Makalah GBG
-
Upload
muhamad-irvan -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of Makalah GBG
Proses Magmatik
Proses magmatik merupakan proses pembentukan mineral dengan cara
pemisahan magma, yang diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan
temperature dan membentuk satu atau lebih jenis batuan beku,
Selama terjadinya proses pergerakan magma naik ke permukaan (proses intrusi)
maka akan diikuti pula oleh proses diferensiasi, asimilasi dan kristalisasi yang
berlangsung seiring dengan perubahan suhu pada tubuh magma yang kemudian
diikuti oleh proses pembekuan magma tersebut. Jenis batuan yang terbentuk akan
dicirikan oleh komposisi mineral penyusunnya sesuai dengan komposisi magma
serta temperatur pembekuannya
A. Kristalisasi Magma
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan
larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari
gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan
padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat
terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
Proses Kristalisasi Magma,Karena magma merupakan cairan yang
panas, maka ion-ion yang menyusun magma akan bergerak bebas tak
beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan
ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai
mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut
kristalisasi.
Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-
ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan
kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia
dan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang
menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.Kecepatan
pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi,
terutama pada ukuran kristal.
Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan
menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang
cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan bagi ion untuk
membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom
yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas (glass).
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan
silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra
oksigen-silikon. Kemudian tetahedra-tetahedra oksigen-silikon tersebut
akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti
kristal dan bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan
membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun
magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang
sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi
dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-
kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.Komposisi dari
magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses
kristalisasi.
Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka
penampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi.
Dari hal tersebut, maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku dapat
didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat
kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral
yang biasa disebut sebagai tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering
didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya.
Jenis Kristalisasi Berdasarkan Proses Utama – Dipandang dari
asalnya, kristalisasi dapat dibagi menjadi 3 proses utama :
• Kristalisasi dari larutan ( solution ) : merupakan proses kristalisasi
yang umum dijumpai di bidang Teknik Kimia : pembuatan produk-
produk kristal senyawa anorganik maupun organic seperti urea, gula
pasir, sodium glutamat, asam sitrat, garam dapur, tawas, fero sulfat
dll.
• Kristalisasi dari lelehan ( melt ) : dikembangkan khususnya untuk
pembuatan silicon single kristal yang selanjutnya dibuat silicon waver
yang merupakan bahan dasar pembutan chip-chip integrated circuit
( IC ). Proses Prilling ataupun granulasi sering dimasukkan dalam tipe
kristalisasi ini.
• Kristalisasi dari fasa Uap : adalah proses sublimasi-desublimasi
dimana suatu senyawa dalam fasa uap disublimasikan membentuk
kristal. Dalam industri prosesnya bisa meliputi beberapa tahapan
untuk.
B. Differensiasi Magma
Diferensiasi magma adalah suatu tahapan pemisahan atau
pengelompokan magma dimana material-material yang memiliki kesamaan
sifat fisika maupun kimia akan mengelompok dan membentuk suatu
kumpulan mineral tersendiri yang nantinya akan mengubah komposisi
magma sesuai penggolongannya berdasarkan kandungan magma. Proses ini
dipengaruhi banyak hal. Tekanan, suhu, kandungan gas serta komposisi
kimia magma itu sendiri dan kehadiran pencampuran magma lain atau
batuan lain juga mempengaruhi proses diferensiasi magma ini.
Secara umum, proses diferensiasi magma terbagi menjadi 3 proses
Mayor, dan 2 proses Minor :
1. Crystal fractionation
2. Assimilation of wall rock material
3. Mixing of parential magma
4. Liquid immiscibility
5. Gas flushingg
Berikut Penjelasan lebih detailnya
1. Crystal Fractination
Komposisi cairan magma dapat berubah sebagai hasil dari
kristal dan magma tersebut pada saat kristal terbentuk. Kondisi ini
terjadi dalam semua kasus kecuali pada komposisi eutetik. Kristalisasi
mengakibatkan komposisi magma berubah dan jika kristal
dipindahkan oleh suatu proses maka akan muncul komposisi magma
baru yang berbeda dengan magma induk. Dan mineral yang dihasilkan
merupakan mineral baru atau mineral solid solution yang telah
mengalami perubahan. Fraksinasi kristal juga dapat menghasilkan
komposisi larutan yang berbeda dari kristalisasi normal yang
dilakukan oleh magma induk.
