

Unsur psikis rangsangan seksual : sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang untuk

melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/khayalan akan menyebabkan terjadinya aksi

seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sepanjang mimpi/khayalan,

terutama usia remaja.

Aksi seksual pada medula spinalis : fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan

Page 13: Makalah Genetalia Laki2 Editt

genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah

terintegrasi pada medula spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secar psikis dan

seksual yang nyata ataupun kombinasi keduanya.

S. Pengaturan Fungsi Reproduksi

Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormon gonadotropin (GnRH) oleh

hipotalamus lalu merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi Lutein Hormon,

hormon perangsang Lutein Hormon (LH), dan Folikel Stimulating Hormon (FSH). Lutein

Hormon merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh testis dan folikel

stimulating. Hormon yang disekresi akan merangsang spermatogenesis.

Ejakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual laki-laki. Semen

diejeksikan melalui serangkaian semprotan.

1. Impuls simpatis dari pusat refleks medula spinalis menjalar di sepanjang spinal lumbal (L1

dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan kontraksi peristaltik dalam duktus testis

epididimis dan duktus deferens. Kontraksi ini menggerakkan sperma di sepanjang saluran.

2. Impuls parasimpatis menjalar pada pusat pudendal dan menyebabkan otot bulbo

kavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama.

3. Kontraksi awal pada vesikel spinalis, prostat, dan kelenjar bolborektalis menyebabkan

terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk membentuk semen.

T. Pengaruh GnRH Meningkatkan Sekresi LH dan FSH

Hipotalamus melepaskan Gonadotropin Hormon (GnRH) yang diangkut ke kelenjar

hipotalamus anterior untuk merangsang pelepasan LH dan FSH dalam darah porta.

Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi dan jumlah GnRH

yang dilepas dari setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH lalu sekresi FSH

berubah lebih lambat sebagai respons perubahan jangka panjang GnRH.

Pengaruh hormon gonadotropin terhadap LH dan FSH : hormon ini disekresi oleh sel-sel

yang sama dalam kelenjar hipofisis anterior. LH dan FSH adalah glikoprotein yang berkaitan

dengan protein dalam molekul yang sangat bervariasi. Dalam keadaan yang berbeda dapat

Page 14: Makalah Genetalia Laki2 Editt

mengubah kemampuan aktivitas dasar LH maupun FSH hingga mengeluarkan pengaruhnya

pada jaringan di dalan testis melalui aktivitas pengaktifan sistem enzim khusus dalam sel-sel

target berikutnya.

U. Sekresi Metabolisme dan Sifat Kimia

Sekresi androgen dalam tubuh memiliki efek maskulinisasi termasuk testosteron. Aktivitas

maskulinisasi dari semua hormon sangat sedikit yaitu kurang dari 5% seluruh aktivitas tubuh

pria dewasa. Sifat kimia androgen adalah senyawa steroid untuk testosteron yang dapat

dibentuk dari kolesterol langsung dari asetil koenzim A. Setelah testosteron di metabolisme

dan disekresi testis, sekitar 97% testosteron akan menjadi lemah ikatannya dengan albumin

plasma atau lebih kuat berikatan dengan globulin yang disebut globulin pengikat hormon

kelamin dan bersirkulasi dengan darah.

Sebagian besar testosteron yang terikat ke jaringan diubah dalam sel-sel menjadi

dehidrotestosteron dalam organ khusus seperti kelenjar prostat pada pria dewasa dan dalam

genitalia eksterna pada janin laki-laki. Pembentukan estrogen juga terjadi pada pria. Di

samping itu, testosteron dan estrogen juga ditemukan dalam urine pria. Jumlah estrogen

dalam cairan tubulus seminiferus cukup tinggi dan menjalankan perannya dalam

spermatogenesis.