Proses Crystal Fractination saat pendinginan magma, terjadi
diferensiasi kristalisasimagma, sesuai suhu magma, kristal yang
berdensity besar turun ke bawah, proses kristalisasi terjadi sesuai
urutan pada Deret Bowen
Untuk menghasilkan fraksinasi Kristal dibutuhkan suatu
mekanisme alami. Yang dapat memisahkan Kristal dari magma atau
memisahkan Kristal tersebut sehingga tidak lagi bereaksi dengan
magma. Mekanisme yang terjadi secara alami antara lain:
a. Crystal Setling. Umumnya kristal yang terbentuk dari suatu
magma akan mempunyai densitas yang berbeda dengan
larutannya, antara lain:
gravity settling: Kristal-kristal yang mempunyai densitas
lebih besar dari larutan akan tenggelam dan membentuk
lapisan pada bagian bawah tubuh magma (tekstur kumulat
atau tekstur berlapis pada batuan beku).
Crystal floating: Kristal-kristal yang mempunyai densitas
lebih rendah dari larutan akan mengambang dan
membentuk lapisan pada bagian atas tubuh magma. Kristal-
kristal tersebut kaya akan unsur silik.
b. Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile
seperti air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida
(SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada saat magma naik
kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang
gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung
naik dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile
seperti sodium dan potasium.
c. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari
magma dengan material dari batuan yang mengelilingi
reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses
diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme differensiasi
magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat
menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu
pencaran (convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana
magma dapat kehilangan beberapa unsurnya dan mendapatkan
unsur yang lain dari dinding reservoar.
2. Assimilation of Wall Rock Material
Umumnya magma tidak sempat mencapai permukaan bumi,
tapi terkonsolidasi di dalam kerak bumi. selama proses konsolidasi
tersebut (1) emanasi fluida bertemperatur tinggi (selama atau sesaat
setelah konsolidasi magma) menghasilkan efek pada invaded rock,
dan (2) kristalisasi cenderung menyebabkan konsentrasi volatil dalam
residual liquid bertambah, sehingga pada akhir konsolidasi terdapat
volatil dalam jumlah besar yang akan bereaksi dengan batuan
samping.
Efek emanasi magma pada batuan samping terdiri atas dua tipe, yaitu
(1) efek panas
tanpa aksesi dari magma yang menghasilkan metamorfisme kontak,
dan (2) efek panas yang disertai aksesi dari dapur magma yang
menghasilkan metasomatisme kontak. Kedua tipe tersebut agak sulit
dibedakan, dalam kaitannya dengan deposit mineral metamorfisme
kontak jarang menghasilkan deposit mineral yang cukup eonomis dan
sebaliknya metasomatisme kontak sering menghasilkan deposit
mineral yang ekonomik.
Metamorfisme kontak memperlihatkan sifat-sifat yang dipengaruhi
oleh (1) endogene
atau efek internal pada daerah diluar margin tubuh intrusif dan (2)
exogene atau efek eksternal pada batuan yang kontak dengan intrusi
magma.
A. Efek endogene berupa perubahan tekstur dan mineral pada border
zone; mineral pegmatit seperti tourmalin, beryl, atau garnet bisa
ditemukan.
B. Efek exogene terdiri atas baking atau pengerasan pada batuan
samping dan secara umum menyebabkan transformasi. Mineral lama
diurai, dan ion-ionnya mengalami rekombinasi untuk membentuk
mineral stabil pada kondisi tersebut. Sebagai contoh, mineral AB dan
CD bisa ter-rekombinasi menjadi AC dan BD. Dalam impure
limestone yang mengandung Calcium Carbonat, magnesium, iron,
kuarsa dan lempung dapat terjadi alterasi seperti:⇒ Calcium oksida + kuarsa → wollastonite⇒ dolomit + kuarsa + air → termolite⇒ dolomit + kuarsa + air + iron → actinolite⇒ kalsit + lempung + kuarsa → grossularite garnet
Dalam semua alterasi tersebut komposisi kimia batuan hampir tidak
ada perubahan.
Alterasi semakin kuat pada daerah yang dekat dengan tubuh intrusi
dan menghasilkan suatu metamorphic aureule disekitar intrusi dalam
berbagai bentuk dan ukuran tergantung pada bentuk dan ukuran
intrusi.
Metasomatisme kontak berbeda dengan metamorfisme kontak dalam
hal banyaknya
accessions dari magma yang terlibat dalam reaksi. Dalam reaksi
metasomatik dengan batuan kontak, mineral baru yang terbentuk
dibawah kondisi temperatur dan tekanan yang tinggi bisa terdiri atas
sebagian atau seluruhnya berasal dari magma. Mineraloginya pun
lebih bervariasi dan kompleks dibanding metamorfisme kontak,
sedang depositnya terbentuk dengan baik terutama pada batuan
calcareous.